4.2 Kroket Brokoli Kroket adalah makanan/jajanan yang murah dan bergizi. Isi kroket bermacam macam, rata rata isi kroket adalah sayuran terutama kentang dan wortel. Kroket juga bergizi karena terbuat dari bahan bahan sayuran yang memiliki kandungan gizi yang mencukupi. Dalam praktikum ini kroket yang dibuat adalah kroket brokoli, yaitu bahan dasar yang digunakan brokoli dan isi dari kroket yaitu keju. Brokoli tergolong kedalam keluarga kubis kubisan dan termasuk tanaman yang tidak tahan pada suhu panas. Brokoli merupakan salah satu jenis sayur yang sangat berguna bagi tubuh. Zat vitamin dan mineral yang dikandung dapat mencegah penyakit kanker, memperkuat saraf janin, meredakan stress atau depresi, dan baik untuk meremajakan kulit (Direktorat Gizi Dep. Kes. R. I, 1981) Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kroket adalah margarine, bawang bombai cincang, tepung terigu, susu cair, merica bubuk, garam halus, pala bubuk, brokoli yang telah di kukus setengah matang dan dipotong kecil-kecil, keju chedar, telur ayam, tepung panir dan minyak goreng. Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan kroket brokoli adalah menumis bawang bombai dengan menggunakan margarin sebanyak 2 sdm hingga layu dan berbau harum. Fungsi penambahan margarine yaitu untuk media penghantar panas pada proses penumisan bawang bombai (Winarno, 2004). Kemudian tambahkan tepung terigu sebanyak 100 gram. Tepung terigu merupakan bahan yang ditambahkan dalam pembuatan kroket brokoli. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Tepung terigu mempunyai gluten yang tidak dimiliki oleh serealia lainnya. Gluten tersebut berperan penting dalam membuat massa adonan tepung menjadi ulet dan menyebabkan adonan yang dihasilkan tidak mudah pecah pada proses pencetakan dan pemasakan. Mutu terigu yang dikehendaki adalah terigu yang memiliki kadar air 14%, kadar protein 8-12%, kadar abu 0,25-0,60%, dan gluten basah 24-36% (Astawan, 2008). Selanjutnya ditambahakan susu cair sebanyak 300 ml, namun pada saat pembuatan kroket brokoli susu cair yang ditambahkan hanya 250 ml dikarenakan kurangnya bahan yang disediakan. Fungsi susu adalah untuk menambah gizi, membangkitkan rasa, aroma, dan mampu menjaga cairan (Siti Hamidah & Sutriyati, 2009 : 119). Dan menurut (Subarna, 2002) mengatakan bahwa Tujuan pemakaian susu dalam pembuatan kroket brokoli yaitu untuk memperbaiki gizi karena susu mengandung protein (kasein), gula laktosa dan kalsium, memberikan pengaruh terhadap warna kulit (terjadi pencoklatan protein dan gula). Setelah ditambahkan susu cair, dilakukan pemasakan dengan menggunakan api kecil hingga mengental. Kemudian tambahakan sedikit pala bubuk dan garam sebanyak 1 sdt. Garam juga mempengaruhi aktivitas air (aw) dari bahan, jadi mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme dengan suatu metode yang bebas dari pengaruh racunnya. Garam ditambahkan terutama sebagai bahan flavor tetapi juga untuk memperbaiki tekstur dan daya awet (Buckle, et al, 1987). Buah pala, terutama biji dan fulinya merupakan komoditas ekspor dan terbanyak dimanfaatkan manusia sebagai bahan segar, instan, minyak pala maupun oleoresin (Hadad, 2001). Pala yang digunakan dalam pembuatan kroket ini berfungsi sebagai pemberi flavor. Aduk hingga rata setelah semua bahan dimasukkan. Kemudian tambahkan brokoli, aduk rata adonan, dan masak hingga adonan dapat dipulung. Setelah adonan dapat dipulung, ambil 1 sdm adonan dan pipihkan, kemudian isi dengan keju dan dibentuk bulat panjang. Keju sangat bermanfaat karena kaya akan protein, terutama bagi anak kecil karena mereka membutuhkan protein yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa (Hayatinufus. A.L. Tobing, 2010). Fungsi keju dalam pengolahan makanan ini adalah untuk menambah rasa gurih pada makanan, dan untuk menambah aroma pada makanan tersebut. Adonan yang telah dibentuk dibalurkan ke tepung panir, kemudian dibalurkan ke telur dan yang terakhir dibalurkan ke tepung panir kembali. Fungsi tepung roti pada pengolahan masakan adalah untuk menambah rasa gurih dan krispi pada masakan. Selain itu juga dapat mempercantik penampilan pada masakan tersebut Tepung roti atau tepung panir adalah sejenis tepung yang dibuat dari roti kering yang ditumbuk halus. Tepung ini gunanya untuk memberikan makanan memiliki lapisan luar yang renyah. Tepung roti biasa digunakan untuk membuat kroket dan sebagainya. Dalam masakan Jepang ada pula tepung sejenis yang diberi nama panko (Hayatinufus. A.L. Tobing, 2010). Sebelum digoreng adonan yang telah dibentuk dimasukkan ke frezer kurang lebih 10-15 menit. Tujuan dari memasukkan adonan yang setelah dibentuk agar keju tidak keluar pada saat penggorengan. Tahap terakhir yaitu menggoreng dalam minyak yang banyak dan panas hingga warna kroket kuning keemasan. Fungsi minyak goreng dari segi gizi, antara minyak goreng yang satu dengan yang lainnya sama. Minyak goreng yang beredar di pasaran umumnya bersumber nabati, seperti dari bunga matahari, kacang kedelai, kacang tanah, kelapa atau kelapa sawit. Meskipun berbeda bahan dasar, namun hampir semua minyak goreng memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai pengantar panas untuk mematangkan makanan (Hayatinufus A.L.Tobing, 2010). Total berat bahan yang digunakan dalam pembuatan kroket adalah 781,5 gram dan terjadi perubahan berat setelah adonan di mixer menjadi 595 gram. Jumlah total produk yang dihasilkan sebanyak 10 buah dengan berat total sebanyak 598 gram. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa terjadi kehilangan berat sebanyak 23,48%. Suhu yang digunakan yaitu 180 oC pada proses penggorengan. Selama penggorengan, minyak goreng akan mengalami pemanasan pada suhu tinggi 170-180 C dalam waktu yang cukup lama. Hal ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi, hidrolisis dan polimerisasi yang menghasilkan senyawa-senyawa hasil degradasi minyak seperti keton, aldehid dan polimer yang merugikan kesehatan manusia (Pathak, 1997). Berdasarkan hasil uji organoleptik warna kulit dari kroket yaitu kuning keemasan dan warna remah kulit yaitu putih kekuningan. Menurut Ketaren, 1986, bahan yang digoreng akan berwarna coklat keemasan. Timbulnya warna tersebut disebabkan oleh reaksi Maillard. Reaksi Maillard dapat terjadi antara senyawa amin, asam amino atau protein dengan gula reduksi seperti aldehid dan keton. Reaksi Maillard inilah yang terjadi jika makanan dipanaskan atau dilakukan penggorengan dalam jangka waktu yang lama (Apandi, 1984). Tekstur dari kroket brokoli yaitu lembut. Tekstur brokoli dipengaruhi oleh penggunaan tepung terigu dan margarin. Aroma yang dihasilkan yaitu khas kroket keju serta rasa yang gurih. Aroma ini dipengaruhi oleh penggunaan keju, margarin dan susu, serta rasa gurih yang dipengaruhi oleh penggunaan garam, margarine dan susu. Fungsi tepung terigu adalah untuk membangun kerangka kue, mengikat bahan lain, dan mendapatkan tekstur kue yang baik (Hayatinufus A.L. Tobing, 2010), sedangkan fungsi margarin adalah untuk menjaga kue agar tahan lama, menambah nilai gizi, memberi aroma pada kue, dan membuat kue terasa empuk serta menimbulkan rasa enak. Sedangkan fungsi susu adalah untuk menambah gizi, membangkitkan rasa, aroma, dan mampu menjaga cairan (Siti Hamidah & Sutriyati, 2009:119). Kandungan energy dalam 100 gram kroket brokoli adalah 202,9 kkal, protein sebanyak 8,4 gram, lemak sebanyak 8,11 gram dan karbohidrat sebanyak 25,18 gram.
1. Rasio Protein - Energi
Rasio Protein - Energi merupakan perbandingan energi dari Protein Senilai
Telur (PST) terhadap total energi yang dikonsumsi dalam sehari. Munculnya konsep Rasio Protein - Energi ini untuk menjadi ukuran mutu gizi konsumsi pangan, karena protein dalam tubuh mempunyai fungsi utama sebagai pembangun sumber energi. Dalam tubuh diperlukan adanya suatu keseimbanagan tertentu antara kecukupan energi dan kecukupan protein. Nilai Rasio Protein - Energi yang baik adalah nilai dimana konsumsi PST sama atau mendekati kecukupan PST pada saat kebutuhan energi terpenuhi. Pada praktikum ini melakukan perhitungan Rasio Protein-Energi terhadap kroket brokoli. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kroket brokoli adalah 2 sdm margarin, 100 gram tepung terigu, 250 ml susu, 50 gram bawang bombai, 1 sdt merica bubuk dan garam, sedik pala 149 gram brokoli, 70 gram keju, 1 butir telur, tepung panir dan minyak goreng. Jumlah protein yang diperoleh dalam 100 gram kroket brokoli adalah 8,4 gram dan kandungan energy adalah 202,9 kkal. Untuk mengetahui nilai dari PER maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: PST x 4 PER = x 100 total konsumsi energi Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil PER sebanyak 0,0128. Jika dibandingkan dengan nilai pada tabel Rasio Protein - Energi yang dianjurkan bagi orang Indonesia, laki-laki usia 20-59 tahun adalah 7 dan untuk perempuan usia 20-59 tahun adalah 7,9. Nilai PER dari mengkonsumsi kroket brokoli yaitu kurang, sehingga perlu untuk meningkatkan konsumsi protein dan energi agar kebutuhan gizi dapat terpenuhi dengan baik.
5. Protein Senilai Telut (PST)
Telur mempunyai kandungan protein yang tinggi, namun tidak hanya protein yang terkandung dalam telur tetapi telur mempunyai kandungan gizi yang cukup lengkap, meliputi karbohidrat, protein dan delapan macam asam amino sehingga berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-anak yang masih berada dalam masa pertumbuhan. Dalam bidang gizi, terdapat satuan yang menjadikan telur sebagai standar gizi dari protein yang disebut dengan Protein Senilai Telur (PST). Nilai gizi dari protein yang berasal dari telur memiliki nilai maksimum yaitu 100, sehingga saat bahan pangan lainnya yang disetarakan dengan protein telur pada umumnya memiliki nilai di bawah 100 atau di bawah kandungan gizi Protein Senilai Telur (PST). Untuk mengetahui nilai PST pada kroket brokoli dilakukan perhitungan sebagai berikut : Total konsumsi protein x SAA x MC PST = 100 Total konsumsi protein dari kroket brokoli adalah 50,270 gram, SAA berdasarkan hasil perhitungan diperoleh sebanyak 0,15 dan MC sebanyak 52,16. Sehingga diperoleh hasil PST sebanyak 0,039. Jika dibandingkan dengan nilai pada tabel Rasio Protein-Energi yang dianjurkan bagi orang Indonesia untuk kategori kecukupan PST, laki-laki usia 20-59 tahun adalah 42 dan untuk perempuan usia 20-59 tahun adalah 37.50. Nilai PER dari mengkonsumsi kroket brokoli yaitu kurang, sehingga perlu untuk meningkatkan konsumsi protein dan energi agar kebutuhan gizi dapat terpenuhi dengan baik.