Anda di halaman 1dari 6

PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN PARALEL

A. Tujuan
Menentukan nilai indeks bias pada kaca plan parallel.

B. Alat dab Bahan


1. Alat-alat Praktikum
a. Busur derajat
b. Jarum pentul
c. Kaca plan parallel
d. Penggaris
2. Bahan bahan Praktikum
a. Milimeter block
b. Laser pointer
c. Sterofoam

C. Teori
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas
dua medium tembus cahaya yang berbeda indeks biasnya. Setiap medium memiliki indeks bias
yang berbeda-beda, karena perbedaan indeks bias inilah maka jika ada berkas sinar yang
melalui dua medium yang berbeda kerapatannya maka berkas sinar tersebut akan dibiaskan.
Hukum yang menjelaskan hubungan antara sudut datang dan sudut bias adalah Hukum Snellius
yang berbunyi:
1. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias dari suatu cahaya yang
melewati dua medium yang berbeda merupakan suatu konstanta.

Indeks bias adalah suatu nilai tak berdimensi yang lebih besar dari satu, karena
kelajuan cahaya dalam suatu medium () selalu lebih kecil dari kecepatan cahaya ().
Kemudian, = 1 untuk ruang hampa udara. Indeks bias untuk berbagai zat ditampilkan pada
table berikut:
Zat Indeks bias
Benda padat pada 20
Zirconia kubus 2,20
Intan (C) 2,419
Fluorit (CaF2) 1,434
Galium Fosfit 3,50
Kaca,untuk lensa 1,52
Zat cair pada 20
Benzene 1,501
Air 1,333
gas pada 0,1 atm
Udara 1,000293
Karbon dioksida 1,00045

Hubungan antara indeks bias dengan sudut datang dan sudut bias dapat dilihat pada persamaan
berikut ini (Serway, 2010 : 15).

1 = 2

Selain menunjukkan perbandingan cepat rambat cahaya dalam suatu medium, indeks
bias juga menunjukkan kerapatan optic suatu medium. Semakin besar indeks bias suatu
medium berarti semakin besar kerapatan optic medium tersebut. Bila cahaya merambat dari
medium kurang rapat ke medium yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis
normal, sebaliknya bila cahaya merambat dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat
akan dibiaskan menjauhi garis normal.

Kaca plan paralel adalah benda yang terbuat dari kaca berbentuk kubus dengan enam
sisi yang rata dengan sisi yang berhadapan sejajar. Bentuknya lempeng tipis seperti batu bata
atau korek api. Ia memiliki ketebalan tertentu yang sering dilambangkan d. Peristiwa yang
terjadi ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca plan paralel adalah sinar tersebut akan
mengalami pergesaran. Cahaya atau berkas sinar akan mengalami dua kali pembiasan oleh dua
medium yang berbeda kerapatannya. Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan
mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan
medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua medium yang
berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal ketika sinar datang dari
medium kurang rapat atau udara ke medium lebih rapat atau kaca. Sinar bias akan menjauhi
garis normal ketika cahaya merambat dari medium lebih rapat atau kaca ke medium kurang
rapat atau udara.

Gambar 1. Pembaisan Cahaya Pada Kaca Plan Paralel

D. Prosedur Percobaan
1. Melatakkan millimeter block diatas sterofoam, kemudian tancapkan jarum pentul di setiap
sudutnya.
2. Menggambar garis tegak lurus pada millimeter block sebagai garis normal.
3. Membuat garis sinar datang dengan sudut 30.
4. Meletakkan kaca plan parallel pada millimeter block dengan posisi yang berhimpit pada
garis horizontal yang tegak lurus garis normal.
5. Menyalakan laser pointer dan mengarahkannya pada kaca plan parallel sesuai dengangaris
sinar datang yang telah dibuat sebelumnya.
6. Mengamati pembiasan cahaya yang terjadi dan menacapkan jarum pentul pada posisi sinar
biasnya.
7. Memindahkan kaca plan parallel dari millimeter block.
8. Membuat garis dari titik sinar biar sampai pada titik potong garis normal.
9. Mengukur nilai sudut bias dan dicatat pada table hasil pengamatan.
10. Mengulangi percobaan 4 s/d 9 sebanyak 5 kali dengan sudut yang sama.
11. Mengulangi percobaan 2 s/d 10 dengan variasi sudut 35 dan 40.

E. Hasil Pengamatan
No = 30 = 30 = 40
1 20 19 19 19 20 23 22 23 22 22 24 24 23 24 24
2 19,4 22,4 23,8
3 1 1 1 1

F. Analisis Data
1. Untuk = 30
Mencari nilai rata-rata sudut bias


=

20+19+19+19+20
=
5
= 19,4
Menentukan nilai indeks bias
1 = 2
1
2 =

1sin 30
=
sin 19,4

= 1,5052

Menentukan % error

% error = | | 100%

1,521,5052
= | | 100%
1,52

= 0,9736 %

2. Untuk = 35
Mencari nilai rata-rata sudut bias


=

23+22+23+22+22
=
5
= 22,4
Menentukan nilai indeks bias
1 = 2

1
2 =

1sin 35
=
sin 22,4

= 1,5051

Menentukan % error

% error = | | 100%

1,521,5051
= | | 100%
1,52

= 0,9802 %
3. Untuk = 40
Mencari nilai rata-rata sudut bias


=

24+24+23+24+24
=
5
= 23,8
Menentukan nilai indeks bias
1 = 2

1
2 =

1sin 40
=
sin 23,8

= 1,5928

Menentukan % error

% error = | | 100%

1,521,5928
= | | 100%
1,52

= 4,7894 %

Anda mungkin juga menyukai