Anda di halaman 1dari 22

Praktikum Geologi Struktur

Rekonstruksi Lipatan

BAB VIII
REKONSTRUKSI LIPATAN

8.1. Tujuan

1. Mengetahui bagian-bagian dan klasifikasi perlipatan.


2. Merekonstruksi lipatan berdasarkan singkapan batuan yang ditemukan
dengan menggunakan interpolasi Higgins dan interpolasi Busk.

8.2. Dasar Teori

Secara umum, lipatan (fold) adalah deformasi lapisan batuan yang


terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan pindah dari kedudukannya
semula membentuk lengkungan. Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau
volume dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan
dari lengkungan pada unsur garis atau bidang didalam bahan tersebut.
Pada umumnya unsur yang terlibat didalam lipatan adalah struktur
bidang, misalnya bidang perlapisan atau foliasi.
Lipatan merupakan gejala yang penting, yang mencerminkan sifat dari
deformasi terutama, gambaran geometrinya berhubungan dengan aspek
perubahan bentuk (distorsi) dan perputaran (rotasi).
Lipatan terbentuk bilamana unsur yang telah ada sebelumnya terubah
menjadi bentuk bidang lengkung atau garis lengkung (Anonim, 2013).
Perlipatan adalah deformasi yang tidak seragam (inhomogeneous) yang
terjadi pada suatu bahan yang mengandung unsur garis atau bidang. Walaupun
demikian, suatu deformasi yang menghasilkan lipatan pada suatu keadaan,
tidak selalu demikian pada kondisi yang lain.
Suatu masa batuan yang tidak mempunyai unsur struktur garis atau
bidang tidak menunjukkan tanda perlipatan. Perlu juga dipertimbangkan bahwa
suatu unsur yang sebelumnya berbentuk lengkungan dapat berubah menjadi
bidang atau garis lurus, atau suatu unsur dapat tetap sebagai struktur bidang
atau garis lurus setelah terjadi deformasi.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara


lain :
1. Hill (1953)
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang
mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung)
dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar
dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja
tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan.
2. Billing (1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada
batuan permukaan.
3. Hob (1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak
lurus terhadap bidang lapisan. Sedangkan pada proses buckling, terjadi
apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan. Selanjutnya
dikemukakan pula bahwa pada proses buckling terjadi perubahan bentuk
batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin berkembang suatu
rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan).
Sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi
yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada sinklin.
4. Park (1980)
Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang
lapisan batuan.
(Furqon, 2012).
Struktur lipatan sendiri adalah merupakan salah satu struktur geologi
yang paling umum dijumpai pada batuan sedimen klastik, dan sering pula
ditemukan pada batuan vulkanik dan metamorf atau bentuk yang terjadi pada
lipatan bidang-bidang datar dimana kekakuan dan kekuatannya terletak pada
keseluruhan bentuk itu sendiri. Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang
lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama
dan dari bahan yang sama pula.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

*Sumber : ipsdismp.wordpress.com, 2009

Gambar 8.1
Lipatan (Fold)

Lipatan merupakan salah satu struktur geologi yang paling umum


dijumpai pada batuan sedimen, dan dapat pula ditemukan pada batuan beku
dan metamorf. Salah satu ciri khas batuan sedimen adalah dijumpainya bidang
perlapisan batuan yang terbentuk pada saat sedimentasi. Apabila kita
perhatikan pada singkapan batuan di lapangan, bidang perlapisan tersebut
mempunyai bidang kedudukan yang bervariasi, hal ini tergantung pada tektonik
yang melatarbelakanginya.
Dalam dunia pertambangan, lipatan sangat dicari dan menguntungkan
karena pada lipatan terdapat bahan tambang yang berharga. Lipatan yang dicari
biasanya yang berbentuk antiklin dan sinklin karena berhubungan dengan
endapan gas dan minyak bumi.
Sebelum suatu urutan batuan sedimen mengalami perlipatan, batuan
tersebut diendapkan dalam keadaan mendatar, tetapi ada kalanya batuan
tersebut sudah mengalami perubahan bentuk. Hal ini disebabkan oleh keadaan
cekungannya yang sifat permukaannya tidak rata. Kemudian saat
pengendapannya, lapisan-lapisan sedimen tersebut telah mengalami tekanan-
tekanan atau tarikan-tarikan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam.
Kebanyakan berupa gaya tekan. Dengan kata lain, sedimen tersebut secara
terus menerus mengalami perubahan-perubahan sepanjang sejarah
pembentukannya, dan mengakibatkan terjadinya lipatan-lipatan berukuran
besar ataupun kecil.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

Lipatan yang berukuran besar dapat mencapai berkilo-kilometer untuk


melaluinya, sedangkan yang berukuran kecil hanya beberapa meter sampai
sentimeter. Struktur lipatan di samping mempunyai ukuran yang bervariasi
mulai dari yag terkecil (mikro fold) hingga berukuran regional (mega fold) juga
memiliki bentuk yang bermacam-macam. Adanya variasi ukuran dan bentuk
tersebut tergantung pada sifat fisik batuan yang terlipat, sistem tegasan, dan
mekanisme pembentukanya serta waktu serta besarnya gaya yang bekerja.
(Anonim, 2013).
Mekanisme yang menyebabkan terbentuknya lipatan ada dua macam,
yaitu :
1. Buckling (Melipat)
Buckling disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan
permukaan lempeng.

*Sumber : geologiunpad2010kel3.blogspot.com, 2013


Gambar 8.2
Buckling

2. Bending (Pelengkungan)
Bending disebabkan oleh adanya gaya tekan yang arahnya tegak
lurus permukaan lempeng.

*Sumber : geologiunpad2010kel3.blogspot.com, 2013

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

Gambar 8.3
Bending

Pengklasifikasian lipatan antara lain :


1. Secara diskriptif atau secara geometris
Klasifikasi ini didasarkan pada kedudukan dari bidang sumbu (axial
plane/surface) dan garis sumbu (fold axis). Contohnya lipatan tegak, lipatan
miring, lipatan menunjam dan sebagainya.
2. Secara morfologi
Klasifikasi ini didasarkan pada bentuk lipatan keseluruhan atau bentuk
penampang/kenampakan denah (plan view). Contohnya lipatan simetri,
lipatan paralel.
3. Mekanisma cara terjadinya
Klasifikasi ini didasarkan pada sifat pelenturan yang terjadi pada
proses perlipatan. Proses ini akan tergantung pada sifat bahan dan
perlapisannya, misalnya sifat perlipatan pada perlapisan batulempung yang
sifatnya ductile dan batupasir yang sifatnya brittle, akan menimbulkan
pengaruh yang berbeda. Contohnya Flexur, Shear, Flow folding.
Klasifikasi ini juga akan tercermin pada sifat pada klasifikasi
morfologi, misalnya lapisan yang seragam, bersifat brittle akan membentuk
lipatan yang paralel.
Berdasarkan proses lipatan dan bentuk lipatan secara morfologi, lipatan
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Concentric Fold (Parallel Fold)

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

Concentric Fold (Parallel Fold) adalah sebutan untuk perlapisan


dimana jarak-jarak (tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama.

*Sumber : homepage.ufp, 2006

Gambar 8.4
Parallel Fold

2. Similar Fold
Similar Fold adalah sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisan
yang terlipat atau dilipat dengan bentuk-bentuk yang sama sampai ke
dalam.

*Sumber : www.see.leeds.ac.uk, 2013

Gambar 8.5
Similar Fold

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

3. Supratenuous Fold
Supratenuous Fold adalah lipatan yang terbentuk karena adanya
perbedaan kompaksi sedimen pada saat pengendapan terjadi di punggung
bukit.
Berdasarkan bentuk lengkungannya, lipatan dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu antiklin dan sinklin.
1. Antiklin
Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua
sayapnya ke arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav
dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin disebut inti antiklin.

*Sumber : Anonim, 2013

Gambar 8.6
Antiklin

2. Sinklin
Sinklin merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua
sayapnya menuju ke suatu arah dan saling mendekat (bentuk concav
dengan cekungnya mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut
inti sinklin.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

*Sumber : Anonim, 2013

Gambar 8.7
Sinklin

Berdasarkan mekanisme gaya yang terjadi, lipatan dapat dibagi menjadi


beberapa macam, yaitu :
1. Lipatan Tegak
Lipatan tegak adalah lipatan yang garis sumbunya membagi secara
simetris atau sama besar antara antiklin dan sinklin.

*Sumber : http://chestofbooks.com, 2013

Gambar 8.8
Lipatan Tegak

Lipatan tegak juga terbagi menjadi :


a. Lipatan simetri, yaitu lipatan dimana axial plane-nya vertikal.
b. Lipatan asimetri, yaitu lipatan dimana axial plane-nya condong.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

c. Overturned fold, yaitu lipatan dimana axial plane-nya condong dan


kedua sayapnya miring ke arah yang sama dan biasanya pada sudut
yang berbeda.
d. Recumbent fold, yaitu lipatan dimana axial plane-nya horisontal.
e. Vertical isoclinal fold, yaitu lipatan dimana axial plane-nya vertical.
f. Isoclined isoclinal fold, yaitu lipatan dimana axial plane-nya condong.
g. Recumbent isoclinal fold, yaitu lipatan dimana axial plane-nya
horisontal.
h. Box fold, yaitu lipatan dimana crest-nya luas dan datar.
i. Fan fold, yaitu lipatan dimana sayapnya membalik.
j. Monocline, yaitu lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal.
k. Structure terrace, yaitu lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal
dianggap horisontal.
l. Homocline, yaitu lapisan yang miring dalam satu arah pada sudut yang
relatif sama.
2. Lipatan Miring
Lipatan miring adalah lipatan yang garis sumbunya tidak simetris,
membentuk sudut.

*Sumber : http://chestofbooks.com, 2013

Gambar 8.9
Lipatan Miring

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

3. Lipatan Menggantung
Lipatan menggantung adalah lipatan mirip lipatan miring, tetapi
bagian puncaknya terdorong sangat tinggi sehingga bentuknya seperti
menggantung.

*Sumber : http://chestofbooks.com, 2013

Gambar 8.10
Lipatan Menggantung

4. Lipatan Isoklinol
Lipatan isoklinol adalah lipatan dengan sayap sejajar yang
disebabkan oleh tekanan yang terus menerus.

*Sumber : http://chestofbooks.com, 2012

Gambar 8.11
Lipatan Isoklinol

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

5. Lipatan Rebah
Lipatan rebah adalah lipatan yang mendapat tekanan terus menerus,
dan menyebabkan puncaknya melandai seperti rebahan.

*Sumber : http://chestofbooks.com, 2013

Gambar 8.12
Lipatan Rebah

6. Lipatan Kelopak
Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya bekerja daya
tekanan dan sayap tengah tidak menjadi tipis.

*Sumber : http://chestofbooks.com, 2012

Gambar 8.13
Lipatan Kelopak

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

Selain yang telah disebutkan di atas, masih ada lagi jenis-jenis lipatan
yang lainnya, antara lain :
1. Lipatan disharmonik, yaitu lipatan yang tidak teratur karena lapisannya
tersusun dari bahan-bahan yang berlainan.
2. Lipatan ptigmatik, yaitu lipatan yang terbalik terhadap sumbunya.
3. Lipatan chevron, yaitu lipatan bersudut dengan bidang planar.
4. Lipatan klin bands, yaitu lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar.
5. Lipatan Seretan (drag fold), yaitu lipatan yang terbentuk sebagai akibat
seretan suatu sesar.
Ada juga struktur lipatan akibat adanya tegasan ekstensional, yang
dimaksud tegasan ekstensional adalah sebenarnya bukan merupakan akibat
langsung dari aktifitas tekotniknya namun merupakan akibat sekunder karena
adanya gaya berat dari tubuh batuan itu sendiri. Struktur lipatan ini selalu
terjadi pada zona sesar normal.
Berdasarkan genetiknya lipatan dapat terbentuk dari gaya tektonik atau
non tektonik tetapi kedua hal tersebut memiliki perbedaan yaitu karena lipatan
yang dibentuk akibat aktifitas tektonik seringkali pola lipatannya teratur, pada
permukaan bidang lapitan bebatuan sering dijumpai sejumlah slicken side dan
pembentukannya setelah batuan tersebut terbentuk. Sedangkan lipatan yang
terbentuk akibat non tektonik umumnya pola lipatannya tidak teratur, tida
dijumpai slicken side pada permukaan bidang lapisan batuan dan
pembentukannya terjadi pada saat pengendapan (slump structure), atau dapat
juga terjadi setelah batuannya terbentuk.
Unsur-unsur struktur lipatan, yaitu :
1. Antiklin, adalah puncak lipatan.
2. Sinklin, adalah lembah lipatan.
3. Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.
4. Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai
pada antiklin.
5. Depresion, daerah terendah dari puncak lipatan.
6. Culmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

7. Enveloping Surface, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang


melalui semua Hinge Line dari suatu lipatan.
8. Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang
dimulai dari lengkungan maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau
Updip (sayap yang dimulai dari lengkungan maksimum sinklin sampai
hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar),
melengkung (curve), atau bergelombang (wave).
9. Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri.
10. Back Limb, sayap yang landai.
11. Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada
suatu perlipatan.
12. Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu
perlapisan yang sama.
13. Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point.
14. Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada
sinklin.

*Sumber : Anonim, 2013


Gambar 8.14
Unsur-Unsur Struktur Lipatan

15. Axial line (hinge line), adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik
pelengkungan maksimum pada setiap permukaan lapisan dari suatu
struktur lipatan.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

16. Axial surface (hinge surface), adalah bidang yang khayal dimana terdapat
semua axial line dari suatu lipatan. Pada beberapa lipatan, bidang ini dapat
merupakan suatu bidang planar dan dinamakan axial plane.
17. Crystal line, adalah suatu garis khayal yang terdapat pada setiap
permukaan suatu antiklin.
18. Crystal surface, adalah suatu bidang khayal dimana terletak semua crystal
line dari suatu antiklin.
19. Trough line, adalah suatu garis khayal yang menghubungkan titik-titik
terendah pada suatu sinklin.
20. Trough surface, adalah suatu bidang khayal dimana terletak semua trough
line dari semua sinklin.
21. Plunge, adalah sudut penunjaman dari axial line terhadap bidang
horisontal dan diukur pada bidang vertikal.
22. Bearing, adalah sudut horisontal yang dihitung terhadap arah tertentu dan
merupakan arah dari penunjaman suatu axial line.
23. Rake, adalah sudut antara axial line atau hinge line dengan bidang
atau garis horisontal yang diukur pada axial surface.
Lipatan juga dapat diklasifikasikan berdasarkan besarnya kemiringan
dari axial plane menjadi 3, yaitu recumbent fold, inclined fold dan upright fold,
yaitu :
1. Bentuk recumbent fold utamanya diperlihatkan dengan posisi axial
plane yang horisontal, walupun tidak murni horisontal memang. Sudut
yang dibentuk oleh axial plane ini sendiri berkisar antara 00-100.
2. Bentuk inclined fold ditunjukkan oleh posisi axial plane yang yang miring
dan membentuk sudut 100-700.
3. Bentuk upright fold, sudut yang dibentuk adalah 700-900yang itu berarti
posisi dari axial plane tersebut hampir vertikal. Walaupun sebagian besar
dari struktur lipatan memiliki anticlinal maupun synclinal axes yang relatif
membulat, ada juga beberapa dari struktur lipatan tersebut yang tajam serta
bersiku-siku. Struktur yang demikian ini disebut dengan chevron folds.
Lipatan berdasarkan porosan lipatan atau garis sumbu dan bentuknya
terbagi atas 12 jenis, yaitu :

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

1. Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.


2. Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu
utama.
3. Lipatan disharmonik adalah lipatan yang tidak teratur karena lapisannya
tersusun dari bahan-bahan yang berlainan.

*Sumber : mydollarkuh.blogspot.com, 2013


Gambar 8.15.
Lipatan Disharmonik
4. Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya.

