Anda di halaman 1dari 17

Tugas Mata Kuliah Wajib (MKW)

Sejarah Matematika

MAKALAH

EMPAT MASALAH RHIND PAPYRUS

OLEH:

Fauziah 1511040024

Anisah Syafiqah 1511042004

A2

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2017
A. Metode Posisi Palsu
Papirus Rhind berisi beberapa masalah penyelesaian. Biasanya
dimulai dengan sebuah penjumlahan pecahan satuan dan mencari lebih jauh
pecahan-pecahan satuan yang akan ditambahkan untuk mendapatkan nilai 1.

2 1
Seperti pada Masalah 22, yang meminta untuk menyelesaikan +
3 30

untuk mendapatkan jumlah 1. Dalam notasi modern, ini dapat diselesaikan

dengan cara mengambil bilangan N yang cocok dan pecahan-pecahan

1 1
, ...,
satuan n1 nk untuk memenuhi persamaan

( 23 + 301 + n1 ++ n1 ) N =N
1 k

Dari sini dapat diketahui bahwa jumlah yang diperluas sama dengan 1. Ambil
n = 30 yang sesuai, yaitu sebagai kelipatan persekutuan dari penyebut yang
diberikan, penulis meninjau bahwa

( 23 + 301 ) 30=20+1=21
yang mana kurang 9 dari 30 yang diinginkan, tapi

( 15 + 101 ) 30=6+3=9
Dengan menambahkan kedua persamaan di atas menghasilkan

( 23 + 301 + 15 + 101 ) 30=30


sehingga penyelesaian yang dimaksud adalah
2 1 1 1
+ + + =1
3 30 5 10

Isi dari Papirus Rhind banyak berkaitan masalah seputar bagaimana


pembagian roti yang adil untuk beberapa pria atau berapa takaran gandum
yang tepat dalam membuat bir. Masalah-masalah ini sangat sederhana dan
tidak melampaui persamaan linear yang tidak diketahui. Masalah 24,

1
misalnya. berbunyi: Sebuah kuantitas yang ditambahkan dengan 7 dari

kuantitas itu menghasilkan 19. Berapa kuantitas tersebut? Dengan simbol

Aljabar di masa sekarang, kita melambangkan kuantitas tersebut dengan x

sehingga persamaan yang akan dipecahkan menjadi

x 8x
x+ =19 atau =19
7 7

Ahmes berpikir bahwa meskipun notasinya tidak menggunakan

8
pecahan 7 , Sebanyak apapun angka yang dikalikan dengan 8 untuk

menghasilkan 19, akan sama banyak dengan angka 7 yang diharus dikalikan
untuk mendapatkan nilai tersebut. Orang terdahulu menggunakan metode
tertua dan umum untuk menghadapi persamaan linear, yaitu dengan metode
posisi palsu atau asumsi palsu. Metode ini umumnya digunakan untuk
mengasumsikan nilai mana pun yang memudahkan untuk kuantitas yang
diinginkan, dan dengan melakukan operasi-operasi dari permasalahan yang
sedang dibahas, untuk menghitung suatu bilangan yang selanjutnya dapat
diperbandingkan dengan bilangan yang diketahui. Jawaban yang benar
memiliki relasi yang sama ke jawaban yang diasumsikan sebagaimana relasi
yang dimiliki bilangan yang diketahui ke bilangan yang sedang dihitung itu.
x
Contohnya, dalam memecahkan persamaan x+ =19 , asumsikan
7

x
x = 7 (pilihan ini sesuai karena 7 mudah untuk dihitung). Ruas kiri dari

7
persamaan tersebut akan menjadi 7+ =8 , bukan jawaban yang
7

19 1 1
dibutuhkan yaitu 19. Karena 8 harus dikalikan dengan =2+ + untuk
8 4 8

mendapatkan angka yang diinginkan yaitu 19, nilai dari x yang benar
diperoleh dengan mengalikan asumsi palsu, dalam hal ini, 7, dengan

1 1
2+ + . Hasilnya adalah
4 8

1 1 1 1
( )
x= 2+ + 7=16+ +
4 8 2 8

Sebenarnya, kita dapat mencari nilai yang sesuai untuk kuantitas yang

a
tak diketahui, katakanlah x=a . Jika a+ =b dan bc=19 , kemudian
7

x
x=ac , memenuhi persamaan x+ =19 untuk itu mudah dilihat bahwa
7

1 a
7 7( )
ac= ac= a+ c=bc=19

Kita telah melihat bagaimana penduduk Mesir mengantisipasi,


meskipun dengan teknik yang dasar, metode yang paling popular di abad
pertengahan, posisi palsu atau asumsi palsu. Sejak metode itu dipelajari dari
Arab, metode itu menjadi yang paling menonjol dalam karya (tulisan-tulisan)
matematika Eropa seperti Liber Abaci (1202) karya Fibonacci dengan
Aritmatika pada abad keenam belas. Sejalan dengan berkembangnya
simbolisme Aljabar, aturan ini hilang dari karya-karya yang lebih mutakhir.
Salah satu contoh dari Liber Abaci, Seorang lelaki membeli telur dengan
rasio 7:1 dinar dan menjualnya dengan rasio 5:1 dinar, sehingga menghasilkan
keuntungan sebesar 19 dinar. Berapakah uang yang ia investasikan? secara
Aljabar, masalah ini disimbolkan dengan persamaan

7x
x=19
5

Prosedur dari posisi palsu atau asumsi palsu terdiri dari mengasumsikan 5

7
sebagai yang tidak diketahui, sehingga 55=2 . Angka 2 ini dalam
5

bahasa Fibonacci mengandung arti yang mirip dengan 19 (itu berhubungan

dengan 19 sebagai 5 yang menjadi bilangan yang dicari). Karena 2 ( 192 ) =

19, jawaban yang benar adalah

x=5 ( 192 )=47 12


Perhatikan bahwa angka yang dipaparkan oleh Fibonacci untuk yang tidak
diketahui tidak dipilih dengan acak, saat koefisien dari yang nilai yang tak
diketahui adalah pecahan, angka yang diasumsikan sebagai yang tidak
diketahui adalah penyebut dari pecahan tersebut.

Sampai sini kita telah membahas masalah aturan posisi palsu dengan nilai
tunggal sebagai hasilnya; namun ada kasus menyimpang/berbeda yang
membutuhkan pembuatan dua percobaan dan mencari kesalahan satu sama
lain. Masalah posisi palsu ganda ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Untuk

memecahkan persamaan ax +b=0 , anggap g1 dan g2 sebagai dua tebakan


dari nilai x, dan anggap f1 dan f2 sebagai kesalahan yang sesuai, sehingga
nilai ag1 + b dan ag2 + b akan setara dengan 0 jika tebakan tebakan ini benar.

Kemudian

( 1 ) a g 1+b=f 1 dan ( 2 ) a g2 +b=f 2

Saat dikurangi, sangat jelas bahwa

( 3 ) a ( g1g2 ) =f 1 f 2

Mengalikan persamaan (1) dengan g2 dan mengalikan persamaan (2) dengan


g1 menghasilkan

a g1 g 2+ b g 2=f 1 g2 dan a g 2 g1 +b g1=f 2 g 1

Saat dua persamaan terakhir ini dikurangi, hasilnya adalah

( 4 ) b ( g 2g1 )=f 1 g 2f 2 g1

Untuk menyelasaikan masalah, persamaan (4) dibagi dengan persamaan (3)


untuk mendapatkan

b f 1 g2 f 2 g 1
=
a f 1f 2

b
Tapi karena x= x
a , nilai yang didapatkan adalah

f 1 g 2f 2 g1
x=
f 1f 2

Secara singkat, kita telah meletakkan dua nilai yang palsu untuk x dalam

ax +b , dan dari percobaan ini kita mendapatkan penyelesaian yang benar

untuk persamaan ax +b=0


Untuk lebih spesifik, mari kita lihat contoh yang lebih aktual, seperti
persamaan

x x
x+ =9 atau yang setara x+ 19=0
7 7

Kita mengambil dua perkiraan mengenai nilai x , misalnya g1=7 dan

g2=14 , maka

7 14
7+ 19=11=f 1 dan 14+ 19=3=f 2
7 7

Dapat disimpulkan lebih lanjut bahwa nilai sebenarnya dari x adalah

f 1 g 3f 2 g2 (11 ) 14(3 ) 7 133 1 1


x= = = =16+ +
f 1f 2 (11 )(3 ) 8 2 8

Meskipun terlihat aneh, ada beberapa elemen kesederhanaan dari aturan


primitif ini, sehingga tak heran ia masih digunakan hingga akhir 1800an.
Dalam bukunya yang berjudul ground of artes, Robert Recorde (1510-1558)
menulis bahwa ia kagum dengan temannya yang memberikan pertanyaan
rumit, lalu dengan aturan kebohongan, menemukan hasil sebenarnya dengan
cara seakan-akan orang yang menjawabnya adalah anak kecil atau orang gila.

B. Masalah yang Rumit


Kembali ke Papyrus Rhind, kita dapat menyelesaikan masalah 28
sebagai contoh paling awal dalam permasalahan pikirkan sebuah angka.
Mari kita bahas masalah ini beserta penyelesaian Ahmes dalam istilah modern,
dengan beberapa rincian klarifikasi.
Contoh. Pikirkan suatu angka, lalu tambahkan 2/3 dari

angka itu sendiri. Dari penjumlahan tersebut kurangi dengan 1/3

dari nilai penjumlahannya lalu lihat apa perolehan jawabannya.

Misalkan jawabannya adalah 10. Kemudian perkurangkan 1/10


dari 10, menghasilkan 9. Maka hasilnya adalah angka yang paling
pertama dipikirkan tadi.
Bukti. Jika angkanya adalah 9, maka 2/3nya adalah 6, yang jika
dijumlahkan akan menghasilkan 15. Lalu 1/3 dari 15 itu adalah 5. Yang
mana hasil pengurangannya menghasilkan 10. Maka itulah cara
memperoleh hasilnya.

Berikut gambaran identitas aljabar tersebut

(
n+
2n 1
3 ) (
n+
3
2n
3

1
10 )
n+
2n 1
3 [( ) ( )]
n+
3
2n
3
=n

Dengan contoh sederhana, dalam contoh ini nilai n=9. Maka akan
ditemukan cara memecahkan rahasianya, dia menambahkan sebuah prase
penyelesaian, Dan itu adalah bagaimana kamu melakukannya.
Masalah 79 dapat dikatakan ringkas dan berisi seperangkat data yang
tampaknya rumit untuk mengindikasikan sebuah pemahaman dalam
penjumlahan rangkaian geometri.

Kuda 7
Kucing 49
1 2801 Tikus 343
2 5602 Jerami 2401
4 11,204 Hekats (ukuran takar gandum) 16,807
total 19,607 total 19,607
Gambaran diatas telah menunjukkan beragam ide fantastis. Beberapa
penguasa menganggap kata-kata ini sebagai istilah simbolik pada bagian
pertama dari kekuatan angka tujuh. Disebalah kanan, terdapat penjumlahan

dari 7,7 1 , 72 , 73 ,7 4 dan 75 dengan penambahan sebenarnya. Di sebelah

kiri, jumlah seri yang sama diberikan sebagai 7 2801, dengan perkalian

dilakukan dengan metode duplikasi biasa. karena 2801=(751)/(71)

hasilnya adalah
5
7.2810=7 ( 7 1
71 )
=7+ 72 +73 +7 4 +75
Akan persis apa yang akan diperoleh pada substitusi dalam rumus
modern untuk jumlah Sn dari n dalam geometri :
r n1
S n=a+ar 2 +ar 3 ++ ar n1=a ( )
r1
(Kita catat di masalah sebelum kita bahwa a = r = 7 dan n = 5). Apakah
formula seperti itu, bahkan untuk kasus sederhana, dikenal orang Mesir? Tidak
ada bukti nyata akan itu. Sebuah interpretasi yang lebih masuk akal tentang
apa yang dimaksud adalah sesuatu semacam itu: "Dalam setiap tujuh rumah
ada tujuh kucing; setiap kucing membunuh tujuh tikus; masing-masing tikus
akan makan tujuh berkas gandum; dan masing-masing berkas gandum mampu
menghasilkan tujuh takaran hekat tepung. Berapa banyak tepung yang
tersimpan?, "Atau salah satu mungkin lebih suka pertanyaan, "Rumah, kucing,
tikus, berkas gandum, dan hekats gandum-berapa berapa jumlah
kesemuanya?
Sekitar 3000 tahun setelah Ahmes, Fibonacci dalam karangannya
memasukkan kekuatan angka 7 ini dengan satu tambahan lagi:
Tujuh wanita tua berada di jalan ke Roma;
Setiap wanita memiliki tujuh keledai;
Setiap keledai membawa tujuh karung;
Setiap karung berisi tujuh roti;
Dengan setiap roti terdapat tujuh pisau;
Setiap pisau itu ada dalam tujuh sarung.
Berapa totalnya?
Render ini, ditambah dengan angka tujuh, mengingatkan kita dari sajak
anak-anak Old English, satu versi yang muncul di bawah:
Saat aku dalam perjalanan ke Saint Ive
Aku bertemu seorang lelaki dengan tujuh istri
Setiap istri mempunyai tujuh karung
Tiap karung berisi tujuh kucing
Tiap kucing mempunyai tujuh anak
Anak, kucing, karung, dan istri.
Berapa banyak yang sedang pergi ke Saint Ive?
Di sini juga, disarankan bahwa jumlah total dari suatu deret itu
diperhitungkan , tapi ada joker dalam kata-kata yang sebenarnya terdapat
diawal dan akhir baris. Sementara kejutan yang dapat dilihat adalah di semua
kemungkinan kontribusi Anglo-Saxon, orang dapat melihat bagaimana jenis
yang sama, masalah itu diabadikan sendiri selama berabad-abad.
Rhind Papyrus ditutup dengan doa berikut, mengungkapkan
kekhawatiran utama dari sebuah komunitas pertanian: "Menangkap kutu dan
tikus, memadamkan berbahaya gulma; berdoa kepada Tuhan Ra untuk panas,
angin, dan air yang tinggi. "

Matematika Mesir sebagai Pengaplikasian Aritmetika

Melihat naskah matematika Mesir yang masih ada secara


keseluruhan, kami temukan bahwa mereka tidak lain hanyalah koleksi
masalah praktis dari jenis yang berkaitan dengan bisnis dan administrasi
transaksi. Ajaran seni perhitungan tampaknya menjadi unsur utama dalam
masalah ini. Semuanya dinyatakan sebagai jumlah c spesifik, dan tidak ada
satupun akan jejak apa yang benar disebut dalam teorema atau aturan dasar
dalam perhitungan tersebut. Jika kriteria untuk c matematika ilmiah adalah
adanya konsep bukti, orang Mesir kuno con ned diri untuk "menerapkan
aritmatika." Mungkin penjelasan terbaik mengapa orang Mesir tidak pernah
melampaui tingkat yang relatif primitif ini adalah bahwa mereka
memperolehnya secara alami, tapi sayang gagasan ini hanya mengakui
pecahan dengan pembilang satu; sehingga bahkan perhitungan sederhana
menjadi lambat dan melelahkan. Sulit untuk mengatakan apakah simbolisme
mencegah penggunaan pecahan dengan pembilang lain atau apakah
penggunaan eksklusif unit pembilang adalah alasan untuk simbolisme mereka
digunakan untuk mengekspresikan pecahani. Penanganan pecahan selalu tetap
menjadi seni khusus dalam matematika Mesir dan terbaik dapat digambarkan
sebagai gaya perlambatan pada prosedur numerik.
Terbukti dengan Akhmin Papyrus (namanya setelah kota di atas
Sungai Nil ditemukan), tampak bahwa metode juru tulis Ahmes masih ada di
abad mode kemudian. Dokumen ini, ditulis dalam bahasa Yunani di beberapa
titik antara Masehi 500 dan 800, mirip dengan Rhind Papyrus. Penulisnya,
seperti pendahulunya kuno nya Ahmes, memberi tabel dari fraksi
didekomposisi menjadi satuan pecahan. Mengapa matematika Mesir tetap
begitu sangat dinamis selama lebih dari 2000 tahun? Mungkin Mesir
memasuki penemuan mereka dalam buku-buku suci, dan di usia kemudian, itu
dianggap bid'ah untuk memodifikasi metode atau hasil. Apapun
penjelasannya, pencapaian matematika dari Ahmes adalah mereka dari nenek
moyangnya dan keturunannya.

Anda mungkin juga menyukai