JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2017 I. Judul Sistem Gerak Topik Sistem Gerak pada Manusia II. Tujuan Mahasiswa mampu memahami struktur anatomi sistem gerak pada manusia dan jenis-jenis gerak pada manusia III. Dasar Teori : Beberapa sistem gerak manusia, yaitu gerak disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan tulang, jadi merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Tulang sendiri merupakan alat gerak pasif karena mengikuti kendali otot, sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi sehingga mampu menggerakkan tulang manusia (Putra dan Mayangsari, 2015:73).Tulang dan otot merupakan jaringan yang banyak mengisi tubuh manusia. Tulang merupakan jaringan tubuh yang berfungsi untuk menopang tubuh dan bagian bagianya. Karena fungsi untuk menopang tulang mempunyai struktur yang kaku (Wibowo, 2011:31). Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. 206 tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Seklet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Tulang-tulang ini didukung oleh sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam tubuh. Rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (tumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh). Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot otot kerangka (Pearce, 2013: 43). Kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang tulang axial adalah, tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan iga serta tulang hyoid. Sedangkan kerangka apendikular terdiri atas anggita grak dan gelang panggul. Yang termasuk dalam kerangka apendikular adalah anggota gerak bawah dan anggota gerak atas. Tulang tulang pada manusia diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan formasinya. Terdapat tulang panjang aau tulang pipa terutama dijumpai dalam anggota gerak. Setiap tulang panjang terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan bergerak. Terdapat tulang tidak beraturan, merupakan gabungan dari berbagai bentuk tulang. Tulang ini tersusun dari tulang spons dan tulang kompak yang diselubungi periosteum. Periosteum tersebut berfungsi untuk menyuplai tulang spons dan tulang kompak.Tulang tidak beraturan terdapaat pada tulang rahang dan ruas-ruas tulang belakang. Kemudian tulang pendek, contoh yang baik dapat dilihat pada tulang tulang karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Mereka sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Tulang tulang ini diselubungi jaringan padat tipis. Karena kuatnya maka tulang pendek mampu mendukung seperti tampak pada pergelangan tangan. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan tengahnya lapisan tulang seperti spons. Dapat dijumpai dimana diperlukan perlindiungan, seperti pada tulang tengkorak, tulang inominata tulang panggul (Pearce, 2013:43). Pada saat lahir semua bayi mempunyai variasi ukuran dan bentuk tulang wajah (splanchno cranium) yang minimal. Setelah lahir, ditulang rahang atas mulai terjadi pertumbuhan gigi yang biasanua mulai muncul atau mengalami erupsi pada usia sekitar 6 bulan. Sejalan dengan pertumbuhan bayi, wajah bayi akan mulai memanjang karena gigi yang tumbuh akan memaksa tulang rahang atas dan tulang rahang bawah memanjang juga. Setelah gigi susu tumbuh dan keluar dari gusi, di dalam tulang tetap berlangsung pertumbuhan gigi tetap. Pada tulang pembungkus otak (neuro cranium) juga terjadi pertumbuhan. Pada saat lahir tulang dahi berjumlah 2 buah kiri dan kanan sehingga di puncak kepala bagian depan terdapat celah lunak berbentuk segi empat yang dinamakan ubun ubun besar (greater fontanel) dan di kepala bagian belakang celah berbentuk segitiga yang dinamakan ubun ubun kecil (lesser fontanel). Pada proses pembentukan kepala, terjadi penyatuan bakal tulang yang berasal dari dhi turun ke bawah dan dari sekitar telinga menuju garis tengah. Ketiga unsur itu bersatu pada bagian yang berhadapan dengan gigi taring. Kegagalan pertemuan ini menyebabkan terjadinya bibir sumbing (Wibowo, 2011: 34). Tulang belakang manusia terdiri dari 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung atau dada, 5 ruas tulang pinggang, dan satu tulang panggul yang terdiri dari 5 ruas tulang menyatu. Di ujung bawah terdapat 4 ruas tulang ekor yang sangat kecil. Di bagian dalam tulang ini terdapat rongga memanjang ke bawah dinamakan canalis vertebralis (vertebra canal) yang berisi sumsum belakang atau medulla spinalis (spinal cord). Ruas ruas tulang yang membentuk tulang belakang diikat satu sama lain oleh serabut yang dinamakan ligament yang sangat kuat. Tulang dan tulang rawan memiliki struktur dasra yang sangat berbeda. Pada tulang biasa, jika dilihat melalui mikroskop akan dijumpai struktur yang khas berupa lamellae. Tulang rawan dijumpai pada telinga, pada hidung, ujung tulang rusuk, tenggorokan (Wibowo, 2011: 36). Tulang terdiri dari tulang padat dan tulang spongiosa. Sebuah inti besar dari sel sel stroma sumsum tulang dipanen dari iliac crest (Andolina, 2015:2). Tulang padat merupakan lapisan luar yang keras dan padat, menutupi seluruh tulang. Tulang terbentuk di sekeliling saluran panjang yang disebut saluran harvers. Tulang spongiosa berbentuk seperti sarang lebah di dalam tulang padat, dengan batang tulang tersusun dalam pola yang memungkinkan untuk menahan berat dan tekanan pada bagian tulang tertentu yang dituju. Tulang selain berfungsi sebagai pembentukan sel darah merah juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan sebagian besar kalsium (Ca) tubuh, berperan mempertahankan Ca darah dalam kisarannormal melalui keseimbangan antara resorpsi tulangoleh osteoklas dan pembentukan tulang oleh osteoblas selama proses remodeling tulang. Tulang spongiosa dan saluran diisi oleh sumsum tulang, sumsum tulang merah merupakan jaringan pembentuk darah, atau sumsum tulang kuning adalah lemak. Sumsum tulang merah terdapat pada semua tulang janin dan anak kecil, tetapi pada orang dewasa digantikan oleh sumsum tulang kuning kcuali pada bagian atas humerus dan femur, lengkung tengkorak, tulang belakang, iga, tulang dada, dan pelvis yang tetap mengandung sumsum tulang merah (Gibson, 2002: 10 - 11).
Gambar. Sistem Harvers yang membentuk tulang padat
(Sumber: Gibson, 2002:11) Tulang terdiri dari sel dan matriks. Sel tulang adalah osteoblas, yang apabila matur (dewasa) disebut osteosit dan membentuk tulang atau osteoklas, yang menghancurkan tulang. Karena kerja sel sel ini tulang berada dalam pembentukan dan penghancuran terus menerus. Matriks terdiri dari bahan dasar, serat, dan garam mineral. Perbandingan garam mineral dengan bahan organic adalah: kalsium fosfat dan garam mineral lain 70% bahan organic sampai 30%. Periosteum adalah membrane jaringan ikat yang kuat dan vaskuler, yang melekat erat pada bagian luar tulang, kecuali di dalam sendi, dimana tulang dilapisi oleh kartilago. Sel bagian terdalamnya membentuk sel tulang. Periosteum sangat penting untuk penebalan tulang dan perbaikan fraktur (Gibson, 2002: 11 12). Remodelling tulang merupakan proses yang sangat kompleks dimana tulang lama diganti tulang baru, dalam siklus terdiri dari 3 tahap yaitu: (1) inisiasi resorpsion tulang dari osteoklas, (2) Transisi (atau periode reversal) dari resorptio untuk membentuk tulang baru, (3) Pembentukan tulang oleh osteoblast. Proses ini terjadi selama koordinasi aktif dari osteoclast, osteoblast, osteosit dan lapisan tulang yang melapisi bersama sama membentuk struktur anatomi yang disebut Unit Multiseluler Dasar (Silva, et all, 2015: 1). Terdapat penghubung antar tulang yang disebut dengan sendi. Sendi adalah penghubung antartulang sehingga tulang dapat digerakkan. Sendi merupakan perantara antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya sehingga tulang tersebut menyatu. Hubungan antartulang biasa disebut dengan artikulasi. Untuk terjadinya artikulasi maka diperlukannya sendi. Sendi diapit oleh tulang rawan yang merupakan bantalan untuk sendi. Sendi di ikat oleh ligamen. ligamen adalah bahan yang kuat dan lentur. Macam-macam pergerakan sendi antara lain fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi, eversi, inversi, pronasi, dan supinasi. Fleksi merupakan pergerakan yang mana memperkecil sudut persendian. Contohnya gerakan kepala menunduk dan gerakan betis melipat ke arah dalam. Ekstensi merupakan pergerakan yang memperbesar sudut persendian. Contohnya gerakan mensejajarkan wajah, mensejajarkan telapak tangan, dan gerakan betis keluar tubuh. Adduksi adalah pergerakan yang mana mendekati garis tengah tubuh. Contohnya gerakan jari-jemari merapat dan gerakan kaki ke dalam tubuh. Abduksi adalah pergerakan menjauhi garis tengah tubuh. Contohnya gerakan jari-jemari melebar dan gerakan kaki ke luar tubuh. Rotasi merupakan pergerakan memutari pusat aksis dari tulang. Contohnya adalah gerakan rotasi leher ke kiri dan kanan. Eversi adalah pergerakan bagian telapak kaki ke bagian luar bergerak membentuk sudut dari persendian. Pronasi merupakan pergerakan telapak tangan di mana permukaan tangan bergerak ke bawah. Supinasi merupakan pergerakan telapak tangan di mana permukaan tangan bergerak ke atas (Asmadi, 2008 : 118-120). Rangka dan otot dapat digerakkan karena adanya persendian. sendi- sendi yang terdapat pada manusia diantaranya sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, sendi geser, dan sendi mati. Sendi peluru contohnya yakni ketika menggerakkan lengan terhadap bahu ke segala arah. Contoh dari sendi engsel yakni pergerakan kaki atau tangan secara searah seperti gagang pintu. Sedangkan contoh dari sendi putar yaitu pergerakan kepala memutar dari kanan ke kiri ataupun sebaliknya. Contoh dari sendi pelana adalah pergerakan tangan memutar dan melengkung. Contoh sendi geser yakni pergerakan tulang punggung membengkok ke kanan dan ke kiri. Berbeda halnya dengan sendi mati, sendi mati adalah sendi yang tidak dapat memungkinkan adanya pergerakan. Contoh dari sendi mati adalah tengkorak (Waluyo, 2016 : 1131). IV. Metode Penelitian 4.1 Alat : Torso Praktikan 4.2 Bahan : - 4.3 Cara Kerja : a. Struktur anatomi sistem gerak
Menampilkan torso di depan kelas
Menjelaskan macam-macam jenis tulang pada manusia
Menggambar jenis-jenis tulang pada manusia (tulang penyusun
ekstremitas superior dan inferior, tulang penyusun kepala dan tulang penyusun sumbu tubuh)
Menggambar torso dengan lengkap dan memberi keterangan
b. Jenis-jenis gerak pada manusia
Praktikan mempraktekkan beberapa jenis gerakan pada manusia, seperti
V. Hasil Pengamatan VI. Pembahasan Praktikum kali ini membahas mengenai sistem gerak dengan topik sistem gerak pada manusia. Praktikum kali ini dilakukan dengan pengamatan menggunakan torso sebagai media. Torso digunakan untuk menunjukan bagian bagian rangka (sistem gerak) pada manusia. Dimana rangka pada manusia dibedakan menjadi 2 macam yaitu rangka apendikular dan rangka aksial. Di dalam tubuh manusia, fungsi rangka antara lain adalah sebagai pembentuk tubuh, melindungi bagian bagian organ yang penting (vital) seperti rangka tengkorak berfungsi untuk melindungi bagian otak, tulang rusuk digunakan untuk melindungi organ jantung dan paru paru. Selain itu, tulang dapat berfungsi sebagai penyimpanan kalsium (Ca). Berperan mempertahankan Ca darah dalam kisaran normal melalui keseimbangan antara resorpsi tulang oleh osteoklas dan pembentukan tulang oleh osteoblas selama proses remodeling tulang. Selain itu rangka juga berfungsi sebagai melekatnya otot. Tanpa rangka, otot-otot tidak memiliki tempat untuk melekat. Jika otot tidak memiliki tempat untuk melekat, maka anggota badan akan kaku dan tidak bisa digerakkan. Otot bekerja dengan cara relaksasi dan kontraksi. Disitulah rangka bekerjasama dengan otot untuk melakukan suatu gerakan. Misalnya, dalam menggerakkan lengan itu dipengaruhi dengan otot yang ada di tulang lengan bagian atas yakni otot bisep dan trisep. Rangka juga menentukan bentuk tubuh, dengan adanya rangka tubuh manusia memiliki bentuk yang sempurna dan indah. Bahkan dengan adanya rangka, setiap bentuk tubuh manusia dapat dibedakan. Misalnya dapat dibedakan tinggi badannya, jari jari yang panjang pendek juga disebabkan karena adanya rangka yang dapat membentuk bentuk tubuh. Rangka juga berfungsi sebagai alat gerak pasif sedangkan alat gerak aktif yaitu otot. Rangka atau tulang juga berfungsi sebagai pembentukan sel sel darah merah. Tempat pembentukan sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih, misalnya di dalam tulang-tulang pipih dan tulang- tulang pendek. Selain itu rangka juga berfungsi sebagai pembentukan sumsum kuning. Tempat sumsum kuning yang mengandung sel-sel lemak, misalnya di dalam tulang pipa tulang paha. Rangka pada manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial merupakan rangka yang disusun oleh tulang tulang aksial, yaitu tulang yang menyusun sumbu utama tubuh manusia. Secara garis besar, rangka aksial terdiri dari tulang tengkorak (Cranium), tulang hyoid, tulang belakang (Os. Vertebrate), tulang dada (Os. Sternum), dan tulang rusuk (Os. Costa). Jumlah tulang kepala (Os.Cranium) terdapat 11 tulang, antara lain adalah satu buah tulang dahi (Os. Frontal), dua buah tulang ubun ubun (Os. Parietal), dua buah kepala belakang (Os. Ocipital), dua buah tulang pelipis (Os. Temporal), dua buah tulang baji (Os. Spenoid), dan dua buah tulang tapis (Os. Etmoid). Pada tulag tengkorak (Os. Cranium) juga terdapat sutura yang menghubungkan antar bagian tulang tengkorak. Dimana sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan jaringan ikat fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Terdapat 4 macam sutura, yaitu sutura Corona, yang menghubungkan Os. Frontal dan Os. Parietal. Sutura Sagital, yang menghubungkan tulang ubun ubun (Os. Parietal), sutura lamdoid merupakan sambungan yang menghubungkan Os. Parietal dan Os. Oxipital. Terakhir adalah sutura Squamosa, merupakan penghubung Os. Parietal dan Os. Temporal.
Gambar 1. Bagian bagian tulang Cranium dan Sutura
Sumber: Pinterest.com Selain tulang kepala, juga terdapat tulang penyusun wajah atau muka dimana berjumlah sebanyak 14 buah tulang. Diantaranya adalah 2 buah tulang rahang bawah (Os. Mandibulla), dua buah tulang rahang atas atau Os. Maxilla, dua buah tulang pipi (Os. Zigomaticum), dua buah tulang hidung (Os. Nassal), dua buah tulang air mata (Os. Lakrimal), dua buah tulang langit langit (Os. Palantum), 1 tulang mata bajak (Os. Former). Serta terdapat lubang atau disebut dengan Foramen magnum. Foramen magnum memiliki fungsi yaitu sebagai tempat untuk keluarnya sumsum tulang belakang, dan sebagai tempat melekatnya sendi pada tulang atlas. Tulang Hioid terdapat diantara laring dan mandibular. Tulang ini berbentuk seperti huruf U. Tulg Hioid berfungsi sebagai tempat melekatnya beberapa otot mulut dan lidah. Tulang atlas merupakan penghubung kepala dan leher. Bagian rangka aksilar tulang penyusun tubuh vertebrate terdapat tulang belakang (Verterbrae) yang jumlah totalnya ada 33 ruas tulang, terdiri dari 7 ruas tulang leher (servicalis), 12 ruas tulang punggung (thoracalis), 5 ruas tulang pinggang (lumbalis), 5 ruas tulang kelangkang (sacrum), dan 4 ruas tulang ekor (coccigeus). Meskipun tulang kelangkang dan tulang ekor terdiri atas beberapa ruas, namun masing masing tulang menyatu seakan membentuk satu ruas. Tulang leher (servicalis) yang pertama disebut dengan tulang atlas, dan tulang leher (servicalis) yang kedua disebut dengan tulang aksis, dimana keduanya saling bekerja sama dalam memudahkan kepala untuk bergerak. Kemudian terdapat tulang rusuk atau Os. Costa dimana terdiri dari, 7 ruas tulang rusuk sejati (Costae vera), tulang semu atau palsu (Costae sepuria), dan tulang rusuk melayang (Costae fluctuantes). Disebut tulang rusuk sejati karena benar-benar menempel pada tulang dada, disebut tulang rusuk melayang karena tidak menempel langsung pada tulang dada melainkan menempel pada ujung tulang rusuk terakhir bagian tulang rusuk sejati, dan disebut tulang rusuk melayang karena memang tidak melekat pada tulang yang lain, jadi seperti melayang. Selanjutnya adalah tulang aksilar bagian tulang dada (Os. Sternum), terdiri dari tulang hulu (Manubrium sterni), tulang badan (Corpus sterni), tulang taju pedang (Procesus xyphoideus). Pada bagian tulang vertebrae, apabila dilihat secara horisontal memiliki bagian Spinosus prosesus, Prosesus tranversus, Vertical body, dan Foramen vertebrate. Tulang rangka selanjutnya adalah rangka apendikular. Rangka appendicular adalah sistem rangka yang tersusun oleh tulang tulang apendikular, yaitu tulang yang menyusun organ gerak. Secara garis besar, rangka apendikular terdiri dari tulang panggul, bahu, tulang anggota gerak atas (superior), dan tulang anggota gerak bawah. Bagian bagian anggota gerak atas (extremitas superior), antara lain adalah humerus atau tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang panjang atau pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat. Fungsi: pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna. Selanjutnya radius dan ulna sebanyak satu pasang, tulang ulna berukuran lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di humerus. Fungsi: memungkinkan pergelangan tangan untuk memutar. Selanjutnya adalah karpal atau pergelangan tangan, tersusun atas 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh ligamen. Kemudian metakarpla atau telapak tangan, Tersusun atas lima buah tangan. Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-tulang jari (palanges). Fungsi: membentuk knuckles (buku jari, yang dibentuk saat mengepalkan tangan, selain itu juga sebagai tempat menempelnya otot, contohnya otot lumbricals. Bagian terakhir adalah phalanges atau tulang jari jari, tersusun atas 14 buah tulang. Setiap jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya tersusun atas 2 buah tulang. Fungsi: tulang jari-jari tangan memberikan ketangkasan pada tangan. Sedangkan bagian dari anggota gerak bawah (extremitas inferior) antara lain adalah tulang panggul (pelvic girdle) dan tulang kaki. Pada gelang panggul wanita dan pria berbeda karena pada wanita berbentuk pendek dan lebar, sedangkan pada pria sempit dan panjang. Sedangkan tulang kaki terdiri atas 60 ruas tulang, diantaranya 2 tulang paha (femur), 2 tulang lutut (patella), 2 tulang betis (fibula), 2 tulang kering (tibia), 14 tulang pergelangan kaki (tarsal) yang masing-masing berjumlah 7 ruas, 10 tulang telapak kaki (metatarsal) yang masing-masing berjumlah 5 ruas, dan 28 tulang jari kaki (phalanges) yang masing-masing berjumlah 14 ruas. Selanjutnya adalah bagian rangka apendikular pada gelang panggul, yang terdiri atas tulang usus (Os. Illium) banyaknya 2 buah kiri dan kanan, bentuknya lebar dan gepeng serta melengkung menghadap keperut. bagian yang melekuk disebut tbsailiaka, bagaian tepi disebut Krista iliaka dan bagian yang menonjol disebut spina iliaka. Pada os ollium terdapat sebuah lubang mangkok sendis tempat letaknya kepala sendi daripada tulang paha disebut asetabulum. Kemudian terdapat tulang pinggul (os pelvis), merupakan sebuah rongga yang dibentuk oleh sambungan antara tulang-tulang panggul. Ronggga sebelah atas disebut rongga panggul besar dan sebelah bawah disebut rongga panggul kecil. Antara rongga panggul besardan rongga panggul kecil dipisahkan oleh sebuah garis lingkaran yang ditarik kekiri dan keknan dari romontorium menuju kesimfisis pubis. pada rongga panggul besar terdapat alat-alat kandungan sedangkan pada rongga panggul kecil terdapat organ vesika urinaria. Kemudian terdapat tulang duduk (Os ichium), bentuknya setengah lingkaran menghadap keatas, mempunyai tonjolan bertumpu pada tempat duduk yang disebut tuberiskiadikum. Fungsi: membantu memberikan dukungan untuk tulang punggung bagian bawah dan membantu gerakan kaki bagian atas. Dan terdapat tulang kemaluan (Os. Pubis), merupakan tulang bercabang dua, yang satu menuju kesamping atas dan satu lagi menuju kesamping bawah. Banyaknya dua buah kiri dan kanan yang satu sama lain dihubungkan oleh tulang rawan yang disebut simfisis pubis. Berfungsi untuk melindungi alat atau organ reproduksi. Rangka apendikular selanjutnya adalah gelang bahu. Gelang bahu terdiri atas 2 tulang belikat (scapula) yang berhubungan dengan tulang rusukdan 2 tulang selangka (clavicula) yang menghubungkan tulang selangka dengan tulang dada. Gelang bahu terdiri atas bagian tulang selangka (clavicula) dan tulang belikat (scapula). Clavicula atau selangka adalah tulang melengkung yang membentuk bagian anterior gelang bahu yang memiliki fungsi sebagai pemberi kaitan pada beberapa otot leher, otot bahu, dan otot lengan yang bekerja sebagai penopang lengan. Sedangkan untuk scapula atau belikat membentuk bagian belakang gelang bahu dan terletak di sebelah belakang thorac yang lebih dekat ke permukan iga. Pembatas bagian sternum atau tulang dada dan selangka membentuk suatu sendi yang disebut ekstremitas sternal, sedangkan pertemuan selangka dengan belikat membentuk sendi ekstremitas akrominal. Pada anterior scapula terdapat lekukan di bagian atasnya yang disebut incisura suprascapular. Dan bagian tengahnya disebut dengan fosa suprascapular. Pada bagian posterior dari belikat terdapat bagian seperti batang yang disebut dengan taju scapula. Pada bagian ujung atas pada sisi tepinya terdapat bagian yang melekuk menonjol yang disebut dengan akromion. Rongga pada bagian belikat yang terletak di bagian atas disebut dengan rongga glenoid. Bagian posterior atasnya disebut fosa supraspinalis, sedangkan bagian tengah disebut fosa infraspinalis. Berdasarkan bentuknya tulang dapat dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu tulang pipa, tulang pendek, tulang pipih, dan tulang tidak beraturan. Pertama adalah tulang pipa, disebut tulang pipa karena tulang jenis tersebut berbentuk seperti pipa dengan kedua ujungnya yang bulat. Ujung tulangnya yang berbentuk bulat dan tersusun atas tulang rawan disebut epifise. Sedangkan pada jenis ini bagian tengah tulang pipa yang berbentuk silindris dan berongga disebut diafise. Di antara epifise dan diafise terdapat bagian yang disebut metafise. Metafise tersusun atas tulang rawan. Bagian metafise ini terdapat cakra epifise, yang memiliki kemampuan memanjang. Di dalam rongga tulang pipa, terdapat bagian yang disebut sumsum tulang. Sumsum tulang tersusun dari pembuluh darah dan pembuluh saraf. Tulang pipa memiliki dua sumsum tulang yakni sumsum tulang merah dan kuning. Tempat sel-sel darah dibentuk berada di dalam sumsum tulang merah. Adapun tempat pembentukan sel-sel lemak terdapat pada sumsum tulang kuning. Saat kita masih bayi, hampir seluruh tulang mengan dung sumsum merah. Namun, saat mulai tumbuh, beberapa di antaranya berubah menjadi sumsum tulang kuning. Bagian tubuh yang memiliki tulang pipa meliputi tulang paha (femur), tulang hasta, tulang lengan atas (humerus), tulang pengumpil, tulang betis, dan tulang kering. Kedua adalah tulang pendek, ulang jenis pendek memiliki bentuk mirip kubus, pendek tak beraturan, atau bulat. Adanya tulang ini dimungkinkan goncangan yang keras dapat diredam dan gerakan tulang yang bebas dapat dilakukan. Sebagai contoh, tulang telapak kaki dan telapak tangan. Ketiga adalah tulang pipih, bentuk gepeng dan berupa lempenganlempengan lebar. Tulang pipih ini tersusun atas dua lapisan tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna ossis karnii. Di ant ara dua lapisan ini terdapat lapisan spongiosa yang dinamakan diploe. Peran tulang pipih adalah melindungi struktur tubuh yang berada di bawahnya. Contoh tulang pipih adalah tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat. Terakhir adalah tulang tidak beraturan, tulang ini memiliki bentuk tidak beraturan. Contoh pada tulang rahang dan ruas tulang belakang. Sedangkan berdasarkan jaringan penyusunya tulang dapat dibagi menjadi tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan merupakan jaringan pengikat padat khusus yang terdiri atas sel kondrosit, dan matriks. Ciri-ciri tulang rawan yaitu berbentuk khusus jaringan ikat dengan fungsi utama menyokong jaringan lunak, terdiri atas sel-sel (kondrosit dan kondroblas) dan matriks (serat dan substansi dasar), matriksnya mengandung serat kolagen atau serat elastin yang memberi kekuatan dan kelenturan, tulang rawan memiliki kekuatan renggang, penyokong struktural, dan memungkinkan fleksibilitas tanpa distorsi. Matriks tulang rawan terdiri atas sabut-sabut protein yang terbenam di dalam bahan dasar amorf. Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan yang disebut kondroblas. Sel-sel ini mengeluarkan matriks yang disebut kondrin. Lama-kelamaan kondroblas akan terkurung oleh matriksnya sendiri dalam ruangan yang disebut lakuna. Di dalam lakuna terdapat kondroblas yang bersifat tidak aktif disebut kondrosit (sel tulang rawan). Tulang rawan pada anak-anak berbeda dengan tulang rawan pada orang dewasa. Tulang rawan pada anak-anak berasal dari mesenkim dan lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan. Sementara itu, tulang rawan orang dewasa lebih banyak mengandung matriks dan berasal dari perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung kondroblas. Tulang rawan pada orang dewasa hanya terdapat pada bagian bagian tertentu. Matriks pada tulang rawan umumnya berupa hialin yang homogen dan jernih. Matriks yang berserabut lebih banyak mengandung zat kolagen (zat perekat tulang). Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. Pertama adalah tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang halus dan rapat. Tulang rawan hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke tulang dada. Kedua tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di daun telinga, laring, dan epiglottis. Ketiga adalah tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Keempat adalah tulang rawan fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang dan simfisis pubis (pertautan tulang kemaluan). Selanjutnya adalah tulang keras (Osteum). Tulang keras merupakan kumpulan sel tulang yang mengeluarkan matriks yang mengandung zat kapur dan fosfat. Kedua zat ini menyebabkan tulang menjadi keras. Pada tulang keras, osteoblas pada lakuna menjadi tidak aktif dan disebut osteosit (sel tulang). Antara lakuna satu dengan lakuna lainnya dihubungkan oleh kanalikuli. Di dalam kanalikuli terdapat sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit. Tulang keras dibedakan menjadi dua, yaitu tulang kompak da tulang spons. Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap sistem Havers terdiri dari saluran Havers (Canalis= saluran) yaitu suatu saluran yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan saraf. Disekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan berlapis-lapis. Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur. Pada lamela terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna. Di dalam lacuna terdapat osteosit. Dari lacuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers. Canaliculi penting dalam nutrisi osteosit. Di antara sistem Havers terdapat lamela interstitial yang lamella-lamelanya tidak berkaitan dengan sistem Havers. Pembuluh darah dari periostem menembus tulang kompak melalui saluran volkman dan berhubungan dengan pembuluh darah saluran Havers. Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak mengandung sistem Havers. Tulang spons memiliki struktur berongga-rongga seperti sarang lebah dengan bobot lebih ringan daripada tulang kompak, tetapi tetap sangat kuat. Tulang spons tidak memiliki sistem Havers, tetapi rongga-rongga di dalamnya juga berisi sumsum. Tulang spons terdapat pada ujung tulang panjang. Rongga-rongga tulang spons pada tulang paha (femur), tulang lengan atas (humerus), dan tulang dada (sternum) berisi sumsum merah. Antar tulang pada tubuh manusia dihubungkan oleh sendi. Jadi sendi dapat diartikan sebagai pertemuan dua tulang yang memungkinkan terjadinya suatu pergerakan. Sebuah sendi adalah titik di mana dua atau lebih tulang bertemu. Ada tiga jenis utama dari sendi, yaitu sendi fibrosa (tidak bergerak), sendi Kartilaginosa/bertulang rawan (sebagian bergerak) dan sendi sinovial (bergerak bebas). Sendi Fibrosa (synarthrodial) merupakan jenis sendi yang tersusun dari serat kolagen dan disatukan oleh ligamen. Sendi ini sama sekali tidak dapat bergerak, karena jarak tulang sangat dekat. Contohnya adalah sutura pada antara tulang tengkorak. Sendi kartilaginoosa (synchondroses and sympheses) ini terjadi di mana hubungan antara tulang mengartikulasikan terdiri dari tulang rawan misalnya antara tulang di tulang belakang. persendian ini arahnya gerakannya kurang atau terbatas. yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contohnya Tulang iga. Sendi Synchondroses hadir pada masa anak-anak, sampai akhir pubertas. Misalnya terdapat pada lempeng epifisis pada tulang panjang. Sendi sympheses adalah sendi tulang rawan permanen, misalnya simfisis pubis pada kemaluan. Selanjutnya adalah sendi synovial atau sendi diarthrosis, adalah sendi yang paling umum dalam tubuh manusia. Sendi ini arah gerakannya leluasa atau bebas dan semua memiliki kapsul sinovial (struktur kolagen) yang mengelilingi seluruh sendi, membran sinovial (lapisan dalam kapsul) mengeluarkan cairan sinovial (cairan pelumas) dan tulang rawan yang dikenal sebagai tulang rawan hialin dimana bantalan ujung mengartikulasikan tulang. Contohnya sikut dan lutut, bahu dan panggul, pergelangan tangan dan kaki, sendi pada tulang jari tangan dan kaki. Ada 6 jenis sendi sinovial yang diklasifikasikan oleh bentuk sendi dan gerakan yang tersedia, antara lain adalah sendi geser merupakan hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan tulang yang satu menggeser pada tulang yang lain. Contoh sendi geser adalah persendian antartulang karpal. Sendi peluru, hubungan antar tulang yang memungkinkan gerak ke segala arah. Contoh sendi peluru adalah persendian antara tulang paha dan tulang gelang panggul serta antara persendian pangkal lengan atas dan gelang bahu. Selanjutnya adalah sendi engsel. Sendi Engsel adalah hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan satu arah maju atau mundur. Contoh sendi engsel adalah persendian pada siku, lutut, dan persendian antararuas jari tangan. Sendi putar hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan tulang yang satu mengelilingi tulang lainnya sebagai poros. Contoh sendi putar adalah persendian tulang tengkorak dan tulang atlas serta persendian tulang hasta dan tulang pengumpul. Dan sendi pelana, adalah antartulang yang memungkinkan gerakan tulang ke dua arah yang saling tegak lurus seperti gerakan orang naik kuda. Contoh sendi pelana adalah persendian tulang tumit dan tulang kering. Pada sendi terdapat suatu gerakan gerakan, gerakan tersebut antara lain adalah sebagai berikut fleksi ekstensi, aduksi abduksi, elevasi depresi, supinasi dan pronasi, serta inversi dan eversi. Selain itu, juga terdapat gerakan antar sendi yang disebut dengan bergeser, circumduksi serta protaksi dan retraksi. Berikut merupakan penjelasan dari macam macam gerakan tersebut, Fleksi adalah gerak anggota tubuh yang menekuk atau membengkok. Sebaliknya, ekstensi adalah gerak meluruskan anggota tubuh. Contoh gerak ini terjadi pada siku, lutut, dan ruas-ruas jari. Gerak ekstensi yang melebihi anatomi tubuh disebut hiperekstensi. Adduksi adalah gerak mendekati tubuh. Abduksi merupakan lawan dari adduksi yaitu menjauhi tubuh. Otot yang berperan adalah otot abduktor dan adduktor. Elevasi merupakan gerakan mengangkat, sebaliknya depresi merupakan gerak menurunkan. Contohnya, gerak membuka dan me-nutup mulut. Otot yang berperan pada gerak ini adalah elevator dan depressor. Supinasi adalah gerak menengadahkan atau membuka telapak tangan. Sebaliknya, pronasi merupakan gerak menelungkupkan atau membalik telapak tangan. Otot yang berperan pada gerak ini adalah supinator dan pronator. Inversi yaitu gerak memiringkan atau membuka telapak kaki ke arah dalam tubuh. Sedangkan eversiialah gerak memiringkan atau membuka telapak kaki ke arah luar tubuh. Sedangkan gerakan bergeser adalah berupa pergeseran antara tulang, contohnya gerakan pada sendi- sendi di antara tulang-tulang carpalia dan tarsalia, terjadi pada sendi geser. Kemudian circumduksi, Berupa gerakan dimana ujung distal satu tulang membentuk 1 lingkaran, sedangkan ujung proksimalnya tetap. Contohnya gerakan memutar lengan 1 lingkaran mengitari sendi bahu, terjadi pada sendi peluru dengan arah gerakan 3 poros. Dan protaksi merupakan gerakan mendorong mandibular keluar dan retraksi gerakan mandibular menarik ke dalam. Sistem kerangka terutama terbentuk dari jaringan yang saling berhubungan termasuk tulang dan jaringan seperti tendon, ligamen, dan tulang rawan. Tujuan utama dari sistem kerangka adalah untuk memberikan dukungan bagi tubuh. Hal ini juga memberikan perlindungan bagi organ internal dan lokasi untuk melekatkan otot dan dengan demikian, membantu dalam gerakan tubuh. Selama usia bayi manusia dan masa kanak-kanak, kerangka laki-laki dan perempuan tidak berbeda jauh. Namun, kemudian seiring dengan perkembangan tubuh, dimorfisme generatif semakin terbentuk dalam kerangka, sehingga menciptakan perbedaan antara dua kerangka. Variasi yang paling menonjol dapat dilihat pada tingkat panggul pada wanita dan laki-laki. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan melahirkan pada wanita. Namun, jika diperhatikan dengan seksama, ada banyak perbedaan halus antara kerangka tersebut. Kerangka pada wanita, umumnya kerangka wanita terdiri dari tulang ringan dengan permukaan yang halus. Kerangka tidak besar, dan bagian-bagian untuk tendon yang kurang penekanan. Fitur karakteristik khusus dari kerangka wanita adalah bahwa ia memiliki panggul yang lebih luas daripada laki-laki. Juga, panggul tulang perempuan lebih bulat, dan tulang-tulang yang dikelilingi dirancang untuk menjadi lebih fleksibel untuk kehamilan dan kelahiran anak. Variasi ini terjadi karena persyaratan melahirkan pada wanita. Wanita memiliki tulang toraks lebih bulat dibandingkan laki-laki. Sedangkan kerangka pada pria biasanya memiliki kerangka besar, yang terdiri dari tulang yang lebih padat dan berat. Wilayah perlekatan otot tulang sangat banyak dan kuat serta lebih menonjol daripada perempuan. Perkembangan tulang laki-laki selesai sekitar usia 21. Sampai saat itu, tulang terus tumbuh dan berkembang sehingga laki-laki memiliki lebih besar dan sudut lebih jelas. Berikut merupakan perbedaan dimorfisme antara wanita dan pria adalah perkembangan tulang dalam tubuh wanita selesai lebih cepat daripada yang ada pada tubuh laki laki. Pada wanita, tulang mengalami perkembangan lengkap sekitar usia 18 tahun sedangkan pada laki laki tulang terus tumbuh sampai usia sekitar 21 tahun. Kerangka wanita mengandung lebih kecil, lebih ringan dan tulang halus. Sebaliknya, kerangka laki laki mengandung tulang yang lebih berat, kasar dan besar. Ketika meninjau tengkorak, tulang supra orbial, proses mastoid, tulang zygomatic, oksipital kurang menonjol pada wanita dibandingkan pada pria. Oleh karena itu, pada umumnya laki laki memiliki tengkorak lebih besar dan lebihberat daripada perempuan. Pria memiliki thoraks panjang, dan sternum memiliki tulang rusuk yang lebih panjang, yang tipis dan lebih melengkung tidak seperti pada perempuan. Dada wanita lebih pendek dan lebar. Pelvis perempuan lebih dangkal, luas, halus dan ringan sedangkan pada laki laki lebih dalam, sempit dan berat. Illium laki - laki lebih miring sedangkan perembuan kurang miring. Spina iliaka anterior superior lebih luas terpisahkan pada wanita tidak seperti pada pria. Kerangka perempuan memiliki arkus pubis lebih lebar sedangkan kerangka laki laki lebih sempit. Wanita memiliki lekukan sakrosiatik lebih luas dan sacrum lebih baik dan melengkung, sedangkan laki laki memiliki lekukan sakro siatik kurang lebar dan panjang, sempit dan sacrum kurang melengkung. Pembentukan rangka atau tulang pada manusia disebut dengan osifikasi. Osifikasi adalah proses dimana sel-sel mesenkim dan kartilago diubah menjadi tulang selama pengembangan. Awalnya, selama perkembangan embrio, kerangka tetap terutama rawan untuk membentuk komponen struktural dasar dan kerangka tubuh. Terdapat dua jenis tulang yaitu tulang rawan dan tulang sejati. Keduanya berbeda dalam hal sel serta substansi dasarnya. Tulang rawan merupakan tulang utama penyusun rangka tubuh pada janin, dan akan menjadi tulang keras ketika dewasa. Pada masa dewasa, hanya bagian tertentu yang masih disokong oleh tulang rawan seperti daun telinga, tulang hidung, epiglotis, dan persendian. Hal ini mengakibatkan bahwa tulang pada daun telinga, tulang hidung dan epligotis tetap pada tulang rawan dikarenakan pada bagian tersebut terdapat serabut kolagen yang sangat banyak. Pada manusia, tulang rawan terbentuk pada janin saat berusia 4 minggu atau satu bulan. Tulang belakang ialah tulang yang pertama kali terbentuk yang di dalamnya terdapat sistem saraf. Pembentukan tulang keras disebut dengan peristiwa osifikasi yaitu peristiwa pengapuuran pada tulang rawan. Tulang keras ialah tulang yang menyusun rangka pada manusia. Pembentukan Tulang Keras (Osteon), dapat terbentuk tulang yang berasal dari tulang rawan (Kartilago) yang memiliki rongga yang nantinya akan diisi oleh sel-sel pembentuk tulang atau osteoblas. Osteoblas kemudian akan membentuk sel-sel tulang atau osteosit dimana satuan osteosit akan melingkari pembuluh darah kemudian sistem saraf membentuk sistem havers matriks yang mengandung zat kapur dan fosfor sehingga tulang menjadi keras dan membentuk tulang keras (Osteon). Terdapat 3 macam sel-sel tulang yaitu osteosit, osteoblast dan osteoklast. Osteosit merupakan sel tulang dewasa, berada dalam kapsul yang berada dalam lacuna. Sel bertonjolan banyak, yang masuk ke saluran-saluran yang bercabang dan menggabungkan sel bertetangga dalam lacuna dan kapsul lain. Saluran yang bercabang-cabang dalam lamella tersebut dinamakan dengan canaliculi. Organel osteosit tampak kecil dan tidak terlihat, seperti sel yang tidak aktif, namun sesungguhnya ia aktif sekali memelihara sifat fisiologis matriks dan dalam sitoplasma terdapat garam kalsium fosfat yang pekat. Osteoblast merupakan sel induk tulang yang berguna untuk sintesa bahan organis matriks dan serat kolagen. Terdapat di daerah permukaan atau tepi tulang, tersusun seperti lapisan epitel selapis. Jika aktif mensintesa bentuknya kubus, jika tak aktif jadi gepeng. Sel ini bertonjolan, tapi pendek. Tonjolan semakin banyak bahan matriks berada disekelilingnya dan kemudian berubah menjadi osteosit. Canaliculi terbentuk disekeliling tonjolan-tonjolan tersebut dan lacuna sekeliling badan selnya. Apabila osteoblast aktif mensintesa zat maka mengandung organel bercirikan pensintesa protein yaitu retikulum endoplasma kasar dan badan golgi banyak dan besar. Osteoklast merupakan sel raksasa bertonjolan-tonjolan yang disebut ruffle. Sel ini berasal dari transformasi makrofag dan banyak mengandung lisosom. Tulang merupakan jaringan ikat yang berkembang dari lapisan mesenkim. Pembentuka tulang pada manusia dan vertebrata lainnya dapat dibedakan menjadi dua tahap, yaitu osifikasi intramembran dan osifikasi endokondral. Pada osifikasi intramembran, tulang terbentuk langsung dari lapisan mesenkim. Proses pembentukan tulang ini terjadi pada pembentukan tulang tengkorak. Sel sel dari lapisan mesenkim berdifferensiasi menjadi osteoblas yaitu sel induk sel tulang. Kemudian sel- sel osteoblas mensintesis matriks ekstraseluler berupa kolagen proteoglikan. Matriks ekstraseluler tersebut mampu mengikat ion kalsium melalui kalsifikasi. Sel sel osteoblas terjebak dalam matriks ekstraseluler yang mengeras. Osteoid adalah lapisan (selaput) yang memisahkan osteoblas dari matriks ekstraseluler. Osteoblas yang terjebak dalam matriks yang telah mengeras karena adanya kalsium menjadi osteosit, sementara osteoid disebut lakuna. Periosteum adalah selaput yang membungkus jaringan tulang yang merupakan jaringan ikat. Lapisan sebelah dalam bagian periosteum akan membentuk osteoblas dan menghasilkan osteoid untuk melanjutkan proses pembentukan tulang. Kemudian osifikasi endokondral, merupakan pembentukan tulang keras dari jaringan tulang rawan yang telah terbentuk terlebih dahulu. Tulang rawan ialah jaringan tulang yang pertama terbentuk dan menyokong tubuh embrio vertebrata. Tulang rawan tersusun atas sel kondroblas dengan matriks ekstraseluler kondrin yang mengandung beragam serabut serat. Tulang rawan bersifat lunak dan elastis, menyokong pergerakan hewan. Tulang rawan yang menyusun janin akan digantikan oleh tulang keras setelah kelahiran dan beberapa titik yang disusun tulang rawan akan dipertahankan sampai dewasa. Osifikasi endokondral terjadi dalam lima tahap, tahap pertama ialah terbentuknya prekursor tulang rawan (kartilago). Tahapan selanjutnya, sel sel mesenkim berdifferensiasi menjadi sel kondrosit yaitu sel yang menyusun tulang rawan. Tahapan ketiga, sel sel kondosit membelah secara mitosis. Pembelahan sel kondrosit terjadi sangat cepat membentuk massa sel kondosit. Sel sel kondrosit mensintesis matriks ekstraseluler kartilago spesifik. Tahapan keempat, sel sel kondrosit berbenti membelah dan meningkatkan volume selnya sehingga membentuk hyperthropic kondrosit. Massa sel kondrosit yang besar itu merubah matriks ekstraseluler dengan menambahkan serat kolagen dan senyawa fibronectin yang mudak mengikat kalsium karbonat untuk mengalami kalsifikasi. Tahapan terakhir ialah masuknya pembuluh darah ke bagian kartilago. Sel sel hypertropic kondrosit mengalami kematian (apoptosis) sehingga akan terbentuk sumsum tulang. Hilangnya massa sel kartilago akan digantikan oleh sel sel yang membungkus kartilago membentuk osteoblas, sel induk tulang keras. Kemudian osteoblas akan meneruskan pembentukan tulang sejati dengan alur seperti pembentukan intramembran osifikasi. Hampir semua tulang rawan pada janin akan digantikan menjadi tulang keras. Beberapa titik masih disokong oleh tulang rawan seperti daun telinga. Sehingga pada daun telinga, hidung tekstur tidak kaku dikarenakan kandungan tulang rawan yang mengandung serabut kolagen yang sangat banyak. VII. Penutup 7.1 Kesimpulan Setelah melaksanakan praktikum, maka diketahui bahwa struktur anatomi system gerak pada manusia dibedan menjadi dua yaitu rangka aksial dan apendikular. Rangka aksial dapat dibagi menjadi kepala dan badan, termasuk tulang-tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Pada bagian rangka badan terdapat pectoral girdle dan pelvic girdle. Sedangkan kerangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak dan gelang panggul. Macam-macam tulang berdasarkan bentuknya dapat dibagi menjadi tulang pipa, tulang pipih, tulang pendek dan tulang tak beraturan. Sedangkan macam tulang berdasarkan jaringan penyusunnya dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras. Hubungan antar tulang yang dapat menyebabkan suatu gerakan disebut dengan sendi. Sendi berdasarkan macam gerakanya dibedakan menjadi, sinartrosis, amfiartrosis dan diartrosis. Manusia memiliki jenis jenis gerak antara lain adalah fleksi - ekstensi, pronasi - supinasi, elevasi - depresi, adduksi - abduksi, serta inversi eversi serta protaksi dan retraksi. 7.2 Saran Praktikum dilakukan pada sore hari dan waktunya sangat sedikit karena mendekati magribh. Pembahasan mengenai sistem gerak, dimana sistem gerak pada manusia terdiri dari beberapa bagian. Jika waktu molor, maka penjelasan yang diberikan oleh asisten akan cepat. Oleh karena itu, diharapkan kepada semua praktikan agar datang tepat waktu DAFTAR PUSTAKA
Andolina, Marino.2015.Bone Marrow Transplantation and Mesenchymal Stem
Cells in Niemann Pick A Desease.Journal of Bone Marrow Research.Vol (3) 1: 1 - 4 Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Penerbit Salemba Medika. Gibson, John.2002.Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Putra, Jefrry Andhika dan Mayangsari, Dewi.2015.Aplikasi Pembelajaran Anatomi Tubuh Manusia pada Siswa Sekolah Menengah Atas Berbasis Multimedia.Jurnal Teknil.Vol (5)1: 71 -77 Pearce, Evelyne C.2010.Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis.Jakarta: Gramedia Pinterest.2017.Nervous System. https://www.pinterest.com/megabacon/nervous- system/ {diakses 25 Maret 2017} Silva, Rinaldo Fluorencio., Rodrigues, Gisela and Sasso, Silva., Cerri, Estela Sasso., Simoes, Manuel Jessus., Cerri, Paulo Sergio.2015.Biology of Bone Tissues: Structure, Function, and Factors That influence Bone Cells.Journal of Biomed.Vol (5) 1: 1 17 Waluyo, Pujo Setyo, Debora Natalia Sidjito, dan Alvama Pattiserlihun. 2016. Desain Pembelajaran IPA Terpadu dengan Topik Tuas pada Tubuh Manusia. Unnes Science Education Journal. Vol (5) 1 : 1129-1136. Wibowo, Daniel.2011.Anatomi Tubuh Manusia.Jakarta: Grasindo Lampiran Foto
1. Rangka Manusia 2. Tengkorak (Samping)
3. Tulang Vertebrae 4. Tulang dada (Sternum) dan
tulang rusuk (Costae)
5. Tulang Ekstremitas Atas 6. Tulang Ekstremitas Bawah
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis