Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


Sistem Gerak

Oleh :

Nama : Arinda Eka Lidiastuti


NIM : 140210103074
Kelas :C
Kelompok :5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
I. Judul
Sistem Gerak
Topik
Sistem Gerak pada Manusia
II. Tujuan
Mahasiswa mampu memahami struktur anatomi sistem gerak pada
manusia dan jenis-jenis gerak pada manusia
III. Dasar Teori :
Beberapa sistem gerak manusia, yaitu gerak disebabkan oleh
kontraksi otot yang menggerakkan tulang, jadi merupakan kerjasama
antara tulang dan otot. Tulang sendiri merupakan alat gerak pasif karena
mengikuti kendali otot, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena
mampu berkontraksi sehingga mampu menggerakkan tulang manusia
(Putra dan Mayangsari, 2015:73).Tulang dan otot merupakan jaringan
yang banyak mengisi tubuh manusia. Tulang merupakan jaringan tubuh
yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian bagianya. Karena
fungsi untuk menopang tulang mempunyai struktur yang kaku (Wibowo,
2011:31).
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian
sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka
membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah,
otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuh dan memiliki
kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. 206 tulang dalam tubuh
membentuk sistem rangka. Seklet atau kerangka adalah rangkaian tulang
yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam
tengkorak dan panggul. Tulang-tulang ini didukung oleh sumsum tulang,
yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam tubuh. Rangka
(skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (tumbu tubuh)
dan rangka apendikuler (anggota tubuh). Kerangka juga berfungsi sebagai
alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot
otot kerangka (Pearce, 2013: 43).
Kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan,
termasuk tulang tulang axial adalah, tengkorak, tulang belakang, tulang
dada dan iga serta tulang hyoid. Sedangkan kerangka apendikular terdiri
atas anggita grak dan gelang panggul. Yang termasuk dalam kerangka
apendikular adalah anggota gerak bawah dan anggota gerak atas. Tulang
tulang pada manusia diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan
formasinya. Terdapat tulang panjang aau tulang pipa terutama dijumpai
dalam anggota gerak. Setiap tulang panjang terdiri atas bagian batang dan
dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan
memungkinkan bergerak. Terdapat tulang tidak beraturan, merupakan
gabungan dari berbagai bentuk tulang. Tulang ini tersusun dari tulang
spons dan tulang kompak yang diselubungi periosteum. Periosteum
tersebut berfungsi untuk menyuplai tulang spons dan tulang
kompak.Tulang tidak beraturan terdapaat pada tulang rahang dan ruas-ruas
tulang belakang. Kemudian tulang pendek, contoh yang baik dapat dilihat
pada tulang tulang karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Mereka
sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat
yang ringan dan kuat. Tulang tulang ini diselubungi jaringan padat tipis.
Karena kuatnya maka tulang pendek mampu mendukung seperti tampak
pada pergelangan tangan. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan
tulang keras dengan tengahnya lapisan tulang seperti spons. Dapat
dijumpai dimana diperlukan perlindiungan, seperti pada tulang tengkorak,
tulang inominata tulang panggul (Pearce, 2013:43).
Pada saat lahir semua bayi mempunyai variasi ukuran dan bentuk
tulang wajah (splanchno cranium) yang minimal. Setelah lahir, ditulang
rahang atas mulai terjadi pertumbuhan gigi yang biasanua mulai muncul
atau mengalami erupsi pada usia sekitar 6 bulan. Sejalan dengan
pertumbuhan bayi, wajah bayi akan mulai memanjang karena gigi yang
tumbuh akan memaksa tulang rahang atas dan tulang rahang bawah
memanjang juga. Setelah gigi susu tumbuh dan keluar dari gusi, di dalam
tulang tetap berlangsung pertumbuhan gigi tetap. Pada tulang pembungkus
otak (neuro cranium) juga terjadi pertumbuhan. Pada saat lahir tulang
dahi berjumlah 2 buah kiri dan kanan sehingga di puncak kepala bagian
depan terdapat celah lunak berbentuk segi empat yang dinamakan ubun
ubun besar (greater fontanel) dan di kepala bagian belakang celah
berbentuk segitiga yang dinamakan ubun ubun kecil (lesser fontanel).
Pada proses pembentukan kepala, terjadi penyatuan bakal tulang yang
berasal dari dhi turun ke bawah dan dari sekitar telinga menuju garis
tengah. Ketiga unsur itu bersatu pada bagian yang berhadapan dengan gigi
taring. Kegagalan pertemuan ini menyebabkan terjadinya bibir sumbing
(Wibowo, 2011: 34).
Tulang belakang manusia terdiri dari 7 ruas tulang leher, 12 ruas
tulang punggung atau dada, 5 ruas tulang pinggang, dan satu tulang
panggul yang terdiri dari 5 ruas tulang menyatu. Di ujung bawah terdapat
4 ruas tulang ekor yang sangat kecil. Di bagian dalam tulang ini terdapat
rongga memanjang ke bawah dinamakan canalis vertebralis (vertebra
canal) yang berisi sumsum belakang atau medulla spinalis (spinal cord).
Ruas ruas tulang yang membentuk tulang belakang diikat satu sama lain
oleh serabut yang dinamakan ligament yang sangat kuat. Tulang dan
tulang rawan memiliki struktur dasra yang sangat berbeda. Pada tulang
biasa, jika dilihat melalui mikroskop akan dijumpai struktur yang khas
berupa lamellae. Tulang rawan dijumpai pada telinga, pada hidung, ujung
tulang rusuk, tenggorokan (Wibowo, 2011: 36).
Tulang terdiri dari tulang padat dan tulang spongiosa. Sebuah inti
besar dari sel sel stroma sumsum tulang dipanen dari iliac crest
(Andolina, 2015:2). Tulang padat merupakan lapisan luar yang keras dan
padat, menutupi seluruh tulang. Tulang terbentuk di sekeliling saluran
panjang yang disebut saluran harvers. Tulang spongiosa berbentuk seperti
sarang lebah di dalam tulang padat, dengan batang tulang tersusun dalam
pola yang memungkinkan untuk menahan berat dan tekanan pada bagian
tulang tertentu yang dituju. Tulang selain berfungsi sebagai pembentukan
sel darah merah juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan sebagian
besar kalsium (Ca) tubuh, berperan mempertahankan Ca darah dalam
kisarannormal melalui keseimbangan antara resorpsi tulangoleh osteoklas
dan pembentukan tulang oleh osteoblas selama proses remodeling tulang.
Tulang spongiosa dan saluran diisi oleh sumsum tulang, sumsum tulang
merah merupakan jaringan pembentuk darah, atau sumsum tulang kuning
adalah lemak. Sumsum tulang merah terdapat pada semua tulang janin dan
anak kecil, tetapi pada orang dewasa digantikan oleh sumsum tulang
kuning kcuali pada bagian atas humerus dan femur, lengkung tengkorak,
tulang belakang, iga, tulang dada, dan pelvis yang tetap mengandung
sumsum tulang merah (Gibson, 2002: 10 - 11).

Gambar. Sistem Harvers yang membentuk tulang padat


(Sumber: Gibson, 2002:11)
Tulang terdiri dari sel dan matriks. Sel tulang adalah osteoblas,
yang apabila matur (dewasa) disebut osteosit dan membentuk tulang atau
osteoklas, yang menghancurkan tulang. Karena kerja sel sel ini tulang
berada dalam pembentukan dan penghancuran terus menerus. Matriks
terdiri dari bahan dasar, serat, dan garam mineral. Perbandingan garam
mineral dengan bahan organic adalah: kalsium fosfat dan garam mineral
lain 70% bahan organic sampai 30%. Periosteum adalah membrane
jaringan ikat yang kuat dan vaskuler, yang melekat erat pada bagian luar
tulang, kecuali di dalam sendi, dimana tulang dilapisi oleh kartilago. Sel
bagian terdalamnya membentuk sel tulang. Periosteum sangat penting
untuk penebalan tulang dan perbaikan fraktur (Gibson, 2002: 11 12).
Remodelling tulang merupakan proses yang sangat kompleks dimana
tulang lama diganti tulang baru, dalam siklus terdiri dari 3 tahap yaitu: (1)
inisiasi resorpsion tulang dari osteoklas, (2) Transisi (atau periode
reversal) dari resorptio untuk membentuk tulang baru, (3) Pembentukan
tulang oleh osteoblast. Proses ini terjadi selama koordinasi aktif dari
osteoclast, osteoblast, osteosit dan lapisan tulang yang melapisi bersama
sama membentuk struktur anatomi yang disebut Unit Multiseluler Dasar
(Silva, et all, 2015: 1).
Terdapat penghubung antar tulang yang disebut dengan sendi. Sendi
adalah penghubung antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. Sendi
merupakan perantara antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya
sehingga tulang tersebut menyatu. Hubungan antartulang biasa disebut
dengan artikulasi. Untuk terjadinya artikulasi maka diperlukannya sendi.
Sendi diapit oleh tulang rawan yang merupakan bantalan untuk sendi.
Sendi di ikat oleh ligamen. ligamen adalah bahan yang kuat dan lentur.
Macam-macam pergerakan sendi antara lain fleksi, ekstensi, adduksi,
abduksi, rotasi, eversi, inversi, pronasi, dan supinasi. Fleksi merupakan
pergerakan yang mana memperkecil sudut persendian. Contohnya gerakan
kepala menunduk dan gerakan betis melipat ke arah dalam. Ekstensi
merupakan pergerakan yang memperbesar sudut persendian. Contohnya
gerakan mensejajarkan wajah, mensejajarkan telapak tangan, dan gerakan
betis keluar tubuh. Adduksi adalah pergerakan yang mana mendekati garis
tengah tubuh. Contohnya gerakan jari-jemari merapat dan gerakan kaki ke
dalam tubuh. Abduksi adalah pergerakan menjauhi garis tengah tubuh.
Contohnya gerakan jari-jemari melebar dan gerakan kaki ke luar tubuh.
Rotasi merupakan pergerakan memutari pusat aksis dari tulang. Contohnya
adalah gerakan rotasi leher ke kiri dan kanan. Eversi adalah pergerakan
bagian telapak kaki ke bagian luar bergerak membentuk sudut dari
persendian. Pronasi merupakan pergerakan telapak tangan di mana
permukaan tangan bergerak ke bawah. Supinasi merupakan pergerakan
telapak tangan di mana permukaan tangan bergerak ke atas (Asmadi,
2008 : 118-120).
Rangka dan otot dapat digerakkan karena adanya persendian. sendi-
sendi yang terdapat pada manusia diantaranya sendi peluru, sendi engsel,
sendi putar, sendi pelana, sendi geser, dan sendi mati. Sendi peluru
contohnya yakni ketika menggerakkan lengan terhadap bahu ke segala
arah. Contoh dari sendi engsel yakni pergerakan kaki atau tangan secara
searah seperti gagang pintu. Sedangkan contoh dari sendi putar yaitu
pergerakan kepala memutar dari kanan ke kiri ataupun sebaliknya. Contoh
dari sendi pelana adalah pergerakan tangan memutar dan melengkung.
Contoh sendi geser yakni pergerakan tulang punggung membengkok ke
kanan dan ke kiri. Berbeda halnya dengan sendi mati, sendi mati adalah
sendi yang tidak dapat memungkinkan adanya pergerakan. Contoh dari
sendi mati adalah tengkorak (Waluyo, 2016 : 1131).
IV. Metode Penelitian
4.1 Alat :
Torso
Praktikan
4.2 Bahan :
-
4.3 Cara Kerja :
a. Struktur anatomi sistem gerak

Menampilkan torso di depan kelas

Menjelaskan macam-macam jenis tulang pada manusia

Menggambar jenis-jenis tulang pada manusia (tulang penyusun


ekstremitas superior dan inferior, tulang penyusun kepala dan tulang
penyusun sumbu tubuh)

Menggambar torso dengan lengkap dan memberi keterangan


b. Jenis-jenis gerak pada manusia

Praktikan mempraktekkan beberapa jenis gerakan pada manusia, seperti


fleksi-ekstensi, abduksi-adduksi, pronasi-supinasi, elevasi-depresi,
inversi-eversi

Menggambar jenis-jenis gerak pada manusia


V. Hasil Pengamatan
VI. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai sistem gerak dengan topik sistem
gerak pada manusia. Praktikum kali ini dilakukan dengan pengamatan
menggunakan torso sebagai media. Torso digunakan untuk menunjukan bagian
bagian rangka (sistem gerak) pada manusia. Dimana rangka pada manusia
dibedakan menjadi 2 macam yaitu rangka apendikular dan rangka aksial. Di
dalam tubuh manusia, fungsi rangka antara lain adalah sebagai pembentuk tubuh,
melindungi bagian bagian organ yang penting (vital) seperti rangka tengkorak
berfungsi untuk melindungi bagian otak, tulang rusuk digunakan untuk
melindungi organ jantung dan paru paru. Selain itu, tulang dapat berfungsi
sebagai penyimpanan kalsium (Ca). Berperan mempertahankan Ca darah dalam
kisaran normal melalui keseimbangan antara resorpsi tulang oleh osteoklas dan
pembentukan tulang oleh osteoblas selama proses remodeling tulang. Selain itu
rangka juga berfungsi sebagai melekatnya otot. Tanpa rangka, otot-otot tidak
memiliki tempat untuk melekat. Jika otot tidak memiliki tempat untuk melekat,
maka anggota badan akan kaku dan tidak bisa digerakkan. Otot bekerja dengan
cara relaksasi dan kontraksi. Disitulah rangka bekerjasama dengan otot untuk
melakukan suatu gerakan. Misalnya, dalam menggerakkan lengan itu dipengaruhi
dengan otot yang ada di tulang lengan bagian atas yakni otot bisep dan trisep.
Rangka juga menentukan bentuk tubuh, dengan adanya rangka tubuh manusia
memiliki bentuk yang sempurna dan indah. Bahkan dengan adanya rangka, setiap
bentuk tubuh manusia dapat dibedakan. Misalnya dapat dibedakan tinggi
badannya, jari jari yang panjang pendek juga disebabkan karena adanya rangka
yang dapat membentuk bentuk tubuh. Rangka juga berfungsi sebagai alat gerak
pasif sedangkan alat gerak aktif yaitu otot. Rangka atau tulang juga berfungsi
sebagai pembentukan sel sel darah merah. Tempat pembentukan sel-sel darah
merah dan sel-sel darah putih, misalnya di dalam tulang-tulang pipih dan tulang-
tulang pendek. Selain itu rangka juga berfungsi sebagai pembentukan sumsum
kuning. Tempat sumsum kuning yang mengandung sel-sel lemak, misalnya di
dalam tulang pipa tulang paha.
Rangka pada manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu rangka aksial
dan rangka apendikular. Rangka aksial merupakan rangka yang disusun oleh
tulang tulang aksial, yaitu tulang yang menyusun sumbu utama tubuh manusia.
Secara garis besar, rangka aksial terdiri dari tulang tengkorak (Cranium), tulang
hyoid, tulang belakang (Os. Vertebrate), tulang dada (Os. Sternum), dan tulang
rusuk (Os. Costa). Jumlah tulang kepala (Os.Cranium) terdapat 11 tulang, antara
lain adalah satu buah tulang dahi (Os. Frontal), dua buah tulang ubun ubun (Os.
Parietal), dua buah kepala belakang (Os. Ocipital), dua buah tulang pelipis (Os.
Temporal), dua buah tulang baji (Os. Spenoid), dan dua buah tulang tapis (Os.
Etmoid). Pada tulag tengkorak (Os. Cranium) juga terdapat sutura yang
menghubungkan antar bagian tulang tengkorak. Dimana sutura adalah sendi yang
dihubungkan dengan jaringan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan
pada tulang tengkorak. Terdapat 4 macam sutura, yaitu sutura Corona, yang
menghubungkan Os. Frontal dan Os. Parietal. Sutura Sagital, yang
menghubungkan tulang ubun ubun (Os. Parietal), sutura lamdoid merupakan
sambungan yang menghubungkan Os. Parietal dan Os. Oxipital. Terakhir adalah
sutura Squamosa, merupakan penghubung Os. Parietal dan Os. Temporal.

Gambar 1. Bagian bagian tulang Cranium dan Sutura


Sumber: Pinterest.com
Selain tulang kepala, juga terdapat tulang penyusun wajah atau muka
dimana berjumlah sebanyak 14 buah tulang. Diantaranya adalah 2 buah tulang
rahang bawah (Os. Mandibulla), dua buah tulang rahang atas atau Os. Maxilla,
dua buah tulang pipi (Os. Zigomaticum), dua buah tulang hidung (Os. Nassal),
dua buah tulang air mata (Os. Lakrimal), dua buah tulang langit langit (Os.
Palantum), 1 tulang mata bajak (Os. Former). Serta terdapat lubang atau disebut
dengan Foramen magnum. Foramen magnum memiliki fungsi yaitu sebagai
tempat untuk keluarnya sumsum tulang belakang, dan sebagai tempat melekatnya
sendi pada tulang atlas. Tulang Hioid terdapat diantara laring dan mandibular.
Tulang ini berbentuk seperti huruf U. Tulg Hioid berfungsi sebagai tempat
melekatnya beberapa otot mulut dan lidah. Tulang atlas merupakan penghubung
kepala dan leher. Bagian rangka aksilar tulang penyusun tubuh vertebrate terdapat
tulang belakang (Verterbrae) yang jumlah totalnya ada 33 ruas tulang, terdiri dari
7 ruas tulang leher (servicalis), 12 ruas tulang punggung (thoracalis), 5 ruas
tulang pinggang (lumbalis), 5 ruas tulang kelangkang (sacrum), dan 4 ruas tulang
ekor (coccigeus). Meskipun tulang kelangkang dan tulang ekor terdiri atas
beberapa ruas, namun masing masing tulang menyatu seakan membentuk satu
ruas. Tulang leher (servicalis) yang pertama disebut dengan tulang atlas, dan
tulang leher (servicalis) yang kedua disebut dengan tulang aksis, dimana
keduanya saling bekerja sama dalam memudahkan kepala untuk bergerak.
Kemudian terdapat tulang rusuk atau Os. Costa dimana terdiri dari, 7 ruas
tulang rusuk sejati (Costae vera), tulang semu atau palsu (Costae sepuria), dan
tulang rusuk melayang (Costae fluctuantes). Disebut tulang rusuk sejati karena
benar-benar menempel pada tulang dada, disebut tulang rusuk melayang karena
tidak menempel langsung pada tulang dada melainkan menempel pada ujung
tulang rusuk terakhir bagian tulang rusuk sejati, dan disebut tulang rusuk
melayang karena memang tidak melekat pada tulang yang lain, jadi seperti
melayang. Selanjutnya adalah tulang aksilar bagian tulang dada (Os. Sternum),
terdiri dari tulang hulu (Manubrium sterni), tulang badan (Corpus sterni), tulang
taju pedang (Procesus xyphoideus). Pada bagian tulang vertebrae, apabila dilihat
secara horisontal memiliki bagian Spinosus prosesus, Prosesus tranversus,
Vertical body, dan Foramen vertebrate.
Tulang rangka selanjutnya adalah rangka apendikular. Rangka
appendicular adalah sistem rangka yang tersusun oleh tulang tulang apendikular,
yaitu tulang yang menyusun organ gerak. Secara garis besar, rangka apendikular
terdiri dari tulang panggul, bahu, tulang anggota gerak atas (superior), dan tulang
anggota gerak bawah. Bagian bagian anggota gerak atas (extremitas superior),
antara lain adalah humerus atau tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang
panjang atau pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat.
Fungsi: pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya
tulang radius dan ulna. Selanjutnya radius dan ulna sebanyak satu pasang, tulang
ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di
humerus. Fungsi: memungkinkan pergelangan tangan untuk memutar. Selanjutnya
adalah karpal atau pergelangan tangan, tersusun atas 8 buah tulang yang saling
dihubungkan oleh ligamen. Kemudian metakarpla atau telapak tangan, Tersusun
atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan
tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari
(palanges). Fungsi: membentuk knuckles (buku jari, yang dibentuk saat
mengepalkan tangan, selain itu juga sebagai tempat menempelnya otot, contohnya
otot lumbricals. Bagian terakhir adalah phalanges atau tulang jari jari, tersusun
atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari
yang hanya tersusun atas 2 buah tulang. Fungsi: tulang jari-jari tangan
memberikan ketangkasan pada tangan. Sedangkan bagian dari anggota gerak
bawah (extremitas inferior) antara lain adalah tulang panggul (pelvic girdle) dan
tulang kaki.
Pada gelang panggul wanita dan pria berbeda karena pada wanita
berbentuk pendek dan lebar, sedangkan pada pria sempit dan panjang. Sedangkan
tulang kaki terdiri atas 60 ruas tulang, diantaranya 2 tulang paha (femur), 2 tulang
lutut (patella), 2 tulang betis (fibula), 2 tulang kering (tibia), 14 tulang
pergelangan kaki (tarsal) yang masing-masing berjumlah 7 ruas, 10 tulang telapak
kaki (metatarsal) yang masing-masing berjumlah 5 ruas, dan 28 tulang jari kaki
(phalanges) yang masing-masing berjumlah 14 ruas.
Selanjutnya adalah bagian rangka apendikular pada gelang panggul, yang
terdiri atas tulang usus (Os. Illium) banyaknya 2 buah kiri dan kanan, bentuknya
lebar dan gepeng serta melengkung menghadap keperut. bagian yang melekuk
disebut tbsailiaka, bagaian tepi disebut Krista iliaka dan bagian yang menonjol
disebut spina iliaka. Pada os ollium terdapat sebuah lubang mangkok sendis
tempat letaknya kepala sendi daripada tulang paha disebut asetabulum. Kemudian
terdapat tulang pinggul (os pelvis), merupakan sebuah rongga yang dibentuk oleh
sambungan antara tulang-tulang panggul. Ronggga sebelah atas disebut rongga
panggul besar dan sebelah bawah disebut rongga panggul kecil. Antara rongga
panggul besardan rongga panggul kecil dipisahkan oleh sebuah garis lingkaran
yang ditarik kekiri dan keknan dari romontorium menuju kesimfisis pubis. pada
rongga panggul besar terdapat alat-alat kandungan sedangkan pada rongga
panggul kecil terdapat organ vesika urinaria. Kemudian terdapat tulang duduk (Os
ichium), bentuknya setengah lingkaran menghadap keatas, mempunyai tonjolan
bertumpu pada tempat duduk yang disebut tuberiskiadikum. Fungsi: membantu
memberikan dukungan untuk tulang punggung bagian bawah dan membantu
gerakan kaki bagian atas. Dan terdapat tulang kemaluan (Os. Pubis), merupakan
tulang bercabang dua, yang satu menuju kesamping atas dan satu lagi menuju
kesamping bawah. Banyaknya dua buah kiri dan kanan yang satu sama lain
dihubungkan oleh tulang rawan yang disebut simfisis pubis. Berfungsi untuk
melindungi alat atau organ reproduksi.
Rangka apendikular selanjutnya adalah gelang bahu. Gelang bahu terdiri
atas 2 tulang belikat (scapula) yang berhubungan dengan tulang rusukdan 2 tulang
selangka (clavicula) yang menghubungkan tulang selangka dengan tulang dada.
Gelang bahu terdiri atas bagian tulang selangka (clavicula) dan tulang belikat
(scapula). Clavicula atau selangka adalah tulang melengkung yang membentuk
bagian anterior gelang bahu yang memiliki fungsi sebagai pemberi kaitan pada
beberapa otot leher, otot bahu, dan otot lengan yang bekerja sebagai penopang
lengan. Sedangkan untuk scapula atau belikat membentuk bagian belakang gelang
bahu dan terletak di sebelah belakang thorac yang lebih dekat ke permukan iga.
Pembatas bagian sternum atau tulang dada dan selangka membentuk suatu sendi
yang disebut ekstremitas sternal, sedangkan pertemuan selangka dengan belikat
membentuk sendi ekstremitas akrominal. Pada anterior scapula terdapat lekukan
di bagian atasnya yang disebut incisura suprascapular. Dan bagian tengahnya
disebut dengan fosa suprascapular. Pada bagian posterior dari belikat terdapat
bagian seperti batang yang disebut dengan taju scapula. Pada bagian ujung atas
pada sisi tepinya terdapat bagian yang melekuk menonjol yang disebut dengan
akromion. Rongga pada bagian belikat yang terletak di bagian atas disebut dengan
rongga glenoid. Bagian posterior atasnya disebut fosa supraspinalis, sedangkan
bagian tengah disebut fosa infraspinalis.
Berdasarkan bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu
tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beraturan. Pertama
adalah tulang pipa, disebut tulang pipa karena tulang jenis tersebut berbentuk
seperti pipa dengan kedua ujungnya yang bulat. Ujung tulangnya yang berbentuk
bulat dan tersusun atas tulang rawan disebut epifise. Sedangkan pada jenis ini
bagian tengah tulang pipa yang berbentuk silindris dan berongga disebut diafise.
Di antara epifise dan diafise terdapat bagian yang disebut metafise. Metafise
tersusun atas tulang rawan. Bagian metafise ini terdapat cakra epifise, yang
memiliki kemampuan memanjang. Di dalam rongga tulang pipa, terdapat bagian
yang disebut sumsum tulang. Sumsum tulang tersusun dari pembuluh darah dan
pembuluh saraf. Tulang pipa memiliki dua sumsum tulang yakni sumsum tulang
merah dan kuning. Tempat sel-sel darah dibentuk berada di dalam sumsum tulang
merah. Adapun tempat pembentukan sel-sel lemak terdapat pada sumsum tulang
kuning. Saat kita masih bayi, hampir seluruh tulang mengan dung sumsum merah.
Namun, saat mulai tumbuh, beberapa di antaranya berubah menjadi sumsum
tulang kuning. Bagian tubuh yang memiliki tulang pipa meliputi tulang paha
(femur), tulang hasta, tulang lengan atas (humerus), tulang pengumpil, tulang
betis, dan tulang kering.
Kedua adalah tulang pendek, ulang jenis pendek memiliki bentuk mirip
kubus, pendek tak beraturan, atau bulat. Adanya tulang ini dimungkinkan
goncangan yang keras dapat diredam dan gerakan tulang yang bebas dapat
dilakukan. Sebagai contoh, tulang telapak kaki dan telapak tangan. Ketiga adalah
tulang pipih, bentuk gepeng dan berupa lempenganlempengan lebar. Tulang pipih
ini tersusun atas dua lapisan tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna
ossis karnii. Di ant ara dua lapisan ini terdapat lapisan spongiosa yang dinamakan
diploe. Peran tulang pipih adalah melindungi struktur tubuh yang berada di
bawahnya. Contoh tulang pipih adalah tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang
belikat. Terakhir adalah tulang tidak beraturan, tulang ini memiliki bentuk tidak
beraturan. Contoh pada tulang rahang dan ruas tulang belakang.
Sedangkan berdasarkan jaringan penyusunya tulang dapat dibagi menjadi
tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat
khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Ciri-ciri tulang rawan yaitu
berbentuk khusus jaringan ikat dengan fungsi utama menyokong jaringan lunak,
terdiri atas sel-sel (kondrosit dan kondroblas) dan matriks (serat dan substansi
dasar), matriksnya mengandung serat kolagen atau serat elastin yang memberi
kekuatan dan kelenturan, tulang rawan memiliki kekuatan renggang, penyokong
struktural, dan memungkinkan fleksibilitas tanpa distorsi. Matriks tulang rawan
terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf.
Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan yang disebut kondroblas. Sel-sel ini
mengeluarkan matriks yang disebut kondrin. Lama-kelamaan kondroblas akan
terkurung oleh matriksnya sendiri dalam ruangan yang disebut lakuna. Di dalam
lakuna terdapat kondroblas yang bersifat tidak aktif disebut kondrosit (sel tulang
rawan). Tulang rawan pada anak-anak berbeda dengan tulang rawan pada orang
dewasa. Tulang rawan pada anak-anak berasal dari mesenkim dan lebih banyak
mengandung sel-sel tulang rawan. Sementara itu, tulang rawan orang dewasa
lebih banyak mengandung matriks dan berasal dari perikondrium (selaput tulang
rawan) yang mengandung kondroblas. Tulang rawan pada orang dewasa hanya
terdapat pada bagian bagian tertentu. Matriks pada tulang rawan umumnya berupa
hialin yang homogen dan jernih. Matriks yang berserabut lebih banyak
mengandung zat kolagen (zat perekat tulang). Berdasarkan susunan serabutnya,
tulang rawan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. Pertama
adalah tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang
halus dan rapat. Tulang rawan hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang
menempel ke tulang dada. Kedua tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya
mirip tulang rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin.
Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring, dan epiglottis. Ketiga adalah
tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Keempat
adalah tulang rawan fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang dan simfisis
pubis (pertautan tulang kemaluan).
Selanjutnya adalah tulang keras (Osteum). Tulang keras merupakan
kumpulan sel tulang yang mengeluarkan matriks yang mengandung zat kapur dan
fosfat. Kedua zat ini menyebabkan tulang menjadi keras. Pada tulang keras,
osteoblas pada lakuna menjadi tidak aktif dan disebut osteosit (sel tulang). Antara
lakuna satu dengan lakuna lainnya dihubungkan oleh kanalikuli. Di dalam
kanalikuli terdapat sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi
kebutuhan nutrisi osteosit. Tulang keras dibedakan menjadi dua, yaitu tulang
kompak da tulang spons. Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap
sistem Havers terdiri dari saluran Havers (Canalis= saluran) yaitu suatu saluran
yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh
darah dan saraf. Disekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang
konsentris dan berlapis-lapis. Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur.
Pada lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna. Di dalam lacuna
terdapat osteosit. Dari lacuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil
yang disebut canaliculi yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers.
Canaliculi penting dalam nutrisi osteosit. Di antara sistem Havers terdapat lamela
interstitial yang lamella-lamelanya tidak berkaitan dengan sistem Havers.
Pembuluh darah dari periostem menembus tulang kompak melalui saluran
volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah saluran Havers. Kedua saluran
ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak mengandung sistem Havers.
Tulang spons memiliki struktur berongga-rongga seperti sarang lebah dengan
bobot lebih ringan daripada tulang kompak, tetapi tetap sangat kuat. Tulang spons
tidak memiliki sistem Havers, tetapi rongga-rongga di dalamnya juga berisi
sumsum. Tulang spons terdapat pada ujung tulang panjang. Rongga-rongga tulang
spons pada tulang paha (femur), tulang lengan atas (humerus), dan tulang dada
(sternum) berisi sumsum merah.
Antar tulang pada tubuh manusia dihubungkan oleh sendi. Jadi sendi dapat
diartikan sebagai pertemuan dua tulang yang memungkinkan terjadinya suatu
pergerakan. Sebuah sendi adalah titik di mana dua atau lebih tulang bertemu. Ada
tiga jenis utama dari sendi, yaitu sendi fibrosa (tidak bergerak), sendi
Kartilaginosa/bertulang rawan (sebagian bergerak) dan sendi sinovial (bergerak
bebas). Sendi Fibrosa (synarthrodial) merupakan jenis sendi yang tersusun dari
serat kolagen dan disatukan oleh ligamen. Sendi ini sama sekali tidak dapat
bergerak, karena jarak tulang sangat dekat. Contohnya adalah sutura pada antara
tulang tengkorak. Sendi kartilaginoosa (synchondroses and sympheses) ini terjadi
di mana hubungan antara tulang mengartikulasikan terdiri dari tulang rawan
misalnya antara tulang di tulang belakang. persendian ini arahnya gerakannya
kurang atau terbatas. yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contohnya
Tulang iga. Sendi Synchondroses hadir pada masa anak-anak, sampai akhir
pubertas. Misalnya terdapat pada lempeng epifisis pada tulang panjang. Sendi
sympheses adalah sendi tulang rawan permanen, misalnya simfisis pubis pada
kemaluan. Selanjutnya adalah sendi synovial atau sendi diarthrosis, adalah sendi
yang paling umum dalam tubuh manusia. Sendi ini arah gerakannya leluasa atau
bebas dan semua memiliki kapsul sinovial (struktur kolagen) yang mengelilingi
seluruh sendi, membran sinovial (lapisan dalam kapsul) mengeluarkan cairan
sinovial (cairan pelumas) dan tulang rawan yang dikenal sebagai tulang rawan
hialin dimana bantalan ujung mengartikulasikan tulang. Contohnya sikut dan
lutut, bahu dan panggul, pergelangan tangan dan kaki, sendi pada tulang jari
tangan dan kaki.
Ada 6 jenis sendi sinovial yang diklasifikasikan oleh bentuk sendi dan
gerakan yang tersedia, antara lain adalah sendi geser merupakan hubungan
antartulang yang memungkinkan gerakan tulang yang satu menggeser pada tulang
yang lain. Contoh sendi geser adalah persendian antartulang karpal. Sendi peluru,
hubungan antar tulang yang memungkinkan gerak ke segala arah. Contoh sendi
peluru adalah persendian antara tulang paha dan tulang gelang panggul serta
antara persendian pangkal lengan atas dan gelang bahu. Selanjutnya adalah sendi
engsel. Sendi Engsel adalah hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan
satu arah maju atau mundur. Contoh sendi engsel adalah persendian pada siku,
lutut, dan persendian antararuas jari tangan. Sendi putar hubungan antartulang
yang memungkinkan gerakan tulang yang satu mengelilingi tulang lainnya
sebagai poros. Contoh sendi putar adalah persendian tulang tengkorak dan tulang
atlas serta persendian tulang hasta dan tulang pengumpul. Dan sendi pelana,
adalah antartulang yang memungkinkan gerakan tulang ke dua arah yang saling
tegak lurus seperti gerakan orang naik kuda. Contoh sendi pelana adalah
persendian tulang tumit dan tulang kering.
Pada sendi terdapat suatu gerakan gerakan, gerakan tersebut antara lain
adalah sebagai berikut fleksi ekstensi, aduksi abduksi, elevasi depresi,
supinasi dan pronasi, serta inversi dan eversi. Selain itu, juga terdapat gerakan
antar sendi yang disebut dengan bergeser, circumduksi serta protaksi dan retraksi.
Berikut merupakan penjelasan dari macam macam gerakan tersebut, Fleksi
adalah gerak anggota tubuh yang menekuk atau membengkok. Sebaliknya,
ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh. Contoh gerak ini terjadi pada
siku, lutut, dan ruas-ruas jari. Gerak ekstensi yang melebihi anatomi tubuh disebut
hiperekstensi. Adduksi adalah gerak mendekati tubuh. Abduksi merupakan lawan
dari adduksi yaitu menjauhi tubuh. Otot yang berperan adalah otot abduktor dan
adduktor. Elevasi merupakan gerakan mengangkat, sebaliknya depresi merupakan
gerak menurunkan. Contohnya, gerak membuka dan me-nutup mulut. Otot yang
berperan pada gerak ini adalah elevator dan depressor. Supinasi adalah gerak
menengadahkan atau membuka telapak tangan. Sebaliknya, pronasi merupakan
gerak menelungkupkan atau membalik telapak tangan. Otot yang berperan pada
gerak ini adalah supinator dan pronator. Inversi yaitu gerak memiringkan atau
membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh. Sedangkan eversiialah gerak
memiringkan atau membuka telapak kaki ke arah luar tubuh. Sedangkan gerakan
bergeser adalah berupa pergeseran antara tulang, contohnya gerakan pada sendi-
sendi di antara tulang-tulang carpalia dan tarsalia, terjadi pada sendi geser.
Kemudian circumduksi, Berupa gerakan dimana ujung distal satu tulang
membentuk 1 lingkaran, sedangkan ujung proksimalnya tetap. Contohnya gerakan
memutar lengan 1 lingkaran mengitari sendi bahu, terjadi pada sendi peluru
dengan arah gerakan 3 poros. Dan protaksi merupakan gerakan mendorong
mandibular keluar dan retraksi gerakan mandibular menarik ke dalam.
Sistem kerangka terutama terbentuk dari jaringan yang saling berhubungan
termasuk tulang dan jaringan seperti tendon, ligamen, dan tulang rawan. Tujuan
utama dari sistem kerangka adalah untuk memberikan dukungan bagi tubuh. Hal
ini juga memberikan perlindungan bagi organ internal dan lokasi untuk
melekatkan otot dan dengan demikian, membantu dalam gerakan tubuh. Selama
usia bayi manusia dan masa kanak-kanak, kerangka laki-laki dan perempuan tidak
berbeda jauh. Namun, kemudian seiring dengan perkembangan tubuh, dimorfisme
generatif semakin terbentuk dalam kerangka, sehingga menciptakan perbedaan
antara dua kerangka. Variasi yang paling menonjol dapat dilihat pada tingkat
panggul pada wanita dan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan melahirkan
pada wanita. Namun, jika diperhatikan dengan seksama, ada banyak perbedaan
halus antara kerangka tersebut. Kerangka pada wanita, umumnya kerangka wanita
terdiri dari tulang ringan dengan permukaan yang halus. Kerangka tidak besar,
dan bagian-bagian untuk tendon yang kurang penekanan. Fitur karakteristik
khusus dari kerangka wanita adalah bahwa ia memiliki panggul yang lebih luas
daripada laki-laki. Juga, panggul tulang perempuan lebih bulat, dan tulang-tulang
yang dikelilingi dirancang untuk menjadi lebih fleksibel untuk kehamilan dan
kelahiran anak. Variasi ini terjadi karena persyaratan melahirkan pada wanita.
Wanita memiliki tulang toraks lebih bulat dibandingkan laki-laki. Sedangkan
kerangka pada pria biasanya memiliki kerangka besar, yang terdiri dari tulang
yang lebih padat dan berat. Wilayah perlekatan otot tulang sangat banyak dan kuat
serta lebih menonjol daripada perempuan. Perkembangan tulang laki-laki selesai
sekitar usia 21. Sampai saat itu, tulang terus tumbuh dan berkembang sehingga
laki-laki memiliki lebih besar dan sudut lebih jelas. Berikut merupakan perbedaan
dimorfisme antara wanita dan pria adalah perkembangan tulang dalam tubuh
wanita selesai lebih cepat daripada yang ada pada tubuh laki laki. Pada wanita,
tulang mengalami perkembangan lengkap sekitar usia 18 tahun sedangkan pada
laki laki tulang terus tumbuh sampai usia sekitar 21 tahun. Kerangka wanita
mengandung lebih kecil, lebih ringan dan tulang halus. Sebaliknya, kerangka laki
laki mengandung tulang yang lebih berat, kasar dan besar. Ketika meninjau
tengkorak, tulang supra orbial, proses mastoid, tulang zygomatic, oksipital kurang
menonjol pada wanita dibandingkan pada pria. Oleh karena itu, pada umumnya
laki laki memiliki tengkorak lebih besar dan lebihberat daripada perempuan.
Pria memiliki thoraks panjang, dan sternum memiliki tulang rusuk yang lebih
panjang, yang tipis dan lebih melengkung tidak seperti pada perempuan. Dada
wanita lebih pendek dan lebar. Pelvis perempuan lebih dangkal, luas, halus dan
ringan sedangkan pada laki laki lebih dalam, sempit dan berat. Illium laki - laki
lebih miring sedangkan perembuan kurang miring. Spina iliaka anterior superior
lebih luas terpisahkan pada wanita tidak seperti pada pria. Kerangka perempuan
memiliki arkus pubis lebih lebar sedangkan kerangka laki laki lebih sempit.
Wanita memiliki lekukan sakrosiatik lebih luas dan sacrum lebih baik dan
melengkung, sedangkan laki laki memiliki lekukan sakro siatik kurang lebar
dan panjang, sempit dan sacrum kurang melengkung.
Pembentukan rangka atau tulang pada manusia disebut dengan osifikasi.
Osifikasi adalah proses dimana sel-sel mesenkim dan kartilago diubah menjadi
tulang selama pengembangan. Awalnya, selama perkembangan embrio, kerangka
tetap terutama rawan untuk membentuk komponen struktural dasar dan kerangka
tubuh. Terdapat dua jenis tulang yaitu tulang rawan dan tulang sejati. Keduanya
berbeda dalam hal sel serta substansi dasarnya. Tulang rawan merupakan tulang
utama penyusun rangka tubuh pada janin, dan akan menjadi tulang keras ketika
dewasa. Pada masa dewasa, hanya bagian tertentu yang masih disokong oleh
tulang rawan seperti daun telinga, tulang hidung, epiglotis, dan persendian. Hal ini
mengakibatkan bahwa tulang pada daun telinga, tulang hidung dan epligotis tetap
pada tulang rawan dikarenakan pada bagian tersebut terdapat serabut kolagen
yang sangat banyak. Pada manusia, tulang rawan terbentuk pada janin saat berusia
4 minggu atau satu bulan. Tulang belakang ialah tulang yang pertama kali
terbentuk yang di dalamnya terdapat sistem saraf. Pembentukan tulang keras
disebut dengan peristiwa osifikasi yaitu peristiwa pengapuuran pada tulang rawan.
Tulang keras ialah tulang yang menyusun rangka pada manusia. Pembentukan
Tulang Keras (Osteon), dapat terbentuk tulang yang berasal dari tulang rawan
(Kartilago) yang memiliki rongga yang nantinya akan diisi oleh sel-sel pembentuk
tulang atau osteoblas. Osteoblas kemudian akan membentuk sel-sel tulang atau
osteosit dimana satuan osteosit akan melingkari pembuluh darah kemudian sistem
saraf membentuk sistem havers matriks yang mengandung zat kapur dan fosfor
sehingga tulang menjadi keras dan membentuk tulang keras (Osteon). Terdapat 3
macam sel-sel tulang yaitu osteosit, osteoblast dan osteoklast. Osteosit merupakan
sel tulang dewasa, berada dalam kapsul yang berada dalam lacuna. Sel bertonjolan
banyak, yang masuk ke saluran-saluran yang bercabang dan menggabungkan sel
bertetangga dalam lacuna dan kapsul lain. Saluran yang bercabang-cabang dalam
lamella tersebut dinamakan dengan canaliculi. Organel osteosit tampak kecil dan
tidak terlihat, seperti sel yang tidak aktif, namun sesungguhnya ia aktif sekali
memelihara sifat fisiologis matriks dan dalam sitoplasma terdapat garam kalsium
fosfat yang pekat. Osteoblast merupakan sel induk tulang yang berguna untuk
sintesa bahan organis matriks dan serat kolagen. Terdapat di daerah permukaan
atau tepi tulang, tersusun seperti lapisan epitel selapis. Jika aktif mensintesa
bentuknya kubus, jika tak aktif jadi gepeng. Sel ini bertonjolan, tapi pendek.
Tonjolan semakin banyak bahan matriks berada disekelilingnya dan kemudian
berubah menjadi osteosit. Canaliculi terbentuk disekeliling tonjolan-tonjolan
tersebut dan lacuna sekeliling badan selnya. Apabila osteoblast aktif mensintesa
zat maka mengandung organel bercirikan pensintesa protein yaitu retikulum
endoplasma kasar dan badan golgi banyak dan besar. Osteoklast merupakan sel
raksasa bertonjolan-tonjolan yang disebut ruffle. Sel ini berasal dari transformasi
makrofag dan banyak mengandung lisosom. Tulang merupakan jaringan ikat yang
berkembang dari lapisan mesenkim. Pembentuka tulang pada manusia dan
vertebrata lainnya dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu osifikasi
intramembran dan osifikasi endokondral.
Pada osifikasi intramembran, tulang terbentuk langsung dari lapisan
mesenkim. Proses pembentukan tulang ini terjadi pada pembentukan tulang
tengkorak. Sel sel dari lapisan mesenkim berdifferensiasi menjadi osteoblas
yaitu sel induk sel tulang. Kemudian sel- sel osteoblas mensintesis matriks
ekstraseluler berupa kolagen proteoglikan. Matriks ekstraseluler tersebut mampu
mengikat ion kalsium melalui kalsifikasi. Sel sel osteoblas terjebak dalam
matriks ekstraseluler yang mengeras. Osteoid adalah lapisan (selaput) yang
memisahkan osteoblas dari matriks ekstraseluler. Osteoblas yang terjebak dalam
matriks yang telah mengeras karena adanya kalsium menjadi osteosit, sementara
osteoid disebut lakuna. Periosteum adalah selaput yang membungkus jaringan
tulang yang merupakan jaringan ikat. Lapisan sebelah dalam bagian periosteum
akan membentuk osteoblas dan menghasilkan osteoid untuk melanjutkan proses
pembentukan tulang. Kemudian osifikasi endokondral, merupakan pembentukan
tulang keras dari jaringan tulang rawan yang telah terbentuk terlebih dahulu.
Tulang rawan ialah jaringan tulang yang pertama terbentuk dan menyokong tubuh
embrio vertebrata. Tulang rawan tersusun atas sel kondroblas dengan matriks
ekstraseluler kondrin yang mengandung beragam serabut serat. Tulang rawan
bersifat lunak dan elastis, menyokong pergerakan hewan. Tulang rawan yang
menyusun janin akan digantikan oleh tulang keras setelah kelahiran dan beberapa
titik yang disusun tulang rawan akan dipertahankan sampai dewasa. Osifikasi
endokondral terjadi dalam lima tahap, tahap pertama ialah terbentuknya prekursor
tulang rawan (kartilago). Tahapan selanjutnya, sel sel mesenkim berdifferensiasi
menjadi sel kondrosit yaitu sel yang menyusun tulang rawan. Tahapan ketiga, sel
sel kondosit membelah secara mitosis. Pembelahan sel kondrosit terjadi sangat
cepat membentuk massa sel kondosit. Sel sel kondrosit mensintesis matriks
ekstraseluler kartilago spesifik. Tahapan keempat, sel sel kondrosit berbenti
membelah dan meningkatkan volume selnya sehingga membentuk hyperthropic
kondrosit. Massa sel kondrosit yang besar itu merubah matriks ekstraseluler
dengan menambahkan serat kolagen dan senyawa fibronectin yang mudak
mengikat kalsium karbonat untuk mengalami kalsifikasi. Tahapan terakhir ialah
masuknya pembuluh darah ke bagian kartilago. Sel sel hypertropic kondrosit
mengalami kematian (apoptosis) sehingga akan terbentuk sumsum tulang.
Hilangnya massa sel kartilago akan digantikan oleh sel sel yang membungkus
kartilago membentuk osteoblas, sel induk tulang keras. Kemudian osteoblas akan
meneruskan pembentukan tulang sejati dengan alur seperti pembentukan
intramembran osifikasi. Hampir semua tulang rawan pada janin akan digantikan
menjadi tulang keras. Beberapa titik masih disokong oleh tulang rawan seperti
daun telinga. Sehingga pada daun telinga, hidung tekstur tidak kaku dikarenakan
kandungan tulang rawan yang mengandung serabut kolagen yang sangat banyak.
VII. Penutup
7.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum, maka diketahui bahwa struktur anatomi
system gerak pada manusia dibedan menjadi dua yaitu rangka aksial dan
apendikular. Rangka aksial dapat dibagi menjadi kepala dan badan, termasuk
tulang-tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Pada
bagian rangka badan terdapat pectoral girdle dan pelvic girdle. Sedangkan
kerangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak dan gelang panggul.
Macam-macam tulang berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi tulang pipa,
tulang pipih, tulang pendek dan tulang tak beraturan. Sedangkan macam tulang
berdasarkan jaringan penyusunnya dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan
tulang keras. Hubungan antar tulang yang dapat menyebabkan suatu gerakan
disebut dengan sendi. Sendi berdasarkan macam gerakanya dibedakan menjadi,
sinartrosis, amfiartrosis dan diartrosis. Manusia memiliki jenis jenis gerak antara
lain adalah fleksi - ekstensi, pronasi - supinasi, elevasi - depresi, adduksi -
abduksi, serta inversi eversi serta protaksi dan retraksi.
7.2 Saran
Praktikum dilakukan pada sore hari dan waktunya sangat sedikit karena
mendekati magribh. Pembahasan mengenai sistem gerak, dimana sistem gerak
pada manusia terdiri dari beberapa bagian. Jika waktu molor, maka penjelasan
yang diberikan oleh asisten akan cepat. Oleh karena itu, diharapkan kepada semua
praktikan agar datang tepat waktu
DAFTAR PUSTAKA

Andolina, Marino.2015.Bone Marrow Transplantation and Mesenchymal Stem


Cells in Niemann Pick A Desease.Journal of Bone Marrow Research.Vol
(3) 1: 1 - 4
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Gibson, John.2002.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat edisi 2.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran
Putra, Jefrry Andhika dan Mayangsari, Dewi.2015.Aplikasi Pembelajaran
Anatomi Tubuh Manusia pada Siswa Sekolah Menengah Atas Berbasis
Multimedia.Jurnal Teknil.Vol (5)1: 71 -77
Pearce, Evelyne C.2010.Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis.Jakarta:
Gramedia
Pinterest.2017.Nervous System. https://www.pinterest.com/megabacon/nervous-
system/ {diakses 25 Maret 2017}
Silva, Rinaldo Fluorencio., Rodrigues, Gisela and Sasso, Silva., Cerri, Estela
Sasso., Simoes, Manuel Jessus., Cerri, Paulo Sergio.2015.Biology of Bone
Tissues: Structure, Function, and Factors That influence Bone
Cells.Journal of Biomed.Vol (5) 1: 1 17
Waluyo, Pujo Setyo, Debora Natalia Sidjito, dan Alvama Pattiserlihun. 2016.
Desain Pembelajaran IPA Terpadu dengan Topik Tuas pada Tubuh
Manusia. Unnes Science Education Journal. Vol (5) 1 : 1129-1136.
Wibowo, Daniel.2011.Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta: Grasindo
Lampiran Foto

1. Rangka Manusia 2. Tengkorak (Samping)

3. Tulang Vertebrae 4. Tulang dada (Sternum) dan


tulang rusuk (Costae)

5. Tulang Ekstremitas Atas 6. Tulang Ekstremitas Bawah

7. Tulang Panggul

Anda mungkin juga menyukai