Kapus - Tipologi Ruang Publik PDF
Kapus - Tipologi Ruang Publik PDF
Nunik Hasriyanti
Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak
Email: nayla_koe@yahoo.com
Abstrak: Keberadaan ruang publik pada kawasan tepian air menjadi sangat penting
sebagai elemen penunjang bagi pengguna untuk melakukan beragam aktivitas rekreasi
di sepanjang tepian air. Sehingga perlu diperhatikan adanya prinsip-prinsip dalam
menciptakan kawasan tepian air yang dapat berfungsi dengan baik. Dan aktivitas yang
terjadi pun dapat menciptakan aktivitas positif bagi masyarakat pengguna maupun
pedagang kaki lima. Adapun komponen yang harus diperhatikan dalam perancangan
kawasan tepian air adalah daya tarik visual kawasan, keamanan dan keselamatan,
bermakna sebagai tempat kehidupan publik dan berkelanjutan. Untuk menarik minat
pengunjung maka pengembangan kawasan tepian air ini dengan melakukan
pemanfaatan ruang dengan membuat atraksi seni baik pada badan, tepian maupun
daratannya. Pemanfaatan ruang tersebut didukung dengan adanya promenade bagi
pengunjung sehingga memiliki akses langsung untuk melihat atraksi yang disajikan.
21
22
Ruang Publik dicirikan sebagai ruang hanya berhubungan dengan elemen fisik
yang terletak diluar massa bangunan, dapat kawasan namun juga elemen non-fisiknya
dimanfaatkan dan dipergunakan oleh setiap yaitu karakteristik kegiatan di dalamnya.
orang dan memberi kesempatan bagi Menurut Torre L. Azoe yang menge-
bermacam-macam kegiatan. Biasanya ruang mukakan bahwa dalam pengem-bangan
publik diartikan berupa koridor jalan, taman kawasan tepi air harus memperhatikan aset
bermain, plaza atau kebun. lama sebagai daya tarik dan memperbaiki
Menurut Leon Krier (1992) ruang kembali (reclaiming) tepi air dengan
publik terbentuk dari jalan (street) dan melihat masalah land use, zoning,
ruang terbuka/plaza/alun-alun (square). keselamatan akses dan sirkulasi, serta
Ruang publik dapat menjadi kerangka dari adanya kompromi beberapa ruang terbuka
sebuah kota yang merepresentasikan publik (square) dari kawasan tepi air seperti
ukuran, skala dan karakter dari suatu daerah tempat berkumpulnya masyarakat.
pinggiran, pusat, maupun wilayah. Ruang Menurut Jan Gehl bahwa sepanjang
publik dapat memberikan pandangan sejarah manusia, ruang publik memiliki tiga
mengenai sebuah identitas suatu daerah. fungsi yatu sebagai tempat bertemu, tempat
Istilah lain untuk public space adalah berdagang dan tempat lalu lintas.
public realm. Public realm menurut Francis Pada kota-kota klasik, ruang publik
Tibbalds (1992) merupakan bagian yang digunakan sebagai tempat-tempat bertemu,
sangat penting dari kota, sebagai tempat berkumpul dan berinteraksi baik untuk
interaksi manusia. Terdiri dari jalan, taman kepentingan keagamaan, perdagangan
dan square, gang, waterfront, yang maupun pemerintahan. Dalam perkem-
merupakan tempat yang dapat diakses bangan kota, ruang publik digunakan
secara visual dan fisik oleh publik. Public sebagai identitas kota kareana di tempat
places merupakan milik masyarakat kota, tersebut terjadi pertemuan antara individu
bukan milik developer atau investor, dengan masyarakat sekitarnya, antara
maupun polisi atau pengatur lalu lintas. pemerintah dengan warga, antara penduduk
Secara natural akan dipengaruhi oleh skala, setempat dengan pendatang, baik dalam
bentuk dan ukurannya, jalur penghubung bentuk pusat-pusat kebudayaan, taman
antar ruang publik, kegunaan dan aktivitas kota, plaza ataupun monumen.
di dalamnya, dan akses dari semua lalu Namun pada kota-kota modern, ruang
lintas yang melewatinya. publik tidak hanya berfungsi sebagai tempat
Kawasan tepian sungai (waterfront) berinteraksi masyarakat namun juga
merupakan kawasan yang terletak di memiliki makna kultural dan politik yaitu
pinggiran sungai. Dalam pengembangannya sebagai tempat yang memungkinkan bagi
kawasan ini menyediakan akses bagi publik setiap warga tanpa adanya diskriminasi
untuk menikmati suasana di kawasan untuk berpartisipasi aktif dalam perkotaan.
tersebut (Carr, 1992). Biasanya kawasan Dalam hal ini pemerintahan kota berusaha
tepian air menyediakan ruang-ruang publik mengendalikan ruang publik sebagai alat
sebagai tempat untuk publik melakukan untuk mengontrol aktivitas warga, tidak
aktivitasnya yang berhubungan dengan tepi hanya untuk kepentingan fungsional
ataupun badan air. Oleh karena itu, maupun identitas kota seperti pada kota-
pengembangan kawasan tepian air tidak kota klasik.
Pendekatan dan Pengembangan Ruang manusia, konteks sejarah, dan budaya lokal
Publik dalam ruang-ruang yang ditempatinya.
Menurut Roger Trancik ada beberapa Penggunaan ruang publik yang baik
pendekatan untuk mencapai pengembangan dapat digunakan sebagai tempat tempat
dan perencanaan ruang publik di perkotaan, bersosialisasi khususnya secara berke-
yaitu Figure-Ground Theory, merupakan lompok namun ruang publik yang ramai
pendekatan dalam pengembangan ruang- juga dapat menjadi tempat yang menye-
ruang kota yang mempelajari komposisi nangkan bagi seseorang yang datang
solid (bangunan, elemen alam) dan massa sendiri. Kemudian Whyte (1980) dalam
void (ruang-ruang terbuka), Linkage Aulia (2005) mendefinisikan elemen-
Theory, merupakan suatu pendekatan dalam elemen ruang publik secara fisik sebagai
pengembangan ruang-ruang kota yang bagian yang tak terpisahkan dengan elemen
melihat suatu kota sebagai elemen-elemen psikologis yang dirasakan pengguna dalam
yang dapat dihubungkan satu sama lain beraktivitas di dalam ruang publik. Adapun
oleh jalur-jalur penghubung (linkage) elemen-elemen fisik tersebut yaitu tempat
seperti jalan raya, jalur pedestrian, ruang- duduk, matahari, angin, pohon dan air,
ruang terbuka ataupun elemen penghubung aksesibilitas, ketersediaan tempat makan
lain yang secara fisik dapat menghu- dan pengguna ruang publik.
bungkan bagian-bagian dari suatu kota dan Kemudian Whyte juga mencan-
Place Theory, merupakan pendekatan tumkan faktor penting dalam suatu ruang
dalam pengembangan ruang-ruang kota publik yaitu triangulation yang disebut
yang mempelajari kebutuhan-kebutuhan sebagai suatu proses adanya hubungan
antara dua orang dengan orang asing yang identitas, kontrol dan kesempatan yang ada
sebelumnya tidak dikenal kemudian terjadi di ruang publik tersebut.
interaksi antara ketiga orang tersebut. Kawasan Tepian Air (Waterfront Area)
Selanjutnya Carr (1992) dalam Aulia Kawasan tepian air merupakan
(2005) mendefinisikan bahwa terdapat kawasan yang terletak di pinggiran air yang
aspek-aspek psikologis yang tidak dapat menyediakan akses bagi publik untuk
terukur dalam aruang. Kebanyakan orang menikmati suasana di kawasan tepian air ini
yang pergi ke ruang publik memiliki suatu (Carr, 1992). Kawasan in ditujukan untuk
alasan khusus. Adapun beberapa alasan memenuhi kebutuhan utama masyarakat
orang mau pergi ke ruang publik sesuai yang berhubungan langsung dengan
dengan yang didefinisikan yaitu keberadaan air yaitu sebagai tempat
kenyamanan, relaksasi, kegiatan pasif, pelayaran ataupun pemancingan ikan.
kegiatan aktif dan pengalaman baru. Adapun fungsi dari kawasan tepian air ini
Berbeda halnya dengan Allan Jacobs adalah (NRPA,2002 dalam Aulia): 1)
dan Donald Appleyard (1987) dalam Natural waterfront yaitu kawasan yang
Carmona (2003) yang memberikan ditujukan untuk melindungi dan meles-
pertimbangan aspek-aspek dalam mencip- tarikan sumber daya alam yang ada di
takan lingkungan ruang publik yang baik, kawasan waterfront seperti sungai, lahan
yaitu 1) Liveability, sebuah ruang publik basah, habitat dan ekosistem binatang dan
seharusnya dapt menjadi tempat dimana vegetasi maupun sumber daya air itu
setiap orang merasa relatif nyaman untuk sendiri; 2) Public waterfront, kawasan yang
berada di dalamnya; 2) Identity dan control, ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
ruang publik dapat bermakna bagi publik akan relaksasi dan rekreasi seperti
penggunanya baik secara individual adanya plaza atau taman. Kawasan in
maupun berkelompok; 3) Access to diharapkan menciptakan akses publik untuk
opprtunities, imagination dan joy, ruang menikmati suasana yang ditawarkan
public dapat menjadi tempat yang berbeda kawasan waterfront seperti adanya akses
dari kebiasaan sebelumnya sehingga dapat visual, fisik dan yang bersifat rekreasi; 3)
memperluas pengalaman dan menciptakan Working waterfront yaitu kawasan yang
kesenangan bagi penggunanya; 4) Authen- ditujukan untuk menyediakan fasilitas
ticity dan meaning, pengguna dapat maritim dan industri, pelabuhan/dermaga
memahami bentuk asli, fungsi publik dan dan pekerjanya, komersialisasi pesiar/
kesempatan yang ditawarkan oleh ruang pelayaran dan transportasi (kapal, pang-
publik; 5) Community and public life, ruang kalan udara dan helikopter, maupun
publik dapat mendorong partisipasi warga kendaraan roda empat); dan 4) Rede-
dalam komunitas dan kehidupan publik; 6) veloping waterfront yaitu adanya kebe-
Urban self-reliance, adanya kesadaran radaan zona-zona di kawasan waterfront
publik untuk tetap mendukung keber- yang ditujukan untuk merevitalisasi ka-
lanjutan dari ruang publik tersebut wasan tersebut seperti zona hunian,
khususnya dalam hal lingkungan; dan 7) An komersial maupun perkantoran.
environmental for all, ruang publik harus Kawasan tepian air terbagi menjadi
dapat diakses oleh semua orang, setiap beberapa tipologi berdasarkan fungsi utama
orang dapat mendukung kehidupan,
kawasan yaitu (Marquette City, 2002 dan Kawasan multifungsi. Kawasan ini
NRPA, 2002 dalam Aulia, 2005). memiliki banyak fungsi seperti komersial,
Kawasan rekreasi. Kawasan ini hunian, rekreasi, perkantoran. Penerapan
didominasi oleh kegiatan rekreasi air. multifungsi pada kawasan in dimaksudkan
Bangunan yang ada berfungsi untuk untuk memenuhi kebutuhan pasar dan
memfasilitasi kegiatan rekreasi publik menghidupkan aktivitas di kawasan
seperti adanya dermaga, area berenang dan sepanjang hari.
joging. Adapun hal lain yang perlu Beberapa kota tentu memimpikan
dipertimbangkan yaitu ketersediaan area kawasan waterfront mereka sebagai ruang
parkir dekat dengan kawasan waterfront, publik yang dapat dikunjungi warganya
kelengkapan fasilitas rekreasi, taman, dengan berbagai fasilitas pendukung seba-
signage dan street furniture. gai daya tarik orang untuk mengunjungi
Kawasan komersial. Kawasan dan menikmatinya. Ada beberapa prinsip
waterfront ini berfungsi sebagai perda- untuk menciptakan kawasan waterfront
gangan dan perkantoran (komersial) seperti yang baik. Prinsip-prinsip ini dapat
perkantoran pemerintah dan swasta, hotel, dijadikan sebagai kerangka kerja untuk
restoran, tempat pertemuan maupun proyek-proyek waterfront untuk mencip-
pertokoan. takan ruang publik yang vibrant dan dalam
Kawasan bersejarah. Lahan didomi- skala luas sebagai vibrant city, yaitu 1)
nasi oleh bangunan tua/kuno yang Membuat tujuan umum sasaran utama; 2)
mempunyai nilai sejarah dan budaya. Menciptakan visi waterfront kepada
Konsep kawasan bersifat memperta- komunitas; 3) Menciptakan beragam
hankan/melestarikan berbagai upaya tujuan; 4) Menghubungkan beberapa tujuan
renovasi tanpa merusak unsur atau elemen (connect the destination); 5) Mengop-
sejarah dan budayanya. Fasilitas yang timalkan akses public (optimalize public
disediakan antara lain pedestrian way, access); 6) Meyakinkan bahwa pemba-
transportasi air seperti kapal pesiar atau ngunan baru akan cocok dengan dengan visi
sampan untuk melihat kawasan waterfront komunitas; 7) Mendorong aktivitas 24 jam
yang bersejarah dengan menyusuri badan dengan membatasi pembangunan hunian; 8)
air. Gunakan taman untuk menghubungkan
Kawasan hunian. Peruntukkan lahan tujuan; 9) Perencanaan dan program ba-
kawasan didominasi sebagai hunian namun ngunan harus mengikutsertakan ruang
juga menyediakan fasilitas rekreasi, terbuka; dan 10) Mendukung beragam
bangunan publik, taman dan akses seperti moda transportasi dan membatasi akses
pedestrian way. kendaraan.
Kawasan lindung. Kawasan ini Untuk membuat suatu pengembangan
bertujuan untuk melindungi dan meles- kawasan tepian air maka terdapat beberapa
tarikan lingkungan alami dan binaan di prinsip utama yang perlu diperhatikan
kawasan waterfront untuk keberlanjutan dalam pengembangan kawasan, antara lain:
ekosistem air baik berupa perlindungan 1) Tema yaitu dalam menetapkan sebuah
terhadap keberadaan air itu sendiri, lahan tema pada awal perencanaan akan banyak
sekitar maupun pengembangan lahan yang membantu dalam menyelesaikan masalah
menunjang kawasan tersebut. analisa ruang, tataletak, desain dan
peruntukkan lahan, pengungkapan latar terhadap air sehingga kesan alamiah lebih
belakang budaya dan sejarah dari terasa bila berada di kawasan waterfront
waterfront yang akan direncanakan; 2) yang direncanakan; dan 4) Fungsi, dengan
Citra, untuk memunculkan suatu keunikan adanya penerapan-penerapan fungsi yang
sehingga dengan sendirinya akan tepat misalnya akses regional, sirkulasi,
membentuk opini serta persepsi bagi kapasitas parkir, serta adanya kemudahan
pengunjung yang datang; 3) Keaslian/alami, dan kenyamanan bagi pengunjung dalam
kawasan tepian air akan terasa lebih hidup menggunakan fungsi kegiatan yang ada.
dengan adanya kegiatan yang berorientasi
di kawasan ini. Oleh karena itu kemudian tepian sungai yang dibagi menjadi tiga zona
kawasan ini dikembangkan untuk besar yaitu zona Boat Quay dikembangkan
meningkatkan kualitas lingkungannya menjadi tempat makan (wisata kuliner)
dengan menjadikannya sebagai tempat yang yang nyaman dan hiburan yang didukung
nyaman untuk rekreasi dan merefleksikan dengan penerangan dan signage yang
karakter unit kawasan tersebut. berwarna-warni serta jalur pedestrian yang
Strategi yang dilakukan mulai dari menarik.
