Hidrolisa Pati
Hidrolisa Pati
Laporan Praktikum Proses Kimia berjudul Hidrolisa Pati ini telah disahkan
Hari,Tanggal :
Nama / NIM : 1. Yonathan Nusaputra H 21030112130066
Kelompok : 29 / Jumat
Judul Materi : Hidrolisa Pati
Pati merupakan polisakarida dengan jumlah yang melimpah dan memiliki komposisi
yang berbeda tergantung pada tanaman yang menjadi sumbernya. Modifikasi terhadap pati
yang paling banyak digunakan adalah hidrolisa dengan asam dan enzim . Hidrolisa denghan
enzim memiliki keuntungan kondisi reaksi yang lebih normal. Akan tetapi, harga yang
dibutuhkan lebih tinggi untuk investasi awal, enzim enzim yang dibutuhkan, dan
laboratorium yang canggih. Hidrolisa dengan asam memiliki kelebihan, laju reaksi yang
cepat, pretreatment yang sederhana, murah, katalisnya mudah didapat. Pada percobaan ini
akan dilakukan hidrolisa asam dengan variable konsentrasi HCl.
Pada reaksi hidrolisis pati dengan air, air akan menyerang pati pada ikatan 1-4
glukosida menjadi rantai yang lebih pendek. Hidrolisa pati terjadi antara suatu reaktan pati
dengan reaktan air. Reaksi ini adalah orde satu, karena konsentrasi reaktan air yang dibuat
berlebih sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan.
Mula-mula, menghitung densitas tepung tapioka dan HCl untuk mencari kebutuhan
tepung tapioka, serta membuat larutan glukosa standar. Setelah itu uji standarisasi larutan
fehling. Disaat yang bersamaan, dilakukan analisa kadar pati awal dengan memasukkan
pati, HCl dan air sampai ke dalam labu leher tiga. Selanjutnya dipanaskan sampai 750C dan
diaduk dengan magnetic stirrer selama 1 jam dan uji kadar pati dengan titrasi glukosa
standar. Proses selanjutnya adalah hidrolisa pati dengan bahan yang sama seperti kadar pati
awal. Lalu dipanaskan sampai 750C dan dianggap sebagai t0. Mengmbil larutan sampel
sebanyak 20 mL untuk dinetralkan pHnya, selanjutnya ambil 5 mL kemudian diencerkan 100
mL, dan ambil 5 mL untuk titrasi. Hal tersebut dilakukan berulang setiap 5 menit sebanyak 5
kali.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah, semakin lama waktu yang digunakan untuk
reaksi maka semakin besar pula konversi yang dicapai. Semakin besar konsentrasi
katalisator, konversi semakin besar. Semakin tinggi normalitas katalis yang digunakan maka
akan meningkatkan konstanta kecepatan reaksi. Saran dari percobaan ini adalah, pada saat
proses penetralan pH harus tepat pH 7. Suhu supaya dijaga konstan 750C. Percobaan
hidrolisa pati dikembangkan dengan menggunakan metode lain untuk mengetahui perbedaan
pati termodifikasi yang dihasilkan.
BAB I
PENDAHULUAN
Pati saat ini banyak digunakan dalam industri makanan sebagai bahan baku utama
untuk persiapan dan proses berbagai produk yang berbeda (Nehir El & Simsek, 2012). Pati
adalah penentu tekstur, konsistensi, dan penerima sensor yang penting (Utrilla-Coello, 2014).
Pati merupakan polisakarida dengan jumlah yang melimpah dan memiliki komposisi yang
berbeda tergantung pada tanaman yang menjadi sumbernya (Fouladi, 2014). Aplikasi dari
pati dalam produk makanan bergantung pada komposisi bawaan tersebut (Jihong, 2012).
Akan tetapi, beberapa sifat bawaan tersebut seperti ketidaklarutan dalam air, kecenderungan
untuk retrogradasi, dan aliran yang rendah, dapat membatasi aplikasi pati dalam bentuk
aslinya. Banyak cara yang telah diciptakan untuk mengatasi kerugian kerugian tersebut
untuk mengembangkan pengaplikasiannya dalam skala industry (Nouri, 2014).
