BAB I
PENDAHULUAN
yang bersifat tradisional atau yang bersifat lama menuju cara hidup yang bersifat
baru atau yang maju dan bersifat kompleks dan pada arah kemajuan. Adanya
ekonomi. Kemajuan ekonomi ini ditandai dengan tingginya tingkat konsumsi dan
standar hidup, revolusi teknologi, intensitas modal yang semakin besar untuk
dalam struktur sosial masyarakatnya. Selain itu juga modernisasi sosial ini
pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku termasuk juga dalam kehidupan
Gebogan atau pajegan adalah susunan buah dan jajanan sarana sesajen
umat Hindu di Bali untuk simbolik bersyukur serta memohon prana / prani setelah
perkembangan zaman, jenis buah dan jajanan yang disusun pada gebogan
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Gebogan adalah susunan raka-raka atau biasanya berupa hasil panen dan
jajanan tradisional yang dihaturkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Tuhan Yang Maha Esa sebagai ungkapan rasa syukur atas rejeki yang diperoleh.
Gebogan atau pajegan dibuat sebagai persembahan yadnya untuk bersyukur serta
memohon prana / prani sehingga setelah mendapat anugerah kembali dapat kita
bertingkat, jika biasanya bagian buah bentuknya tidak sama rata maka dengan
4
gebogan.
Bali tentu banyak yang berpikir bahwa penggunaan minuman berkaleng atau
makanan ringan (snack) sebagai isi gebogan dapat menghemat biaya karena
harga minuman kaleng dan makanan ringan (snack) lebih murah daripada harga
buah-buahan dan jajanan tradisional yang biasa digunakan sebagai isi gebogan.
Seperti kebanyakan orang, jika sesuatu yang murah dan bertahan lama
kaleng dan makanan ringan (snack) yang memiliki daya tahan lama, sehingga
Dampak negatif merupakan dampak yang mengarah kea rah kurang baik,
buahan lokal yang dihasilkan oleh alam kita sendiri dan lebih memilih
dalam pengisian gebogan. Jiki dipikir lagi dari segi ekonomi maka petani Bali
akan semakin merugi dan bisa saja tidak mau lagi menanam buah-buahan lokal
berkaleng dan buah import, tetapi jika dipikir-pikir akan lebih baik kita
khususnya yang bekerja sebagai petani buah maupun sebagai pembuat jajanan
tradisional. Jika kita terus mengunakan minuman berkaleng, buah import dan
orang lain dan mematikan petani buah lokal dan pembuat jajanan tradisional
khas Bali.
kreasi seni saja. Orang Bali masih boleh berbangga dengan hasil kerajinannya,
ukirannya, tariannya, dan itu hanya sebagian dari kebudayaan. Tetapi bagaimana
dengan prilaku masyarakat Bali khususnya Umat Hindu sekarang ini. Masyarakat
Bali rentan dengan tiga hal yang menjadi musuh ajaran agama Hindu, yakni
ditakutkan akan menjadi bencana bagi umat Hindu itu sendiri. Apalagi di zaman
bermain judi, bajaklah tanahmu, puaslah dengan apa yang kau peroleh, peliharalah
Penjelasan:
Jika diteliti lebih dalam Bajaklah tanahmu adalah kiasan dari bekerja
lebih keras sesuai dengan bidang masing-masing, ini termasuk para petani lokal
kita. Jika lahan pekerjaannya tidak diterima oleh pasar lokal itu sendiri maka sama
Puaslah dengan apa yang telah kau peroleh adalah lebih diartikan
sebagai selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang sudah
dianugerahkan kepada kita. Jadi disini kita harus menyukuri hasil alam kita dan
yang kita miliki dan pada akhirnya istrimu akan bahagia yang berarti
kebahagiaan itu akan menyelimuti lahir dan batin. Jika dihubungkan dengan alam
lokal maka kita harus tetap menjaga alam tersebut, jika digunakan untuk bertani
maka kita harus dukung apalagi itu untuk yadnya. Setelah yadnya terlaksana maka
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Gebogan adalah susunan raka-raka atau biasanya berupa hasil panen dan
jajanan tradisional yang dihaturkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Tuhan Yang Maha Esa sebagai ungkapan rasa syukur atas rejeki yang diperoleh.
Gebogan atau pajegan dibuat sebagai persembahan yadnya untuk bersyukur serta
memohon prana / prani sehingga setelah mendapat anugerah kembali dapat kita
terkecuali gebogan. Gebogan yang dahulu berisi hasil pangan dari alam, namun
sekarang sudah banyak yang berubah dengan isinya yang berisi hasil makanan
olahan cepat saji ataupun buah-buahan import dari negara lain. Modernisasi ini
membawa dampak positif seperti gebogannya mudah ditata dan biaya pembuatan
penggunaan makanan ringan (snack), minuman berkaleng, dan buah import dalam
pembuatan gebogan maka akan berdampak pada makanan lokal atau hasil pangan
lokal yang semakin ditinggalkan serta dapat mematikan usaha petani buah lokal
3.2 Saran
bagian hal dari budaya yang seharusnya dibatasi untuk mengalami perubahan agar
ini sudah terpengaruh oleh modernisasi dimana isi dari gebogan ini berubah
menjadi makanan kemasan dan import. Ada baiknya kita kembali menggunakan
buah-buahan serta jajanan lokal hasil produksi masyarakat Bali sehingga para
DAFTAR PUSTAKA
http://www.koranrenon.com/makna-gebogan.htm
http://stephenlangitan.com/archives/72698
http://ardiandwipamungkas.wordpress.com/2014/12/13/35/
http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2012/03/gebogan.html
http://www.kompasiana.com/balibeaux.blogspot.com/gebogan-perwujudan-rasa-
terima-kasih_55009298a33311260d50fc4a