mengatur penggunaan fungsi lahan, Clarke Quay dikembangkan sebagai
meningkatkan kualitas lingkungan serta pertokoan yang menjual souvenir, restoran
transportasi. Pengaturan lahan dilakukan terapung, tempat hiburan dan gazebo-
dengan mengembangkan penggunaan lahan gazebo yang sering digunakan sebagai
campuran sebagai area komersial dan tempat pertunjukkan seni budaya.
permukiman serta menetapkan pajak tinggi Kemudian Robertson Quay yang
bagi industri yang ada di kawasan sehingga dikembangkan sebagai apartemen dan
berpindah ke tempat lain. Kemudian hotel.
merelokasi permukiman kumuh di bantaran Kawasan Riverwalk & Waterplace
sungai dengan membangun permukiman Park, Memorial Boulevard, dibangun tahun
yang layak huni di kawasan tersebut serta 1994, dibangun di kaki bukit State Capitol.
merelokasi para PKL ke tempat yang telah Didesain dengan mengubah rute Sungai
disediakan sebagai tempat komersial. Providence dan memindahkan paving - the
Peningkatan lingkungan dilakukan "world's widest bridge" yang beberapa
dengan mengkonservasi gedung-gedung dekade telah menutupinya. Paving ditata
yang memiliki sejarah tersendiri, ulang sebagai jembatan yang diinspirasi
menciptakan zona baru dengan kegiatan oleh jembatan di Venesia, menjadikan
yang dapat menarik pengunjung sehingga sungai sebagai focal point. Acces and
keramaian tidak terpusat di satu tempat lingkage : menyediakan kantung parkir di
saja. Serta menyediakan pedestrian way, pusat kota, membuat linkage antara daerah
promenade dan pedestrian bridge sebagai makmur di bagian Timur Providence
akses langsung menuju ke sungai. dengan pusat kota, membuat plaza, jalur
Pengaturan transportasi dilakukan dengan pejalan kaki, sepeda, jogging tracks, dan
melebarkan Jalan River Valley dan Sultan artists sketching. Comfort and image
Mohammed untuk melayan kebutuhan lalu taman, bersih, terencana dan Uses and
lintas menuju kawasan serta menyediakan activities: seni, taman, sculpture, makan.
dermaga kecil bagi kapal-kapal wisata. Socialibility: tempat untuk diskusi tentang
Kemudian juga mengembangkan Jalan seni bahkan dengan orang asing
Saiboo yang melewati singai dengan Kawasan Kuching Waterfront
menyediakan akses yang nyaman dari Development di Sarawak, Malaysia
Jalam Havelock menuju zona Robertson Sepanjang lebih 1 kilometer pada
Quay dan mengembangkan jalan lokal daerah tepain air sungai Sarawak dilakukan
untuk memperbaiki akses kendaraan di suatu pengembangan sebagai usaha untuk
dalam kawasan tersebut. mengembalikan vitalitas kawasan. Kawasan
Pengembangan juga dilakukan tersebut sebelumnya tidak terawat karena
dengan menciptakan kegiatan di kawasan daerah pinggirnya tidak terpakai dan
mengalami degradasi fungsi menjadi daerah pelestarian karya-karya seni yang banyak
pembuangan sampah. bersumber dari hasil karya penduduk
Pemerintah Sarawak, Kuching kemu- setempat yang masih tradisional dengan
dian melakukan pengembangan melalui cara memamerkannya pada museum-
suatu kerjasama dengan pihak swasta. museum dan galeri yang sudah difungsikan
Dengan membangun dinding turap sungai di sepanjang waterfront.
yang baru, promenade yang cukup lebar, Keempat, Fungsi. Selain peremajaan
taman-taman, ruang-ruang terbuka di bangunan-bangunan kolonial juga dibangun
sepanjang tepian sungai dan peneduh di fasilitas-fasilitas baru yang berskala rendah.
sepanjang tepian sungai serta melakukan Bangunan tersebut termasuk caf, kios
restorasi bangunan-bangunan lama yang retail souvenir, gedung bundar, teras, jalan
memiliki nilai sejarah bagi Kota kuching setapak dan pusat informasi turis. Disertai
dan juga merevitalisasi daerah komersial di dengan ruang terbuka publik sebagai
sekitar kawasan. aktivitas interaksi diantara pengunjung.
Berdasarkan pada prinsip pengem- Kebijakan dan Pedoman Ruang Publik
bangan waterfront yang baik dapat dan Kawasan Tepi Air di Indonesia
diketahui bahwa pada Kuching Waterfront Berdasarkan penjelasan sebelumnya
ini. diketahui bahwa ruang publik terbentuk
Pertama, Tema. Tema yang dari street (jalan) dan square (ruang
diinginkan adalah menghasilkan kawasan terbuka/plaza/alun-alun). Oleh karena itu
tepian air yang berwawasan lingkungan dan beberapa kebijakan di Indonesia yang
berfungsi sebagai kawasan yang terkait dengan pengembangan street dan
mengangkat citra kota dan dari hal tersebut square tersebut antara lain (Aulia, 2005).
diperoleh melalui tema yang merupakan Jalan mencakup: UU No. 38 tahun
prinsip dalam menata kawasan ini yaitu 2004 tentang jalan dan isinya berkaitan
mengoptimalkan interaksi terhadap air, dengan fungsi jalan sebagai bagian dari
menciptakan kawasan batas air yang sistem transportasi bagi lalu lintas
fungsional dan mudah diakses, menciptakan kendaraan, dan Draft RPP 25 Februari 2005
taman dan ruang terbuka publik yang tentang jalan dan isinya menyebutkan
menjorok terhadap daerah sungai, bahwa jalan beserta bagian-bagian dari
menghubungkan kota dengan kawasan jalan diperurntukkan bagi pemakai lalu
batas air dan menrghubungkan antara lintas dan angkutan jalan. Kemudian
daratan dengan air. terdapat ketetapan ygang mengatur fungsi
Kedua, Citra. Kesan atau citra yang dari bagian-bagian jalan seperti trotoar
ingin ditunjukkan pada kawasan waterfront hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki dan
ini adalah dengan mempertahankan pohon-pohon ditanam di luar ruang manfaat
bangunan lama yang bernilai histroris tinggi jalan.
dan diperbaharui lagi untuk mewadahi Square mencakup: Instruksi Menteri
fungsi baru seperti museum, galeri, Dalam Negeri No. 14 tahun 1988 tenang
restoran, komersial dan fasilitas retail. penataan ruang terbuka hijau di wilayah
Ketiga, Keaslian. Untuk menarik perkotaan, isinya berkaitan dengan
pengunjung dengan menyediakan kegiatan keberadaan ruang terbuka sebagai jalur
yang menarik, dalam hal ini adalah masalah hijau serta kriteria vegetasinya untuk
meningkatkan kualitas lingkungan perko- penanganan khusus dan jarak antara satu
taan dan Peraturan Pemerintah No. 63 areal terbangun yang dominan diperun-
Tahun 2002 tentang hutan kota yang isinya tukkan pengembangan bagi fasilitas umum
berkaitan dengan keberadaan hutan kota dengan fasilitas umum lainnya maksimal 2
untuk memperbaiki iklim perkotaan dan m.
melestarikan sumber alam seperti sumber Bangunan meliputi kepadatan ba-
daya air maupun vegetasi. Kemudian ngunan di kawasan waterfront maksimal
petunjuk teknik dalam penataan kawasan 25%, tinggi bangunan ditetapkan maksi-
tepian air meliputi peraturan dan standar mum 15 meter dihitung dari permukaan
yang berkaitan dengan komponen tanah rata-rata pada areal terbangun,
pengembangan ruang publik tepian sungai orientasi bangunan harus menghadap tepi
mencakup: Garis Sempadan Sungai, Garis air dengan mempertimbangkan oposisi
sempadan merupakan garis batas luar bangunan terhadap matahari dan arah angin,
pengamanan sungai yang berfungsi bentuk dan desain bangunan disesuaikan
melindungi sungai dari kegiatan yang dengan kondisi dan bentuk tepi air serta
merusak kualitas air sungaii, kondisi fisik variable lainnya yang menentukan
pinggir dan dasar sungai, serta menjaga penerapannya dan warna bangunan dibatasi
fungsi sungai. Adapun beberapa perturan pada warna-warna alami.
tentang garis sempadan sungai pada tabel Pedestrian, sebagai bagian dari
berikut. linkage sistem kawasan yang membentuk
Akses (Dirjen Cipta Karya, 2000 karakter lingkungan dan ruang publik, jalur
dalam Aulia 2005), meliputi akses berupa utama pedestrian harus telah
jalur kendaraan berada diantara batas mempertimbangkan sistem pedestrian
terluar dari sempadan tepi air dengan areal secara keseluruhan, aksesibilitas terhadap
terbangun, jarak antara akses masuk menuju sub sistem pedestrian di dalamlingkungan
ruang publik atau tepi air dari jalan raya dan aksesibilitas dengan lingkungan
sekunder atau tersier minimum 300 meter, sekitarnya, jalur pedestrian harus berhasil
jaringan jalan terbebas dari parkir menciptakan pergerakan manusia yang
kendaraan roda empat dan lebar minimum tidak terganggu oleh lalu lintas kendaraan,
pedestrian way di sepanajang tepi air adalah jalur pedestrian harus mampu merangsang
3 meter. terciptanya ruang yang layak digunakan
Peruntukkan meliputi peruntukkan (manusiawi) dan memberikan peman-
bangunan diprioritaskan atas jenjang dangan yang menarik dan elemen
pertimbangan: penggunaan lahan yang pedestrian yang memenuhi persyaratan
bergantung dengan air (water-dependent kesinambungan, kejelasan, keamanan dan
uses), penggunaan lahan yang bergantung kenyamanan.
dengan adanya air (water-related uses), Parkir. Penataan parkir harus
penggunaan lahan yang sama sekali tidak berorientasi kepada kepentingan pejalan
berhubungan dengan air (Independent and kaki, memudahkan aksesibilitas dan tidak
unrelated to water uses), kemiringan lahan terganggu oleh sirkulasi kendaraan, besaran
yang dianjurkan untuk pengembangan area distribusi dan perletakan parkir harus tidak
publik antara 0-15% sedangkan untuk mengganggu kegiatan bangunan dan
kemiringan lahan lebih dari 15% perlu lingkungannya dan disesuaikan dengan
daya tampung lahan dan penataan parkir diangkat, motif dan kondisi eksisting,
tidak terpisahkan dengan penataan lainnya makna ruang yang ditangkap dan kondisi
seperti untuk jalan, pedestrian dan tepian sungai baik dibadan, tepian maupun
penghijauan. daratan.
Pada kasus Singapura, Riverwalk
PENUTUP Waterplace Park dan Kuching Sarawak,
Berdasarkan kajian studi kasus di atas latar belakang pengembangan disebabkan
dapat diketahui bahwa pemanfaatan ruang karena terjadinya degradasi lingkungan
di setiap kawasan tepian sungai menye- akibat kegiatan industri, permukiman
diakan ruang publik sebagai ruang untuk kumuh dan PKL sehingga pengembangan
mengakomodasi kebutuhan publik. Peman- kawasan dilakukan dengan memperbaiki
faatan ruang publik tersebut dikembangkan
sesuai dengan karakteristik nilai-nilai
pengembangannya yaitu tema yang
Tabel 2. Kebijakan dan Pedoman Ruang Publik dan Kawasan Tepi Air di Indonesia
Sumber Sempadan Kriteria
Keppres RI No. 32 tahun Sungai di luar - sekurang-kurangnya 100 m di kiri kanan sungai
1990 tentang pengelolaan permukiman besar.
kawasan lindung. - Sekurang-kurangnya 50 m di kiri kanan anak
sungai.
Sungai di kawasan Sempadan sungai diperkirakan cukup untuk jalan
permukiman inspeksi antara 10-15 m
PP RI No. 47 tahun 1997 Garis sempadan sungai Batas lebar sekurang-kurangnya 5 m di sebelah luar
tentang rencana tata ruang bertanggul sepanjang kaki tanggul.
wilayah nasional Garis sempadan sungai Ditetapkan berdasarkan pertimbangan teknis dan
tidak bertanggul sosial ekonomis oleh pejabat yang berwenang.
