Anda di halaman 1dari 7

PERTOLONGAN PERTAMA DENGAN KEJADIAN

KEJANG DEMAM PADA ANAK

Ketut Labir
N.L.K Sulisnadewi
Silvana Mamuaya
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar
Email: labir_ketut@yahoo.co.id

Abstract : First Aid and incidence of febrile seizures in children at the


Children's. The purpose of this study was to determine the relationship of first aid
with the incidence of febrile convultion in children at the Children's Room Triage
Sanglah Hospital Denpasar. The research method used analytic correlation with cross
sectional design. The research sample amounted to 30 parents of children with febrile
convultion who treated in Children's Room Triage Sanglah Hospital Denpasar with
consecutive sampling technique. Data were collected by questionnaire. The results
obtained from 30 respondents the majority of parents who perform first aid by either
having a child with simple febrile convultion incidence of 40.0% and there is
significant relationship between the incidence of first aid in children with febrile
convultion with a p value of 0.016. Spearmans rank obtained (0.636), indicating the
frequency between the two variables, the correlation coefficient (0.636) showed a
strong correlation between the two variables (0.5 to 0.75).

Abstrak : Pertolongan Pertama dan Kejadian Kejang Demam Pada Anak.


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pertolongan pertama
dengan kejadian kejang demam pada anak di Ruang Triage Anak RSUP Sanglah
Denpasar. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan
rancangan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 30 orang tua anak dengan
kejang demam yang berobat di Triage Anak RSUP Sanglah Denpasar dengan tehnik
consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner. Hasil penelitian
didapatkan dari 30 responden sebagian besar sebagian besar orang tua yang
melakukan pertolongan pertama dengan baik memiliki anak dengan kejadian kejang
demam sederhana sebesar 75,0% dan ada hubungan bermakna antara pertolongan
pertama dengan kejadian kejang pada anak dengan demam dengan p value sebesar
0,016. didapatkan rank spearmans hitung (0,636), menunjukkan kekerapan antara
kedua variable, koefisien korelasi (0,636) menunjukkan korelasi yang kuat antar
kedua variabel (0,5-0,75).

Kata kunci: pertolongan pertama, kejang demam, anak

Negara yang sedang berkembang, Terjadinya proses infeksi dalam tubuh


termasuk Indonesia terdapat dua faktor menyebabkan kenaikan suhu tubuh yang
yaitu gizi dan infeksi yang mempunyai biasa disebut dengan demam. Demam
pengaruh yang besar merupakan faktor resiko utama terjadinya
terhadap pertumbuhan anak (Hasan, 2007). kejang demam (Selamihardja, 2008).
Saat ini 70% kematian balita disebabkan Insiden dan prevalensi kejang demam
karena pneumonia, campak, diare, di Eropa pada tahun 2006 berkisar 2-5%,
malaria, dan malnutrisi. Ini berart i di Asia prevalensi kejang demam
bahwa penyakit infeksi masih menjadi meningkat dua kali lipat bila dibandingkan
penyebab kematian balita (Hasan, 2007). dengan Eropa sebesar 8,3%-9,9% pada

1
tahun yang sama (Hasan 2007). tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah
Berdasarkan hasil Survey Demografi kejang, anak akan segera normal kembali.
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, Kejang biasanya berakhir kurang dari 1
di Indonesia tahun 2005 kejang menit. Kejang sendiri terjadi akibat adanya
demam termasuk sebagai lima penyakit kontraksi otot yang berlebihan dalam
anak terpenting yaitu sebesar 17,4%, waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan.
meningkat pada tahun 2007 dengan Timbulnya kejang yang disertai demam ini
kejadian kejang sebesar 22,2% (Hasan, diistilahkan sebagai kejang demam
2007). Selanjutnya tingginya kasus kejang (convalsio febrillis) atau stuip/step
demam di Bali khususnya di RSUP (Selamihardja, 2008).
Sanglah Denpasar Sepanjang tahun 2011, Kejang demam anak perlu diwaspadai,
terdapat 1.178 kunjungan ke Triage anak, karena kejang yang lama (lebih dari 15
dengan berbagai permasalahan seperti menit) dapat menyebabkan kecacatan otak
panas, kejang, sesak dan tidak sadar. bahkan kematian. Dalam 24 jam pertama
Tahun 2010 terdapat 342 kasus anak walaupun belum bisa dipastikan terjadi
dengan kejang demam dan meningkat kejang, bila anak mengalami demam, hal
menjadi 386 kasus pada tahun 2011. Rata- yang terpenting dilakukan adalah
rata kunjungan anak dengan kejang menurunkan suhu tubuh (Candra, 2009).
demam per bulan pada 2011 sebesar 32 Kejang demam merupakan kedaruratan
kasus (RSUP Sanglah, 2010). medis yang memerlukan pertolongan
Kejang demam adalah bangkitan segera, pengelolaan yang tepat sangat
kejang yang terjadi pada kenaikan suhu diperlukan untuk menghindari cacat yang
tubuh (suhu rektal diatas 38C) yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan
disebabkan oleh suatu proses kejang yang sering. Sehingga pertolongan
ekstrakranium (Budiman, 2006). Kejang pertama untuk menangani korban segera
demam merupakan kelainan neurologis dilakukan untuk mencegah cedera dan
yang paling sering dijumpai pada anak- komplikasi yang serius pada anak (Candra,
anak, terutama pada golongan umur 6 2009).
bulan sampai 5 tahun. Menurut Candra Langkah awal yang dapat dilakukan
(2009), kejang demam merupakan kejang dalam melakukan pertolongan pertama
yang terjadi pada saat seorang bayi atau untuk mencagah terjadinya kejang pada
anak mengalami demam tanpa infeksi anak demam adalah segera memberi obat
sistem saraf pusat. Kejang terjadi apabila penurun panas, kompres air biasa atau
demam disebabkan oleh infeksi virus hangat yang diletakkan di dahi, ketiak, dan
saluran pernapasan atas, roseola atau lipatan paha. Beri anak banyak minum dan
infeksi telinga. Namun pada beberapa makan makanan berkuah atau buah-
kasus tertentu, kejang demam terjadi buahan yang banyak mengandung air, bisa
sebagai gejala dari penyakit meningitis berupa jus, susu, teh, dan minuman
atau masalah serius lainnya. Selain demam lainnya. Jangan selimuti anak dengan
yang tinggi, kejang-kejang juga bisa selimut tebal, selimut dan pakaian tebal
terjadi akibat penyakit radang selaput otak, dan tertutup justru akan meningkatkan
tumor, trauma atau benjolan di kepala serta suhu tubuh dan menghalangi penguapan.
gangguan elektrolit dalam tubuh (Candra, (Candra, 2009). Ketika terjadi kejang dan
2009). tidak berhenti setelah lima menit,
Kejang demam biasanya terjadi pada sebaiknya anak segera dibawa ke fasilitas
awal demam dimana anak akan terlihat kesehatan terdekat. Jika anak pernah
aneh untuk beberapa saat, kemudian kaku, mengalami kejang demam di usia pertama
kelojotan dan memutar matanya. Anak kehidupannya, maka ada kemungkinan ia
tidak responsif untuk beberapa waktu, akan mengalami kembali kejang meskipun
napas akan terganggu, dan kulit akan

2
temperatur demamnya lebih rendah kejang demam dapat dilihat pada tabel 1
(Candra, 2009). sebagai berikut:
Pertolongan pertama dalam upaya Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
mencegah kejang demam sangat penting, Berdasarkan Pertolongan
namun yang menjadi permasalahan adalah Pertama Pada Anak Dengan
banyak ibu atau keluarga yang kurang tahu Kejang Demam
tentang pertolongan pertama. Berdasarkan
hasil studi pendahuluan yang peneliti N Pertolonga Frekuens Persentas
lakukan di ruang Triage anak RSUP o n Pertama i (f) e (%)
Sanglah didapatkan dari 5 orang anak yang 1 Baik 16 53,3
dikeluhkan kejang, berdasarkan hasil 2 Cukup 9 30,0
wawancara kepada ibu dan keluarga 3 Kurang 5 16,7
semuanya tidak ada yang tahu tentang Jumlah 30 100,0
pertolongan kejang, mereka juga tidak Berdasarkan tabel di atas didapatkan
tahu apa penyebab kejang. Anggapan bahwa dari 30 responden pertolongan
mereka bahwa kalau anak sakit langsung pertama yang dilakukan oleh orang tua
dbawa kerumah sakit (Candra, 2009). yang terbanyak adalah baik yaitu sebesar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 53,3% dan yang terkecil adalah kurang
hubungan antara pertololongan pertama sebesar 16,7%.
pada anak dengan kejadian kejang demam Kejadian kejang pada anak dengan
di Ruang Triage Anak RSUP Sanglah demam di Ruang Triage Anak RSUP
Denpasar Sanglah Denpasar dapat dilihat pada tabel
2 sebagai berikut:
METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
penelitian analitik korelasi yang bertujuan Berdasarkan Kejadian Kejang
untuk melihat ada atau tidaknya hubungan Pada Anak Dengan Demam
dan sejauh mana hubungan antara dua
variabel dalam penelitian. Pendekatan NO Kejadian Frekuensi Persentase
yang digunakan yaitu cross sectional Kejang (f) (%)
dimana peneliti hanya sekali melakukan Demam
pengukuran terhadap subyek penelitian. 1 Kejang 18 60,0
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Sederhana
Triage Anak RSUP Sanglah Denpasar. 2 Kejang 10 33,3
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Komplek
orang tua anak dengan kejang demam 3 Kejang Tonik 2 6,7
yang berobat di Triage Anak RSUP Klonik
Sanglah. Yang menjadi sampel pada JUMLAH 30 100,0
penelitian ini adalah orang tua anak
dengan kejang demam yang berobat di
Berdasarkan tabel di atas didapatkan
Triage Anak RSUP Sanglah yang bahwa dari 30 responden kejadian kejang
memenuhi kriteria inklusi dan eklusi. deman pada anak yang terbanyak adalah
Pengambilan sampel menggunakan teknik kejang demam sederhana yaitu sebesar
consecutive sampling. 60,0% dan yang terkecil adalah kejang
tonik klonik sebesar 6,7%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis menggunakan uji statistik
Berdasarkan hasil pengamatan Spearman Rank dengan sebesar 0,05,
responden didapatkan distribusi perhitungan menggunakan komputer
pertolongan pertama pada anak dengan (perhitungan terlampir) didapatkan hasil
sebagai berikut:

3
Tabel 3. Hubungan Pertolongan Pertama rumah sakit (Yusuf, 2005). Menurut
dengan Kejadian Kejang Pada Berzonsky dalam Yusuf (2005),
Anak Dengan Demam menyatakan bahwa kemampuan seseorang
dipengaruhi oleh pengalaman, membaca
Kejadian Kejang literatur, hubungan interpersonal, sikap
Pertolon Demam
Jumlah
serta keinginan atau motivasi untuk
gan Sederha Kom Tonik p rs mengakses informasi. Pengetahuan
Pertama na plek Klonik merupakan domain yang sangat penting
f % f % f % f % untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Baik 12 40,0 4 13,3 0 0,0 16 53,3 0,016 0,636*
Langkah awal yang dapat dilakukan
Cukup 5 16,7 4 13,3 0 0,0 9 30,0 dalam melakukan pertolongan pertama
Kurang 1 3,3 2 6,7 2 6,7 5 16,7 untuk mencagah terjadinya kejang pada
Jumlah 18 60,0 10 33,3 2 6,7 30 100,0 anak demam adalah segera memberi obat
penurun panas, kompres air biasa atau
Berdasarkan data pada tebel di atas hangat yang diletakkan di dahi, ketiak, dan
dapat dikatakan bahwa sebagian besar lipatan paha. Beri anak banyak minum dan
orang tua yang melakukan pertolongan makan makanan berkuah atau buah-
pertama dengan baik memiliki anak buahan yang banyak mengandung air, bisa
dengan kejadian kejang demam sederhana berupa jus, susu, teh, dan minuman
sebesar 40,0% dibandingkan dengan orang lainnya. Jangan selimuti anak dengan
tua yang melakukan pertolongan pertama selimut tebal, selimut dan pakaian tebal
cukup dan kurang. Berdasarkan hasil dan tertutup justru akan meningkatkan
analisis tersebut juga didapat p value suhu tubuh dan menghalangi penguapan.
sebesar 0,016 yang artinya bahwa nilai p< (Candra, 2009).
0,05, maka secara statistik ada hubungan Kemampuan orang tua dalam
bermakna antara pertolongan pertama pemberian pertolongan pertama pada anak
dengan kejadian kejang pada anak dengan dengan kejang demam dipengaruhi oleh
demam. Hasil rank spearman hitung banyak faktor seperti umur, pendidikan
(0,636), menunjukkan kekerapan antara dan pekerjaan. Dilihat dari umur terkait
kedua variabel dan koefisien korelasi dengan masa produktif dan semakin
(0,636) menunjukkan korelasi yang kuat dewasa seseorang pengalaman hidup juga
antar kedua variable (0,5-0,75). semakin bertambah serta dimungkinkan
Pertolongan pertama dirumah pada kemampuan analisis dari seseorang akan
anak dengan kejang demam dapat bertambah sehingga pengetahuan juga
dikatakan bahwa dari 30 responden semakin bertambah (Elizabet dalam
sebagian besar orang tua melakukan Mubarak, 2006). Faktor lain yang dapat
pertolongan pertama baik yaitu sebesar mempengaruhi kemampuan seseorang
53,3% dibandingkan dengan orang tua dalam melakukan tindakan seperti minat,
yang memberikan pertolongan cukup dan pengalaman, kebudayaan, informasi dari
kurang. Hal ini terkait dengan pengalaman media massa seperti TV, radio dan
sebelumnya, pengalaman pribadi, apa yang penyuluhan dari petugas kesehatan tentang
telah dan sedang kita alami ikut penatalaksanaan kejang demam pada anak
membentuk dan mempengaruhi (Notoatmojo, 2003).
penghayatan kita terhadap stimulus. Orang Kejadian kejang pada anak dengan
tua yang memiliki anak dengan kejang demam di Ruang Triage Anak RSUP
sebelumnya tentu akan lebih tahu dan Sanglah Denpasar dari 30 responden
mengerti bagaimana cara yang tepat untuk sebagian besar anak mengalami kejang
memberikan pertolongan pertama dalam demam sederhana yaitu sebesar 60,0%.
mengatasi dan mencegah terjadinya kejang Kejang demam adalah bangkitan kejang
berulang sebelum akhirnya anak dibawa ke yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh

4
(suhu rektal diatas 38C) yang disebabkan (Candra, 2009). Kejang demam
oleh suatu proses ekstrakranium (Rani, merupakan kedaruratan medis yang
2009). Kejang demam merupakan kelainan memerlukan pertolongan segera,
neurologis yang paling sering dijumpai pengelolaan yang tepat sangat diperlukan
pada anak-anak, terutama pada golongan untuk menghindari cacat yang lebih parah,
umur 6 bulan sampai 5 tahun. Menurut yang diakibatkan bangkitan kejang yang
Candra (2009), kejang demam merupakan sering. Sehingga pertolongan pertama
kejang yang terjadi pada saat seorang bayi untuk menangani korban segera dilakukan
atau anak mengalami demam tanpa infeksi untuk mencegah cedera dan komplikasi
sistem saraf pusat. Kejang terjadi apabila yang serius pada anak (Candra, 2009).
demam disebabkan oleh infeksi virus Hasil penelitian tentang hubungan
saluran pernapasan atas, roseola atau umur dan suhu tubuh dengan kejang
infeksi telinga. Namun pada beberapa demam pada balita di ruang Melati RSUD
kasus tertentu, kejang demam terjadi dr. M.Yunus Bengkulu tahun 2009.
sebagai gejala dari penyakit meningitis didapatkan ada hubungan yang bermakna
atau masalah serius lainnya. Selain demam umur dan suhu tubuh dengan demam
yang tinggi, kejang-kejang juga bisa kejang. Hasil penelitian Nurul (2008)
terjadi akibat penyakit radang selaput otak, didapatkan sebesar 80% orangtua
tumor, trauma atau benjolan di kepala serta mempunyai fobia demam. Orang tua
gangguan elektrolit dalam tubuh. mengira bahwa bila tidak diobati, demam
Kejang demam biasanya terjadi pada anaknya akan semakin tinggi.
awal demam dimana anak akan terlihat Kepercayaan tersebut tidak terbukti
aneh untuk beberapa saat, kemudian kaku, berdasarkan fakta. Karena konsep yang
kelojotan dan memutar matanya. Anak salah ini banyak orang tua mengobati
tidak responsif untuk beberapa waktu, demam ringan yang sebetulnya tidak perlu
napas akan terganggu, dan kulit akan diobati. Demam < 390 C pada anak yang
tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah sebelumnya sehat pada umumnya tidak
kejang, anak akan segera normal kembali. memerlukan pengobatan. Bila suhu naik >
Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 39 0 C, anak cenderung tidak nyaman dan
menit. Kejang sendiri terjadi akibat adanya pemberian obat-obatan penurun panas
kontraksi otot yang berlebihan dalam sering membuat anak merasa lebih baik.
waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan. Pada dasarnya menurunkan demam pada
Timbulnya kejang yang disertai demam ini anak dapat dilakukan secara fisik, obat
diistilahkan sebagai kejang demam obatan maupun kombinasi keduanya.
(convalsio febrillis) atau stuip/step Pengetahuan dan pengalaman ibu tentang
(Selamihardja, 2008). penanganan anak demam sangat
Faktor risiko berulangnya kejang menentukan terjadinya kejang sehingga
demam adalah riwayat kejang demam diharapkan petugas kesehatan dapat
dalam keluarga, usia anak kurang dari 18 memberikan penyuluhan kepada orang tua
bulan, temperatur tubuh saat kejang tentang penanganan kejang demam karena
(makin rendah temperatur saat kejang pada anak sangat rentan untuk terjadi
makin sering berulang) dan lamanya kejang demam (Rani, 2009).
demam (IDAI,2009). Kejang demam anak Analisis hubungan pertolongan
perlu diwaspadai, karena kejang yang lama pertama dengan kejadian kejang pada anak
(lebih dari 15 menit) dapat menyebabkan dengan demam didapatkan hasil bahwa
kecacatan otak bahkan kematian. Dalam ada hubungan bermakna antara
24 jam pertama walaupun belum bisa pertolongan pertama dengan kejadian
dipastikan terjadi kejang, bila anak kejang pada anak dengan demam (nilai P<
mengalami demam, hal yang terpenting 0,05). Hasil rank spearman hitung
dilakukan adalah menurunkan suhu tubuh (0,636), menunjukkan kekerapan antara

5
kedua variabel dan koefisien korelasi (Candra, 2009). Orang tua memiliki peran
(0,636) menunjukkan korelasi yang kuat yang penting dalam pencegahan kejang
antar kedua variabel (0,5-0,75) sehingga demam sehingga diharapkan orang tua
dapat diartikan semakin baik tindakan mampu mencari banyak informasi,
pertolongan pertama yang diberikan maka mengikuti penyuluhan tentang
kejadian kejang demam semakin menurun penatalaksanaan anak demam dan dapat
atau tidak terjadi kejang lanjutan. Demam mencegah terjadinya kejang yang berulang
pada anak merupakan hal yang paling .
sering dikeluhkan oleh orang tua di unit SIMPULAN
gawat darurat (UGD). Demam membuat Berdasarkan hasil penelitian dan
orang tua atau pengasuh menjadi risau. pembahasan diatas dari 45 keluarga pasien
Sebagian besar anak-anak mengalami yang menjadi responden dapat
demam sebagai respon terhadap infeksi disimpulkan sebagai berikut:
virus yang bersifat self limited dan Pertolongan pertama pada anak dengan
berlangsung tidak lebih dari 3 hari atau kejang demam dari 30 responden sebagian
infeksi bakteri yang tidak memerlukan besar orang tua melakukan pertolongan
perawatan di rumah sakit. Akan tetapi pertama baik yaitu sebesar 53,3% .
sebagian kecil demam tersebut merupakan Kejadian kejang pada anak dengan demam
tanda infeksi yang serius dan mengancam dari 30 responden sebagian besar anak
jiwa seperti pneumonia, meningitis, artritis mengalami kejang demam sederhana yaitu
septik dan sepsis (Rani, 2009). sebesar 60,0%. Analisis hubungan
Ketika anak mengalami demam yang didapatkan rank spearman hitung
tinggi seringkali disertai dengan (0,636), menunjukkan kekerapan antara
munculnya kejang-kejang atau dikenal kedua variable, koefisien korelasi (0,636)
dengan istilah step. Kejang-kejang ini bisa menunjukkan korelasi yang kuat antar
terjadi dalam beberapa detik hingga satu kedua variabel (0,5-0,75) dan ada
menit, tapi pada kasus tertentu kejang bisa hubungan bermakna antara pertolongan
muncul sangat lama hingga 15 menit. Pada pertama dengan kejadian kejang pada anak
sebagian besar kasus, kejang demam yang dengan demam dengan p value sebesar
terjadi beberapa detik umumnya tidak 0,016.
berbahaya. Tapi jika berlangsung lama,
berulang dan tidak segera dilakukan DAFTAR RUJUKAN
pertolongan akan menimbulkan bahaya Budiman, 2006, Faktor Risiko Kejang
Demam Berulang, Jakarta: EGC
seperti kerusakan otak atau sebagai gejala
awal dari penyakit serius (Candra, 2009). Candra, 2009, Kejang Demam. Available:
Pendekatan penatalaksanaan demam pada http://www.scribd.com/doc/156894
anak bersifat age dependent karena infeksi 07, 29 Desember 2011
yang terjadi tergantung dengan maturitas Hasan, 2007, Cermin Dunia Kedokteran,
sistem imun di kelompok usia tertentu. Available:
Pertolongan pertama saat anak kejang http://www.scribd.com/doc/156894
sebelum dibawa ke rumah sakit akan 07, 29 Januari 2012
membantu menentukan beratnya penyakit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009. Buku
anak dan urgensi pengobatannya. Ajar Neonatologi. Edisi Pertama
Orangtua harus tetap waspada terhadap
anak yang mengalami kejang-kejang, Mubarak, dkk. (2006). Keperawatan
Komunitas 2. Jakarta: CV Sagung
terutama jika terjadi berkali-kali. Kejang Seto
demam umumnya terjadi pada anak-anak
yang mengalami demam lebih dari 39 Notoatmodjo, S., 2005, Metodologi
derajat celsius, meskipun bisa juga terjadi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT.
Rineka Cipta
pada temperatur yang lebih rendah

6
Nurul, 2008. Karakteristik Orang Tua
Dengan Anak Kejang Demam.
http://www.glorinet.org/demam.ht
ml. (10 Mei 2012)
Rani, 2009, Penatalaksanaan Kejang
Pada Anak. Diakses tanggal 22
Mei 2012 dari : http://www.ran.int
/facts/world_figure/en/index5.html
RSUP Sanglah, 2010, Rekam Medik,
Denpasar: RSUP Sanglah
Selamiharja, 2008, Karakteristik Kejang
dan Penangannya, online,
(Available)
Http://www.infosehat.com (2
Januari 2012)
Yusuf. 2007. Perilaku Kesehatan. 27
November 2011
http://www.rsipaids.com.

Anda mungkin juga menyukai