Anda di halaman 1dari 6

STATISTIKA KESEHATAN

SKALA DATA DAN VARIABEL

Disusun Oleh :

DATA, VARIABEL DAN SKALA PENGUKURAN


1. PENGERTIAN DATA

Data berasal dari kata Latin yaitu datum. Bentuk jamak dari kata datum adalah
data. Jadi dalam menyatakan data kita sebetulnya sudah berkata bentuk jamaknya,
sehingga untuk selanjutnya tidak perlu menyatakan data-data, sudah cukup
menyatakan data saja. Data adalah suatu himpunan/kumpulan angka yang berasal
dari hasil pengukuran individu atau hasil penelitian.

2. MACAM DATA

Ditinjau dari jenis data maka terdapat bermacam-macam data antara lain:

* Berdasarkan cara mendapatkan data:

a). Data diskrit: yaitu data yang berbentuk bilangan bulat (diperoleh dengan cara

menghitung).

Contoh: - jumlah tempat tidur di RS 100 buah

- jumlah akseptor KB 30 orang

- jumlah mahasiswa keperawatan di kelas ini 40 orang

b). Data kontinyu: yaitu data yang dapat merupakan rangkaian data, dan nilainya
dapat dalam bentuk desimal (diperoleh dengan cara mengukur).

Contoh: - tinggi badan mahasiswa 155,3 cm

- berat badan 60,8 kg

- suhu tubuh 36,8 oC

*Berdasarkan bentuk datanya:

a). Data kualitatif: yaitu data dalam bentuk kualitas atau berhubungan

dengan mutu. Atau data hasil dari penggolongan/pengklasifikasian (katagorik).

Contoh: - pernyataan terhadap KB: setuju, kurang setuju, tidak setuju.

- pendidikan: tinggi, menengah, rendah

- status gizi: baik, kurang, buruk

b). Data kuantitatif: yaitu data dalam bentuk bilangan/angka (numerik)

Contoh: - jumlah anak balita: 25 anak.


- tinggi badan 167,2 cm

- kadar hemoglobin 12,0 gr/dl

*Berdasarkan sumber data yaitu:

a). Data primer: yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri atau

data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian

b). Data sekunder: yaitu data yang diambil dari suatu sumbe, misalnya Puskesmas,

Rumah Sakit, Kelurahan dll.

c). Data tersier: yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian atau laporan-laporan
yang berupa kesimpulan-kesimpulan.

3. VARIABEL

Variabel adalah suatu sifat yang akan diukur atau diamati yang nilainya
bervariasi antara satu obyek dengan obyek lainnya atau dengan kata lain variabel
adalah suatu sifat/karakteristik yang mempunyai variasi nilai.

Macam variabel:

1. a). Variabel katagorik/ kualitatif: variabel hasil dari penggolongan

atau pengklasifikasian.

Contoh: - jenis kelamin (laki-laki, perempuan)

- tingkat pendidikan (SD,SLTP, SLTA, PT)

- status perkawinan (kawin, belum kawin, janda/duda)

b). Variabel numerik/kuantitatif: variabel hasil penghitungan/pengukuran dan

berbentuk bilangan/angka (numerik).

Contoh: - jumlah bayi lahir

- tinggi badan

2. a). Variabel diskrit: yaitu variabel yang nilainya dinyatakan dalam bentuk

bilangan bulat dan hasil dari penghitungan

Contoh: - jumlah anak balita dalam keluarga


- jumlah anggota keluarga

- jumlah pasien di kelas VIP

b). Variabel kontinyu: yaitu variabel yang nilainya bisa dalam bentuk desimal,

dan hasil dari pengukuran.

Contoh: - tekanan darah

- suhu tubuh

- kadar hemoglobin

3. a). Variabel dependent/ var. terikat/ akibat/ respon

Yaitu variabel yang tergantung/ terpengaruh oleh variabel lain

b). Variabel independent/ var. bebas/ sebab/ sebab

Yaitu variabel yang mempengaruhi/ menjadi sebab dari variabel lain

variabel x variabel y (variabel independent) (variabel dependent)

5. SKALA PENGUKURAN

Dalam mengumpulkan nilai dari variabel perlu juga diketahui skala


pengukuran dari variabel tersebut. Skala ada 4 macam yaitu skala nominal, ordinal,
interval dan rasio.

1. Skala Nominal

Merupakan skala pengukuran yang paling lemah tingkatannya. Terjadi bila


pengukuran terhadap variabel tersebut hanya dapat membedakan satu pengamatan
dengan pengamatan yang lain. Setiap obyek akan masuk kedalam salah satu
kelompok/ kategori.Tidak mungkin ada tumpang tindih (over lapping). Nomor yang
diberikan kepada obyek tidak mempunyai besaran, jadi hanya sekedar label.

Ciri : - isinya dapat dibedakan

- nilainya sederajat (antara kategori tidak dapat diketahui tingkat

perbedaannya.

Contoh : - jenis kelamin (laki-laki ; perempuan)

- agama (Islam, Kristen dll)

- suku bangsa (Jawa, Sunda, Betawi, dll)


2. Skala Ordinal

Apabila pengukuran terhadap variabel tersebut dapat membedakan serta mengurutkan


(order = urutan = ranking). Antara kategori dapat diketahui tingkat perbedaannya. Jadi
dari kelompok yang sudah ditentukan dapat diurutkan menurut besar kecilnya. Nomor
yang diberikan kepada obyek mempunyai besaran, yang dapat diurutkan.

Ciri : - dapat dibedakan

- ada tingkatan

- belum ada jarak/ besar beda

Contoh : - Status ekonomi : baik, sedang, kurang

- status gizi : baik, kurang, buruk

- tingkat pendidikan : SD, SLTP, SLTA, PT

3. Skala Interval

Apabila pengukuran terhadap variabel tersebut dapat membedakan,


mengurutkan, serta melihat besar beda antara nilai variabel. Jadi pada skala interval
dapat ditentukan jarak dari urutan kelompok tersebut.

Ciri : - dapat dibedakan

- ada tingkatan

- ada jarak/ besar beda

- belum ada kelipatan

Contoh: - Suhu badan (0C) (pasien A: 36,0 0C ; pasien B: 37,5 0C, jarak: 1,5 0C)

Pada skala interval tidak dapat dikaitkan kelipatannya secara mutlak. Subyek yang
bersuhu 50 0C tidak dua kali lebih panas daripada subyek yang bersuhu 25 0C. Hal ini
karena tidak ada nilai nol mutlak. Seperti diketahui bahwa 0 0C adalah 32 0 Fahrenheit.

4. Skala Rasio

Apabila pengukuran terhadap variabel tersebut dapat membedakan,


mengurutkan, memperlihatkan besar beda, serta juga dapat memperlihatkan
kelipatannya. Jadi disini terdapat nilai nol mutlak.

Ciri : - dapat dibedakan

- ada tingkatan

- ada jarak/ besar beda


- ada kelipatan

Contoh : - berat badan

- tinggi badan

Pada skala rasio arti kelipatan disini yaitu bila subyek A mempunyai berat
badan 60 kg dan subyek B mempunyai berat badan 30 kg maka subyek A berat
badannya 2 kali subyek B.

Anda mungkin juga menyukai