Garis sempadan sungai Ditetapkan sendiri oleh pejabat yang berwenang.
bertanggul dan tidak
bertanggul di wilayah
perkotaan
PerMen PU No. 63/PRT/1993 Garis sempadan sungai Di luar kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-
tentang garis sempadan bertanggul kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki
sungai, daerah manfaat tanggul.
sungai, daerah penguasaan Garis sempadan sungai Di luar kawasan perkotaan:
sungai dan bekas sungai tidak bertanggul - Pada sungai besar (DAS500km2) ditetapkan
sekurang-kurangnya 100 m dihitung dari tepi
sungai pada waktu ditetapkan.
- Pada sungai kecil (DAS500 km2) ditetapkan
sekurang-kurangnya 50 m dihitung dari tepi sungai
pada waktu ditetapkan.
publik tepian air yang saat ini sedang Carmona, M. Heath., T.Tiesdell, S.Oc, T.,
menjadi isu penting adalah 1) Komponen 2003. Public Places-Urban Spaces:
visual yaitu ruang publik harus memberikan The Dimensions of Urban Design,
daya tarik visual sehingga orang mau Architectural Press, London.
datang dan melakukan aktivitas di sana
dengan menyediakan berbagai daya tarik Carr, S., M. Francis, L. G. Rivlin, A.M.
fisik seperti water fountain, sculpture, Stone. 1992. Public Space. USA:
public art dan lain-lain, ditambah dengan Cambridge University Press.
potensi waterfront yang sudah ada; 2)
Lasmini, Tammi. 2006. Public Spaces
Keamanan dan keselamatan yaitu ruang
Design. Tugas Makalah Praksis
publik pada kawasan waterfront harus
Rancang Kota, ITB.
melindungi penggunanya dari kemungkinan
terjadinya kecelakan maupun tindak Marcus, Cooper, Clare. Francis, Carolyn.
kejahatan; 3) Bermakna sebagai tempat 1998. People Places Design
kehidupan publik yaitu ruang publik di Guidelines for Urban Space Second
tepian air ini harus dapat dijadikan sebagai Edition. John Wiley & Sons, Inc.
tempat terjadinya berbagai peristiwa yang
terjadi di masyarakat baik secara individu Sastrawati, Isva. 2003. Prinsip
maupun kelompok seperti aktivitas sosial, Perancangan Kawasan Tepi Air
relaksasi, rekreasi, aktivitas seni, aktivitas (Kasus: Kawasan Tanjung Bunga).
ekonomi; dan 4) Berkelanjutan yaitu ruang Jurnal Perencanaan Wilayah dan
publik di tepian air ini dapat mendukung Kota Institut Teknologi Bandung.
keberlanjutan lingkungan setempat dan
kegiatan yang dilakukan di dalam ruang Tibbalds, Francis. 2001. Making People -
publik tidak menimbulkan degradasi Friendly Towns, Improving the
terhadap lingkungan. Public Environment in Towns and
Cities. Spon Press, Taylor & Francis
DAFTAR PUSTAKA Group, Londodn and New york.
Aulia, Astri. 2005. Pertimbangan dan
Internet
Komponen Pengembangan Ruang
www.rudi.net
Publik di Kawasan Benteng Kuto
Besak Palembang. Tugas Akhir www.wikipedia.org
Planologi Institut Teknologi
Bandung. http://www.pps.org/newark/info/wf_charact
eristics/wf_characteristics - sociability
Azeo, L. Torre., 1989. Waterfront
Development. Van Nostrand http://www.pps.org/great_public_spaces/on
Reinhold Co, New York. e?public_place_id=961
http://www.pps.org\Great_Waterfronts_of_t
he_World_Project_for_Public_Spac
es.htm
http://www.pps.org/great_public_spaces/on
e?public_place_id=1002
http://www.pps.org/great_public_spaces/on
e?public_place_id=997
http://www.pps.org/The_Waterfront_Renaiss
ance_Project_for_Public_Spaces.htm
http://www.pps.org/great_public_spaces/on
e?public_place_id=787