Modifikasi terhadap pati dapat dilakukan secara fisika, kimia, enzim, atau genetic
(Fouladi, 2014). Akan tetapi, yang paling banyak digunakan adalah hidrolisa dengan asam
dan enzim (Tawil, 2014). Saat ini, hidrolisa dengan katalis enzim lebih banyak digunakan
karena menawarkan berbagai macam kelebihan, seperti kondisi reaksi yang lebih normal.
Akan tetapi, terdapat faktor faktor yang membatasi penggunaan hidrolisa dengan enzim,
yaitu harga yang tinggi untuk investasi awal, enzim enzim yang dibutuhkan, dan
laboratorium yang canggih (Marija, 2009).
Maka dari itu, hidrolisa dengan asam meskipun merupakan metode yang lebih lama,
masih bisa digunakan sebagai opsi untuk melakukan hidrolisa pati. Kelebihan dari hidrolisa
asam adalah, laju reaksi yang cepat, pretreatment yang sederhana, murah, katalisnya mudah
didapat, dan reaksi pada temperature yang relative rendah dengan konsentrasi asam yang
tinggi (Marija, 2009). Hidrolisa dengan menggunakan asam telah banyak diteliti untuk
memodifikasi pati dan membentuk produk produk untuk aplikasinya dalam industry
makanan, kertas, tekstil, dan lain lain (Li, 2010). Hidrolisa pati dilakukan dengan cara
mengurai pati dengan asam dalam air ( Xiuting, 2014).
Dalam industri, biasanya pati yang akan dimodifikasi secara asam dipersiapkan
dengan memperlakukan slurry pati dalam HCl atau H2SO4 yang diencerkan pada 25 55 C
dalam periode waktu yang bervariasi (Ahmed, 2010). Katalis asam seperti HCl atau H 2SO4
dapat mempengaruhi laju kecepatan hidrolisis secara signifikan. Pada praktikum ini, katalis
asam yang digunakan adalah katalis HCl.
Hidrolisa merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil (-OH) oleh suatu senyawa.
Gugus OH dapat diperoleh dari senyawa air. Hidrolisis dapat digolongkan menjadi hidrolisis
murni, hidrolisis katalis asam, hidrolisis katalis basa, hidrolisis gabungan alkali dengan air
dan hidrolisis dengan katalis enzim. Sedangkan berdaasarkan fase reaksi yang terjadi
diklasifikasikan menjadi hidrolisis fase cair dan hidrolisis fase uap.
Hidrolisis pati terjadi antara suatu reaktan pati dengan reaktan air. Reaksi ini adalah
orde satu, karena reaktan air yang dibuat berlebih, sehingga perubahan reaktan dapat
diabaikan. Reaksi hidrolisis pati dapat dilakukan menggunakan katalisator H+ yang dapat
diambil dari asam. Reaksi yang terjadi pada hidrolisis pati adalah sebagai berikut :
3. Pencampuran (pengadukan)
Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan dengan sebaik-baiknya perlu adanya
pencampuran. Untuk proses Batch, hal ini dapat dicapai dengan bantuan pengaduk atau alat
pengocok (Agra dkk, 1973). Apabila prosesnya berupa proses alir (kontinyu), maka
pecampuran dilakukan dengan cara mengatur aliran didalam reaktor supaya terbentuk olakan.
3.1.1 Bahan
Glukosa standar
Tepung
NaOH
HCl/H2SO4
Indikator MB
Fehling A dan B
Aquades
3.1.2 Alat
Gelas ukur
Termometer
Erlenmeyer
Buret
Labu takar
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif
2. Waterbatch
4. Termometer
5. Pendingin balik
6. Klem
7. Statif
3.3 Prosedur percobaan
1. Persiapan awal
a. Menghitung densitas pati Kedalam gelas ukur, 5 ml aquades dimasukkan 1 gr pati, catat
penambahan volume.
Sebanyak gram pati , katalis HCl/H2SO4 dan aquadest yang telah ditentukan sesuai variabel
dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan dipanaskan hingga suhu operasi (0C), selama 1 jam.
