1. Anopheles
Jenis nyamuk ini banyak macamnya dan hidup di beberapa tempat yang
berbeda-beda. Anopheles biasa kita kenal dengan sebutan sebagai nyamuk yang
menyebabkan malaria. Nyamuk ini membentuk kemiringan atau sudut-sudut
tertentu dan biasanya memiliki kaki-kaki yang berwarna hitam putih. Seperti
nyamuk anopheles sundaicus yang biasa hidup diatas air payau,anopheles
maculatus dan balabacensis yang biasa hidup di lereng-lereng bukit atau
gunung,anopheles aconitus yang biasa hidup di daerah persawahan.Gigitan
nyamuk ini juga bisa menyebabkan kaki gajah
2. Aedes Aegypti
Ini adalah nyamuk yang bisa dikatakan paling sukses dalam membuat
penyakit endemik terutama di indonesia. Akibatnya banyak sekali orang yang
menderita Demam Berdarah Dengu (DBD).Nyamuk ini biasa menggigit diwaktu
pagi dan siang hari antara jam 08.00 sampai jam 12.00,sore hari antara jam 15.00
sampai jam 17.00 WIB.Nyamuk ini senang hinggap di dinding-dinding rumah dan
bangunan kosong yang tidak dijamah lagi,dan juga di baju-baju yang
digantung.Mereka bertelur di air bersih seperti vas bunga,tempayan,bak
mandi,kaleng-kaleng kosong berair, dan tempat berair lainnya.Telur yang sudah
ada dua hari akan menetas membentuk jentik-jentik,setelah 8 hari,akan berubah
menjadi nyamuk..
3. Culex
Genus spesies
Stadiu Aedes aegypti Anopheles Culex
m
Telur Sendiri-sendiri, Berkumpul, Berbentuk
tidak sendiri-sendiri, rakit,
berpelampung dan berkumpul dan
Lonjong seperti berpelampung beroperkulum
telur Lonjong seperti Lonjong
Tahan kering perahu seperti peluru
Kedua ujung Ujungnya
lancip tumpul
Tidak tahan Tidak tahan
kering kering
Larva Tidak berambut Berambut palma Tidak
palma pada segmen berambut
Bernafas melalui abdomen palma
siphon Bernafas dengan Bernafas
Comb scale satu stigmaplate melalui siphon
baris Tidak mempunyai Comb scale
Rambut antena comb scale ada beberapa
sedikit Rambut antena baris
Satu kelompok banyak Rambut
Pekten ada Rambut siphon antena banyak
Mouth brush tidak tidak ada Lebih satu
ada atau sedikit Pekten tidak ada kelompok
Istirahat Mouth brush Pekten ada
membentuk sudut lebat Mouth brush
dengan Istirahat sejajar tidak ada atau
permukaan air permukaan air sedikit
Istirahat
membentuk
sudut dengan
permukaan air
Pupa Air tube Air tube Air tube
berbentuk tabung berbentuk corong berbentuk
dengan lubang Pasa paddle tabung
memanjang berduri Pasa paddle
Pasa paddle tak tak berduri
berduri
Dewas Palpa tanpa Palpa mempunyai Palpa tanpa
a pelebaran pada pelebaran seperti pelebaran
(janta ujungnya dan sendokpada pada ujungnya
n) sama panjang ujungnya dan dan lebih
dengan proboskis sama panjang panjang dari
Antena berbulu dengan proboskis proboskis
lebat Antena berbulu Antena
Skutelum lebat berbulu lebat
berlobus satu Skutelum Skutelum
(dari dorsal) berlobus satu berlobus satu
Hinggap sejajar (dari dorsal) (dari dorsal)
dengan dinding Hinggap Hinggap
membentuk sejajar dengan
sudut dengan dinding
dinding
Dewas Palpa lebih Palpa sama Palpa lebih
a pendek dari panjang dengan pendek dari
(betin proboskis proboskis proboskis
a) Spermateka tiga Spermateka Spermateka
buah sebuah tiga buah
Sersi panjang Sersi pendek Sersi pendek
Skutelum Skutelum Skutelum
berlobus tiga (dari berlobus satu berlobus tiga
dorsal) (dari dorsal) (dari dorsal)
Kuku bertaju, Kuku lurus Kuku tidak
bengkok Hinggap bertaju,
Hinggap sejajar membentuk bengkok
dengan dinding sudut dengan Hinggap
dinding sejajar dengan
dinding
Gambar 2.. Perbedaan morfologi nyamuk Aedes aegypti, Anopheles,
Culex
a. House Indeks (HI), yaitu persentase rumah yang terjangkit larva dan atau
pupa.
b. Container Indeks (CI), yaitu persentase container yang terjangkit larva atau
pupa.
4. Untuk memeriksa jentik ditempat yang agak gelap atau airnya keruh
digunakan senter. 3
b). Tanki atau Reservoir di Atas atau Bawah Tanah Anti Nyamuk Tanki
dan sumur yang dibawah harus memiliki struktur yang antinyamuk.
Bangunan pelindung pintu air dan meteran air harus dilengkapi dengan
perembesan sebagai tindakan dari pencegahan (WHO, 2001).
B. Manipulasi Lingkungan Manipulasi lingkungan yaitu suatu kondisi
lingkungan yang bersifat sementara sehingga tidak menguntungkan
bagi perkembang biakan vektor (WHO, 2001). Ada beberapa cara
pengendalian vektor secara manipulasi lingkungan yaitu :
i. Pengisian Rongga pada Pagar dan Pohon Pagar yang terbuat dari
kayu berongga seperti bambu harus dipotong di bagian ruasnya, dan
rongga yang tampak harus diisi dengan pasir, pecahan kaca, atau
beton agar tidak menjadi habitat larva Aedes, begitu juga dengan
lubang-lubang pada pohon disekitar rumah penduduk (WHO, 2001).