Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER

Progessive Muscle Relactation (Relaksasi otot Progesif)

KELOMPOK 4 :
1. DAVID RIVAINDRA AFIF P. (4123044)
2. MEISELLA ARYATI (4123064)
3. MUHAMMAD BAYUTORO (4123067)
4. NADIA CHARMENITA (4123071)
5. NIKMATUR RIZKI (4123073)
6. NING RAHAYU (4123074)
7. NUR IKHA RAHMA DIANA (4123078)
S1 KEPERAWATAN 4 B

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah terapi komplementer ini
dengan baik dan tepat waktu.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen yang telah membimbing kami selama
proses pembuatan makalalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca. Kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata dan kami memohon kritik dan saran yang membangun.

Penyusun,
Kudus, 11 September 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam Jurnal Pengembangan multimedia relaksasi oleh Neila Ramdhani
dan Adhyos Aulia Putra pada tahun 2006, relaksasi merupakan salah satu teknik
pengelolaan diri yang didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatetis dan
parasimpatetis ini. Teknik relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti
efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan,membantu orang yang mengalami
insomnia, dan asma. Di Indonesia, penelitian tentang relaksasi ini juga sudah cukup
banyak dilakukan. Relaksasi bermanfaat untuk mengurangi keluhan fisik.
Efektivitas latihan relaksasi dan terapi kognitif untuk mengurangi kecemasan
berbicara di muka umum, selanjutnya relaksasi juga efektif dalam menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi ringan, dan menurunkan ketegangan pada
siswa penerbang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Relaksasi otot Progesif?
2. Bagaimana tujuan dari Relaksasi otot Progesif?
3. Apa saja indikasi dari Relaksasi otot Progesif?
4. Bagaimana tehnik dari Relaksasi otot Progesif?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Relaksasi Otot Progesif?
2. Untuk mengetahui tujuan dari Relaksasi Otot Progesif?
3. Untuk mengetahui indikasi dari Relaksasi Otot Progesif?
4. Untuk mengetahui tehnik dari Relaksasi Otot Progesif?
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESSIF


Pengertian Terapi Relaksasi Otot Progresif
Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak
memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti (Herodes, 2010) dalam
(Setyoadi & Kushariyadi, 2011). Terapi relaksasi otot progresif yaitu terapi
dengan cara peregangan otot kemudian dilakukan relaksasi otot (Gemilang,
2013). Relaksasi progresif adalah cara yang efektif untuk relaksasi dan
mengurangi kecemasan (Sustrani, Alam, & Hadibroto, 2004).
Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005) dalam Setyoadi dan
Kushariyadi (2011) bahwa tujuan dari teknik ini adalah:
a) Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik.
b) Mengurangi distritmia jantung, kebutuhan oksigen.
c) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
tidak memfokus perhatian seperti relaks.
d) Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi.
e) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres.
f) Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobia
ringan, gagap ringan, dan
g) Membangun emosi positif dari emosi negatif.
Indikasi Terapi Relaksasi Otot Progresif
Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011, hlm.108) bahwa indikasi dari terapi
relaksasi otot progresif, yaitu:
a) Klien yang mengalami insomnia.
b) Klien sering stres.
c) Klien yang mengalami kecemasan.
d) Klien yang mengalami depresi.
Teknik Terapi Relaksasi Otot Progresif
Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk melakukan teknik
ini yaitu:
Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang
tenang dan sunyi.
1) Pahami tujuan, manfaat, prosedur.
2) Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan mata tertutup
menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di kursi
dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri.
3) Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam, dan sepatu.
4) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat.
Prosedur
1) Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan
yang terjadi.
Pada saat kepala dilepaskan, rasakan relaksasi selama 10 detik.
Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga dapat
membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan relaks
yang dialami.
Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.
2) Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian belakang.
Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan tangan
sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang.
Jari-jari menghadap ke langit-langit.
Gambar gerakan 1 dan 2

3) Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar padabagian


atas pangkal lengan).
Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang.
Gambar gerakan 3
4) Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya mengendur.
Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan hingga menyentuh
kedua telinga.
Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan yang terjadi di
bahu punggung atas, dan leher.
Gambar 4

5) Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti


dahi, mata, rahang dan mulut).
Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot
terasa kulitnya keriput.
Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan ketegangan di
sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
6) Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami
oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi
sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot rahang.
7) Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut.
Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan
di sekitar mulut.
Gambar 5, 6, 7 dan 8

8) Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan maupun


belakang.
Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian otot
leher bagian depan.
Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas.
9) Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
Gerakan membawa kepala ke muka.
Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah
leher bagian muka.
10) Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung
Angkat tubuh dari sandaran kursi.
Punggung dilengkungkan
Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks.
Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lurus.
11) Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.
Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya.
Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian
dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara kondisi
tegang dan relaks.
Gambar 9, 10, 11, 12
12) Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut
Tarik dengan kuat perut ke dalam.
Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
13) Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha dan
betis).
Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga
ketegangan pindah ke otot betis.
Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.

Gambar 13,14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada 15 macam gerakan relaksasi yang bisa dilakukan untuk menurunkan
stres dan kecemasan. Gerakan itu bisa dilatih pada area tangan, bahu, wajah,
punggung, perut, dada dan kaki.
Gerakan relaksasi ini bisa dilakukan kapan saja, tanpa pembatasan waktu
dan akan memberikan efek relaks apabila dilakukan dengan benar.

B. Saran
Lakukan gerakan relaksasi ini secara bertahap dan tidak dalam sekali waktu.
Bisa membagi 15 gerakan ini dalam 2 atau 3 sesi sesuai dengan kondisi dan
kemampuan.
Setiap kali mengalami stres atau cemas, terapi ini bisa dilakukan, hati- hati
bagi yang memiliki tekanan darah di atas normal ( > 120/80 mmHg). Terutama
pada saat melakukan penegangan pada area leher, karena dikhawatirkan akan
terjadi vaso konstriksi pembuluh darah leher.
DAFTAR PUSTAKA

Ramdani, H. (2012). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadap Penurunan


Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang. Malang.

Stuart, G.W & Laraia, M.T (2005). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th
edition). St Louis: Mosby

ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/7447/6992

Anda mungkin juga menyukai