“PERCOBAAN MIKROSKOP”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktikum Fisika Dasar III
Yang dibimbing oleh Ibu Lia Yuliati
Disusun oleh:
Nama : Ratna Dwi Wulansari
NIM : 180321614524
Kelas/Offering : AB/PFD6
Kelompok : 02
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
November 2019
PRAKTIKUM MIKROSKOP
A. Tujuan
Praktikum mikroskop ini memiliki tujuan yaitu dengan menentukan
perbesaran mikroskop dapat menentukan posisi sejajar antara letak bayangan
benda (yang dilihat dengan mata kanan) dengan skala pembanding (yang dilihat
dengan mata kiri). Praktikan dapat menerapkan prinsip mata berakomodasi
maksimum dan tidak berakomodasi. Pratikan juga mampu menset lensa dengan
tepat.
B. Dasar Teori
Mikroskop adalah salah satu alat optik yang menggunakan prinsip kerja
dua lensa positif yang disusun berurutan. Mikroskop adalah alat yang digunakan
untuk melihat objek yang terlalu kecil yang tidak bisa dilihat dengan penglihatan
kasar (Serway,2014). Mikroskop terdiri atas dua lensa positif yang berfungsi
sebagai lensa objektif dan okuler. Lensa objektif mempunyai jarak fokus yang
lebih pendek dibandingkan dengan jarak fokus lensa okuler. Lensa objektif berada
di dekat objek sedangkan lensa okuler adalah lensa yang digunakan oleh
pengamat.
Prinsip kerja mikroskop sama dengan lup, hanya perbesaran dari
mikroskop jauh berkali lipat dari lup. Pada lensa objektif menggunakan lensa
cembung, benda harus diletakkan di ruang dua atau antara fokus dengan dua kali
fokus sehingga bayangan akan nyata dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk
oleh lensa tersebut dianggap benda untuk lensa okuler. Kemudian lensa okuler
berfungsi seperti lup yaitu untuk menghasilkan bayangan yang lebih besar lagi.
cm.
D. Prosedur percobaan
Percobaan mikroskop ini diawali dengan mencari fokus 2 keping lensa
positif dengan menggunakan dop. Praktikan menyusun lensa,layar dan dop di
bangku optik. Setelah dilakukan pengukuran, praktikan mendapatkan fokus lensa
pertama 5 cm yang digunakan sebagai lensa objektif dan lensa kedua mempunyai
fokus 20 cm yang digunakan sebagai lensa okuler. Fokus lensa dicari dengan
menggeser layar agar bayangan dari dop tersebut (A’) terlihat jelas. Bayangan
yang telah dibentuk oleh lensa objektif menjadi benda bagi lensa okuler. Okuler
digeser sehingga terlihat A”dengan jelas. Untuk mata berakomodasi maksimum
Sok dibuat kurang dari fok, sedangkan untuk mata tak berakomodasi Sok dibuat
tepat pada fok. Kemuadian layar tadi diganti dengan skala A dan skala B dipegang
disebelah skala A ketika pengamat ingin mengamati dan membandingkan
skalanya. Berikut adalah skema praktikum mikroskop.
Gambar 2. Skema percobaan mikroskop
E. Data Pengamatan
a. Mata berakomodasi maksimum
No Sob (cm) Sob' (cm) Sok (cm) Sok' (cm) n1 (skala) n2 (skala)
1 7 18 14,3 25 5 1
2 9 12 10,8 25 6 1
nst mistar = 0,1 cm ∆S= 1/2 nst = 0,05 cm
2 2 2
𝑆𝑜𝑏 ′ 𝑆𝑛 + 𝑓𝑜𝑘 2 1 𝑆𝑛 + 𝑓𝑜𝑘 2 𝑆𝑜𝑏 ′ 𝑆𝑛 + 1 2
∆𝑀1 = √| ∙ ∙ ∆𝑆𝑜𝑏| + | ∙ ∙ ∆𝑆𝑜𝑏′| +| ∙ ∙ ∆𝑓 |
𝑆𝑜𝑏 2 𝑓𝑜𝑘 3 𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 3 𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 2 3 𝑜𝑘
2 2 2
𝑆𝑜𝑏 ′ 𝑆𝑛 + 𝑓𝑜𝑘 2 1 𝑆𝑛 + 𝑓𝑜𝑘 2 𝑆𝑜𝑏 ′ 𝑆𝑛 + 1 2
∆𝑀2 = √| ∙ ∙ ∆𝑆𝑜𝑏| + | ∙ ∙ ∆𝑆𝑜𝑏′| +| ∙ ∙ ∆𝑓 |
𝑆𝑜𝑏 2 𝑓𝑜𝑘 3 𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 3 𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 2 3 𝑜𝑘
Jadi nilai perbesaran pada mata berakomodasi pada data ke-2 yaitu 𝑀2 =
(3,000 ± 0,014) kali dengan ralat relatif 0,473 % (4 AP).