*Sumber : http://upload.wikimedia.org, 2013


Gambar 8.16.
Lipatan Ptigmatik
5. Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar.
6. Lipatan isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar yang disebabkan oleh
tekanan yang terus menerus.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

7. Lipatan klin bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar.

*Sumber : http://geologiunpad2010.files.wordpress.com, 2013


Gambar 8.17.
Lipatan Klin Band
8. Lipatan tegak adalah lipatan yang garis sumbunya membagi secara
simetris atau sama besar antara antiklin dan sinklin.
9. Lipatan miring adalah lipatan yang garis sumbunya tidak simetris,
membentuk sudut.
10. Lipatan menggantung adalah lipatan mirip lipatan miring tetapi bagian
puncaknya terdorong sangat tinggi sehingga bentuknya seperti
menggantung.
11. Lipatan rebah adalah lipatan yang tertekan terus menerus menyebabkan
puncaknya melandai seperti rebahan.
12. Lipatan kelopak adalah lipatan yang bagian dalamnya bekerja daya
tekanan dan sayap tengah tidak menjadi tipis.
13. Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan yang terbentuk sebagai akibat
seretan suatu sesar

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

*Sumber : http://aanpambudi.files.wordpress.com, 2013


Gambar 8.18.
Macam macam jenis Lipatan
Bentukan bentukan khas yang terjadi pada lipatan adalah :
1. Bentukan berupa pola aliran trellis, pada bagian terdahulu telah dikemukan
mengenai pola pengaliran trellis itu terdiri atas lembah-lembah besar yang
sejajar satu sama lain (lembah subsekwen), dan anak-anak sungainya yang
bermuara tegak lurus pada sungai yang sejajar tersebut. Anak-anak sungai
tersebut merupakan lembah obsekuen, resekwen atau konsekwen.
2. Bentukan berupa punggungan antiklinal (anticlinal ridge), Merupakan
punggungan atau pegunungan yang bertepatan dengan sinklinal. Pada
umumnya deretan pegunungan itu sejalan dengan sumbu atau strike dari
antiklinal itu. Bentuk punggungannya membulat dan relief halus, dengan
lerengnya berupa dip dari struktur.
3. Bentukan berupa lembah antiklinal (anticlinal valley), merupakan lembah-
lembah yang berkembang sepanjang sumbu antiklinal. Bentukan ini benar-
benar menunjukkan pembalikan relief.
4. Bentukan lembah sinklinal (synclinal valley), merupakan lembah yang
berkembang sepanjang sumbu sinklinal.
5. Bentukan punggungan sinklinal (synclinal ridge), Merupakan punggungan
yang berkembang sepanjang sumbu sinklin. Ini pun menunjukkan adanya
pembalikan relief yang sempurna. Punggungannya biasanya lebar dengan
lereng yang curam.
6. Bentukan berupa punggungan homoklinal (homoclinal ridge), Punggungan
homoklinal merupakan punggungan yang terdapat disetiap
antiklinal/sinklinal akibat pengirisan lembah pada saya dan sepanjang
sayap itu.
7. Bentukan berupa lembah homoklinal (homoclinal valley), Merupakan
lembah yang berkembang pada sayap antiklin atau sinklin. Sayap antiklin
yang berkembang menjadi lembah ini disebabkan oleh proses erosi atau
denudasi yang kuat.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

Sesuai penyaluran gayanya, bentuk-bentuk dasar konstruksi lipatan,


yaitu piramidal, prismatis, dan semi-prismatis, yaitu :
1. Bentuk prismatis adalah bentuk yang terdiri dari bidang-bidang datar
bersudut siku-siku dan bidang-bidang yang melintang tegak lurus pada
kedua belah sisi ujung bidang datar bersudut siku-siku.
2. Bentuk piramidal adalah bentuk yang terdiri dari bidang-bidang datar
berbentuk segi tiga.
3. Bentuk semi-prismatis adalah bentuk yang terjadi dari gabungan bentuk
prismatis dan bentuk piramidal.
(Furqon, 2012)

*Sumber : Anonim, 2013


Gambar 8.19.
Unsur-Unsur Struktur Lipatan
Keterangan :
HS = Hinge surface
HA = Strike of hinge surface
HL = Hinge line
HB = Bearing of hinge line
= Dip of hinge surface
= Plunge of hinge line
= Rake of hinge line

Berdasarkan besarnya sudut kemiringan hinge surface dan sudut


penunjang hinge line, lipatan dibedakan seperti pada tabel di bawah ini :

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

Tabel 8.1.
Hinge Surface dan Hinge Line
Plunge of Hinge
Angel Term Dip of Hinge Surface
Line
0
0 Horizontal Recumbent fold Horizontal fold
10 100 Subhorizontal Recumbent fold Horizontal fold
100 300 Gentle Gentle inclined fold Gentle flunging fold
Moderately inclined Moderately plunging
300 600 Moderate
fold fold
600 800 Steep Steeply inclined fold Steeply plunging fold
800 890 Subvertical Upright fold Vertical fold
900 Vertikal Upright fold Vertical fold

Analisis lipatan dilakukan untuk mengetahui arah lipatan, kedudukan bidang


sumbu dan garis sumbu, bentuk lipatan, penunjaman, dan pola tegasan yang
berpengaruh terhadap pembentukan lipatan.
Untuk analisa lipatan berukuran kecil (micro fold), analisa dapat
dilakukan di lapangan dengan cara mengukur langsung unsur-unsurnya, baik
itu kedudukan garis-garis sumbu, bentuk lipatan, dan arah penunjaman. Untuk
lipatan berskala besar (mayor fold), dimana sering terdapat bentuk utuhnya
tidak dapat diamaati secara langsung atau struktur lipatan tersebut telah
terkikis, maka akan dilakukan analisis sebagai berikut :
1. Mengukur kedudukan struktur bidang yang terlipat, yaitu bidang
perlapisan (bedding atau lentation) pada batuan sedimen dan bidang-
bidang foliasipada batuan metamorf.
2. Mengukur bidang-bidang dan garis-garis sumbu lipatan-lipatan kecil
(hinge line of small fold).
3. Mengukur kedudukan deavage, yakni rekahan yang bervariasi sejajar dan
umumnya sejajar pula dengan kedudukan bidang sumbu lipatan.
4. Mengukur perpotongan bidang-bidang perlapisan dengan deavage.

8.2.1. Metoda Rekonstruksi Lipatan


Untuk mempelajari lipatan, dapat dilakukan dengan
pengukuran langsung dan merekontruksikannya dalam bentuk
M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

penampang atau analisa danmenggunakan diagram beta, phi diagram


dan diagram kontur. Rekonstruksi lipatan umumnya dilakukan pada
suatu lintasan atau pembuatan penampang pada peta geologi. Adapun
cara yang dilakukan berdasarkan bentuk dan sifat batuan :
a.Metode Tangan Bebas (Free Hand Method)
Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang
incompetent, dimana akan terjadi penipisan dan penebalan yang
tidak teratur. Cara menggambarkannya dengan menghubungkan
batas-batas lapisan mengikuti orientasi kemiringan.
b. Metode Busur Lingkar
Metode ini digunakan untuk lipatan pada batuan yang
competent, misalnya lipatan paralel. Dasar dari metode ini adalah
anggapan bahwa lipatan merupakan bentuk busur dari suatu
lingkaran dengan pusatnya adalah perpotongan antara sumbu-sumbu
kemiringan yang berdekatan. Untuk batas-batas lapisan yang
dijumpai berulang pada lintasan yang direkontruksi, maka
pembuatan busur lingkaran dilakukan dengan interpolasi.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251
Praktikum Geologi Struktur
Rekonstruksi Lipatan

8.3. Alat dan Bahan


8.3.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
a. Clipboard
b. Pensil Mekanik
c. Rapido 0,3
d. Penggaris
e. Penggaris sablon 0,3
f. Penghapus
g. Busur
h. Jangka
8.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas A4s.

M. Faisal Amiruddin
H1C112251

Anda mungkin juga menyukai