Bab 1 Audit Berbasis Risiko
Bab 1 Audit Berbasis Risiko
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dalam makalah ini kami
membahas tentang Audit Berbasis Risiko, Etika, Dan Pengendalian Mutu Dan
Standar Audit.
Makalah sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam sebuah perusahaan pengauditan adalah sesuatu yang sangat vital yang
erat hubungannya dalam laporan keuangan. Para akuntan akuntan public harus
menekankan pemeriksaan laporan keuangannya dengan menekankan resiko resiko
apa saja ditemukan para auditor dalam memberikan opini terhadap perusahaan yang
dia periksa, tentu saja hal tersebut berhubungan dengan etika seorang akuntan dalam
mengemban tugasnya sebagai penanggung jawab atas sehat atau tidaknya suatu
perusahaan. Sehingga dalam pelaksanaannya seorang auditor harus memperhatikan
dan menerapkan pengendalian mutu.
Melaksanakan pengendalian mutu dimulai dari kepemimpinan yang kuat di
dalam KAP, dan partner penugasan. Kepemimpinan yang mempunyai komitmen kuat
terhadap standar etika tertinggi. Semua itu dilakukan berpedoman kepada standar
audit yang berlaku umum di seluruh dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan, tinjauan umum,dan pengertian risiko audit ?
2. Bagaimana cara melaksanakan Audit ?
3. Apa Tinjauan umum Etika, dan pengendalian mutu ?
4. Apa pengertian QC sistem dan pengertian lingkungan pengendalian QC
system ?
5. Bagaimana cara penilaian risiko KAP ?
6. Apa penjelasan Sistem Informasi dalam KAP ?
7. Bagaimana Kegiatan Pengendalian dan Pemantauan dalam KAP ?
8. Bagaimana Standar Umum Audit, Standar pekerjaan khusus audit dan
Standar pelaporan audit ?
C. Tujuan pembelajaran
1. Untuk mengetahui tujuan, tinjauan umum, dan pengertian audit risiko
2. Untuk mengetahui cara melaksanakan audit risiko
3. Untuk mengetahui tinjauan umum Etika, dan pengendalian mutu
4. Untuk mengetahui pengertian QC system dan pengertian lingkungan
pengendalian QC system
5. Untuk mengetahui cara penilaian risiko KAP
6. Untuk mengetahui Sistem informasi dalam KAP
7. Untuk mengetahui kegiatan pengendalian dan pemantauan dalam KAP
8. Untuk mengetahui Standar umum Audit, Standar pekerjaan khusus audit, dan
Standar pelaporan Audit
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan Audit yang cukup dan tepat, auditor sudah menekan risiko
audit. Namun, tidak mungkin smpai ke tingkat titik nol, karena Adanya
kendala bawaan dalam setiap audit. Auditor menekan resiko auditnya sampai
ketingkat yang disebut an acceptably low level , atau tingkat rendah yang
dapat diterima oleh auditor.
Setiap perluasan dari tanggung jawab audit yang utama, seperti yang
mungkin ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan, mewajibkan
auditor untuik melaksanakan pekerjaan tambahan dan memodifikasi atau
memperluas laporan auditor sesuai dengan perluasan tanggung jawabnya.
e. Assertion (asersi)
Asersi adalah pernyataan yang diberikan secara ekspklisit maupun
implisit, yang tertanam didalam tau merupakan bagian dari laporan keuangan.
Asersi berhubungan dengan pengakuan (recognition), pengukuran
(measurement), penyajian (Presentation), dan pengungkapan (Disclosure) dari
berbagai unsur laporan keuangan. Yang dimaksud dengan unsur laporan
keuangan adlah angka-angka/jumlah dan pengungkapan. Contoh, asersi bhwa
sesuatu (unsur laporan keuangan) sudah lengkap nberkaitan dengan semua
transaksi danoperistiwa yang seharusnya dibukukan. Asersi-asersi ini
digunakan oleh Auditor untuk mempertimbangkan berbagai jenis
kemungkinan salah saji yang biasa terjadi.
3. RISIKO AUDIT
Risiko audit adalah memberikan opini yang tidak tepat atas laporan keuangan
tyang disalah sajikan secara material. Tujuan Auditb ialah menekan risiko audit ini ke
tingkat rendah yang dapat diterima auditor.
Untuk menekan risiko audit ke tingkat yang rendah yang dapat diterima, Auditor
harus
4. Melaksanakan Audit
1. Risk Assesment
Melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko salah saji material dalam laporan keuangan
2. Risk response
Merancang dan melaksankan prosedur audit selanjutnya yang menaggapi
risiko (salah saji yang material) yang tyelah diidentifikasi dan dinilai, pada
tingkat laporan keuangan dan asersi.
3. Reporting
Tahap melaporkan meliputi:
a. Merumuskan pelaporan berdasarkan bukti audi yang diperoleh
b. Membuat dan menerbitkan laporan yang tepat sesuai kesimpulan
yang ditarik
3. Lingkungan pengendalian
Pemberi jasa berkualitas tinggi dan Cost-effective adalah kunci utama
suksesnya KAP. Pemberi an jasa berkualitas juga vital bagi akuntan professional
dalam melaksanakan public-intterent responsibilitesnya.
Pemberian jasa berkualitas harus senantiasa menjadi tujuan utama dalam
strategi bisnis KAP; tujuan ini perlu dikomunikasikan kepada semua staf di KAP,
secara teratur dan hasilnya dimonitor. Inilah peran kepemimpinan dan akuntabilitas
atas apa yag di janjikan KAP kepada public. QC yang buruk menimbulkan kesan
tidak professional, mendorong pemberian layanan yang buruk, berpotensi tuntutan
hokum, saksi regulator, dan di atas segala-galanya, kehilanga reputasi
Kebanyakan KAP mengelola risiko, dengan bentuk dan cara yang bervariasi
yang sering dipraktikkan KAP ialah manajemen risiko yang informal dan tidak
didokumentasikan. Memformalkan dan mendokumentasikan proses keseluruhan lebih
bersifat proaktif dan lebih efektif. Impelemtasinya
Juga tidak usah memakan banyak waktu atau merepotkan. Bahkan manajemen risiko
yang efektif mengurangi stress bagi para partner dan staf, menghemat waktu dan
biaya, dan meningkatan peluang untuk mencapai tuujuan dan sasaran KAP.
5. Sistem Informasi
Banyak KAP mempunyai system informal yang baik untuk memantau klien,
waktu dan pembebanan (time and billing), OPE (out-of-pocket expenditures), staf,
dan engagement file management (pengelolaan file penugasan). Namun, system
informal yang memantau mutu pekerjaan dan kepatuhan terhadap kendali mutu,
kurang berkembang atau bahkan tidak ada sama sekali. Sistem informasi juga harus
dirancang untuk menangani risiko yang diidentifikasi dan dinilai sebagai dari proses
penilaian risiko KAP.
6. Kegiatan Pengendalian
a. Kepemimpinan
c. Kearifan professional
d. Skeptisime/kewaspadaan professional
d) Dokumentasi
e) Merillis/menerbitkan laporan.
7. Pemantauan
Di mengenai fungsinya system itu secara efektif. Ini dapat di capai dengan
reviu secara independen atas berfungsinya kebijakan/prosedur di tingkat KAP dan
penugasan secara efektif, dan inspeksi dari seluruh file audit yang sudah rampung.
C. STANDAR AUDIT
Berikut Standar Audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Auditing (PSA) No.1 disajikan berikut
ini.
1. Standar umum
a. Audit harus dialaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian
dan pelatihan teknis cukup sebagai Auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan denghan perikatan, independensi dalan
sikapmental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, Auditor Wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Khusus
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disupervisi dengan semestinya
b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audoit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujia
yang akan dilakukan.
c. Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit
3. Standar pelaporan
a. Laporan Auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun seusai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya
c. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan Auditor
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat menghenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asesrsi bahwa pernyataan
demikian tidak dapat diberikan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Risiko audit adalah memberikan opini yang tidak tepat atas laporan keuangan
tyang disalah sajikan secara material. Tujuan Auditb ialah menekan risiko
audit ini ke tingkat rendah yang dapat diterima auditor
2. Melaksanakan Audit
1. Risk Assesment
Melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko salah saji material dalam laporan keuangan
2. Risk response
Merancang dan melaksankan prosedur audit selanjutnya yang menaggapi
risiko (salah saji yang material) yang tyelah diidentifikasi dan dinilai, pada
tingkat laporan keuangan dan asersi.
3. Reporting
Tahap melaporkan meliputi:
c. Merumuskan pelaporan berdasarkan bukti audi yang diperoleh
d. Membuat dan menerbitkan laporan yang tepat sesuai kesimpulan
yang ditarik
3. Pelaksanakan pengendalian mutu di mulai dari kepemimpinan kuat dan
partner penugasan. Kepemimpinan yang mampunyai kemitmen kuat terhadap
standar etika terkini. Mengapa pemberi audit dan jasa terkait lain yang
bermutu, sangatpenting alasannya adalah melindungi kepentingan public,
memberika kepuasan kepada klain, memastikan kepatuhan terhadap standar
profesi dan mengembangkan dan mempertahankan reputasi profesional.
4. Adapun Standar Audit yaitu Standar umum, Standar pekerjaan khusus, dan
Standar pelaporan
DAFTAR PUSTAKA