Anda di halaman 1dari 5

HORDEOLUM

Definisi
Hordeolim merupakan suatu infeksi supuratif (akut) pada kelenjar di tepi kelopak mata
bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri, dapat timbul pada satu atau
lebih kelenjar kelopak mata. Bila peradangan terjadi pada kelenjar Meibom dan
penonjolan mengarah ke konjungtiva disebut sebagai hordeolum interna, sedangkan jika
peradangan terjadi pada kelenjar Zeis dan Moll serta penonjolan tampak dari luar pada
kulit palpebra disebut dengan hordeolum eksterna.
Epidemiologi
Penyakit ini sering terjadi, tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin, dan dapat
mengenai semua usia (insiden meningkat pada dekade ketiga sampai kelima).
Etiologi
Hordeolum berkaitan dengan infeksi Staphylococcus aureus (90-95%). Penderita dengan
blefaritis kronik, diisfungsi kelenjar meibom, dan rosacea ocular memiliki resiko lebih
besar terkena hordeola daripada populasi umum. Terdapat laporan kasus yang
mengemukakan kejadian hordeola berulang telah dikaitkan dengan kondisi defisiensi
Immunoglobulin M (IgM). Beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa kadar serum
lipid yang tinggi dapat meningkatkan resiko penyumbatan kelenjar minyak pada kelopak
mata, sehingga menjadi faktor predisposisi hordeolum.
Patofisiologi
Infeksi akut pada kelenjar kelopak mata oleh Staphylococcus aureus yang menghasilkan
pus dapat menyebabkan pengentalan dan stasis dari sekresi kelenjar kelopak mata
sehingga terjadi blokade atau obstruksi pada kelenjar, dan dapat menimbulkan infeksi
sekunder. Secara histopatologi menunjukan gambaran leukosit polimorfonuklear dan
debris nekrotik. Pada dasarnya, hordeolum menunjukan infeksi fokal akut.
SELULITIS ORBITA

Diagnosis
A. Anamnesis
Pasien dengan selulitis orbita sering mengeluhkan demam, malaise, riwayat sinusitis
yang baru terjadi atau infeksi saluran napas atas. Pertanyaan pada pasien mengenai
riwayat trauma atau operasi pada wajah, perawatan gigi pasien, atau infeksi pada
bagian tubuh lainnya penting untuk ditanyakan.
Tanda umum lainnya (bersifat variasi) yang menyertai selulitis orbita adalah:
- kemosis konjungtiva
- penglihatan menurun
- tekanan elevasi intraocular
- nyeri saat menggerakkan mata
Tanda diatas dapat disertai dengan:
- demam
- sakit kepala
- edema kelopak mata
- rinorea
- maningkatnya malaise
B. Pemeriksaan Fisik
Proptosis dan oftalmoplegia merupakan tanda cardinal selulitis orbital. Pada
peemeriksaan kedua tanda tersebut dapat disertai dengan tanda dan gejala selulitis
obita yang telah dipaparkan pada anamnesis.
C. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
Hitung darah lengkap leukositosis (> 15.000)
Kultur darah
Penilaian bahan purulen dengan pengecatan Gram dan biakan pada media
aerob dan anaerob
- Pencitraan
CT scan kontras dengan resolusi tinggi dari orbita dengan potongan aksial
dan koronal. Potongan aksial untuk menyingkirkan adanya pembentukan
abses otak peridural dan parenkim, dan potongan koronal membantu
dalam menentukan keberadaan dan tingkat setiap abses subperiorbital.
MRI dapat membantu dalam memastikan abses orbital dan mengevaluasi
kemungkinan penyakit sinus kavernosa.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap selulitis orbita meliputi :
1. Rawat inap rumah sakit
Pengawasan dan penilaian oleh ahli mata dan otolaryngological sangat diperlukan.
Pembentukan abses intrakranial mungkin memerlukan drainase.
2. Terapi antimikroba
- Ceftazidime 1 g intramuskular setiap 8 jam dan metronidazole 500 mg oral
setiap 8 jam untuk bakteri anaerob.
- Antibiotik intravena dosis tinggi 1,5 g oksasilin dikombinasikan dengan satu juta
unit penicillin G setiap 4 jam. Vankomisin intravena adalah alternatif yang
berguna jika alergi penisilin.
- Anak-anak usia sekolah dapat diterapi dengan oksasilin kombinasi dengan
cefuroxime, atau antibiotik ampisilin-sulbaktam. Bayi sebaiknya diterapi dengan
seftriakson.
3. Dekongestan hidung dan vasokonstriktor, dapat membantu drainase sinus paranasalis,
seperti agen fenilefrin nasal dan oksimetazolin.
4. Pemantauan fungsi saraf optik, setiap 4 jam dipantau dengan pengujian reaksi pupil,
ketajaman visual, penglihatan warna dan apresiasi cahaya.
5. Intervensi bedah, dipwertimbangkan jika respon terhadap antibiotic yang tepat gagal
dalam waktu 24-48 jam, jika CT scan menunjukkan gambaran opak pada sinus, jika
terjadi abses intraorbital atau subperiosteal, dan penurunan penglihatan.

Beberapa jenis antibiotik yang dapat digunakan dalam terapi selulitis orbita yaitu :

- Vankomisin (Vancocin)
Merupakan trisiklik glycopeptide antibiotik untuk pemberian intravena.

Diindikasikan untuk pasien dengan pengobatan strain staphylococcus methicillin-

resistant (tahan beta-laktam) yang alergi penisilin.

- Klindamisin (cleocin)

Menghambat sintesis protein pada ribosom bakteri, terikat dengan preferensi 50S

subunit ribosom dan mempengaruhi proses inisiasi rantai peptide.

- Nafcillin

Efektif terhadap spektrum gram-positif yang luas, termasuk Staphylococcus,

Pneumococci, dan grup A beta-hemolitik Streptokokus semisintetik penisilin.

- Ceftazidime (Fortaz, Tazicef)

Semisintetik, spektrum luas, antibiotik beta-laktam untuk injeksi parenteral.

Memiliki spektrum yang luas dari efektivitas terhadap gram negatif aerob seperti

H. influenzae, gram positif aerob seperti Staphylococcus aureus (termasuk

penisilinase dan non-penghasil penisilinase strain) dan S. pyogenes , dan anaerob

termasuk spesies Bacteroides.

- Kloramfenikol

Efek bakteriostatik terhadap berbagai bakteri gram negatif dan gram-positif dan

sangat efektif terhadap H influenza.

- Cefazolin
Semisintetik sefalosporin IM atau IV, memiliki efek bakterisidal terhadap
Staphylococcus aureus (termasuk strain yang memproduksi penisilinase),
kelompok Astreptokokus beta-hemolitik, dan H influenza.

Komplikasi
- Komplikasi ocular meliputi keratopathy, tekanan intraokular yang meningkat,
oklusi dari arteri atau vena retina sentral, dan neuropati optik endophthalmitis.
- Komplikasi intrakranial yang jarang terjadi, termasuk meningitis, abses otak dan
trombosis sinus kavernosus. Yang terakhir adalah komplikasi yang jarang namun
sangat serius yang harus dicurigai bila ada keterlibatan bilateral, perkembangan
proptosis yang sangat cepat dan sumbatan pembuluh darah wajah, konjungtiva
dan retina.
- Abses subperiosteal adalah yang paling sering terletak di sepanjang dinding
medial orbital. Merupakan masalah serius karena potensi perkembangan yang
cepat dan perluasan intrakranial.
- Abses orbita relatif langka di selulitis orbital terkait sinusitis, tetapi mungkin
terjadi pada kasus paska trauma atau paska operasi.
Prognosis
Dengan pengenalan dan penanganan yang tepat, prognosis untuk sembuh total tanpa
komplikasi sangat baik. Morbiditas terjadi dari penyebaran patogen ke orbita yang dapat
mengancam penglihatan dan berlanjut ke penyebaran CNS. Selulit orbital dapat berlanjut
menjadi abses orbital dan menyebar secara posterior menyebabkan meningitis dan sepsis.
Pasien yang mengalami imunokompromais atau diabetes memiliki kecenderungan lebih
tinggi untuk mengalami infeksi fungal.

Anda mungkin juga menyukai