Seperti diketahui, pemerintah telah memutuskan proyek hulu migas tersebut terus berlanjut setelah
nilai investasi akhir atau Final Investment Decision (FID) untuk proyek pembangunan fasilitas tersebut
diputuskan.
"Jadi proyek Tangguh Train 3 sudah disiapkan cukup lama. Dulu POD-nya dipersiapkan nilai investasi
US$ 12 miliar, tetapi realisasinya setelah tender-tender EPC terlaksana, diperkirakan nilai investasinya
sekitar US$ 8 miliar. Jadi memang ada harga yang lebih murah," kata Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi
saat acara Penetapan Pelaksanaan Proyek Pembangunan Kilang LNG Tangguh Train-3 di kantor
Kementerian ESDM, Jumat (01/07).
Diterangkan Amien, penyebab turunnya nilai investasi tersebut dikarenakan turunnya harga pengerjaan
EPC seiring turunnya harga minyak dunia. "Tentunya kualitas proyek tidak akan turun," ucap Amien
mengingatkan.
SKK Migas sendiri sudah me-review pengadaan dan menyetujui penunjukkan pemenang terkait
pembangunan proyek kilang LNG Tangguh Train 3 ini. "Untuk paket onshore LNG EPC, kontraktor yang
ditunjukan sebagai pemenang adalah konsorsium CSTS (Chiyoda, Saipem, Tripatra, dan Suluh
Ardhi), leader-nya adalah PT Tripatra Engineers and Constructors dengan total nilai kontrak US$ 2,43
miliar," papar Amien.
Sementara untuk proyek EPC Offshore, Amien mengungkapkan yang ditunjuk untuk melaksanakan
adalah PT Saipem Indonesia dengan nilai kontrak US$ 448 juta. "Kemudian untuk pengerjaan line pipe,
kontraktor yang ditunjuk adalah PT Agcia Pertiwi, nilai kontraknya setara dengan US$ 60 juta," ujarnya.
Jika selesai nanti, proyek ini diproyeksikan akan menyumbang tambahan 3,8 million tons per
annum (mtpa) terhadap kapasitas produksi Kilang LNG Tangguh, sehingga total kapasitas kilang akan
menjadi 11,4 mtpa.
Proyek Kilang LNG Tangguh mencakup tiga blok wilayah kerja, yakni Berau, Muturi dan Wiriagar. Train
3 menambah 2 anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga LNG baru, dan infrastruktur
pendukung lainnya.
Amien menambahkan, Kilang LNG Tangguh Train 3 ini besar artinya bagi Program 35.000 MW. Sebesar
75% dari produksi tahunan LNG dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang berarti setara
dengan 3.000 MW listrik bagi Indonesia. Proyek ini juga untuk memenuhi kebutuhan gas bagi
kelistrikan di Provinsi Papua Barat hingga 20 mmscfd, sambung Amien.
Proyek Kilang LNG Tangguh Train-3 sendiri dioperasikan oleh BP Berau Ltd sebagai kontraktor mitra
utama SKK Migas yang memegang saham mayoritas, yakni 37,16%. Terdapat enam kontraktor mitra
Tangguh lainnya yang digandeng BP, yakni: MI Berau BV (16,30%), CNOOC Muturi Ltd (13,90%), Nippon
Oil Exploration (Berau) Ltd (12,23%), KG Berau/KG Wiriagar (10,00%), Indonesia Natural Gas Resources
Muturi Inc (7,35%), dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd (3,06%). RH
LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat.
FacebookTwitterGoogle+WhatsAppPinterestGoogle GmailEmailLinkedInBlogger
PostTumblrRedditShare
BINTUNI, CAHAYAPAPUA.com- Tahun 2017, LNG Tangguh berencana akan membuka
kembali pembangunan train 3 kilang gas di Tanah Merah, Kabupaten Teluk Bintuni.
Pembangunan proyek yang diperkirakan akan menyedot ribuan tenaga kerja ini diharapkan
mengutamakan Orang Asli Papua (OAP).
Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Teluk
Bintuni, Adrian Supusepa mengatakan, proyek pembangunan train 3 LNG Tangguh ini merupakan proses
pembangunan konstruksi, sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan sebagian besar masih buruh kasar.
Oleh karena itu jika dilihat dari kuota tenaga kerja yang akan direkrut ini diharapkan putra-putri asli
Papua mulai dari yang tidak mempunyai Ijazah sampai lulusan sarjana agar bisa diberdayakan.
Kemarin kita sudah melakukan pertemuan dengan beberapa kontraktor termasuk BP dan TKBM untuk
persiapan pembukaan train 3. Yang pasti kami dari pemerintah daerah dalam hal ini dinas tenaga kerja
berharap kalau bisa lebih banyak tenaga kerja orang asli Papua yang harus dipekerjakan, katanya
kepada wartawan diruang kerjanya, Selasa (6/9/2016).
Dikatakannya, pada prinsipnya dinas tenaga kerja sebagai wakil pemerintah akan tegas soal perekrutan
tenaga kerja yng akan masuk bekerja ke LNG Tangguh. Namun ia mengecualikan apabila tenaga kerja
yang dibutuhkan harus mempunyai skiil dan keterampilan khusus itu baru bisa didatangkan dari luar jika
di Bintuni sendiri tidak mampu menyediakan.
Meskipun belum banyak tenaga kerja skil di Bintuni, saat ini dinas sedang bekerjasama dengan BP
tangguh untuk menciptakan putra-putri Asli Papua yang mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar
Papua.
Pasalnya, pihaknya bersama BP Tangguh melalui program yang didanai oleh BP Tangguh telah mengirim
putra-putri asli Papua untuk mengikuti training di luar Papua untuk dipersiapkan sebagai tenaga skil di
LNG.
Kemarin kita kirim khusus putra putri asli daerah ke Bogor untuk sekolah. Jadi mereka sudah jadi
karyawan dan terus disekolahkan lagi selama tiga tahun, diharapkan ketika kembali mereka sudah punya
skil, jelasnya.
Untuk saat ini jumlah pekerja yang disekolahkan sebanyak 40 orang yang berasal dari Manowkari, Bintuni
dan Fakfak. Mereka semua adalah lulusan SLTA. Direncanakan akan ada program lanjutan lagi di tahun
2017 mendatang. Sehingga kedepan putra-putri asli Papua bisa lebih diberdayakan lagi sebagai tenaga
kerja di LNG Tangguh karena selama ini tenaga skil di LNG sebagian besar masih berasal dari luar Papua.
Dijelaskannya, kalau dari aspek tenaga kerja, Dinas Tenaga Kerja bertugas mengawasi mulai dari
perekrutan sampai dengan mengawasi aturan ketenagakerjaan terkait hubungan kerja.
Terkait perekrutan tenaga kerja pihaknya akan betul-betul ketat mengawasi karena dalam dokumen
amdal sudah tertera ada kuota tenaga kerja bagi daerah-daerah yang terkena dampak langsung, dari
proyek besar tersebut.
Dia menambahkan pembangunan Train 3 LNG Tangguh ini diperkirakan akan menyerap tenaga kerja
sebanyak 7 ribu orang dan pengumuman serta pendaftarannya sudah mulai dilaksanakan di beberapa
daerah di Papua Barat. Sementara untuk Bintuni sendiri belum mengetahui kuota jatah tenaga kerja
untuk dipekerjakan di proyek tersebut. (ART)
The Tangguh Expansion Project will add a third LNG process train at the Tangguh LNG
facility in Indonesia. GE Oil & Gas was awarded the contract to supply gas turbine-driven
compressors for Train 3.
Tangguh LNG is moving forward with expansions plans. The Tangguh Expansion Project
will add a third LNG process train (Train 3) and 3.8 million tons per annum (mtpa) of
production capacity to its existing facility, bringing total plant capacity to 11.4 mtpa. The
project also includes two offshore platforms, 13 new production wells, an expanded LNG
loading facility, and supporting infrastructure.
The Tangguh facility is located in Teluk Bintuni Regency, Papua Barat Province of
Indonesia and consists of offshore gas production facilities supplying two 3.8 mtpa
liquefaction trains that have been in operation since 2009. Tangguh is operated by BP
Berau Ltd. (100% owned by BP) with two other wholly-owned BP subsidiaries BP Muturi
Holdings B.V. and BP Wiriagar Ltd. giving the company a 37.16% share in Tangguh LNG.
The Tangguh Expansion Project will play an important role in supporting Indonesias
growing energy demand, with 75% of the Train 3 annual LNG production sold to the
Indonesian state electricity company PT. PLN (Persero). The remaining volumes are under
contract to Kansai Electric Power Company in Japan, the other foundation buyer for Train 3.
The Tangguh Expansion Project will also bring a positive contribution to Indonesia and the
Papua Barat Province starting in 2016, supporting economic growth and providing 10,000
jobs over the project period.
GE Oil & Gas was awarded the contract to supply gas turbine-driven compressors for Train
3. The low pressure/medium pressure mixed refrigerant (MR) string will include one
horizontally split centrifugal compressor for low- pressure MR and one barrel type
centrifugal compressor for medium pressure MR, driven by a GE MS7001EA gas turbine,
and a helper/starter steam turbine. The propane/high pressure MR string will include one
horizontally split centrifugal compressor with side streams for propane and one barrel
centrifugal compressor for high pressure MR, driven by a GE MS7001EA gas turbine, and a
helper/starter steam turbine. GE Oil & Gas will also supply heat recovery steam generator
for each of the two strings.
The components of the turbo compressor strings will be manufactured at GE facilities in
Greenville, South Carolina, USA and Florence, Italy, where the train will by assembled and
load tested.
GE provided the original equipment for Trains 1 and 2 when the plant was first established.
According to GE, Train 3 will be fully digitally-enabled, including advanced sensors and
monitoring capabilities, to allow continuous equipment care to safely maximize availability.
The equipment will be ready for shipment to Indonesia in mid-2018.
Indonesia is one of the leading suppliers of LNG in the region and one of the fastest
growing economies in the world. Energy consumption grew 3.9% in 2015, having nearly
doubled over the last 15 years. The majority of the gas produced by the third liquefaction
train will provide energy for the Indonesian domestic market.
Oktober, BP Berau Akan Mulai Konstruksi Kilang LNG
Tangguh 3
Galih Gumelar, CNN Indonesia
Sebarkan:
Pekerja melakukan aktivitas di area fasilitas pencairan gas alam di Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat, Senin (21/9).
(Antara Foto/Muhamad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- British Petroleum (BP) Berau Ltd berharap bisa memulai pembangunan
kilang Liquified Natural Gas (LNG) Tangguh Train 3 pada Oktober mendatang setelah
penandatanganan kontrak konstruksi dilakukan.
Dengan selesainya proses tender EPC, Ia berharap konstruksi kilang LNG Tangguh 3 bisa selesai
dan onstream pada tahun 2020.
"Insya Allah konstruksi bisa sekitar Oktober, yang penting kan ada proses administrasi yang harus
berjalan dulu untuk contract signing. Saya tidak bisa share tanggalnya, tapi yang pasti secepatnya
lah. Bulan bulan ini atau awal bulan depan kami bisa signing," ujar Dharmawan, Rabu (3/8)
Pengeboran itu, jelasnya, akan dilakukan di dua lapangan yang telah berproduksi di Wilayah Kerja
(WK) Tangguh. Dharmawan mengatakan, saat ini perusahaan tengah melaksanakan tender jasa
pengeboran, namun tidak menyebut kapan tender itu rampung.
"Jadi, untuk dua lapangan yang sudah memproduksi itu akan kami lakukan development drilling.
Jumlah sumurnya saya tidak ingat, namun tentu di luar lapangan yang sudah berproduksi ada lagi
lapangan lain yang kami harus lakukan pengeboran eksplorasi," jelas Dharmawan.
Lebih lanjut, ia juga berharap rampungnya pengeboran itu bisa berbarengan dengan selesainya
konstruksi kilang LNG Tangguh Train 3. "Pada saat EPC-nya selesai, pengeboran sudah kelar, pipa
sudah digelar, gasnya masuk ke LNG dan mulai menghasilkan LNG di 2020," katanya.
Ia tidak menyebut berapa besar anggaran yang akan digunakan untuk pengeboran baru ini, tetapi
dana itu menjadi bagian dari investasi fasilitas LNG Tangguh Train 3 sebesar US$8 miliar. Selain itu,
ia menegaskan pengeboran ini juga tidak akan dibiayai oleh sindikasi perbankan melalui skema
Trustee Borrowing Scheme (TBS) senilai US$3,74 miliar, yang penandatanganannya dilakukan
pada hari ini.
"Jadi kalau bicara trustee itu hanya kilangnya saja. Untuk aspek lain itu pendanaannya lain lagi,"
jelas Dharmawan.
Sebagai informasi, proyek Tangguh Train 3 menyumbang kapasitas sebesar 3,8 juta Metrik Ton per
tahun (MTPA) sehingga membuat total kapasitas kilang LNG Tangguh menjadi sebesar 11,4 MTPA.
Sebanyak 75 persen hasil fasilitas LNG ini diperuntukkan bagi pasokan Pembangkit Listrik Tenaga
Gas Uap (PLTGU) PT PLN (Persero), sedangkan sisanya dialokasikan bagi pembangkit listrik lokal
berkapasitas 100 Megawatt (MW), Kansai Electric Power, dan bagi dua pabrik pupuk di Teluk
Bintuni.
Selain BP, beberapa investor yang ikut serta di pengembangan fasilitas LNG Tangguh antara lain MI
Berau BV (16,30 persen), CNOOC Muturi Ltd (13,90 persen), Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd
(12,23 persen), KG Berau/KG Wiriagar (10 persen), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc
(7,35 persen), dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd (3,06 persen).(ags)
BP Siap Mulai Konstruksi Proyek Train III
Tangguh Bulan Ini
Proses pembangunan konstruksi Proyek Train III Tangguh akan dilaksanakan
secara paralel, sehingga pembangunannya dapat rampung tepat waktu.
WWW.BP.COM
SHARE
8
KOMENTAR
0
TERBACA
2.7K
Cadangan gas ditemukan pada pertengahan tahun 1990-an oleh Atlantic Richfield Co. (ARCO). Tangguh
LNG dioperasikan oleh BP Berau Ltd. (100% milik BP). Anak perusahaan lain milik BP lainnya dalam
pengembangan Tangguh LNG ini adalah BP Muturi Holdings B.V., BP Wiriagar Ltd. dan Wiriagar
Overseas Ltd. sehingga membuat BP memiliki 40.22% kepesertaan di Tangguh LNG.
Tangguh mulai berproduksi pada tahun 2009, hanya empat tahun setelah memperoleh persetujuan dari
Pemerintah. Kini Tangguh beroperasi sesuai kapasitas terpasangnya, dan pekerjaan sedang
berlangsung untuk mengembangkan Tangguh dengan penambahan satu kilang LNG baru (Train 3).