Anda di halaman 1dari 2

Contoh Karangan Persuasi

Mari Wajib Belajar Sembilan Tahun

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting di dunia ini. Dengan pendidikan
kita bisa meraih cita-cita dan harapan kita. Pendidikan juga lah yang akan
membawa kita mengelilingi dunia yang luas ini. Menyadari pentingnya pendidikan
ini, pemerintah pun telah mengelurkan program Wajar Sembilan tahun, atau Wajib
Belajar Sembilan Tahun.

Wajib belajar Sembilan tahun ini dimulai dari tingkatan pertama yaitu sekolah
dasar (SD) selam enam tahun, kemudian dilanjutakan di sekolah menengah
pertama (SMP) selama 3 tahun dan kemudian sekolah menengah atas (SMA)
selama 3 tahun pula. Marilah kita dukung program pemerintah ini untuk
membangun bangsa yang berpendidikan karena bangsa yang maju adalah bangsa
yang dipenuhi oleh warganya yang pintar.

Marilah kita ajak juga seluruh teman, keluarga, dan orang-orang di sekitar kita
untuk pergi ke sekolah untuk melaksanakan program ini karena sebenarnya
pendidikan juga akan memberikan manfaat yang baik bagi kita semua. Pendidkan
yang kita dapat akan membentuk pribadi kita menjadi lebih beradab dan pintar
dalam menghadapi masa depan kita sehingga kita akan siap menjalani hidup yang
semakin sulit ini.

Oleh karena itu, marilah kita melaksanakan program wajar yang telah ditetapkan
oleh pemerintah dan ayo kita ajak seluruh keluarga dan orang terdekat kita untuk
mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah dari SD hingga SMA agar kita semua
menjadi orang yang pintar.
Contoh Karangan Argumentasi

Lumpur Lapindo Keteledoran ataukah Bencana Alam?

Semburan lumpur panas yang terjadi di Kecamatan Sidorajo, Porong menjadi salah
satu bencana alam yang sangat mengerikan bagi masyarakat sekitarnya. Semburan
lumpur ini terjadi sejak 27 Mei 2006 dan telah menenggelamkan ribuan rumah
penduduk, dan kawasan persawahan. Penduduk yang ada disekitar terpaksa harus
merelakan rumahnya dan mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Sembilan tahun sudah semburan lumpur itu terjadi, namun masyarakat korban
lumpur lapindo belum juga mendapatkan ganti rugi yang sesuai. Puluhan keluarga
masih mendiami tempat pengungsian yang belum bisa dikatakan layak.

Semburan lumpur panas yang terjadi tersebut bukanlah merupakan bencana alam.
Namun lebih karena kelalaian manusia. Kelalaian tersebut terjadi akibat
perusahaan Lapindo mengalami kesalahan prosedur dalam melakukan pengeboran
minyak bumi. Akibatnya sumur minyak tersebut terus menerus mengeluarakan
lumpur panas dari dalam perut bumi.

Tidak hanya itu, Perusahaan Lapindo juga tidak mematuhi peraturan dasar
pengeboran minyak bumi. Mereka memasang alat casing di sumur minyak pada
kedalaman 9.997 kaki yang seharusnya dipasang pada kedalaman 8.000 kaki
sehingga terjadilah peluapan lumpur panas yang tidak bisa dibendung lagi.

Itulah mengapa bencana lumpur yang terjadi di Sidoarjo bukanlah suatu bencana
alam yang terjadi melainkan sebuah keteledoran yang dilakuakan oleh manusia
dalam menjalankan prosedur.

Anda mungkin juga menyukai