Setelah itu larutan didinginkan, diencerkan dengan aquades sampai 500 ml lalu diambil 20 ml
dan dinetralkan dengan NaOH (PH = 7). Larutan diambil 5 ml diencerkan sampai 100 ml,
diambil 5 ml. Ke dalam Erlenmeyer dimasukkan 5 ml larutan + 5 ml Fehling A + 5 ml fehling
B + 15 ml glukosa standard, kemudian dipanaskan sampai mendidih. Lalu ditambahkan 3
tetes indikator MB.Kemudian larutan dititrasi dengan glukosa standard sehingga berubah
warna menjadi warna merah bata. Catat volum titran yang dibutuhkan (M). Yang perlu
diperhatikan, proses titrasi dilakukan dalam keadaan mendidih diatas kompor.
c. Hidrolisa pati
Sebanyak gram pati , katalis HCl/H2SO4 dan aquadest yang telah ditentukan sesuai variabel
dimasukkan dalam labu leher tiga. Dipanaskan.Pada saat suhu operasi tercapai (0C) anggap
sebagai t0 diambil sampel sebanyak 20 ml. Kemudian sampel dinetralkan dengan NaOH (PH
= 7). Larutan diambil 5 ml diencerkan sampai 100 ml, diambil 5 ml. Kedalam Erlenmeyer
dimasukkan 5 ml larutan +5 ml Fehling A + 5
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
k = 0,037988 /menit
Variabel II
Tabel 4.2 Nilai konversi dengan katalis HCl 0,6 N
t
(menit M Xp0 Xp XA -In(1-XA)
)
k = 0,040236 /menit
IV.2 PEMBAHASAN
0.2
0.17
0.05
0.1
konsentrasi HCl 0.6N Linear (konsentrasi HCl 0.6N)
0
0 5 10 15 20 25
t (menit)
Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu yang digunakan
untuk reaksi maka semakin besar pula konversi yang dicapai. Hal ini sesuai
berdasarkan rumus (Levenspiel, 1999) :
ln( 1 Xa) kt
Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu reaksi maka semakin besar
kesempatan untuk bereaksi. Disamping itu dari gambar tersebut juga dapat dilihat
pada waktu yang sama, semakin besar konsentrasi katalisator, konversi semakin besar.
Hasil ini didukung oleh penelitian yang terdahulu bahwa semakin besar
konsentrasi HCl yang digunakan, semakin besar pula konversinya (Mastuti,
2010)
1.2
1.06
1
t (menit)
Gambar 2. Grafik t vs k
Pada percobaan Hidrolisa Pati ini, variabel yang digunakan adalah tepung
tapioka. Pada hasil percobaan, variabel 1 (Konsentrasi HCl 0,1N) menghasilkan
HCl akan menghasilkan harga konstanta kecepatan reaksi yang lebih tinggi. Hasil ini
didukung oleh penelitian yang terdahulu bahwa semakin besar konsentrasi HCl
yang digunakan, semakin besar pula konstanta kecepatan reaksinya (Mastuti,
2010),
V.1. Kesimpulan
1. Semakin lama waktu yang digunakan untuk reaksi maka semakin besar pula konversi yang
dicapai.
2. Semakin besar konsentrasi katalisator, konversi semakin besar
3. Semakin tinggi normalitas katalis yang digunakan maka akan meningkatkan konstanta
kecepatan reaksi
V.2. Saran
Percobaan hidrolisa pati dikembangkan dengan menggunakan metode lain untuk mengetahui
perbedaan pati termodifikasi yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, J., & Auras, R. (2011). Effect of acid hydrolysis on rheological and thermal
characteristics of lentil starch slurry. LWT - Food Science and Technology. 44. 976-983.
Jihong, L., Thava V., David, C. B. (2012). Improved cold starch hydrolysis with urea addition
and heat treatment at subgelatinization temperature. Carbohydrate Polymers. 87. 1649-
1656.
Levenspiel. O., Chemical Reaction Engineering 2nd ed, Mc. Graw Hill Book Kogakusha
Ltd, Tokyo, 1999
Li, X., Gao, W. Y., Wang, J., Jiang, Q. Q., & Huang, L. Q. (2010). Comparison of the
Marija, B. T., Budimir, V. K., Miodrag, L. L., Vlada B., V. (2009). The acid hydrolysis of
potato tuber mash in bioethanol production. Biochemical Engineering Journal. 43. 208-
211.
Mastuti, E., & Dwi, A. S., Pengaruh Variasi Temperatur dan Konsentrasi Katalis pada
Kinetika Reaksi Hidrolisis Tepung Ketela Pohon. Ekuilibrium. 9. 23-27.
Nehir, El S., & Simsek, S. (2012). Production of resistant starch from taro (Colocasia
esculenta L. Schott) corm and determination of its effects on health by in vitro methods.
Carohidrate Polymers. 90. 1204-1209.
Nouri, L., & Abdorreza, M. N. (2014). Antibacterial, mechanical, and barrier properties of
sago starch film incorporated with betel leaves extract. International Journal of
Biological Macromolecules. 66. 254-259.
Tawil, G., Anders, V., Agnes, R., Paul C., Alain B. (2012). Hydrolysis of concentrated raw
starch: A new very efficient -amylase from Anoxybacillus flavothermus. Carbohydrate
Polymers. 87. 46-52.
Xiuting, H., Hongyan, L., Benxi, W., Xueming, X., Zhengyu, J., Yaoqi. (2014). Hydrolysis
process of normal rice starch by 1-butanolhydrochloric acid. Food Hydrocolloids. 41.
27-32.
LEMBAR PERHITUNGAN
Kebutuhan Pati
V total=V pati +V air +V HCl
V
( pati: V air =1:10 )
1
V pati= x 345,59 ml=31,41m l
11
10
V air = x 345,59 ml=314,1727 ml
11
W pati =V pati x pati=31,41 x 1,167=36,6 gr
Kebutuhan Pati
V total=V pati +V air +V HCl
V
( pati:V air =1:10 )
1
V pati= x 323,54 ml=29,41 ml
11
10
V air = x 323,54 ml=294,13ml
11
W pati =V pati x pati=29,41 x 1,167=34,3 gr
Variabel 1
M = 5 ml
500 100
( FM ) x N glukosa x x x 0,9
vol basis 5
X p 0=
W pati
500 100
( 195 ) x 0,002 x x x 0,9
350 5
X p 0= =0,0196
36,6
0,0102+31,41
suspensi= x 100 =8,47
31,41+25,5495+314,1727
Variabel 2
M= 3 ml
500 100
( FM ) x N glukosa x x x 0,9
vol basis 5
X p 0=
W pati
500 100
( 193 ) x 0,002 x x x 0,9
350 5
X p 0= =0,024
34,3
0,024+29,41
suspensi= x 100 =8,4
29,41+25,5495+294,13
Xp
X A=
X p0
dC A
=k C A
dt
CA t
dC A
CA
=k dt
C AO 0
CA
ln =kt+ c
C AO
C A =C AO (1 X A )
ln ( 1X A )=kt+ c
y=mx +c
Variabel 1
F=19 ml
Nglukosa=0,002
W pati =36,6 gr
X p 0=0,0196
XA XA
t(menit) (x) M (ml) Xp -ln(1- ) (y) x2 xy
0 18 0,00098 0,05 0,0513 0 0,0000
5 14 0,0049 0,25 0,287 25 1,435
10 12,5 0,0064 0,326 0,394 100 3,94
15 9 0,0098 0,5 0,693 225 10,395
20 8 0,0108 0,55 0,798 400 15,96
50 2,2233 750 31,73
x 2
n x2 037988/menit
n xy x y
m=k =
2
x
n x 2
x 2 y x xy
c=
Variabel 2
F=19 ml
Nglukosa=0,002
W pati =34,3 gr
X p 0=0,024
XA XA
t(menit) (x) M (ml) Xp -ln(1- ) (y) x2 xy
0 15 0,0004 0,1667 0,1824 0 0,0000
5 12 0,0075 0,3125 0,375 25 1,875
10 10 0,0095 0,396 0,5042 100 5,042
15 6,5 0,0131 0,546 0,789 225 11,835
20 4 0,0157 0,654 1,0613 400 21,226
50 2,9919 750 39.978
2
x
2
n x menit
n xy x y
m=k =
2
x
n x 2
x 2 y x xy
c=