′ 2 2 2
𝑆𝑜𝑏′
√| 𝑆𝑜𝑏2 ∙ 𝑆𝑛
∙
2
∆𝑆𝑜𝑏| + |
1
∙
𝑆𝑛
∙
2
∆𝑆𝑜𝑏′| + | ∙
𝑆𝑛 2
∙ ∆𝑓𝑜𝑘 |
𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 3 𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 3 𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 2 3
18 25 2 2 1 25 2 2 18 25 2 2
= √| ∙ ∙ 0,05| + | ∙ ∙ 0,05| + | ∙ ∙ 0,05|
72 20 3 7 20 3 7 202 3
Jadi nilai perbesaran pada mata tanpa berakomodasi pada data ke-1 𝑀1 =
(3,214 ± 0,016) kali dengan ralat relatif 0,505 % (4 𝐴𝑃).
2) Data 2
𝑆𝑜𝑏 ′ 𝑆𝑛 12 25
𝑀2 = ( 𝑆𝑜𝑏 ) (𝑓𝑜𝑘) = ( 9 ) (20) = 1,667 𝑘𝑎𝑙𝑖 ∆𝑀2 =
′ 2 2 2
𝑆𝑜𝑏′
√| 𝑆𝑜𝑏2 ∙ 𝑆𝑛
∙
2
∆𝑆𝑜𝑏| + |
1
∙
𝑆𝑛
∙
2
∆𝑆𝑜𝑏′| + | ∙
𝑆𝑛 2
∙ ∆𝑓𝑜𝑘 |
𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 3 𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 3 𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 2 3
12 25 2 2 1 25 2 2 12 25 2 2
= √| ∙ ∙ 0,05| + | ∙ ∙ 0,05| + | ∙ ∙ 0,05|
92 20 3 9 20 3 9 202 3
Jadi nilai perbesaran pada mata tanpa berakomodasi pada data ke-2 𝑀2 =
(1,667 ± 0,008) kali dengan ralat relatif 0,492 % (4 𝐴𝑃).
G. Pembahasan
H. Kesimpulan
Dari praktikum mikroskop ini dapat disimpulkan bahwa prinsip
kerja alat optik adalah menggunakan pembiasan, mikroskop menggunakan lensa
positif, memiliki sifat mengumpulkan cahaya atau bisa disebut dengan konvergen.
Dengan menyejajarkan skala A dan B, praktikan dapat menentukan perbandingan
skalanya sehingga dapat diketahui perbesaran yang terjadi. Untuk mata
berakomodasi maksimum, mata didekatkan dengan lensa, untuk yang tak
berakomodasi ketika mengamati mata seperti melihat benda tak hingga pada
umumnya.Untuk perbesaran berdasarkan skala dan perhitungan teoritis terbukti
bahwa mata berakomodasi maksimum memiliki perbandingan lebih besar
dibandingkan yang tanpa berakomodasi. Lensa dipasang berurutan mulai dari
benda, lensa objektif dan lensa okuler. Letak benda saat di depan lensa objektif
harus berada pada ruang 2 dan bayangannya harus ada di ruang 2 lensa okuler.
Metode analisis yang digunakan adalah Teori Ralat Rambat dengan pengukuran
tunggal. Persamaannya adalah
𝑆𝑜𝑏 ′ 25 + 𝑓𝑜𝑘 18 25 + 20
𝑀1 = ( )( ) = ( )( )
𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 7 20
2 2 2
𝑆𝑜𝑏′ 𝑆𝑛 + 𝑓𝑜𝑘 2 1 𝑆𝑛 + 𝑓𝑜𝑘 2 𝑆𝑜𝑏′ 𝑆𝑛 + 1 2
∆𝑀1 = √| 2
∙ ∙ ∆𝑆𝑜𝑏| + | ∙ ∙ ∆𝑆𝑜𝑏′| + | ∙ 2
∙ ∆𝑓𝑜𝑘 |
𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 3 𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 3 𝑆𝑜𝑏 𝑓𝑜𝑘 3
I. Daftar Rujukan
Giancoli, D. 2014. Prinsip dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga
Jewett, Serway. 2014. Physics for Scientist and Engineers with Modern Physics,
Ninth Edition. Boston: Brooks/Cole Cengage Learning.
Tim Praktikum Fisika Dasar 3. 2019. Modul Praktikum Fisika Dasar III. Malang: