Anda di halaman 1dari 9

BAGIAN PERTAMA

HASIL PEMBINAAN KELUARGA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Keluarga Binaan


Pada PPD ke-71 ini keluarga binaan penulis bertempat tinggal di Banjar Mengani
Desa Mengani Kecamatan Kintamani. Desa Mengani sendiri merupakan desa yang
terdiri dari dari 1 banjar, yaitu Banjar Mengani. Desa ini terletak dengan jarak kira-
kira 6 km dari jalan utama Desa Belantih. Secara keseluruhan jumlah penduduk Desa
Mengani mencapai 237 kepala keluarga. Terkait dengan sarana kesehatan Desa
Mengani termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kintamani III, di desa Mengani
tidak terdapat Puskesmas Pembantu. Puskesmas Pembantu digunakan bersama
dengan Puskesmas Pembantu Desa Batu Kaang, dimana Puskesmas Pembantu
tersebut terletak di Desa Batu Kaang. Daerah Desa Mengani beriklim sejuk, dengan
penduduk yang sebagian besar berprofesi sebagai petani kopi. Untuk sumber air, rata-
rata warga Mengani mengandalkan air dari mata air yang berasal dari pegunungan
Batur. Masing-masing keluarga mengambil air di pusat-pusat sumber air yang telah
disediakan, dimana satu sumber air tersebut digunakan bersama kurang lebih sepuluh
rumah. Menurut petugas kesehatan di Puskesmas Kintamani III pemahaman
masyarakat Desa Mengani mengenai perilaku hidup bersih dan sehat masih kurang,
misalnya masih banyak warga yang tidak menggunakan jamban, membuang sampah
tanpa memisahkan antara sampah organik dan non-organik. Maka dari itu peserta
PPD ke 71 diharapkan mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang terdapat di
desa Mengani dan mengupayakan pemecahannya secara komprehensif dengan
pendekatan holistik.

1.2 Tujuan Pembinaan Keluarga Binaan

1
1. Dapat berkomunikasi secara efektif dengan keluarga binaan untuk menggali
berbagai informasi berkaitan dengan masalah kesehatan.
2. Dapat mengidentifikasi masalah kesehatan, faktor resiko, dan alternatif
pemecahannya di keluarga dan masyarakat.
3. Dapat memberikan infomasi dan edukasi terkait dengan masalah kesehatan di
keluarga secara komprehensif dengan pendekatan holistik untuk meningkatkan
perilaku hidup sehat.

1.3 Manfaat Pembinaan Keluarga Binaan

1.3.1. Bagi Keluarga Binaan


Dengan adanya pembinaan ini keluarga binaan diharapkan memperoleh informasi
tentang kondisi kesehatan mereka, serta bagaimana pencegahan dan pengobatannya.

1.3.2 Bagi Peserta PPD


Mahasiswa dapat melatih kemampuan berkomunikasi secara efektif dan
mengidentifikasi berbagai kasus penyakit, faktor risiko, dan mengupayakan alternatif
pemecahannya di keluarga dan masyarakat.

BAB II
HASIL PENELUSURAN KELUARGA BINAAN

2
2.1 Karakteristik Keluarga Binaan
Tabel 1. Data Demografi Keluarga Binaan
KK Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan
(tahun)
I Nyoman Arimawan L 35 Tamat SMP Petani

Wayan Surni P 32 Tamat SD Petani

Gede Krisna Wibawa L 9 SD Kelas III siswa

Kadek Adi Guna Arta P 3 - -

II I Nyoman Suka L 65 Tamat SD Petani

I Nyoman Sriasih P 60 Tamat SD Petani

Nyoman Jenawan L 35 Tamat SMP Petani

Ketut Suriati P 33 Tamat SD Petani

Putu Sandi Aditya Yasa L 12 SD Kelas IV Siswa

I Kadek R. Kertia Anandita L 9 SD Kelas III Siswa

III Ketut Sukrama L 43 S1 Petani

Nengah Lama P 38 Tamat SD Petani

I Wayan Asriawan L 24 Tamat SMA Petani

Putu Indrawan L 21 Tamat SMA Petani

Kadek Wahyudi L 18 SMA Kelas II Siswa

Komang Irma Yani P 8 SD kelas IV Siswa

2.2 Status Kesehatan Keluarga Binaan


Kondisi Kesehatan Keluarga Binaan

3
Keluarga binaan I dalam 6 bulan terakhir tidak ada yang menderita penyakit serius.
Keluarga binaan III mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang sakit dalam 6
bulan terakhir. Sementara pada keluarga binaan II, ayah keluarga binaan menderita
hipertensi, tetapi tidak minum obat secara teratur. Jika muncul keluhan seperti sakit
kepala biasanya dibawa berobat ke Pustu Batu Kaang. Selain ayah keluarga binaan,
tidak ada anggota keluarga lain yang sakit dalam 6 bulan terakhir.
Deskripsi Masalah yang Dijumpai
Tidak ada masalah kesehatan signifikan yang dijumpai pada keluarga binaan I dan III.
Pada keluarga binaan II, ayah keluarga binaan menderita penyakit hipertensi.
Penyakit ini telah diketahui kurang lebih sejak lima tahun yang lalu. Upaya
pengobatan yang telah dilakukan adalah berobat ke Pustu atau jika kepala keluarga
binaan sempat mengantar, dibawa berobat ke Puskesmas Kintamani III. Obat
hipertensi tidak diminum secara teratur. Jika obat habis dan tidak ada keluhan ayah
keluarga binaan tidak minum obat.
Analisis
Tidak ada masalah signifikan pada keluarga binaan I dan III. Pada keluarga binaan II
ditemukan penyakit hipertensi kronik dan tidak teratur minum obat. Hal ini terutama
terkait dengan kurangnya pemahaman tentang penyakit hipertensi.

2.3 Status Ekonomi Keluarga Binaan


Pendapatan Perkapita
Pekerjaan KK binaan I adalah petani. KK dan istrinya sehari-hari ke ladang mengurus
kebun kopi dan ternaknya berupa 2 ekor sapi. KK tersebut juga setiap pagi sebelum
ke ladang menyempatkan waktunya untuk pergi ke sawah untuk mengecek keadaan
pengairan sawahnya karena menjelang musim bertanam padi. Penghasilan rata-rata
per bulan kira-kira Rp. 1.500.000,00. Anak pertama KK masih sekolah dasar
sedangkan anak kedua KK masih kecil.
Pekerjaan utama kepala keluarga KK binaan II adalah petani kopi. KK binaan II
mengolah tanah milik sendiri. Tanah ladang yang dimilikinya ditanam terutama jeruk
dan kopi. KK tersebut juga memiliki sawah sendiri yang juga sedang memasuki

4
musim tanam. Penghasilan rata-rata KK binaan II perbulan mencapai Rp.
2.500.000,00.
Tidak berbeda dengan KK sebelumnya KK keluarga binaan III juga seorang
petani. Sehari-hari KK, istri, dan ayahnya menggarap tanah sendiri yang ditanami
jeruk dan kopi. Dengan penghasilan per bulan mencapai Rp. 2.000.000,00.
Pengeluaran perkapita
Pengeluaran perkapita keluarga binaan I rata-rata Rp 1.000.000,00 tiap bulan, dengan
rincian kurang lebih Rp. 750.000,00 untuk makan, Rp 50.000,00 untuk listrik, dan
Rp 200.000,00 untuk biaya pemeliharaan kebun kopi dan sawahnya. Pengeluaran
perkapita keluarga binaan II kurang lebih Rp. 1.500.000,00 dengan perincian Rp
1.000.000,00 untuk makan, Rp. 50.000,00 untuk listrik dan Rp. 450.000,00 untuk
pemeliharaan kebu kopi dan jeruknya seperti pembelian pupuk dan sebagainya.
.Keluarga binaan III kurang lebih Rp 1.200.000,00 per bulan, yakni untuk makan dan
listrik sekitar Rp 1.000.000,00, dan Rp 200.000,00 untuk pemeliharaan ladangnya.
Kepemilikan Barang Berharga
Keluaga binaan I mempunyai aset 2 buah rumah, tanah ladang dan sawah seluas 2
hektar, 1 unit sepeda motor dan 1 TV berwarna 14 inci . Keluarga binaan II memiliki
sebuah 3 rumah, tanah ladang dan sawah seluas 4 hektar, 2 unit sepeda motor, TV
berwarna 14 inci. Keluarga binaan III memiliki aset 2 buah rumah yang mereka
gunakan sebagai tempat tinggal, tanah ladang dan sawah seluas 1 hektar, 1 unit
sepeda motor dan 1 buah TV berwarna 14 inci.
Analisis
Penghasilan ketiga keluarga binaan termasuk cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Kebutuhan yang dipenuhi adalah biaya makan, sisanya untuk biaya listrik
dan modal untuk mengelola lahan. Pada keluarga binaan II, penghasilan lebih besar
daripada pengeluaran sehingga ada sisa penghasilan yang bisa ditabung. Keluarga
binaan yang paling mampu adalah keluarga binaan II.

2.4 Lingkungan Fisik Keluarga Binaan


Deskripsi Lingkungan Fisik

5
Keluarga binaan I tinggal di rumah berdinding beton dan lantainya berupa plester
semen. Dapur terpisah dari rumah utama namun dengan lantai tanah. Rumah terkesan
cukup bersih namun ventilasi kurang memadai dan agak lembap. Air bersih
didapatkan dari pusat-pusat sumber air yang telah disediakan. Keluarga ini memiliki
jamban , dan telah menggunakan jambannya untuk buang air. Sampah biasanya
langsung dibuang maupun dibakar di jurang.
Keluarga binaan II tinggal di rumah berdinding beton, dengan lantai sudah
menggunakan keramik. Rumah ini terdiri dari 3 kamar tidur dan satu ruang tamu.
Dapur terletak terpisah dengan bangunan rumah. Rumah terkesan bersih dan ventilasi
cukup. Air bersih didapat dari pusat-pusat sumber air yang telah disediakan.
Keluarga ini memiliki jamban. Sampah biasanya dikumpulkan di ujung desa dekat
jurang lalu dibakar.
Keluarga binaan III tinggal di rumah berdinding beton dan lantai keramik.
Rumah terdiri dari 3 kamar tidur dan dapur. Rumah terkesan bersih dan ventilasi
cukup. Keluarga ini memiliki jamban. Air bersih didapat dari pusat-pusat sumber air
yang telah disediakan. Sampah biasanya dikumpulkan di ujung desa dekat jurang lalu
dibakar.
Analisis
Lingkungan keluarga binaan I dapat dikatakan kurang baik. dengan ventilasi yang
kurang memadai dan lembap. Sedangkan rumah keluarga binaan II dan III sudah
berlantai keramik dengan ventilasi yang memadai dan memiliki jamban. Dapur pada
ketiga keluarga binaan cukup bersih.
Ketersediaan air dapat dikatakan kurang di desa ini. Sebagian besar masyarakat
mengandalkan air dari pusat-pusat sumber air yang telah disediakan untuk kebutuhan
sehari-hari termasuk untuk air minum. Dimana ketika pada musim kemarau, air
sering menjadi langka. Sampah cukup menjadi masalah, di mana sampah
dikumpulkan terlebih dahulu sebelum dibakar sehingga memiliki potensi untuk
menimbulkan berbagai masalah kesehatan, dan juga pembakaran sampah dapat
menimbulkan polusi udara.
2.5 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

