Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM LAB.

METALURGI I

MODUL X : PENENTUAN LAJU KOROSI POLARISASI ANODIK

Praktikan :

Aris Nurdiansyah (123.14.010) Kelompok 1

Asisten :

M. Wildanil Fathoni, ST., MT.

Sabtu, 17 Desember 2016

PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

FAKULTAS TEKNIK DAN DESAIN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG

2016

Laporan Praktikum MM 3141 Lab Metalurgi I 1


A. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Memberikan gambaran cara melakukan pengukuran potensial korosi logam.


2. Memberikan gambaran cara melakukan potensial korosi logam dengan metode
polarisasi anodik.
3. Menentukan potensial dan laju korosi dari kurva polarisasi anodik.

B. Pendahuluan / Dasar Teori

Logam dalam larutan akan mencapai potensial kesetimbangan yang tergantung


pada pertukaran elektron oleh reaksi anodik dan katodik. Suatu logam tidak berada dalam
kesetimbangan dengan larutan yang mengandung ion-ionnya, sehingga potensial elektroda
akan berbeda dari potensial korosinya, dan selisih keduanya disebut overpotensial () atau
polarisasi. Jika suatu logam tidak berada dalam kesetimbangannya dengan lingkungannya
(larutan yang mengandung ion-ionnya), potensial elektrodanya dapa terpolarisasi ke suatu
harga yang disebut potensial korosi (Ekor) dan perbedaan/ selisihnya dengan potensial
kesetimbangan disebut overpotensial (). Peristiwa perubahan dari keadaan setimbang ke
suatu harga potensial tidak setimbang tersebut disebut polarisasi. Pengukuran polarisasi
katodik dapat dicapai dengan mensuplai elektron ke permukaan elektroda sehingga
overpotensial antarmuka elektroda (Eelektroda) menjadi lebih negatif dari potensial korosinya,
bersamaan dengan ini kecepatan reaksi oksidasinya diperlambat.

Beda potensial dari keaadan setimbang reaksi katodik disebut overpotensial katodik (c)
dan harganya < 0. Polarisasi anodik dicapai dengan mengambil elektron dari permukaan
elektroda logam, kekurangan elektron ini menyebabkan perubahan potensial ke arah positif
sehingga harga everpotensialnya (a) menjadi positif. Hubungan overpotensial aktivasi
dengan rapat arus reaksi pada suatu elektroda akan mengikuti persamaan Butler-Volmer :

nF a nF c
iT = ia ic = io exp io exp
RT RT

Laporan Praktikum MM 3141 Lab Metalurgi I 2


Untuk overpotensial yang sangat rendah berlaku :

nF c
iT = ic = io exp
RT

Untuk overpotensial yang sangat tinggi berlaku :

nF a
iT = ia = io exp
RT

Kedua persamaan ini menunjukkan persamaan tafel untuk proses katodik dan anodik.
Dengan memplot hubunga logaritmik rapat arus katodik/anodik dengan potensial, maka rapat
arus (laju) korosi logam dalam lingkungannya dapat ditentukan. Penentuan laju korosi ini
dilakukan dengan mengekstrapolasi garis tafel anodik dan katodik seperti yang ditunjukkan
oleh gambar 10.1 dibawah ini.

Gambar 10.1. Contoh Hasil Pengukuran Polarisasi Anodik dan Ekstrapolasi Tafel Anodik
Untuk Menentukan Potensial dan Laju Korosi Logam

Pasivasi

Pasivasi dihasilkan saat logam atau paduan tertentu membentuk lapisan pelindung yang
tipis pada permukaannya dalam larutan korosif. Pasivasi dapat didefinisikan sebagai sebuah
bentuk ketahanan korosi akibat pembentukan lapisan pelindung di bawah kondisi teroksidasi
dengan polarisasi anodik yang tinggi. Sejumlah logam dan paduan teknik menjadi pasif dan
bahkan sangat tahan korosi dalam lingkungan oksidator sedang sampai kuat. Contoh logam

Laporan Praktikum MM 3141 Lab Metalurgi I 3


yang memiliki sifat pasivasi adalah Baja Tahan Karat (Stainless Steel), Nikel dan sejumlah
paduan Nikel, Titanium dan paduannya, Aluminium dan paduannya. Gambar 10.2
menjelaskan hubunga pasivasi dan kurva polarisasi.

