Anda di halaman 1dari 3

Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C - Hallo sahabat TES DARAH LENGKAP, Pada Artikel yang

anda baca kali ini dengan judul Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C, kami telah mempersiapkan artikel
ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel
Kimia Darah, Artikel Kimia Klinik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C


link : Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C
BACA JUGA
Prosedur Pemasangan EKG
Mengenal Penyakit Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
Penyakit Hepatitis C Virus (HCV)
Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Bilirubin

Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C

Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C. Pengukuran kadar glukosa darah hanya


memberikan informasi mengenai homeostasis glukosa yang sesaat dan tidak dapat digunakan untuk
mengevaluasi pengendalian glukosa jangka panjang (misalnya pada beberapa minggu sebelumnya).
Untuk keperluan ini dilakukan pengukuran hemoglobin terglikosilasi dalam eritrosit atau juga dinamakan
hemoglobin glikosilat atau hemoglobin A1c (HbA1c).

Pengertian dan Cara Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C

Glikosilasi adalah apabila hemoglobin bercampur dengan larutan dengan kadar glukosa sangat tinggi
serta rantai beta molekul hemoglobin mengikat satu gugus glukosa secara irreversibel. Glikosilasi dapat
terjadi secara spontan dalam sirkulasi dan tingkat glikosilasi ini meningkat apabila kadar glukosa dalam
darah tinggi. Pada orang normal, sekitar 4-6% hemoglobin mengalami glikosilasi menjadi hemoglobin
glikosilat atau hemoglobin A1c. Pada kasus hiperglikemia yang berkepanjangan, dapat meningkatkan
kadar hemoglobin A1c hingga 18-20%. Glikosilasi tidak mengganggu kemampuan hemoglobin dalam hal
mengangkut oksigen, akan tetapi kadar hemoglobin A1c yang tinggi mencerminkan kurangnya
pengendalian diabetes selama 3-5 minggu sebelumnya. Setelah jumlah kadar normoglikemik menjadi
stabil maka kadar hemoglobin A1c kembali normal dalam waktu sekitar 3 minggu.

Karena HbA1c terkandung dalam eritrosit yang hidup sekitar 3 4 bulan, maka HbA1c dapat
mencerminkan pengendalian metabolisme glukosa selama 100 120 hri sebelumnya. Hal ini lebih
menguntungkan secara klinis karena memberikan informasi yang lebih jelas tentang keadaan penderita
dan seberapa efektif terapi diabetik yang diberikan. Peningkatan kadar HbA1c > 8% mengindikasikan
diabetes mellitus yang tidak terkendali sehingga menyebabkan penderita berisiko tinggi dapat
mengalami berbagai macam komplikasi jangka panjang seperti nefropati, neuropati, retinopati, dan/atau
kardiopati.

Kriteria Nilai HBA1C

Eritrosit yang tua karena berada dalam sirkulasi lebih lama dari pada sel-sel eritrosit yang masih muda
memiliki kadar HbA1c yang lebih tinggi. Penurunan hasil palsu kadar HbA1c bisa disebabkan oleh
penurunan dari jumlah eritrosit total. Pada penderita dengan gejala hemolisis episodik atau kronis, darah
dapat mengandung lebih banyak eritrosit muda sehingga jumlah kadar HbA1c dapat dijumpai dalam
kadar yang sangat rendah. Adanya Glikohemoglobin total dalam darah merupakan indikator yang lebih
baik untuk pengendalian terhadap penyakit diabetes pada penderita yang mengalami anemia ataupun
kehilangan darah.

Prosedur Pemeriksaan HBA1C

Hemoglobin glikosilat atau yang dikenal dengan Pemeriksaan HbA1C dapat diukur kadarnya dengan
menggunakan beberapa metode, seperti kromatografi afinitas, metode elektroforesis, immunoassay, atau
metode afinitas boronat. Spesimen / sampel yang digunakan untuk Pemeriksaan HbA1C adalah :
darah kapiler atau vena dengan menggunakan antikoagulan (EDTA, Na sitrat, atau heparin).
Hindari adanya hemolisis pada saat pengumpulan sampel. Sangat dianjurkan untuk menjaga batasan
asupan karbohidrat sebelum dilakukan uji laboratorium.

Nilai Normal Serta Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBA1C

Orang normal : 4,0 6,0 %


DM terkontrol baik : kurang dari 7%
DM terkontrol lumayan : 7,0 8,0 %
DM tidak terkontrol : > 8,0 %
Nilai Hasil rujukan dapat berlainan Pada setiap laboratorium tergantung dari metode yang digunakan.

Masalah Klinis

Terjadi Peningkatan kadar : Diabetes Mellitus yang tidak terkendali, hiperglikemia, Diabetes
Mellitus yang baru terdiagnosis, ingesti alkohol, Faktor kehamilan, hemodialisis.

Pengaruh obat seperti : asupan kortison jangka panjang, ACTH.

Penurunan kadar : adanya anemia (pernisiosa, hemolitik, sel sabit), penyakit talasemia, kehilangan
darah jangka panjang, penyakit gagal ginjal kronis.

Anda mungkin juga menyukai