6
Pengetahuan dan Kebiasaan hidup
Keluarga binaan I memiliki gaya hidup yang kurang sehat. Anggota keluarga sikat
gigi 2 kali tiap hari, mandi hanya 1 kali sehari dengan alasan udara dingin ataupun
tidak ada air, dan selalu cuci tangan dengan sabun sebelum makan tapi tidak dengan
air mengalir. Makanan yang dimakan cukup bergizi, dengan nasi, sayuran dan lauk
tempe atau tahu secukupnya. Kepala keluarga memiliki kebiasaan merokok kurang
lebih 1 bungkus per hari.
Keluarga binaan II memiliki gaya hidup yang cukup sehat dengan kebiasaan
sikat gigi 2 kali tiap hari, mandi 1 kali sehari, dan cuci tangan sebelum makan dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Buang air besar dilakukan di jamban keluarga.
Makanan biasanya nasi dan sayuran, dan daging. Konsumsi buah dikatakan kadang-
kadang saja. Kepala keluarga memiliki kebiasaan merokok kurang lebih 1 bungkus
per hari.
Keluarga binaan III memiliki kebiasaan sikat gigi 2 kali tiap hari, mandi 1 kali
tiap hari. Cuci tangan sebelum makan dengan sabun. Buang air besar dilakukan di
jamban keluarga. Makanan biasanya nasi dan sayuran dengan lauk tahu atau tempe.
Kepala keluarga memiliki kebiasaan merokok setengah bungkus per hari.
Analisis
Perilaku membersihkan diri di tiga keluarga cukup baik. Gosok gigi secara teratur
namun mandi hanya satu kali sehari. Cuci tangan sebelum makan dengan sabun
sudah menjadi kebiasaan dan ketiga keluarga buang air di jamban. Kebiasaan makan
sudah cukup baik, rata-rata keluarga binaan selalu makan nasi dan sayuran.
Didapatkan seluruh kepala keluarga binaan memiliki kebiasaan merokok.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik Keluarga Binaan

7
Ketiga keluarga binaan berprofesi sebagai petani. Tingkat pendidikan bervariasi,
kepala keluarga memiliki pendidikan yang lebih tinggi daripada istri. Namun anak-
anak dari ketiga keluarga binaan memiliki tingkat pendidikan yang baik.
3.2 Status Kesehatan Keluarga Binaan
Status kesehatan ketiga keluarga binaan selama 6 bulan terakhir baik. Hanya
didapatkan satu kasus pada keluarga binaan II yang salah satu anggotanya menderita
hipertensi yang sudah diobati namun tidak minum obat secara teratur. Hal ini
berhubungan dengan kurangnya pemahaman penderita dan kelurga mengenai
penyakit hipertensi.
3.3 Status Sosial Ekonomi Keluara Binaan
Ketiga keluarga binaan dapat dikatakan mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Ketiga keluarga binaan memiliki lahan sendiri dan terutama menanami lahannya
dengan kopi. Penghasilan ketiga keluarga binaan dapat dikatakan mencukupi untuk
kebutuhan sehari-hari mereka.
3.4 Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik keluarga binaan I dapat dikatakan kurang baik. Kondisi rumah yang
lembap dan ventilasi kurang dapat menggagu kesehatan anggota keluarga. Untuk
kedua keluarga binaan yang lain kondisi lingkungan fisik sudah baik dan memiliki
jamban keluarga.
3.5 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Masalah yang ditemukan adalah kebiasaan mandi yang hanya 1 kali dan adanya
anggota keluarga yang merokok.

BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

8
1. Ketiga keluarga binaan memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda.
Untuk pekerjaan ketiganya berprofesi sebagai petani.
2. Pada salah satu keluarga binaan didapatkan adanya 1 anggota keluarga yang
menderita hipertensi, yang sudah diobati namun tidak minum obat teratur dan
jarang kontrol.
3. Penghasilan ketiga keluarga binaan bervariasi, namun dikatakan cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
4. Terdapat satu keluarga binaan dengan kondisi tempat tinggal yang kurang
sehat. Dimana rumah yang ditinggali terkesan lembab dan ventilasinya kurang
memadai.
5. Kebiasaan anggota keluarga yang kurang menerapkan perilaku hidup sehat
seperti mandi 1 kali sehari dan adanya anggota keluarga yang merokok.

4.2 Saran
1. Penderita hipertensi disarankan untuk minum obat dan kontrol secara teratur,
untuk anggota keluarga yang lain diharapkan untuk memberikan dukungan
kepada passien dalam menjalani pengobatan.
2. Dibutuhkan peran aktif dari petugas kesehatan untuk memberikan
komunikasi, informasi dan edukasi agar masyarakat memiliki pemahaman
yang lebih baik tentang masalah kesehatan yang dihadapi.
3. Ketiga keluarga binaan disarankan untuk menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai