OLEH :
Indriyani Novia Santika ( P07134114067 )
Intan Permata Sari ( P07134114068 )
Isnani Astaning Haq ( P07134114069 )
Komang Ari Andryani ( P07134114070 )
Kurratun Israni ( P07134114071 )
Lale Nurkhaeratul Musdiqah ( P07134114072 )
Lalu Ahmad Afifi ( P07134114073 )
Lalu Nugraha Dwi Saputra ( P07134114074 )
ANALIS KESEHATAN
MATARAM
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Soemarsono S.R ( 1994, p15 ),"Inventarisasi adalah pencatatan barang - barang milik
kantor atau perusahaan".
Menurut Chabib Sholeh dan Heru Rochamnsjah ( 2010: 180 ) "Inventarisasi merupakan kegiatan /
tindakan untuk melakukan penghitungan, pengurusan, penyelenggaraan peraturan, pencatatan
data dan pelaporan barang milik daerah dalam unit pemakaian".
Menurut A. Gima Sugiama ( 2013: 173 ) "Inventarisasi aset adalah serangkaian kegiatan untuk
melakukan pendataan, pencatatan, pelaporan hasil pendataan aset, dan mendokumentasikannya
baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud pada suatu waktu tertentu. Inventarisasi aset
dilakukan untuk mendapatkan data seluruh aset yang dimliki,dikuasai sebuah organisasi
perusahaan atau instansi pemerintah. Seluruh aset perlu diinventarisasi baik yang diperoleh
berdasarkan beban dana sendiri ( investasi ), hibah ataupun dari cara lainnya"
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Inventarisasi Aset merupakan
serangkaian kegiatan untuk melakukan pencatatan, pengamanan, pendokumentasian &
pelaporan hasil pencatatan kepemilikan suatu aset.
Dalam buku Manajemen Aset Pariwisata (Sugiama, 2013) Inventarisasi Aset berada pada tahap
ketiga setelah tahap perencanaan kebutuhan aset dan pengadaan aset. Tujuan utama
dilakukannya Inventarisasi Aset ada tiga yaitu:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 2014 pasal 85 ayat 1
menyebutkan bahwa Pengguna Barang melakukan Inventarisasi Barang Milik Negara/Daerah
paling sedikit 1(satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Hal tersebut dilakukan agar aset yang ada di suatu
instansi pemerintah dapat dikontrol dengan baik sehingga bisa meminimalisir masalah yang
muncul akibat aset yang tidak tercatat dan penggunaan aset yang tidak sesuai dengan tupoksi
dapat segera dihentikan.
1
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan Inventaris ?
1.2.2. Apakah tujuan dari inventaris ?
1.2.3. Bagaimanakah inventarisasi alat alat laboratorium ?
1.2.4. Bagaimnakah cara penyimpanan bahan di laboratorium ?
1.2.5. Bagaimanakah langkah langkah penyimpanan alat di laboratorium ?
1.2.6. Bagaimanakah penataan alat di laboratorium ?
1.3. Tujuan
1.3.1. Apakah yang dimaksud dengan Inventaris ?
1.3.2. Apakah tujuan dari inventaris ?
1.3.3. Bagaimanakah inventarisasi alat alat laboratorium ?
1.3.4. Bagaimnakah cara penyimpanan bahan di laboratorium ?
1.3.5. Bagaimanakah langkah langkah penyimpanan alat di laboratorium ?
1.3.6. Bagaimanakah penataan alat di laboratorium ?
2
BAB II
INVENTARIS BARANG DAN LABORATORIUM DI UNIT KERJA
Ketentuan tersebut bukanlah sesuatu yang statis.Oleh karena itu tidak mustahil dikeluarkan
peraturan yang baru untuk mengganti, memperbaiki, dan melengkapi peraturan yang lama.
Daftar Inventarisasi yang dibuat secara berkala sekurang kurangnya setahun sekali itu perlu
memperhatikan perkembangan barang termasuk juga pengurangannya. Dengan demikian
3
inventarisasi secara kontinyu dapat diharapkan kegiatan administrasi akan berjalan secara
berdaya dan berhasil guna. Inventarisasi mempunyai tujuan pokok sebagai berikut:
a) Inventarisasi bermaksud memudahkan pelaksanaan kegiatan pengawasan/ kontrol, baik
dalam penggunaan keuangan negara maupun dalam menilai tanggung jawab
pemeliharaan dan penghematan barang milik negara.
b) Inventarisasi dapat membantu pimpinan dalam merencanakan, mengadakan,
menyalurkan, menyimapan dan memelihara serta menghapus barang secara bertanggung
jawab.
c) Inventarisasi mempercepat proses pembuatan laporan, baik yang harus disampaikan
secara tetap pada setiap triwulan, semester atau tahunan maupun yang harus
disampaikan secar berkala apabila diminta oleh atasan.
Kegiatan dalam inventarisasi meliputi kegiatan klasifikasi dan kode barang inventarisasi serta
pelaksanakan inventarisasi itu sendiri. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
b. Pelaksanaan Inventaris
Di dalam inventarisasi diperlukan dua jenis buku yaitu:
4
urutan penerimaan barang. Barang yang dicatat adalah semua barang yang dimiliki
sejak awal permulaan, yang dapat bertambah dari tahun ke tahun sesuai dengan
kemampuan pengadaan barang.
Kolom kolom yang ada dalam buku inventaris yaitu: No. urut, Tanggal
Pembukaan, Kode Barang, Nama Barang, Merk/ Ukuran, jumlah, keadaan/ mutunya,
harga (satuan dan keseluruhan), Tahun Pembuatan, Tahun Pembelian, Asal/ Sumber
dan Kolom Keterangan.
5
h) Mendukung terciptanya kondisi yang aman. Untuk itu perlu pengaturan penggunaan ,
penyimpanan, pendataan , dan pengamanan peralatan dan bahan/zat kimia di
laboratorium.
Cara penyimpanan alat dan bahan dapat berdasarkan jenis alat, pokok bahasan, golongan
percobaan dan bahan pembuat alat : .
1. Pengelompokan alat alat kimia berdasarkan bahan pembuat alat tersebut seperti : logam,
kaca, porselen, plastik dan karet
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker glass.
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi
tinggi bahu.
5. Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat. Apabila alat itu sering
dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil.
6
2. Konsentrasi Zat : Konsentrasi yang pekat disimpat terpisah dan khusus , misalnya HCl pekat.
3. Bahaya dari zat : Zat yang berbahaya tidak disimpan diatas ( lebih tinggi dari badan)
4. Label : Semua wadah yang berisi bahan / zat kimia harus diberi label.
5. Kepekaan Zat terhadap cahaya : zat yang peka terhadap cahaya disimpan dalam botol
cokelat.
6. Kemudahan Menguap : zat yang mudah menguap disimpan ditempat yang dingin dan sejuk
serta hindarkan dari cahaya langsung.
7. Larutan Indikator disimpan dalan botol tetes (botol kecil yang dilengkapi dengan pipet tetes
pada sumbatnya.
1. Bahan yang dapat bereaksi dengan kaca sebaiknya disimpan dalam botol plastik.
2. Bahan yang dapat bereaksi dengan plastik sebaiknya disimpan dalam botol kaca.
3. Bahan yang dapat berubah ketika terkenan matahari langsung, sebaiknya disimpan dalam
botol gelap dan diletakkan dalam lemari tertutup. Sedangkan bahan yang tidak mudah
rusak oleh cahaya matahari secara langsung dalam disimpan dalam botol berwarna
bening.
4. Bahan berbahaya dan bahan korosif sebaiknya disimpan terpisah dari bahan lainnya.
5. Penyimpanan bahan sebaiknya dalam botol induk yang berukuran besar dan dapat pula
menggunakan botol berkran. Pengambilan bahan kimia dari botol sebaiknya secukupnya
saja sesuai kebutuhan praktikum pada saat itu. Sisa bahan praktikum disimpam dalam
botol kecil, jangan dikembalikan pada botol induk. Hal ini untuk menghindari rusaknya
bahan dalam botol induk karena bahan sisa praktikum mungkin sudah rusak atau tidak
murni lagi.
7
6. Bahan disimpan dalam botol yang diberi simbol karakteristik masing-masing bahan.
Jika alat laboratorium dibuat dari beberapa bahan, alat itu dimasukkan ke dalam kelompok bahan
yang banyak digunakan. Penyimpanan alat dan bahan selain berdasar hal hal di atas, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Mikroskop disimpan dalam lemari terpisah dengan zat higroskopis dan dipasang lampu
yang selalu menyala untuk menjaga agar udara tetap kering dan mencegah tumbuhnya
jamur.
2. Alat berbentuk set, penyimpanannya harus dalam bentuk set yang tidak terpasang.
3. Ada alat yang harus disimpan berdiri, misalnya higrometer, neraca lengan dan beaker
glass
4. Alat yang memiliki bobot relatif berat, disimpan pada tempat yang tingginya tidak melebihi
tinggi bahu.
5. Penyimpanan zat kimia harus diberi label dengan jelas dan disusun menurut abjad.
6. Zat kimia beracun harus disimpan dalam lemari terpisah dan terkunci, zat kimia yang
mudah menguap harus disimpan di ruangan terpisah dengan ventilasi yang baik.
Penyimpanan alat perlu memperhatikan frekuensi pemakaian alat.Apabila alat itu sering
dipakai maka alat tersebut disimpan pada tempat yang mudah diambil.Alatalat yang boleh diambil
oleh siswa dengan sepengetahuan guru pembimbing, hendaknya diletakkan pada meja
demonstrasi atau di lemari di bawah meja keramik yang menempel di dinding. Contoh alat
yangdapat diletakkan di meja demonstrasi adalah: kaki tiga, asbes dengan kasa dan tabung
reaksi.
1. Udara
Udara mengandung oksigen dan uap air (memilki kelembaban). Kandungan ini
memungkinkan alat dari besi menjadi berkarat dan membuat kusam logam lainnya seperti
tembaga dan kuningan. Usaha untuk menghindarkan barang tersebut terkena udara bebas
seprti dengan cara mengecat, memoles, memvernis serta melapisi dengan khrom atau nikel.
Kontak dengan udara bebas dapat menyebabkan bahan kimia bereaksi. Akibat reaksi bahan
kimia dengan udara bebas seperti timbulnya zat baru, terjadinya endapan, gas dan panas.
Dampaknya bahan kimia tersebut tidak berfungsi lagi serta dapat menimbulkan kecelakaan
dan keracunan.
8
2. Air dan asam basa
Alat laboratorium sebaiknya disimpan dalam keadaan kering dan bersih, jauh dari air,
asam dan basa.Senyawa air, asam dan basa dapatmenyebabkan kerusakan alat seperti
berkarat, korosif dan berubah fungsinya.Bahan kimia yang bereaksi dengan zat kimia lainnya
menyebabkan bahan tersebut tidak berfungsi lagi dan menimbulkan zat baru, gas, endapan,
panas serta kemungkinan terjadinya ledakan.
3. Suhu
Suhu yang tinggi atau rendah dapat mengakibatkan :alat memuai atau mengkerut,
memacu terjadinya oksidasi, merusak cat serta mengganggu fungsi alat elektronika.
4. Mekanis
Sebaiknya hindarkan alat dan bahan dari benturan, tarikan dan tekanan yang
besar.Gangguan mekanis dapat menyebabkan terjadinya kerusakan alat / bahan.
5. Cahaya
Secara umum alat dan bahan kimia sebaiknya dihindarkan dari sengatan matahari secara
langsung.Penyimpanan bagi alat dan bahan yang dapat rusak jika terkena cahaya matahari
langsung, sebaiknya disimpan dalam lemari tertutup.Bahan kimianya sebaiknya disimpan
dalam botol yang berwarna gelap.
6. Api
Komponen yang menjadi penyebab kebakaran ada tiga, disebut sebagai segitiga api.
Komponen tersebut yaitu adanya bahan bakar, adanya panas yang cukup tinggi, dan adanya
oksigen.Oleh karenanya penyimpanan alat dan bahan laboratorium harus memperhatikan
komponen yang dapat menimbulkan kebakaran tersebut.
9
Daftar Inventaris Alat Laboratorium
10
Pengolahan ,Penggunaan dan pemeliharaan alat
11
Penataan dan penyimpanan alat dan bahan didasarkan pada Keadaan laboratorium yang
ditentukan oleh fasilitas, susunan laboratorium, dan keadaan alat/bahan.Kepentingan
pemakai ditentukan berdasarkan kemudahan dicari dan dicapai, keamanan dalam
penyimpanan dan pengambilannya.
2. Sistem dalam penyimpanan alat dan bahan dapat didasarkan beberapa sistem yng dapat
dijadikan pedoman :
12
Alat dan bahan praktek yang sering digunakan.
Alat dan bahan praktek yang boleh diambil sendiri oleh pemakai Laboratorium
Alat dan bahan praktek yang harganya mahal
Jenis Alat
Kelompok Percobaan
Kelompok Bahan Pembuat Alat
13
Penghematan alat/bahan misalnya dengan : Menggunakan sedikit mungkin zat,
misalnya percobaan viskositas untuk volume yang sekecil mungkin (1 L jangan 5
L). Penggunaan alat/bahan sesuai keperluan, Contoh: menggunakan 2 alat ukur
listrik (jangan lebih dari 2)
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Inventarisasi berasal dari kata inventaris yang berarti daftar barang barang.Jadi inventarisasi
adalah kegiatan untuk mencatat dan menyusun barang barang/ bahan yang ada secara benar
menurut ketentuan yang berlaku.Inventarisasi ini dilakukan dalam rangka penyempurnaan
pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang barang milik negara (atau
swasta).Inventarisasi juga memberikan masukan yang sangat berharga bagi efektifitas
pengelolaan saran adan prasarana.
3.2. Saran
Penulis berharap pembaca dapat memahami mengenai inventaris alat dan laboratorium
dan makalah ini dapat digunakan untuk proses belajar mengajar. Penulis menyadari bahwa pada
makalah ini masih terdapat kekurangan, sehingga penulis menerima kritik dan saran untuk
melengkapi makalah ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
Masciangioli, Tina dan Lisa Moran. 2010. Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia:Panduan
Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak. The National Academies Press:Washington
Kemenkes RI. 2010. Standar Laboratorium Analis Kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI:Jakarta
16