Gambar 10.2. Kurva Disolusi Anodik Dari Logam Aktif-Pasif

Gambar 10.3. Rangkaian Alat Elektroda Pada Percobaan

Laporan Praktikum MM 3141 Lab Metalurgi I 4


C. Alat dan Bahan

Alat Bahan
- Potensiostat - Kertas abrasive
- Laptop / Komputer - Alkohol
- Elektroda - Aquades
Tabel 10.1. Alat dan Bahan

D. Prosedur Percobaan

Sampel diabrasi
Dibuat sampel Dicuci dengan
dengan kertas
sebagaimana aquades dan dibilas
abrasive grid 220,
ditunjukkan oleh dengan alkohol lalu
400, 600, 800, 100,dan
asisten dikeringkan
1500

Dilakukan pengujian Dirangkaikan alat


polarisasi anodik yang
seperti gambar 10.3
akan didemonstrasikan
oleh asisten praktikum

E. Data Percobaan

Data yang diperoleh dari percobaan ini berupa nilai Arus (I) dan nilai Potensial (E). Data
yang diperoleh dari percobaan ini berjumlah 2156 data. Berikut ini adalah data hasil
percobaan :
E vs Ag/AgCl
No I (Ampere)
(Volt)
1 1,50E-05 -2,80E-01
2 1,30E-05 -2,79E-01
3 1,17E-05 -2,79E-01
4 1,08E-05 -2,79E-01
5 1,01E-05 -2,79E-01

2152 1,17E-04 7,94E-02


2153 1,18E-04 7,96E-02
2154 1,19E-04 7,98E-02
2155 1,22E-04 7,99E-02
2156 1,26E-04 8,01E-02
Tabel 10.2. Data Percobaan

Laporan Praktikum MM 3141 Lab Metalurgi I 5


F. Analisis Data / Pengolahan Data

Berdasarkan data yang diperoleh, untuk membuat kurva polarisasi terlebih dahulu
mencari nilai log I sebagai sumbu x.

E vs Ag/AgCl
No I (Ampere) Log I
(Volt)
1 1,50E-05 -2,80E-01 -4,8233
2 1,30E-05 -2,79E-01 -4,8874
3 1,17E-05 -2,79E-01 -4,9329
4 1,08E-05 -2,79E-01 -4,9670
5 1,01E-05 -2,79E-01 -4,9940

2152 1,17E-04 7,94E-02 -3,9392


2153 1,18E-04 7,96E-02 -3,9300
2154 1,19E-04 7,98E-02 -3,9237
2155 1,22E-04 7,99E-02 -3,9129
2156 1,26E-04 8,01E-02 -3,8989
Tabel 10.3. Data Percobaan dan Nilai Log I

Maka didapatkan grafik kurva polarisasi dari percobaan ini sebagai berikut :

Grafik 10.1. Kurva Polarisasi Data Hasil Percobaan

Laporan Praktikum MM 3141 Lab Metalurgi I 6


icorr

Ecorr

Grafik 10.2. Kurva Hasil Percobaan dan Ekstrapolasi Tafel Anodik Untuk Menentukan
Potensial dan Laju Korosi

Dari grafik diatas, didapatkan nilai icorr dan Ecorr sebagai berikut :

icorr

Log I = - 5,25

icorr = 10 -5,25

icorr = 5,62 x 10 -06 A

Ecorr

Ecorr = - 2,64 x 10 -1

Ecorr = - 0,264 V

Laporan Praktikum MM 3141 Lab Metalurgi I 7


G. Pembahasan / Diskusi

Pembahasan untuk percobaan praktikum modul penentuan laju korosi polarisasi anodik :

1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan nilai untuk icorr dan Ecorr
sebesar :
a. icorr = 5,62 x 10 -06 A
b. Ecorr = - 0,264 V
2. Eo C (Open Circuit Potential) adalah potensial logam pada saat tidak adanya hubungan
arus listrik ke logam.

Laporan Praktikum MM 3141 Lab Metalurgi I 8


H. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan :

1. Jika suatu logam tidak berada dalam kesetimbangannya dengan lingkungannya


(larutan yang mengandung ion-ionnya), potensial elektrodanya dapa terpolarisasi ke
suatu harga yang disebut potensial korosi (Ekor) dan perbedaan/ selisihnya dengan
potensial kesetimbangan disebut overpotensial ().
2. Potensial korosi logam didapatkan dengan mengekstrapolasikan kurva polarisasi yang
didapatkan dari percobaan dengan potensiostat.
3. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan nilai untuk icorr dan Ecorr
sebesar :
a. icorr = 5,62 x 10 -06 A
b. Ecorr = - 0,264 V

Saran :

1. Menggunakan lebih dari 1 sampel untuk mengetahui perbandingan potensialnya


menurut percobaan dan secara teoritis

Laporan Praktikum MM 3141 Lab Metalurgi I 9


Daftar Pustaka

Koordinator Lab Metalurgi I. 2016. Modul Praktikum MM3141 Lab Metalurgi I.


Kota Deltamas : Program Studi Teknik Metalurgi dan Material ITSB
Herniko, Muhammad Arif. 2015. Mekanisme Korosi Tugas [pdf].
http://dokumen.tips/documents/mekanisme-korosi-tugas.html. Diakses pada 26
Desember 2016 pukul 15.00.
Supriyono, ST., MT. 2016. Uji Performa Elektrokimia : Polarisasi Linier.
http://ilmuwantekkim.lecture.ub.ac.id/2016/11/uji-performa-elektrokimia-polarisasi-
linier/. Diakses pada 26 Desember 2016 pukul 15.00.

Laporan Praktikum MM 3141 Lab Metalurgi I 10

Anda mungkin juga menyukai