Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM SATUAN PROSES

REAKSI HIDROLISIS

Disusun oleh :
Refa Hafidza Esem 1322025007

Kelompok 4:
1. Refa Hafidza E 1322025007
2. Sarah Rizky A 1322025008
3. Sri Hesti 1322025009
4. Santi Prihartini 1322125001
5. Sari Oktaviani 1322125002

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
TANGERANG SELATAN
2022
I. TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ion terhadap
aktivitas enzim amilase.

II. DASAR TEORI


Tauge adalah kecambah yang berasal dari tanaman kacang hijau. Tauge dipanen
ketika kacang hijau yang ditanam membentuk kecambah. Kacang hijau (Phaseolus
radiatus) merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan karena
kandungan protein dan karbohidratnya yang sangat tinggi. Protein dan karbohidrat juga
diperlukan oleh biji dalam proses perkecambahannya. Saat berkecambah, karbohidrat
dalam biji dalam bentuk amilum diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim α- amilase.
Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi enzimatis, salah satu diantaranya adalah
kekuatan ion logam. Ion logam berfungsi sebagai kofaktor dari enzim. Enzim tersusun atas
bagian protein yang disebut sebagai apoenzim dan bagian non protein yang disebut sebagai
koenzim kalau bersifat senyawa organik, dan kofaktor kalau berasal dari benda anorganik
khususnya ion logam. Kofaktor umumnya mempercepat kerja enzim, jadi jika ion logam
ada yang menghambat kerja enzim bukan bagian dari kofaktor tapi disebut sebagai
inhibitor enzim. Reaktivitas enzim banyak ditentukan oleh sifat asam basa baik enzim
maupun substratnya. Sisi aktif enzim yang mengandung gugus fungsional hanya bias
bekerja efektif apabila gugus tersebut bermuatan penuh atau dapat mengalirkan proton-
proton (Martoharsono, 1990).
Dalam reaksi enzimatis enzim amilase, indikator kecepatan reaksi enzimatis secara
kualitatif dapat dilihat dari uji kualitatif rasa manis pada larutan kanji yang dihidrolisis oleh
enzim amilase. Jika rasa manis muncul cepat pada tabung yang diberi ion logam
menunjukkan bahwa ion tersebut sebagai kofaktor enzim atau paling tidak menstimulasi
reaksi enzimatis.
Suatu reaksi kimia dimana H2O (molekul dari air) akan diurai/dipecah kedalam bentuk
kation H+ (hidrogen) serta anion OH– (hidroksida) melalui sebuah proses kimiawi yang
disebut Hidrolisis. Proses tersebut umumnya dipakai dalam memecah suatu polimer
tertentu, khususnya polimer dimana terbuat melalui suatu proses bertahap polimerisasi.
Secara sederhana arti hidrolisis yaitu proses pembelahan ikatan kimia dengan
penambahan air. Sebagai contoh yakni suatu proses sakarifikasi sukrosa. Sakarifikasi
adalah suatu pemecahan karbohidrat menjadi komponen molekul gula melalui hidrolisis.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan :
1. Beaker glass 5. Pengaduk
2. Gelas ukur 6. Pipet Mohr
3. Penangas air 7. Bulb
4. Hotplate
Bahan yang digunakan :
1. Akuades 4. Larutan NaCl 1M
2. Ekstrak tauge 5. Larutan KCl 1M
3. Larutan kanji 2% 6. Larutan CaCl2 1M

IV. PROSEDUR KERJA


1. Masukkan masing-masing 100 ml larutan kanji ke dalam 4 beaker glass dan ditambahkan
10 ml ekstrak tauge
2. Untuk beaker glass 1 ditambahkan larutan NaCl 1 M, glass 2 ditambahkan KCl 1 M, glass
3 ditambahkan CaCl2 1 M dan glass 4 ditambahkan aquades masing-masing sebanyak 2
ml diaduk merata
3. Biarkan proses berjalan sampai 1 jam hingga 2 jam pada suhu kamar untuk semua beaker
glass dan sesekali diaduk
4. Uji organoleptik setelah 1 jam dan 2 jam bandingkan tingkat kemanisannya semua beaker
glass
V. DATA PENGAMATAN

a). b).
Gambar 5.1 Hasil hidrolisis setelah 1 jam a) hasil hidrolisis setelah 2 jam b)
Tabel 1. Hasil organoleptik
Kelompok Pelarut Jam ke 1 Jam ke 2
1 NaCl 1 M Kurang Fermented Kurang Fermented
2 KCl 1 M Lumayan Fermented Lumayan Fermented
3 CaCl2 1 M Fermented Fermented
4 Akuades Tidak Fermented Tidak Fermented

VI. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dilakukan percobaan reaksi hidrolisis dilanjutkan dengan
pengujian kualitatif berupa uji organoleptik pada ekstrak tauge dengan penambahan
larutan kofaktor NaCl, KCl, CaCl2 dan akuades sebanyak 2 ml. Enzim amilase adalah
enzim yang berfungsi untuk mengubah pati dan glikogen menjadi kesatuan karbohidrat
yang lebih sederhana. Proses hidrolisis merupakan proses pemecahan rantai molekul
polimer menjadi molekul penyusunnya yang lebih sedehana. Dalam percobaan,
digunakan larutan kanji yang berfungsi sebagai bahan yang akan dipecah oleh enzim
amilase yang berasal dari ekstrak tauge, dan ion logam berfungsi sebagai kofaktor
untuk mempercepat reaksi dari enzim amilase dalam menghidrolisis amilosa dan
mengubahnya menjadi monosakarida.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh data bahwa sampel dengan campuran
larutan yang menggunakan aquades tidak fermented, sampel dengan campuran larutan
NaCl dan KCl menghasilkan larutan yang lumayan fermented sedangkan sampel
dengan campuran CaCl2 menghasilkan larutan yang fermented. Sehingga dapat
dikatakan semakin jumlah kation dalam logam maka semakin tinggi pula tingkat
fermented suatu larutan. Hal ini dikarenakan, pada reaksi hidrolisis pati dengan air, air
akan menyerang pati pada ikatan 1,4-α glukosida menjadi rantai yang lebih pendek.
Reaksi antara pati dengan air berlangsung sangat lambat, sehingga perlu bantuan
katalisator, bisa berupa enzim atau asam. Katalisator yang sering digunakan adalah
katalisator. Katalisator asam yang sering digunakan adalah asam klorida, asam sulfat,
asam nitrat dan asam yang sering digunakan dalam industri adalah asam klorida (HCl)
karena garam yang terbentuk tidak berbahaya yaitu garam dapur (NaCl). Dapat juga
digunakan katalisator enzim yang berasal dari fungi atau bakteri, sering juga dipakai
kombinasi dari keduanya. Semakin tinggi jumlah kation logam maka enzim amilase
yang dihasilkan akan semakin banyak, serta prosesnya semakin cepat sehingga reaksi
hidrolisis yang terjadi berjalan sempurna.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dalam uji hidrolisis pada kanji
dengan perbedaan larutan logam yang ditambahkan yaitu larutan NaCl, KCl, CaCl2,
dan aquades menghasilkan larutan yang fermented pada larutan CaCl2, pada larutan
NaCl dan KCl menghasilkan larutan yang lumayan fermented dan larutan aquades
menghasilkan larutan yang tidak fermented. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi jumlah kation logam yang ditambahkan ke larutan kanji maka akan
menghasilkan larutan yang fermented, dikarenakan enzim amilase yang dihasilkan
akan semakin banyak, serta prosesnya semakin cepat sehingga reaksi hidrolisis yang
terjadi berjalan sempurna.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Groggins, P.H. 1958. Unit Process in Organic Sythesis. New York: Mc Graw Hill
Book Company.
Martoharsono, Soeharsono. 1990. Biokimia. Bandung (ID): Alumni ITB.
Staff Satpros, 2021. Modul Percobaan 1. Reaksi Hidrolisis. Serpong (ID): Institut
Teknologi Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai