www.serambinews.com/news/view/24...al-panen
Kemarau
Seorang pemilik sawah warga Kampung Mendale, Kecamatan Kebayakan,
Aceh Tengah mengamati tanaman padi miliknya yang kekurangan pasokan
air, Selasa (23/2). Cuaca panas yang terjadi sejak dua bulan terakhir
menyebabkan sejumlah areal persawahan warga menjadi kering sehingga
dipastikan hasil panen akan menurun.SERAMBI/MAHYADI.
Hampir dua bulan ini, cuaca panas sehingga debit air dari daerah hulu
air berkurang cukup drastis sehingga sebagian sawah warga menjadi
kering, kata Aman Khairul Saleh, pemilik areal persawahan warga
Kampung Mendale. Lahan persawahan di kampung itu tidak memiliki
irigasi secara khusus namun para petani padi hanya mengharapkan
aliran air yang bersumber dari kawasan Ulung Gajah. Namun, sejak
memasuki tahun 2010 ini, debit airnya mulai berkurang sehingga tidak
mampu lagi mengaliri semua areal persawahan milik warga.
Debit aliran airnya kecil sehingga harus kita bagi-bagi, tetapi malah
sebagian kering total. Dan kami berharap hujan dapat segera
mengguyur sehingga tanaman padi kami bisa kembali pulih. Menurut
Aman Khairul Saleh, tanaman padi yang ada di daerah itu, sebagian
telah berumur sekitar dua bulan setengah dan padi yang ditanam
petani di daerah itu, rata-rata dalam waktu enam bulan hingga tujuh
bulan baru masuk masa panen. Perkembangan tanaman padi milik
mereka terhambat karena kurangnya pasokan air. Jika dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya kondisi saat ini lebih parah karena
hujan sampai dengan saat ini belum turun.
Di sini tidak ada tanaman padi unggul, sehingga masa panennya lebih
lama tapi tanaman padi masih berumur dua bulan sudah tidak ada lagi
air sehingga bisa jadi hasil panen tahun ini akan berkurang.
Keringnya areal persawahan warga bukan hanya terjadi di Kampung
Mendale, namun di sejumlah lokasi areal persawahan warga di daerah
Kecamatan Bintang, juga mengalami kejadian yang sama namun di
daerah itu, masih dapat ditanggulangi.
4lawang.wordpress.com/2009/10/27/
Puluhan hektar padi sawah warga yang gagal panen akibat diserang
hama tikus.
Karakteristik Kemiskinan
sumbaisland.com/sawah-di-sumba-b...-kering/
Dapat dibayangkan betapa sulitnya para petani jika gagal panen. Para
petani tidak memiliki benih tambahan. Pemerintah setempat juga tidak
menganggarkan dana untuk pengadaan benih bagi petani. Secara
teknis Dinas Pertanian Perkebunan dan Hortikultura mengajukan
rencana anggaran pengadaan benih bagi petani, baik benih padi,
jagung maupun kacang-kacangan senilai Rp 1 miliar lebih, namun
penganggarannya belum memungkinkan.
Pada saat ini belum semua petani menanam padi karena terlambat
menyiapkan lahan. Hal itu dapat dijumpai di areal persawahan Kota
Waikabubak dan sekitarnya dimana sebagian petani baru mulai
mengolah lahan, meski sebagian sudah menanam, bahkan padi sudah
mulai tumbuh besar.
radarkarawang.blogspot.com/2009_...ive.html
GAGAL PANEN: Sawah yang sedianya tak lama lagi panen diserang hama.
Besaran dana KKP yang diberikan kepada petani untuk setiap hektar
tanaman tebu berbeda untuk setiap tipe, secara rata-rata sebagai
berikut: TRIS I (11,05 juta/ha), TRIS II (7,8 juta/ha), TRIT I (8,55
juta/ha), TRIT II IV (6,25 juta/ha). Besaran dana maksimal yang
dapat diajukan oleh petani ini tidak mutlak, tetapi didasarkan juga pada
kesepakatan yang dibuat diantara pihak-pihak yang terkait dalam
program KKP sebelum keputusan tersebut ditetapkan. Hal ini
mengingat kebutuhan masing-masing petani dapat berbeda pada
kondisi areal lahan usaha yang berbeda.
Dana yang digunakan pada program KKP-TR sampai saat ini dalam
kondisi aman, dalam arti setiap pinjaman oleh petani selalu dibayar
lunas kepada pihak bank. Hal ini dapat dilakukan karena yang
membayar adalah pihak PG sebagai penjamin petani, meskipun petani
tersebut mengalami kerugian. Adapun perhitungan untung dan rugi
dilakukan antara petani dengan pihak PG. Dengan demikian dalam hal
ini ketepatan jumlah dan waktu pengembalian dana Program KKP dari
petani (yang difasilitasi Koperasi dan PG) kepada pihak bank tidak
dapat dijadikan ukuran bahwa kesejahteraan petani tebu meningkat.
Pada kondisi tertentu, petani sering mengalami kerugian dari hasil
bertanam tebu. Pada saat itu pihak PG biasanya menangguhkan
pengembalian pinjaman sampai musim giling berikutnya.
Risiko Usahatani Komoditas Bawang
distan.kalselprov.go.id/index2.p...26id%3D6
SALAH satu risiko yang bisa dibilang utama dalam usaha pertanian
adalah hama dan penyakit. Hampir semua jenis usaha pertanian demikian,
begitu juga dengan usaha bawang merah dan bawang putih. Beragam
gangguan hama, penyakit, dan perubahan cuaca dapat datang secara tiba-
tiba. Risiko produksi yang paling banyak menimbulkan kerugian bagi petani
adalah serangan hama dan penyakit yang tidak dapat diprediksikan
sebelumnya. Serangan hama dan penyakit dapat muncul karena dipicu
perubahan cuaca, gulma, dan pengelolaan tanaman yang tidak optimal.
Usaha tani dapat dikatakan efisien jika gross margin potensial lebih
dari 75%. Ketidakmampuan petani untuk mencapai pendapatan potensial
karena pengaruh risiko usaha tani.
Besarnya pendapatan dan risiko usaha tani bawang putih dan
bawang merah sangat memengaruhi perilaku petani dalam proses
pengambilan keputusan. Dalam memilih usahanya, petani memiliki alasan
tertentu tergantung dari preferensi petani terhadap risiko ataupun faktor
sosial ekonominya.
Efisiensi relatif dan perilaku petani terhadap risiko usahatani
bawang putih dan merah merupakan dua hal yang sangat menentukan
keberhasilan usahatani kedua tanaman ini.
Selain itu juga perlu diungkapkan faktor-faktor yang memengaruhi
perilaku petani terhadap risiko usahatani, penggunaan faktor-faktor
produksi yang efisien dengan mempertimbangkan risiko produksi, tingkat
efisiensi relatif usahatani serta pengaruh perilaku petani terhadap efisiensi
relatif usahatani. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko
pendapatan yang dihadapi petani dalam berusaha tani bawang merah lebih
tinggi dibandingkan dengan bawang putih. Usaha tani bawang putih
pendapatan terendahnya berkisar Rp 14.540.000/ha dan tertinggi Rp
77.945.000/ha. Pada usaha bawang merah bervariasi antara Rp
200.000/ha hingga Rp 70.161.111/ha (Sriyadi, 2007).
Sebagian besar petani mempunyai perilaku enggan terhadap risiko
usaha tani bawang putih dan merah. Perilaku petani terhadap risiko usaha
tersebut dipengaruhi oleh luas lahan, umur, pendidikan, pengalaman
berusaha tani, jumlah anggota keluarga, frekuensi kegagalan berusahatani
bawang putih dan merah selama lima tahun terakhir serta pendapatan
petani dari usahanya.
Penggunaan faktor-faktor produksi luas lahan dan tenaga kerja
pada fungsi produksi bawang putih belum efisien. Penggunaan bibit, pupuk
organik, urea, TSP, NPK, POSKA dan pestisida Curacron EC, Score,
Sellestol, Dithane M-45 juga tidak efisien. Petani disarankan menggunakan
pupuk organik yang layak pakai dan pestisida organik.
Lahan pertanian bawang merah yang sudah terserang hama kosek ini
berada di Desa Sidakaton, Sidapurna, Kepandean dan Kupu Kecamatan
Dukuhturi Kabupaten Tegal, Kelurahan Kalinyamat Kulon, Cabawan,
Margadana Kecamatan Margadana, Kelurahan Keturen, Tunon Kecamatan
Tegal Selatan, Kota Tegal.
Gangguan hama ini sangat parah menimpa petani di Desa Sidakaton dan
Sidapurna mencapai sekitar 150 hektare, dan sebagian besar lainnya di
Kalinyamat Kulon sekitar 120 hektare. Serangan hama sejenis ulat yang
kian hari kian meluas membentuk seperti lingkaran itu menjadikan hama
yang selama ini oleh petani bawang setempat semula dikenal dengan
sebutan hama kosek tapi belakangan petani menyebut hama "inul",
menyamakan nama biduan Inul Darasista yang kini lagi ngetop.
Benih utama bawang merah yang sudah terserang tembus ke tanah hingga
akar seperti lagi ngebor hingga sulit diobati. Serangannya sampai ke akar
di bawah tanah seperti sedang ngebor, petani menyebutnya hama inul
(menurut Abdul Kornen dan A. Nur Fatoni, petani asal Kecamatan
Margadana, 2003).
Lebih Ganas
Hama ini lebih ganas dibanding dengan hama Kosek. "Kalau kosek yang
diserang cuma satu dua batang daun, tapi kalau "inul" menyerang semua
daun bawang hingga tumbang. Dengan kata lain, kalau ada satu daun
bawang diserang hama "inul" maka jangan harap daun yang lain bisa
selamat (menurut Abdul Kornen dan A. Nur Fatoni, petani asal Kecamatan
Margadana, 2003).
Cara pencegahan hama kosek dulu termasuk mudah, cukup sekali semprot
hama hilang. Tapi kalau hama yang kini disebut hama inul meski berulang
kali disemprot pun tetap membandel tidak juga berhenti, atau malah
tambah parah.
Serangan hama yang sulit diatasi itu membuat petani setempat terpaksa
memanen bawangnya lebih awal meski belum masanya dipanen. Untuk
usia panen usia bawang merah adalah sekitar 55 hari. Daripada habis
diserang hama, lebih baik dipanen saja meski belum cukup umurnya.
www.suaramerdeka.com/harian/0304...as21.htm
SERANGAN HAMA: Seorang petani bawang merah di Kalinyamat
Kulon, Kecamatan Margadana tengah melihat tanamannya yang
terserang hama kosek. (Foto : Suara Merdeka/so).
Harga bawang merah di Brebes anjlok, dalam satu pekan terakhir. Hal
tersebut diperkirakan akibat pengaruh panen raya, serta masuknya
bawang impor. Para petani di wilayah tersebut mengeluh rugi, karena
harga jual bawang merah tidak mampu menutup biaya produksi yang
mereka keluarkan. Menurut Subekhan, petani di Desa Tegalglagah,
Kecamatan Bulakamba- Brebes, pada saat ini harga bawang merah di
tingkat petani hanya sekitar Rp 3.000 per kilogram. Padahal pekan
lalu, harga bawang merah masih sekitar Rp 6.000 per kilogram.
Kondisi seperti ini sangat merugikan petani. Ia mengaku menanam
bawang pada lahan seluas 1.700 meter persegi, dengan biaya sekitar
Rp 4 juta. Dari lahan tersebut dihasilkan sekitar delapan kwintal
bawang merah. Dengan harga bawang Rp 3.000 per kilogram, ia
mengaku hanya mendapatkan hasil jual sekitar Rp 2,4 juta.
Menurut Mukri, petani di Desa Klampok, Kecamatan Wanasari,
turunnya harga bawang merah karena melimpahnya pasokan hasil
panen umbi. Selain karena panen raya, saat ini bawang impor juga
mulai masuk ke Brebes. Musim panen kali ini, hampir semua petani
mengalami kerugian.
Padahal, selama ini, petani terbebani mahalnya harga obat-obatan,
pupuk, dan biaya pengairan. Petani yang panen saat ini merupakan
petani yang memulai tanam pada Oktober lalu, atau saat masih
berlangsung musim kemarau.
Menurut Sukari, pedagang bawang merah di Pasar Induk Klampok,
Kecamatan Wanasari, pada saat ini harga bawang di tingkat pedagang
turun dari kisaran Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kilogram, menjadi Rp
5.000 hingga Rp 5.500 per kilogram. Penurunan harga bawang ini
diperkirakan masih akan terjadi terus. Hal ini ada hubungannya
dengan volume impor bawang, pada saat ini volume impor masih
sedikit; nanti kalau volume impor bawang sudah banyak, harga
bawang di pasaran pasti akan turun lagi.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
regional.kompas.com/read/2009/12...s.anjlok
Revitalisasi Pertanian untuk meminimumkan Risiko
Pengertian Risiko
Hasil yang dicapai dari suatu kegiatan jarang sekali yang dapat
diramalkan dengan hasil yang sempurna, pada umumnya terjadi
penyimpangan, biarpun kecil. Risiko selalu terjadi bila keputusan yang
diambil dengan memakai kriteria peluang (decision under risk) atau kriteria
ketidakpastian (decision under uncertainty). Untuk menghitung risiko pada
umumnya dipakai nilai yang diperkirakan (expected value) atau angka
penyimpangan (variance).
Risiko perlu dianalisis, yaitu dengan memakai tolok ukur untuk
mengukur besarnya risiko atas suatu alternatif, dengan tujuan untuk
memperoleh alternatif dengan risiko yang masih dapat ditanggung. Analisis
ini sangat penting untuk menentukan modal yang dianggarkan dalam
kegiatan usaha. Bermacam-macam risiko yang mungkin terjadi dalam
suatu kegiatan usaha, yaitu risiko teknis (kerugian), risiko pasar, risiko
kredit serta risiko di luar kemampuan manusia. Semua risiko dapat dicegah
atau diperkecil, kecuali risiko alam yang probabilitasnya sangat kecil dan
dapat diabaikan. Bagi seorang Wirausaha, menghadapi risiko adalah
tantangan karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan
inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi
kenyataan.
Demikian pula pengambilan risiko bagi Wirausaha berkaitan dengan
kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada
kemampuan dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk menelurkan
hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan Wirausaha
(misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi
Wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil.
Wirausaha berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju
dua langkah.
Majalah Wirausaha yang berjudul Executive pada lembaran
khusus ditulis huruf besar dengan warna yang berbeda seperti di bawah ini:
Jangan tinggal diam di tempat (digambar dengan kura-kura
terbalik), tetapi berbuatlah yang pasti dan mantap biarpun lambat
(digambarkan dengan kura-kura yang berjalan merayap).
3. Risiko Wirausaha
4. Macam-Macam Risiko
a. Risiko Teknis
Risiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau Wirausaha
dalam mengambil keputusan. Risiko yang sering terjadi:
Biaya produksi yang tinggi (inefisien),
Pemakaian sumber sumber daya yang tidak seimbang (tenaga
kerja terlalu banyak),
Terjadi pencurian, akibat pengawasan yang kurang baik,
Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang kecermatan,
Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak serta
harga jual tak berubah,
Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga
produktivitas kerja menurun,
Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit
dioperasionalkan, serta hal-hal yang berhubungan dengan
ketatalaksanaan perusahaan.
2. Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi
strategi produksi, strategi keuangan, strategi sumber daya manusia,
strategi operasional, strategi pemasaran, dan strategi penelitian dan
pengembangan. Tujuan strategi ada tiga, yaitu tetap memperoleh
keuntungan, hari depan lebih baik dari sekarang (usaha berkembang)
dan tetap bertahan (survive). Upaya yang dilakukan ialah kepAndaian
menganalisis dan memprognosa keadaan di dalam dan di luar lingkup
organisasi.
3. Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi
setiap saat harus membayar premi asuransi yang merupakan
pengeluaran tetap.
b. Risiko Pasar
Risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau tidak
laku di pasar. Produk telah menjadi kuno (absolensence) yang diperoleh
terus menurun dan terjadi kerugian. Akibatnya penerimaan (revenue) yang
diperoleh terus menurun dan terjadi kerugian. Hal ini akan menjadi
bencana usaha yang berakibat usahanya sampai di terminal alias gulung
tikar.
Upaya yang dapat ditempuh pengusaha adalah sebagai berikut :
1) Mengadakan inovasi (product innovation), yaitu membuat
desain baru dari produk yang disenangi calon pembeli. Dalam
usaha pertanian terlihat pada budidaya kelinci, lele dumbo,
asparagus, dan sebagainya. Memang relatif sulit bagi usaha
pertanian mengadakan inovasi, tetapi hal ini akan dipermudah
bila ada upaya ke arah argo industri.
2) Mengadakan penelitian pasar (market research) dan
memperoleh informasi pasar secara berkesinambungan. Cara
ini memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk
perusahaan besar. Contohnya pabrik mobil, tekstil, alat rumah
tangga, dan hiburan. Dalam bidang pertanian antara lain
ukuran berat dalam setiap komoditi yang dihasilkan yang
diinginkan konsumen (ikan, udang, kubis, ternak, dan
sebagainya).
c. Risiko Kredit
d. Risiko alam
Risiko ini terjadi di luar pengetahuan manusia, misalnya gempa bumi,
banjir, angin puyuh, dan kemarau panjang. Karena kemungkinan terjadi
sangat kecil risiko ini dapat dianggap tidak ada. Tetapi, bila takut
menghadapi risiko tersebut, ada perusahaan asuransi yang berani
menanggung risiko tersebut.
5. Situasi Berisiko
Situasi yang mengandung risiko adalah situasi dimana kita dihadapkan
pada dua pilihan atau lebih dan kita tidak dapat mengetahui hasil yang
akan diperoleh dari setiap alternatif pilihan yang ada. Situasi risiko juga
mengandung dua potensi bagi perusahaan, yaitu potensi kegagalan dan
potensi sukses.
Seorang Wirausaha yang harus selalu mengambil keputusan dalam
berbagai situasi walaupun situasi tersebut penuh ketidakpastian.
Keputusan yang harus dipilih tersebut dapat berupa alternatif yang
mengandung risiko atau alternatif yang konservatif, tergantung pada daya
tarik setiap alternatif, sejauh mana seorang pengusaha bersedia untuk
mengalami kerugian, prediksi atas kesuksesan dan kegagalan yang akan
dialami, dan seberapa jauh seorang Wirausaha dapat meningkatkan
kemungkinan untuk sukses dan mengurangi kemungkinan untuk gagal.
Dalam pelaksanaan pengambilan keputusan ada yang berani, ada juga
yang tidak berani dalam mengambil risiko atas keputusan yang dibuatnya
walaupun ada kemungkinan potensi sukses atas keputusan yang
dibuatnya. Ada pula yang sangat berani dalam mengambil keputusan tanpa
melakukan pertimbangan terlebih dahulu, secara cepat mengambil
keputusan yang dianggapnya peluang emas. Pengusaha seperti ini adalah
pengusaha yang dipengaruhi oleh besarnya jumlah imbalan yang
ditawarkan, dan sangat tertarik oleh harapan muluk tentang hasil yang
tinggi dengan sedikit usaha.
Seorang Wirausaha sejati adalah yang tidak takut dalam mengambil risiko
akan tetapi juga tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Keputusan
yang diambil selalu berdasarkan pertimbangan terlebih dahulu.
Unsur penting lainnya dari situasi yang mengandung risiko adalah
kesediaan dalam menerima tanggung jawab pribadi atas akibat-akibat
keputusan, baik yang menguntungkan maupun tidak. Kebanyakan ciri-ciri
Wirausaha saling berkaitan, terutama mengenai sikap pengambilan risiko,
ciri-ciri tersebut yaitu :
a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi
serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi
realitas.
b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri
sendiri. Semakin besar keyakinan atas kemampuan yang
dimiliki, semakin besar pula keyakinan yang dimiliki atas
kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dari keputusan-
keputusan yang akan diambil serta semakin besar kesediaan
untuk mengambil risiko.
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan sendiri akan
membatasi kegiatan yang akan diambil sehingga tidak akan
mengahsilkan suatu putusan yang tidak sanggup untuk
dilaksanakan.
Sekali lagi bahwa situasi risiko terjadi apabila seorang Wirausaha diminta
membuat pilihan diantara dua alternatif atau lebih yang hasilnya tidak dapat
diprediksi sebelumnya dan harus dinilai secara objektif. Sebagai pengambil
risiko Anda harus mengambil keputusan dalam situasi penuh
ketidakpastian, sambil mempertimbangkan kemungkinan sukses dan
ruginya. Apakah akan memilih alternatif yang mengambil risiko atau
alternatif konservatif tergantung kepada :
a. daya tarik dari setiap alternatif,
b. sejauhmana Anda bersedia rugi,
c. kemungkinan relatif sukses dan gagal,
d. seberapa jauh Anda dapat/mampu meningkatkan kemungkinan
sukses dan mengurangi kemungkinan gagal.
Ada beberapa ciri dari seorang wirausaha yang saling berkaitan, hal ini
cenderung berlaku pada perilaku dalam pengambilan risiko. Kaitan tersebut
antara lain :
a. Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi
yang merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi
realitas.
b. Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan terhadap diri
sendiri.
c. Pengetahuan realistik mengenai kemampuan-kemampuan Anda
sendiri juga penting.
6. Pengambilan Risiko
Para Wirausaha merupakan pengambil keputusan risiko yang sudah
diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan. Wirausaha
menghindari situasi risiko rendah, tidak ada tantangannya dan menjauhi
situasi risiko yang tinggi, karena mereka ingin berhasil. Mereka menyukai
tantangan yang dapat dicapai.
Para Wirausaha menyukai mengambil risiko yang realistik
karena mereka ingin berhasil.
Mereka mendapat kepuasan besar dalam melaksanaan tugas-
tugas yang sukar, namun realistic.
Wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat
dicapai.
Bertambah besarnya perusahaan Anda akan bertambah banyak
dan ruwetlah persoalan Anda.
9. Mengevaluasi Risiko
Terdapat beberapa pertanyaan bagi Wirausaha sebelum memutuskan
untuk mengambil risiko, yaitu:
a. Apakah risiko yang mungkin terjadi sepadan dengan hasil
usaha tersebut ?
Bila usaha yang bersifat judi (gambling) keluaran (outcome)
yang keluar pasti lebih besar ruginya dari pada untungnya.
Untuk memulai usaha harus melalui studi kelayakan untuk
memperhitungkan risiko tersebut.
Dalam setiap usaha bisnis tidak mungkin mengelakkan risiko. Jika Anda
mengambil risiko, Anda akan lebih yakin pada diri sendiri dan pandangan
Anda terhadap pengambilan risiko akan lebih positif, karena Anda percaya
pada kemampuan-kemampuan Anda, dan Anda menerima risiko yang
terbaik dalam mencapai tujuan akhir.
Data kuantitatif (angka-angka) akan membantu dalam mengevaluasi setiap
risiko dan menetapkan tujuan-tujuan dan juga memungkinkan untuk
menggariskan kemajuan secara sistematik. Akhirnya melalui data
kuantitatif dapat diukur hasil-hasil yang dicapai dalam hubungan dengan
ide-ide semula. Perlu diketahui kecermatan dan makna angka-angka
tersebut. Data kuantitatif akan mendukung pengetahuan, latar belakang,
dan pengalaman dalam mengambil keputusan.
Proses pemeriksaan diri ini penting dalam proses pengambilan risiko.
Daftar pertanyaan di atas merupakan contoh dari serangkaian pertanyaan
yang harus dijawab sebelum memikul suatu situasi risiko. Mengambil risiko
sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini mungkin akan berakibat
kegagalan.
Karakteristik Ikan
Ikan mas (Cyprinus carpio Linn) merupakan ikan yang paling
banyak dipelihara para petani di Indonesia. Ikan ini tidak saja disenangi
konsumen, tetapi juga oleh para petani, mengingat ikan memiliki beberapa
sifat yang baik sebagai ikan budidaya. Ikan ini tumbuhnya tergolong cepat,
dalam usia setengah tahun sudah dikonsumsi dan laku di pasaran; makan
makanan yang berupa tanaman maupun hewan, bahkan dapat mencerna
karbohidrat dengan baik; serta masa reproduksinya tergolong cepat dan
bertelur banyak, yakni sekitar 100.000-200.000 butir per kg.
Ciri-ciri ikan mas secara umum antara lain sebagai berikut :
Bentuk badan agak panjang dan agak pipih, bibir lunak dan
dapat disembulkan
Memiliki dua pasang sungut/barbell di bibir atas, kadang-kadang
satu pasang rudimentir.
Jari-jari punggung yang kedua bergigi seperti gergaji
Tidak memiliki lambung, tidak bergigi dan sebagai
penggarusnya adalah pharing yang mengeras.
Risiko-risiko Usaha
Risiko fatal yang selama ini terjadi dalam usaha di jaring apung
adalah kematian massal yang menumpuknya kotoran di dasar perairan.
Pada proses pembusukan kotoran, lapisan dasar menjadi kekurangan
oksigen dan banyak mengandung bahan-bahan toksik, terutama gas
amoniak dan metan. Pada musim-musim tertentu lapisan dasar waduk
teraduk dan muncul ke permukaan merubah kualitas perairan yang tidak
dapat ditolerir ikan mas. Dewasa ini pemerintah sudah mengeluarkan
peraturan yang menyangkut perijinan usaha serta memberikan penyuluhan
masa tanam, yang walaupun tidak sepenuhnya menghindari risiko diatas,
tapi mengurangi tingkat kematian/kerugian.
Dari segi ekonomi, fluktuasi harga, terutama harga pakan dan harga
jual ikan, seringkali tidak terkontrol dengan baik. Penurunan nilai tukar
rupiah, seringkali segera diikuti dengan peningkatan harga pakan tetapi
ketika nilai tukar kembali normal harga pakan ini sulit untuk kembali turun.
Keadaan ini sewaktu-waktu menurunkan marjin usaha bahkan
menimbulkan kerugian.
Dari segi pengelolaan budidaya resiko-resiko dalam usaha
pembesaran ikan mas dengan jaring apung adalah sebagai berikut. :
1. Dewasa ini belum ada standarisasi benih. Masih didapatkan
benih berkualitas rendah yang menyebabkan pertumbuhan dan
efisiensi pakan rendah,
2. Kematian ikan akibat penanganan benih yang kurang baik yang
menyebabkan kondisi di mana benih menjadi stres dan mati,
3. Masih ada kejadian wabah penyakit.
Pada tahun 1980 pernah terjadi wabah penyakit bakterial dan berulang
pada tahun 2002 dengan penyakit viral. Dua kejadian ini walaupun terjadi
pada sebagian kecil usaha di jaring apung, tetapi sempat menimbulkan
kerugian besar pada budidaya di kolam air tenang.
www.trobos.com/show_article.php%...d%3D2122
www.nofasonic.co.cc/2009/10/budi...o-l.html
4) Obat
Super tetra per empang 2 tablet @ Rp 1.000,- Rp 12.000,-
5) Tenaga kerja 2 OH @ Rp 20.000,- Rp. 40.000,-
6) Lain-lain (pemeliharaan) Rp. 460.700,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.089.700,-
2. Hama
Bagi benih gurame musuh yang paling utama adalah gangguan dari
ikan liar / pemangsa dan beberapa jenis ikan peliharaan seperti tawes,
gurame dan sepat. Musuh lainnya adalah biawak, katak, ular dan
bermacam-macam burung pemangsa.
pantas58s.blogspot.com/2009_08_0...ive.html
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara
lain: