Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Modernisasi adalah proses gerakan perubahan individu dari cara hidup

yang bersifat tradisional atau yang bersifat lama menuju cara hidup yang bersifat

baru atau yang maju dan bersifat kompleks dan pada arah kemajuan. Adanya

proses modernisasi ini melahirkan modernisasi ekonomi dan modernisasi sosial.

Modernisasi ekonomi penekanannya adalah pada perkembangan kemajuan

ekonomi. Kemajuan ekonomi ini ditandai dengan tingginya tingkat konsumsi dan

standar hidup, revolusi teknologi, intensitas modal yang semakin besar untuk

biaya hidup. Kemudian modernisasi sosial, modernisasi sosial menekankan pada

perubahan kehidupan masyarakat, pola-pola kelembagaan dan peranan status

dalam struktur sosial masyarakatnya. Selain itu juga modernisasi sosial ini

perhatiannya pada perubahan sosial terencana, sekularisme, adanya revolusi

pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku termasuk juga dalam kehidupan

beragama khususnya di Bali.

Gebogan atau pajegan adalah susunan buah dan jajanan sarana sesajen

umat Hindu di Bali untuk simbolik bersyukur serta memohon prana / prani setelah

sehingga mendapat anugerah bisa kembali dinikmati. Seiring dengan

perkembangan zaman, jenis buah dan jajanan yang disusun pada gebogan

mengikuti perkembangan zaman.


2

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Gebogan?

2. Bagaimana dampak dari adanya modernisasi Gebogan?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Gebogan ?

2. Untuk mengetahui dampak modernisasi terhadap Gebogan?


3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gebogan

Gebogan adalah susunan raka-raka atau biasanya berupa hasil panen dan

jajanan tradisional yang dihaturkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /

Tuhan Yang Maha Esa sebagai ungkapan rasa syukur atas rejeki yang diperoleh.

Gebogan atau pajegan dibuat sebagai persembahan yadnya untuk bersyukur serta

memohon prana / prani sehingga setelah mendapat anugerah kembali dapat kita

nikmati atau komsumsi.

2.2 Dampak Modernisasi Gebogan

Modernisasi membuat terjadinya perubahan budaya. Salah satu

contohnya adalah perubahan gebogan, perubahan tersebut dapat berdampak

negatif maupun positif.

2.2.1 Dampak Positif

Dampak positif modernisasi terhadap gebogan dapat dilihat seperti

penjelasan di bawah ini.

1. Semakin Mudah Ditata

Maksudnya disini adalah bagian minuman kalaeng yang bentuknya

datar mempermudah penyusunan gebogan. Dan biasanya gebogan itu dibuat

bertingkat, jika biasanya bagian buah bentuknya tidak sama rata maka dengan
4

minuman kaleng masyarakat akan lebih mudah dalam menata susunan

gebogan.

2. Biaya Yang Dikeluarkan Lebih Sedikit / Murah

Karena umat Hindu banyak melakukan upacara yadnya, khususnya di

Bali tentu banyak yang berpikir bahwa penggunaan minuman berkaleng atau

makanan ringan (snack) sebagai isi gebogan dapat menghemat biaya karena

harga minuman kaleng dan makanan ringan (snack) lebih murah daripada harga

buah-buahan dan jajanan tradisional yang biasa digunakan sebagai isi gebogan.

3. Lebih Tahan Lama

Seperti kebanyakan orang, jika sesuatu yang murah dan bertahan lama

akan banyak diserbu oleh masyarakat. Seperti itulah gambaran minuman

kaleng dan makanan ringan (snack) yang memiliki daya tahan lama, sehingga

bisa disimpan dalam waktu yang lama.

2.2.2 Dampak Negatif

Dampak negatif merupakan dampak yang mengarah kea rah kurang baik,

dimana dalam pembuatan gebogan misalnya menggunakan makanan cepat saji.

Dampak negatif tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kepekaan dan kepedulian masyarakat terhadap komoditas dalam

negeri (hasil bumi negara kita)

Maksudnya disini adalah kurangnya minat masyarakat terhadap buah-

buahan lokal yang dihasilkan oleh alam kita sendiri dan lebih memilih

mengimport buah-buahan dariluar negeri daripada menggunakan buah lokal.


5

Dan diperparah dengan adanya minuman berkaleng yang dianggap kebiasaan

dalam pengisian gebogan. Jiki dipikir lagi dari segi ekonomi maka petani Bali

akan semakin merugi dan bisa saja tidak mau lagi menanam buah-buahan lokal

dan menjadi langka dan akhirnya punah.

2. Menguntungkan orang luar Bali

Dibandingkan dengan buah lokal yang lebih mahal daripada minuman

berkaleng dan buah import, tetapi jika dipikir-pikir akan lebih baik kita

menggunakan buah lokal. Karena itu akan mensejahterakan masyarakat Bali

khususnya yang bekerja sebagai petani buah maupun sebagai pembuat jajanan

tradisional. Jika kita terus mengunakan minuman berkaleng, buah import dan

makanan ringan (snack) maka sejara perlahan-lahan kita akan menggutungkan

orang lain dan mematikan petani buah lokal dan pembuat jajanan tradisional

khas Bali.

Pembahasan Dari Segi Weda

Budaya itu menyangkut prilaku masyarakat, bukan hanya tercermin dari

kreasi seni saja. Orang Bali masih boleh berbangga dengan hasil kerajinannya,

ukirannya, tariannya, dan itu hanya sebagian dari kebudayaan. Tetapi bagaimana

dengan prilaku masyarakat Bali khususnya Umat Hindu sekarang ini. Masyarakat

Bali rentan dengan tiga hal yang menjadi musuh ajaran agama Hindu, yakni

perjudian, mabuk-mabukan, dan konsumerisme. Perilaku yang konsumerisme ini

ditakutkan akan menjadi bencana bagi umat Hindu itu sendiri. Apalagi di zaman

globalisasi sekarang yang prilaku konsumtif tidak bisa dikontrol.


6

Dijelaskan pada kita Rg.Weda sloka X.34.13, Oh penjudi, janganlah

bermain judi, bajaklah tanahmu, puaslah dengan apa yang kau peroleh, peliharalah

ternakmu, istrimu akan bahagia.

Penjelasan:

Jika diteliti lebih dalam Bajaklah tanahmu adalah kiasan dari bekerja

lebih keras sesuai dengan bidang masing-masing, ini termasuk para petani lokal

kita. Jika lahan pekerjaannya tidak diterima oleh pasar lokal itu sendiri maka sama

saja kita mematikan lahan pekerjaan para petani lokal.

Puaslah dengan apa yang telah kau peroleh adalah lebih diartikan

sebagai selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas apa yang sudah

dianugerahkan kepada kita. Jadi disini kita harus menyukuri hasil alam kita dan

jangan bergantung kepada hasil alam negara lain.

Peliharalah ternakmu dimaksudkan sebagai tetap memelihara harta

yang kita miliki dan pada akhirnya istrimu akan bahagia yang berarti

kebahagiaan itu akan menyelimuti lahir dan batin. Jika dihubungkan dengan alam

lokal maka kita harus tetap menjaga alam tersebut, jika digunakan untuk bertani

maka kita harus dukung apalagi itu untuk yadnya. Setelah yadnya terlaksana maka

kebahagiaan lahir batian akan tercapai.


7

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Gebogan adalah susunan raka-raka atau biasanya berupa hasil panen dan

jajanan tradisional yang dihaturkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa /

Tuhan Yang Maha Esa sebagai ungkapan rasa syukur atas rejeki yang diperoleh.

Gebogan atau pajegan dibuat sebagai persembahan yadnya untuk bersyukur serta

memohon prana / prani sehingga setelah mendapat anugerah kembali dapat kita

nikmati atau komsumsi.

Era modernisasi membuat sebuah budaya menjadi berubah, tidak

terkecuali gebogan. Gebogan yang dahulu berisi hasil pangan dari alam, namun

sekarang sudah banyak yang berubah dengan isinya yang berisi hasil makanan

olahan cepat saji ataupun buah-buahan import dari negara lain. Modernisasi ini

membawa dampak positif seperti gebogannya mudah ditata dan biaya pembuatan

gebogan yang lebih murah. Sedangkan dampak negatifnya, dikarenakan

penggunaan makanan ringan (snack), minuman berkaleng, dan buah import dalam

pembuatan gebogan maka akan berdampak pada makanan lokal atau hasil pangan

lokal yang semakin ditinggalkan serta dapat mematikan usaha petani buah lokal

dan produsen jajanan tradisional Bali.


8

3.2 Saran

Era modernisasi membuat budaya menjadi berubah. Ada beberapa

bagian hal dari budaya yang seharusnya dibatasi untuk mengalami perubahan agar

nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tidak berubah sepenuhnya. Gebogan saat

ini sudah terpengaruh oleh modernisasi dimana isi dari gebogan ini berubah

menjadi makanan kemasan dan import. Ada baiknya kita kembali menggunakan

buah-buahan serta jajanan lokal hasil produksi masyarakat Bali sehingga para

petani buah dan produsen jajanan tradisional tetap sejahtera.


9

DAFTAR PUSTAKA

http://www.koranrenon.com/makna-gebogan.htm

http://stephenlangitan.com/archives/72698

http://ardiandwipamungkas.wordpress.com/2014/12/13/35/

http://sejarahharirayahindu.blogspot.co.id/2012/03/gebogan.html

http://www.kompasiana.com/balibeaux.blogspot.com/gebogan-perwujudan-rasa-

terima-kasih_55009298a33311260d50fc4a

Anda mungkin juga menyukai