Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA (K3)


INVENTARIS BARANG DAN LABORATORIUM DI UNIT
KERJA

OLEH :
Indriyani Novia Santika ( P07134114067 )
Intan Permata Sari ( P07134114068 )
Isnani Astaning Haq ( P07134114069 )
Komang Ari Andryani ( P07134114070 )
Kurratun Israni ( P07134114071 )
Lale Nurkhaeratul Musdiqah ( P07134114072 )
Lalu Ahmad Afifi ( P07134114073 )
Lalu Nugraha Dwi Saputra ( P07134114074 )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MATARAM

ANALIS KESEHATAN

MATARAM

TH. 2016 / 2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, Oktober 2016

Penyusun

1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Menurut Soemarsono S.R ( 1994, p15 ),"Inventarisasi adalah pencatatan barang - barang milik
kantor atau perusahaan".

Menurut Chabib Sholeh dan Heru Rochamnsjah ( 2010: 180 ) "Inventarisasi merupakan kegiatan /
tindakan untuk melakukan penghitungan, pengurusan, penyelenggaraan peraturan, pencatatan
data dan pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian".

Menurut A. Gima Sugiama ( 2013: 173 ) "Inventarisasi aset adalah serangkaian kegiatan untuk
melakukan pendataan, pencatatan, pelaporan hasil pendataan aset, dan mendokumentasikannya
baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud pada suatu waktu tertentu. Inventarisasi aset
dilakukan untuk mendapatkan data seluruh aset yang dimliki,dikuasai sebuah organisasi
perusahaan atau instansi pemerintah. Seluruh aset perlu diinventarisasi baik yang diperoleh
berdasarkan beban dana sendiri ( investasi ), hibah ataupun dari cara lainnya"

Menurut PP No. 27 2014 : "Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan,


pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan Barang Milik Negara / Daerah".

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Inventarisasi Aset merupakan
serangkaian kegiatan untuk melakukan pencatatan, pengamanan, pendokumentasian &
pelaporan hasil pencatatan kepemilikan suatu aset.

Dalam buku Manajemen Aset Pariwisata (Sugiama, 2013) Inventarisasi Aset berada pada tahap
ketiga setelah tahap perencanaan kebutuhan aset dan pengadaan aset. Tujuan utama
dilakukannya Inventarisasi Aset ada tiga yaitu:

1) Menciptakan tertib administrasi;


2) Pengamanan aset;
3) Pengendalian dan pengawasan aset.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2014 pasal 85 ayat 1
menyebutkan bahwa Pengguna Barang melakukan Inventarisasi Barang Milik Negara/Daerah
paling sedikit 1(satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Hal tersebut dilakukan agar aset yang ada di suatu
instansi pemerintah dapat dikontrol dengan baik sehingga bisa meminimalisir masalah yang
muncul akibat aset yang tidak tercatat dan penggunaan aset yang tidak sesuai dengan tupoksi
dapat segera dihentikan.

1
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan Inventaris ?
1.2.2. Apakah tujuan dari inventaris ?
1.2.3. Bagaimanakah inventarisasi alat alat laboratorium ?
1.2.4. Bagaimnakah cara penyimpanan bahan di laboratorium ?
1.2.5. Bagaimanakah langkah langkah penyimpanan alat di laboratorium ?
1.2.6. Bagaimanakah penataan alat di laboratorium ?

1.3. Tujuan
1.3.1. Apakah yang dimaksud dengan Inventaris ?
1.3.2. Apakah tujuan dari inventaris ?
1.3.3. Bagaimanakah inventarisasi alat alat laboratorium ?
1.3.4. Bagaimnakah cara penyimpanan bahan di laboratorium ?
1.3.5. Bagaimanakah langkah langkah penyimpanan alat di laboratorium ?
1.3.6. Bagaimanakah penataan alat di laboratorium ?

2
BAB II
INVENTARIS BARANG DAN LABORATORIUM DI UNIT KERJA

2.1. Pengertian Inventarisasi


Inventarisasi berasal dari kata inventaris yang berarti daftar barang barang.Jadi
inventarisasi adalah kegiatan untuk mencatat dan menyusun barang barang/ bahan yang ada
secara benar menurut ketentuan yang berlaku.Inventarisasi ini dilakukan dalam rangka
penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang barang milik negara
(atau swasta).Inventarisasi juga memberikan masukan yang sangat berharga bagi efektifitas
pengelolaan saran adan prasarana.
Inventarisasi dilakukan terhadap barang barang yang tidak habis pakai, yang bagi
sekolah negeri terdiri dari barang barang milik negara. Barang barang tersebut dibeli atau
diadakan dengan mempergunakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
(APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), baik seluruhnya maupun
sebagian.
Inventarisasi harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan ketentuan dari pemerintah,
termasuk juga yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Beberapa dari peraturan
perundang undangan itu adalah:
1. Instruktur Presiden No.3 Tahun 1971, tentang Inventaris Barang Milik Negara/ Kekayaan
Negara.
2. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 222/MK/V/4/1972 tanggal 13 April 1971 tentang
Pedoman Pelaksanaan Inventarisasi barang barang milik negara di lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 10/M/1976 tentang Pelaksanaan
Inventarisasi dan Penyampaian Laporan Triwulan Mutasi Barang Inventarisasi Milik Negara.
4. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 421 16/E/74 tentang Inventarisasi
barang yang dipakai/ dikuasai pejabat/ Pegawai yang dimutasikan.

Ketentuan tersebut bukanlah sesuatu yang statis.Oleh karena itu tidak mustahil dikeluarkan
peraturan yang baru untuk mengganti, memperbaiki, dan melengkapi peraturan yang lama.

Daftar Inventarisasi yang dibuat secara berkala sekurang kurangnya setahun sekali itu perlu
memperhatikan perkembangan barang termasuk juga pengurangannya. Dengan demikian

3
inventarisasi secara kontinyu dapat diharapkan kegiatan administrasi akan berjalan secara
berdaya dan berhasil guna. Inventarisasi mempunyai tujuan pokok sebagai berikut:
a) Inventarisasi bermaksud memudahkan pelaksanaan kegiatan pengawasan/ kontrol, baik
dalam penggunaan keuangan negara maupun dalam menilai tanggung jawab
pemeliharaan dan penghematan barang milik negara.
b) Inventarisasi dapat membantu pimpinan dalam merencanakan, mengadakan,
menyalurkan, menyimapan dan memelihara serta menghapus barang secara bertanggung
jawab.
c) Inventarisasi mempercepat proses pembuatan laporan, baik yang harus disampaikan
secara tetap pada setiap triwulan, semester atau tahunan maupun yang harus
disampaikan secar berkala apabila diminta oleh atasan.

Kegiatan dalam inventarisasi meliputi kegiatan klasifikasi dan kode barang inventarisasi serta
pelaksanakan inventarisasi itu sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Klasifikasi dan kode barang inventarisasi


Pada dasarnya klasifikasi dan pemberian kode barang tersebut adalah agar
terdapat cara yang cukup mudah dan efisien untuk mencatat dan sekaligus untuk mencari
dan menemukan kembali barang tertentu, baik secara fisik maupun melalui daftar catatan.
Untuk keperluan tersebut maka dibuatlah lambang/ sandi/ kode sebagi pengganti nama
untuk tiap golongan/ kelompok/ jenis barang.
Sandi atau kode barang menggunakan bentuk angka bilangan 9numerik) yang
pada umumnya terdiri dari tujuh angka yang tersusun menjadi dua kelompok bilangan,
yaitu tiga angka didepan dan empat angka di belakang.Kedua kelompok tersebut
dipisahkan dengan sebuah tanda titik.
Angka pertama dari susunan tiga angka didepan, menyatakan jenis formulir atau
kode golongan barang.Dua angka berikutnya menunjukan sandi/ kode pokok untuk
kelompok barang serta nomor urut barang.Empat angka dibelakang titik menunjukan
kelompok barang serta nomor urut barang.

b. Pelaksanaan Inventaris
Di dalam inventarisasi diperlukan dua jenis buku yaitu:

1) Buku Induk Inventaris


Buku ini untuk mencatat semua barang inventaris milik/ kekayaan negara yang
berada di lingkungan kantor/ proyek/ satuan organisasi yang bersangkutan menurut

4
urutan penerimaan barang. Barang yang dicatat adalah semua barang yang dimiliki
sejak awal permulaan, yang dapat bertambah dari tahun ke tahun sesuai dengan
kemampuan pengadaan barang.
Kolom kolom yang ada dalam buku inventaris yaitu: No. urut, Tanggal
Pembukaan, Kode Barang, Nama Barang, Merk/ Ukuran, jumlah, keadaan/ mutunya,
harga (satuan dan keseluruhan), Tahun Pembuatan, Tahun Pembelian, Asal/ Sumber
dan Kolom Keterangan.

2) Buku Golongan Inventaris


Buku golongan inventaris adalah buku pembantu tempat mencatat barang- barang
inventaris golongan barang (diambil dari Buku Induk Inventaris) menurut jenisnya
masing masing, seperti inventarisasi bangunan, termasuk rumah dinas, inventarisasi
tanah dan lain lain.Kolom kolom yang ada dalam buku golongan inventaris ini
sama dengan kolom yang ada pada buku induk dengan tambahan judul mengenai
golongan/ jenis barang di bagian atas dan penambahan satu kolom tentang tempat/
lokasi barang yang diinvestasikan.
Kegiatan wajib yang dilakukan dalam pelaksanaan inventarisasi adalah
a) Mencatat semua barang inventaris di dalam buku induk inventaris dan buku
pembantu Buku Golongan Inventaris.
b) Memberikan koding pada barang barang yang diinventarisasikan.
c) Membuat laporan triwulan tentang laporan mutasi barang.
d) Membuat daftar isian/ format inventaris yang diisi sekali setahun per 1 April
tentang keadaan barang.
e) Membuat daftar rekapilasi tahunan. Daftar rekapitulasi ini menunjukan keadaan
barang pada 1 April tahun lalu, mutasi selama satu tahun dan keadaan barang
pada 1 April tahun anggaran berikutnya.

2.2. Tujuan Inventaris


a) Mencegah terjadinya kehilangan dan penyalahgunaan
b) Mengurangi biaya operasional
c) Meningkatkan proses pekerjaan dan hasil
d) Meningkatkan kwalitas kerja
e) Mengurangi resiko kehilangan, rusak, pecah
f) Mencegah pemakaian berlebihan
g) Meningkatkan kerjasama laboratorium

5
h) Mendukung terciptanya kondisi yang aman. Untuk itu perlu pengaturan penggunaan ,
penyimpanan, pendataan , dan pengamanan peralatan dan bahan/zat kimia di
laboratorium.

2.3. Inventarisasi Alat-Alat Laboratorium


Prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat dan bahan di laboratorium :
1. Aman
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang
mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari
terkunci.Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga
fungsinya berkurang.
2. Mudah dicari
Untuk memudahkan mencari letak masing masing alat dan bahan, perlu diberi
tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak
atau laci).
3. Mudah diambil
Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti
lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan
percobaan dan bahan pembuat alat : .
1. Pengelompokan alat alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam,
kaca, porselen, plastik dan karet
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi
tinggi bahu.
5. Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering
dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil.

Hal Hal yang Perlu Diperhatikan


1. Bahan Dasar pembuatan alat
2. Bobot alat
3. Kepekaan alat terhadap lingkungan
4. Pengaruh alat yang lain
5. Kelengkapan perangkat alt dalam suatu set

Hal Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Menyimpan Bahan


1. Wujud Zat : Padat Disimpan terpisah dari cair

6
2. Konsentrasi Zat : Konsentrasi yang pekat disimpat terpisah dan khusus , misalnya HCl pekat.
3. Bahaya dari zat : Zat yang berbahaya tidak disimpan diatas ( lebih tinggi dari badan)
4. Label : Semua wadah yang berisi bahan / zat kimia harus diberi label.
5. Kepekaan Zat terhadap cahaya : zat yang peka terhadap cahaya disimpan dalam botol
cokelat.
6. Kemudahan Menguap : zat yang mudah menguap disimpan ditempat yang dingin dan sejuk
serta hindarkan dari cahaya langsung.
7. Larutan Indikator disimpan dalan botol tetes (botol kecil yang dilengkapi dengan pipet tetes
pada sumbatnya.

2.4. Cara Penyimpanan Bahan Laboratorium


a. Dasar Penyimpanan Bahan yaitu
1. Wujud Bahan :Padat dan Cair.
2. Sifat Bahan :Asam dan Basa.
3. Sifat Bahaya :Korosif, Racun, Mudah Terbakar ,dll.
4. Seberapa sering digunakan.
b. System Penyimpanan Bahan
Didasarkan pada :
1. Bahan yang sering dipakai.
2. Bahan yang boleh diambil sendiri oleh pemakai Laboratorium.
3. Bahan yang berbahaya / racun.
4. Jumlah bahan yang disimpan.

Cara menyimpan bahan laboratorium kimia dengan memperhatikan kaidah penyimpanan,


seperti halnya pada penyimpanan alat laboratorium. Sifat masing-masing bahan harus diketahui
sebelum melakukan penyimpanan, seperti :

1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam
botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah
rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna
bening.
4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula
menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya
saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam
botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya
bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak
murni lagi.
7
6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.

Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam kelompok bahan
yang banyak digunakan. Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal hal di atas, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu
yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya
jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker
glass
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi
tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang
mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.

Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat.Apabila alat itu sering
dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil.Alatalat yang boleh diambil
oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan pada meja
demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding. Contoh alat
yangdapat diletakkan di meja demonstrasi adalah: kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung
reaksi.

Penyimpanan dan pemeliharaan alat / bahan harus memperhitungkan sumber kerusakan


alat dan bahan. Sumber kerusakan alat dan bahan akibat lingkungan meliputi hal hal berikut :

1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini
memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti
tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas
seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel.
Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan
kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.
Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan
dan keracunan.

8
2. Air dan asam basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air,
asam dan basa.Senyawa air, asam dan basa dapatmenyebabkan kerusakan alat seperti
berkarat, korosif dan berubah fungsinya.Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya
menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan,
panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut,
memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
4. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang
besar.Gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
5. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari secara
langsung.Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari
langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup.Bahan kimianya sebaiknya disimpan
dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.
Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya
oksigen.Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan
komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.

2.5. Langkah-langkah Penyimpanan Alat


Berikut langkah-langkah penyimpanan alat
1. Bersihkan Ruang dan Penyimpanan Alat dan Bahan
2. Periksa data ulang alat dan bahan yang ada
3. Kelompokkan alat dan bahan yang ada berdasarkan pada keadaan alat dan bahan di atas
4. Penyimpanan dan penataan alat dan bahan disesuaikan dengan fasilitas Laboratorium,
keadaan alat dan bahan diatas

Untuk memudahkan dalam penyimpanan dan pengambilan kembali alat di laboratorium,


maka sebaiknya dibuatkan daftar inventaris alat yang lengkap dengan kode dan jumlah masing-
masing.Alat yang rusak atau pecah sebaiknya ditempatkan pada tempat tersendiri, dan dituliskan
dalam buku kasus dan buku inventaris laboratorium kimia.Agar inventarisasi alat dan bahan di
laboratorium standar, maka sebaiknya diikuti pedoman yang disarankan Depdiknas.

9
Daftar Inventaris Alat Laboratorium

Daftar Bahan Kimia

Daftar Peminjaman Alat Laboratorium

10
Pengolahan ,Penggunaan dan pemeliharaan alat

2.6. Penataan Alat

11
Penataan dan penyimpanan alat dan bahan didasarkan pada Keadaan laboratorium yang
ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan alat/bahan.Kepentingan
pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, keamanan dalam
penyimpanan dan pengambilannya.

1. Keadaan Alat dan Bahan Berdasarkan Kondisi :


a. Alat .
Alat dapat dikelompokkan atas jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat
tersebut digunakan, atau jenis percobaan.
b. Bahan/Zat .
Bahan dapat dikelompokkan pada jenis bahan ( fasa/wujud zat, sifat asam basa
dari zat), seberapa bahaya bahan tersebut, dan seberapa sering bahan tersebut
digunakan.
Dasar dari Penyimpanan Alat yaitu : Jenis Alat Misalnya Gelas Kimia, Corong,
Cawan Petri, Lumpang dan Alu Jenis Bahan Pembuat Misalnya Kaca, Porselin,
Logam dan Kayu Percobaan Misalnya Laju Reaksi, Kesetimbangan, Anatomi,
Ekologi Seberapa sering alat digunakan Yang sering digunakan : Gelas kimia
Yang jarang digunakan : lumpang & Alu Dasar Penyimpanan Bahan Wujud
Bahan : Padat dan Cair Sifat Bahan : Asam dan Basa Sifat Bahaya : Korosif,
Racun, Mudah Terbakar dll Seberapa sering digunakan.

2. Sistem dalam penyimpanan alat dan bahan dapat didasarkan beberapa sistem yng dapat
dijadikan pedoman :

a. Sistem I yaitu berdasarkan pada :

12
Alat dan bahan praktek yang sering digunakan.
Alat dan bahan praktek yang boleh diambil sendiri oleh pemakai Laboratorium
Alat dan bahan praktek yang harganya mahal

b. Sistem II yaitu berdasarkan pada :

Jenis Alat
Kelompok Percobaan
Kelompok Bahan Pembuat Alat

c. Sistem Penyimpanan Bahan Didasarkan pada :

Bahan yang sering dipakai


Bahan yang boleh diambil sendiri oleh pemakai Laboratorium
Bahan yang berbahaya / racun
Jumlah bahan yang disimpan

A. PengadministrasianAlat dan Bahan


Berguna untuk memudahkan pengecekan, pengadaan, dan pertanggungjawaban. Meliputi
pengadministrasian alat dan Laboratorium yang perlu dicatat dalam pengadministrasian alat/bahan
adalah nama, jumlah, ukuran, merek dan tempat penyimpanan, nomor kode / katalognya.
1. Perangkat Pengadministrasian Alat dan Bahan
a. Buku inventaris
b. Kartu Stock
c. Bendelan Format permintaan / peminjaman
d. Kartu / buku daftar alat / bahan yang rusak
e. Kartu Reparasi

2. Perangkat Pengadministrasian Laboratorium


a. Program kerja Laboratorium
b. Jadwal kegiatan Laboratorium
c. Daftar alat/bahan sesuai lembar kerja siswa (LKS)
d. Buku catatan harian kegiatan Laboratorium
e. Daftar usulan pengadaan alat/bahan laboratorium

3. Perolehan Alat / Bahan :


Pengadaan alat / bahan dengan cara dibeli sendiri/ instansi atau kiriman
atau droping dari pemerintah, Pemanfaatan alat / bahan bekas misalnya untuk
elektrode karbon atau seng dapat diambil dari bekas batu baterai atau mendaur
ulang bahan bekas.
Penghematan Pemakaian alat/Bahan :

13
Penghematan alat/bahan misalnya dengan : Menggunakan sedikit mungkin zat,
misalnya percobaan viskositas untuk volume yang sekecil mungkin (1 L jangan 5
L). Penggunaan alat/bahan sesuai keperluan, Contoh: menggunakan 2 alat ukur
listrik (jangan lebih dari 2)

14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Inventarisasi berasal dari kata inventaris yang berarti daftar barang barang.Jadi inventarisasi
adalah kegiatan untuk mencatat dan menyusun barang barang/ bahan yang ada secara benar
menurut ketentuan yang berlaku.Inventarisasi ini dilakukan dalam rangka penyempurnaan
pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang barang milik negara (atau
swasta).Inventarisasi juga memberikan masukan yang sangat berharga bagi efektifitas
pengelolaan saran adan prasarana.

3.2. Saran

Penulis berharap pembaca dapat memahami mengenai inventaris alat dan laboratorium
dan makalah ini dapat digunakan untuk proses belajar mengajar. Penulis menyadari bahwa pada
makalah ini masih terdapat kekurangan, sehingga penulis menerima kritik dan saran untuk
melengkapi makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Masciangioli, Tina dan Lisa Moran. 2010. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia:Panduan
Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak. The National Academies Press:Washington

Kemenkes RI. 2010. Standar Laboratorium Analis Kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI:Jakarta

Endang. Desember 2012. Strategi Inventaris Alat dan Bahan. http://kimia-smart.blogspot.com/2012/12/strategi-


inventarisasi-alat-dan-bahan.html. Diakses pada 27 Oktober 2016

Edi, Sugiarti. April 2010. Inventaris Alat dan Bahan. http://sugiartiedi.blogspot.com/2010/04/inventarisasi-alat-dan-


bahan.html. Diakses pada 27 Oktober 2016

Agustin, Siska Ayu. Inventaris Alat Pengelolaan. http://siska-ayu-agustin.blogspot.com/2013/06/inventarisasi-alat-


pengelolaan.html. Diakses pada 27 Oktober 2016

Eriks. Agustus 2013. Pengertian Inventaris. http://xerma.blogspot.com/2013/08/pengertian-inventarisasi.html.


Diakses pada 27 Oktober 2016

Shabira, Legian Feisya . September 2014. Definisi Inventarisasi.


http://legianfeisyashabira.weebly.com/blog/definisi-inventarisasi. Diakses pada 27 Oktober 2016

16

Anda mungkin juga menyukai