0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
55 tayangan4 halaman
Dokumen ini membahas tentang pengelolaan inventaris dalam pelayanan kebidanan, meliputi perencanaan inventaris untuk barang linen, mebel, peralatan medis, dan barang habis pakai. Juga membahas tentang pengawasan dan pelaporan inventaris secara berkala untuk memudahkan pengelolaan dan pengecekan inventaris.
Dokumen ini membahas tentang pengelolaan inventaris dalam pelayanan kebidanan, meliputi perencanaan inventaris untuk barang linen, mebel, peralatan medis, dan barang habis pakai. Juga membahas tentang pengawasan dan pelaporan inventaris secara berkala untuk memudahkan pengelolaan dan pengecekan inventaris.
Dokumen ini membahas tentang pengelolaan inventaris dalam pelayanan kebidanan, meliputi perencanaan inventaris untuk barang linen, mebel, peralatan medis, dan barang habis pakai. Juga membahas tentang pengawasan dan pelaporan inventaris secara berkala untuk memudahkan pengelolaan dan pengecekan inventaris.
A. PENGELOLAAN INVENTARIS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Inventaris merupakan kegiatan melaksanakan pengurusan, pengaturan, pencatatan
dan pendaftaran barang inventaris atau hak milik. Daftar barang infentaris atau hak milik merupakan salah satu dokumen berharga yang menunjukkan sejumlah barang milik Perusahaan dan dikuasai oleh Perusahaan itu sendiri, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. 1. Perencanaan Inventaris a. Barang dari linen Standar alat linen: 1) Penetapan bahan linen berdasarkan jumlah, jenis dan spesifikasi yang menjamin tersedianya bahan linen yang memadai untuk mencapai pelayanan kesehatan. 2) Adanya kebijakan rumah sakit / puskesmas tentang mekanisme pengelolaan, protap penggunaan, pemeliharaan dan standar yang meliputi : jenis, jumlah dan spesifikasi, pedoman penghitungan, tempat penyimpanan dan adanya pengelolaan bahan linen. 3) Mengidentifikasi kebutuhan bahan linen sesuai jenis, jumlah dan spesifikasi, menyusun rencana kebutuhan sesuai beban kerja dan jenis pelayanan, melaksanakan pendistribusian , pemeriharaan dan penympanan sesuai SOP, koordinasi antara bidang kebidanan dengan unit terkait, mengoptimalkan fungsi dan masa pakai bahan linen, melaksanakan pencatatan dan pelaporan. 4) Tersedianya bahan linen sesuai standar dan dokumen meliputi : jenis, jumlah, spesifikasi dan masa pakai. b. Barang-barang mebel Standar barang – barang mebel : 1) Penetapan barang mebel berdasarkan jumlah, jenis dan spesifikasi yang menjamin tersedianya barang mebel yang memadai untuk mencapai pelayanan kesehatan. 2) Terpenuhi kebutuhan barang mebel yang memadai dalam upaya mendukung pelayanan yang efektif dan efesien. 3) Adanya kebijakan rumah sakit / puskesmas tentang mekanisme pengelolaan, protap penggunaan, pemeliharaan dan standar yang meliputi : jenis, jumlah dan spesifikasi, pedoman penghitungan, tempat penyimpanan dan adanya pengelolaan barang mebel. 4) Mengidentifikasi kebutuhan barang mebel sesuai jenis, jumlah dan spesifikasi, menyusun rencana kebutuhan sesuai beban kerja dan jenis pelayanan, melaksanakan pendistribusian , pemeriharaan dan penympanan sesuai SOP, koordinasi antara bidang kebidanan dengan unit terkait, mengoptimalkan fungsi dan masa pakai sesuai SOP, melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunanaan barang mebel secara teratur dan berkala. c. Peralatan Medis / Instrumen Standar peralatan medis 1) Penetapan peralatan medis berdasarkan jumlah, jenis dan spesifikasi yang menjamin tersedianya barang mebel yang memadai untuk mencapai pelayanan kesehatan. 2) Terpenuhinya peralatan medis yang memadai untuk mendukung pelayanan kebidanan yang efektif dan efesien. 3) Adanya kebijakan rumah sakit / puskesmas tentang mekanisme pengelolaan, protap penggunaan, pemeliharaan dan standar yang meliputi : jenis, jumlah dan spesifikasi, pedoman penghitungan, tempat penyimpanan dan adanya pengelolaan peralatan medis. 4) Mengidentifikasi kebutuhan peralatan medis sesuai jenis, jumlah dan spesifikasi, menyusun rencana kebutuhan sesuai beban kerja dan jenis pelayanan, melaksanakan pendistribusian, pemeriharaan dan penympanan sesuai SOP, koordinasi antara bidang kebidanan dengan unit terkait, mengoptimalkan fungsi dan masa pakai sesuai SOP, melaksanakan pencatatan dan pelaporan penggunanaan peralatan medis secara teratur dan berkala. d. Barang habis pakai Pengelolaan barang habis pakai jika barang dalam bentuk yang sekali pakai maka harus dibuang sesuai dengan aturan yaitu misalnya disposable jarum suntik dibuang ke dalam wadah khusus. Sementara untuk barang yang dapat dipakai berkali-kali dapat diletakkan sesuai engan tempatnya masing-masing agar tidak berceceran. Selain itu, barang-barang tersebut harus dicek apkah ada kerusakan atau tidak secara berkala. B. PENGAWASAN INVENTARIS C. PELAPORAN INVENTARIS Inventaris adalah daftar atau catatan barang milik perusahaan yang dipakai untuk menjalankan kegiatan usahanya. Daftar atau catatan tersebut, isinya adalah seluruh peralatan maupun bahan yang tersedia dan dimanfaatkan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan ataupun pengelolaannya. Sementara menurut sisi IPTEK, inventaris kantor di dalam ilmu akuntansi ialah segala bentuk kegiatan maupun usaha untuk memperoleh data yang diperlukan mengenai persediaan barang yang dikelola ataupun dimilikinya. Baik barang yang dibeli dengan anggaran belanja ataupun diperoleh secara hibah, untuk kemudian dicatat dengan sebagaimana mestinya. Maka kesimpulan dari empat pengertian di atas adalah bahwa pengertian inventaris adalah daftar atau catatan sumber daya yang penting bagi perusahaan agar bisa beroperasi dan mengelola sumber daya tersebut. Pencatatan atau inventarisasi harus dibuat dengan rapi, tujuannya adalah memudahkan pengecekan juga pengelolaan inventaris barang yang beragam dan berjumlah banyak. Hasil dari pencatatan tersebut juga akan dijadikan acuan data dalam menyusun laporan keuangan. Dimana data harus valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Adapun Contoh alur pelaporan inventaris sarana dan prasarana Prodi Kebidanan FK Unissula, dengan ruang lingkup Bagian Rumah Tangga, Kaur dan Kaprodi. 1) Pelaksanaan pendataan barang inventaris yang dimilki secara periodik setiap satu bulan sekali oleh bagian rumah tangga. 2) Barang inventaris yang sudah didata selanjutnya di dokumentasikan dalam form daftar inventaris barang dan selanjutnya menyusun Kartu Inventaris Barang sebagai alat kontrol barang inventaris. 3) Kaur memeriksa kembali kebenaran hasil pendataan untuk bahan pelaporan. 4) Jika tidak sesuai, maka bahan pelaporan dikembalikan ke bagian rumah tangga untuk di data ulang. 5) Jika sesuai, maka Kaur akan memberikan hasil pelaporan kepada Kaprodi. 6) Kaprodi memeriksa ulang hasil pendataan untuk disetujui. 7) Bagian Rumah Tangga melakukan distribusi Kartu Inventaris Barang ke setiap ruangan. 8) Kaur menerima form daftar inventaris barang sarana dan prasarana kemudian dilaporkan ke Kaprodi untuk disahkan. 9) Kaprodi menyetujui dokumen inventarisasi sarana dan prasarana. 10) Dokumen Inventarisasi sarana dan prasaran yang telah disahkan diarsip oleh bagian Rumah Tangga.