Anda di halaman 1dari 120

Buku Modul Smart

Entrepreneur 2
Seri 2 untuk Smester 4
Dibuat sebagai Buku Pegangan dan panduan selama menjalankan Perkuliahan
Mata Kuliah Smart Entrepreneur 2 pada perkuliahan Semester 4 di Poiliteknik
LP3I Bandung

Dibuat dan Disusun Oleh


Rd. Riza Linardia SP. SE. MM
Di Bandung.
DAFTAR ISI

PERTEMUAN 1 DAN 2
MANAJEMEN DAN ORGANISASI : 4
A. BENTUK USAHA DAN KEPEMILIKAN BISNIS 4
B. MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN BISNIS 7
C. STRATEGI MENYUSUN TIM KERJA INTI 8
D. STRATEGI DALAM PENGEMBANGAN USAHA 10

PERTEMUAN 3 DAN 4
ETIKA BISNIS : 30
A. PENGERTIAN DAN ANALISA ARTI ETIKA 30
B. PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN ETIKA BISNIS 31
C. MASALAH DALAM ETIKA 33
D. MENGAPA ETIKA BISNIS DIPERLUKAN 34

PERTEMUAN 5 DAN 6
PENGELOLAAN DAN PERSAINGAN USAHA : 45
A. SASARAN DAN STRATEGI USAHA 45
B. MACAM MACAM STRATEGI 52
C. MENETAPKAN SASARAN USAHA 60
D. TARGET SASARAN 62
E. PERUMUSAN STRATEGI XX
F. MANAJEMEN BISNIS XX
G. KREATIFITAS DALAM USAHA XX
H. PERSAINGAN BISNIS LOKAL XX

PERTEMUAN 7 DAN 8
PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENINGKATAN DAYA SAING 66
A. POTENSI ENTREPRENEURSHIP DI DAERAH 66
B. POTENSI DAYA SAING INDONESIA 70
C. PERANAN ASOSIASI USAHA DAN PENGUSAHA DALAM PENGEMBANGAN BISNIS

PERTEMUAN KE 9 DAN 10
TEKNIK NEGOSIASI 75
A. TEKNIK NEGOSIASI 75

PERTEMUAN 11 DAN 12
STRATEGI PENERAPAN SPIRITUAL-PRENEURSHIP : 86
A. MAKNA SPIRITUAL 87
B. KECERDASAN DAN SUMBER SUMBER SPIRITUAL 89
C. KEUNTUNGAN SPIRITUAL BAGI PRIBADI XX
D. MANFAAT MENERAPKAN SPIRITUAL COMPANY (PERUSAHAAN) XX
E. FASILITAS UNTUK PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS XX
F. MAKNA DAN PRINSIP PRINSIP SPIRITUAL-PRENEUR XX
G. STRATERGI MEMBANGUN BUDAYA SPIRITUAL-PRENEUR XX
H. PERILAKU YANG MUNCUL DALAM SPIRITUAL-PRENEUR XX
Kata Pengantar

Benarkah para sarjana tidak bisa berbisnis yang sama hebatnya dengan para saudagar yang tidak
sekolah tinggi ?

Pendapat ini marak beredar dimana mana di negeri ini, seakan akan semakin tinggi sekolah yang
ditempuh , semakin tumpul keberanian untuk memilih profesi sebagai pengusaha karena dianggap
semakin tumpul juga tingkat kreativitas yang dibutuhkan.

Tentu saja pendapat ini tidak 100 % benar , karena di mana mana kita bisa melihat sarjana sarjana
yang kreatif dan mampu membangun usaha berskala besar, namun benar jumlah mereka masih
sangat sedikit dan kalah jumlah dengan para wirausahawan yang tidak bersekolah. Padahal kalau
jiwa dan mental kewirausahaan digerakkan sedikit saja, sarjana sarjana kita bisa menjadi pengusaha
yang lebih sukses dan lebih baik .

Oleh karena itu mari kita tumbuh kembangkan bakat dan potensi yang pada diri mahasiswa dan
mahaiswi kita yang mempunyai minat dan memilih untuk menjadi pengusaha dalam pilihan jalan
hidupnya, yang pada dasarnya bisa dimiliki oleh setiap orang.

Modul ini disusun dengan maksud dapat memberikan pencerahan dan panduan bagi insan insan
mahasiswa kita yang mempunyai minat dan pilihan untuk menjadi pengusaha pengusaha baru
Indonesia yang sukses.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan modul ini,
Khususnya kepada Pimpinan Lembaga Pendidikan Politeknik LP3I Seluruh Indonesia, Direktur
Politeknik LP3I Cabang Bandung serta Kaprodi Administrasi Bisnis Politeknik LP3I Cabang Bandung,
saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya sehingga modul ini dapat diselesaikan
sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.

Semoga Modul ini dapat dijadikan acuan dan sumber ilmu yang bermanfaat bagi kesuk sesan para
mahasiswa kita yang memilih karier hidupnya sebagai pengusaha dan dapat menciptakan lapangan
kerja yang sangat dibutuhkan oleh Rakyat dan bangsa Indonesia saat ini dan dimasa depan.

Semoga Allah SWT , memberikan Berkah dan Hidayah Nya untuk terlaksana nya program
perkuliahan mata kuliah Entrepreneurship ini untuk menjadi salah satu program perkuliahan yang
mampu menuntun insan insan kita dalam meraih kesuksesan dalam hidup mereka kelak , Amin !

Hormat Kami.

Penyusun
PERTEMUAN 1 DAN 2
MANAJEMEN DAN ORGANISASI.

A.BENTUK USAHA DAN KEPEMILIKAN BISNIS.

Masalah pemilihan bentuk perusahaan harus ditetapkan pada saat perusahaan akan didirikan atau
mulai melaksanakan operasinya. Dalam hal ini terdapat beberapa pertimbangan apabila kita memilih
bentuk perusahaan. Pertimbangan tersebut antara lain :

a. Jenis usaha yang akan dilaksanakan (jasa, Industri, perdagangan, dll)


b. Jumlah modal untuk usaha dan kemungkinan untuk menambah modal itu.
c. Rencana Pengembangan Laba.
d. Penentuan tanggung jawab perusahaan.
e. Penanggungan resiko yang akan dihadapi.
f. Prinsip-prinsip pengawasan yang akan digunakan.
g. Jangka waktu berdirinya perusahaan.

Beberapa bentuk perusahaan :

1. Perusahaan perseorangan
2. Firma (Fa)
3. Perseroan Comanditer (CV)
4. Perseroan Terbatas (PT)
5. Perseroan Terbatas Negara (PERSERO)
6. Perusahaan Negara Umum (PERUM)
7. Perusahaan Negara Jawatan (PERJAN)
8. Perusahaan Daerah (PD)
9. Koperasi
10. Bentuk-bentuk perusahaan yang lain :
a. Joint Venture
b. Trust
c. Holding Company
d. Sindikat
e. Kartel
f. Yayasan
g. Perusahaan Asuransi
h. Leasing

PERUSAHAAN PERSEORANGAN.

Usaha ini dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab penuh
terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan. Dalam hal ijin usaha secara relatif dapat
dikatakan lebih ringan dan lebih sederhana persyaratannya dibandingkan dengan jenis
perusahaan lainnya. Pemisahaan modal dari kekayaan pribadi pada perusahaan
perseorangan dalam liquidasi tidak ada artinya, sebab semua harta kekayaan menjadi
jaminan dari semua utang perusahaan.

Kebaikan PeruSahaan Perseorangan :


- Pemilik bebas mengambil keputusan, sehingga keputusan dapat secara cepat
dilaksanakan.
- Seluruh keuntungan perusahaan menjadi hak pemilik perusahaan sepenuhnya.
- Sifat kerahasiaan perusahaan dapat terjamin, baik dalam hal keuangan maupun dalam
masalah proses produksi.
- Biasanya pemilik perusahaan, lebih giat berusaha untuk mencapai tujuan perusahaan
yang menjadi miliknya itu.

Keburukan Perusahaan Perseorangan :


- Tanggung jawab pemilik Perusahaan tidak terbatas, disini seluruh harta milik pribadi
menjadi jaminan terhadap hutang perusahaan.
- Sumber keuangan perusahaan terbatas, sebab usaha usaha untuk memperoleh sumber
dana sangat tergantung pada kemampuan pemilik perusahaan saja.
- Kelangsungan usaha perusahaan kurang terjamin, sebab jika seandainya pemilik
meninggal atau terkena hukuman penjara, maka perusahaan akan berhenti pula
aktivitasnya.
- Pengelolaan manajemennya lebih komplex sebab semua aktivitas manajemen seperti ,
pencarian kredit , pembelanjaan, produksi , ketenagaan serta pemasaran, dilakukan
oleh pemilik sendiri.

FIRMA :

Firma merupakan suatu persekutuan antara dua orang atau lebih dengan nama bersama
untuk menjalankan usaha, dimana tanggung jawab masing masing anggota firma (Firman)
tidak terbatas, sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan di bagi bersama
sama, demikian pula jika menderita kerugian, akan dipikul bersama.

Kebaikan Firma :
1. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para
anggota.
2. Pendiri Firma realtif lebih mudah karena tidak memerlukan Akte Pendirian.
Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi, lebih mudah memperoleh kredit karena
mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar.

Keburukan Firma :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh hutang perusahaan, kekayaan
pribadi menjadi jaminan bagi hutang hutang Firma.
2. Kerugian yang diakibatkan oleh seorang anggota harus ditanggung bersama oleh
anggota lain.
3. Kelangsungan perusahaan tidak menentu, sebab jika salah seorang anggota
membatalkan perjanjian untuk menjalankan usaha bersama secara otomatois Firma
menjadi bubar.

PERSEROAN KOMANDITER (CV)

Perseroan Komanditer atau sering disebut Commanditaire Vennootschaap (CV) dinyatakan


menurut Pasal 19 KUHD, ialah suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama
antara orang orang yang bersedia memimpin , mengatur perusahaan, serta bertanggung
jawab penuh dengan kekayaan pribadinya dengan orang orang yang memberikan pinjaman
dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab terbatas pada kekayaan
yang diikut sertakan dalam perusahaan itu.

Keanggotaan dalam CV

a. Sekutu Pimpinan (General Partner)


Disebut pula Sekutu Komplementer atau Sekutu Pemelihara, yaitu anggota yang aktif
dalam kepengurusan CV, turut memimpin perusahaan dan bertanggung jawab secara
tidak terbatas terhadap hutang hutang perusahaan. Sekutu ini biasanya memasukan
modalnya lebih besar dibanding sekutu lainnya.
b. Sekutu Terbatas (Limited Partner)
Termasuk sekutu terbatas adalah anggota yang bertanggung jawab terbatas terhadap
hutang perusahaan sebesar modal yang disetorkan dan mereka tidak diperbolehkan aktif
dalam perusahaan.
c. Sekutu Diam (Silent Partner)
Sekutu ini tidak turut aktif dalam menjalankan kegiatan perusahaan, namun dikenal
umum sebagai sekutu dalam CV tersebut.
d. Sekutu Rahasia
Sekutu ini aktif dalam menjalankan kegiatan perusahaan tetapi tidak diketahui oleh
umum bahwa mereka sebenarnya termasuk anggota CV.
e. Sekutu Senior dan Sekutu Yunior (Senior & Yunior Partner)
Keanggotaan sekutu ini pada umumnya didasarkan pada lamanya investasi atau lamanya
mereka bekerja dalam perusahaan.
f. Dormant (Sleeping Partner)
Yaitu yang tidak ikut dalam kegiatan perusahaan dan juga tidak dikenal oleh umum
sebagai sekutu dalam CV.
Pembagian laba dari para sekutu, disesuaikan dengan ketetapan yang tercantum di
dalam Akte Pendirian.

Kebaikan Perseroan Comanditer


1. Pendiriannya Relatif Mudah
2. Kemampuan Relatif Mudah
3. Mudah memperoleh Kredit
4. Modal yang dikumpulkan lebih besar

Keburukan Perseroan Commanditter

1. Kelangsungan hidupnya tidak menentu


2. Sulit untuk menarik kembali modalnya, terutama bagi sekutu pimpinan
3. Sebagian sekutu mempunyai tanggung jawab tidak terbatas

PERSEROAN TERBATAS

Perseroan terbatas atau sering juga disebut dengan Naamloze Vennootschap (NV), adalah suatu
persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha yang terbagi atas
beberapa saham, dimana setiap sekutu /pesero turut mengambil bagian sebanyak satu ata lebih
saham. Disini para pemegang saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang hutang
perusahaan sebesar modal yang disetorkan.Kekayaan PT terpisah dari kekayaan pribadi, masing
masing pemegang saham. Kepada para pemegang saham hanya dibayarkan deviden jika PT
mendapatkan laba. Untuk mendirikan suatu PT diperlukan adanya Akte Notaris yang memuat antara
lain : Nama PT, Modal PT dan sebagainya.

Jenis Saham :

a. Saham Biasa (Common Stock) :


Yaitusaham yang tidak mempunyai kelebihan hak dari jenis saham yang lain , artinya para
pemilik akan memperoleh deviden hanya apabila perusahaan memperoleh laba.
b. Saham Prefern (Prefered Stock) :
Saham ini memiliki preferensi atau hak istimewa.
Hak istimewa tersebut ialah :
- Pembagian Deviden yang didahulukan :
Maksudnya , pemegang saham mendapat pembagian deviden terlebih dahulu dari para
pemegang saham biasa.
- Pembagian Deviden Kumulatif :
Maksudnya, pemegang saham prefern ini mendapatkan hak untuk memperolehdeviden
pada setiap periode . Jika ia tidak memperoleh deviden pada suatu periode karena suatu
hal, maka ia akan memperolehnya pada periode yang akan datang secara kumulatif.
- Pembagian kekayaan yang didahulukan :
Maksudnya, para pemegang saham prefern mempunyai suatu hak untuk memperoleh
pembagian kekayaan perusahaan terlebih dahulu dari pemegang saham biasa, pada saat
perusahaan dilikuidasikan. Tetapi disamping itu para pemegang saham preferen tidak
mempunyai hak suara di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang biasanya
diadakan paling sedikit sekali dalam satu tahun.
c. Saham Bonus :
Yaitu Saham yang diberikan secara Cuma Cuma kepada para pemegang saham lainnya,
karena keuntungan keuntungan perusahaan yang lalu dalam bentuk cadangan terlalu besar
dan perlu dikurangi dengan memberi nya dalam bentuk saham saham baru yang disebut
dengan Saham Bonus.
d. Saham Pendiri :
Adalah saham yang diberikan kepada para pendiri Perseroan karena jasa-jasanya pada masa
pendirian perusahaan tersebut.
e. Saham Kosong :
Yaitu saham saham yang dibeli kembali oleh Perseroan dari para pemegang saham yang
kemudian disimpan dan tidak ikut serta lagi dalam modal Perseroan.

Istilah istilah dalam Perseroan Terbatas :

Rapat Umum Pemegang saham :

- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ini mempunyai kekuasaan tertinggi dalam PT.
- Rapat ini diadakan paling sedikit satu kali dalam satu tahun dan selambat lambatnya 6
(enam) bulan sesudah tahun buku yang bersangkutan.
- Keputusan rapat diambil dengan suara yang terbanyak.
- Jika seorang pemegang saham tidak hadir dalam RUPS , maka ia dapat menyerahkan hak
suaranya kepada orang lain, hal ini disebut PROXY.

Dewan Komisaris :
Tugas Dewan Komisaris ialah mengawasi segala tindakan Direksi dan menjaga agar tindakan Direksi
tidak merugikan Perusahaan atau agar direksi melaksanakan semua keputusan RUPS. Disini Dewan
Komisaris berhak memberhentikan Direksi apabila tindakannya merugikan perusahaan.

Dewan Direktur (Board Of Director) :


Dewan Direktur dipilih dan diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu tertentu, pada umumya Dewan
Direktur dipegang oleh Pesero sendiri.

Tugas Dewan Direktur antara lain :


Mengurus Harta kekayaan PT. : mengemudikan usaha PT, mewakili PT di dalam dan di luar
perusahaan.

Struktur Organisasi PT dapat dilihat sebagai berikut :

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

DEWAN DIREKTUR

DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR DIREKTUR


PEMASARAN UMUM UTAMA KEUANGAN PRODUKSI

Kebaikan Perseroan Terbatas

1. Adanya tanggung jawab yang terbatas dari pemegang saham terhadap hutang hutang
perusahaan.
2. Mudah mendapatkan tambahan dana/modal, misalkan dengan mengeluarkan saham baru.
3. Kelangsungan hidup PT lebih terjamin, sebab pemiliknya dapat berganti ganti.
4. Terdapat efisiensi pengelolaan sumber dana dan efisiensi pimpinan, krena pimpinan yang
kurang cakap dapat diganti dengan yang lebih cakap.

Keburukan Perseroan Terbatas

1. PT merupakan subyek pajak tersendiri , dan deviden yang diterima oleh para pemegang
saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan dari pemegang saham tersebut.
2. Mendirikan suatu PT tidak lah mudah atau lebih rumit. Memerlukan Akte Notaris dan Ijin
khusus untuk usaha tertentu yang kesemuanya itu memerlukan biaya yang besar.
3. Kurang terjaminnya rahasia perusahaan, karena semua kegiatan harus dilaporkan kepada
pemegang saham, terutama yang menyangkut laba perusahaan.
Jenis jenis Perseroan Terbatas :

PT Tertutup :
Di dalam PT ini saham sahamnya hanya dimiliki oleh orang orang tertentu, tidak setiap orang dapat
ikut serta dalam modalnya. Seringkali pemegang saham berasal dari famili/keluarga sendiri dan surat
sahamnya ditulis atas nama. Tujuan dari hal itu adalah agar harta benda yang digunakan untuk usaha
lebih terpelihara dan terjamin keamanannya.

PT Terbuka :
Disini saham sahamnya boleh dimiliki oleh setiap orang , Saham disini biasanya bukan atas nama ,
melainkan Atas Unjuk sehingga mudah untuk dipindah tangankan, yaitu dengan menjualnya
kepada orang lain.

PT Kosong :
Adalah suatu PT yang sudah tidak menjalankan kegiatannya lagi, tinggal namanya saja. Hal ini
disebabkan karena tidak dapat melunasi hutang tanpa harus menjual semua sahamnya.

PT Asing :
Merupakan suatu PT yang didirikan di luar negeri, menurut hukum yang berlaku disana dan
berkedudukan diluar negeri pula. Pasal 3 Undang undang Penanaman Modal Asing (UUPMA),
menyatakan bahwa perusahaan yang akan melakukan investasi di Indonesia, harus berbentuk
Perseroan Terbatas yang didirikan dan berlokasi di Indonesia sesuai dengan hukum yang berlaku di
Indonesia.

PERSEROAN TERBATAS NEGARA (PERSERO)


Persero ini sebelumnya adalah Perusahaan Negara (PN), Terjadinya karena PN mengadakan
penambahan modal yang ditawarkan kepada pihak Swasta.
Contoh : PT (Persero) Pupuk Kujang, PT (Persero) Aneka Gas dan Industri. Tujuan Persero yaitu
mencari laba maksimum dengan menggunakan faktor faktor produksi secara efisien. Dasar hukum
yang mengubah Perusahaan Negara menjadi PERSERO ialah :
- Instruksi Presiden RI. No 17 tanggal 28 Desember 1967
- Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang no. 1 tahun 1969
- Peraturan Pemerintah RI no. 12 Tahun 1969

Menurut Instruksi Presiden RI no 17 , disebutkan bahwa ciri ciri pokok persero ialah :

a. Tujuan usaha adalah mencari keuntungan


b. Berstatus Hukum Perdata, berbentuk Perseroan Terbatas
c. Modal seluruhnya atau sebagian milik negara dan kekayaan negara yang dipisahkan seperti
ini memungkinkan diadakannya usaha bersama dengan pihak swasta. Juga dimungkinkannya
adanya penjualan saham perusahaan milik negara.
d. Tidak memiliki fasilitas negara.
e. Pimpinan dipegang oleh direksi.
f. Karyawannya mempunyai status sebagai karyawan perusahaan swasta biasa.
g. Peranan Pemerintah adalah sebagai pemegang saham. Hak suara didasarkan pada
banyaknya saham yang dimiliki atau menurut perjanjian yang telah ditentukan.
Menurut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang no 1 tahun 1969 PERSERO adalah
semua perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas dan diatur menurut KUHD, yaitu seluruh
/sebagian saham sahamnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.

Selanjutnya Pearturan Pemerintah RI no. 12 tahun 1969 menyatakan bahwa, bentuk Perusahaan
Negara dapat dialihkan menjadi PERSERO jika telah memenuhi syarat syarat :

1. Telah melakukan penyehatan sedemikian rupa sehingga perbandingan antara faktor faktor
produksi menunjukan perbandingan yang rasional
2. Telah menyusun Neraca dan Perkiraan Rugi/Laba sampai saat dijadikan PERSERO dengan
ketentuan bahwa Neraca Likuidasinya diperiksa oleh Direktorat Akuntan Negara dan di
syahkan oleh Menteri yang bersangkutan.
3. Telah melunasi semua hutang hutangnya kepada Kas Umum Negara.
4. Ada harapan baik untuk mengembangkan usaha.

PERUSAHAAN NEGARA UMUM (PERUM)

Tujuan dari PERUM juga mencari keuntungan , tetapi kesejahteraan masyarakat tidak boleh
diabaikan . PERUM diatur dalam Instruksi Presiden RI no 17 tanggal 28 Desember 1967, yang
menyatakan bahwa kegiatan usaha dari PERUM terutama ditujukan untuk melayani kepentingan
umum : bidang usahanya biasanya disebut jasa jasa vital (Public Utilities). Pihak swasta
diperbolehkan menanamkan modalnya pada PERUM meskipun seluruh modal PERUM dimiliki oleh
pemerintah , PERUM dipimpin oleh suatu DIREKSI yang bertanggung jawabatas segala hubungan
hukum dengan pihak lain dan diatur menurut Hukum Perdata.

PERUSAHAAN NEGARA JAWATAN (PERJAN)

Kegiatan usaha PERJAN ditunjukan terutama untuk pelayanan kepada masyarakat atau untuk
kesejahteran umum (Public Service) dengan memperhatikan pula segi efisiensinya. PERJAN dapat
memiliki fasilitas fasilitas negara, sebab merupakan bagian dari Departemen/Direktorat Jenderal.
Seluruh karyawannya berstatus pegawai negeri. PERJAN mempunyai hubungan hukum publik , yaitu
apabila terjadi persengketaan maka PERJAN berkedudukan sebagai Pemerintah.

PERUSAHAAN DAERAH (PD)

Perusahaan Daerah adalah perushaan yang modal sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah ,
dimana kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara . Tujuan PD ini adalah mencari
keuntungan yang nantinya akan digunakan untuk membangun derahnya. Kepengurusan PD tidak lagi
dilakukan oleh Badan Pimpinan Perusahaan-Perusahaaan Daerah (BAPIPPDA), akan tetapi
diserahkan kepada Gubernur /Kepala Daerah. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam
Negeri no. 18 / 1969

BENTUK BENTUK PERUSAHAAN YANG LAIN

A. Joint Venture (Patungan)


Bentuk ini merupakan suatu kerja sama antara beberapa perusahaan yang berasal dari
beberapa negara, menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan kekuatan
ekonomi yang lebih padat. Jadi di sini tidak memandang besarnya modal, kekuatan ekonomi
atau lokasi masing masing partner yang bersangkutan . Menurut UUPMA no. 1 tahun 1967,
menyebutkan bahwa perusahaan patungan harus berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Dapat
disebutkan pula bahwa Perusahaan Patungan ini modalnya berupa saham dari para pendiri
dengan perbandingan tertentu, resiko ditanggung bersama antara masing masing partner.

B. Trust
Terbentuknya Trust ialah dari gabungan beberapa perusahaaan (merger) menjadi satu dan
masing masing perusahaan yang tergabung telah meleburkan diri (mengadakan fusi) ,
sehingga gabungan dari perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan yang besar.
Seluruh kekayaan perusahaan lama dipindahkan ke perusahaan yang baru dan trust dapat
mengeluarkan saham atau obligasi. Tanggung jawab anggota/pengurus adalah sebatas
modal tertanam/yang ditanamkan. Anggota/pengurus ini dapat berganti-ganti , begitu pula
sahamnya dapat dipindahkan.

C. Holding Company
Holding Company terjadi apabila ada suatu perusahaan dalam kondisi yang kuat finansialnya
kemudian membeli saham saham dari suatu perusahaan lain, atau dengan kata lain , disini
terjadi pengambil alihan kekuasaan dan kekayaan dari suatu perusahaan ke Holding
Company.

D. Sindikat
Yaitu suatu kerja sama antara beberapa orang untuk melaksanakan proyek khusus di bawah
satu perjanjian . Dalam sindikat, masing masing anggota dapat menjual barang hasil
produksinya kepada para anggota lainnya.
Perjanjian Sindikat terdiri atas :
a. Perjanjian yang dibuat bersama sama dengan perusahaan yang sahamnya akan dibeli
oleh sindikat . Tujuan sindikat membeli surat berharga itu adalah untuk dijual lagi
apabila menguntungkan.
b. Perjanjian yang menyebutkan tentang keanggotaan dan cara cara mendapatkan laba
atau menanggung rugi, disesuaikan dengan modal yang mereka tanamkan. Jika
tanggung jawabnya terbatas, tiap anggota cukup membayar besarnya perbedaan antara
harga beli dengan harga jula surat berharga yang tidak laku, dimana surat berharga itu
sudah disetujui untuk dibeli. Tetapi apabila tanggung jawabnya tak terbatas , maka tiap
tiap anggota harus membayar harga beli dari seluruh surat berharga yang disetujuinya
tanpa mengingat laku ataupun tidak laku.

E. Kartel
Merupakan bentuk persekutuan antara beberapa perusahaan sejenis dibawah suatu
perjanjian tertentu. Disini masing masing perusahaan tetap berdiri sendiri, mempunyai
kedudukan sama dan setiap waktu dapat membatalkan perjanjian yang telah dibuat.
Ada beberapa jenis Kartel sesuai dengan macam perjanjiannya :
- Kartel Daerah : Disini masing masing perusahaan mengadakan perjanjian untuk
membagi daerah pemasarannya sendiri sendiri. Diantara anggota tidak boleh merebut
daerah pemasaran anggota lainnya.
- Kartel Produksi : Dalam hal ini diadakan perjanjian untuk menentukan luas produksi
masing masing perusahaan.
- Kartel Kondisi : Disini yang diatur adalah mengenai syarat syarat penjualan, termasuk
syarat penyerahan barang dan tempat penjualan serta masalah pemberian potongan
harga/potongan kuantitas.
- Kartel Harga : Kartel ini mengatur tentang penetapan harga minimum dari barang yang
dijual, Bentuk kartel ini untuk mengurangi adanya persaingan harga diantara anggota.
- Kartel Pembagian Laba : Perjanjian dalam kartel ini menentukan cara pembagian laba
untuk masing masing anggota. Hal ini dapat didasarkan atas besarnya volume penjualan
yang dicapai tiap tiap anggota

F. YAYASAN
Pada Umumnya tujuan Yayasan adalah tidak mencari keuntungan , melainkan untuk usaha
usaha yang bersifat sosial. Kekayaan Yaysan terpisah dari kekayaan masing masing anggota.
Contoh : panti asuhan, Rumah Sakit, Sekolah dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa
Yayasan ini kegiatannya jauh dari adanya persaingan usaha.

G. PERUSAHAAN ASURANSI
Bisnis Asuransi dapat dimiliki oleh pemerintah maupun oleh swasta. Perusahaan asuransi
bisa berbentuk perusahaan terbatas, Firma, atau Penanggung Perseroan.
Definisi Asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang undang Hukum Perniagaan :
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri pada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi , untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang
tidak tertentu

Jadi, Operasi yang aman dari prinsip asuransi tergantung pada besarnya jumlah peserta yang
didapatkan oleh kebanyakan perusahaan asuransi melalui perwakilan penjualan yang
dikenal sebagai tenaga lapangan yang digaji atau menerima komisi. Perusahaan asuransi
terutama mengurus soal dokumen hukum yang disebut kontrak yang merumuskan
keadaan dimana perusahaan asuransi akan membayar yang ditanggung dan jumlah yang
akan dibayarkan . Keputusan mengenai tarip dan pembatasan pembatasan dalam asuransi
harus dibuat oleh tenaga tenaga ahli seperti insinyur, dokter, ekonom.
Oleh Karena bisnis asuransi itu menyangkut kepentingan masyarakat , maka Pemerintah
turut mengawasi dan hmpir semua aspek bisnis termasuk organisasi dan likuidasi nya diatur
dan ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya mengenai ketentuan Polis, Tarip, Pembatasan
Biaya, Penilaian aktiva aktiva, Investasi dana dana serta syarat syarat bagi perwakilan
penjualan, hal ini dilakukan agar pertumbuhan asuransi di Indonesia menjadi sehat dan
dapat berperan dalam memajukan perekonomian di Indonesia.

Pada Auransi Swasta terdapat 2 (dua) kelompok :

a. Auransi Jiwa :
Auransi Jiwa menyediakan uang pada waktu meninggalnya tertanggung untuk biaya
pemakaman dan untuk melanjutkan penghasilan bagi para ahli warisnya. Kemudian
dalam asuransi jiwa ini terdapat Annuitet , yaitu kebalikan dari asuransi jiwa dalam hal
dicairkannya suatu kekayaan menurut suatu pengaturan dimana Anuitant (pemegang
annuitet) dijamin memperoleh penghasilan selama ia masih hidup. Asuransi kesehatan
juga termasuk dalam kategori asuransi jiwa. Dalam asuransi kesehatan disediakan uang
untuk membayar ongkos ongkos pengobatan dan rumah sakit yang timbul karena
kecelakaan atau penyakit dan melindungi tertanggung terhadap kerugian penghasilan
karena cacat.
b. Asuransi Harta :
Sebenarnya semua asuransi merupakan asuransi harta.
Asuransi harta dimaksud untuk mengelompokan , bila kerugian timbul karena sebab
sebab yang bukan jiwa, cacat atau kematian, haruslah diasuransikan pada perusahaan
asuransi harta.
Terdapat 4 jenis asuransi harta :
1. Asuransi kerusakan barang : yaitu untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian
/ kerusakan terhadap hartanya sendiri, contoh : asuransi kebakaran, dan pencurian.
2. Asuransi Tanggung Jawab : Dimaksudkan untuk melindungi tertanggung terhadap
tagihan (claim) pihak ketiga terhadapnya karena luka tubuh atau kerusakkan harta
yang terjadi karena kelalaiannya atau karena penerapan hukum atau kontrak,
contoh : asuransi tanggung jawab mobil, kompensasi pekerja.
3. Asuransi Kesehatan : yaitu untuk melindungi tertanggung terhadap beban ongkos
pengobatan dan perawatan rumah sakit dan kerugian pendapatan karena
kecelakaan atau sakit, contoh : Kecelakaan, sakit, rawat inap di rumah sakit.
4. Asuransi jaminan : yaitu merupakan alat satu pihak dengan menawarkan kepada
pihak lain suatu jaminan keuangan atas kejujurannya atau prestasinya dibawah
suatu kontrak atau perjanjian, contoh : asuransi kesetiaan, konstruksi dan ikatan
jaminan

ASURANSI PEMERINTAH

Dalam hal ini terdapat 2 macam ;

- Asuransi Sukarela : Meliputi asuransi deposito, tabungan, pinjaman, hipotek dan


asuransi pinjaman untuk perbaikan harta tetap.
- Asuransi Wajib : yaitu asuransi yang mengharuskan masyarakat untuk memasukinya
dan biasa disebut asuransi sosial. Asuransi ini memberikan tanggungan pada peserta
yang meninggal dan pada peserta itu sendiri karena cacat atau pensiun contoh : Astek,
PT Persero Tabungan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen)

Menanggung Resiko

Dalam hal ini terdapat dua jenis resiko :

- Resiko Spekulatif : Resiko ini merupakan kejadian yang bisa menyimpang ke arah dua
kemungkinan yaitu : kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan
penyimpangan yang merugikan. Misalnya untuk perdagangan.
- Resiko Murni : apabila kemungkinan penyimpangan itu hanya ada satu yaitu kerugian,
maka dinamakan resiko murni, contoh dengan membeli mobil kemungkinan resikonya
tabrakan.

Timbulnya resiko dapat disebabkan karena adanya bahaya yang muncul pada suatu
peristiwa, semakin berbahaya semakin besar kemungkinan terjadinya kerugian. Terdapat
tiga macam bahaya :

- Bahaya Fisik : yaitu aspek fisik dari harta yang terbuka terhadap resiko , misalkan lokasi
gedung yang tidak tepat atau konstruksi yang tidak kuat, akan dapat menimbulkan
bahaya fisik yang akhirnya akan menyebabkan timbulnya resiko kerugian .
- Bahaya Moral : Seseorang yang kurang jujur dapat menyebabkan timbulnya kerugian ,
misal : misalnya seseorang tertanggung dengan sengaja membakar kantor atau
rumahnya sendiri atau merampok tokonya sendiri agar dapat penggantian dari asuransi.
- Bahaya Morale : Bahaya ini tidak menyangkut dengan ketidak jujuran, akan tetapi
menyangkut sikap kurang hati hati yang memungkinkan timbulnya kerugian. Misalnya
membuang puntung rokok yang masih menyala yang mengakibatkan terjadinya
kebakaran

Beberapa hal untuk menghadapi resiko

1. Menghindari resiko : meskipun seseorang itu mungkin tidak dapat menghindari seluruh
resiko , tetapi masih dapat menghindari resiko tertentu, misalkan seseorang tidak
memiliki tempat yang cukup aman untuk menempatkan mobil (garasi) , maka bisa
menghindari resiko kecurian mobil dengan jalan tidak usah membeli mobil, tetapi cukup
dengan menyewa saja jika ada keperluan.
2. Mencegah dan mengendalikan resiko.
Tujuan mencegah dan mengendalikan resiko adalah untuk menghilangkan segala
kerugian atau mengurangi segala kerugian sampai sekecil mungkin , misalkan dalam
secontoh (1) di atas, jika terpaksa harus membeli mobil pada hal tempatnya kurang
kurang aman, maka bisa dipasang alarm pada pintu mobil dibuka orang lain.
3. Menahan Resiko
Maksud dari menahan resiko adalah sama dengan memikul resiko kemungkinan
kerugian . Hal ini bisa terjadi karena orang tersebut tidak atau kurang menyadari adanya
kemungkinan timbul resiko itu. Biasanya cara memikul bahan kerugian ini adalah
menganggapnya sebagai biaya operasi perusahaan, atau perusahaan telah menyediakan
dana untuk membayar kerugian tersebut.
4. Memindahkan resiko
Untuk memindahkan resiko maka dapat dilakukan dengan asuransi. Disini seseorang
atau perusahaan dapat memindahkan resiko tertentu yang mungkin akan dipikulnya
kepada perusahaan asuransi dengan jalan membayar premi.

Asuransi tercipta bila seseorang atau suatu perusahan memindahkan resikonya pada
penanggung. Dalam hal ini perusahaan asuransi yang bertindak sebagai penaggung resiko
harus lebih mampu meramalkan kerugian kerugian daripada masing-masing tertanggung

Resiko yang dapat diasuransikan haruslah memenuhi syarat-syarat seperti berikut :

1. Kerugian potensial cukup besar, tetapi probabilitasnya tidak tinggi, sehingga membuat
asuransi terhadapnya secara ekonomis mungkin (kelayakan ekonomis)
2. Probabilitas kerugian dapat diperhitungkan.
3. Terdapat sejumlah besar unit yang terbuka terhadap resiko yang sama (massal dan
homogen)
4. Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan.
5. Kerugian tertentu.

Beberapa prinsip Asuransi

- Itikad baik (Good Faith)


Suatu kontrak asuransi harus dilakukan atas dasar itikad baik. Pihak tertanggung harus
memberikan semua keterangan yang sewajarnya mengenai hal-hal yang akan
mempengaruhi resiko. Sebaliknya pihak penanggung harus mau memberikan
keterangan secara lengkap perihal perjanjian asuransi tersebut. Sebab , asuransi
merupakan jasa , jadi tidak seperti penjualan barang dapat dilihat dan diperiksa sebelum
melakukan pembelian.
- Penggantian Kerugian (Indemnity)
Dalam hal terjadi kerugian maka pihak perusahaan asuransi sepakat untuk membayar
kerugian kepada pihak tertanggung. Batas tertinggi kewajiban penanggung adalah
memulihkan tertanggung kepada posisi keuangan yang sama dengan posisi sebelum
terjadinya kerugian. Posisi keuangan tertanggung tidak boleh lebih baik karena
terjadinya suatu kerugian dan karena perjanjiannya dengan penanggung. Perjanjian
asuransi yang memungkinkan tertanggung mendapat keuntungan atas terjadinya
peristiwa yang diasuransikan , hal itu berarti melanggar prinsip Indemnity dan dapat
merugikan perusahaan Asuransi.
- Kepentingan yang dapat diasuransikan. (Insurable Interest)
Sumber dari kepentingan yang dapat diasuransikan pada umumnya adalah pemilikan
harta. Seseorang mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan apabila ia
mengalami kejadian yang akan dapat menimbulkan kerugian. Sebaliknya jika ia tidak
menghadapi suatu resiko maka dapat dikatakan bahwa ia tidak mempunyai kepentingan
yang dapat diasuransikan. Suatu contoh , seseorang mempunyai rumah maka ia
mungkin akan menderita kerugian apabila terjadi bencana atas rumah itu (misalkan
terbakar). Oleh karena itu is dikatakan mempunyai kepentingan yang dapat
diasuransikan atas rumah tersebut.
- Subrogasi (Subrogation)
Prisip ini sebagai pelengkap dari prinsip Indemity ; disini memberi penanggung yang
telah memmbayarkan ganti kerugian, segala hal tertanggung terhadap pihak ketiga
sehubungan dengan terjadinya kerugian tersebut.
Contoh : suatu gudang terbakar karena kelalaian penjaga nya maka pemilik gudang itu
berhak meminta pertanggung jawaban penjaga gudang tersebut. Tetapi jika gudang itu
telah diasuransikan terhadap kebakaran maka pemilik gudang tidak dapat menagih dari
kedua belah pihak (penjaga gudang dan perusahaan asuransi) melainkan perusahaan
asuransi akan membayar kerugian itu dan kemudian memperoleh hak tertanggung
untuk menagih penjaga gudang tersebut. Hak subrogasi ini menempatkan beban pada
yang bertanggung jawab memikulnya dan mencegah tertaggung mendapat kan
keuntungan dengan menagih dua kali untuk kerugian yang sama

Syarat syarat Perjanian Asuransi


1. Tujuannya harus legal
2. Harus ada penawaran dan penerimaan
3. Harus ada imbalan
4. Pihak pihaknya kompeten

Hubungan antara tertanggung dengan penanggung diuraikan di dalam surat perjanjian


yang disebut Polis.

- Suatu bentuk asuransi hendaknya legal atau tidak bertentangan dengan kebijkasanaan
suatu negara. Keadaan tidak legal terjadi jika pihak yang ditanggung tidak mempunyai
kepantingan yang dapat diasuransikan dalam obyek yang diasuransikan itu. Obyek
asuransi itu harus dapat dinilai dengan uang, dapat ditimpa bermacam macam bahaya
dan tidak dilarang oleh Undang Unadang.
- Penawaran dan penerimaan akan menjadi dasar terjadinya kontrak asuransiyang
berkelanjutan dengan penerimanaan polis dan rekening premi
- Suatu kontrak akan sah jika masing masing pihak memberikan nilai atau memikul
kewajiban terhadap pihak lainnya. Janji akan membayar (premi0 dari pihak tertanggung
merupakan imbalan dan pihak perusahaan asuransi juga memberikan imblan yang
berupa janji akan melakukan pembayaran apabila terjadi peristiwa tertentu yang telah
ditetapkan
- Suatu kontrak hanya sah bila dilakukan oleh pihak pihak yang kompeten (mampu) , pihak
yang tidak kompeten adalah anak yang belum dewasa, orang yang secara mental tidak
mampu dan wanita bersuami.

Beberapa istilah dalam asuransi :

1. Polis Asuransi : Adalah dokumen yang memuat kontrak antara pihak yang ditanggung
dengan penanggung atau perusahaan asuransi dan berisi hak serta kewajiban dari pihak
pihak yang membuat kontrak.
2. Klaim (Claim) : adalah tuntutan kerugian dari pihak tertanggung kepada penanggung,
sehubungan dengan tanggung jawab penanggung untuk mengganti kerugian yang diderita
tertanggung akibat suatu kejadian . Jumlah dan sebab kerugian sesuai dengan syarat
pertanggungan yang tercantum di dalam polis.
3. Nota Penutupan (Cover Note) : yaitu suatu nota penutupan yang dibuat dan dikeluarkan
oleh penanggung , sementara menunggu selesainya pembuatan polis.
4. Pihak-pihak (Parties) : pihak yang diasuransikan = tertanggung , yaitu orang yang jiwa atau
kekayaannyadilindungi.
5. Premi (Premium) : Adalah pembayaran uang tetap yang dilakukan oleh tertanggung
terhadap perusahaan penanggung.
6. Penerima (Beneficiary) : Yaitu orang yang dibayarkan kepada penerima.
7. Penyelesaian (Settlement) : Ialah jumlah uang yang dibayarkan kepada penerima.
8. Pendapatan (Proceeds) : Ialah Jumlah uang yang dibayarkan kepada penerima.

Organisasi Perusahaan Asuransi

Prinsip-prinsip operasi kantor Asuransi tidak berbeda dengan prinsip-prinsip perusahaan lainnya.
Tanggung jawab dan wewenang juga harus dirumuskan dengan jelas. Pola organisasinya biasanya
merupakan campuran dari struktur organisasi garis, organisasi garis dan staf maupun organisasi
fungsional. Wewenang bergerak dari atas ke bawah dan tanggung jawab bergerak dari bawah ke
atas. Para pemegang saham merupakan sumber utama wewenang perusahaan , juga para pemegang
polis dalam perusahaan asuransi bersama (Mutual Insurance Company). Wewenang ini dilimpahkan
kepada Dewan Komisaris lagi kepada pemegang eksekutif perusahaan.

Dewan komisaris ini biasanya dibagi dalam panitia panitia : eksekutif, keuangan, auditing dan
underwriting. Sistem pengawasan secara umum dilakukan oleh Presiden Direktur (Direktur Utama) .
Kemudian mengenai catatan korespondensi , pengeluaran polis dan catatan catatan hasil rapat
dilakukan oleh sekretaris Perusahaan, disamping itu pada perusahaan asuransi dapat ditambahkan
pejabat lainnya misalkan bendaharawan, penaehat umum maupun pengawas.

Didalam suatu perusahaan asuransi yang cukup besar , terdapat beberapaa departemen seperti :

- Departemen Keagenan : Bagian ini mengurus segala sesuatu mengenai urusan lapangan,
termasuk publisitas , rapat penjualan, penerangan dan lain lain.
- Depertamen Underwriting : Departemen ini bertugas mengadakan seleksi, memutuskan
pelamar serta dapat pula membatalkan polis.
- Departemen Hukum : Bagian ini mengurus perihal pengaduan pengaduan yang diajukan
oleh para komisioner asuransi ; juga menyelesaikan semua masalah yang berkaitan
dengan hukum.
- Departemen Investasi : Bertugas mengelola dana dan investasi yang ada.
- Departemen Claim : Bertugas menyelesaikan dan mengelola klaim . Departemen ini
dalam tugasnya bisa bekerja sama dengan Polisi, dokter atau tim penyelidik khusus
untuk mengurangi kemungkinan timbulnya kerugian.
- Departemen Aktuaris dan Statistik : Tugasnya adalah menentukan Tarip Premi, deviden,
cadangan dan skala komisi. Sedangkan kumpulan, klasifikasi dan laporan data bisnis
untuk keperluan penetapan Premi, under writing serta akunting di tangani oleh
departemen statistik.
- Departemen Akunting : Melaksanakan tugas tugas keuangan, transaksi sehari hari,
sekaligus membuat laporan keuangannya.
- Departemen Teknik : Ikut membantu dapat penetapan premi dan membantu
mengurangi resiko kerugian perusahaan.

H. LEASING (SEWA GUNA USAHA)


Adalah suatu kegiatan pembiayaan barang barang modal yang digunakan oleh penyewa
guna usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu yang memungkinkan pihak Lessee untuk
membayar imbalan atas penggunaan barang modal dengan menggunakan dana yang berasal
dari pendapatan barang modal yang bersangkutan.

Usaha Leasing dapat dilakukan oleh :


1. Lembaga Keuangan Bank :
- Hal ini diatur oleh Undang Undang Nomor 14 Tahun 1967 Tentang Pokok Pokok
Perbankan serta adanya izin dari Menteri Keuangan
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank :
- Telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. Kep. 38/MK/IV/1972
3. Perusahaan Nasional :
- Berbentuk Perseroan Terbatas
- Modal Saham dimiliki oleh Warga Negara Indonesia
- Modal Saham sedikit dikitnya 50 Juta rupiah
4. Perusahaaan Campuran :
- Berbentuk Perseroan Terbatas.
- Modal disetor sedikit dikitnya 150 juta rupiah.

Dalam jangka waktu sepuluh tahun , mayoritas pemilikan saham berada di tangan Warga
Negara Indonesia.

Ketentuan lain :
a. Perusahaan Leasing dilarang menerima simpanan uang dalam bentuk giro, deposito,
tabungan maupun memberikan kredit, mengeluarkan jaminan bagi pihak ketiga atau
usaha usaha perbankan lainnya.
b. Perusahaan Leasing yang tidak berkedudukan di Indonesia dilarang melakukan Leasing di
Indonesia.

Manfaat dari adanya transaksi Leasing :


- Merupakan pembiayaan jangka menengah dan memungkinkan pembiayaan barang
modal berdasarkan umur ekonomisnya,
- Memungkinkan pendaya gunaan investasi dana secara optimal karena dana yang
ditujukan untuk investasi barang modal dapat dialihkan pada invesatsi hasil cepat seperti
modal kerja, surat suarat berharga dan lain lain
- Sewa guna usaha merupakan pembiayaan berdasarkan arus dana dengan demikian
investasi awal dapat ditekan serendah mungkindan sisanya dapat dibayarkan secara
berkala berdasarkan pertimbangan tambahan arus dana yang dihasilkan oleh barang
modal yang dibiayai.
- Perlakuan akuntansi pembiayaan Diluar neraca memberikan keleluasaan untuk
memperlakukan imbalan yang dikeluarkan sebagai biaya operaional seluruhnya karena,
jumlah yang dibiayai tidak diperlakukan sebagai kewajiban,kondisi ini sekaligus
,menciptakan citra posisi keuangan yang lebih baik.
- Dengan memperlakukan pembayaran imbalan sebagai biaya operasional seluruhnya,
maka penyewa guna usaha (Lessee) tidak memperlakukan penyusutan atas barang
modal yang digunakan. Perlakuan ini memberikan dampak terhadap kewajiban
perpajakan yang lebih baik.

Bidang usaha yang dapat dibiayai dengan Sewa Guna Usaha (Leasing) :

- Pengangkutan
- Manufaktur
- Percetakan
- Komunikasi
- Perdagangan
- Konstruksi
- Pertambangan
- Pertanian dan perkebunan
- Periakanan dan Peternakan
- Peralatan kantor
- Perbengkelan
- Kesehatan
- Pariwisata
- Perhubungan
- Kehutanan
- Berbagai Pelayanan Jasa

Jenis Perjanjian Berdasarkan Status Barang Modal

a. Direct Finance Lease


Yaitu kesepakatan antara perusahaan sewa guna usaha (Lessor) untuk membiayai
barang modal yang dibutuhkan oleh penyewa guna usaha (Lessee)
Dalam Transaksi ini, pihak Lessee terlebih dahulu memilih barang modal yang diperlukan
termasuk merundingkan harga beli, jaminan purna jual dan kondisi lainnya , Jadi pihak
Lessor hanyalah membelikan barang modal atas nama pihak Lessee untuk selanjutnya
disewagunaka usahakan.
b. Sales and Lease Back.
Yaitu kesepakatan antara pihak Lessor untuk membiayai barang modal yang telah dibeli
atau sebelumnya telah dimiliki oleh pihak Lessee. Transaksi ini banyak dilakukan untuk
barang modal ex impor yang dalam hal ini sering terjadi pihak Lessor tidak dimungkinkan
untuk mengimpor secara langsung.
Disini pihak Lessee melakukan impor atas barang modal yang diperlukan, dan setelah
tiba di Indonesia, harga beli dan biaya biaya lain lain dapat dibiayai oleh pihak Lessor.
Transaksi ini dapat dilakukan juga untuk barang modal bukan impor dengan mekanisme
yang sama, bahkan apabila dipandang layak , barang modal yang masih dan akan tetap
digunakan oleh pihak Lessee dapat juga disewa guna usahakan.
Transaksi yang terakhir ini sering dilakukan untuk tujuan kebutuhan modal kerjanya atau
mengurangi jumlah invesatsi yang terlalu besar terhadap aktiva tetapnya.

B. MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Tujuan Perusahaan

Perusahaan didirikan tentu mempunyai tujuan yang telah ditentukan, sebab tujuan
merupakan titik tolak bagi segala pemikiran dalam perusahaan dan tujuan juga memberikan
arah bagi kegiatan dan cara untuk mengukur efektifitas kegiatan perusahaan.
Sering dikatakan bahwa , tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memuaskan
kebutuhan konsumen dengan nilai nilai tertentu. Sebetulnya, pertimbangan terakhir
mengenal barang atau jasa apa yang harus dibuat oleh perusahaan adalah terletak pada
konsumen. Konsumen akan memberikan pertimbangan mengenai seberapa jauh
kebutuhannya telah dapat dipenuhi dengan pembelian barang dan jasa tersebut.

Diasumsikan bahwa konsumen dapat bertindak rasional, menganalisis kebutuhannya,


menentukan persyaratan dalam pemuasan kebutuhan , menilai kemampuan barang dan jasa
tersebut untuk memenuhi kebutuhan serta mampu untuk memperkirakan nilai kepuasan
teresbut dibandingkan dengan harga atau biaya barang dan jasa itu.

Tujuan perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Tujuan Pelayanan Primer


- Tujuan organisatoris
- Tujuan Operasional
2. Tujuan Pelayanan Kolateral
- Tujuan Pribadi
- Tujuan Sosial
3. Tujuan Pelayanan Sekunder

1. Tujuan Pelayanan Primer.


Disini dapat dikatakan bahwa, tujuan primer dari perusahaan adalah pembuatan
barang/jasa yang dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Jadi tujuan primer ini
lebih dipengaruhi oleh konsumen/pasar yang dilayani oleh perusahaanyang
bersangkutan.
Tujuan Pelayanan Primer ini dapat dikaji dari sudut bagian organisasi seperti divisi,
bagian atau seksi yang sering disebut unit organisasi. Masing masing unit itu akan
memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan organisatoris adalah nilai nilai yang harus disumbangkan oleh masing masing
atau kelompok individu yang berada pada bagian yang bersangkutan .
Sedangkan tujuan operasional merupakan nilai nilai yang disumbangkan oleh masing
masing tahap dalam suatu unit prosedur kerja secara keseluruhan.

2. Tujuan Pelayanan Kolateral


Dalam perusahaan besar hubungan antara masing masing pihak menjadi semakin jauh,
sedangkan masing masing pihak mempunyai tujuan sendiri sendiri. Maka perlu diketahui
perbedaan antara tujuan primer perusahaan dengan tujuan individu atau kelompok
yang biasa disebut Kolateral. Hal ini karena tujuan kolateral akan tercapai apabila tujuan
primer dapat dipenuhi terlebih dulu.
Tujuan Kolateral dibedakan dalam tujuan pribadi dan tujuan sosial . Tujuan kolateral
pribadi adalah nilai nilai yang ingin dicapai oleh individu atau kelompok individu dalam
perusahaan.
Sedangkan tujuan Kolateral Sosial aialah nilai nilai ekonomi yang lebih luas/umum yang
diperlukan bagi kesejahteraan masyarakat dan yang dapat secara langsung dihasilkan
dari kegiatan perusahaan.
Tujuan Koateral pribadi dapat diketahui dari tujuan ekonomi masing masing golongan
yang ada hubungannya dengan perusahaan

Tujuan Kolateral Pribadi :

Golongan Tujuan Ekonomis


Manajemen Gaji, Bonus, Jaminan Hari tua
Karyawan Upah , Gaji
Pemegang Saham Deviden
Sarikat Buruh Iuran dan memperjuangkan hak pekerja
Konsumen Harga yang rendah
Pemasok Pesanan, Pembayaran
Masyarakat Setempat Kesempatan kerja, perkembangan ekonomi
Masyarakat Umum Kesejahteraan, Donasi Rumah Ibadat, Bea
Siswa, Sponsor
Pesaing Pembagian pembagian Pasar (Market Share)

Tujuan Kolateral Sosial bersifat lebih luas untuk kepentingan masyarakat , misalkan :
membayar pajak meskipun perusahaan bukan kantor pemerintah, pemberian bea siswa
meskipun perusahaan bukan lembaga pendidikan.

3. Tujuan Pelayanan Sekunder


Tujuan ini merupakan nilai nilai yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan
primer.
Secara umum , tujuan perusahaan sering berupa :
a. Mencapai keuntungan maksimal
b. Mempertahankan kelangsungan hidup
c. Mengejar pertumbuhan
d. Menampung Tanaga Kerja

Untuk dapat mencapai beberapa tujuan yang telah diuraikan diatas , maka perusahaan
harus pandai dalam mengelola faktor faktor produksi atau sumber daya yang ada di
dalam perusahaan
Faktor faktor produksi tersebut adalah 5 M (Men, Material, Machines, Methods,
Money) atau Tenaga Kerja, Bahan baku, Mesin/peralatan dengan teknologi,
metode/konsep, dan uang/ modal yang saat ini ditambah dengan Market dan Sitem
Informasi. Faktor faktor tersebut harus dikembangkan semaksimal mungkin oleh
pengelola perusahaan (manajer) dengan menggunakan fungsi atau aspek aspek
manajemen yaitu :
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Pengarahan
- Pengkoordinasian
- Pengendalian

Saat ini kelima faktor produksi tersebut ditambah dengan satu hal yaitu Market (pasar) dan
dengan semakin berkembangnya persaingan saat ini faktor Sistem Informasi memegang
peranan yang sangat penting.

Pengertian Manajemen :

Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan
perencanaan, pengorganiosasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran sasaran melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya lain.
Sehubungan dengan pengertian di atas, maka terdapat aktivitas aktivitas khusus dalam
manajemen yang merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Didalam mencapai tujuannya, manajemen melibatkan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya yang ada di perusahaan, disamping itu manajemen juga menggunakan metode
ilmiah dan seni dalam setiap pendekatan atau penyelesaian masalah . Metode ilmiah ini
pada hakekatnya meliputi urutan kegiatan sebagai berikut.

1. Mengtahui adanya Persoalan


2. Mengidentifikasi Persoalan
3. Mengumpulkan Fakta, data, dan Informasi
4. Menyusun alternatif penyelesaian
5. Mengambil Keputusan dengan memilih salah satu alternatif penyelesaian
6. Melaksanakan Keputusan serta tindak lanjut
MANAJEMEN

SUATU PROSES YANG


Metode Ilmu dan Seni
MENGGUNAKAN METODE ILMU
DAN SENI

Fungsi
PERENCANA PENGORGA PENGARAH PENGKOOR PENGENDAL
AN NISASIAN AN DINASIAN IAN

DITERAPKAN PADA

Kelompok Orang

KEGIATAN SEKELOMPOK ORANG YANG DILENGKAPI DENGAN

Faktor Produksi
TENAGA MATERIAL MESIN METODE MONEY PASAR
KERJA UANG MARKET

UNTUK MENCAPAI

Tujuan TUJUAN YANG TELAH DITETAPKAN


TERLEBIH DAHULU

PROSES MANAJEMEN DALAM PERUSAHAAN


Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa, manajemen mempunyai lima fungsi yaitu :
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengorganisasian, dan pengendalian. Kemudian
terdapat aktifitas khusus yang merupakan bagian dari suatu proses manajemen dan aktifitas
tersebut dilakukan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaannya
berlangsung dengan bantuan manusia dan sumber daya lainnya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ;


PEMASAR PERENCA
AN NAAN

PENGOR
PRODUKSI
GANISASI
AN

KEGIATAN FUNGSI
PERUSAH PEMBE PENGARA
PERUSAHA MANAJE
AAN LANJAAN HAN
AN MEN TUJUAN

PENGKO
PERSONA ORDI
LIA NASIAN

ADMINIS
TRASI PENGEN
AKUNT DALIAN
TANSI

Hubungan antara Fungsi Manajemen, Proses Perusahaan dan Tujuan Perusahaan

Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa dalam melaksanakan fungsi fungsi manajemen tersebut
dibutuhkan kecakapan dan keterampilan merencanakan , mengorganisasi, mengarahkan dan
melakukan pengendalian semua kegiatan perusahaan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai.

Dalam hal ini manajemen berpedoman pada sistem pemikiran yang menetapkan suatu hubungan
logis antara konsepsi konsepsi yang menyangkut tujuan perusahaan dengan prinsip , fungsi, dan
faktor yang dipergunakan untuk tujuan tersebut.

Oleh sebab itu manajemen sangat berpengaruh terhadap pemikiran eksekutif dalam mengambil
kebijakan dan keputusan untuk menentukan tujuan yang diinginkan , memilih prioritas kegiatan
yang dilakukan, menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi serta pendayagunaan pekerjaan
eksekutif.

Disini manajemen mengandung dua unsur yaitu :

a. Konsepsi konsepsi nilai


b. Faktor faktor perusahaan
Konsepsi konsepsi nilai dalam manajemen meliputi keyakinan keyakinan sebagai
berikut :
- Pemberian kepuasan pada konsumen merupakan tujuan primer dari
perusahaan/manajemen dan keuntungan merupakan penghargaan yang tepat bagi
usaha yang berhasil dalam mencapai tujuan primer tersebut
- Tujuan Primer perusahaan harus diprioritaskan terlebih dahulu daripada kepentingan
pribadi pemilik, manajer dan karyawan.
- Pentingnya digunakan metode ilmiah sebagai dasar untuk penyelesaian masalah
perusahaan.
- Perlunya pengkajian terhadap prinsip prinsip kepemimpinan eksekutif.
- Standar etika yang baik merupakan dasar hubungan usaha.
- Adanya hak pekerja untuk mengadakan perjanjian kerja secara kolektif
- Pentingnya memelihara inisiatif perseorangan dan kebebasan bertindak
- Kewajiban pemilik dan manajer untuk mengembangkan teknologi serta kemajuan
perusahaan.

Keyakinan keyakinan itu dapat dituangkan menjadi pedoman kerja manajer dalam
mengambil keputusan. Kemudian selain menetapkan konsepsi nilai , manajemen jkuga
menunjukan faktor faktor pokok yang ada dilingkungan perusahaan, sehingga perlu
dipertimbangkan , diperhitungkan dan dikembangkan. Hal ini dapat digambarkan sperti :

FAKTOR FAKTOR DI LINGKUNGAN PERUSAHAAN

KEPENTINGAN UMUM

TUJUAN PERUSAHAAN

KEPEMIMPINAN EXECUTIF

KEBIJAKAN PERUSAHAAN PRINSIP ETIKA

FUNGSI PERUSAHAAN

FAKTOR POKOK

FAKTOR MANUSIA FAKTOR FISIK

FAKTOR TURUNAN

STRUKTUR ORGANISASI

PROSEDUR PERUSAHAAN

SEMANGAT PEKERJA

KEGIATAN OPERATIF
C. STRATEGI MENYUSUN TIM KERJA INTI

Perencanaan

Fungsi ini merupakan langkah awal dari pada fungsi manajemen yang lain, dengan perencanaan
ini semua kegiatan akan mempunyai suatu pedoman pelaksanaan kerja.
Perencanaan mempunyai bentuk bentuk :
a. Sasaran
Dalam kurun waktu tertentu tentu perusahaan mempunyai suatu sasaran atau tujuan yang
hendak dicapai . Misalnya akan mengadakan pengurangan biaya produksi sebanyak 6%
dalam waktu 2 tahun atau mengurangi kerusakan barang sebanyak 8% dan sebagainya. Jadi
semua kegiatan akan diarahkan pada sasaran ini.
b. Kebijakan
Hal ini merupakan petunujk umum bagi perusahaan. Misalkan kebijakan seorang perancang
pakaian adalah , hanya membuat atau merancang pakaian berseleran tinggin dengan bahan
yang pilihan
c. Strategi
Strategi merupakan program yang luas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu
bagaimana perusahaan akan melaksanakan misinya. Suatu strategi akan menetapkan arah
yang terjadi dari berbagai tujuan dan membimbing penggunaan sumber daya yang
diperlukan. Ketepatan waktu pelaksanaan adalah masalah yang perlu diperhatikan dalam
strategi ini.
d. Prosedur
Merupakan rangkaian tindakan yang akan dijalankan untuk mempermudah pelaksanaan
kegiatan perusahaan.
e. Aturan
Yaitu merupakan bagian dari prosedur dan merupakan tindakan yang spesifik. Beberapa
aturan yang sejenis dapat dikelompokan menjadi suatu prosedur
f. Merupakan kombinasi antara kebijakan, prosedur aturan dan pemberian tugas yang disertai
dengan anggaran atau budget.

Perencanaan di sini dapat meliputi :


- Menentukan jenis dan jumlah produk yang akan dibuat agar tepat dalam hal kualitas ,
manfaat dan kuantitasnya agar dapat dicapai keuntungan yang maksimal
- Menetapkan jumlah dana yang diperlukan untuk modal kerja maupun modal tetap.
Apakah akan dipenuhi dengan modal sendiri atau dengan pinjaman (kredit)
- Menentukan jumlah pekerja yang akan ditarik dan diperkerjakan dalam perusahaan
Manfaat Perencanaan

1. Dapat memberikan arah dari arti tujuan bagi perusahaan


2. Dapat ditentukan suatu pedoman sebagai standar/ukuran untuk mengurangi ketidak
pastian serta perubahan dimasa mendatang
3. Dengan perencanaan dapat diukur berhasil tidaknya suatu pekerjaan, sehingga akan
mempermudah pengawasan.
4. Membantu memperkirakan peluang di masa mendatang. Dengan perencanaan akan
dapat diminimumkan resiko resiko dan memperkirakan peluang yang dapat dijangkau
5. Dengan perencanaan akan timbul efisiensi sehingga pengeluaran biaya dapat ditekan.

Di dalam menyusun suatu perencanaan perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut :
- Supaya diingat meskipun kadangkala waktu dan kesempatan untuk membuat
perencanaan itu terbatas, tetapi hendaknya dapat dibuat suatu rencana yang terperinci
dan realistis, sehingga pelaksanaannya medah dan tidak banyak penyimpangan.
- Biasanya rencana sudah dibuat agar fleksibel , mudah mengikuti perubahan, oleh karena
itu perlu diimbangi adanya tindak lanjut apabila rencana tersebut mengalami hambatan.
- Jika perusahaan akan membuat suatu rencana , maka perlu disesuaikan jumlah dana
yang tersedia untuk itu, sebab diperlukan biaya biaya misalnya untuk penelitian pasar,
sebagai dasar perencanaan penjualan dan lain lain.

PERENCANAAN STRATEGIS

Perencanaan strategis merupakan suatu rumusan proses perencanaan berjangka panjang


yang digunakan untuk menentukan dan mencapai sasaran organisasi

Sifat sifat Perencanaan Strategis :


1. Menyangkut kurun waktu yang panjang
2. Menyangkut persoalan dasar organisasi
3. Memberikan kerangka dasar dalam pengambilan keputusan manajerial sehari hari
4. Sebagai alat pemersatu dalam pengambilan keputusan
5. Pada umumnya perencanaan strategis merupakan kegiatan manajemen puncak

Faktor faktor yang mempengaruhi semakin pentingnya Perencanaan Strategis :


a. Peningkatan perubahan teknologi : Adanya perubahan teknologi, mendesak perusahaan
perusahaan untuk mencari kesempatan baru secara aktif, tidak cukup hanya bertahan
saja dalam persaingan.
b. Semakin rumitnya tugas manajerial : Dengan adanya perencanaan strategis , para
manajer dapat mengantisipasi pada masalah masalah dan kesempatan kesempatan yang
akan muncul.
c. Lingkungan luar perusahaan yang semakin komplex : Perencanaan strategis sangat
bermanfaat untuk menghadapi pengaruh lingkungan di luar perusahaan yang semakin
rumit, sehingga perusahaan dapat mengambil posisi yang tepat.
d. Semakin panjangnya jangka waktu antara keputusan yang dibuat dengan dampaknya
dimasa yang akan datang, sehingga memerlukan suatu perencanaan yang masak untuk
pengambilan keputusan.

Langkah langkah penyusunan Perencanaan Strategis

- Menentukan sasaran organisasi


- Mengadakan pemahaman terhadap sasaran dan strategi yang telah ada
- Melakukan analisis sumber daya :
a. Menyusun profil sumber daya
b. Menentukan syarat kunci tentang sumber daya yang diperlukan
c. Membandingkan profil sumber daya dengan syarat kunci
- Mengadakan analisis lingkungan
Tahap ini dilakukan untuk memahami dan menganalisis faktor faktor lingkungan
manakah yang benar benar mempengaruhi pencapaian sasaran organisasi.
- Mengenali kesempatan dan ancaman strategis
- Menentukan sejauh mana strategi yang sudah ada perlu dirubah
- Melakukan pengambilan keputusan strategis , yang meliputi :
a. Penyusunan alternatif strategis
b. Penilaian alternatif strategis
c. Pemilihan alternatif strategis
- Pelaksanaan rencana strategis
- Evaluasi penerapan rencana strategis

Hambatan hambatan dalam Perencanaan

a. Hambatan dari pihak Manajer


Hal ini timbul karena manajer enggan untuk menetapkan sasaran, keengganan dalam
menetapkan sasaran ini disebabkan oleh :
- Takut menghadapi resiko
- Kurang adanya pengetahuan tentang organisasi yang dipimpin nya
- Kurang memahami tentang lingkungan kerjanya
- Kurang percaya bahwa organisasinya mampu mencapai sasaran
b. Hambatan dari pihak pelaksana
Pihak pelaksana/pekerja seringkali merasa enggan untuk menerima perubahan dalam
perencanaan, hal ini disebabkan karena :
- Perubahan dianggap mengurangi kebebasan untuk melakukan kegiatan yang disukai
- Perubahan tidak memberikan keuntungan langsung
Untuk mengatasi hal ini, manajer perlu merencanakan sasaran yang jelas, mengumpulkan
informasi yang lengkap tentang organisasi dan lingkungan. Disamping itu manajer perlu
mengikut sertakan bawahan dalam kegiatan perencanaan dan diberikan informasi tentang
sasaran yang akan dicapai.

MANAJEMEN DENGAN SASARAN (MANAGEMENT BY OBJECTIVES)

Manajemen dengan sasaran (MBO) merupakan suatu program yang terdiri atas seperangkat
prosedur formal atau semi formal yang dimulai dengan penetapan sasaran sasaran ssmpai
dengan peninjauan kembali setelah pelaksanaan.

- MBO dapat digunakan untuk memperbaiki motivasi karyawan dan untuk pengendalian.
Dalam hal ini MBO memusatkan perhatian pada hasil hasil dan bukan pada perilaku yang
diperlihatkan oleh seorang karyawan. Asumsi yang digunakan ialah bahwa , hasil hasil
yang dihasilkan oleh manajer dan karyawan merupakan hal yang penting , bukan
kesibukan mereka.
Di dalam sistem MBO terdapat unsur unsur :
a. Keterikatan pada program.
Disini antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi diusahakan untuk terkait, hal ini
dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara manaajer dengan karyawan
untuk menetapkan sasaran dan pencapaiannya.
b. Penetapan sasaran tingkat puncak
Sasaran pendahuluan ditetapkan oleh manajer puncak, kemudian dirundingkan
dengan anggota organisasi yang lain.
c. Sasaran sasaran individu
Dari sasaran umum kemudian dijabarkan kedalam sasaran sasaran yang lebih
rendah sampai ke tingkat sasaran individu.
d. Peran serta dari karyawan dan manajer.
Secara umum diperlukan adanya saling berperan serta antara manajer dan karyawan
sehingga sasaran akan semakin mudah dicapai
e. Pengkajian kembali hasil pelaksanaan
Manajer dan karyawan mengkaji kembali kemampuan dalam mencapai sasaran.
Mereka memutuskan persolan persoalan apa yang ada dan bagaimana pemecahan
dan hasilnya.

Kebaikan kebaikan MBO


o Memberi kesempatan kepada individu untuk menyesuaikan tujuan tujuan
pribadinya dengan tujuan organisasinya.
o Sasaran organisasi dapat dicapai dalam waktu yang tepat karena manajer dapat
membuat perencanaan dengan bantuan MBO
o Dapat meningkatkan komunikasi antara manajer dan karyawan
o Membuat proses manajemen berjalan wajar dengan memusatkan pada
pencapaian sasaran

Kelemahan kelemahan MBO


- Diperlukan kecakapan hubungan antar pribadi
- Sering terjadi konflik antara kreativitas dan pencapaian sasaran yang
ditetapkan.
- Sasaran yang penuh tantangan dan realistik sering sulit dirumuskan.
- Diperlukan adaptasi dan perubahan perubahan yang mendapat dukungan dari
manajer.
- Seringkali terdapat pendekatan yang otoriter dan terpusat dalam pengambilan
keputusan.

PENGORGANISASIAN

Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses penciptaan hubungan antara


berbagai fungsi, personalia dan betrbagai faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan
dapat bermanfaat serta terarah pada satu tujuan.

Dalam suatu organisasi terdapat hubungan informal dan hubungan formal, hubungan informal
menyangkut hubungan manusiawi diluar dinas atau bersifat tidak resmi , sedangkan hubungan
formal merupakan bentuk hubungan yang disengaja , secara resmi (kedinasan), biasanya
ditunjukan dengan suatu bagan organisasi . ada 3 hubungan dasar dalam hubungan formal itu
:

- Tanggung jawab
Hal ini merupakan kewajiban individu untuk melaksanakan tugas tugasnya, barangkali bisa
diarahkan terjadi spesialisasi dalam bekerja
- Wewenang
Maksudnya adalah hak untuk mengambil keputusan mengenai apa yang harus dijalankan oleh
seseorang dan merupakan hak untuk meminta kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
Sebaiknya wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab yang dipikulnya
- Pertanggungjawaban
Apabila wewenang berasal dari pimpinan yaitu aliran nya atas ke bawah, maka
pertanggungjawaban ini berasal dari bawah ke atas. Disini pertanggung jawaban merupakan
laporan hasil kerja dari bawahan kepada yang berwenang (atasan)

Berikut ini dapat kita gambarkan hubungan antar komponen organisasi di mana tujuan
merupakan titik tolak untuk melaksanakan fungsi fungsi organisasi dan antar tujuan , fungsi,
tanggung jawab, wewenang dan pertanggung jawabanmempunyai hubungan yang sangat
erat.

TANGGUNG PERTANGGUNG
TUJUAN FUNGSI WEWENANG
JAWAB JAWABAN

Hubungan antar Komponen Organisasi

Langkah langkah dalam pengorganisasian

a. Memperinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan


organisasi, misalkan : pembelian peralatan produksi , penempatan tenaga yang akan
menjaga / menjalankan alat tersebut
b. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas aktivitas yang secara logis dan menyenangkan
dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang.
c. Mengkombinasikan pekerjaan anggota perusahaan dalam cara yang logis dan efisien,
misalkan : dipadukan antara bagian pemuasan dan bagian produksi atau juga dengan
bagian keuangan.
d. Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam
satu kesatuan yang harmonis
e. Memantau efektivitas organisasi dan pengambilan langkah langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas . di sini diperlukan penilaian ulang
terhadap keempat langkah terdahulu secara berkala

Beberapa keuntungan adanya Pengorganisasian yang baik :

1. Dapat terjalin pola hubungan yang baik antar organisasi, antar anggota organisasinya
serta antar anggota organisasi dengan organisasi, sehingga akan mempermudah
pencapaian tujuan organisasi
2. Setiap anggota organisasi dapat mengetahui dengan jelas tugas dan kewajiban serta
tanggung jawabnya. Karena disini terjadi pendelegasian wewenang secara tegas

Organisasi
Pada hakekatnya antara organisasi dengan manajemen tidak dapat dipisahkan. Organisasi
merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuannya. Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan orang untuk mencapai suatu tujuan bersama .

Jadi dalam organisasi terdapat 3 (tiga) faktor :

1. Adanya sekelompok orang


2. Adanya hubungan dan pembagian kerja di antara orang orang itu
3. Adanya tujuan yang ingin dicapai

Secara singkat, definisi organisasi adalah sebagai berikut :

1. Dalam arti badan, organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Dalam arti struktur, organisasi ialah gambaran secara skematis tentang hubungan
kerjasama orang orang yang terdapat dalam suatu badan dalam rangka usaha mencapai
suatu tujuan
3. Dalam arti dinamis, organisasi adalah suatu proses penetapan dan pembagian
pekerjaan, pembatasan, tugas dan tanggung jawab serta penetapan hubungan antara
unsur unsur organisasi sehingga memungkinkan orang dapat bekerja sama secara efektif
untuk mencapai tujuan.
4. Secara pendek dapat dikatakan, organisasi adalah suatu pelaksanaan diferensiasi tugas
tugas.

Tujuan mengorganisasi
Salah satu tujuan utama mengorganisasi adalah untuk mempermudah dalam melaksanakan
tugas : membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatann kegiatannyang lebih kecil.
Disamping itu juga untuk mempermudah pimpinan dalam melakukan tugas pengawasan.
Dengan mengorganisasi dapat ditentukan orang yang dibutuhkan untuk memangku tugas
tugas yang telah dibagi bagi itu.

PENGARAHAN
Didalam aspek pengarahan ini akan timbul hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang
mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara lebih
berdaya guna untuk mencapai tujuan.
Arti dari pengarahan itu sendiri adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan ke arah tercapainya tujuan, oleh
karena itu manajer atau pimpinan dituntut untuk dapat berkomunikasi memberikan
petunjuk / nasehat , berfikir kreatif , berinisiatif meningkatkan kualitas serta memberikan
stimulasi kepada para karyawan, dengan demikian kegiatan pengarahan ini banyak
menyangkut masalah pemberian Motivasi kepada para anggota organisasi , kepemimpinan
serta Pengembangan Komunikasi.

Sifat Individu dalam Organisasi


Dalam bekerja , individu mempunyai perbedaan fisik dan mental , nilai nilai individual serta
problema pribadi mereka sesuai dengan keadaan sosial ekonomi mereka. Tugas manajer
adalah bagaimana menyelaraskan antara tujuan perusahaan dengan tujuan individu agar
tidak terjadi konflik dalam organisasi.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan para
pekerja :
1. Kebiasaan serta emosi penting sekali untuk menerangkan kelakuan manusia dan akal
bersifat sekunder.
2. Manusia menginginkan pujian untuk pekerjaan yang dilaksanakan apabila mereka pantas
mendapatkannya.
3. Para pekerja ingin mendapat pengawas yang terpercaya dan dapat menimbulkan rasa
hormat mereka.
4. Para pekerja ingin memanfaatkan kemampuan mereka yang maksimal dan menikmati
kepuasan atas hasil kerja mereka itu.
5. Perlu dihindarkan adanya perubahan-perubahan kerja yang mendadak
Kemudian yang disebut dengan motivasi ialah proses pemberian motif (penggerak) kepada
karyawan untuk dapat bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi secara efisien
dapat tercapai. Dengan memberikan motivasi tidak berarti dapat mengganti kedudukan
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengendalian , tetapi saling mengisi.
Jadi di dalam memberikan motivasi , manajer harus mempengruhi sikap bawahan agar
mereka bersedia untuk menjalankan tugas tugas yang selaras dengan tujuan organisasi.

Faktor faktor penting yang mempengaruhi motivasi adalah :


- Kebutuhan pribadi
- Tujuan dan persepsi individu atau kelompok
- Cara untuk mewujudkan kebutuhan , tujuan dan persepsi

Apabila para pekerja menyukai pekerjaan mereka , menganggap bahwa tugas mereka penuh
tantangan dan mereka menyukai lingkungan kerja secara umum, maka biasanya mereka
akan berusaha secara maksimal untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan
bersemangat dan penuh dedikasi.

Dalam hal ini terdapat dua jenis motivasi yaitu :

1. Motivasi Positif : Yaitu merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan
promosi, tambahan penghasilan , menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan lain
sebagainya.
2. Motivasi Negatif : Yaitu merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
menakut nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara terpaksa ,
misalnya memberi gambaran akan diturunkan pangkatnya, dipotong gajinya atau
dipecat dari jabataannya.
Sebaiknya pimpinan menggunakan baik motivasi positif maupun negatif dalam memberikan
dorongan kepada bawahan. Mengenai proporsi dari keduanya tidaklah menjadi persoalan
atau terserah kebijakan manajer.

Beberapa Teori Motivasi

a. Teori motivasi Klasik (Frederick W. Taylor)


Konsepsi dasar teori motivasi klasik adalah bahwa, seseorang akan bersedia bekerja
dengan baik , apabila orang tersebut berkeyakinan akan memperoleh imbalan yang ada
kaitannya langsung dengan kerjanya. Konsep ini mempunyai arti bahwa, seseorang akan
menurun semangatnya dalam bekerja apabila imbalan yang berbentuk natura maupun
uang itu (sesuai dengan perjanjian) tidak segera diberikan atau ditunda pemberiannya.
b. Teory Motivasi Kebutuhan (Abraham Maslow)
Menurut Maslow ada 5 (lima) jenjang kebutuhan individu :
1. Kebutuhan Fisik (Phsycological Needs)
Kebutuhan Fisik merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dan dipuaskan
paling awal, karena kebutuhan ini timbul dari rasa yang pertama kali timbul dalam
fisik manusia untuk dapat hidup (survive). Kebutuhan itu misalnya : Kebutuhan
makan, minum, dalam hal ini harus terpenuhi kebutuhan fisik minimumnya.
2. Kebutuhan akan Kemanan / keselamatan (Safety/security needs)
Kebutuhan jenjang berikut ini memberi rasa aman dan selamat bagi Individu. Seperti
adanya perlindungan dan kepastian dari pihak organisasi yang menjamin
kehidupannya. Kebutuhan ini dapat dibedakan berdasarkan wujud . yaitu :
a. Material, misalnya, pakaian , tempat tinggal / rumah yang menjamin kesehatan
serta melindungi dari cuaca dan alam sekitarnya.
b. Immaterial / semi material, misalnya keyakinan tidak akan dipecat setiap saat,
pensiun/jaminan hari tua, asuransi, rasa aman di tempat kerjadan sebagainya,
semua itu akan menciptakan rasa aman dan selamat bagi karyawan.
3. Kebutuhan untuk berkelompok (Affection needs/Love needs/Social needs/Belonging
needs)
Apabila kita melihat secara mendasar , kebutuhan ini memang sudah merupakan
kodrat manusia , yaitu manusia adalah makhluk sosial , oleh karena itu setiap
individu membutuhkan waktu untuk bisa berkumpul, bergaul, membina
persahabatan, saling memperhatikan/mencintai, untuk berkembang bersama
didalam kelompok.
4. Kebutuhan akan harga diri/Penghormatan (Esteem Needs/Egoistic Needs)
Kebutuhan ini lebih bersifat individual atau mencirikan pribadi, ingin dirinya dihargai
atau dihormati sesuai dengan kedudukannya, sebaliknya setiap pribadi tidak ingin
dirinya dianggap lebih rendah dari yang lain. Mungkin secara jabatan lebih rendah,
tetapi secara manusiawi setiap individu baik pria maupun wanita, tidak ingin
direndahkan .
5. Kebutuhan akan pengakuan diri dan Pengembangan Diri (Self Actualization needs/
Self Realization needs/ Self Fulfilment needs/ Self Expression needs)
Kebutuhan akan pengakuan diri dan pengembangan diri adalah keinginan setiap
individu untuk diakui bahwa dirinya mempunyai kemampuan (khususnya di dalam
bekerja) dan ia harus puas apabila keinginan untuk mengembangkan diri terpenuhi
sesuai dengan potensinya.

c. Teory X dan teory Y (Douglas Mc Gregor)


Dalam hubungannya dengan motivasi kerja , menurut Doglas Mc Gregor ada 2 (dua)
perangkat asumsi yaitu teori X dan Teori Y.

Teory X adalah asumsi yang didasari oleh pandangan tradisionil bahwa manusia (Human
Being) bersedia/mau bekerja apabila sesuatu harus dikerjakan untuk kehidupannya,
oleh karena itu mereka akan berusaha menghindari pekerjaan apabila memungkinkan.
Secara lebih terperinci Teori X adalah sebagaai berikut :

- Manusia rata-rata tidak suka bekerja dan berusaha menghindari pekerjaan bila
mungkin.
- Karena karakternya tidak menyukai bekerja, maka kebanyakan orang, harus dipaksa ,
diawasi, diarahkan/dibimbing, diancam dengan hukuman-hukuman/sanksi-sanksi
agar mereka mau berusaha menuju ke tujuan organisasi.
- Manusia rata-rata lebih suka diarahkan , cenderung atau ingin menghindari
tanggung jawab, mempunyai ambisi yang kecil dan menginginkan kepastian atau
lebih mementingkan keamana dirinya.
Berdasarkan uraian diatas , maka di dalam menghadapi manusia bertipe teori X ini ,
manajer /pimpinan harus bersikap Keras (Strict) atau otoriter, sebab bila tidak
demikian maka karyawan akan seenaknya dalam bekerja.

Perangkat asumsi yang kedua disebut Teori Y, menyebutkan sebagai berikut :


- Teory Y adalah asumsi yang didasari oleh sifat manusia yang suka bekerja, bahkan
dengan bekerja manusia akan menemukan kepuasan . Pekerjaan merupakan sumber
kepuasan . Secara terperinci teori Y dapat diringkas :
1. Usaha yang besifat fisik dan mental dalam bekerja bersifat alami seperti bermain,
beristirahat.
2. Pengawasan dari luar (orang lain) dan ancaman dengan hukuman / sanksi bukan
hanya cara untuk mengarahkan usaha manusia menuju pencapaian tujuan
organisasi . Jadi pada dasarnya manusia mau/bersedia mengarahkan dan
mengontrol dirinya sendiri dalam mencapai tujuan yang telah disepakati / diterima.
3. Keterikatan dengan tujuan organisasi merupakan fungsi dari penghargaan yang
diperoleh karena suatu prestasi.
4. Manusia rata rata bersedia belajar dalam kondisi yang layak , tidak mau menerima
tetapi juga mencari tanggung jawab.
5. Ada kesepakatan yang realtif besar dalam hal imajinasi , kecerdikan dan kreatifitas
untuk memecahkan masalah organisasi yang luas itu.
6. Dalam kondisi kehidupan yang mutakhir , potensi intelektual karyawan jangan hanya
dimanfaatkan sebagian. Berdasarkan teori Y , karena pekerjaan merupakan sumber
kepuasan , maka manusia mau dan suka bekerja. Menurut pandangan ini apabila
ada karyawan yang kurang menyukai kerja, ambisinya rendah, itu bukan karena
dasarnya demikian, tetapi disebabkan oleh lingkungan kerjanya atau karena
pengalamannya. Dalam hal in manajer / pimpinan bukannya mengawasi karyawan
tetapi membantu/membimbing untuk sepenuhnya dalam mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan.
Jadi dapat dikatakan bahwa , ukuran kebarhasilan teknik pemberian motivasi yaitu
berupa kenaikan produktivitas kerja yang dapat berbentuk : kenaikan penjualan,
peningkatan hasil produksi, penurunan tingkat absensi dan sebagainya.

Terdapat dua teknik pemberian motivasi yaitu :

Motivasi Tidak langsung :


Adalah berupa usaha manajemen untuk menciptakan suasana kerja secara umum yang
dapat mendorong karyawan berprestasi secara maksimal. Ini dapat diberikan dalam
bentuk :
a. Penyesuaian aspirasi individu dengan tujuan organisasi dengan jalan :
1. Memberikan pengertian yang mendalam kepada karyawan tentang tujuan
organisasi dan cara pencapaiannya.
2. Menyadari kenyataan adanya berbagai macam kepentingan yang dimiliki oleh
karyawan, sehingga dalam mencapai tujuan organisasi tidak akan digunakan
cara yang merugikan karyawan,
3. Memberi kesempatan kepada karyawan , sesuai tingkatannya dalam organisasi ,
untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan cara cara pencapaian tujuan
organisasi.
b. Penciptaan situasi dalam organisasi yang menunjang untuk berprestasi :
1. Situasi sosial : Adanya perbedaan dalam hal pendidikan , pengetahuan,
ketrampilan dapat menimbulkan ketidakpuasan, karena itu keadaan ini harus
ditekan agar pemberian motivasi sesuai dengan prestasi masing masing
karyawan.
2. Situasi Kerja sama : harus diciptakan suasana yang mendorong ke arah
kerjasama atas dasar saling membutuhkan , naik antara sesama karyawan
maupun dengan atasan dan bawahan.
3. Situasi Syarat Kerja : Syarat kerja minimum harus dipenuhi yaitu tingkat upah /
gaji serta syarat keja maksimum yaitu jam kerja setiap minggunya.
4. Situasi Tempat Kerja : Hal ini menyangkut penerangan, kebersihan , pengaturan
udara di tempat kerja dll.
Motivasi Langsung
Disini nmotivasi langsung diwujudkan dalam bentuk insentif yang diberikan di atas balas
jasa yang pokok yang berlaku bagi seluruh karyawan. Insentif ini berupa Insentif
Material dan Insentif Non Material.
a. Insentif material dapat berupa :
Bonus : Dibeikan sebagai insentif untuk pekerjaan yang memberikan hasil
yang lebih besar dari standar yang ditentukan.
Komisi : Insentif ini diberikan untuk hasil penjualan yang lebih banyak dari
targetnya.
Profit Sharing : Yaitu berupa bagian dari pembagian laba perusahaan.
Jaminan Sosial : Misalkan Jaminan di hari tua (pensiun) , jamina jika terjadi
kecelakaan kerja , sakit, dan juga adanya asuransi jiwa.
Kesejahteraan : Ini dapat berupa ; bea siswa untuk sekolah/kursus,
pemberian kredit perumahan/kendaraan, pemberian pakaian dinas,
pemberian cuti atas biaya perusahaan dll.
b. Insentif Non Material : Insentif ini meskipun tidak berupa uang namun secara tidak
langsung mempunyai dampak dalam keuangan, misalnya : pemberian piagam
penghargaan, kenaikan pangkat/jabatan, hak untuk menggunakan fasilitas tertentu
(kendaraan atau rumah)

Penyesuaian aspirasi
Individu dengan
Tujuan Organisasi
Kebutuhan
Tidak
Individu
Langsung Penciptaan situasi
Dalam organisasi
Yang menunjang
Untukberprestasi

Motivasi dari
Dalam Diri Dorongan Peningkatan
Motivasi Karyawan Kerja Produktivitas

Material
Langsung Insentif
Kepentingan
Non Material Individu
Hubungan antar pemberian Motivasi dengan Peningkatan Produktivitas
Kepemimpinan

Yaitu proses pengarahan yang dapat memotivasi orang lain untuk bekerja ke arah pencapaian
tujuan tertentu. Jadi dalam kepemimpinan ini melibatkan kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain. Disini motivasi itu harus dapat diterima oleh orang lain (bawahan)
dan menjadi pendorong untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pemimpin dengan kekuasaan (Power) dapat mengarahkan dan mempengaruhi bawahan agar
bersedia melaksanakan tugas tugasnya
Kekuasaan atau power merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
sehingga aktivitas orang tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh orang yang memiliki
kekuasaan tersebut. Dengan adanya kekuasaan ini lah bawahan mau tunduk pada
pemimpinnya (atasannya).

Terdapat 7 (tujuh) dasar kekuasaan (Power)

1. Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power) : Kekuasaan ini bersumber pada jabatan yang
dipegang oleh pemimpin. Secara formal , semakin tinggi posisi seseorang pemimpin maka
semakinbesar kekuasaan legitimasinya.
2. Kekuasaan keahlian (Expert Power) : Kekuasaan ini bersumber pada keahlian , kecakapan atau
pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang diwujudkan lewat rasa hormat dan
pengaruhnya kepada orang lain .Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan dan keahliannya ini
, kelihatannya mempunyai keahlian untuk memberikan fasilitas terhadap perilaku kerja orang
lain.
3. Kekuasaan Referensi (Referent Power) : Kekuasaan ini bersumber pada sifat sifat pribadi dari
seorang pemimpin , seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan referensinya ini pada umumnya
disenangi dan dikagumi oleh orang lain karena kepribadiannya.
4. Kekuasaan Penghargaan (Reward Power) : Kekuasaan ini bersumber pada kemampuan untuk
menyediakan penghargaan atau hadian untuk orang lain, seperti gaji, promosi, atau
penghargaan jasa.
5. Kekuasaan Paksaan ( Coercive Power) : Kekuasaan ini berdasarkan atas rasa takut dan ini
menjadi sumber dari kekuasaan paksaan ini. Pemimpin yang memiliki kekuasaan jenis ini
mempunyai kemampuan untuk mengenakan hukuman dan pemecatan.
6. Kekuasaan Informasi (Information Power) : Kekuasaan ini berdasarkan karena adanya akses
informasi yang dimiliki oleh pemimpin yang dinilai sangat berharga oleh pengikutnya.
7. Kekuasaan Hubungan (Connection Power) : Kekuasaan ini bersumber pada hubungan yang
dijalin oleh pimpinan dengan orang orang penting dan berpengaruh baik di luar atau di dalam
organisasi.

Teori teori kepemimpinan

a. Teori sifat (Trait Theory)


Keith Davis merumuskan empat sifat umum yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan
Kepemimpinan di dalam Organisasi
- Kecerdasan : Seorang pemimpin tentu memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari para
bawahannya
- Kedewasaan dan hubungan sosial yang luas : Pemimpin cenderung mempunyai sifat matang
dan emosi yang stabil serta mempunyai perhatian yang luas terhadap aktivitas aktivitas sosial
- Motivasi diri dan dorongan berprestasi : para pemimpin relatif mempunyai dorongan motivasi
yang kuat untuk berprestasi
- Sikap hubungan manusiawi : Pemimpin sebaiknya mempunyai orientasi pada karyawan
bukannya pada produksi ; mau menghargai para pengikutnya.
b. Teori Kelompok
Anggapan dari teori ini ialah, supaya kelompok bisa mencapai tujuannya maka harus terdapat
suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya. Disini dapat dijelaskan pula
bahwa , para bawahan dapt mempengaruhi pemimpin dengan perilakunya, sebanyak
pemimpin beserya perilakunya mempengaruhi para bawahannya. Juga dapar dikatakan , jika
para bawahan tidak melaksanakan pekerjaan secara baik, maka pemimpin cenderung
menekankan pada struktur pengambilan inisiatif (perilaku tugas). Tetapi ketika bawahan dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik, maka pemimpin menaikan penekanannya pada
pemberian perhatian (perilaku tata hubungan).

c. Teori situasional dan Model Kontijensi


Fred Fiedler mengembangkan suatu teknik untuk mengukur gaya kepemimpinan yang dikenal
dengan A theory of Leadership Effectiveness.
Disini dapat dijelaskan bahwa :
- Hubungan kemanusiaan atau gaya yang lunak dihubungkan pemimpin yang tidak melihat
perbedaan yang besar diantara teman kerja yang paling banyak dan paling sedikit disukai atau
memberikan suatu gambaran yang relatif menyenangkan kepada teman kerja yang paling
sedikit disenangi .
- Gaya yang berorientasi tugas dihubungkan dengan pemimpin yang melihat suatu perbedaan
besar diantara teman kerja yang paling banyak dan paling sedikit disenangi dan memberikan
suatu gambaran yang paling tidak menyenangkan pada teman teman kerja yang paling sedikit
diskusi.

Model kepemimpinan Kontijensi berisi tentang hubungsn antara gaya kepemimpinan dengaan
situasi yang menyenangkan. Adapun situasi yang menyenangkan itu diterangkan oleh Fielder
dalam hubungannya dengan dimensi dimensi empiris seperti berikut :
- Hubungan pemimpin angggota (pemimpin diterima oleh para pengikutnya)
- Derajat dari struktur tugas (tugas ditentukan secara jelas)
- Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat wewenang formal .
- Manakala terjadi hal yang sebaliknya , maka menurut Fielder akan tercipta situasi yang tidak
menyenangkan bagi pimpinan

d. Teori jalan kecil Tujuan (Path Goal Theory)


Teory ini menganalisis dampak kepemimpinan (terutama perilaku pemimpin) terhadap
motivasi bawahan, kepuasan dan pelaksanaan kerja.
Martin Evans dan Robert House memasukan empat tipe atau gaya kepemimpinan :
1. Kepemimpinan Direktif (Directive Leadership)
Disini bawahan mengetahui senyatanya apa yang duaharapkan darinya dan pengarahan yang
khususu diberikan oleh pemimpin. Dalam model ini tidak ada pertisipasi dari bawahan.
2. Kepemimpinan Suportif (Supportif Leadership)
Dalam hali ini pemimpin selalu bersedia menjelaskan sebagai teman, mudah didekati dan
menunjukan diri sebagai sahabat sejati bagi bawahan yang mempunyai perhatian
kemanusiaan yang murni terhadap bawahan.
3. Kepemimpinan Partisipatif (Participative Leadership)
Pemimpin meminta dan menggunakan saran saran dari bawahan, tetapi pemimpin masih
membuat keputusan keputusan .
4. Kepemimpinan yang berorientasi kepada prestasi (Achievement Oriented Leadership)
Gaya kepeimpinan ini menetapkan serangkaian tujuan yang menentang para
bawahannya untuk berpartisipasi dan memimpin juga merangsang bawahan untuk
mencapai tujuan tersebut serta melaksanakan tugas pekerjaan dengan baik.

Perlu ditekankan disini bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang tidak
melaksanakan sendiri kegiatan atau tindakan yang bersifat operasional , tetapi
mengambil keputusan, menentukan kebijakan dan menggerakan orang lain untuk
melaksanakan keputusan yang telah diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang telah
digariskan itu

KARAKTERISTIK BAWAHAN

PERILAKU/GAYA BAWAHAN HASIL :


KEPEMIMPINAN - PERSEPSI - KEPUTUSAN
- DIREKTIF - MOTIVASI - KEJELASAN PERANAN
- SUPORTIF - KEJELASAN TUJUAN
- PARTISIPATIF - PELAKSANAAN KERJA
- PRESTASI

KEKUATAN LINGKUNGAN
- KARAKTERISTIK TUGAS
- SISTEM WEWENANG
FORMAL
- KERJA UTAMA GROUP

TATA HUBUNGAN DALAM APLIKASI PATH GOAL

Tugas setiap manajmen adalah meliputi baik tugas teknis maupun tugas manajerial. Dalam
melaksanakan tugas teknis , setiap manajer memerlukan kecakapan teknis , sedang dalam
melaksanakan tugas manajerial diperlukan kecakapan manajeria. Dalil yang biasa berlaku adalah :
Semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi , semakin kurang ia memerlukan
keterampilan teknis (technical skills) dan semakin banyak ia memerlukan keterampilan manajerial
(manajerial skills) dan sebaliknya.
Selain itu semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi semakin abstrak tugasnya dan ia
harus semakin menjadi seorang generalis , sedang semakin rendah kedudukan dalam organisasi,
semakin konrit , disamping itu semakin tinggi kedudukan seseorang , maka iamempunyai
tanggung jawab mental, sebaliknya yang menjadi tanggung jawab lebih berifat fisik
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut :

Manajemen Abstrak Generalis Mental


Tertinggi
Manajemen
Menengah
Menengah
Manajemen Konkrit Spesialis Fisik
1. Manajemen Tertinggi
Sering disebut juga dengan manajemen puncak atau eksekutif kunci (key executive)
termasuk disini adalah : Dewan Direktur, Direktur Utama, Presiden Direktur dan para
pejabat eksekutif lainnya.
2. Manajemen Menengah.
Termasuk kedalam kategori manajemen menengah ini adalah : Pimpinan pabrik, kepala
divisi, kepala seksi, kepala bagian.Tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh manajer
disini yaitu mengembangkan rencana rencana operasi untuk melaksanakan semua rencana
yang telah disusun oleh manajer puncak.
3. Manajemen Pelaksana (Operating management)
Para Manajer disini bertanggung jawab untuk melaksanalkan semua rencana yang telah
dibuat oleh manajer menengah serta bertugas untuk mengawasi para pekerja yang
melakukan pekerjaan segari hari. Oleh sebab itu manajer pelaksana ini sering pula disebut
sebagai pengawas atau penyelia tingkat pertama (First Line Supervisor).

Untuk memimpin , seorang manajer memerlukan kualifikasi tertentu yaitu :


a. Kecerdasan : seorang manajer diharapkan memiliki kemampuan berpikir yang lebih luas
dari bawahannya.
b. Kemampuan Memimpin : Ini merupakan sifat yang seharusnya dimiliki seorang manajer,
karena tanpa adanya kemampuan untuk memimpin , maka akan mengurangi
kewibawaannya .
c. Kemampuan berkomunikasi : dalam hal ini seorang pemimpin disamping menerima
laporan , keluhan maupun saran dari bawahan, juga dituntut harus mampu mengadakan
komunikasi ke bawah yaitu , memberikan perintah , petunjuk dll.
d. Berpikir logis : Setiap manajer dituntut untuk memecahkan masalah masalah secara logis
, tidak emosional
e. Mengenal kultur setempat : hal ini penting agar perusahaan atau organisasi yang
dipimpinnya dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat dan kebudayaan setempat.
f. Ketahanan Moral : Moral yang tinggi sangat menunjang kewibawaan seorang manajer ,
oleh karena itu hal ini mutlah diperlukan.
g. Bersikap adil : Seorang pemimpin harus berusaha berlaku adil terhadap siapapun, jika
seseorang bersalah harus ditegur atau dikenakan sangsi, siapaun dia (tata tertib
perusahaan).
h. Inisiatif : Hal ini diperlukan sekali terutama menyangkut pengembangan produk
perusahaan agar menjadi pendahulu (pelopor) dari perusahaan lain supaya dapat
diciptakan ide ide baru untuk pengembangan usaha.

Pengembangan Komunikasi .

Komunikasi merupakan kegiatan untuk saling memberi keterangan dan ide secara timbal balik,
yang diperlukan dalam setiap usaha kerja sama manusia untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam hal ini terdapat tiga macam komunikasi :

1. Komunikasi kebawah (Down Ward Communication)


Yaitu komunikasi yang disampaikan oleh pimpinan kepada bawahan yang dapat berupa :
Ionstruksi, atau petunjuk, keterangan umum, perintah , teguran, dan pujian.
2. Komunikasi keatas ( Up Ward Communication)
Jenis komunikasi ini disampaikan oleh bawahan kepada atasan dan ini dapat berupa:
Laporan, atau keluhan, pendapat maupun saran saran.
3. Komunikasi Horizontal (Horizintal Communication)
Komunikasi ini disampaiakn oleh dan untuk para anggota organisasi yang dapat berupa :
pemeriksaan ulang secara berturut turut untuk memperoleh persetujuan serta pemeriksaan
ulang secara bersama untuk memperoleh persetujuan.

Untuk menjalankan pengawasan organisasi maka yang diperlukan adalah komunikasi


kebawah. Jadi disini tugas pimpinan adalah penting sekali dalam hal memberi pengertian
tentang tujuan organisasi itu. Agar tidak bertentangan dengan tujuan pribadi masing masing
karyawan.

PENGKOORDINASIAN

Dalam suatu organisasi sering terjadi tujuan dari masing masing anggota organisasi itu
berbeda satu sama lain. Padahal suatu organisasi disusun untuk mencapai satu tujuan
bersama. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan pendapatyang akhirnya dapat
mempengaruhi keputusan keputusan yang akan diambil oleh manajemen. Oleh karena itu
berbagai macam pendapat itu perlu dipadukan supaya harmonis dalam suatu tidakan
koordinasi yaang akan menuju ke suatu tujuan organisasi.

KOORDINASI
Adalah suatu proses pengintegrasian tujuan dan aktivitas unit unit yang terpisah
(departemen/bidang fungsional) dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Jadi dalam pengkoordinasian diupayakan adanya keselarasan aktivitas aktivitas pada satuan
organisasi atau keselarasan di antara pejabatnya.

Dalam melaksanakan fungsi koordinasi ini manajer mengusahakan agar :


- Lingkungan organisasi turut mendukung tugas itu misalnya , adanya tenaga kerja yang
qualivite , pembagian tugas yang baik dll
- Penerapan prinsip prinsip koordinasi pada setiap anggota organisasi yaitu :
a. Harus terjalin hubungan antara anggota organisasi, baik vertikal maupun horizontal.
b. Harus dipupuk prinsip ketrja sama antar anggota organisasi agar diperoleh adanya
informasi timbal balik.

Untuk berhasilnya tugas koordinasi ini diperlukan juga fakta penunjang lainnya yaitu
peraturan dan prosedur kerja organisasi yang jelas dan tegas , sebab karyawan pada
umumnya akan lebih bergairah dalam bekerja apabila mempunyai sesuatu yang ingin dicapai
di masa yang akan datang. Hal itu akan mempermudah pelaksanaan koordinasi kerja
organisasi
Dengan adanya fungsi koordinasi maka akan diperoleh manfaat :
1. Terjadi efisiensi di semua bidang karena terjadi koordinasi antar bagian
2. Adanya suasana yang tenteram karena terjadi keseimbagan tugas dan hak setiap
anggota organisasi
3. Terdapat kesatuan tujuan dari masing masing individu dalam organisasi
4. Menghindarkan adanya konflik dan perebutan sumber/fasilitas dalam organisasi
5. Menjamin adanya kesatuan sikap , tindakan, kebijakan, dan pelaksanaan dalam
pekerjaan.
PENGENDALIAN
Fungsi terakhir dari manajemen yang harus dilaksanakan oleh manajer adalah fungsi
pengendalian, pengendalian merupakan aktivitas untuk menemukan , mengoreksi adanya
penyimpangan penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana
kerja yang telah ditetapkan.
Pada setiap tahap kegiatan perlu dilakukan pengendalian, sebab bila terjadi penyimpangan
akan lebih cepat diadakan tindakan koreksi.
Proses pengendalian mencatat perkembangan ke arah tujuan pokok dan sasaran serta
metode pencapaian nya dalam organisasi yang memungkinkan manajer melihat lebih awal
adanya penyimpangan. Oleh karenanya pengendalian berkaitan erat dengan perencanaan.
Dalam hal ini, perencanaan mengidentifikasi komitmen komitmen terhadap tindakan yang
ditujukan untuk hasil hasil dimasa yang akan datang.

Langkah langkah dalam proses pengendalian :

1. Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi.


Misalkan : berapa target penjualan yang harus dicapai
Berapa jumlah produksi yang harus dicapai
2. Mengukur prestasi kerja
Pelaksanaan langkah kedua ini merupakan proses yang berkesinambungan dan berulang
ulang yang frekuensinya tergantung pada jenis aktivitasnya. Pengukuran prestasi kerja
ini sedapat mungkin dilakukan dengan segera agar waktunya tidak terlalu panjang
3. Menentukan apakah prestasi kerja memenuhi standar.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari kedua langkah terdahulu yaitu
membandingkan antara langkah pertama dan langkah kedua
4. Mengambil tindakan korektif
Apabila langkah pertama dan langkah kedua telah sesuai atau tidak terjadi
penyimpangan , maka manajemen tidak perlu melakukan tindakan apa apa , tetapi
apabila terjadi penyimpangan, maka manajemen perlu melakukan tindakan korektif
Tindakan ini dapat berupa mengadakan perubahan beberapa aktivitas organisasi atau
terhadap standar kerja yang telah ditetapkan semula.

APAKAH MENGAMBIL
STANDAR DAN MENGUKUR PRESTASI
METODE YANG PRESTASI MEMENUHI TINDAKAN
DITETAPKAN UNTUK KERJA STANDAR KOREKTIF
MENGUKUR PRESTASI

TIDAK
MELAKUKAN
TINDAKAN
KOREKTIF

LANGKAH LANGKAH DALAM PROSES PENGENDALIAN

Cara cara Pengendalian yang baik


a. Pengendalian harus mendukung sifat atau kebutuhan dari kegiatan.
Untuk masing masing kegiatan , cara pengendaliannya berbeda beda pula, antara
organisasi kecil dan besar juga berbeda beda,
b. Pengendalian harus segera melaporkan setiap ada peyimpangan,
Apabila sesuatu penyimpangan ditunda atau terlambat mengatasinya maka akibat yang
terjadi kesalahan itu akan semakin parah sehingga semakin rumit tindakan korektif yang
harus dilakukan.
c. Pengendalian harus berorientasi jauh kedepan.
Untuk mengetahui yang akan datang maka manajemen perlu membuat perkiraan atau
ramalan situasi yang mungkin akan terjadi berkaitan dengan organisasi.
d. Pengendalian harus akurat dan obyektif
Manusia dalam melakukan pengendalian sering kali bertindak subyektif atau keputusan
yang diambil dipengaruhi oleh reaksi pribadi, oleh karena itu agar pengendalian yang
dilakukan obyektif, maka diperlukan suatu ukuran sebagai pedoman pelaksanaannya.
e. Pengendalian harus flexible
Didalam melaksanakan pengendalian , perlu dicari alternatif alternatif rencana untuk
situasi yang memungkinkan.
f. Pengendalian harus serasi dengan pola organisasi
Apabila salah satu bagian membuat sesuatu kekeliruan , maka hal itu harus diatasi
bersama sama dengan kegiatan lain yang merupakan satu kesatuan organisasi.
g. Pengendalian harus ekonomis
Perlu diingat bahwa pengendalian adalah alat untuk mencapai tujuan , sehingga biaya
biaya pengendalian perlu diusahakan agar seminimal mungkin.
h. Pengendalian harus mudah dimengerti
Cara cara pengendalian harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki
oleh pelaksana pengendali itu, sehingga akan mudah untuk dimengerti.
i. Pengendalian harus diikiti dengan tindakan koreksi
Cara pengendalian yang baik harus dapat menunjukan letak penyimpangan yang terjadi,
siapa yang harus bertanggng jawab, serta altrenaif untuk tindakan koreksi manakah yang
akan digunakan.

LUASNYA PENGENDALIAN

Dalam kenyataannya , pengendalian tidak hanya dilakukan bagi pekerja di perusahaan,


namun mencakup hampir semua bidang dalam perusahaan. Secara singkat Pengendalian
dapat dilakukan pada bidang :
a. Produksi
Di bidang ini pengendalian dimulai saat penerimaan pesanan dari pembeli ; kemudian
melakukan pembelian bahan sampai dengan produk selesai dibuat. Hal ini meliputi pula
pengendalian persediaan barang dan pengendalian kualitas serta kuantitas produk.
b. Pemasaran
Tugas bagian pemasaran pada suatu perusahaan mulai terasa saat produk akan dikirim ke
pasar/konsumen. Oleh karena itu biasanya pengendalian pemasaran juga dimulai dari sini,
Tetapi ada kalanya bagi perusahaan yang cukup besar, sebelumnya sudah dimulai dengan
riset dan pengumpulan informasi pasar.
c. Keuangan
Bidang keuangan harus ditangani dengan cepat dan tepat pengelolaan dan pengendalian
yang kurang teliti akan berakibat terjerumusnya perusahaan di dalam kesulitan keuangan.
Beberapa analisis keuangan dapat digunakan dalam pengendalian ini, antara lain analisis
pulang pokok (BEP), analisis rasio, analisis Return Of Investment (ROI) dan pemnbuatan
suatu anggaran (budget) yang kesemuanya itu bertujuan agar perusahaan dapat menekan
biaya biayanya.
d. Personalia
Sebetulnya pengendalian untuk para pekerja ini semakin terasa kompleks dibandingkan
dengan pengendalian untuk bagian bagian lain. Sebeb semakin lama kondisi tenaga kerja
akan semakinmaju sehingga pengendaliannya pun memerlukan perhatian tersendiri.
Dapat dicontohkan disini misalnya pengendalian tingkat absensi , penggunaan waktu kerja,
hal ini bekaitan dengan pemberian upah atau kompensasi , dalam hal ini dapat digunakan
Net Work (Jaringan Kerja) atau PERT (Program Evaluation and Review Technique)

Karakteristik Sistem Pengendalian Yang Efektif

1. Akurat : maksudnya setiap data dari sistem pengendalian harus akurat sebab jika tidak
maka akan mengakibatkan organisasi tidak tepat dalam mengambil keputusan untuk
mengkoreksi suatu penyimpangan.
2. Tepat Waktu : Yaitu informasi segera dikumpulkan , diarahkan dan segera dievaluasi jika
hendak mengambil tindakan yang tepat pada waktunya untuk perbaikan.
3. Obyektif dan komprehensif : Disini informasi dalam sistem pengendalian harus dapat
dipahami dan dianggap obyektif oleh Individu yang menggunakannya.
4. Dipusatkan pada titik pengendalian strategis : Sistem pengendalian sebaiknya
dipusatkan pada daerah yang paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan
dari standar.
5. Ekonomis : maksidnya biaya untuk implementasi sistem pengendalian sebaiknya lebih
kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari sistem itu.
6. Fleksibel : yaitu untuk semua organisasi sistem pengendalian itu harus fleksibel sehingga
organisasi akan lebih mudah bertindak untuk mengatasi perubahan yang kurang
menguntungkan atau memanfaatkan kesempatan kesempatan baru.
7. Dapat diterima oleh seluruh anggota organisasi : Idealnya ialah jika sistem pengendalian
itu dapat menghasilkan prestasi kerja yang tinggi diantara para anggota organisasi
dengan membangkitkan perasaan bahwa, mereka memiliki otonomi, tanggung jawab
dan kesempatan untuk mencapai kemajuan.
8. Dapat dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi . Hal ini disebebkan oleh hal :
o Setiap langkah dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan seluruh operasi.
o Informasi pengendalian harus sampai kepada semua orang yang perlu
menerimanya.

Pentingnya pengendalian

Terdapat beberapa alasan akan pentingnya pengendalian di dalam setiap organisasi :

1. Adanya perubahan di lingkungan organisasi


Hal itu menyebabkan fungsi pengendalian harus dilaksanakan agar dampak dari
perubahan perubahan tersebt segera dapat dideteksi sehingga manajemen akan mampu
menghadapi tantangan maupun memanfaatkan adanya peluang yang disebabkan oleh
perubahan itu . Misalkan timbulnya perubahan teknologi , adanya pesaing pesaing baru
yang muncul.
2. Organisasi menjadi semakin kompleks
Oleh karena pada umumnya organisasi pada masa sekarang ini cenderung bercorak
desentralisasi, maka kegiatan prusahaan menjadi terpisah pisah secara geografis dan
pula menjadi lebih luas dan kompleks. Demikian juga jika banyak dipakai penyalur dalam
penjualan produk, maka untuk menjaga kualitas dan profitabilitas,perlu sistem
pengendalian yang lebih teliti.
3. Timbulnya kesalahan kesalahan dalam bekerja
Untuk mendeteksi kesalahan yang mungkin dapat diperbuat oleh pelaku organisasi ,
maka digunakan fungsi pengendalian , semakin jarang pekerja melakukan kesalahan
dalam bekerja, semakin sederhanaa manajemen menjalankan fungsi pengendalian.
4. Kebutuhan Manajer untuk mendelegasikan wewenang
Mengimplementasikan sistem pengendalian agaknya merupakan cara yang tepat untuk
memeriksa pelaksanaan tugas tugas pekerja yang telah didelegasikan dari atasan masing
masing. Namun demikian , manajer harus dapat menjaga keseimbangan antara
pengendalian dengan kebebasan pribadi dari pekerja supaya tidak mematikan
kreativitas.

Jenis jenis Pengendalian

a. Pengendalian Kemudi (Steering Controls)


Sering juga disebut Pengendalian Umpan Maju (Feed Forward Controls), pengendalian
ini dirancang untuk mendeteksi adanya penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan
dan memperbolehkan mengambil tindakan koreksi sebelum kegiatan selesai dikerjakan
b. Pengendalian Skreening (Screening Controls)
Seringkali disebut dengan pengendalian Ya/tidak (Yes/No Controls) Type pengendalian
ini merupakan proses yang terlebih dahulu menyetujui aspek tertentu dari suatu
prosedur , atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan kegiatan dapat
dilanjutkan . Disini segi keamanan merupakan faktor kunci dan bahkan akan dapat
memberikan pengamanan ekstra kepada manajer.
c. Pengendalian Purna Karya ( (Post Action Controls)
Sering disebut juga dengan Pengendalian Umpan Balik (Feed Back Controls) . Jenis
pengendalian ini mengukur hasil hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
Pengendalian ini bersifat historis dn pengukuran dialkukan sesudah kegiatan terjadi.
D. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

Perluasan Skala Ekonomi (Economic Of Scale)

Cara ini dapat dilakukan dengan


- Menambah skala produksi,
- Tenaga kerja,
- Teknologi,
- Sistem distribusi, dan
- Tempat usaha
Ini dilakukan bila perluasan usaha atau peningkatan output akan menurunkan biaya jangka panjang,
yang berarti skala usaha yang ada ekonomis (economics of scale) . Sebaliknya bila peningkatan
output mengakibatkan peningkatan biaya jangka panjang (diseconomics of scale) , maka tidak baik
untuk dilakukan. Dengan kata lain bila produk barang dan jasa yang dihasilkan sudah mencapai titik
yang paling efisien, maka memperluas skala ekonomi tidak bisa dilakukan, sebab akan mendorong
kenaikan biaya.

Berdasarkan hal diatas, maka skala usaha ekonomi (economic of scale) terjadi apabila perluasan
usaha atau peningkatan output menaikan biaya jangka panjang. Skala usaha tidak ekonomis
(Diseconomics of scale) terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output menaikan biaya
jangka panjang. Oleh karena itu, apabila terjadi skala usaha yang tidak ekonomis , wirausaha dapat
meningkatkan usahanya dengan memperluas cakupan usaha (economics of scoope). Oleh karena
skala ekonomis menunjukan pengurangan biaya perusahaan akibat kenaikan arus input , maka kurva
pengalaman atau kurva belajar menunjukan pengurangan biaya yang muncul sebagai akibat adanya
kenaikan volume secara kumulatif. Misalkan ada penurunan biaya dari 10 hingga 30 persen, sebagai
akibat dari adanya kenaikan output kumulatif dua kali lipat.

Perluasan Cakupan Usaha

Cara ini bisa dilakukan dengan cara menambah jenis usaha baru, produk dan jasa baru yang berbeda
dari yang sekarang diproduksi (Diversifikasi), serta dengan teknologi berbeda, misalkan usaha jasa
angkutan kota diperluas dengan usaha jasa bus pariwisata , usaha jasa pendidikan diperluas dengan
jasa pelatihan, dan kursus kursus. Dengan demikian lingkup usaha ekonomis (economics of scope)
dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh biaya produksi
total bersama (Joint Total Production Cost) dalam memproduk dua atau lebih jenis produk secara
bersama sama adalah lebih kecil dari pada penjumlahan biaya produksi dari masing masing produk
itu , apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan apabila
wirausaha memiliki permodalan yang cukup.

Sebaliknya lingkup usaha tidak ekonomis (diseconomics of scope) dapat didefinisikan sebagai suatu
difersifikasi usaha yang tidak ekonomis , dimana biaya produksi total bersama (joint total
production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama sama adalah lebih
besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing masing produk itu daripada penjumlahan
biaya produksi dari masing masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah

Sebagai contoh :
Seorang wirausaha yang telah memproduksi barang X dengan biaya sebesar C(X) . Ingin memperluas
usahanya dengan cara mengakuisisi (menggabungkan) perusahaan yang menghasilkan barang Y
dengan biaya C(Y). Dengan demikian pada tingkat produksi yang sama diperlukan biaya produksi
total bersama sebesar C(XY). Dalam kasus ini lingkup usaha ekonopmis (economics of scope) terjadi
apabila biaya bersama lebih rendah dari pada jumlah biaya apabila produk dihasilkan masing masing
atau C(XY) < C(X)+C(Y), dengan derajat lingkup usaha ekonomis DE (Derajat Ekonomis)

C(X) + C(Y) C(X>Y)


Derajat ekonomics (DE) =
C(X,Y)

Semakin rendah biaya produksi total bersama, C(X,Y), maka perlu semakin tinggi derajat
ekonomisnya (DE) sehingga lingkup usaha dikatakan ekonomis. Atau suatu lingkup usaha dikatakan
ekonomis apabila C(X,Y) < C(X) + C(Y) dan DE bernilai positif (DE > 0) sebaliknya suatu lingkup usaha
dikatakan tidak ekonomis (diseconomics of scope) apabila C(X,Y) > C(X) + C(Y) dan DE negatif (DE<0).

Untuk memperluas skala ekonomi atau lingkup ekonomi, bila pengetahuan usaha dan permodalan
yang cukup, wirausaha bisa melakukan kerja sama dengan perusahaan lain melalui usaha patungan
(joint venture) atau kerja sama manajemen melalui sistem kemitraan.

Franchising

Franchising merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat populer diseluruh dunia,
produk2 franchising telah menjadi produk global
Format bisnis franchising telah memberikan fasilitas jasa yang luas bagi para dealer
(Franchisee) seperti pemasaran periklanan, pelatihan, standar produksi, dan pengerjaan
manual serta bimbingan pengawasan kualitas.
Logo2 dari usaha franchising terlihat di pusat2 perdagangan.
Franchising merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam
perusahaan eceran
Franchise adalah suatu persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu perusahaan
penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain untuk melaksanakan usaha.
Perusahaan yang diberi lisensi disebut FRANCHISOR
Perusahaan yang memberi lisensi disebut FRANCHISEE.
Dalam Franchising perusahaan yang diberi hak monopoli menyelenggarakan perusahaaan
seolah olah merupakan bagian dari perusahaan pemberi lisensi yang dilengkapi dengan
nama produk, merk dagang, dan prosedur penyelenggaraannya secara standar
Perusahaan induk (franchisor) mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama,
tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawan, periklanan, dan
perbekalan material berlanjut,
Dukungan awal meliputi aspek2 berikut
a) Pemilihan Tempat
b) Rencana Bangunan
c) Pembelian Peralatan
d) Pola Arus Kerja
e) Pemilihan Karyawan
f) Periklanan
g) Grafik
h) bantuan Pada Acara Pembuakaan
i) Pola arus kerja
j) Pemilihan Karyawan
k) Periklanan
l) Grafik
m) Bantuan Pada acara Pembukaan

Selain dukungan awal , bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor2 :
a) Pencatatan dan Akuntansi
b) Konsultasi
c) Pemeriksaan dan standarisasi
d) Promosi
e) Pengendalian Kualitas
f) Nasihat Hukum
g) Riset
h) material lainnya

Dalam kerjasama franchising perusahaan induk memberikan bantuan manajemen secara


berkesinambungan, Keseluruhan Citra (Goodwill), pembuatan dan teknik pemasaran
diberikan kepada perusahaan franchisee,
Dasar hukum dari penyelenggaraan Franchising adalah kontrak kerjasama antara Franchisor
dan franchisee.
Dasar hukum dari penyelenggaraan Franchising adalah kontrak
Antara perusahaan franchisor dengan franchisee,
Perusahaan induk dapat saja membatalkan perjanjian tersebut
Apabila perusahaan yang diajak kerjasama tersebut melanggar
Persyaratan2 yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja sama

Franchisor setuju untuk Franchisee setuju untuk


1. Memberikan suatu wilayah 1. Menyelenggarakan perusahaan sesuai
penjualan dengan persyaratan yang diajukan
2. Menyediakan sejumlah latihan dan franchisor
bantuan manajemen 2. Menginvesatasikan secara minimum
3. Memberikan barang2 dagangan kepada sejumlah tertentu pada perusahaan
franchisee secara bersaing 3. Membayar kepada franchisor suatu jumlah
4. Memberikan nasihat kepada franchisee tertentu (sebagai honorarium yang tetap)
tentang lokasi perusahaan dan desain 4 Membangun atau bila tidak franchisee
bangunan menyediakan fasilitas perusahaan seperti
5. Memberikan bantuan finansial tertentu yang telah disetujui oleh franchisor
atau nasihat finansial kepada franchisee 5 Membeli persediaan dan material standar
lainnya dari franchisor atau dari leveransir
yang telah disetujui

Keuntungan dari kerja sama Franchising adalah :


Pertama : Diberikannya pelatihan, pengarahan, dan pengawasan yang berlanjut dari
Franchisor
Kedua : Diberikannya bantuan finansial , biasanya biaya awal pembukaan sangat tinggi
sedangkan sumber modal dari perusahaan franchisee sangat terbatas
Ketiga : Keuntungan dari penggunaan nama merk, produk, yang telah terkenal di
masyarakat.
Kerugian dari kerja sama ini adalah
Bila program latihan tidak sesuai dengan yang diinginkan
Membatasi kreativitas penyelenggara usaha Franchise
Franchise jarang memiliki hak untuk menjual perusahaannya kepada fihak lain tanpa terlebih
dahulu kepada pihak franchisee dengan harga sama

BENTUK KELEBIHAN KELEMAHAN


Merintis - Gagasan Murni -Pengakuan nama kurang
Usaha - Bebas beroperasi -Fasilitas Inefisien
(Starting) - Flexibel & mudah -Penuh ketidakpastian
pengaturan -Persaingan kurang diket.

Membeli - Kemungkinan sukses -Perusahaan yg dijual lemah


Perusahaan - Lokasi sudah cocok -Perlatan tak efisien
(Buying) - Karyawaan & pemasok -Bisnis yang berharga mahal
biasanya sudah mantap -Sulit Inovasi
- Sudah siap operasi
Kerjasama Mendapatkan pengalaman -Tidak mandiri
Manajemen dalam logo,nama,metode, -Terkooptasi
/Franchising teknik produksi,training, -Lebih menguntungkan
teknik,bantuan modal Franchisor
- Penggunaan nama, merk -Menjadi Independen
terdominasi vulnerable

Kerangka Hipotesis Pengembangan Usaha Kecil


Pandangan Michael P. Porter tentang Competitive Strategi sampai saat ini masih nampak
relevan, walaupun dalam pengembangan nya tidak sedikit yang mengkritik.
Teori Porter dirancang untuk menghadapi tantangan eksternal khususnya persaingan ,
dalam teori persaingan Porter dikemukakan bahwa untuk menciptakan daya saing khusus,
perusahaan harus menciptakan keunggulan melalui strategi Generik (Generic Startegic)
yaitu:
Strategi yang menekankan keunggulan pada biaya rendah (low cost)
Differensiasi (Differensiation) dan
Focus
Dengan strategi ini perusahaan akan memiliki daya tahan (Sustainability) Hidup secara
berkesinambungan
Akan tetapi menurut DAveni , Strategi Porter tersebut adalah untuk jangka pendek (short
Life) dan Statis. Menurutnya sekarang ini keadaannya cepat berubah , maka yang diperlukan
adalah strategi jangka panjang (long life) dan dinamis
Untuk menghadapi kondisi jangka panjang dan dinamis, perusahaan harus dikembangkan
melalui strategi yang berbasis pada Pengembangan Sumber Daya Internal Secara Superior
(Internal Resource Based Staretegi) untuk menciptakan Kompetensi Inti (Core
Competency)

Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini, baik teori Dynamic
Strateggy maupun teori Resource Based Strategy sangat relevan bila khusus diterapkan
dalam pemberdayaan usaha kecil nasional dewasa ini.
Perhatian utama harus ditekankan pada penciptaan nilai tambah untuk meraih keunggulan
daya saing (Competitive Advantage) melalui pengembangan kapabilitas khusus
(kewirausahaan) sehingga perusahaan kecil tidak lagi mengandalkan strategi kekuatan pasar
(market power) melalui monopoli dan fasilitas pemerintah
Dalam strategi ini perusahaan kecil harus mengarah pada skill khusus secara internal yang
bisa menciptakan CORE PRODUCT yang unggul untuk memperbesar MANUFACTURING
SHARE (Produk yang memiliki komponen penting yang sama)
Strategi tersebut lebih murah dan ampuh dalam memberdayakan usaha kecil karena
perusahaan kecil bisa memanfaatkan sumber daya lokalnya.
Secara spesifik agar perusahaan kecil berhasil take off, maka harus ada usaha2 yang khusus
yang diarahkan untuk :
Survival Consolidation Control Planning Expectation
Dalam tahapan ini diperlukan penguasaan manajemen yaitu dengan mengubah pemilik
sebagai pengusaha (Owner As Business Man) yang merekrut tenaga yang diberi wewenang
secara jelas.
Di bidang pemasaran harus diubah dari Getting Customer menjadi Improve Competitive
Situation
Di bidang keuangan , dari tahap Cash Flow berubah menjadi tahap Tighten Financial
Control, Improve Margin, and Control Cost
PERTEMUAN 3 DAN 4
ETIKA BISNIS

A. PENGERTIAN DAN ANALISA ARTI ETIKA


ETIKA BISNIS :
A. PENGERTIAN DAN ANALISA ARTI ETIKA
B. PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN ETIKA BISNIS
C. MASALAH DALAM ETIKA
D. MENGAPA ETIKA BISNIS DIPERLUKAN
Definisi Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani ETHOS, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berarti adat
istiadat atau kebiasaan. Perpanjangan dari adat membangun suatu aturan kuat di
masyarakat, yaitu bagaimana setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan aturan dan aturan
aturan tersebut ternyata telah membentuk moral masyarakat dalam menghargai adat istiadat
yang berlaku.

Ada banyak definisi etika yang dikemukakan oleh para ahli, namun semuanya mengacu kepada
moralitas, sehingga etika dapat diterjemahkan sebagai bentuk tindakan dengan mendasarkan
moral sebagai ukurannya. Moral dan ukurannya dapat dilihat dari berbagai segi, seperti agama,
hati nurani dan aturan aturan yang tertulis maupun tidak tertulis, dimana semua itu dijadikan
sebagai pendangan dalam memahami lebih dalam tentang etika.

Definisi Etika Bisnis


Etika Bisnis adalah aturan aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh
bertindak, dimana aturan aturan tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis maupun tidak
tertulis. Dan jika suatu bisnis melanggar aturan aturan tersebut maka sangsi akan diterima ,
dimana sangsi tersebut dapat berbentuk lansung maupun tidak langsung.

Etika Bisnis dan Tata Kehidupan Manusia


Manusia memiliki sifat yang cenderung tidak pernah merasa puas terhadap yang diperoleh
sehingga ia selalu merasa kurang dan terus mencari. Bentuk dan keinginan ini sebagai pencarian
manusia untuk mengubah kehidupan yang dimiliki, terutama mengubah nasib hidup, sehingga
banyak umat manusia yang bekerja dengan keras untuk mengejar tercapainya penghidupan
yang layak termasuk melupakan norma norma berlaku.
Dalam diri setiap manusia memiliki semangat motivasi dan berjuang demi mewujudkan mimpi
mimpi. Salah satu mimpi terbesar umat manusia adalah merasa nyaman dimana pun ia berada
dan terepnuhi semua keinginan yang diimpikan selama ini.

Bisnis dianggap sebagai salah satu jalan yang bisa mendorong manusia untuk mempercepat
memperoleh semua itu, disisi lain bisnis memiliki aturan yang harus dipatuhi dan aturan dalam
bisnis dilahirkan atas kesepakatan kesepakatan di wilayah mana bisnis itu berada.

Mc David dan Harari (dalam Jalaludin Rakhmat, 2001) mengelompkan empat teori psikologis
dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sebagai berikut :

1. Psikoanalisis : yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh keinginan
keinginan terpendam (homo volensi). Tokoh tokoh aliran ini antara lain : Freud, Jung.
Abraham, Horney dan Bion.
2. Behaviorisme : yang menganggap[ manusia yang digerakan semuanya oleh lingkungan
(homo mechanicus). Teori ini menyangkut manusia sebagai mesin (homo machanicus)
karena perilaku manusia sepenuhnya ditentukan /dibentuk oleh lingkungan.Teori ini disebut
juga sebagai teori belajar karena menurut mereka seluruh perilaku manusia kecuali Insting
adalah hasil belajar (dari lingkungan).
3. Kognitif : Yang menganggap manusia sebagai makhluk berpikir yang aktif mengorganisasikan
dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homo sapiens). Manusia tidak lagi dianggap
sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungannya.
4. Humanisme : yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya (homo ludens) Disini diperkenalkan hubungan subyek
dengan subyek, buakn subyek dengan obyek.
Ruang lingkup Ilmu Etika Bisnis
Adapun ruang lingkup yang menjadi pembahasan dalam bidang ilmu etika bisnis ini adalah :
a. Tindakan dan keputusan perusahaan yang dilihat dari segi etika bisnis
b. Kondisi kondisi suatu perusahaan yang dianggap melanggar ketentuanetika bisnis dan
sangsi sangsi yang akan diterima akibat perbuatan tersebut.
c. Ukuran yang dipergunakan oleh suatu perusahaan dalam bidang etika bisnis.
d. Peraturan dan ketentuan dalam bidang etika bisnis yang ditetapkan oleh lembaga terkait.

Permasalahan permasalahan Umum dalam Bidang Etika Bisnis

Ada beberpa permasalahan umum yang terjadi dalam bidang etika bisnis saat ini yaitu :

a. Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh pihak pihak yang mengerti dan paham tentang etika
bisnis, naumn itu dialkukan dengan sengaja karena faktor ingin mengejar keuntungan dan
menghindari kewajiban kewajiban yang selayaknya harus dipatuhi.
b. Keputusan bisnis sering dilakukan dengan mengesampingkan norma norma dan aturan
aturan yang berlaku, sehingga keputusan bisnis sering mengedepankan materi atau
mengejar target perolehan keuntungan semata, terutama keuntungan yang bersifat jangka
pendek, dengan kata lain etika berbisnis diabaikan.
c. Kepuasan bisnis dibuat secara sepihak tanpa memperhatikan ketentuan etik yang disahkan
oleh lembaga yang berkompeten termasuk peraturan negara.
d. Kondisi dan situasi realita menunjukan kontrol dari pihak berwenang dalam menegakkan
etika bisnis masih dianggap lemah. Sehingga peluang ini diambil oleh pihak tertentu untuk
memanfaatkan kondisi demi keuntungan pribadi atau sekelompok orang.

B. PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN ETIKA BISNIS


Pada saat ini harus diakui jika persoalan etika bisnis telah menjadi begitu diperbincangkan
diberbagai tempat, baik di forum seminar hingga di lembaga parlemen. Para pihak yang
membahas tentang etika bisnis mencoba melakukan kajian dari berbagai sudut pandang,
termasuk menarik berbagai teori pendukung sebagai pijakan dalam berfikir.

Teori Etika Deontologis


Deontologis berasal daribahasa Yunani , Deon artinya kewajiban (duty) : menurut etika
deontologi , suatu tindakan itu baik , bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau
tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada
dirinya sendiri . Misalnya suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontologi bukan
karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya, melainkan karena tindakan itu
sejalan dengan kewajiban si pelaku untuk melakukan hal yang sesuai dengan norma dan aturan
Pada teori ini jelas melihat pada kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang , dimana
kewajiban tersebut layak untuk dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab yang telah
diperintahkan kepadanya. Dalam dunia bisnis jika kewajiban yang dibebabnkan pada seseorang
maka yang bersangkutan layak untuk mengerjakannya, terutama jika ia tidak ingin
mengecewakan pihak konsumen. Karena konsumen selalu menginginkan kepuasan pada saat ia
berhubungan dengan suatu produk.
Yang memberi pendasaran filosofis kepada teori dontologi adalah filsuf besar dari jerman.
Immanuel Kant (1724 1804) Mengapa suatu perbuatan disebut baik ? Menurut Kant Suatu
perbuatan adalah baik jika dilakukan karena harus dilakukan atau dengan kata lain Jika
dilakukan karena kewajiban, Kant mengatakan juga . Suatu perbuatan adalah baik jika dilakukan
berdasarkan Imperatif Kategories (mewajibkan kita begitu saja , tak bergantung dari syarat
apapun)

Teori Etika Teleologis


Teologis berasal dari bahasa Yunani yaitu Telos artinya Tujuan Berbeda denga Etika
Deontologi , etika teleologis justru mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan
yang mau dicapai dengan tindakannya itu, atau berdasarkan akibat dari yang ditimbulkan oleh
tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik kalau tujuan memncapai sesuatu yang baik , atau kalau
akibat yang ditimbulkannya baik dan berguna. Dari teori ini berkembang pembahasan pada
munculnya 2 (dua) kajian lain yaitu :
Egoism , dan
Utilitiarianisme

Teori Etika Hak Azasi


Teori etika ini memecahkan dilema dilema moral dengan terlebih dahulu menentukan hak dan
tuntutan moral mana yang terlibat didalamnya, kemudian dilema dilema itu dipecahkan dengan
berpegang kepada hierarchi hak hak. Yang terpenting dalam pendekatan ini adalah bahwa
tuntutan tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan serius.
Dalam teori hak dibahas tentang sesuatu yang menjadi hak seseorang dan bagaimna hak
tersebut harus dihargai . Memamng setiap orang memiliki hak atas dirinya dan orang lain juga
harus bersedia menghargai hak setiap orang. Dalam realita penafsiran hak ini menjadi bersifat
subyektif , terutama untuk melihat mana yang menjadi hak dan mana yang bukan hak

Teori Keutamaan
Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan mana yang tidak etis. Bila ini
ditanyakan pada penganut paham egoisme, maka jawabannya adalah ; suatu tindakan disebut
etis bila mampu memenuhi kepentingan individu (self-intrest) dan suatu tindakan disebut tidak
etis bila tidak mampu memenuhi kepentingan individu yang bersangkutan.
Pada teori ini konsep kepuasan menjadi dominan untuk dibahas, karena setiap orang merasa
ingin diutamakan dalam memenuhi kepentingan yang diinginkan. Usaha untuk memenihi
kepentingan seseorang sering menimbulkan atau tumbuhnya sikap egoisme pada individu yang
bersangkutan
Teori Relatif
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif, Masalah yang timbul dalam praktiknya
adalah self centred (egois), fokus pada diri manusia individu mengabaikan interasksi dengan
pihak luar sistem dan pembuat keputusan tidak berfikir panjang , semua tergantung kriterianya
sendiri. Jika kita menyimak teori relatif ini maka jelas jika pendangan dan pendapat seseorang
bersifat sangat subyektif, artinya jika si A berfikir ini yang terbaik belum tentu si B memiliki
pendapat yang sama, dan begitu seterusnya. Ini dikarenakan pandangan dan pemikiran setiap
orang bisa berbeda beda.

Etika dan Agama


Agama dianggap sebagaidasar pijakan bagi setiap umat dalam menjalani kehidupan, tanpa
agama seseorang tidak memiliki landasan dalam berfikir. Ada hubungan erat antara agama
dengan filsafat begitu pula sebaliknya. Sering pandangan pandangan filsafat bersendikan pada
nilai nilai agama , sehingga banyak karya filsuf jika ditilik secara dalam mendasarkan
pandangannya dari nilai nilai agama. Ada empat persamaan fundamental filsafat etika semua
agama yaitu :
a. Semua agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggi selain tujuan hidup
di dunia , Hindu menyebutnya Moksa, Islam menyebutnya Akhirat, Budha menyebutnya
nirwana, Kristen menyebutnya surga, apapun sebutannya , berarti semua mengakui adanya
eksistensi non duniawi yang menjadi tujuan akhir manusia.
b. Semua agama mengakui adanya Tuhan, dan semua agama mengakui adanya kekuatan tak
terbatas yang mengatur alam raya ini.
c. Etika bukan saja diperlukan untuk mengatur perilaku hidup manusia, di dunia, akan tetapi
juga sebagai salah satu syarat mutlak mutlak untuk mencapai tujuan akhir (tujuan tertinggi)
umat manusia dan ini adalah yang terpenting.
d. Semua agama mempunyai ajaran moral (etika) yang bersumber dari kitab suci masing
masing. Ada prinsip prinsip etika yang bersifat universal dan bersifat mutlak yang dijumpai
disemua agama , tetapi ada juga yang bersifat spesifik/berbeda dan hanya ada pada agama
tertentu saja.

C. MASALAH DALAM ETIKA


Moralitas dianggap sebagai salah satu alasan yang mendasari dan mendorong seseorang
bertindak secara beretika. Moral bagian dari jiwa manusia yang tumbuh dan berdiam dalam diri
secara kuat, karena setiap orang dianggap pasti memiliki moral. Dan karena moral pula setiap
orang bisa mengerti akan makna kehidupan, serta bagaimana memperlakukan hidup secara
lebih bermakna.

1. Definisi moralitas
Moralitas adalah istilah yang dipakai untuk mencakup praktik dan kegiatan yang
membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, aturan aturan yang mengendalikan
kegiatan itu dan nilai nilai yang tersimbol di dalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran
oleh kegiatan dan praktik tersebut
Istilah Moral berasal dari kata latin MOS (Moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, tata
cara kehidupan. Seseorang yang bermoral tercermin dari perbuatan yang dialkukan, karena
perbuatan adalah bahagian dari tindakan moralitas seseorang. Jadi tingkah laku dikatakan
bermoral apabila tingkah laku itu sesuai dengan nilai nilai moral yang berlaku dalam
kelompok sosial dimana anak itu hidup
2. Moralitas dan Etika Bisnis
Situasi dan kondisi bisnis saat ini memiliki tingkat kompleksitas yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan masa lalu. Dipakainya sarana teknologi sebagai perangkat pendukung
dalam mempercepat berbagai urusan bisnis telah menimbulkan berbagai efek, baik positif
dan negatif. Secara positif ini mempercepat berbagai urusan serta mempersingkat
penggunaan waktu dan tenaga.
Dalam konsep moralitas dijelaskan secara umum bahwa seseorang dalam menjalankan
pekerjaan sangat memperhatikan aturan aturan yang berlaku dan menghindari setiap
perbuatan yang tidak boleh dilakukan karena melanggar prinsip moralitas pada dirinya
sendiri.
Moral bisa bertindak sebagai pengontrol atau lebih jauh lagi sebagai tameng yang membuat
seseorang berpikir dua kali atau lebih untuk melakukannya. Ketika moral dikedepankan
maka ia menganggap kejahatan adalah tidak sesuai dengan hati nurani , maka yang
bersangkutan tidak melakukan kejahatan tersebut.
Pelanggaran Etika sering terjadi di saat moral tidak lagi berfungsi secara utuh. Dan
merosotnya moral terjadi di saat kebanggaan pada prinsip prinsip moralitas terabaikan dan
diabaikan oleh yang bersangkutan.
Lahirnya berbagai keputusan dengan mengedepankan prinsip prinsip etika (ethic principle)
terbentuk di saat mereka yang membuat keputusan tersebut memiliki nilai nilai moralitas
yang tinggi, artinya pembentukan peraturan dengan mengedepankan prinsip moralitas
memiliki maksud tersendiri yaitu ingin pihak pihak yang memakai aturan tersebut tetap
mempertahankan moralitas yang mereka miliki.
3. Penyebab Pergeseran Moralitas di Masyarakat.
Kondisi masyarakat yang heterogen telah menyebabkan pandangan dan pemikiran terjadi
dalam berbagai segi. Pandangan pro dan kontra pada saat ini dianggap biasa. Di satu sisi
masyarakat menganggap ini sebagai kemajuan , namun di sisi lain masyarakat menganggap
ini sebagai demokrasi yang tidak terkontrol atau melewati batas.
Kondisi ini juga terjadi dalam dunia bisnis, bahwa setiap perusahaan yang memiliki produk
dan berkeinginan untuk meraih keuntungan yang semakin tinggi harus siap menerima
berbagai informasi yang diterima tersebut selanjutnya harus disaring untuk dilakukan
pemilahan dan pangalokasian sesuai dengan tempatnya dengan tujuan dapat diketahui
mana informasi yang layak untuk diterapkan dan mana yang tidak layak.
Dalam konteks moral dan etika sebuah bisnis yang baik adalah yang mengedepankan etika
dan menunjang nilai nilai moral. Sangat berbahaya jika bisnis dijalankan hanya berlandaskan
keinginan untuk meraih keuntungan semata, dan menghiraukan moral serta etika. Jika hal
itu dilakukan artinya bisnis yang dilakukan hanya mengejar keuntungan semata tanpa
memikirkan posisinya sebagai Agent Of development (agen pembangunan). Padahal yang
dimaksud dengan pembangunan adalah termasuk pembangunan dalam membentuk
manusia yang beretika dan bermoral tinggi, atau lebih jauh membentuk manusia yang
seutuhnya.
4. Moralitas dan bisnis.
Bisnis tidak boleh dibangun hanya berlandaskan pada keinginan mendapatkan material
semata, atau mengejar kekayaan saja, Bisnis dan moralitas pada prinsipnya memiliki
hubungan yang kuat. Keputusan membangun bisnis didasarkan pada moralitas , ingin
memiliki hidup yang lebih layak , serta mampu mempekerjakan orang lain dan memberik gaji
yang layak.
Dalam bisnis dikenal untung dan rugi, , setiap keputusan bisnis ditekankan seklali pada
perolehan keuntungan yang maksimal, termasuk memberi kepuasan kepada para pemegang
saham. Pemegang saham adalah mereka yang disebut dengan Pemilik (owner) perusahaan.
Dan manajemen perusahaan adalah mereka yang bekerja untuk memberi kepuasan
maksimal kepada para pemegang saham.
Dengan kata lain manajemen perusahaan bertugas untuk mencapai target target yang
diinginkan oleh para pemegang saham, dimana salah satu terget yang paling dominan untuk
dicapai dalam bentuk kemampuan meningkatkan perolehan keuntungan dalam bentuk
penerimaan deviden yang diterima secara stabil terus meningkat. Disisi lain manajemen lain
perusahaan juga memiliki tanggung jawab moralitas dalam menjalankan perusahaan.
Karena jika moralitas diabaikan banyak perusahaan yang akan meraih keuntungan , namun
dampak kerusakan lingkungan akan semakin terasa.
Setiap manajer di berbagai perusahaan berkeinginan untuk tampil sebagai seorang yang
profesional , artinya menghasilkan pekerjaan dengan kualitas profesional. Mereka yang
disebut profesional umumnya memiliki keahlian tinggi dalam bidangnya. Namun kita perlu
mempertanyakan seseorang yang memiliki tingkat profesionalime dengan tingkat moralitas
yang tinggi pula. Sebab ada hubungan yang kuat antara profesoionalisme denga tingkat
moralitas .
Seseorang bisa disebut tdak profesional jika ia mengabaikan nilai nilai moralitas dalam
melaksanakan pekerjaan, bukan berarti manajer yang profesional adalah semata mata yang
hanya mampu memberikan dan menaikan profit bagi perusahaan.
Tidak bisa dipungkiri jika karakter dari para pebisnis memiliki peran tinggi dalam mendorong
tinggi dan rendahnya moralitas seseorang. Mereka yang memiliki karakteristik menghargai
prosess dan sabar dalam menjalankan kehidupan dianggap sebagai salah satu tanda mereka
yang memiliki karakteristik menempatkan nilai nilai moral dalam dirinya secara kuat.
Artinya ia tidak gegabah dalam mengambil berbagai sikap dalam hidupnya, termasuk
mensyukuri berbagai rezeki yang diperoleh selama ini sebagai pemberian dari Yang Maha
Kuasa . Pada saat ia menempatkan Yang Maha Kuasa dalam dirinya maka artinya prinsip
prinsip moralitas menjadi sesuatu yang dihargai dengan tinggi

3 Golongan Etika Karakter Utama


1. Teo Etika 1. Takwa (pasrah diri)
Saling Ketergantungan 2. Ikhlas (tulus)
Masalah aku dengan Tuhan 3. Tawakal (tahan diri)
2. Sosio Etika 4. Silaturahmi
Ketergantungan 5. Amanah
Masalah aku dengan Orang lain 6 Huznusan
3 Psiko Etika 7. Tawazuk
Kemandirian 8. Syukur
Masalah aku dengan aku 9. Sabar

Wahyuni Nafis . 9 Jalan untuk Cerdas Emosi dan Cerdas Spiritual

Covey telah mengingatkan bahwa untuk membangun manusia berkarakter , diperlukan


pengembangan kompetensi secara utuh dan seimbang terhadap empat kemampuan
manusia yaitu :
Tubuh (PQ)
Intelektual (IQ)
Hati (EQ)
Jiwa / Roh (SQ)
Keempat kompetensi tersebut harus dibangun dengan cara yang seimbang ,karena jika tidak
seimbang memungkinkan pembangunan karakter yang diinginkan tidak akan tercapai
seperti yang di cita cita kan. Dan sebuah keputusan yang baik adalah keputusan yang dibuat
oleh mereka yang memiliki ke empat karakter tersebut secara seimbang dan, sebaliknya
sebuah keputusan yang tidak baik adalah keputusan yang dibuat oleh mereka yang tidak
memiliki kesimbangan di ke empat kompetensi tersebut secara utuh.

D. MENGAPA ETIKA BISNIS DIPERLUKAN


Dalam melaksanakan tugas seorang manajer sebuah perusahaan dihadapkan pada berbagai
keputusan yang harus diambil. Setiap manajer memang menyadari akan pentingnya peran
keputusan dalam mendukung berlangsungnya aktivitas perusahaan . sering kasus yang
dihadapi berbarengan dengan persoalan persoalan yang terjadi seperti konflik, ketidak
adilan, kerugian biaya dan waktu, serta berbagai persoalan lainnya , semua iyu bagi seorang
manajer sering harus dilihat dari segi perspektif etika bisnis.

Artinya penyelesian kasus seperti itu jika diselesaikan harus dikaji juga dari segi pendekatan
etika bisnis, jia keputusan dibuat hanya didasarkan atas pertimbangan untuk memberi
kepuasan kepada manajemen perusahaan dan mengesampingkan kepuasan di pihak
karyawan maka itu dianggap sebagai satu kesalahan. Karena keputusan yang memiliki etika
bisnis adalah yang bisa menyeimbangkan berbagai pihak, serta mampu membuat pekerjaan
dapat kembali terlaksana dan selesai hingga batas waktu yang telah ditetapkan.

Definisi Pengambilan Keputusan


Keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah hingga kepadaa terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi.
Rekomendasi itulah yang selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam
pengambilan keputusan. Oleh karena itu begitu besarnya pengaruh yang akan terjadi jika
seandainya rekomendasi yang dihasilkan tersebut terdapat kekeliruan atau adanya
kesalahan kesalahan yang tersembunyi karena faktor ketidak hati hatian dalam melakukan
pengkajian masalah.

Tahap tahap Pengambilan Keputusan


Guna memudahkan pengembilan keputusan maka perlu dibuat tahap tahap yang bisa
mendorong kepada terciptanya keputusan yang diinginkan, adapun tahap tahap tersebut
adalah :
a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan gamblang atau mudah untuk
dimengerti.
b. Membuat daftar masalah yang akan dimunculkan dan menyusunnya secara prioritas
dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan terkendali.
c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih
memberikan gambaran secara tajam dan terarah secara spesifik.
d. Memetakan setiap masalah tersebut erdasarkan kelompoknya masing masing yang
kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji yang akan
dipakai.
e. Memastikan kembali bahwa alat uji yang dipergunakan tersebut telah sesuai dengan
prinsip prinsip dan kaidah kaidah yang berlaku pada umumya.

Disis lain Simon (1960) mengatakan ,pengambilan keputusan berlangsung melalui empat
tahap, yaitu ;
Intelligence
Design
Choise dan
Implementasi
Secara lebih dalam beliau menegaskan bahwa, Intelegence adalah proses pengumpulan
informasi yang bertujuan mengidentifikasi permasalahan. Design adalah tahap perancangan
solusi terhadap masalah. Biasanya pada tahap ini dikaji berbagai macam alternatif
pemecahan masalah. Choise adalah tahap mengkaji kelebihan dan kekurangan dari berbagai
macam alternatif yang ada dan memilih yang terbaik. Implementasi adalah tahap
pengambilan keputusan dan melaksanakannya.

Pendekatan Etika Bisnis dalam Pengambilan Keputusan


Dalam mendukung proses pengambilan keputusan, para manajer menempatkan perspektif
etika sebagai penguat keputusan , selama ini para manajer sering menempatakan
pendekatan normatif dalam setiap pengambilan keputusan mereka, namun pada
kenyataannya pendekatan normatif saja tidak mungkin diterapkan, oleh karena itu untuk
membuat suatu keputusan menjadi jauh lebih aspiratif, maka dibuatlah berbagai bentuk
pendekatan lainya.

Untuk memahami secara lebih dalam 4 bentuk pendekatan ini dapat kita lihat dibawah ini :

a. Utilitarian Approach (Pendekatan Manfaat)


Pendekatan ini menyatakan bahwa perilaku perilaku moral harus menghasilkan kebaikan
terbesar bagi kelompok mayoritas, keputusan dengan pendekatan manfaat artinya
keputusan diambil berdasarkan mana yang lebih tinggi nilai manfaatnya dari dua atau
lebih keputusan yang diambil. Perbuatan yang bermaksud baik tetapi tidak
menghasilkan apa apa , menurut Utilitarisme tidak pantas disebut baik. Menepati janji,
berkata benar, atau menghormati milik orang lain adalah baik, karena hasil baik yang
dicapai dengannya. Sedangkan mengingkari janji, berbohong, atau mencuri adalah
perbuatan buruk karena akibat buruk yang dibawakannya, bukan karena suatu sifat
buruk dari perbuatan perbuatan itu.
b. Individualisme Approach (Pendekatan Individualisme)
Pendekatan individualisme adalah konsep etika yang menyatakan suatu tindakan adalah
bermoral jika mendukung kepentingan jangka panjang individu, yang akhirnya mengarah
kepada kebaikan yang lebih besar. Sering keputusan yang bersifat jangka panjang hanya
dipahami oleh mereka yang memiliki pandangan dan pemahaman yang bersifat jangka
panjang. Dalam realita manajer yang sukses adalah yang memiliki pandangan jauh
kedepan
c. Moral Rights Approach (Pendekatan Hak hak Moral)
Pendekatan hak hak moral adalah konsep etika yang memandang bahwa keputusan
keputusan moral adalah keputusan yang tidak melanggar hak azasi dari mereka yang
dipengaruhi oleh keputusan keputusan tersebut. Pada pendekatan ini ditekankan
tentang bagaimana menghargai hak azasi manusia (human right) sebagai landasan
berfikir dalam pengambilan keputusan yaitu misalnya pernyataan Bahwa setiap orang
memiliki hak azasi nya masing masing dan kita harus menghargainya
d. Justice Approach (Pendekatan Keadilan)
Pada pendekatan ini perlu kita

A. PENGERTIAN DAN ANALISA ARTI ETIKA

Definisi Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani ETHOS, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berarti adat
istiadat atau kebiasaan. Perpanjangan dari adat membangun suatu aturan kuat di
masyarakat, yaitu bagaimana setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan aturan dan aturan
aturan tersebut ternyata telah membentuk moral masyarakat dalam menghargai adat istiadat
yang berlaku.

Ada banyak definisi etika yang dikemukakan oleh para ahli, namun semuanya mengacu kepada
moralitas, sehingga etika dapat diterjemahkan sebagai bentuk tindakan dengan mendasarkan
moral sebagai ukurannya. Moral dan ukurannya dapat dilihat dari berbagai segi, seperti agama,
hati nurani dan aturan aturan yang tertulis maupun tidak tertulis, dimana semua itu dijadikan
sebagai pendangan dalam memahami lebih dalam tentang etika.

Definisi Etika Bisnis


Etika Bisnis adalah aturan aturan yang menegaskan suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh
bertindak, dimana aturan aturan tersebut dapat bersumber dari aturan tertulis maupun tidak
tertulis. Dan jika suatu bisnis melanggar aturan aturan tersebut maka sangsi akan diterima ,
dimana sangsi tersebut dapat berbentuk lansung maupun tidak langsung.

Etika Bisnis dan Tata Kehidupan Manusia


Manusia memiliki sifat yang cenderung tidak pernah merasa puas terhadap yang diperoleh
sehingga ia selalu merasa kurang dan terus mencari. Bentuk dan keinginan ini sebagai pencarian
manusia untuk mengubah kehidupan yang dimiliki, terutama mengubah nasib hidup, sehingga
banyak umat manusia yang bekerja dengan keras untuk mengejar tercapainya penghidupan
yang layak termasuk melupakan norma norma berlaku.
Dalam diri setiap manusia memiliki semangat motivasi dan berjuang demi mewujudkan mimpi
mimpi. Salah satu mimpi terbesar umat manusia adalah merasa nyaman dimana pun ia berada
dan terepnuhi semua keinginan yang diimpikan selama ini.
Bisnis dianggap sebagai salah satu jalan yang bisa mendorong manusia untuk mempercepat
memperoleh semua itu, disisi lain bisnis memiliki aturan yang harus dipatuhi dan aturan dalam
bisnis dilahirkan atas kesepakatan kesepakatan di wilayah mana bisnis itu berada.
Mc David dan Harari (dalam Jalaludin Rakhmat, 2001) mengelompkan empat teori psikologis
dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sebagai berikut :

1. Psikoanalisis : yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh keinginan
keinginan terpendam (homo volensi). Tokoh tokoh aliran ini antara lain : Freud, Jung.
Abraham, Horney dan Bion.
2. Behaviorisme : yang menganggap[ manusia yang digerakan semuanya oleh lingkungan
(homo mechanicus). Teori ini menyangkut manusia sebagai mesin (homo machanicus)
karena perilaku manusia sepenuhnya ditentukan /dibentuk oleh lingkungan.Teori ini disebut
juga sebagai teori belajar karena menurut mereka seluruh perilaku manusia kecuali Insting
adalah hasil belajar (dari lingkungan).
3. Kognitif : Yang menganggap manusia sebagai makhluk berpikir yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homo sapiens). Manusia tidak
lagi dianggap sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungannya.
4. Humanisme : yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya (homo ludens) Disini diperkenalkan hubungan subyek
dengan subyek, buakn subyek dengan obyek.

Ruang lingkup Ilmu Etika Bisnis


Adapun ruang lingkup yang menjadi pembahasan dalam bidang ilmu etika bisnis ini adalah :
a. Tindakan dan keputusan perusahaan yang dilihat dari segi etika bisnis
b. Kondisi kondisi suatu perusahaan yang dianggap melanggar ketentuanetika bisnis dan
sangsi sangsi yang akan diterima akibat perbuatan tersebut.
c. Ukuran yang dipergunakan oleh suatu perusahaan dalam bidang etika bisnis.
d. Peraturan dan ketentuan dalam bidang etika bisnis yang ditetapkan oleh lembaga terkait.

Permasalahan permasalahan Umum dalam Bidang Etika Bisnis


Ada beberpa permasalahan umum yang terjadi dalam bidang etika bisnis saat ini yaitu :

a. Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh pihak pihak yang mengerti dan paham tentang etika
bisnis, naumn itu dialkukan dengan sengaja karena faktor ingin mengejar keuntungan dan
menghindari kewajiban kewajiban yang selayaknya harus dipatuhi.
b. Keputusan bisnis sering dilakukan dengan mengesampingkan norma norma dan aturan
aturan yang berlaku, sehingga keputusan bisnis sering mengedepankan materi atau
mengejar target perolehan keuntungan semata, terutama keuntungan yang bersifat jangka
pendek, dengan kata lain etika berbisnis diabaikan.
c. Kepuasan bisnis dibuat secara sepihak tanpa memperhatikan ketentuan etik yang disahkan
oleh lembaga yang berkompeten termasuk peraturan negara.
d. Kondisi dan situasi realita menunjukan kontrol dari pihak berwenang dalam menegakkan
etika bisnis masih dianggap lemah. Sehingga peluang ini diambil oleh pihak tertentu untuk
memanfaatkan kondisi demi keuntungan pribadi atau sekelompok orang.

B. PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN ETIKA BISNIS


Pada saat ini harus diakui jika persoalan etika bisnis telah menjadi begitu diperbincangkan
diberbagai tempat, baik di forum seminar hingga di lembaga parlemen. Para pihak yang
membahas tentang etika bisnis mencoba melakukan kajian dari berbagai sudut pandang,
termasuk menarik berbagai teori pendukung sebagai pijakan dalam berfikir.

Teori Etika Deontologis


Deontologis berasal daribahasa Yunani , Deon artinya kewajiban (duty) : menurut etika
deontologi , suatu tindakan itu baik , bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau
tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada
dirinya sendiri . Misalnya suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika deontologi bukan
karena tindakan itu mendatangkan akibat baik bagi pelakunya, melainkan karena tindakan itu
sejalan dengan kewajiban si pelaku untuk melakukan hal yang sesuai dengan norma dan aturan

Pada teori ini jelas melihat pada kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang , dimana
kewajiban tersebut layak untuk dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab yang telah
diperintahkan kepadanya. Dalam dunia bisnis jika kewajiban yang dibebabnkan pada seseorang
maka yang bersangkutan layak untuk mengerjakannya, terutama jika ia tidak ingin
mengecewakan pihak konsumen. Karena konsumen selalu menginginkan kepuasan pada saat ia
berhubungan dengan suatu produk.
Yang memberi pendasaran filosofis kepada teori dontologi adalah filsuf besar dari jerman.
Immanuel Kant (1724 1804) Mengapa suatu perbuatan disebut baik ? Menurut Kant Suatu
perbuatan adalah baik jika dilakukan karena harus dilakukan atau dengan kata lain Jika
dilakukan karena kewajiban, Kant mengatakan juga . Suatu perbuatan adalah baik jika dilakukan
berdasarkan Imperatif Kategories (mewajibkan kita begitu saja , tak bergantung dari syarat
apapun)

Teori Etika Teleologis


Teologis berasal dari bahasa Yunani yaitu Telos artinya Tujuan Berbeda denga Etika
Deontologi , etika teleologis justru mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan
yang mau dicapai dengan tindakannya itu, atau berdasarkan akibat dari yang ditimbulkan oleh
tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik kalau tujuan memncapai sesuatu yang baik , atau kalau
akibat yang ditimbulkannya baik dan berguna. Dari teori ini berkembang pembahasan pada
munculnya 2 (dua) kajian lain yaitu :
Egoism , dan
Utilitiarianisme

Teori Etika Hak Azasi


Teori etika ini memecahkan dilema dilema moral dengan terlebih dahulu menentukan hak dan
tuntutan moral mana yang terlibat didalamnya, kemudian dilema dilema itu dipecahkan dengan
berpegang kepada hierarchi hak hak. Yang terpenting dalam pendekatan ini adalah bahwa
tuntutan tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan serius.
Dalam teori hak dibahas tentang sesuatu yang menjadi hak seseorang dan bagaimna hak
tersebut harus dihargai . Memamng setiap orang memiliki hak atas dirinya dan orang lain juga
harus bersedia menghargai hak setiap orang. Dalam realita penafsiran hak ini menjadi bersifat
subyektif , terutama untuk melihat mana yang menjadi hak dan mana yang bukan hak

Teori Keutamaan
Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan mana yang tidak etis. Bila ini
ditanyakan pada penganut paham egoisme, maka jawabannya adalah ; suatu tindakan disebut
etis bila mampu memenuhi kepentingan individu (self-intrest) dan suatu tindakan disebut tidak
etis bila tidak mampu memenuhi kepentingan individu yang bersangkutan.
Pada teori ini konsep kepuasan menjadi dominan untuk dibahas, karena setiap orang merasa
ingin diutamakan dalam memenuhi kepentingan yang diinginkan. Usaha untuk memenihi
kepentingan seseorang sering menimbulkan atau tumbuhnya sikap egoisme pada individu yang
bersangkutan

Teori Relatif
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif, Masalah yang timbul dalam praktiknya
adalah self centred (egois), fokus pada diri manusia individu mengabaikan interasksi dengan
pihak luar sistem dan pembuat keputusan tidak berfikir panjang , semua tergantung kriterianya
sendiri. Jika kita menyimak teori relatif ini maka jelas jika pendangan dan pendapat seseorang
bersifat sangat subyektif, artinya jika si A berfikir ini yang terbaik belum tentu si B memiliki
pendapat yang sama, dan begitu seterusnya. Ini dikarenakan pandangan dan pemikiran setiap
orang bisa berbeda beda.

Etika dan Agama


Agama dianggap sebagaidasar pijakan bagi setiap umat dalam menjalani kehidupan, tanpa
agama seseorang tidak memiliki landasan dalam berfikir. Ada hubungan erat antara agama
dengan filsafat begitu pula sebaliknya. Sering pandangan pandangan filsafat bersendikan pada
nilai nilai agama , sehingga banyak karya filsuf jika ditilik secara dalam mendasarkan
pandangannya dari nilai nilai agama. Ada empat persamaan fundamental filsafat etika semua
agama yaitu :
a. Semua agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggi selain tujuan hidup
di dunia , Hindu menyebutnya Moksa, Islam menyebutnya Akhirat, Budha menyebutnya
nirwana, Kristen menyebutnya surga, apapun sebutannya , berarti semua mengakui adanya
eksistensi non duniawi yang menjadi tujuan akhir manusia.
b. Semua agama mengakui adanya Tuhan, dan semua agama mengakui adanya kekuatan tak
terbatas yang mengatur alam raya ini.
c. Etika bukan saja diperlukan untuk mengatur perilaku hidup manusia, di dunia, akan tetapi
juga sebagai salah satu syarat mutlak mutlak untuk mencapai tujuan akhir (tujuan tertinggi)
umat manusia dan ini adalah yang terpenting.
d. Semua agama mempunyai ajaran moral (etika) yang bersumber dari kitab suci masing
masing. Ada prinsip prinsip etika yang bersifat universal dan bersifat mutlak yang dijumpai
disemua agama , tetapi ada juga yang bersifat spesifik/berbeda dan hanya ada pada agama
tertentu saja.

C. MASALAH DALAM ETIKA

Moralitas dianggap sebagai salah satu alasan yang mendasari dan mendorong seseorang
bertindak secara beretika. Moral bagian dari jiwa manusia yang tumbuh dan berdiam dalam diri
secara kuat, karena setiap orang dianggap pasti memiliki moral. Dan karena moral pula setiap
orang bisa mengerti akan makna kehidupan, serta bagaimana memperlakukan hidup secara
lebih bermakna.

1. Definisi moralitas
Moralitas adalah istilah yang dipakai untuk mencakup praktik dan kegiatan yang
membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, aturan aturan yang mengendalikan
kegiatan itu dan nilai nilai yang tersimbol di dalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran
oleh kegiatan dan praktik tersebut
Istilah Moral berasal dari kata latin MOS (Moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, tata
cara kehidupan. Seseorang yang bermoral tercermin dari perbuatan yang dialkukan, karena
perbuatan adalah bahagian dari tindakan moralitas seseorang. Jadi tingkah laku dikatakan
bermoral apabila tingkah laku itu sesuai dengan nilai nilai moral yang berlaku dalam
kelompok sosial dimana anak itu hidup
2. Moralitas dan Etika Bisnis
Situasi dan kondisi bisnis saat ini memiliki tingkat kompleksitas yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan masa lalu. Dipakainya sarana teknologi sebagai perangkat pendukung
dalam mempercepat berbagai urusan bisnis telah menimbulkan berbagai efek, baik positif
dan negatif. Secara positif ini mempercepat berbagai urusan serta mempersingkat
penggunaan waktu dan tenaga.
Dalam konsep moralitas dijelaskan secara umum bahwa seseorang dalam menjalankan
pekerjaan sangat memperhatikan aturan aturan yang berlaku dan menghindari setiap
perbuatan yang tidak boleh dilakukan karena melanggar prinsip moralitas pada dirinya
sendiri.
Moral bisa bertindak sebagai pengontrol atau lebih jauh lagi sebagai tameng yang membuat
seseorang berpikir dua kali atau lebih untuk melakukannya. Ketika moral dikedepankan
maka ia menganggap kejahatan adalah tidak sesuai dengan hati nurani , maka yang
bersangkutan tidak melakukan kejahatan tersebut.
Pelanggaran Etika sering terjadi di saat moral tidak lagi berfungsi secara utuh. Dan
merosotnya moral terjadi di saat kebanggaan pada prinsip prinsip moralitas terabaikan dan
diabaikan oleh yang bersangkutan.
Lahirnya berbagai keputusan dengan mengedepankan prinsip prinsip etika (ethic principle)
terbentuk di saat mereka yang membuat keputusan tersebut memiliki nilai nilai moralitas
yang tinggi, artinya pembentukan peraturan dengan mengedepankan prinsip moralitas
memiliki maksud tersendiri yaitu ingin pihak pihak yang memakai aturan tersebut tetap
mempertahankan moralitas yang mereka miliki.
3. Penyebab Pergeseran Moralitas di Masyarakat.
Kondisi masyarakat yang heterogen telah menyebabkan pandangan dan pemikiran terjadi
dalam berbagai segi. Pandangan pro dan kontra pada saat ini dianggap biasa. Di satu sisi
masyarakat menganggap ini sebagai kemajuan , namun di sisi lain masyarakat menganggap
ini sebagai demokrasi yang tidak terkontrol atau melewati batas.
Kondisi ini juga terjadi dalam dunia bisnis, bahwa setiap perusahaan yang memiliki produk
dan berkeinginan untuk meraih keuntungan yang semakin tinggi harus siap menerima
berbagai informasi yang diterima tersebut selanjutnya harus disaring untuk dilakukan
pemilahan dan pangalokasian sesuai dengan tempatnya dengan tujuan dapat diketahui
mana informasi yang layak untuk diterapkan dan mana yang tidak layak.
Dalam konteks moral dan etika sebuah bisnis yang baik adalah yang mengedepankan etika
dan menunjang nilai nilai moral. Sangat berbahaya jika bisnis dijalankan hanya berlandaskan
keinginan untuk meraih keuntungan semata, dan menghiraukan moral serta etika. Jika hal
itu dilakukan artinya bisnis yang dilakukan hanya mengejar keuntungan semata tanpa
memikirkan posisinya sebagai Agent Of development (agen pembangunan). Padahal yang
dimaksud dengan pembangunan adalah termasuk pembangunan dalam membentuk
manusia yang beretika dan bermoral tinggi, atau lebih jauh membentuk manusia yang
seutuhnya.
4. Moralitas dan bisnis.
Bisnis tidak boleh dibangun hanya berlandaskan pada keinginan mendapatkan material
semata, atau mengejar kekayaan saja, Bisnis dan moralitas pada prinsipnya memiliki
hubungan yang kuat. Keputusan membangun bisnis didasarkan pada moralitas , ingin
memiliki hidup yang lebih layak , serta mampu mempekerjakan orang lain dan memberik gaji
yang layak.
Dalam bisnis dikenal untung dan rugi, , setiap keputusan bisnis ditekankan seklali pada
perolehan keuntungan yang maksimal, termasuk memberi kepuasan kepada para pemegang
saham. Pemegang saham adalah mereka yang disebut dengan Pemilik (owner) perusahaan.
Dan manajemen perusahaan adalah mereka yang bekerja untuk memberi kepuasan
maksimal kepada para pemegang saham.
Dengan kata lain manajemen perusahaan bertugas untuk mencapai target target yang
diinginkan oleh para pemegang saham, dimana salah satu terget yang paling dominan untuk
dicapai dalam bentuk kemampuan meningkatkan perolehan keuntungan dalam bentuk
penerimaan deviden yang diterima secara stabil terus meningkat. Disisi lain manajemen lain
perusahaan juga memiliki tanggung jawab moralitas dalam menjalankan perusahaan.
Karena jika moralitas diabaikan banyak perusahaan yang akan meraih keuntungan , namun
dampak kerusakan lingkungan akan semakin terasa.
Setiap manajer di berbagai perusahaan berkeinginan untuk tampil sebagai seorang yang
profesional , artinya menghasilkan pekerjaan dengan kualitas profesional. Mereka yang
disebut profesional umumnya memiliki keahlian tinggi dalam bidangnya. Namun kita perlu
mempertanyakan seseorang yang memiliki tingkat profesionalime dengan tingkat moralitas
yang tinggi pula. Sebab ada hubungan yang kuat antara profesoionalisme denga tingkat
moralitas .
Seseorang bisa disebut tdak profesional jika ia mengabaikan nilai nilai moralitas dalam
melaksanakan pekerjaan, bukan berarti manajer yang profesional adalah semata mata yang
hanya mampu memberikan dan menaikan profit bagi perusahaan.
Tidak bisa dipungkiri jika karakter dari para pebisnis memiliki peran tinggi dalam mendorong
tinggi dan rendahnya moralitas seseorang. Mereka yang memiliki karakteristik menghargai
prosess dan sabar dalam menjalankan kehidupan dianggap sebagai salah satu tanda mereka
yang memiliki karakteristik menempatkan nilai nilai moral dalam dirinya secara kuat.
Artinya ia tidak gegabah dalam mengambil berbagai sikap dalam hidupnya, termasuk
mensyukuri berbagai rezeki yang diperoleh selama ini sebagai pemberian dari Yang Maha
Kuasa . Pada saat ia menempatkan Yang Maha Kuasa dalam dirinya maka artinya prinsip
prinsip moralitas menjadi sesuatu yang dihargai dengan tinggi

3 Golongan Etika Karakter Utama


1. Teo Etika 1. Takwa (pasrah diri)
Saling Ketergantungan 2. Ikhlas (tulus)
Masalah aku dengan Tuhan 3. Tawakal (tahan diri)
2. Sosio Etika 4. Silaturahmi
Ketergantungan 5. Amanah
Masalah aku dengan Orang lain 4 Huznusan
3 Psiko Etika 7. Tawazuk
Kemandirian 8. Syukur
Masalah aku dengan aku 9. Sabar

Wahyuni Nafis . 9 Jalan untuk Cerdas Emosi dan Cerdas Spiritual


Covey telah mengingatkan bahwa untuk membangun manusia berkarakter , diperlukan
pengembangan kompetensi secara utuh dan seimbang terhadap empat kemampuan
manusia yaitu :
Tubuh (PQ)
Intelektual (IQ)
Hati (EQ)
Jiwa / Roh (SQ)
Keempat kompetensi tersebut harus dibangun dengan cara yang seimbang ,karena jika tidak
seimbang memungkinkan pembangunan karakter yang diinginkan tidak akan tercapai
seperti yang di cita cita kan. Dan sebuah keputusan yang baik adalah keputusan yang dibuat
oleh mereka yang memiliki ke empat karakter tersebut secara seimbang dan, sebaliknya
sebuah keputusan yang tidak baik adalah keputusan yang dibuat oleh mereka yang tidak
memiliki kesimbangan di ke empat kompetensi tersebut secara utuh.
PERTEMUAN 5 DAN 6
PENGELOLAAN DAN PERSAINGAN USAHA : 45
A. SASARAN DAN STRATEGI USAHA 45
B. MACAM MACAM STRATEGI 52
C. MENETAPKAN SASARAN USAHA 60
D. TARGET SASARAN 62
E. PERUMUSAN STRATEGI XX
F. MANAJEMEN BISNIS XX
G. KREATIFITAS DALAM USAHA XX
H. PERSAINGAN BISNIS LOKAL XX

A. SASARAN DAN STRATEGI USAHA

PENGELOLAAN DAN PERSAINGAN USAHA

Pengantar

Di dalam manajemen usaha, salah satu faktor yang menentukan adalah kemampuan
mengorganisasikan atau mengelola usaha dengan baik dancermat. Indonesia merupakan anggota
ASEAN yang telah ikut menandatangani perjanjian CAFTA (China-ASEAN Free Trade Agreement).Mau
tidak mau Indonesia memerlukan energi positif tambahan yang ekstra.

1. Sasaran dan Strategi Usaha


Sebagai langkah awal dalam pengelolaan usaha yang efektif, seorangwirausaha dalam hal ini terlebih
dahulu harus menetapkan sasaran
(goal)
-tujuan
(objective)
yang diharapkan dan direncanakan agar tercapai dalamsuatu perencanaan usaha. Tujuan usaha
adalah sejumlah sasaran yangdiharapkan dan direncanakan untuk dicapai oleh perusahaan.

2. Macam-Macam Strategi
Dalam mengelola usaha, seorang entrepreneur melakukan beberapastrategi untuk mencapai tujuan
dari usaha yang dijalaninya. Adapunmacam-macam strategi itu, adalah sebagai berikut :

Strategi Korporasi
(Corporate Strategy)
Adalah strategi untuk menentukan keseluruhan sikap langkahperusahaan terhadap pertumbuhan
dan cara perusahaan mengelolausaha atau lini produknya, seperti meningkatkan
aktivitas/investasi,termasuk penghematan.

Strategi Bisnis
(Business/Competitive Strategy)
Strategi yang diambil pada level unit-unit usaha/lini produk yangdifokuskan pada peningkatan posisi
saing perusahaan denganperusahaan yang lain.
Strategi Fungsional
(Functional Strategy)
Para manajer dalam bidang khusus hanya memutuskan cara terbaik mencapaoi tujuan perusahaan
dengan meningkatkan hasil semaksimalmungkin.

3. Menetapkan Sasaran Usaha


Tujuan dari penetapan sasaran bisnis adalah sebagai berikut :

Menyediakan arah dan pedoman kerja

Membantu perusahaan mengalokasikan sumberdaya

Membantu menetapkan budaya perusahaan

Membantu manajer dalam menilai kinerja perusahaan

4. Target Sasaran
Tujuan tiap-tiap perusahaan berbeda-beda, bergantung pada maksud danmisinya. Terlepas dari hal
tersebut, setiap perusahaan memiliki sasaran :

a.Jangka Panjang
Tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang relatif panjang,secara umum biasanya 5 tahun
atau lebih di masa yang akan datang.

b.Jangka Menengah
Tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek,secara umum biasanya 1-5
tahun.

c.Jangka Pendek
Tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang relatif pendek,secara umum biasanya kurang
dari 1 tahun.

5. Perumusan Strategi
Adalah penciptaan program yang luas untuk menetapkan dan mencapaisasaran organisasi. Langkah-
langkah perumusan strategi :Menetapkan Sasaran Strategis.Sasaran strategis adalah sasaran jangka
panjang yang langsung berasal daripernyataan misi perusahaan. Setelah sasaran strategis
ditetapkan, biasanyaperusahaan menempuh proses yang disebut analis SWOT
(Strength Weakness, Opportunity and Threat).
SWOT adalah proses identifikasi dananalisis kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan
ancamanlingkungan sebagai bagian dari perumusan strategi.
Menganalisis usaha dan lingkungannya
Analisis lingkungan adalah proses analisis terhadap lingkungan usaha dariancaman dan
kesempatannya. Analisis organisasi adalah proses analisis kekuatandan kelemahan perusahaan.
Menyesuaikan organisasi dan lingkungannya
Menyesuaikan ancaman dan kesempatannya terhadap kekuatan dan kelemahanperusahaan adalah
inti perumusan strategi.

5.1. Tingkatan Perencanaan

Perencanaan Strategis
Perencanaan Taktis

Perencanaan Operasional

5.2. Proses Manajemen


Perencanaan adalah proses penentuan apa yang harus dilakukan olehperusahaan dan bagaimana
cara terbaik untuk melakukan hal tersebut.

PengorganisasianProses manajemen dalam menetapkan cara terbaik dalam rangkamengatur sumber


daya dan aktivitas usaha sehingga menjadi strukturyang padu.

PengarahanProses manajemen pengarahan dan pemotivasian karyawan agar sesuaidengan upaya


pencapaian tujuan usaha.

Pengendalian

Adalah proses manajemen yang memonitor kinerja organisasi usahauntuk memastikan sesuai
dengan upaya-upaya pencapaian tujuanorganisasi.

5.3. Tipe-Tipe Manajer

Manajer Puncak

Manajer Menangah

Manajer Lini PertamaBidang-Bidang ManajemenKe semua tingkatan manajemen di atas bekerja


pada berbagai bdang dalamsuatu perusahaan, meliputi sumber daya manusia, informasi dan
keuangan, operasional, pemasaran.

Manajer Sumber Daya Manusia

Manajer Informasi

Manajer Keuangan

Manajer Operasi

Manajer Pemasaran

5.4. Dasar Keterampilan Manajer


Seorang manajer harus memiliki dan mampu mengembangkan ketrampilanteknis, hubungan
manusia, konseptual dan pengambilan keputusan, sertapengelolaan waktu.

Ketrampilan teknis

Ketrampilan hubungan manusia

Ketrampilan konseptual

Ketrampilan pengambilan keputusan


Ketrampilan pengelolaan waktu

6. Manajemen Bisnis
Manajemen yaitu bagian yang merencanakan, mengelola, dan menjalankan bisnis.

Produk atau layanan adalah komponen yang dijual atau ditawarkan kepadapasar.Partner yaitu pihak
yang ikut membantu dalam menjalankan bisnis.Pelanggan yaitu pihak yang akan menerima tawaran
atau membeli produk dan layanan yang ditawarkan.

6.1. Manajemen
Manajemen perusahaan adalah nyawa perusahaan. Terkadang adabeberapa kendala atau
halangan yang tidak dapat dihindari misalnyatertipu rekan kerja dan tertimpa bencana serta
kendala-kendala lainnya.Beberapa prinsip dan standarisasi yang diharapkan mampu
mendukungkemajuan dan perkembangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

Perencanaan yang matang

Sumber daya manusia yang berkualitas, loyal dan sejahtera

Manager yang terbuka, tegas, dan demokrat

Lingkungan kerja yang nyaman dan mendukung

Terbuka dan selalu belajar

6.2. Mengubah Budaya Perusahaan

Mengkomunikasikan budaya dan mengelola perubahanBudaya perusahaan mempengaruhi budaya


dan perilaku manajemen.Jika harus mengubah budaya dapat ditempuh dengan tiga tahap :1.

Manajemen puncak mengidentifikasi perubahan lingkungan sebagaitanggapan terbaik terhadap


masalah yang dihadapi.2.

Merumuskan visi perusahaan baru.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan


merujuk pada :
1.Pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan karyawan;
2.Pembinaan kelompok dan tim kerja yang kompak;
3.Gaya manajemen partisipatif;
4.Budaya perusahaan, dan
5.Pendapatan gaji yang memadai.

7. Kreatifitas dalam Usaha


Kreatifitas dalam usaha merupakan kunci utama usaha.Ada 7 (tujuh) kebiasaan orang kreatif
menurut Edy Zaques, yaitu :

1.Bersikap terbuka
2.Berani mencoba
3.Menyukai tantangan
4.Mengolah
5.Imajinatif
6.Menyukai variasi
7.Bergairah

8. Persaingan Bisnis
Seringkali literatur bisnis memuat
mission statement
dan jugamengidentifikasi produk atau jasa spesifik mereka. James W. Hart, seorangpakar marketing
memberikan tips analisis persaingan usaha yang meliputilangkah-langkah sebagai berikut :

1.Berperanlah sebagai pelanggan dengan cukup uang


Anda dapat menanyakan dengan rumus 5W + 1H
(Who, What, When,Where, Why, and How)
untuk member pertanyaan yang cerdas danmendapat jawaban tentang kekuatan dan kelemahan
pesaing Anda.

2.Teleponlah kompetitor di luar daerah Anda


Saat Anda berbicara dengan kompetitor yang jauh jaraknya, pendekatanAnda haruslah lebih
straight
-forward.
Melakukanin
-field competition analysis Strategistrategi bisnis dan contohcontohnya

B MACAM MACAM STRATEGI

Kompleksitas kehidupan perekonomian telah membawa dampak terhadap strategistrategi


bisnis sebuah organisasi/perusahaan. Kondisi tersebut masih ditambahkan dengan kondisi
perekonomian global yang dapat sangat cepat berubahubah arahnya. Tingkat volatilitas kondisi
kehidupan sosial saat ini telah memaksa para pembuat kebijakan strategistrategi bisnis
meningkatkan frekuensi mereka dalam mereview strategistrategi yang sudah ditentukan
sebelumnya.

Offensive dan defensive


Bisnis ketika telah berhasil mencapai skala tertentu membutuhkan pemikiranpemikiran dan
strategistrategi yang jauh lebih matang didalam meraih keberhasilan yang berkelanjutan. Strategi
strategi yang diambil tentu saja merupakan langkah pertama yang sangat penting didalam
menentukan nasib bisnis tersebut kedepannya. Seperti layaknya sebuah pertandingan sepak bola,
peran serta pelatih/manager saat ini menjadi jauh lebih signifikan dibandingkan dengan era 80an
maupun 90an. Ketersediaan sumber daya yang paling berlimpah sekalipun (kumpulan para bintang
pemain sepakbola dalam hal ini) tidak akan menjamin keberhasilan sebuah tim didalam meraih
kemenangan tanpa didukung strategi yang tepat. Kita bisa melihat bagaimana keberhasilan seorang
Guus Hiddink melatih beberapa tim nasional yang hanya memiliki kemampuan teknis terbatas,
tetapi dengan strategistrategi yang tepat dapat membawa timtim nasional asuhannya kepada
tingkat yang lebih tinggi. Kita juga dapat melihat bagaimana sebuah klub sepak bola Eropa ternama
yang pada akhir tahun 90an mendatangkan para bintang sepakbola dengan menguras keuangan
yang sangat besar, namun hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda dengan kondisi sebelum
didatangkannya para bintang sepakbola sejagat tersebut.
Seperti juga layaknya pertandingan sepak bola, strategistrategi pada bisnis didasari pada
kemampuan internal dan juga kondisi eksternal yang dihadapi. Seperti layaknya tim sepakbola harus
dapat memainkan permainan offensive dan defensive, strategistrategi bisnis juga harus dinamis dan
disesuaikan dengan kondisi eksternal yang dihadapi. Oleh sebab itu kita juga dapat
mengklasifikasikan strategistrategi bisnis menjadi dua macam, yaitu strategistrategi offensive dan
strategistrategi defensive.

Strategistrategi Offensive
Dua faktor penting yang menentukan keberhasilan sebuah bisnis adalah pasar (yang paling
sering dibicarakan adalah kemampuan bersaing) dan produk (baik produk berbentuk fisik maupun
produk yang bersifat intangible, jasa). Untuk memudahkan pemahaman, cobalah perhatikan matriks
kombinasi antara pasar dan produk yang terdapat di slide ke23 pada materi pokok. Istilah yang
dipakai pada materi pokok adalah Strategi Pertumbuhan. Ada empat macam kemungkinan strategi
yang dapat dipilih berdasarkan kondisikondisi pada matriks.

Penetration Strategy
Kondisi yang terjadi adalah pasar yang memang sudah exist serta produk/jasa yang ditawarkan juga
memang sudah exist. Salah satu alasan paling utama dipilihnya strategi penetrasi ini adalah ketika
perusahaan tersebut merasakan dan meyakini pasar yang sekarang ini telah exist akan dapat
bertumbuh lagi (demand pada pasar existing tersebut akan terus bertambah). Untuk mengantisipasi
kondisi tersebut, yang umum dilakukan adalah penambahan jumlah sales force dan intensifikasi
promosi. Salah satu contohnya: Persaingan industri telekomunikasi selular di Indonesia. Kita dapat
melihat bahwa hampir semua operator selular melakukan intensifikasi promosi baik secara above
the line maupun below the line campaign. Hal ini diyakini bahwa pasar selular Indonesia masih akan
terus tumbuh, demandnya akan terus meningkat. Produkproduk utama yang mereka
tawarkan
bukanlah produkproduk yang benarbenar memiliki nilai yang baru, pasar dimana mereka berusaha
melakukan penetrasi secara intensif juga adalah pasar yang secara umum sudah mereka kuasai.
Bagaimana menjadi penguasa market share terbesar dalam pasar yang diyakini demandnya masih
akan terus meningkat adalah menjadi fokus utama dipilihnya strategi penetrasi pasar ini.

Product development strategy


Kondisi yang terjadi adalah produk/jasa yang ditawarkan baru (dapat berupa penyempurnaan
produk yang telah ada, ataupun benarbenar inovasi baru), namun pasar yang menyerapnya adalah
pasar yang existing. Salah satu contohnya: General Motors pada awal 90an memasarkan mobil
sedan listrik GM yang pertama dengan nama EV1, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Berdasarkan laporan investigatif pada salah satu media, mobil yang seluruhnya digerakkan tenaga
listrik ini memang akhirnya ditarik kembali semuanya, namun bukan karena keluhan dari para
pelanggan. Hal tersebut terjadi lebih dikarenakan infrastruktur (tempat pengisian listriknya terbatas)
dan teknologi baterai yang masih terlalu konvensional pada saat itu serta konflik kepentingan yang
cukup besar diantara para produsen otomotif, para produsen minyak dan bahan bakar, serta
pemerintah daerah California. Ketika harga minyak dunia menembus USD100/barel, kita dapat
menyaksikan bagaimana produsenprodusen otomotif dunia kembali berupaya memasarkan mobil
yang hemat bahan bakar, hybrid car. Mobil hybrid diyakini dapat menjembatani konflik kepentingan
tersebut, karena masih menggunakan bahan bakar fosil. Perbedaannya adalah pada pemanfaatan
baterai pada kendaraan yang lebih dioptimalkan. Dari contoh tersebut kita dapat melihat bagaimana
produsen berupaya merebut pasar dengan menawarkan produk substitusi (produk yang memiliki
nilai lebih) terhadap produk sebelumnya. Pertumbuhan pasar bukanlah menjadi dasar yang utama
pada saat dipilihnya Product Development Strategy.

Market Development Strategy


Kondisi yang terjadi dimana produk yang ditawarkan adalah produk existing, tetapi pasar yang
menyerapnya adalah pasar yang baru. Salah satu motif utama dipilihnya Market Development
Strategy ini adalah potensi keuntungan yang dilewatkan apabila tidak masuk ke emerging markets.
Kondisi keuntungan pada pasar yang saat ini dikuasai masih baik, namun growth pada emerging
markets terlalu menggoda untuk dilewatkan. Salah satu contohnya: Pabrikpabrik otomotif kelas
dunia melebarkan sayap mereka ke pasar China ketika perkenomian China membaik yang membuat
daya beli rakyatnya juga meningkat. Kondisi tersebut ditambah dengan transportasi umum di China
yang belum sebaik negaranegara maju. Produkproduk yang ditawarkan tidaklah berbeda dengan
produkproduk yang telah dipasarkan pada pasarpasar sebelumnya seperti di Amerika, negara
negara Eropa dan negaranegara Asia. Pada artikel utama majalah The Economist edisi terakhir,
tulisan yang sangat menarik mengenai dipertanyakannya posisi dominan Toyota sebagai produsen
otomotif dunia. Bagaimana pada artikel tersebut disebutkan penjualan VW dan Hyundai secara
global meningkat dibandingkan dengan penjualan GM, Honda, dan Toyota belakangan ini. Memang
yang menarik dari pasar otomotif China ini adalah Toyota dan Honda tidak mendominasi pasar
seperti yang kita rasakan di Indonesia. VW, General Motors, serta Hyundai kelihatannya lebih
dominan sampai dengan saat ini dibandingkan Toyota dan Honda. Efek krisis global yang masih
terasa tentu saja membuat penjualan dinegaranegara maju merosot yang mana justru Toyota dan
Honda mendominasi. Pasar China sebagai the least loser pada krisis kali ini tentu membawa angin
segar bagi VW dan Hyundai. Pada Market Development Strategy adalah sangat penting untuk dapat
membaca kondisi yang akan terjadi didalam sebuah pasar. Ketertinggalan didalam menggarap
sebuah pasar yang baru dapat membawa kemungkinan ketertinggalan secara total dibandingkan
dengan pesaingpesaing lainnya.

Diversification Strategies
Secara umum, strategistrategi diversifikasi dapat kita bagi menjadi dua macam strategi, yaitu:
1. Integration Strategies.
Beberapa tujuan utama dalam memilih strategistrategi integrasi ini antara lain untuk bisa
mendapatkan market share lebih besar dan cepat atau mengintegrasikan produk/jasanya
dari hulu sampai hilir.
Strategistrategi integrasi dapat kita bagi menjadi tiga, yaitu:

a. Forward integration
Kondisi yang terjadi adalah dimana sebuah perusahaan mengakuisisi (dapat juga
membentuk) perusahaan lain yang masih terdapat dalam rantai pasokan
barang/jasa yang sama yang mana akan membawa posisi akhir kepada semakin
dekatnya perusahaan tersebut kepada pengguna akhir barang/jasa tersebut.
Sebagai contohcontohnya: Toyota Astra Motor memasarkan produkproduknya
melalui anak usahanya Auto 2000 serta Apple dalam memasarkan produknya
melalui istorenya dan masih banyak lagi. Selain motif mendapatkan keuntungan
yang lebih banyak, salah satu motif utama dilakukannya forward integration adalah
untuk meyakinkan bahwa konsumen akhir memang mendapatkan informasi penuh
dari produk/jasa yang diberikan. Hal ini tercermin dengan pihakpihak yang
menerapkan strategi ini banyak yang merupakan perusahaanperusahaan yang
bergerak dibidang teknologi atau mereka yang bergerak pada niche market. Mereka
mau meyakinkan diri bahwa jalur distribusi yang dipakai memang dapat
mengkomunikasikan dengan baik dan detail kemampuan teknis produkproduk yang
mereka hasilkan dan kelebihannya dibandingkan dengan kompetitor serta
memastikan pelayanan purna jual yang prima, tidak sematamata jalur distribusi
yang menitikberatkan kepada penjualan seperti layaknya menjual komoditas yang
mana fungsi dan featurenya sudah diketahui secara umum.

b. Backward integration
Kondisi yang terjadi dimana sebuah perusahaan mengakuisisi (dapat juga
membentuk) perusahaan lain yang masih terdapat dalam rantai pasokan
barang/jasa yang sama yang mana akan membawa posisi akhir kepada semakin
dekatnya perusahaan tersebut kepada bahan dasar produk yang dihasilkan. Sebagai
contohcontohnya: Olympic ketika mengakuisisi salah satu supplier penghasil kayu
lapisnya sebagai bahan dasar pembuatan furniturenya. Adhi Karya sebagai salah
satu kontraktor BUMN saat ini telah memiliki anak usaha Adhi Mix yang bergerak
dibidang penyediaan ready mix concrete. Salah satu alasan utama dipilihnya
backward integration adalah ketika perusahaan yang mengkonsumsi bahan baku
tersebut merasakan bahwa perusahaan tersebut sudah merupakan salah satu
konsumen terbesar dari suppliernya saat ini dan profit yang diraih oleh suppliernya
tersebut sangat memadai untuk dilakukannya backward integration. Pengakuisisian
kapasitas produksi juga merupakan motif yang umum terjadi, dimana keuntungan
tambahan akan merupakan milik perusahaan pengakuisisi tersebut.

c. Horizontal integration
Kondisi yang terjadi dimana sebuah perusahaan mengakuisisi (dapat juga
membentuk) perusahaan lain yang terdapat dalam rantai pasokan barang/jasa yang
sama dan juga berada dilevel yang sama dalam rantai pasokan barang/jasa tersebut.
Sebagai salah satu contohnya: TransTV mengakuisisi TV7 yang sekarang menjadi
Trans7. Salah satu tujuan utama dipilihnya strategi ini adalah untuk meningkatkan
porsi market share yang saat ini sudah diraih, disamping juga dimaksudkan agar
mampu melayani segmen pasar yang lebih luas daripada yang sudah dikuasai
sekarang ini.

2. Conglomeration Strategy
Dari namanya, tentu kita sudah jelas apa yang dimaksud dengan strategi konglomerasi.
Strategi offensive yang satu ini tidak akan membatasi diri pada industri mana yang
sebelumnya mereka kuasai, tanpa membatasi diri kepada pada posisi mana sebelumnya
mereka berada dalam sebuah mata rantai pasokan, dan seterusnya dan seterusnya. Strategi
yang satu ini sangat popular pada era 80an. Banyak sekali contoh dalam strategi ini, antar
lain: Grup Bakrie, Grup Salim dan sebagainya. Para penganut kapitalisme sejati ini
memfokuskan pada kesempatan yang tersedia dan akan merealisasikan kesempatan
kesempatan tersebut berdasarkan intuisi dan juga memaksimalkan segala sumber daya yang
mereka miliki.

Strategistrategi Defensive
Setelah kita membicarakan strategistrategi offensive, strategistrategi defensive juga tidak
kalah menariknya. Kondisikondisi yang sangat volatile sekarang ini menuntut kedinamisan dalam
mereview strategistrategi yang telah ditentukan. Situasi ekonomi, yang merupakan bagian dari
kondisi eksternal dalam SWOT analisis, dapat berubah arah dengan cepat. Sebagai contoh, tahun
1997 yang dikenal sebagai krisis Asia dimana pasar Asia, khususnya Asia Tenggara, sangat lesu waktu
itu. Siapa yang dapat menyangka bahwa 10 tahun kemudian justru krisis melanda negaranegara
maju yang seharusnya secara text book mampu belajar dari krisis Asia 1997 tersebut?
Kita juga dapat melihat bagaimana teknologi dapat merubah situasi yang telah kita kenal
dengan baik. Saat ini beberapa negara tengah melakukan penelitian mengenai energi terbarukan
seperti energi matahari dan energi angin yang teknologinya masih jauh dari sempurna sampai saat
ini. Dapat kita bayangkan apabila aplikasi teknologi yang saat ini hanya mampu menyerap antara 15
20% dari tenaga surya dimasa depan mampu menyerap jauh lebih signifikan. Demikian pula apabila
aplikasi teknologi energi angin dapat jauh lebih matang daripada saat ini, tentu kehidupan akan
sangat berbeda, asalkan tidak terganjal oleh masalah jangka waktu HAKI (jangan sampai penguasaan
terhadap teknologi strategis semacam ini diberikan jangka waktu yang tidak terbatas). Oleh sebab
itu dapat kita simpulkan bahwa bukan hanya faktor ekonomi dan teknologi yang dapat membawa
dampak perubahan, namun juga faktorfaktor seperti sosial budaya, kondisi pasar, maupun kondisi
politik dapat membawa perubahan yang mungkin tidak diperhitungkan sebelumnya.
Pandanganpandang makro semacam itu dapat kita bawa kepada tingkatan yang lebih
mikro. Apakah lanskap kondisi persaingan dalam sebuah industri akan tetap selamanya? Mari kita
ambil dua contoh lanskap industri yang telah berubah secara radikal dalam 10 tahun terakhir ini.
Yang pertama, industri penerbangan komersial. Industri yang tadinya diyakini adalah industri padat
modal dan hanya bergerak pada segmen pasar premium, ternyata berubah secara total ketika
RyanAir dan easyJet mampu merombaknya. Komisi penjualan tiket kepada agenagen perjalanan
dipangkas habis dengan memanfaatkan teknologi internet. Biayabiaya pendaratan yang tinggi pada
bandarabandara udara kelas satu dipangkas secara signifikan dengan memakai bandarabandara
udara kelas dua yang jaraknya masih dapat ditoleransi para konsumen. Pemberian kenyamanan
seperti makanan juga dipangkas habis.
Contoh berikutnya adalah industri wine yang kental dengan tradisi untuk memperoleh wine
premium. Saat ini, perkebunan wine tidak hanya terletak dibenua Eropa atau Prancis tepatnya.
Australia, USA, Chili, Afrika Selatan, China, India, Maroko, dan Bali sudah banyak terdapat
perkebunan wine. Walaupun para pecinta fanatik wine tradisional mengatakan bahwa
produksi
masal wine sangat buruk hasilnya, memproduksi wine layaknya CocaCola, toh lebih banyak
konsumen ternyata tidak mengeluh dengan hasil wine yang diproduksi dengan basis teknologi
tersebut. Proses yang menggunakan gentonggentong yang terbuat dari serbuk oaks jelas lebih
murah dibandingkan penggunaan gentonggentong dengan kayu gelondongan asli oaks. Penggunaan
sistem freezer juga lebih memberikan kepastian dibandingkan penantian akan musim dingin dalam
memproduksi ice wine. Masih banyak inovasiinovasi yang telah dilakukan didalam bidang proses
produksi untuk industri wine saat ini. Dengan pemanfaatan aplikasi teknologi terkini, produksi wine
tentu saja meningkat pesat, bahkan saat ini total hasil produksi wine Eropa ternyata kurang dari
setengah total produksi wine secara global. Sekali lagi lanskap persaingan telah berubah.
Masih banyak contohcontoh lanskap persaingan yang telah berubah. Bagaimana
perusahaanperusahaan yang memang sudah ada sebelumnya dalam menyikapi hal ini? Dengan
mengaplikasikan strategistrategi offensive? Seperti layaknya permainan sepakbola, permainan
offensive sepanjang waktu terkadang tidak bijaksana. Ada waktunya bagi perusahaan untuk
melakukan konsolidasi dan juga memperkuat pertahanan. Secara garis besar, ada dua macam
strategi defensive, yaitu retrenchment dan liquidation.
yaitu dengan melakukan telemarketing
pada prospek dan menanyakan apakah mereka mengenalkompetitor Anda, pernah menjalin
hubungan bisnis dengan mereka, danlain-lain.

B. MENETAPKAN SASARAN USAHA


Langkah awal dalam manajemen yang efektif adalah menetapkan sasaran (goal) tujuan
(objective) yang diharapkandan direncanakan untuk dicapai suatu bisnis. Tujuan bisnis adalah
sejumlah sasaran yang diharapkan dan direncanakan untuk dicapai oleh perusahaan. Tujuan
organisasi dapat dicapai apabila perusahaan mampu mengimplementasikan langkah langkah/
strategi yang tertuang di dalam perencanaan.

Adapun macam-macam strategi:

Strategi Korporasi (Corporate strategy )


Adalah strategi untuk menentukan keseluruhan sikap langkah perusahaan terhadap
pertumbuhan dan cara perusahaan mengelola bisnis atau lini produknya , seperti :
meningkatkan aktifitas/ investasi termasuk penghematan.

Strategi Bisnis (Business / Competitive Strategy )


Strategi yang diambil pada level unit-unit usaha/ lini produk yang difokuskan pada
peningkatan posisi saing perusahaan.

Strategi Fungsional ( Functional Strategy )


Para manajer dalam bidang spesifik hanya memutuskan cara terbaik mencapai
tujuan perusahaan dengan menjadi seproduktif mungkin.

Menetapkan Sasaran Bisnis


Adalah pembentukan target, dimana organisasi dan manager mengukur keberhasilan
dan kegagalan dari setiap level kegiatan.
Tujuan dari penetapan sasaran organisasi:
Menyediakan arah dan pedoman bagi manajer pada semua level
Membantu perusahaan mengalokasikan sumberdaya, wilayah di mana diharapkan
untuk tumbuh sebagai prioritas utama.
Membantu menetapkan budaya perusahaan.
Membantu manajer dalam menilai kinerja perusahaan.

Macam-macam sasaran:
Tujuan tiap perusahaan berbeda tergantung pada maksud dan misinya, terlepas dari
hal tersebut, setiap perusahaan memiliki sasaran:

a. Jangka Panjang
Adalah tujuan yang ingin dicapai dalamjangka waktuyang relatif panjang,secara
umum biasanya 5 tahun atau lebih dimasa yang akan datang.

b. Jangka Menengah
Adalah tujuan yang ingin dicapai dalamjangka waktu yang relatif lebih pendek,
secara umum biasanya 1-5 tahun.

Jangka Pendek
Adalah tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang relatif pendek,secara
umum biasanya kurang dari 1 tahun.

PERUMUSAN STRATEGI
Adalah penciptaan program yang luas untuk menetapkan dan mencapai sasaran
organisasi. Langkah langkah perumusan strategi:
Menetapkan Sasaran Strategis.
Sasaran strategis adalah sasaran jangka panjang yang langsung berasal dari
pernyataan misi perusahaan. Setelah sasaran strategis ditetapkan biasanya
perusahaan menempuh proses yang disebut analisis SWOT (Strenght, Weakness,
Opportunity and Threat). SWOT adalah proses Identifikasi dan analisis kekuatan dan
kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman lingkungan sebagai bagian dari
perumusan strategi.
Menganalisis organisasi dan lingkungannya.
Analisis lingkungan adalah proses analisis terhadap lingkungan usaha dari ancaman
dan kesempatan organisasi. Analisis organisasi adalah proses analisis kekuatan dan
kelemahan perusahaan.

3. Menyesuaikan organisasi dan lingkungannya.


Menyesuaikan ancaman dan kesempatannya terhadap kekuatan dan kelemahan
perusahaan adalah inti perumusan strategi.

TINGKATAN PERENCANAAN
I. Perencanaan Strategis
Merefleksikan keputusan-keputusan tentang alokasi sumberdaya, prioritas
perusahaan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapaitujuan-tujuan
strategis tersebut.
Biasanya dibuat oleh Dewan Direksi dan Manager Puncak.

II. Perencanaan Taktis


Perencanaan dengan rentang yang lebih pendek untuk mengimplementasikan aspek-
aspek tertentu dari perencanaan strategis perusahaan yang biasanya dibuat oleh
Manager Level Menengah Keatas

III. Perencanaan Operasional


Biasanya dibuat oleh manager level menengah kebawah untuk menentukan target2-
target jangka pendek: harian, mingguan dan bulanan

PERENCANAAN KONTINJENSI DAN MANAJEMEN KRISIS


Terkait dengan lingkungan usaha yang sulit diprediksi, dan dapat menyebabkan
masalah utama yang tidak diharapkan, perusahaan mengembangkan 2 metode
perencanaan:
1. Perencanaan Kontinjensi
Menghargai kebutuhan untuk menemukan solusi pada aspek2 masalah tertentu
2. Manajemen Krisis
Adalah metode-metode organisasi terkait dengan hal-halyang bersifat darurat yang
memerlukan penanganan segera.
PROSES MANAJEMEN
Meliputi proses Perencanaan, pengorganisasia, Pengarahan, dan Pengendalian
seluruh aspek organisasi: keuangan, fisik, manusia, sumber-sumber informasi dalam
mencapai tujuan perusahaan.
PERENCANAAN
Perencanaan adalah proses penentuan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan
dan bagaimana cara terbaik untuk melakukan hal tersebut.
PENGORGANISASIAN
Proses manajemen dalam menetapkan cara terbaik dalam rangka mengatur
sumberdaya dan aktivitas organisasi, sehingga menjadi struktur yang padu.
PENGARAHAN
Proses manajemen pengarahan dan pemotivasian karyawan agar sesuai dengan
upaya pencapaian tujuan organisasi.
PENGENDALIAN
Adalah proses manajemen yang memonitor kinerja organisasi untuk memastikan
sesuai dengan upaya-upaya pencapaian tujuan organisasi.

TIPE-TIPE MANAJER
Tingkatan Manajer:
Manajer Puncak
Manajer yang bertanggung jawab pada dewan direksi dan pemegang saham atas
keseluruhan kinerja dan aktivitas perusahaan.
Manajer Menengah
Manajer yang bertanggung jawab pada pengimplementasian strategi kebijakan dan
keputusan yang dibuat oleh manajer puncak.
Manajer Lini Pertama
Manajer yang bertanggung jawab langsung atas pekerjaan karyawan (supervisi)

Bidang-Bidang Manajemen
Kesemua tingkatan manajemen di atas bekerja pada berbagai bidang dalam suatu
perusahaan, meliputi: Sumber daya Manusia, Informasi dan Keuangan, Operasional,
Pemasaran.
1. Manajer Sumber Daya Manusia bertugas: Rekruitmen, Pelatihan, Evaluasi kinerja,
dan Penentukan besarnya kompensasi bagi karyawan.
2. Manajer Informasi bertugas dan bertanggung jawab terkait: Perancangan dan
Penerapan Sistem untuk menggabungkan, mengorganisasikan, dan mendistribusikan
informasi.
3. Manajer Keuangan : Merencanakan dan mengawasi fungsi akuntansi dan sumber-
sumber keuangan.
4. Manajer Operasi terkait dengan tugas-tugas dan tanggung jawab pada sistem yang
digunakan oleh perusahaan dalam produksi, persediaan, dan pengawasan kualitas
dari barang dan jasa yang dihasilkan.
5. Manajer Pemasaran bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan yang mencakup
pengembangan, penetapan harga, promosi dan distribusi barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen.

DASAR KETRAMPILAN MANAJER


Seorang manajer harus memiliki dan mampu mengembangkan ketrampilan Teknis,
Hubungan Manusia, Konseptual dan Pengambilan Keputusan serta Pengelolaan
Waktu.
1. Ketrampilan Teknis
Ketrampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas khusus.
2. Ketrampilan Hubungan Manusia
Ketrampilan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain
3. Ketrampilan Konseptual
Ketrampilan terkait dengan kemampuan untuk berpikir pada hal-hal yang abstrak,
mendiagnosis dan menganalisis situasi yang berbeda dan memandang jauh kedepan.
4. Ketrampilan Pengambilan Keputusan
Kemampuan dalam identifikasi masalah, dan menentukan langkah terbaik untuk
menyelesaikan masalah.
5. Ketrampilan Pengelolaan Waktu
Ketrampilan yang berkaitan dengan pemanfaatan waktu secara produktif.
KEAHLIAN MANAJEMEN UNTUK ABAD KE DUA PULUH SATU
Pada abad 21 manajer dituntut untuk memiliki wawasan terhadap pasar asing dan
kemampuan memahami dan memanfaatkan teknologi informasi sehingga mampu
bersaing dalam lingkungan global.

MANAJEMEN DAN BUDAYA PERUSAHAAN


Budaya perusahaan meliputi pengalaman, kisah, kepercayaan dan norma-norma
bersama yang memberikan ciri suatu organisasi yang akan membantu dalam
menciptakan iklim kerja dan bisnis yang terjadi dalam suatu organisasi.

MENGKOMUNIKASIKAN BUDAYA DAN MENGELOLA PERUBAHAN


Budaya perusahaan mempengaruhi budaya dan perilaku manajemen, untuk itu
manajer harus memiliki pemahaman yang jelas tentang budaya, menyalurkan
budaya itu pada orang lain dalam organisasi dan dapat mempertahankan budaya
tersebut. Jika harus mengubah budaya dapat ditempuh dengan tiga tahap:
1. Manajemen Puncak mengidentifikasi perubahan lingkungan sebagai tanggapan
terbaik terhadap masalah yang dihadapi.
2. Merumuskan visi perusahaan baru.
Menetapkan sistem baru untuk menghargai dan memberikan kompensasi kepada
karyawan yang mengukuhkan nilai baru perusahaan.

Cara Mendefinisikan Tujuan Bisnis Anda Dengan Jelas

Menetapkan tujuan bisnis merupakan bagian penting dari memilih bisnis yang tepat
untuk Anda. Jika bisnis Anda tidak memiliki tujuan pribadi, Anda mungkin tidak akan
senang bangun setiap pagi dan mencoba untuk membuat bisnis lebih sukses. Cepat
atau lambat, Anda akan berhenti melakukan upaya yang diperlukan untuk membuat
konsep bisnis Anda. Perhatikan hal berikut ini ketika menetapkan tujuan untuk bisnis
Anda:

1. Goal Anda Harus Spesifik

Bisnis Anda akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik untuk berhasil jika Anda
memiliki goal/ tujuan yang spesifik. "Meningkatkan modal bisnis" bukanlah sebuah
goal yang spesifik, Anda bisa lebih spesifik dengan menentukan goal, misalnya
"Meningkatkan modal bisnis sebesar Rp 200 juta pada akhir Mei 2013".

2. Selalu Optimis

Ketika Anda sudah menentukan goal bisnis maka Anda harus berpikir positif tentang
goal itu. Membuat tujuan dengan motivasi yang inspirasional akan membuat Anda
semakin terpacu untuk maju. Misalnya "Harus mampu mencapai goal agar mampu
membayar tagihan", ini bukanlah sebuah goal yang inspirasional, "mencapai financial
security" adalah tujuan yang lebih positif dan menambah motivasi Anda untuk
mencapainya.

3. Berpikir Realistis
Jika Anda menetapkan tujuan bisnis Anda akan mendapatkan penghasilan sebesar
Rp 500.000.000,-/ bulan padahal Anda belum pernah mendapatkan hasil sebanyak
itu di dalam satu tahun maka bisa dibilang tujuan itu tidak realistis. Akan lebih baik
bila kita melakukan langkah-langkah kecil yang dapat meningkatkan penghasilan
bulanan, misalnya meningkatkan penghasilan bulanan sebesar 25%. Setelah goal
pertama Anda tercapai, Anda bisa membuat target yang lebih besar, dan seterusnya.

4. Pikirkan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Biasanya tujuan jangka pendek untuk periode satu minggu hingga satu tahun. Tujuan
jangka panjang dibuat untuk periode 5 tahun, 10 tahun, hingga 20 tahun. Tujaun
jangka panjang harus dibuat lebih besar dibanding tujuan jangka pendek namun
tetap harus realistis.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan
tujuan bisnis Anda:

1. Penghasilan Yang Anda Inginkan


Banyak pengusaha masuk ke dunia bisnis untuk mendapatkan keamanan finansial.
Pertimbangkan berapa banyak uang yang Anda ingin dapatkan selama tahun
pertama operasi bisnis Anda dan setiap tahun sesudahnya, hingga lima tahun.

2. Gaya Hidup Anda


Ini mencakup pada perjalanan, jam kerja, investasi aset pribadi dan lokasi geografis.
Apakah Anda bersedia untuk bepergian atau pindah? Berapa jam Anda bersedia
untuk bekerja dalam seminggu? Aset Anda yang mana memiliki resiko?

3. Jenis Pekerjaan Yang Anda sukai


Ketika menetapkan tujuan untuk jenis pekerjaan, Anda perlu menentukan apakah
Anda suka bekerja di luar rumah, di kantor, dengan komputer, di telepon, dengan
banyak orang, dengan anak-anak, dan sebagainya. Melakukan bisnis yang Anda sukai
akan membuat pekerjaan Anda jauh lebih mudah dan kemungkinan berhasilnya akan
semakin besar.

4. Ego Gratifikasi Yang Anda Miliki


Hadapilah: Banyak orang masuk ke dunia bisnis untuk memenuhi ego mereka.
Memiliki bisnis bisa sangat memuaskan ego, terutama jika Anda berada dalam bisnis
yang dianggap glamor atau menarik. Anda perlu memutuskan seberapa penting
kepuasan ego Anda dan bisnis apa yang terbaik memenuhi kebutuhan itu.

Aturan yang paling penting dari evaluasi diri dan penetapan tujuan bisnis adalah
kejujuran. Masuklah ke dunia bisnis dengan mata terbuka lebar tentang kekuatan
dan kelemahan Anda. Sesuatu yang Anda suka dan tidak suka dalam tujuan utama
bisnis memungkinkan Anda untuk menghadapi keputusan yang akan dihadapi
dengan keyakinan dan kesempatan yang lebih besar untuk sukses.
Benar, terlebih lagi banyak orang berbisnis hanya melihat keuntungan saja tetapi
tidak merencanakan solusi jika mengalami masalah

Menetapkan tujuan bisnis merupakan bagian penting dari memilih bisnis yang tepat
untuk Anda. Jika bisnis Anda tidak memiliki tujuan pribadi, Anda mungkin tidak akan
senang bangun setiap pagi dan mencoba untuk membuat bisnis lebih sukses. Cepat
atau lambat, Anda akan berhenti melakukan upaya yang diperlukan untuk membuat
konsep bisnis Anda. Perhatikan hal berikut ini ketika menetapkan tujuan untuk bisnis
Anda:

1. Goal Anda Harus Spesifik Bisnis Anda akan mendapatkan kesempatan yang lebih
baik untuk berhasil jika Anda memiliki goal/ tujuan yang spesifik. "Meningkatkan
modal bisnis" bukanlah sebuah goal yang spesifik, Anda bisa lebih spesifik dengan
menentukan goal, misalnya "Meningkatkan modal bisnis sebesar Rp 200 juta pada
akhir Mei 2013".

2. Selalu Optimis Ketika Anda sudah menentukan goal bisnis maka Anda harus
berpikir positif tentang goal itu. Membuat tujuan dengan motivasi yang inspirasional
akan membuat Anda semakin terpacu untuk maju. Misalnya "Harus mampu
mencapai goal agar mampu membayar tagihan", ini bukanlah sebuah goal yang
inspirasional, "mencapai financial security" adalah tujuan yang lebih positif dan
menambah motivasi Anda untuk mencapainya.

3. Berpikir Realistis Jika Anda menetapkan tujuan bisnis Anda akan mendapatkan
penghasilan sebesar Rp 500.000.000,-/ bulan padahal Anda belum pernah
mendapatkan hasil sebanyak itu di dalam satu tahun maka bisa dibilang tujuan itu
tidak realistis. Akan lebih baik bila kita melakukan langkah-langkah kecil yang dapat
meningkatkan penghasilan bulanan, misalnya meningkatkan penghasilan bulanan
sebesar 25%. Setelah goal pertama Anda tercapai, Anda bisa membuat target yang
lebih besar, dan seterusnya.

4. Pikirkan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Biasanya tujuan jangka pendek bisnis
sampingan untuk periode satu minggu hingga satu tahun. Tujuan jangka panjang
dibuat untuk periode 5 tahun, 10 tahun, hingga 20 tahun. Tujaun jangka panjang
harus dibuat lebih besar dibanding tujuan jangka pendek namun tetap harus
realistis.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan
tujuan bisnis Anda:

1. Penghasilan Yang Anda Inginkan Banyak pengusaha masuk ke dunia bisnis untuk
mendapatkan keamanan finansial. Pertimbangkan berapa banyak uang yang Anda
ingin dapatkan selama tahun pertama operasi bisnis Anda dan setiap tahun
sesudahnya, hingga lima tahun.

2. Gaya Hidup Anda Ini mencakup pada perjalanan, jam kerja, investasi aset pribadi
dan lokasi geografis. Apakah Anda bersedia untuk bepergian atau pindah? Berapa
jam Anda bersedia untuk bekerja dalam seminggu? Aset Anda yang mana memiliki
resiko?

3. Jenis Pekerjaan Yang Anda sukai Ketika menetapkan tujuan untuk jenis pekerjaan,
Anda perlu menentukan apakah Anda suka bekerja di luar rumah, di kantor, dengan
komputer, di telepon, dengan banyak orang, dengan anak-anak, dan sebagainya.
Melakukan bisnis yang Anda sukai akan membuat pekerjaan Anda jauh lebih mudah
dan kemungkinan berhasilnya akan semakin besar.

4. Ego Gratifikasi Yang Anda Miliki Hadapilah: Banyak orang masuk ke dunia bisnis
untuk memenuhi ego mereka. Memiliki bisnis bisa sangat memuaskan ego, terutama
jika Anda berada dalam bisnis yang dianggap glamor atau menarik. Anda perlu
memutuskan seberapa penting kepuasan ego Anda dan bisnis apa yang terbaik
memenuhi kebutuhan itu. Aturan yang paling penting dari evaluasi diri dan
penetapan tujuan bisnis adalah kejujuran. Masuklah ke dunia bisnis dengan mata
terbuka lebar tentang kekuatan dan kelemahan Anda. Sesuatu yang Anda suka dan
tidak suka dalam tujuan utama bisnis memungkinkan Anda untuk menghadapi
keputusan yang akan dihadapi dengan keyakinan dan kesempatan yang lebih besar
untuk sukses.
PERTEMUAN 7 DAN 8
PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENINGKATAN DAYA SAING
A. POTENSI ENTREPRENEURSHIP DI DAERAH
B. POTENSI DAYA SAING INDONESIA
C. PERANAN ASOSIASI USAHA DAN PENGUSAHA DALAM PENGEMBANGAN BISNIS

Menjadi Entrepreneur yang Siap Kelola Potensi Daerah

Peningkatan daya saing sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal
ini berimplikasi pada pentingnya upaya lokal atau daerah untuk mengembangkan
keunggulannya dengan bertumpu pada potensi-potensi terbaik setempat. Berdasarkan Pasal
27 UU No. 32 tahun 2004 yang menyatakan bahwa kepala daerah dan wakil kepala daerah
mempunyai kewajiban memajukan dan mengembangkan daya saing daerah. Dalam hal ini,
daya saing daerah ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan modal SDM melalui inovasi.

Sistem inovasi pada dasarnya merupakan sistem yang terdiri dari sehimpunan aktor,
kelembagaan, jaringan, kemitraan, hubungan interaksi dan proses produktif yang
memengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi termasuk juga proses
implementasinya. Dengan demikian sistem inovasi tersebut terkait dengan IPTEK, aktivitas
nilai tambah bagi pemenuhan kebutuhan bisnis, dan pemanfaatan dalam masyarakat serta
proses pembelajaran yang berkembang.

Stratregi inovasi daerah berfokus pada potensi terbaik setempat dan terbuka pada ide-ide
kreatif yang bermanfaat bagi kemajuan daerah. Selain itu, tujuan yang jelas dan capaian
yang rasional juga ditetapkan dalam pengembangan sistem inovasi daerah.

Inovasi daerah bertumpu pada pemanfaatan potensi daerah yang terdapat pada daerah
tersebut. Salah satu peran yang dapat memaksimalkan pemanfaatan potensi daerah adalah
pelaku usaha atau enterpreneur. Enterpreneur menjadi salah satu indikator kualitas SDM
pada negara maju dan makmur. Negara yang maju dan makmur merupakan salah satu ciri
utamanya memiliki jumlah entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah penduduknya.
Sedangkan, Indonesia hanya sebesar 0,18%.

Kualitas SDM dan kemampuan iptek menjadi dasar penciptaan berbagai kreativitas dan
inovasi (kapasitas inovatif ) di daerah menjadi unsur penting penciptaan nilai tambah di
berbagai sektor dan mewujudkan kesejahteraan yang inklusif dalam koridor ekonomi. (RAP)

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN ENTREPRENEUR

Sejak zaman orde baru hampir semua pemerintah daerah berupaya menarik investor
sebanyak mungkin ke daerah mereka. Mereka membangun berbagai prasarana transportasi,
merancang wilayah industri, menawarkan berbagai kemudahan ijin, dan insentif
pajak.tawaran semacam ini diharapkan akan menarik para investor datang berinvestasi ke
wilayah mereka. Upaya menarik investor bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada wilayah yang
sudah melakukan berbagai kebijakan tapi tidak mampu menggaet minat investor. Namun di
lain pihak ada wilayah tertentu mengalami krisis lahan karena banyaknya investor yang
berminat.
Layaknya negara, sebuah wilayah harus secara aktif melakukan hubungan ekonomi dengan
wilayah lain untuk meningkatkan kemakmuran. Setiap wilayah perlu memperhatikan surplus
neraca perdagangan. Wilayah yang kompetitif cenderung mempunyai surplus perdagangan
sedang wilayah yang kurang kompetitif sering mengalami defisit neraca perdagangan.
Analisis semacam ini masih belum banyak karena data statistik perdagangan di daerah
belum tersedia secara memadai. Memang analisis perdagangan wilayah cukup rumit karena
selain proses perdagangan berlangsung antar satu wilayah dengan wilayah lain dalam negara
yang sama, tidak tertutup kemungkinan proses perdagangan berlangsung antar satu wilayah
dengan luar negeri (amstrong 1993).

Biasanya data perdagangan antar wilayah jarang tersedia, bahkan dalam banyak hal
dianggap tidak terlalu penting. Banyak daerah hanya mengumpulkan data sekedar memnuhi
tuntutan administrasi pusat dan belum melihat manfaat pengadaan data. Sebenarnya data
perdagangan dari suatu wilayah dengan wilayah lain akan sangat membantu pengambil
kebijakan memetakan tujuan pasar ekspor produk lokal.

Kebijakan pembangunan daerah mempunyai korelasi kuat dengan pembangunan ekonomi


nasional. Daerah mempunyai pegaruh dalam menentukan arah dan perkembangan ekonomi
nasional. Sebenarnya pemerintah pusat berperan dalam kebijakan pepajakan, pendidikan,
dan kebijakan lingkungan, sedangkan pemerintah daerah lebih berperan dalam pengambilan
keputusan investasi dalam aras lokal. Di sini setiap pemerintah daerah harus mencoba
membuat kebijakan yang dapat mendorong pengusaha dari luar melakukan investasi di
wilayah mereka. Untuk itu pemerintah perlu merancang program yang mendorong dunia
usaha agar dapat berkembang.

Pemerintah daerah dapat mendorong tumbuhnya entrepreneur melalui kebijakan mikro dan
budaya. Kebijakan mikro yaitu melalui pemberian bantuan kepada usaha perorangan.
Misalnya, jika ada pengusaha yang kekurangan modal maka pemerintah bisa membantu
dengan memberi kredit yang telah disubsidi. Diharapkan dengan subsidi tersebut pengusaha
kecil akan mempunyai margin yang cukup besar untuk pengembangan usaha lebih lanjut.

Selain itu pemerintah dapat pula mendorong entrepreneurship melalui mengembangkan


budaya usaha. Kegiatan mengubah orientasi budaya tidak bisa berlangsung dalam waktu
singkat. Biasanya budaya usaha diperkenalkan sedini mungkin kepada anak-anak dengan
harapan ketika besar mereka sudah tidak ragu lagi menggeluti dunia bisnis.

Terlepas dari kedua kebijakan di atas, kebijakan makro harus mendapat perhatian khusus
pemerintah. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan pemerintah:

Pemerintah menjamin agar sistem pasar bisa bekerja dengan baik. Menjamin sistem pasar
artinya pemerintah sedapat mungkin tidak terlibat terlalu jauh dalam aktivitas ekonomi.
Keterlibatan pemerintah terlalu jauh bisa fatal bagi pembangunan ekonomi wilayah karena
kecenderungan terjadinya moral hazard. Pengusaha yang potensial bisa saja tersingkir
karena favoritisme pemerintah,

Penataan kelembagaan yang memungkinkan kolaborasi antar entrepreneur. Perlu ada


jaminan legal tentang hak dan kewajiban masing masing pihak dalam menjalin kerja sama
usaha. Wilayah yang tidak mampu menjamin kepastian berusaha akan mengalami kesulitan
menarik entrepreneur datang ke wilayah mereka. Kepercayaan pengusaha kepada lembaga
publik yang ada merupakan jaminan tumbuhnya entrepreneurship di walayah tertentu,
Peningkatan rasa kehormatan dan kepercayaan diri terhadap profesi entrepreneur. Di
daerah tertentu profesi sebagai entrepreneur adalah pilihan terakhir dibanding dengan
profesi lain. Oleh karena itu profesi ini tidak banyak diminati penduduk lokal. Perlu upaya
khusus mengubah persepsi masyarakat tentang profesi sebagai entrepreneur. Biasanya
melalui pendidikan atau media masa.

Pemerintah Dan Pengembangan Usaha Kecil


Tantangan yang sering dihadapi pemerintah daerah adalah pembentukan entrepreneur
lokal. Kebanyakan pemerintah daerah hanya konsentrasi pada keinginan menarik
entrepreneur dari luar daerah dan melupakan potensi entrepreneur lokal yang berdomisili di
wilayah bersangkutan. Kebijakan publik pemerintah daerah seharusnya merangsang
pengembangan entrepreneur lokal. Memang tidak salah menarik entrepreneur luar jika
terjadi kekurangan stok entrepreneur lokal. Namun sering terjadi pemerintah daerah
menganaktirikan pengusaha lokal. Hal ini karena pemahaman yang salah yang melihat
bahwa hanya pemodal dari luar wilayah yang dapat menyumbang terhadap pertumbuhan
ekonomi. Salah satu ciri usaha di daerah adalah jumlah usaha kecil dan menengah yang
cukup banyak. Jenis usaha ini sering diabaikan karena dianggap kurang berperan terhadap
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Pengalaman beberapa negara maju adalah usaha
besar memberikan sumbangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah. Sebenarnya
usaha kecil menengah sangat berperan dalam menciptakan lapangan kerja. Sektor usaha
kecil menengah ini yang selalu diandalkan ketika negara berada dalam krisis ekonomi.

Memang ada keraguan terhadap kemampuan usaha kecil menengah melakukan inovasi.
Untuk melakukan inovasi dibutuhkan dana yang cukup besar dan pasar yang luas. Usaha
kecil menengah tampaknya sulit memenuhi dua kondisi di atas. Namun demikian usaha kecil
menengah dapat memainkan peran menjadi pemasok perusahan besar melalui sub-
contracting. Dengan kerja sama seperti ini otomatis akan terjadi proses pemerataan karena
adanya efek menetes ke bawah.

Dalam rangka pembentukan dan pengembangan usaha kecil maka dibutuhkan kebijakan
kewirausahaan. Pengalaman selama ini ada 3 strategi yang ditempuh pengambil kebijakan
mendorong usaha kecil:

Menarik usaha baru dari luar wilayah. Hal ini dilakukan jika stok entrepreneur lokal belum
mencukupi sehingga banyak wilayah yang belum terlayani;

Membantu pengembangan usaha yang sudah ada. Pemerintah membantu pengembangan


entrepreneur yang sudah ada dalam rangka meningkatkan daya saing dengan entrepreneur
dari luar;

Mendorong pembentukan usaha baru. Pemerintah mengambil langkah ini jika pemerintah
merasakan minat masyarakat lokal masuk ke sektor entrepreneurial masih kurang.

Kebijakan pemerintah di atas perlu ditunjang pula dengan kebijakan kelembagaan. Ada 4 hal
yang biasanya menjadi perhatian pemerintah:
Membuat aturan yang mendukung dunia usaha. Peraturan yang dibuat harus
memperhatikan apakah dunia usaha dimungkinkan berkembang baik atau tidak. Sering
terjadi aturan pemerintah daerah justru mematikan usaha kecil dan menengah.

Kebijakan insentif pajak. Pemerintah juga dapat membuat kebijakan insentif pajak dengan
mengurangi atau bebas pajak untuk jangka waktu tertentu. Kebijakan ini dimaksudkan agar
usaha kecil menengah mempunyai margin usaha yang lebih besar yang nantinya dapat
dipakai sebagai perluasan usaha.

Bantuan keuangan langsung. Pemerintah dapat memberi bantuan langsung dalam bentuk
menyiapkan tempat usaha atau bantan kredit lunak. Khusus untuk bantuan kredit masih
menjadi perdebatan, karena dianggap tidak mendidik para pengusaha menjadi mandiri.

Bantuan non-keuangan. Bantuan non-keuangan dapat dilakukan dengan mempercepat ijin


usaha atau memfasilitasi para pengusaha kecil dan menengah berkunjung ke sentra industri
di tempat lain dalam rangka memperluas wawasan mereka.

Pemerintah daerah dapat mendorong pembangunan usaha kecil menengah dengan


membantu usaha yang baru tumbuh dengan memberikan akses terhadap fasilitas,
peralatan, pelatihan, pendidikan, dan modal. Dalam kaitan itu pemerintah mengembangkan
beberapa hal:

Membuat lembaga konseling bagi usaha baru. Dalam rangka mendirikan lembaga konseling,
pemerintah dapat menjalin bekerja sama dengan pusat pengembangan usaha kecil dan
menengah, jaringan bisnis, dan inkubator yang menawarkan program bantuan manajemen
dan teknis yang dapat meningkatkan kesadaran kewirausahaan dan bantuan lain tentang
bagaimana suatu usaha dijalankan.

Pendidikan kewirausahaan. Dalam kaitan dengan pendidikan kewirausahaan pemerintah


dapat berkerja sama dengan universitas yang mempunyai pusat pengembangan usaha kecil
dan menengah. Pokok pokok yang perlu diperhatikan dalam pendidikan adalah bagaimana
memulai usaha, bagaimana membangun dan membuat rencana usaha, dan proses
pengembangan usaha.

Bantuan fasilitas. Pemerintah dapat mendirikan inkubator dalam rangka memberi dukungan
terhadap usaha yang baru tumbuh agar menjadi dewasa. Dukungan yang dimaksud adalah
pengembangan manajemen.

Pembentukan modal. Pada akhirnya sebuah usaha membutuhkan modal uang dalam
rangka membangun dan mengembangkan usaha.

Untuk itu pemerintah membantu pengusaha kecil melalui 2 hal:


Membuat program memberi akses ke modal;

Memberi bantuan modal langsung.

Daya Saing Industri di Indonesia


Semakin liberalnya perdagangan dunia akan menuntut peningkatan daya saing produk
industri di Indonesia di pasar global. Kemampuan bersaing produk Indonesia harus dipahami
keterkaitannya dengan sektor hulu dan hilir serta perlu dirumuskan sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi dengan melakukan komparasi terhadap industri negara-negara lain.
Krugman dan Obstfeld dalam bukunya, International Economics (2006), berpendapat bahwa
kemakmuran nasional dapat diperoleh melalui perdagangan internasional yang memberi
manfaat saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang menjual dan membeli. Melalui
perdagangan akan dihasilkan surplus produsen dan konsumen. Produsen akan mendapat
kesempatan menjual produk yang dihasilkannya ke lebih banyak konsumen .

Demikian juga konsumen dapat menikmati berbagai produk yang tidak dihasilkan oleh
produsen lokal.Keunggulan komparatif mungkin saja merupakan inti dari teori perdagangan
dan spesialisasi, tetapi tidak selalu berhubungan erat dengan diskusi mengenai daya saing
yang terjadi di dunia nyata. Contoh nyata adalah fenomena. Kemakmuran suatu negara
haruslah diusahakan. Michael E. Porter dalam bukunya yang berjudul The Competitive
Advantage of Nations (1990) juga menegaskan bahwa kemakmuran negara bukanlah
merupakan sebuah warisan. Kemakmuran tidak bergantung dari melimpahnya sumber daya
alam, tenaga kerja, tingkat suku bunga, ataupun nilai tukar mata uang asing, seperti
halnya yang diutarakan kaum ekonom klasik yang mengagungkan pentingnya perdagangan.

Daya saing negara bergantung dari kapasitas industri negara tersebut untuk terus berinovasi
dan berkembang. Oleh karena itu, meskipun diyakini memberi banyak manfaat, sebagian
orang berpandangan skeptis tentang manfaat yang didapatkan melalui perdagangan,
khususnya perdagangan internasional. Perdagangan internasional juga membuat khawatir
produsen dalam negeri atas keberadaan pasar dari barang yang diproduksinya, oleh karena
itu sejak zaman klasik sampai sekarang masih saja ada kesangsian, tidakkah lebih baik kalau
penduduk dari negara tertentu membeli produk yang dihasilkan negaranya sendiri karena
akan menciptakan lapangan kerja.

Perdagangan internasional yang mendorong terjadinya globalisasi ditandai dengan semakin


berkembangnya sistem inovasi teknologi informasi, perdagangan, reformasi politik,
transnasionalisasi sistem keuangan, dan investasi. Indonesia mengikuti arus perdagangan
bebas internasional dengan menandatangani General Agreement on Tariffs and Trade
(GATT) yang menghasilkan pembentukan World Trade Organization (WTO) dan deklarasi
Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) tentang sistem perdagangan bebas dan investasi
yang berlaku penuh pada tahun 2010 untuk negara maju dan tahun 2020 bagi negara
berkembang.Melalui berbagai kesepakatan internasional tersebut, sudah tentu mau tidak
mau akan tercipta persaingan yang semakin ketat, baik dalam perdagangan internasional
maupun dalam upaya menarik investasi multinasional. Ekspor produk Indonesia ke pasar
internasional masih banyak bersifat produk tradisional dalam bentuk bahan baku (raw
material). Pelaku usaha agribisnis Indonesia dalam pasar internasional pasti akan
menghadapi pembeli besar berupa importir atau industri pengolahan lanjutan. Posisi
semacam ini cenderung menempatkan Indonesia pada posisi yang lemah karena besarnya
volume pembelian yang dilakukan oleh pasar industri dan sedikitnya jumlah pembeli.
Kelemahan ini semakin menumpuk karena adanya kecenderungan atas homogenitas produk
yang kita hasilkan dengan produk yang dihasilkan oleh negara lain.

Posisi Indonesia dalam kesepakatan perdagangan bebas dunia relatif kurang


menguntungkan. Seiring dengan semakin liberalnya perdagangan dunia, Indonesia harus
meningkatkan kemampuan bersaingnya di pasar global. Pasar global dapat bermakna pasar
internasional di negara lain dan pasar dalam negeri yang sudah semakin dipenuhi dengan
produk impor. Melihat kondisi perekonomian Indonesia dikhawatirkan dampak globalisasi
akan memberi dampak negatif bagi Indonesia, terutama kalau Indonesia tidak mampu
menjadi pemasok bagi kebutuhan produk vital, seperti pangan. Publikasi The Global
Competitiveness Report yang diterbitkan oleh World Economic Forum pada tahun 2010
menunjukkan bagaimana daya saing Indonesia dalam persaingan global. Pada tahun 2010,
peringkat daya saing Indonesia berdasarkan Growth Competitiveness Index berada di
urutan ke54 dari 133 negara. Peningkatan daya saing perlu mendapat perhatian karena
punya potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Ketersediaan pasokan bahan baku,
tenaga kerja, dan teknologi yang relatif melimpah semestinya mampu dikembangkan lebih
jauh. Menurut penelitian yang dilakukan Asia Development Bank (ADB) Institute (2003),
daya saing berarti kemampuan perusahaan untuk bersaing. Perusahaan memiliki strategi
tersendiri untuk menurunkan biaya, meningkatkan kualitas produk, dan mendapatkan
jaringan pemasaran.

Pengembangan industri membutuhkan peningkatan daya saing di pasar domestik dan


internasional. Daya saing produk Indonesia memang perlu mendapat perhatian dan secara
sistematis harus ditingkatkan sebagai salah satu cara membangun perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, dalam kaitan ini perlu diketahui ukuran daya saing industri Indonesia di
pasar internasional sebagai landasan untuk melakukan analisis daya saing dan merumuskan
upaya-upaya peningkatan daya saing dalam rangka pembangunan daya saing dan
perekonomian nasional.Perkembangan perekonomian Cina yang sangat pesat saat ini
mendapat perhatian seluruh negara di dunia, baik itu sebagai ancaman maupun peluang
yang baru. Cina dianggap sebagai ancaman karena terkenal dengan komoditas-komoditas
ekspor yang berkualitas tinggi, namun harganya relatif murah.

Murahnya produk Cina tidak hanya karena biaya input (terutama upah tenaga kerja) yang
rendah, namun China juga memberlakukan nilai tukar yang tetap rendah (undervaluation of
Yuan) terhadap mata uang dolar AS sebagaimana yang dituding oleh negara Amerika Serikat.
Selain itu, pemberlakuan tax duty juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya
produk-produk ekspor Cina. Menurut hasil studi ASEANChina Working Group on Economic
Cooperation, FTA ASEANCina diperkirakan dapat memberi keuntungan bagi kedua belah
pihak. Ekspor ASEAN ke Cina akan meningkat sebesar 48 persen dan ekspor Cina ke ASEAN
akan meningkat 55,1 persen. GDP riil ASEAN diperkirakan bertambah sebesar US$5,4 miliar
(0.9 persen) dan GDP riil Cina akan meningkat sebesar US$ 2,2 miliar (0,3 persen). Kenaikan
GDP anggota ASEAN terbesar akan dinikmati oleh Vietnam (2,15 persen), sedangkan
Indonesia (1,12 persen) sedikit lebih rendah dari Malaysia (1,17 persen).

Butuh Komitmen Bangsa Menyelamatkan Industri.

Melihat kondisi yang ada, Indonesia perlu segera mempertajam orientasi kebijakan
pembangunan industri, agar lebih searah dengan tantangan persaingan ke depan. Tanpa
daya saing, potensi pasar Indonesiayang kini menduduki ranking 15 dunia hanya akan
dinikmati produk asing.

Dengan jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah, Indonesia sangat membutuhkan
keberadaan industri yang kuat, berdaya saing di pasar dalam negeri maupun global. Industri
adalah kunci bagi peningkatan kualitas hidup bangsa, sekaligus kunci bagi ketahanan
perekonomian nasional. Perlu kebijakan yang didukung seluruh pemangku kepentingan,
untuk menempatkan pasar dalam negeri sebagai basis pengembangan industri dalam
negeri.Oleh sebab itu dalam menghadapi diberlakukannya sistem Perdagangan
Bebas/Liberalisasi Pasar Global (tidak hanya ACFTA), pemerintah diharapkan melihat
masalah yang dihadapi industri nasional dalam sudut pandang yang lebih luas. Jangan hanya
sekadar dengan langkah defensif/protektif, namun kita harus berpikir bahwa pertahanan
paling baik adalah dengan kebijakan ofensif.
Dalam Roadmap Industri 2010-2015 yang diserahkan Kadin kepada pemerintah belum lama
ini, disebutkan sejumlah rekomendasi tentang tindakan yang perlu ditempuh pemerintah
bersama dunia usaha sebagai guideline. Ini diperlukan untuk menjaga dan menciptakan
persaingan yang sehat, serta melakukan pengawasan lebih ketat terhadap peredaran barang
di pasar domestik.Sesungguhnya banyak di antara produk industri nasional yang berdaya
saing cukup bagus, bahkan mampu menembus pasar negara maju. Namun, mereka sering
kehilangan daya saing di pasar dalam negeri sendiri akibat iklim persaingan tidak sehat, baik
akibat peredaran produk ilegal maupun karena tak adanya standarisasi produk. Produk
domestik harus didorong agar dapat bersaing dengan barang impor. Untuk itu, program
insentif industri harus terus dilanjutkan, seperti kebijakan pembatasan pelabuhan impor
untuk produk/ komoditas tertentu. Di sisi lain, perlu larangan ekspor segala jenis bahan baku
mentah agar industri lokal tercukupi kebutuhannya. Pengembangan industri hilir
(pengolahan) juga harus dilanjutkan. Insentif pengembangan industri tertentu dan di daerah
tertentu harus diperluas, termasuk memperkenalkan tax holiday (pembebasan pajak).Perlu
terobosan percepatan proses dan penerapan standar nasional Indonesia (SNI), termasuk
konsistensi pengawasan barang beredar. Menurut data Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri Departemen Perindustrian, per Januari 2009 hanya 84 produk
industri yang menerapkan standar nasional Indonesia (SNI), dari sekitar 4.000 produk
manufaktur yang beredar. Dari 84 SNI itu, hanya 39 produk yang telah diberlakukan SNI
wajib dan sudah dinoti-fikasi ke WTO.Terobosan percepatan implementasi harmonisasi tarif
dan berbagai kebijakan fiskalpun diperlukan. Dalam hal ini, berbagai instrumen fiskal yang
memungkinkan untuk menekan biaya produksi dan biaya usaha perlu dimanfaatkan untuk
meningkatkan daya saing produk industri nasional. Misalnya, fasilitas pajak pertambahan
nilai (PPN) serta bea masuk (BM) bahan baku dan bahan baku penolong.

Untuk menghadapi Perdagangan Bebas, kita juga perlu mengoptimalkan berbagai kerja
sama ekonomi bilateral seperti Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (U-EPA),
khususnya untuk memperkuat Struktur Industri.. Dalam IJ-EPA a.l. disebutkan adanya
keharusan Jepang untuk membantu capacity building sektor industri. Ini perlu dimanfaatkan
secara optimal untuk meningkatkan daya saing industri domestik.

Pemerintah juga perlu memperkuat peran dan fungsi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI),
karena selama ini komite ini kurang optimal. Padahal, perannya sangat penting agar
Indonesia bisa menerapkan bea masuk antidumping (BMAD), guna membentengi pasar dari
persaingan tidak sehat berupa dumping (harga jual ekspor lebih murah dibanding ke pasar
dalam negeri). Peran KADI kian penting karena sangat mungkin di tengah arus perdagangan
bebas, banyak negara yang memberi insentif, baik secara langsung maupun tidak langsung,
kepada industrinya, melalui berbagai kebijakan di dalam negerinya.

Selain itu perlu kemudahan akses pembiayaan bagi industri (untuk permodalan revitalisasi
permesinan/pabrik) meski tingkat bunga kredit kecil kemungkinan dapat serendah di negara
kompetitor. Perhatian perbankan terhadap sektor industri tergolong minim sehinggga
pembiayaan untuk revitalisasi permesinan/pabrik sangat sulit diperoleh. Padahal revitalisasi
sangat penting dilakukan untuk meningkat daya saing karena banyak diantara industri
nasional yang mesin-mesinnya sudah tua.

Ke depan, mungkin dapat diusulkan pendirian bank khusus industri (contohnya seperti BEI
untuk pembiayaan ekspor), yang diharapkan bisa memahami risiko dan kondisi industri.
Dengan demikian, ada kesamaan persepsi antara perbankan dan pelaku industri.Selain itu
juga perlu sinkronisasi pengembangan riset dan teknologi dengan industri agar kebijakannya
sejalan dan fokus. Dalam hal ini harus ada insentif bagi industri yang melakukan
pengembangan riset dan teknologi guna menarik investasi dengan teknologi yang lebih
maju.

Dari sedemikian kompleksnya permasalahan yang di hadapi sektor industri manufaktur, hal
yang paling mendesak diselesaikan segera adalah pembenahan masalah infrastruktur,
termasuk jaminan pasokan energi. Pemerintah harus menjamin kecukupan pasokan energi
(termasuk gas alam) dan memberi insentif terhadap setiap upaya diversifikasi energi yang
lebih ramah lingkungan. Di sisi lain, percepatan realisasi infrastruktur lainnya yang sempat
tertunda, terutama akses jalan dari/ke pelabuhan dan kawasan industri, juga harus
diselesaikan. Dalam hal ini, sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah perlu ditingkatkan. Ini
dilakukan agar bisa terwujud percepatan pembangunan infrastruktur dan jaminan pasokan
energi seperti listrik. Yang juga tak kalah penting, seharusnya ekonomi biaya tinggi harus
bisa dihilangkan, jika industri kita diharapkan bisa bersaing .

Terima Kasih sudah membaca artiker jelek ini .


Promo : Jika anda ingin membeli barang furniture silakan kunjungi Hasan Mebel Jati, di sana
banyak sekali beberpa pilihan furniture jepara dengan kualitas terbaik .

RESEARCH IN SOCIAL ENTREPRENEURSHIP:PAST CONTRIBUTIONS AND FUTURE


OPPORTUNITIESINTRODUCTION
Memahami proses terciptanya nilai baru dalam pusat bidang entrepreneur, menciptakan
nilai dalam bidang social entrepreneur yang menyebabkan banyak penelitian yang di lakukan
oleh peneliti dan mahasiswa, untuk fokus pada bidang manajemen, manajemen strategis,
dan kewirausahaan. Konsep ini juga menarik bagi para individu and corporate entrepreneurs

and policy makers. Praktek social entrepreneur ini juga berkembang pada tahun 200 ,
dengan persentase !,!" dari populasi penduduk di #nggris yang terlibat dalam beberapa jenis
kegiatan yang berfokus pada masyarakat atau tujuan sosial, baik itu sebagai start$up
venture or as owner$managers of that venture. %elain itu, terdapat penghargaan bagi
praktisi, seperti %koll &oundation's (ward for %ocial )ntrepreneurship and
Fast Company
maga*ine's %ocial +apitalist (wards.Meskipun meningkatnya minat dalam social
entrepreneur, namun definisi social entrepreuner telah banyak dikembangkan di sejumlah
bidang yang berbeda, mulai dari tidak untuk profit, untuk profit, sektor publik, dan
kombinasi dari ketiganya. al ini menghalangi penelitian$ penelitian empiris untuk
mengkaji social entrepreneur itu secara mendalam. Misalnya, kegagalan untuk mengukur
dan membandingkan konsistensi kinerja dari social entreprenuer, yang pada akhirnya
membatasi kemampuan kita untuk memahami unsur$unsur yang dipercaya dapat
menumbuhkan kewirausahaan sosial.-ntuk menjembatani kesenjangan antara pemahaman
kita tentang kewirausahaan sosial dan peningkatan pengetahuan yang bisa membantu
dalam meneliti dan mengembangkan bidang ini, maka artikel ini yang pertama muncul untuk
menganalisa keadaan saat pertukaran intelektual di kalangan pemikir$pemikir teoritis dan
menyoroti potensi daerah perbaikan.

ASSESSING THE STATE OF SOCIAL ENTREPRENEURSHIP RESEARCH


-ntuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar dari literatur mengenai social
entrepreneur, dalam artikel ini mengidentifikasi dan menganalisis isi dari artikel$artikel yang
dipublikasikan dalam jurnal manajemen dan kewirausahaan di mana topik utamanya terkait
dengan fenomena social entrepreneurship. leh karena itu, artikel ini mencari artikel yang
secara eksplisit disebutkan kewirausahaan sosial, wirausahawan sosial, usaha sosial, atau
perusahaan sosial, tanpa menempatkan batas$batas periode waktu tertentu. Mengingat
bahwa social entrepreneur adalah aliran penelitian yang relatif baru, kami ingin menjelajahi
setiap artikel pada subjek dan mungkin memeriksanya setiap tahun./ari 12 artikel tentang
social entrepreneur menunjukkan bahwa ada peningkatan pada tingkat publikasi yang
mencapai persentase 10" selama rentang waktu 3 tahun dari sampel yang diperoleh.
%elain itu, tingkat publikasi pada tingkat publikasi artikel kewirausahaan dalam jumlah
artikel kewirausahaan dalam jurnal manajemen meningkat sebesar !2" selama periode 1
tahun.

PERAN ASOSIASI PENGUSAHA DALAM PEMBERDAYAAN PENGUSAHA DI KABUPATEN


BANYUMAS

Tema investasi terus di dengungkan oleh Pemkab Banyumas sebagai bagian dari upaya
meningkatkan kesejahteraan rakyat Banyumas. Tema investasi tidak hanya sebatas
ketersajian peta potensi yang sudah dilakukan oleh Pemkab Banyumas dengan sungguh-
sungguh, tetapi memerlukan respon positif dari kalangan dunia usaha untuk
menindaklanjutinya ke dalam dataran optimalisasi potensi menjadi karya berimplikasi luas,
khususnya dalam peningkatan kualitas perekonomian masyarakat.

Sinkronisasi antara Pemda dan Dunia Usaha menjadi suatu keharusan, sehingga targetan-
targetan pembangunan menjadi tepat sasaran. Untuk itu, komunikasi antara pemerintah
dan pelaku usaha perlu di intensifkan sehingga kedua nya bisa berjalan seiring sejalan,
saling mendukung dan bahu membahu dalam satu judul yang sama; membangun
Banyumas.

Untuk itu, pelaku usaha harus mengambil inisiatif dan memperkuat diri lewat
menumbuhkembangkan organisasi. Hal ini menjadi penting, apalagi dikaitkan dengan
perkembangan global yang menegaskan batas-batas wilayah dan bahkan negara. Di era
informasi yang demikian maju, segenap pelaku dunia usaha dipaksa keadaan untuk
menyesuaikan diri .

Data lapangan menunjukkan bahwa hingga 2012 ada 27 (dua puluh tujuh) asosiasi di
lingkungan Kab.Banyumas dan yang terekam di Kadin Banyumas baru 13 (tiga belas)
Assosiasi. Ironisnya, sebagian pelaku usaha masih menilai peran asosiasi-asosiasi yang ada
dalam naungan Kadin Banyumas ini belum menjalankan fungsinya secara optimal. Hal ini
menimbulkan satu pertanyaan; apa yang menjadi penyebab utamanya???.

Ini memerlukan solusi integratif mengingat tingkat urgensi eksistensi asosiasi, khususnya bila
dikaitkan dengan geliat usaha di lingkungan Kabupaten Banyumas. Tak bijak menyalahkan
siapapun, tetapi yang terbaik saat ini adalah menumbuhkan gairah dan spirit baru untuk
menyemangati kembali asosiasi-asosiasi yang ada. Upaya ini bisa dilakukan secara bottom-
up maupun dengan menggunakan metode top down. Ini hanya masalah pilihan metode saja
yang kesemuanya mengarah pada satu tujuan yang sama, yaitu: semakin semaraknya dunia
usaha. Satu hal yang menjadi catatan, kesemarakan dunia usaha pasti akan berpengaruh
pada tingkat kehidupan perekonomian masyarakat Banyumas.

Untuk itu, sebagai wadah bersatunya para pelaku usaha, asosiasi harus berinisiatif
mencerahkan kembali perwajahannya. Nilai-nilai kebaikan dan implikasi positif dari
solidnya asosiasi selayaknya dijadikan jargon untuk membangun kesadaran dan sekaligus
meningkatkan keinginan segenap pelaku usaha untuk bergabung dan berpartisipasi aktif di
dalamnya. Korelasi peningkatan eksistensi asosiasi dengan peningkatan kapasitas usaha dari
anggotanya harus terbangun di setiap asosiasi. Aplikasi ragam pendekatan harus
dikembangkan untuk membentuk kembali semangat korsa di tiap-tiap assosiasi. Dengan
demikian assosiasi akan menjadi sumber inspirasi bagi anggotanya untuk mengembangkan
usahanya masing-masing.

Adanya kebermanfaatan adalah muasal keterbangunan loyalitas. Namun harus disadari,


kebermanfaatan adalah buah dari soliditas. Untuk itu, kebermanfaatan harus dibangun dari
partisipasi setiap anggota dengan mengedepankan prinsip-prinsip saling asah, saling asuh
dan saling asih. Disisi lain, elit organisasi juga harus mengembangkan sikap-sikap
akomodatif dan edukatif bagi segenap anggotanya. Satu hal yang menjadi catatan penting,
perkuatan asosiasi tidak bisa kalau hanya di drive oleh segelintir elit organisasi saja, tetapi
memerlukan komitmen yang kuat dari segenap stake holder asosiasi itu sendiri. Kolektivitas
(kebersamaan) di internal tiap assosiasi harus dijadikan modal penting dalam membangun
eksistensi kelembagaan dan sekaligus perkuatan anggotanya. Jika tidak, terlalu sulit
berharap eksistensi asosiasi akan terbangun dengan baik.

Sebagai illustrasi, pengingat dan sekaligus penyemangat, berikut ini disadur beberapa
kebermanfaatan dari ber-asosiasi, antara lain :
1. Sumber informasi. Fakta menunjukkan bahwa kemajuan teknologi telah membuat
informasi semakin terbuka dan bahkan menembus batas-batas kewilayahan bahkan negara.
Perkembangan informasi yang begitu cepat perlu di ketahui dan sekaligus disikapi dengan
arif. Untuk itu, asosiasi perlu menyajikan ragam informasi berkaitan dengan profesi yang
sedang dijalankan oleh anggotanya.
2. Media pemberdayaan anggota. Persaingan yang tak mengenal batas kewilayahan
memaksa pelaku usaha untuk memberdayakan diri lewat peningkatan kapasitas untuk
menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan di back up oleh manajemen yang
tangguh. Lewat asosiasi, bisa dilakukan ragam aktivitas peningkatan kapasitas yang
berujung pada peningkatan daya saing.
3. Media strategis membentuk jaringan antaranggota. Jaringan adalah cara
memperkuat diri. Terkadang, pada satu titik tertentu, seorang pengusaha memiliki peluang,
tetapi disisi lain punya keterbatasan menindaklanjutinya. Pada titik inilah jaringan
mutualisme sebagai jembatan untuk meraih kesuksesan bersama.
4. Media penghubung anggota pada harapan yang lebih luas. Hal ini bisa berbentuk
perkembangan market, peningkatan modal dan lain sebagainya.
5. Media perjuangan penyampaian aspirasi dan idealisme. Setiap jenis usaha memiliki
tensi dan idealisme nya sendiri-sendiri. Dalam hal ini, asosiasi memegang peranan penting
dalam mengakomodir segala gagasan dan pemikiran serta mengembangkan nilai-nilai
perjuangan.
6. Media Diskusi dan konsultasi. Dinamika usaha sering tak tertebak sehingga
situasinya sering menjadi tidak terkendali. Goncangan sering datang dan berakibat pada in-
stabilitas usaha itu sendiri. Lewat asosiasi, anggota bisa berbagi cerita dan bukan tidak
mungkin tertemukan solusi atas ragam permasalahan yang sedang dihadapi seorang
anggota.
7. Sebagai media pelindung. Setiap usaha mengidamkan stabilitas. Namun demikian,
perjalanan usaha terkadang memerlukan perlindungan yang lebih. Pada fase inilah
diperlukan assosiasi untuk melindungi dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi
anggotanya dalam menjalankan usaha.
8. Sebagai media pembentukan iklim persaingan sehat. Asosiasi pengusaha biasanya
terbentuk dari keseragaman aktivitas, sehingga persaingan adalah bagian yang tidak
terhindarkan diantara anggota asosiasi itu sendiri. Namun demikian, terbentuknya ikatan
moral yang kuat diantara sesama anggota asosiasi, secara otomatis akan terbentuk nuansa
persaingan yang sehat.
9. dan lain sebagainya

Penyajian beberapa kemanfaatan asosiasi diharapkan mampu menaikkan minat segenap


pelaku usaha untuk menghidupkan kembali asosiasi yang mungkin sedang tertidur, atau
meningkatkan adrenaline anggota assosiasi yang sudah eksis untuk lebih berkibar lagi.

D. Eksistensi Assosiasi dan Implikasinya


Me-referensi pada sub bahasan menakar makna asosiasi, eksistensi asosiasi menjadi linier
terhadap perkembangan usaha anggotanya. Dengan demikian, pemaparan ini diharapkan
bisa membantu bagi lahirnya semangat pelaku usaha untuk berorganisasi dalam asosiasi
yang sesuai dengan bidang aktivitasnya.
Pada asosiasi yang eksis sesungguhnya harapan geliat usaha layak ditambatkan. Untuk itu
kelahiran dan perkuatan eksistensi sebuah asosiasi sesungguhnya tidak hanya fokus pada
perkuatan anggotanya, tetapi juga perlu membangun kesadaran dan sekaligus
tanggungjawab sosial untuk ikut membangun masyarakat, khususnya dalam hal
perekonomian.

Sebagai sebuah stimulan, salah satu upaya menekan tingginya angka pengangguran adalah
menumbuhkembangkan dunia usaha. Untuk itu, lahir dan tumbuh kembangnya para
wirausahawan sangat diharapkan banyak pihak. Hal ini bisa difahami sebab implikasi dari
pengangguran bisa menjadi sumber keresahan sosial yang menyesakkan.

Atas cara baca itu, pengembangan usaha para wirausahawan hendaknya tidak hanya
difahami sebagai upaya memupuk pertumbuhan modal, tetapi juga sebagai upaya
meningkatkan kebermanfaatan bagi banyak orang. Dengan demikian, pada saat para
pengusaha mengembangkan karyanya, pada saat yang sama pengusaha tersebut juga
sedang meningkatkan kemuliaannya dipandangan Sang Pencipta.

E. Pertumbuhan Investasi Adalah Imbas


Pertumbuhan investasi merupakan harapan semua pihak, sebab hal ini berkaitan dengan
tumbuhnya harapan-harapan baru dalam banyak hal. Namun demikian, pertumbuhan
investasi dipengaruhi oleh banyak faktor yang antara lain adalah kualitas wirausahawan.
Kualitas yang dimaksud menyangkut tentang kualitas mental wirausahawan itu sendiri dan
ketangguhan manajemen usaha yang di jalani. Data empiris menunjukkan, usaha-usaha
yang di topang oleh manajemen yang settle menunjukkan grafik pertumbuhan yang
progressive lewat pengembangan ragam inovasi dan kecepatan respon atas setiap
perubahan. Untuk itu, lewat assosiasi diharapkan akan terbentuk semangat untuk
meningkatkan kualitas manajemen dari usaha yang dijalankan oleh setiap anggotanya.

Di kalangan anggota harus dibangunkan kesadaran bahwa dengan manajemen yang


tangguh, peluang berkembang akan lebih terbuka, pembentukan kemitraan mutualisme
akan lebih mudah dan peningkatan kapasitas usaha akan lebih memungkinkan. Dengan
demikian, pertumbuhan kualitas manajemen usaha dari segenap pelaku usaha akan
mendorong terjadinya ekstensifikasi dan diversifikasi usaha yang pada akhirnya
menstimulan pertumbuhan investasi dengan segala implikasi positif yang mengikutinya..

F. Penghujung.
Demikian pemikiran sederhana tentang urgensi membangun kembali eksistensi asosiasi
dengan segala implikasi positifnya dalam makna luas. Semoga bisa menginspirasi kebaikan,
khususnya dalam meningkatkan geliat dunia usaha di wilayah Kab. Banyumas. Selamat
Mengembangkan Karya dan sekaligus meningkatkan kemuliaan dipandangan-Nya....!!!!!
PERTEMUAN KE 9 DAN 10
TEKNIK NEGOSIASI

Teknik-teknik Bernegosiasi
Negosiasi adalah sebuah kemampuan yang sangat penting, baik untuk kehidupan pribadi maupun
bisnis.

Semua orang sebenarnya bisa menjadi negosiator ulung. Yang perlukan hanyalah kemampuan untuk
mengetahui: kapan sebuah situasi siap untuk dinegosiasikan, siapa dari pihak lawan yang punya
kekuasaan untuk mengambil keputusan, dan tahu teknik-teknik negosiasi.
Berikut ini taktik-taktik negosiasi yang akan membuat anda menjadi seorang negosiator yang efektif.

Teknik 1: Ketahui Alternatif Terbaik Anda.


Pada tahap apa anda akan keluar dari negosiasi?

Posisi anda dalam negosiasi akan meningkat jika anda sudah tahu alternatif terbaik anda. Alternatif
terbaik adalah hasil kesepakatan yang lebih anda sukai dibanding yang diusulkan oleh pihak lain.

Jika anda sudah mendefenisikan sejak awal, maka kecil kemungkinannya anda untuk menyetujui
sesuatu selama diskusi yang emosional dan setelah itu menyesalinya.

Teknik 2: Ketahui Tujuan Pihak Lawan yang Sebenarnya.


Pada tahap-tahap tertentu, masing-masing pihak yang bernegosiasi akan tahu, apa yang diinginkan
oleh pihak lain. Dan yang tidak kalah pentingnya untuk diketahui juga adalah alasan kenapa mereka
menginginkan itu.

Anda akan memiliki sebuah keunggulan dan berada dalam posisi yang bisa menghasilkan
kesepatakan lebih baik jika anda memahami apa yang menjadi motivasi pihak lain, dan alasan
"tersembunyi" apa yang yang berada dibelakang posisi mereka.

Sebagai contoh, seseorang yang terpaksa harus menjual rumah karena perusahannya telah
memindahkannya ke daerah lain, mungkin tidak akan mau mengurangi harga yang dimintanya,
sebab dia tahu bahwa perusahaannya telah setuju untuk membeli rumah tersebut jika dia tidak bisa
menjualnya.

Ini adalah sesuatu yang penting untuk diketahui, karena jka perusahaan tidak menyediakan
keuntungan dari relokasi, maka dia mungkin terpaksa harus menerima harga yang lebih murah agar
bisa pindah.

Jika anda adalah pihak yang menawar rumah, maka mengetahui keputusan apa yang melandasi sang
penjual akan menjadi suatu keuntungan bagi anda.

Teknik 3: Kendalikan Setting.


Ada alasan yang logis kenapa para negosiator profesional punya aturan dasar untuk selalu
melakukan pembicaraan ditempat yang netral, misalnya hotel atau ruang konferensi. Negosiator
yang tidak berpengalaman, biasanya gagal untuk menyadari bahwa pihak lain akan mendapat
keuntungan jika negosiasi dilakukan diwilayah pihak lain tersebut.
Keuntungan yang didapat oleh pihak lain tersebut misalnya, mereka akan merasa lebih nyaman,
punya dan bisa mengakses semua informasi dengan mudah, mengontrol berbagai faktor lingkungan
dan keputusan, dan sebagainya. (Contohnya taktik showroom yang digunakan oleh penjual mobil).

Jadi, persiapkan negosiasi dengan cara mengontrol setting agar bisa menguntungkan anda, dan
bukan menguntungkan pihak lain.

Teknik 4: Gunakan Kriteria Objektif.


Gunakan kriteria objektif untuk menilai kualitas penawaran dari masing-masing pihak, sebab itu
mungkin akan meningkatkan peluang anda untuk mendapatkan kepuasan.

Jika anda merasa bahwa pihak lain lebih tahu dibanding anda, maka sepertinya anda jadi tidak
menyukai mereka dan bertahan, dari pada memberikan mereka "keuntungan." Ini bisa menghambat
kesepatakan dan pada akhirnya merugikan anda.

Persiapkan negosiasi dengan memiliki pihak luar yang berwenang untuk mengukur atau menimbang
posisi dari masing-masing pihak, berdasarkan kriteria yang objektif.

Teknik 5: Data Semua Item yang akan di Negosiasikan


Data semua masalah yang akan diselesaikan menjadi item-item yang terpisah, dan mintalah pihak
lain untuk menambahkannya.

Begitu kedua belah pihak sepakat mengenai semua masalah yang akan dinegosiasikan, maka anda
seharusnya mengelompokkan beberapa item dalam daftar tersebut menjadi sebuah "paket" dan
mulai menegosiasikannya untuk mendapatkan solusi yang sama-sama menguntungkan.

Strategi ini bisa digunakan untuk membangun rasa saling percaya dalam proses bernegosiasi.

Teknik 6: Pemilihan Waktu adalah Segalanya


Tanggal, bulan, waktu, dan berbagai kondisi umum, bisa mempengaruhi hasil dari negosiasi. Tekanan
eksternal yang dirasakan oleh pilhak yang terlibat (yang mungkin tidak berhubungan dengan
masalah yang dinegosiasikan) terkadang bisa dimanfaatkan untuk menguntungkan anda jika anda
mengetahuinya.
Persiapkan dengan seksama, dan kerjakan tugas anda. Pemilihan waktu adalah segalanya.

Teknik 7: Putuskan Seberapa "Tinggi" yang Anda Anggap Tinggi


Tuntutan awal anda dalam proses negosiasi adalah keputusan paling penting yang akan anda buat.
Jadi, pikirkan dulu hal ini baik-baik. Anda sepertinya tidak akan mendapat lebih dari yang anda
minta.
Jadi, jangan meremehkan apa yang mungkin tidak bisa anda capai. Akan tetapi, permintaan anda
seharusnya juga tidak terlalu rendah sehingga pihak lain akan menyimpulkan bahwa anda tidak
sungguh-sungguh dalam bernegosiasi.

Tuntutan anda seharusnya cukup tinggi untuk memberikan ruang agar bisa berkompromi, tapi juga
tidak terlalu tinggi sehingga membuat pihak lain membatalkan negosiasi.
Realistislah, dan kemudian nilailah tuntutan tersebut dari sudut pandang pihak lawan. Jika anda
mengangap bahwa tuntutan anda itu menggelikan, maka sepertinya pihak lawan juga akan
mempunyai anggapan yang sama.
Taktik 8: Rutinitas Good Guy/Bad Guy.
Rutinitas "good guy/bad guy" itu sangat berguna.
Salah satu anggota team anda akan bersikap bersahabat pada orang-orang dari pihak lawan
(menjadi good guy) agar mendapat kepercayaan dan support dari mereka.
Sementara itu, anggota team yang lain akan bersikap menyulitkan, maran, mengancam, dan lain-
lain, (menjadi bad guy) dan menyiratkan bahwa dia akan mempertahankan tuntutannya.
Maka, pihak lawan akan berusaha untuk menghindari konfrontasi dan memusuhi sang "bad guy,"
sehingga mereka sepertinya akan lebih memilih untuk bekerja sama dengan anda.

Taktik 9: Kendalikan Emosi Anda, Tetap Tenang.


Menampakkan emosi atau rasa frustasi bisa mengindikasikan pada pihak lawan bahwa anda tidak
nyaman dengan posisi anda dalam negosiasi, dan mereka akan berasumsi bahwa itu adalah
kelemahan. Ini akan menempatkan anda pada kerugian yang besar, dan bahkan mungkin akan
semakin menempatkan pihak lawan pada posisi yang tidak menguntungkan (baik untuk anda
maupun kedua belah pihak).
Jadi, pastikan bahwa emosi yang anda tunjukkan sudah diperhitungkan dan strategis. Sebuah
penampakan temperamen yang dilakukan secara strategis pada sebuah penawaran yang
"menyinggung" yang diberikan oleh pihak lawan bisa memberikan anda waktu karena anda bisa
membuat gerakan tiba-tiba untuk keluar dari negosiasi tanpa pelu meresponnya.
Pihak lawan mungkin akan menyimpulkan bahwa mereka telah membuat penilaian yang sangat
salah dan ingin memperbaikinya dan meminta anda untuk kembali bernegosiasi. Kendalikan emosi
anda dan manfaatkan untuk keuntungan anda.

Taktik 10: Penawaran Jual-Beli Timbal Balik.


Apa yang akan anda lakukan saat kedua belah pihak mencari cara untuk memiliki sesuatu dimana
sesuatu tersebut cuma ada satu dan tidak bisa dibagi rata?
Berarti anda punya tiga pilihan: 1) Masing-masing pihak akan menawar untuk memilikinya, dengan
pihak yang menawar tertinggi akan membayar pihak lain sebagai kompensasi atas kekalahan
mereka. 2) Anda bisa memutar sebuah coin, dan yang jadi pemenang akan mengambil semuanya. 3)
Anda berdua bisa sepakat untuk menjualnya pada pihak ketiga yang objektif, lalu membagi hasilnya.
Sedangkan pilihan yang ke empat, disebut dengan "Penawawan Jual-Beli Timbal Balik," yang
direkomendasikan oleh Howard Raiffa, seorang professor dibidang negosiasi dari Harvard University.
Pihak pertama akan memutuskan harga dari objek tersebut, yang akan dia tawarkan saat membeli
atau menjualnya kepada pihak kedua.
Pihak kedua kemudian memutuskan apakah akan membelinya dengan harga tersebut dan
membayar pihak pertama, atau menjualnya pada pihak pertama dan sebagai konsekuensinya,
mendapatkan bayaran dari pihak pertama dengan memberikan objek tersebut.

Taktik 11: Gunakan seorang "Saksi Ahli."


Membuat diri anda menjadi seorang yang ahli dalam topik tertentu agar bisa mendapatkan apa yang
anda inginkan, bisa menjadi taktik yang efektif dalam sebuah situasi yang tepat. Cara sebaliknya juga
sama efektifnya: buat pihak lawan sebagai seseorang yang ahli, dan paksa dia untuk mengontrol
diskusi.

Taktik 12: Temukan Kesamaan.


Anda sepertinya akan mendapatkan hasil yang memuaskan jika anda dan pihak lain mengatur tahap
untuk kesepakatan. Ini bisa dilakukan dengan cara memutuskan hasil apa yang membuat anda
berdua jadi memiliki kesamaan, antara lain: Anda berdua sama-sama ingin mencapai kata sepakat;
Anda berdua sama-sama ingin menyelesaikan negosiasi sesuai jadwal; Anda berdua tidak ingin
merasa malu terhadap hasil yang didapat; Anda berdua ingin mencapai kesepakatan yang sama-
sama menguntungkan; dan seterusnya.

Hal-hal positif ini adalah bagian dari target dan tujuan anda. Kemukakan hal ini semenjak awal
negosiasi dan gunakan hal ini sebagai rujukan selama proses negosiasi berjalan, terutama saat situasi
sepertinya tidak berjalan lancar. Sebelum memulai, anda harus benar-benar jelas mengenai apa
yang anda berdua miliki sebagai kesamaan.

Taktik 13: Tentukan Deadline.


Pastikan bahwa anda sudah tahu kapan batas waktu terakhir untuk menyelesaikan negosiasi.
Deadline bisa ditentukan secara external (misalnya oleh deadline pemerintah yang menentukan
batas waktu pembayaran pajak) maupun internal (ditentukan oleh kedua belah pihak).

Deadline juga bisa ditentukan oleh kedua belah pihak saat mereka ingin memberikan tekanan pada
diri masing-masing agar bisa menghasilkan kesapakatan secepat mungkin. Sebuah deadline bisa
membantu anda untuk menghasilkan kesepakatan yang sebaik mungkin dalam waktu yang sesingkat
mungkin, tapi juga bisa menjadi musuh anda jika anda menetapkan deadline yang tidak realistis atau
gagal membuat rencana untuk menepatinya.

Taktik 14: Jangan Selalu Menyembunyikan Kelemahan Anda.


Pastikan anda untuk tahu kelebihan dan kelemahan anda, juga kelebihan dan kelemahan yang
dimiliki oleh pihak lain. Tujuan anda adalah untuk bernegosiasi dari sebuah posisi yang
memanfaatkan kelebihan anda, dan ini biasanya berarti anda harus memiliki semua informasi yang
benar. Anda harus punya target yang jelas dan semua informasi yang anda butuhkan untuk
memperkuat posisi anda, tapi anda juga harus ingat bahwa kedua belah pihak masing-masing
mempunyai kelemahan dan kelebihan.
Akan ada waktu-watkunya selama masa negosiasi dimana anda akan ingin memanfaatkan
kelemahan pihak lain, dan salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengungkapkan
kelemahan tersebut mulai dari awal, sebelum pihak lawan memanfaatkan kelemahan anda.
Gunakan informasi yang ada, dan anda bisa menetralisir efeknya di dalam negosiasi.

Taktik 15: Mengadakan Rapat.


Jika anda adalah bagian dari team negosiasi, manfaatkan peluang untuk mengadakan rapat dengan
memanggil anggata team untuk rehat sejenak dan meninggalkan meja negosiasi untuk berbicara
secara tertutup.
Ada banyak cara untuk memanfaatkan strategi ini. Jika proses negosiasi sepertinya macet, mintalah
waktu untuk mengadakan rapat agar kedua belah pihak punya waktu mencari solusi baru untuk
membuat negosiasi bisa terus berjalan, tanpa mengungkapkan ide-ide mereka pada pihak lain.
Jika tiba-tiba arah negosiasi melenceng ke arah yang tidak di duga, maka dengan mengadakan rapat
itu memberikan peluang pada masing-masing pihak untuk mengetahui kembali dimana posisi
mereka dan menentukan apakah semua orang yang terlibat setuju bahwa mereka seharusnya tetap
menuju kearah tersebut.
Jika negosiasi jadi memanas, maka rapat bisa digunakan sebagai waktu untuk rehat dan
menenangkan situasi. Jika anggota team merasakan tekanan untuk menyetujui item-item tertentu,
maka dengan mengadakan rapat itu akan memberikan anda peluang untuk membuat team kembali
berkomitmen pada arah aksi tertentu.
Sebuah rapat akan sangat diperlukan jika masing-masing anggota team sepertinya menjadi gelisah
atau frustasi terhadap proses negosiasi, atau jika salah seorang anggota team mengambil tempat
dalam negosiasi padahal itu bukanlah tugas yang diberikan kepadanya.
Sebuah rapat akan memberikan anda peluang untuk mencari solusi dengan anggota team anda
secara tertutup. Jika melakukan itu didepan pihak lain, maka jelas itu akan melemahkan posisi team
anda dalam negosiasi.

Taktik 16: Manfaatkan Item-item yang Dibuang.


Sebelum bernegosiasi, sediakan waktu untuk mengidentifikasi item-item yang anda anggap
berharga, dan item-item yang menurut anda tidak terlalu penting, atau item-item yang bisa dibuang.
Item-item yang bisa dibuang adalah hal-hal yang menurut anda tidak terlalu berharga atau penting.
Akan tetapi, anda tidak boleh membiarkan pihak lain untuk mengetahui bahwa apa saja item-item
yang dibuang ini. Jadi, pastikan bahwa anda menampilkannya dengan sebuah cara yang membuat
item-item tersebut tampak penting.
Berikut ini bagaimana cara kerjanya: Pihak A melalukan pertukaran untuk sesuatu yang benar-benar
berharga, tapi dia tidak mengungkapkan bahwa item yang diberikannya adalah sesuatu yang
menurutnya tidak berharga lagi untuknya.
Sedang pihak B mengira bahwa pihak A telah mengorbankan sesuatu yang penting untuk
mendapatkan sesuatu darinya, tapi sebenarnya, pihak A telah mendapatkan sesuatu yang benar-
benar berharga dengan memberikan apa yang tidak lagi berharga untuknya.
Taktik ini sangat bermanfaat dalam setiap negosiasi. Tapi kunci untuk membuatnya bisa bekerja
adalah dengan menyertakan item-item yang bisa dibuang ke dalam tuntutan awal atau
menambahkannya pada waktu-waktu yang telah direncanakan.

Taktik 17: Mempaket Item-item.


Dalam sebuah negosiasi, dimana ada sejumlah masalah atau item yang akan dinegosiasikan, maka
seringkali akan sangat membantu jika mempaket item-item tersebut ke dalam kelompok-kelompok
tertentu, lalu menegosiasikan setiap paket secara terpisah.
Sebagai contoh, seseorang mungkin akan mempaket semua hal yang menyangkut finansial, dan
menegosiasikan paket tersebut sebagai satu masalah, dengan menyadari bahwa hasil kesepakatan
mungkin akan sangat menguntungkan atau malah sangat merugikannya.
Proses dari pengelompokkan item-item ini bisa menjadi sebuah latihan yang bermanfaat, sebab
respon yang diberikan salah satu pihak terhadap paket yang disarankan oleh pihak lain, akan
mengungkapkan bagaimana cara pihak tersebut memandang item-item yang ada.
Sebagai contoh, keengganan untuk menyertakan item finansial tertentu dengan item-item finansial
yang lain, bisa mengindikasikan bahwa sesuatu yang tadinya anda anggap hal kecil sebenarnya
adalah sesuatu yang menjadi perhatian utama dari pihak lain.

Taktik 18: Setujui Sesuatu Secepat Mungkin.


Negosiasi akan lebih sukses jika kedua belah pihak bisa segera menyetujui sesuatu secepatnya.
Kesepakatan awal, tidak peduli sebesar atau sekecil apapun itu, akan membuat kedua belah pihak
jadi saling mempercayai, dan itu akan memperlancar komunikasi.

Kesepakatan itu mengindikasikan pada pihak lain bahwa anda adalah seorang negosiator yang layak,
dan bahwa anda memasuki arena negosiasi dengan niat untuk mencapai kata sepakat.
Coba pertimbangkan untuk memulai negosiasi dengan memberikan penawaran yang anda yakin
bahwa pihak lain akan segera menyetujuinya tanpa lebih dulu berargumentasi. Anda juga bisa
berusaha untuk menyetujui sesuatu yang ditawarkan oleh pihak lain diawal negosiasi, tanpa
menyarankan untuk melakukan perubahan atau modifikasi.

Taktik 19: Berikan Penawaran Pertama dan Terbaik.


Jika anda ingin segera memenangkan negosiasi tapi anda tidak menyukai proses "memberi dan
mengambil," maka cobalah pertimbangkan untuk menggunakan taktik "Pertama dan Terbaik." Tapi
anda juga harus ingat, gunakan taktik ini hanya jika anda sudah tahu pasti apa yang akan anda
terima sebagai sebuah kesepakatan, dan anda percaya bahwa pihak lain akan memberikan
penawaran yang seimbang.
Sangat penting bagi kedua belah pihak untuk tahu bahwa tidak akan ada lagi negosiasi setelah
"penawaran terbaik," bahwa penawaran pertama hanya bisa diterima atau ditolak, titik. Anda harus
tegas dengan apa yang anda katakan, dan bersiaplah untuk menerima jika penarawan anda ditolak.

Taktik 20: Bersikap.


Diawal negosiasi, anda mungkin harus sedikit berakting. Ini disebut dengan bersikap, yaitu
menampakkan kesan bahwa posisi anda kuat dan tidak tergoyahkan, dan tampak sedikit tidak
peduli. Sebab, mungkin hanya saat itulah kesampatan untuk untuk menjelaskan posisi anda tanpa
terinterupsi.

Tampilkan kesan bahwa posisi dan tuntutan anda adalah satu-satunya hal yang logis, dan abaikan
atau tolak semua kelemahan yang ada didalamnya. (Setelah proses negosiasi berjalan, anda mungkin
akan harus memodifikasi sikap anda jika ingin mencapai kesepakatan.)

Selama masa bersikap, carilah indikasi dari pihak lain mengenai apa yang dia percayai sebagai posisi
terbaiknya. Bersikap memang sebenarnya hanyalah "akting," tapi itu jua asalah sebuah sumber
informasi berharga yang bisa membantu melancarkan proses negosiasi untuk mencapai
kesepakatan.

Taktik 21: Hindari "Kutukan Pemenang."


Seringkali sulit untuk membuat penawaran pertama, terutama jika anda tidak tahu batasan yang
dimiliki oleh pihak lain. Penawaran pertama yang sempurna, tentu saja, adalah penawaran paling
rendah yang bisa diterima oleh pihak lain, karena anda harus menetapkan posisi anda secepatnya,
dengan biaya yang sekecil mungkin.

Penawaran yang terburuk adalah penawaran yang terlalu tinggi sehingga pihak lain akan segera
menerimanya, atau dikenal juga sebagai "Kutukan Pememang." (Anda memenangkan posisi anda,
tapi anda merasa dikutuk karena telah memberikan terlalu banyak, dan tidak bisa mengurungkan
niat tanpa merusak kesepakatan.)

Untuk mencegah hal ini, bisa dilakukan dengan cara:

1. Biarkan pihak lain yang pertama kali memberikan penawaran (ini berarti
bahwa anda harus memberikan peluang untuk menjadi pengendali dari proses
negosiasi, yang sebenarnya bisa sangat bermanfaat);
2. Mulailah dengan sebuah angka lama, misalnya harga tahun lalu; atau
3. Berikan penawaran yang tidak realistis (misalnya menawarkan harga 150
juta untuk rumah yang tiga tahun yang lalu terjual dengan harga 185 juta).
Pihak lain mungkin juga akan membalas dengan penawaran yang menggelikan,
sehingga akan membutuhkan kelonggaran yang besar dari masing-masing pihak.
Hindari untuk memberikan terlalu banyak. Pikirkan dulu semuanya sebelum anda membuat atau
menerima penawaran pertama.

Taktik 22: Tawarkan Benerapa Pilihan


Jarak terdekat antara dua titik adalah sebuah garis lurus, kecuali saat anda bernegosiasi. Dengan
hanya menawarkan satu solusi pada sebuah masalah, meski itu mungkin adalah pilihan anda yang
terbaik, namun itu hanya akan membatasi pihak lawan bahkan mungkin memperpanjang atau
merusak negosiasi. Tapi jika anda menawarkan beberapa cara untuk mencapai target, maka anda
akan bisa mencapainya dengan lebih cepat.
Dengan berusaha untuk mencari berbagai pilihan (dimana semuanya bisa anda terima) maka anda
akan menemukan beberapa cara tambahan untuk "memenangkan" negosiasi. Dan dengan
memberikan kesempatan untuk mereview dan memilih berbagai pilihan yang ada, dari pada cuma
memberikan satu pilihan, berarti anda juga memberikan jalan kepada pihak lawan untuk menang.

Taktik 23: Pendekatan "Sama-sama Menang."


Pendekatan "sama-sama menang" pada negosiasi adalah sebuah strategi dasar yang mencari
manfaat maksimum bagi masing-masing pihak. Strategi ni biasanya hanya digunakan jika kedua
pihak punya beberapa tuntutan. Cara kerjanya adalah dengan cara mengelompokkan tuntutan ke
dalam tiga kategori:

1. Item-item yang compatible (item-item yang bisa disepakati dengan segera


oleh kedua pihak karena item-item tersebut seimbang.)
2. Item-item yang dipertukarkan (item-item yang bisa dipertukarkan dengan
mudah satu sama lain karena nilainya sama, dan lain-lain.)
3. Item-item yang distributif (item-item yang kedua pihak punya
ketertarikan yang berlawanan, hingga membuatnya perlu untuk menemukan titik
temu pada masing-masing. Item-item ini melibatkan uang.) Dengan item-item
distributif, disatu pihak akan mendapat dan pihak yang lain akan kehilangan.
Sebagai contoh, jika pembeli menegosiasikan pengurangan sebanyak 5 juta dari
tagihan kontrak, maka kontraktor akan kehilangan keuntungan sebanyak 5 juta.
Pendekatan dengan cara ini adalah sebuah taktik yang penting, karena bisa mempercepat proses
negosiasi dan memperbesar kemungkinan untuk menghasilkan output yang diinginkan.
Hindari untuk berasumsi bahwa kedua belah pihak punya perbedaan pada masing-masing masalah
(dalam kasus dimana anda mungkin harus melakukan pengorbanan yang sebenarnya tidak perlu)
dengan lebih dulu mengidentifikasi item-item dimana kedua belah pihak punya keinginan yang
mirip, kemudian item-item yang bisa dipertukarkan dengan mudah, dan terakhir barulah item-item
yang distributif. Pada intinya, ketiga strategi digunakan.

Taktik 24: Menunggu Sebelum Membalas.


Saat negosiasi dimulai, masing-masing pihak diharapkan untuk melakukan penawaran. Maka sangat
penting bagi anda untuk melakukan dua hal: pikirkan dulu sebelum anda menolak penawaran
apapun yang diberikan oleh pihak lain, dan dari sisi strategis, jangan segera melakukan penawaran
balasan.
Penawaran balasan yang dilakukan terlalu cepat, akan membuat pihak lain jadi berpikir bahwa anda
tidak menanggapi penawaran mereka dengan serius, dan anda sepertinya meremehkan mereka.
Dengan memberikan waktu yang cukup untuk lebih dulu berpikir sebelum memberikan penawaran
balasan, meski jika anda tidak ingin menerima penawaran mereka, maka itu akan membuat pihak
lain jadi merasa senang terhadap proses negosiasi.
Anda bisa menolak penawaran dan memberikan penawaran balasan setelah tampak jelas bahwa
anda menyediakan waktu untuk mempertimbangkannya. Saling menghormati harus menjadi bagian
dari proses negosiasi, dan bisa membantu anda mencapai tujuan.

Taktik 25: Fleksible.


Negosiasi dimulai dengan kedua belah pihak punya ide yang jelas mengenai dimana mereka ingin
berakhir. Keduanya telah melakukan research, menetapkan target, dan mengidentifikasi berbagai
pilihan yang mereka anggap cukup nyaman untuk dinegosiasikan.
Tapi setelah negosiasi berjalan, seorang negosiator yang ulung akan tetap fleksible karena solusi
yang baru untuk masalah yang lama seringkali akan muncul selama proses negosiasi. Jika anda
fleksible, maka anda bisa menyesuaikan tuntutan atau target anda untuk menyertakan ide-ide baru
tersebut. Bersikaplah terbuka, dan jangan mengabaikan sesuatu yang dikatakan oleh pihak lain cuma
karena itu berasal dari pihak lain.
PERTEMUAN 11 DAN 12
STRATEGI PENERAPAN SPIRITUAL-PRENEURSHIP :

A. MAKNA SPIRITUAL
B. KECERDASAN DAN SUMBER SUMBER SPIRITUAL
C. KEUNTUNGAN SPIRITUAL BAGI PRIBADI
D. MANFAAT MENERAPKAN SPIRITUAL COMPANY (PERUSAHAAN)
E. FASILITAS UNTUK PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS
F. MAKNA DAN PRINSIP PRINSIP SPIRITUAL-PRENEUR
G. STRATERGI MEMBANGUN BUDAYA SPIRITUAL-PRENEUR
H. PERILAKU YANG MUNCUL DALAM SPIRITUAL-PRENEUR

A. MAKNA SPIRITUAL

Jika dianalogikan dengan persamaan matematika, proses mencapai kesuksesan dan


keberhasilan bisa dibuat dengan persamaan : Syukur = Sukses, bersyukur sama
dengan kesuksesan...sesederhana itu.

Mengapa dengan bersyukur merupakan jalan bagi kesuksesan ?

Bersyukur (gratitude) diajarkan di hampir semua agama dan merupakan suatu hal
yang dominan dalam bidang motivasi dan pengembangan diri. Sebetulnya apa sih
bersyukur itu dan kekuatan apa yang ada didalamnya?

Bersyukur mempunyai kekuatan yang besar untuk merealisasikan mimpi menjadi


kenyataan, merupakan jalan bagi hukum-hukum universal seperti hukum atraksi
(Law of Attraction), hukum kelimpahan, dan hukum lainnya yang mampu
mendatangkan semua kebaikan (uang, kekayaan, kesehatan, kebahagiaan, dll).
Dengan bersyukur, akan mempercepat pertumbuhan dan sukses, menghilangkan
perasaan kekurangan, membebaskan diri dari ketergantungan terhadap hasil akhir
(outcome) dan selalu berada pada pikiran, perasaan, dan motivasi yang positif.

Di dalam literatur Barat mengenai kekayaan dan kesuksesan, selalu terdapat syukur
didalamnya.
Dalam bukunya "The Secret" karangan Rhonda Byrne yang terkenal dengan prinsip
"Law of Attraction" atau hukum tarik menarik, poin intinya adalah bersyukur.

"Melalui semua yang telah saya baca dan alami dalam hidup dengan menggunakan
rahasia ini, kekuatan syukur lebih menonjol dibandingkan yang lain" - Rhonda Byrne

"Syukur adalah jalan yang mutlak untuk mendatangkan lebih banyak kebaikan ke
dalam hidup anda" - Marci Shimoff

Dalam bukunya Joe Vitale "The Attractor Factor", Hukum Ketertarikan untuk
menciptakan apapun yang Anda inginkan dalam hidup, kunci utamanya adalah
bersyukur.
Begitu juga dengan buku kesuksesan klasik karya Wallace D. Wattles, "The Science of
Getting Rich" yang menjadi acuan pemikiran dari pengarang Barat dalam bidang
kesuksesan dan pengembangan diri, juga berfokus pada rasa syukur (gratitude).

Pembahasan penting dari rasa syukur juga mendasari pemikiran Erbe Sentanu
(Quantum Ikhlas), Ary Ginanjar (ESQ), dan Ust. Yusuf Mansur (Kekuatan Infaq) serta
lebih jauh lagi di dalam agama Islam, terdapat kalimat syukur yang berulang-ulang
dalam Al-Qur'an.

"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu


bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. 14:7)

Katakanlah : "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu


pendengaran, penglihatan dan hati." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS.
67:23)

Rasa syukur mendasari dan diaplikasikan dalam semua ibadah dalam Islam : melalui
do'a, dzikir, sholat dan zakat merupakan perwujudan dari rasa syukur dan jalan
bertaqwa kepada Allah SWT.

Pembahasan keajaiban dan keutamaan syukur serta bagaimana mengaplikasikannya


untuk meraih kesuksesan dan mendatangkan semua kebaikan dalam hidup ini,
dipelajari secara mendalam serta terperinci dalam ilmu Spiritualpreneurship :
Panduan membangun kekayaan, kebebasan finansial, dan kesuksesan dengan
prinsip-prinsip Ketuhanan (Ilahiyah).

Berkah adalah hadiah dari Yang Maha Kuasa, bersyukur adalah tindakan sadar untuk
mengambil hadiah tersebut.
Jadi, sudahkah kita bersyukur ?

B. KECERDASAN DAN SUMBER SUMBER SPIRITUAL

Menurut Stephen R. Covey, kecerdasan spiritual, yang lazim disebut SQ (spiritual


quotient)adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia menjadi
sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan akan
makna dan hubungan dengan yang tak terbatas. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa
yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan
kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupannya.

Kecerdasan intelektual, di samping kecerdasan emosional, memang menentukan


keberhasilan seseorang. Tapi kecerdasan spiritual adalah kecerdasan tertinggi yang
menentukan bukan saja kesuksesan, melainkan juga kebahagiaan seseorang. Kecerdasan
spiritual membangkitkan kesadaran kita sebagai manusia yang berguna bagi diri kita dan
orang-orang di sekitar kita, yang tidak tumbuh dengan sendirinya ketika dewasa, tetapi
harus dipupuk, dibangkitkan dan distimuli semenjak dini supaya menjadi pribadi unggul.
Kecerdasan spiritual mampu mengoptimalkan kerja kecerdasan yang lain. Individu yang
mempunyai kebermaknaan (SQ) yang tinggi, mampu menyandarkan jiwa sepenuhnya
berdasarkan makna yang ia peroleh, dari sana ketenangan hati akan muncul. Jika hati telah
tenang (EQ) akan memberi sinyal untuk menurunkan kerja simpatis menjadi para simpatis.
Bila ia telah tenang karena aliran darah telah teratur maka individu akan dapat berpikir
optimal (IQ), sehingga ia lebih tepat dalam mengambil keputusan. Manajemen diri untuk
mengolah hati dan potensi kamanusiaan tidak cukup hanya dengan IQ dan EQ, kecerdasan
spiritual adalah kecerdasan yang sangat berperan dalam diri manusia sebagai pembimbing
kecerdasan lain.

Ciri-ciri kecerdasan spiritual

Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan
seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan,
memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit,
mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan
hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri
dan membuat seseorang mengerti akan makna hidupnya.

Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall (2001) dan Sinetar (2001), kecerdasan spiritual
memiliki tujuh ciri:

1. Mempunyai kesadaran diri mendalam, sehingga bisa menyadari situasi dan kondisi yang
datang dan menanggapinya dengan positif.

2. Mempunyai visi dan memahami tujuan hidup, sehingga kualitas hidupnya diilhami oleh
visi dan nilai-nilai kebaikan yang dianutnya.

3. Mampu bersikap fleksibel secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik,
berpandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan) dan efisien tentang realitas.

4. Berpandangan holistik, yang melihat keterkaitan peristiwadalam berbagai hal sebagai


suatu rencana yang indah dari Tuhan di dalam kehidupannya.

5. Mampu melakukan perubahan dalam bidang-bidang kehidupan yang ditekuninya, tanpa


harus menjatuhkan orang lain.

6. Mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, mempunyai gagasan-gagasan yang
segar, unik dan spektakuler.

7. Mampu melakukan refleksi diri dan memilah-milah mana yang menjadi prioritas dalam
hidupnya.

Komponen kecerdasan spiritual

Dr. H. Arief Racman, M.Pd. menggambarkan SQ sebagai kecerdasan yang terdiri dari lima
komponen:
1. Kecerdasan meyakini Tuhan sebagai Penguasa, Pelindung dan Pemaaf, dan kita percaya
kehadiran Yang Maha Kuasa serta penyertaan-Nya di dalam kehidupan kita.

2. Kemampuan untuk bekerja keras, minta bimbingan Tuhan, yang mendorong seseorang
memiliki etos kerja yang tinggi dan berusaha sungguh sungguh melakukan berbagai
aktivitasnya.

3. Kemampuan dan kemauan untuk kokoh untuk melakukan ibadah setiap hari kepada Sang
Khalik secara disiplin, taat dan berkesinambungan.

4. Kemampuan untuk sabar dan bertahan dalam berihktiar supaya tidak mudah putus asa
dan menyerah dalam menghadapi kesulitan demi kesulitan.

5. Menerima keputusan terakhir dari Tuhan, segala sesuatu yang terjadi atas seizin dan
sepengetahuan Tuhan, sehingga hal ini mendatangkan ketenangan hidup.

Dengan lima komponen itu akan terbentuk manusia yang bermental pemenang, mau
bekerja keras dan tak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan, namun tepat
menempatkan diri dalam posisi sebagai hamba yang tunduk dan patuh kepada Tuhan. Orang
yang memiliki kualitas kecerdasan spiritual yang tinggi tidak hanya mengandalkan rasio dan
emosi saja saat menghadapi persoalan hidup, ia akan merujuk kepada hal-hal yang spiritual,
seperti ayat-ayat Kitab Suci, perkataan orang saleh maupun nasihat-nasihat yang baik. (Herry
P. Jonathan)

7 Tips Mengembangkan Kecerdasan Spiritual?

Ada tujuh cara meningkatkan kecerdasan spiritual (SQ) dalam kehidupan kita, yaitu:

1. Seringlah melakukan mawas diri dan perenungan tentang diri sendiri, kaitan
hubungan dengan orang lain, dan peristiwa yang dihadapi untuk memahami
makna dari setiap peristiwa yang terjadi.
2. Kenali tujuan hidup, tanggung jawab, dan kewajiban dalam hidup kita. Jika
segalanya mudah, lancar dan membahagiakan, berarti tujuan hidup tersebut
cocok. Sebaliknya, bila banyak rintangan dan kegagalan, berarti tidak cocok.
3. Tumbuhkan kepedulian, kasih sayang dan kedamaian.
4. Pekakan diri terhadap bisikan, inspirasi, dan intuisi. Inilah proses channelling
dengan Tuhan. Datangnya sering bersifat simbolik, terkadang tidak linear.
5. Ambil hikmah dari segala perubahan maupun penderitaan sebagai jalan
untuk peningkatan mutu kehidupan kita.
6. Kembangkan tim kerja dan kemitraan, yang saling asah, saling asih dan saling
asuh.
7. Belajarlah melayani dengan sikap rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama.
Jangan menyerah pada kesulitan! SQ mampu mentransformasikan kesulitan
menjadi suatu medan penyempurnaan dan pendidikan spiritual yang
bermakna. SQ yang tinggi mampu memajukan seseorang karena belajar dari
kesulitan dan kepekaan terhadap hati nuraninya.
C. KEUNTUNGAN SPIRITUAL BAGI PRIBADI
Allah SWT berfirman, "... Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan
kamu pemakmurnya." (QS Hud *11+: 61).

Kini, semakin banyak perusahaan yang menyandarkan aktivitasnya pada aspek spiritualitas
(menjadi spiritual company). Berkebalikan dengan perusahaan yang mengabaikan faktor
spiritual dalam operasionalnya, perusahaan-perusahaan yang melandaskan aktivitasnya
pada nilai-nilai spiritual terbukti mampu bertahan dan berkembang secara baik.

Secara umum, diidentifikasikan ada enam manfaat yang didapat perusahaan dengan
menyandarkan bisnisnya pada aspek spiritualitas.

Pertama, perusahaan akan jauh dari berbagai kecurangan (fraud) yang


mungkin terjadi akibat 'menghalalkan segala cara'. Karena, dari sinilah
kebangkrutan perusahaan dimulai.
Kedua, meningkatnya produktivitas dan kinerja perusahaan.
Ketiga, terbangunnya suasana kerja yang harmonis atau hadirnya sinergi di
antara karyawan dan pimpinan perusahaan.
Keempat, meningkatnya citra (image) positif perusahaan.
Kelima, perusahaan menjadi tumbuh dan berkembang secara
berkesinambungan (sustainable company).
Keenam, menurunkan perpindahan (turnover) karyawan.

Sudah selayaknya para pebisnis, apalagi pengusaha Muslim, menerapkan budaya


manajemen spiritual, yakni menempatkan nilai-nilai universalitas dalam tujuan pencapaian
bisnis. Dalam konsep ini, definisi manajemen berubah dari sekedar getting things done
through the people menjadi getting God's will done by the people. Tugas memakmurkan
hidup melalui kejayaan organisasi-seperti ditegaskan dalam surah Hud ayat 61 di atas-
dipandang sebagai tugas suci.

Spirit ibadah kepada Allah menjadi landasan bisnis yang sangat kokoh. Karena, setiap
aktivitas mendapatkan keuntungan yang selalu berkait erat kepada Sang Pencipta (Creator).
Itulah sebabnya tatanan kerja yang terbangun menjadi lebih sakral dibanding sekadar
mendapatkan keuntungan finansial semata. Kekuatan inilah yang menjadi turbin penggerak
semangat berjuang para penganutnya (man). Karena, setiap langkah perjuangan menjadikan
catatan sejarah kehidupan yang abadi.

Yang pasti, landasan peribadahan dalam perjuangan di lahan bisnis harus menuju pada
terciptanya dan terbaginya kemakmuran secara adil (creation) kepada semua pihak yang
terlibat. Yaitu, crew (karyawan), customer (pelanggan), capital provider (pemilik modal), dan
community (masyarakat).

Secara sadar, perusahaan diposisikan sebagai sebuah organisme yang berdiri di atas akar
rumput dan menyandang misi spiritualitas. Kehadirannya bukan hanya sekadar untuk
mendapatkan keuntungan bagi pribadi-pribadi semata. Lebih dari itu, keberadaannya
bertujuan untuk mengangkat marwah manusia secara keseluruhan. Pendekatannya bukan
hanya pragmatis semata. Jauh dari itu, paradigma yang dibentuk adalah membangun
peradaban.

D. MANFAAT MENERAPKAN SPIRITUAL COMPANY (PERUSAHAAN)


Pilihan Menjadi Spiritual Company

Oleh : Sugeng Purwanto, Dekan Paramadina Graduate School of Business

Jika Anda diberi pilihan bekerja di spiritual company atau bukan, manakah yang dipilih?.atau
jika Anda memiliki dan memimpin perusahaan apakah Anda memilih menerapkan spiritual
leadership atau tidak?

Buku-buku teks manajemen mengatakan tujuan berbisnis adalah untuk memaksimumkan


shareholders value yang berkesinambungan, karena inilah ukuran dari keberhasilan
bisnisnya. Namun, kini yang disebut value bukan hanya financial value atau commercial
value semata; ada nilai-nilai yang jauh lebih mendasar yaitu nilai keluhuran yang merupakan
legacy value.

Warren Bennis (1994) mengatakan: Seorang leader mampu mencetak leaders berikutnya
untuk menjamin kelangsungan legacy nya.

Pada era industrialisasi untuk menciptakan keunggulan bersaing cukup dengan berpatokan
pada keunggulan manajemen melalui pengetahuan dan keterampilan. Era informasi
menekankan akses dan kecepatan. Memasuki abad ke-21 dirasakan baik keunggulan
pengetahuan maupun informasi tidak cukup untuk kelanggengan hidup perusahaan;
diperlukan wisdom. Muncullah model kepemimpinan baru spiritual leadership.

Paradigma dan model kepemimpinan bisnis tentu saja tidak muncul demikian saja tetapi
seiring dengan munculnya dan kebutuhan yang muncul sumber kekuatan kepemimpinan itu
sendiri. Setiap upaya, proses, dan hasil dilandasi dengan sumber dayanya masing-masing.

Profesor John Zhuang Yang (2007) menjelaskan perkembangan di China melalui proses
transformasi ekonomi, kultural, dan sosial. Keberhasilan reformasi ekonomi China telah
menghasilkan pembangunan kekayaan dan material capital meliputi kekayaan materi,
reputasi, dan sumber daya aset.

Sumber daya manusia (human capital) juga berkembang seiring dengan perkembangan
material capital melalui proses penempaan SDM untuk mengimbangi material capital. Hal ini
seperti dikatakan Gary Becker (1993) bahwa peningkatan kualitas human capital dapat
diperoleh melalui investasi pendidikan formal sekolah, training, dan perawatan kesehatan.

Namun, social capital tidak berkembang baik di China. Fukuyama (1995) mengatakan
perbedaan yang mendasar antara pembentukan human capital dan social capital adalah
human capital lebih mudah dikembangkan.

Tidak demikian dengan social capital yang menentukan tingkat trust antarmanusia yang
lebih berhubungan dengan kultur, warisan sejarah, kebiasaan sosial, latar belakang agama,
dan tradisi.
Dengan meminjam istilah dalam ilmu pasti vektor yaitu adalah besaran yang mempunyai
arah. Material capital, human capital, dan social capital tidak berkembang dengan besaran
dan arah yang sama; terjadi ketimpangan.

Bagaimana mengintegrasikan material capital, human capital, dan social capital? Di sinilah
munculnya konsep spiritual capital. Social capital sulit berkembang jika berangkat dari latar
belakang ras, suku, golongan, dan kepercayaan agama yang berbeda-beda, maka tidak
demikian dengan spiritual capital yang menerima, mengakui pebedaan tetapi tidak
mempermasalahkannya.

Spiritual berasal dari bahasa latin spiritus yang berarti memberikan hidup atau vitalitas
kepada sistem. Spiritual capital menambah dimensi peranan makna dan nilai dari tujuan
yang mendasar makna dari kehidupan manusia (Zohar Marshall, .).

Jadi jelas bahwa spiritual leadership bukanlah kepemimpinan bisnis berbasis agama. Spritual
leadership mengintegrasikan kebutuhan spiritual manusia dengan tiga kebutuhan lainnya,
yaitu fisik (material), mental (human capital), dan sosial.

Keempat kebutuhan tersebut ditransformasikan ke dalam organisasi perusahaan


mewujudkan kapasitas, kemampuan dan kemauan untuk melakukan kontribusi warisan
(legacy).

Dengan demikian, spiritual leadership tetap mementingkan kinerja bisnis dan keuangan
perusahaan, kualitas SDM dan inovasinya, serta kepentingan stakeholders. Masih
ditambahkan spiritus yang merangkum semuanya itu ke dalam tujuan makna hidup
sesungguhnya menjadi seorang manusia.

Manifestasi spriritual leadership

Tichy & Bennis (2007) dalam bukunya Judgment How Winning Leaders Make Great Call
mengelaborasi bagaimana pemilihan hasil dari keputusan penting bisa membalikkan arah
kinerja perusahaan.

Ada tiga domain manusia, strategi, dan waktu yang kritis. Kemudian ada konstituen,
pengetahuan, kekuatan SDM, fasilitas transformasi kekuatan kepada seluruh jajaran
organisasi. Terakhir pemahaman konteks dan kemampuan melihat pemasalahan dari skala
yang jauh lebih luas dan jauh ke depan. Dengan demikian, kualitas sebuah keputusan tidak
dapat dilepaskan dari kekuatan wisdom yang dimiliki oleh seorang pemimpin.

Saya mengamati berbagai organisasi. Ada kebiasaan-kebiasan yang diterapkan terasa


menyejukkan. Kebiasaan berdoa menurut agamanya masing-masing sebelum memulai
rapat, kegiatan, dan acara.

Ada makna yang terkandung di dalamnya bahwa melakukan bisnis adalah bagian dari tujuan
yang lebih besar menjadi manusia spiritual seutuhnya bukan hanya jasmani dan mental saja.
Implikasinya adalah rasa kebersamaan melalui pengakuan, penerimaan, dan penghormatan
atas berbagai latar belakang yang berbeda.

Tolok ukur spiritual leadership


Keberhasilan spiritual leadership sudah jelas tidak cukup hanya disiplin penerapan ritualnya
saja tetapi juga perlu dilihat dari parameter yang bersifat melekat pada manusianya.

Apakah para direksi, eksekutif, staf dan seluruh karyawan secara mayoritas menyukai dan
menikmati pekerjaan dan lingkungannya. Apakah mereka merasa aman dan nyaman bekerja
dan menjalani hidupnya.

Tugas seorang spiritual leader adalah memastikan proses penghidupkan spirit dalam
organisasinya menjadi milik bersama, dirasakan, dan saling dibagikan oleh seluruh dan
kepada anggota organisasi bisnis.

Jadi semestinya bekerja pada spiritual company atau menerapkan spiritual leadership dalam
memimpin perusahaan akan mendatangkan suasana bekerja nyaman, aman, percaya, dan
menyenangkan ada suasana gairah berprestasi di seluruh tingkatan organisasi.

Pendidikan tinggi sudah terlalu lama berkutat dengan knowledge, meskipun belakangan
mulai merambah kepada skill melalui adaptasi kurikulum dan program pelatihan untuk
berperan dalam pengembangan material capital dan human capital. Namun, model spiritual
capital untuk menyelaraskan material capital, human capital, dan social capital belum
banyak disentuh.

Business spiritual leaders mengembangkan spiritual capital sendirian, jumlahnya sedikit, dan
tidak didukung oleh program pendidikan tinggi yang menekankan atau memberikan
pencerahan mengenai pentingnya spiritual capital.

Tidak heran jika kita melihat pengelolaan perusahaan yang tidak etis dan terjadi
penyelewengan di sana sini.

E. FASILITAS UNTUK PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS

"Spiritualitas juga sangat erat berkaitan dengan konsep jiwa, sehingga menentukan
suatu prinsip bahwa esensi hidup ini bukanlah materi belaka. Maka spiritualitas
tanpa jiwa tidak masuk akal...."

Masih banyak orang yang belum faham betul tentang apa yang dimaksud dengan
spiritualitas. Menurut kamus Merriam Webster spiritualitas memiliki pengertian
tentang sesuatu yang sangat religius, atau sesuatu yang berkaitan dengan semangat
dan hal-hal sakral. Tentu saja melalui pencarian dan pengalaman hidup, seseorang
memiliki kebebasan untuk memaknai tentang pengertian spiritual ini. Pengertian
spiritual ini juga sering dikaitkan dengan agama, terutama yang berkaitan dengan
pertanyaan: apakah agama itu merupakan tujuan dari spiritualitas, atau sebaliknya
bahwa agama adalah sarana dan/atau prasarana untuk mencapai tujuan spiritual?
Spiritualitas juga sangat erat berkaitan dengan konsep jiwa, sehingga menentukan
suatu prinsip bahwa esensi hidup ini bukanlah materi belaka. Maka spiritualitas
tanpa jiwa tidak masuk akal. Konsep jiwa digunakan untuk membedakan antara
manusia dengan hewan. Tentu saja dalam dunia hewan kita tidak akan berbicara
tentang nilai-nilai kemanusiaan, kontemplasi, belas kasih dan hati nurani, atau
diwakili dalam satu kata disebut jiwa.

Namun manusia sebagai mahluk material-biologis tidak terlepas dari sifat hewaniah,
secara faktual manusia memiliki sisi naluri hewaniah sehingga berlomba mengejar
kepentingan material. Bahkan adanya sifat hewaniah ini menjadi sejarah dan evolusi
tentang kisah kemanusiaan. Sebaliknya, tidak diragukan lagi - bagi mereka yang
bukan penganut faham atheis - bahwa kita semua mengakui berasal dari Tuhan. Jika
kita gagal untuk memahami hal ini, kita tidak akan berhubungan dengan sejarah kita
sendiri dan karena itu akan terasing dari jiwa kita sendiri. Oleh karena itu bagaimana
pertamakali kita menjadi manusia? Para evolusionis akan berkata bahwa hal itu telah
terjadi melalui seleksi alam. Para kreasionis akan mengatakan bahwa kita telah
diciptakan sebagai model atau representasi ideal dari Tuhan. Tulisan suci Weda
mengkonfirmasi bahwa representasi ideal bukanlah wujud atau bentuk tertentu.
Dalam kepercayaan Hindu, Tuhan dapat direpresentasikan dalam simbol ikan
(Matsya) atau babi hutan (Varaha), dan bisa juga berupa matahari, bulan dan langit.
Begitu juga bisa memiliki bentuk manusia atau bentuk spiritual seperti Vishnu
dengan empat lengan. Dengan demikian kita diciptakan bukan dalam konsep bentuk,
akan tetapi sebagai konsep ruhaniah. Dengan adanya model atau representasi
tersebut, tidak lain untuk mencerahkan esensi spiritualitas kita yang ideal. Jika
pertanyaannya bagaimana roh ideal kita dihadirkan, maka jawaban yang jauh lebih
mudah adalah dari penderitaan kita di dunia material.

Semangat dan cita-cita yang dibentuk akan menjadi apa yang ada pada kita sekarang.
Dan kini dunia tengah bingung dan tidak pasti tentang kelangsungan hidup dan masa
depan budaya. Apakah kita akan mengalami degradasi atau kita akan bangkit dari
abu pengalaman peperangan yang mengerikan dan segala pembusukan sosial?
Banyak yang skeptis tentang pertanyaan esensi jiwa, tentang cita-cita dan nilai-nilai
kemanusiaan, bahwa hal tersebut masih bisa diharapkan. Dewasa ini orang lebih
suka berpegang pada simplifikasi dari pandangan evolusi Darwinisme, dengan
semboyan survival of the fittest sambil mengenakan dasi dan mobil mentereng . Kita
kembali harus mendefinisikan jiwa kita yang menjamin nilai-nilai kemanusiaan kita:
melebarnya konflik tentang nilai-nilai kemanusiaan dapat mengaburkan visi yang
jelas tentang masa depan. Hanya dari kejelasan demikian, kita bisa berbicara tentang
spiritualitas tercerahkan dan jiwa masyarakat yang terbebaskan.

Sejauh ini, di seluruh dunia, hampir semua konsep telah diambil dari nilai-nilai
sekuler dan materialistik yang telah berkembang dalam dunia komersial kompetitif.
Manajemen tak sekadar berkaitan dengan dunia bisnis dan industri, akan tetapi juga
melingkupi semua aspek usaha atau kerja manusia. Oleh karena itu, sudah saatnya
bahwa para ilmuwan manajemen menengok kembali pada esensi spiritualis manusia,
baik yang melandasi kebijakannya, cita-citanya maupun ide dari konsep spiritual dan
filosofinya. Hal ini menjadi penting karena planet ini dan penghuninya harus
diselamatkan dari kecenderungan memburuk yang hadir hampir di semua lapisan
masyarakat, yang bahkan dapat membahayakan kehidupan planet ini. Kita harus
mulai mengkritisi kembali tentang konsep kepemimpinan yang berasaskan pada
kebijakan konvensional, yang ditransmisikan melalui lembaga pendidikan dan
pelatihan, yang mengajarkan pengetahuan tingkat rendah yang hanya berdasarkan
pada alat indera, akal dan pikiran. Pengembangan harus ditingkatkan ke arah
pengetahuan tingkat tinggi yang membungkam pikiran dan membuka spiritualitas.
Para tokoh bijak telah menemukan misteri alam mikro dan makro kosmos - tanpa
peralatan apapun, seperti evolusi, kecepatan cahaya, gerakan planet, gravitasi, dan
usia bumi.

Dewasa ini para sarjana dan ilmuwan dari seluruh dunia tengah mencari solusi untuk
masalah yang menimpa planet, hewan dan manusia. Konsep kebijakan,
kepemimpinan, manajemen, administrasi dan lain sebagainya, dewasa ini tidak
mampu menangkap tren memburuk yang terjadi di segala sektor. Suatu era dimana
setiap tindakan, transaksi dan/atau interaksi lebih bersifat komersial, hampir semua
motivasi didasarkan pada kepentingan diri sendiri, yang akhirnya bermuara pada
eksploitasi manusia, dan hal ini sedang berlaku di seluruh dunia. Dalam segala
sektor, kepemimpinan cenderung untuk menghancurkan umat manusia daripada
mengangkatnya ke derajat dan martabat yang lebih tinggi. Paul Sweezy, seorang
pemikir sosialis dengan sarkasme telah menulis bahwa "Para pengusaha telah
menciptakan korporasi, sedangkan para manajer diciptakan oleh korporasi. Para
pengusaha mencuri dari korporasi sedangkan manajer mencuri untuk kepentingan
korporasi ". Secara jujur harus diakui, bahwa bukti dari fenomena ini dapat terlihat
pada setiap sektor dan bidang kegiatan manusia. Skandal dan manipulasi baik
secara laten atau manifes telah umum berlangsung di beberapa organisasi. Korupsi
misalnya, telah menjadi rangkaian cerita sehari-hari. Fundamentalisme dan
ekstremisme telah melahirkan terorisme dan militansi. Kecenderungan radikalisme
ini tidak dapat ditampung oleh konsep-konsep kepemimpinan dan manajemen
konvensional.

Dalam organisasi formal, kegiatan para supervisor, manajer, eksekutif, pejabat,


administrator dan lain sebagainya kewenangannya berasal dari undang-undang dan
aturan. Sementara esensi kewenangan seorang pemimpin seharusnya lahir dari nilai-
nilai rohani dan jasmani mereka. Para manajer perlu menyerap kualitas esensial
kepemimpinan yang akan meningkatkan efektivitas mereka
. Gandhi, Mao, Lincoln, dan bahkan Khomaeni adalah para pemimpin dengan
sejumlah cita-cita dan nilai-nilai. Pemimpin dan manajer seyogyanya merupakan
penguasa bijak dengan nilai-nilai luhur dan cita-cita. Dalam organisasi formal, baik
pemerintah dan non-pemerintah, yang diwakili oleh para pemimpin politik, ekonomi,
bisnis, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, agama dan sebagainya, bahkan
supervisor, pengawas, manajer, eksekutif, pejabat dan administrator memperoleh
kewenangannya berdasarkan konstitusi, aturan, dan konvensi.

Sementara para pemimpin informal di semua bidang usaha manusia mendapatkan


wewenangnya berdasarkan kualitas dan tindakan mulia mereka, yang merupakan
perpaduan dari atribut, kredibilitas dan integritas, serta kontribusi mereka kepada
masyarakat dengan pelayanan, dedikasi dan komitmen tanpa pamrih untuk cita-cita
dan kesejahteraan umat manusia, lingkungan dan alam. Orang dengan kategori
demikian telah memiliki kualitas kepemimpinan tertentu, yang akan meningkatkan
efektivitas mereka sebagai manajer dan administrator. Oleh karena itu, efektivitas
manajerial mereka ditopang oleh keunggulan dalam bidang moral dan kualitas
kepemimpinan yang etikal, sehingga mereka menjadi pemimpin yang baik serta
dikagumi dan dipuja oleh masyarakat.
Sepanjang sejarah, setiap negara memiliki pemimpin original yang menjalankan
otoritas tidak hanya didukung oleh organisasi formal, akan tetapi juga didukung oleh
masyarakat luas. Gandhi bukanlah anggota dari Partai Kongres, namun fatwanya
telah mewarnai hukum dan partai, dan begitu juga yang terjadi di Iran dalam masa
kepemimpinan Imam Khomaeni. Seluruh masyarakat di India secara sukarela
mengikuti cita-cita non-kooperasi terhadap penjajah dengan gerakan satyagraha. Sri
Satya Sai Baba dan Amritanandamayi memiliki penggemar di seluruh dunia. Dengan
karisma mereka, para pengikutnya bersedia melaksanakan pekerjaan sosial secara
sukarela, demikian pula dengan Sri Ravi Shankar dan ratusan biksu lainnya yang telah
memiliki organisasi di seluruh dunia. Para pengikut memuja guru dan melaksanakan
misi mereka. Orang dengan kapasitas demikian dapat dianggap sebagai pemimpin
spiritual. Sebagian besar umat mereka menerima nilai-nilai etika dan moral dan
melaksanakan pelayanan tanpa pamrih, pengakuan dan kompensasi.

Mao Tse Tung adalah termasuk seorang pemimpin politik yang dikagumi jutaan umat
manusia, yang tidak hanya melakukan misi membebaskan Cina dari penindasan
asing, akan tetapi juga membantu dalam membangun kembali negara Cina. Salah
satu contoh pengaruh kepemimpinannya adalah berkenaan dengan kunjungan Nixon
ke negara Cina. Mao diberitahu bahwa kunjungan Nixon ke Cina harus ditunda
karena mereka sulit menyingkirkan salju di jalan-jalan Peking. Mao pergi ke Radio
Peking dan meminta warga untuk membersihkan salju dari jalan. Maka jutaan warga
bergerak dalam upaya menyingkirkan salju tersebut. Dalam arena politik masa kini -
termasuk di Indonesia - hampir tidak ada lagi orang yang mampu menginspirasi
orang lain. Sebagian besar reputasi para pemimpin di tingkat legislatif kita
didominasi oleh catatan pelanggaran moral. Sebagian dari mereka adalah korup, dan
dalih dari korupsi tersebut adalah dampak dari sistem ekonomi-politik yang tidak
pantas dari para aparatur birokrasi negara. Kurangnya kepemimpinan etik telah
membuat pemerintah mengembangbiakan parasit yang meggerogoti wibawa
pemerintahan itu sendiri.

Dalam era globalisasi seperti saat ini, seluruh transaksi dan/atau interaksi telah
dikomersialisasikan. Hal ini didukung oleh media, dengan mengelu-elukan bintang
film dan selebritis yang memiliki penggemar besar. Bahkan partai politik
memanfaatkan mereka sebagai ikon untuk mengumpulkan suara mereka. Para
pemilih dalam pilkada disuap dengan uang, dan dengan bujukan hedonisme lainnya.
Dengan demikian kurang ada kesempatan lagi bagi para pemimpin politik tulen yang
bakal muncul di negara kita. Para politisi membeli dan mempengaruhi media untuk
mempengaruhi sikap dan nilai-nilai masyarakat.
Pertimbangan komersial telah menjadi motivasi dominan di kalangan pelaku media.
Oleh karena itu, kepemimpinan yang tulus dalam melayani rakyat sulit untuk muncul
di bidang politik dan media. Meski tengah muncul fenomena baru di luar prediksi
masyarakat tentang kepemimpinan gaya Jokowi di Indonesia yang memberikan
harapan akan perubahan. Seorang pemimpin harus memiliki banyak kualitas mulia,
seperti kejujuran, integritas, kerendahan hati, tidak mementingkan diri sendiri,
dedikasi, komitmen, patriotisme, pelayanan tanpa pamrih, dan penuh pengorbanan,
yang seharusnya sektor pendidikan tinggilah yang dapat menghasilkan pemimpin
mulia seperti demikian. Dalam tradisi budaya kita terdahulu, ulama dan guru masih
dianggap sebagai orang yang patut dihormati diatas rata-rata orang pada umumnya.

Dalam tradisi masa lalu seorang ulama atau pendeta adalah penasehat raja atau
kaisar, dan mereka adalah orang yang sangat berpengetahuan dan bijaksana, benar-
benar tanpa pamrih, diberkahi dengan cita-cita luhur, memiliki integritas dan
kejujuran, serta meninggalkan kesenangan duniawiah untuk melayani umat manusia.
Banyak risalah yang ditulis oleh para orang bijak dan filsuf, yang mendedikasikan
hidup mereka untuk kesejahteraan umat manusia, lingkungan dan alam. Mereka
adalah orang yang menjaga diri dari kehidupan duniawiah, dengan tinggal terpencil
di pelosok desa - dengan memimpin pesantren, gereja dan pure - berlatih spiritual
untuk mencapai tingkat tertinggi berkenaan dengan pengetahuan tentang kosmos.

Kontribusi mereka terhadap umat manusia terasa ke seluruh dunia, dan diantara
kalangan pemikir demikian adalah antara lain Ibnu Al-Arabi, Al Ghazali, Ibnu Sinna,
Arnold Toynbee, Will Durant, Laotze, Confusius, Soekarno, Hatta, Sidharta Gautama,
Thoreau, Emerson, Frawley, Rolland dan Basham. Ratusan penemuan di bidang sains
dan matematika yang sering dikaitkan dengan ilmuwan barat, sumbernya ditemukan
oleh orang bijak kuno dan orang-orang suci.

Dalam 100 tahun terakhir, telah ada pertumbuhan spektakuler dalam sains dan
teknologi yang membawa kemakmuran bagi sekitar sepertiga penduduk dunia.
Namun secara bersamaan, planet bumi ini telah dijarah dan dirampok oleh
sekelompok manusia. Hutan telah menghilang, tanah menjadi gersang dan tidak
subur, serta pemanasan global dapat membawa malapetaka ke seluruh penjuru
dunia. Polusi telah melampaui batas toleransi. Jutaan hewan mengalami penderitaan
yang tak terbayangkan, sebagian lagi digunakan untuk makanan, pekerjaan,
eksperimentasi dan hiburan. Manusia sendiri telah menjadi sakit. Disamping
terjangkit HIV, manusia telah menjadi kesepian dan terasing. Keluarga telah
terfragmentasi.

Manusia menderita karena ketegangan, kecemasan, ketakutan dan rasa tanpa


tujuan. Lebih banyak uang dibelanjakan untuk persenjataan yang bisa berakibat pada
penghancuran umat manusia ketimbang untuk mengangkat derajat kemanusiaan
pada tingkat yang lebih tinggi. Tren tersebut diperparah lagi oleh krisis keuangan dan
ekonomi , resesi, manipulasi dari kalangan politisi dan para pelaku bisnis,
meningkatnya kekerasan dan kejahatan, sensualitas dan seksualitas sembarangan
yang vulgar terus meningkat dalam kehidupan publik. Perkembangan yang luar biasa
di bidang transportasi, komunikasi, televisi, internet, ponsel, komputer dan lain
sebagainya, seyogyanya mendidik umat manusia untuk menjalani hidup mulia dan
melahirkankan keharmonisan dan kedamaian.

Sayangnya, yang terjadi justeru sebaliknya. Kesemua peralatan dan gadget tersebut
sebagian malah telah digunakan untuk mendistorsi pikiran dan menyesatkan umat
manusia. Kepemimpinan dan manajemen spiritual dan etika sebaiknya mampu
menangkap tren yang memburuk ini, bahkan harus mampu membalikkan situasi
tersebut. Untuk tujuan ini, kepemimpinan dan manajemen spiritual dan etika perlu
meresapi dan menyerap setiap aktivitas, sikap dan perilaku manusia, dalam
kaitannya dengan transaksi dan/atau interaksi dalam konteks organisasi dan
administrasi. Kita harus mencari solusi untuk masalah yang melanda umat manusia.
Indonesia bersama negara lain perlu mempelopori kepemimpinan spiritual dan
inspiratif bagi seantero dunia, sekaligus merombak semua sektor dan segmen
masyarakat - baik dibidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan,
budaya, bisnis dan administrasi publik - dan kesemuanya perlu menyerap konsep
kearifan lokal yang mungkin belakangan ini sudah dianggap konservatif dan
ketinggalan jaman sebagai sumber pencerahan.

Pada sisi yang lain, bahwa dewasa ini tengah terjadi perkembangan positif yang
berlangsung di arena dunia bisnis. Istilah spiritual seperti "semangat tim," "semangat
kompetitif," "semangat kerjasama," dan "esprit de corps" telah menjadi tema
menarik di beberapa organisasi, baik bisnis maupun publik. Begitu juga pola pikir
kewirausahaan mulai dijelaskan dengan melibatkan dimensi metafisik, sehingga
muncul idiom semangat kewirausahaan, suatu praktek inovatif dan energik untuk
mengidentifikasi atau menciptakan kesempatan dan mengambil tindakan yang
ditujukan untuk mewujudkan keberhasilan. Spiritualitas di tempat kerja sebetulnya
telah berkembang selama bertahun-tahun di dalam organisasi bisnis. Disadari,
semangat para pekerja memiliki pengaruh langsung pada produktivitas, sehingga
organisasi bersedia menghabiskan dana dalam jumlah besar untuk menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman, menyenangkan, dan bahkan mewah. Ketika
ketulusan dan motif yang murni digabungkan kedalam keterampilan kepemimpinan
dan manajemen, serta dibarengi dengan pengambilan keputusan secara konsisten,
hasilnya adalah sebuah organisasi yang kuat dan sangat termotivasi.

Dalam mencari solusi bisnis, seseorang harus inovatif agar berdampak positif tidak
hanya terhadap para pekerja, akan tetapi juga terhadap rekan kerja. Spiritualitas di
tempat kerja tidak lagi sekedar sebuah konsep, akan tetapi telah menjadi metode
praktis untuk mencapai kesuksesan bisnis. Apalagi dewasa ini sejumlah fakta
semakin membuktikan bahwa ada hubungan yang relatif kuat antara pikiran dan
tubuh. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa berapa banyak orang yang memiliki
penyakit, seperti penyakit jantung atau kanker, sekaligus juga adalah penderita
depresi sebagai bagian dari suatu lingkaran setan. Suatu penyakit fisik dapat
berakibat pada depresi emosional, yang pada gilirannya menghasilkan stres yang
memperburuk kondisi fisik yang mendasarinya. Yang lebih menarik adalah temuan
ilmu pengetahuan modern yang menunjukkan fakta sebaliknya, dimana kebiasaan
dan sikap positif dapat meningkatkan kesehatan fisik manusia, yang pada gilirannya
berdampak pada umur yang panjang. Dari pengamatan ilmiah dan berbagai
percobaan telah menunjukkan bahwa teknik pengobatan alternatif, seperti meditasi,
ritual, dan bahkan doa dapat mengubah perjalanan penyakit terminal, mengurangi
ketergantungan pada perawatan medis, dan bahkan meminimalkan kunjungan ke
rumah sakit. Pendek kata, spiritualitas dan semua yang berkaitan dengannya sangat
penting untuk menciptakan kesehatan jasmani dan rohani yang baik.
Jika kita termasuk orang yang menganut konsep bahwa "Semua materi memiliki
Pencipta" maka logikanya bahwa, yang merupakan sumber dari segala ciptaan
adalah kekuatan yang lebih tinggi yang memancarkan energi positif, ketimbang
kekuatan energi negatif. Dengan demikian, kita perlu mengembangkan cara untuk
menarik dan menghubungkan energi yang lebih tinggi sebagai bahan bakar untuk
kebugaran fisik, pikiran , jiwa, dan rohani yang positif.

Sebagai para pelaku bisnis yang tengah mencari kesuksesan, kita harus
mempertimbangkan metode dan teknik yang terhubung dengan daya yang lebih
tinggi tersebut. Organisasi yang mempraktekkan psikologi positif dan telah
berinvestasi untuk program motivasi para pekerja telah terbukti berhasil menuai
manfaat dalam bentuk peningkatan kinerja yang dilaporkan sendiri melalui
pengukuran kepuasan kerja. Hasil ini umumnya diterjemahkan ke dalam peningkatan
rasio penjualan (ROS), pengembalian aset (ROA) dan pengembalian investasi (ROI).
Landasan filosofi ini telah menjadi bagian dari budaya di sejumlah organisasi bisnis,
dimana hasil positif dapat ditunjukkan melalui tolok ukur keuangan dan non
keuangan. Para manajer dan staf mereka yang terlibat dalam praktik "spiritualitas di
tempat kerja" telah memancarkan nilai-nilai kerja dan etika moral yang kuat.

Berlatih spiritualitas di tempat kerja dapat menciptakan win-win solution bagi


semua pihak yang terkait. Para wirausahawan, pengusaha atau investor , manajer
dan para pekerja, dan bahkan pelanggan tidak lagi perlu mempertanyakan motif
dibalik pemberian pelayanan yang tersedia. Suatu evaluasi terhadap strategi yang
telah dikembangkan selama 25 tahun pada sejumlah organisasi bisnis ini telah
membuktikan bahwa, pengembangan spiritual di tempat kerja telah menjadi alat
kepemimpinan dan manajemen yang sederhana dan relatif murah, yang mampu
menggantikan imbalan finansial yang relatif mahal, dengan melatih para pekerja
bermotivasi tinggi dan menumbuhkan rasa hormat yang besar antara satu dengan
lainnya. Banyak organisasi menghabiskan jutaan dolar untuk mengembangkan
lingkungan kerja yang konon dirancang untuk memelihara pikiran positif para
pekerja dalam rangka kepentingan mengoptimalkan produktivitas. Asumsinya bahwa
jutaan dolar yang telah diinvestasikan tersebut pada gilirannya akan menyebabkan
profitabilitas yang lebih tinggi dan keunggulan atas para pesaing. Pada prinsipnya,
manusia ingin diperlakukan secara adil, merata, dan terhormat.

Para manajer tidak boleh mengabaikan kebutuhan akan rasa keadilan yang dituntut
oleh para pekerja ketika mereka didorong untuk memaksimalkan keuntungan.
Artinya semua keputusan harus menjamin keadilan dan kesetaraan yang akan
meningkatkan tingkat kepercayaan dan meningkatkan transaksi dan/atau interaksi
antara manajer dan para pekerja. Jika rasa saling menghormati dan cinta
ditingkatkan, maka transaksi dan/atau interaksi antara manajer dan para pekerja
akan menghasilkan kolaborasi yang sukses. Apabila situasi dan kondisi tersebut
berhasil diciptakan, maka para pemimpin dan manajer tidak perlu lagi menghabiskan
waktu yang berharga untuk mempertanyakan dan mengevaluasi lagi ketulusan motif
supervisor dan tim kerja mereka. Waktu bisa dialokasikan untuk memberi
kesempatan yang lebih luas bagi tumbuhnya kreativitas, inovasi, dan produktivitas
yang lebih tinggi dengan sukses besar. Tempat kerja dapat dijadikan ruang sosial-
ekonomi dan susila. Jika seseorang pekerja tiba di tempat kerja dengan pikiran
bahwa dia akan dipergunakan sebagai alat dan bukan sebagai kontributor untuk
kemajuan organisasi , tentu hasilnya akan sulit ditebak. Seorang pekerja yang merasa
kinerja mereka memiliki dampak pada pembentukan organisasi dan bermanfaat bagi
komunitas yang lebih besar, akan memancarkan kepercayaan dan kebanggaan diri
yang membuatnya merasa berkontribusi kepada organisasi secara tak ternilai.
Organisasi yang memberdayakan para pekerja dengan memberikan rasa keadilan,
pemerataan, dan rasa hormat, dalam jangka panjang akan memiliki keuntungan yang
sangat besar, ketimbang organisasi yang membatasi para pekerjanya dan menuntut
kinerja terbaik agar mereka pantas diberi keadilan, pemerataan, dan kehormatan.

Para pemimpin dan manajer di perusahaan dewasa ini, mulai dari tingkat organisasi
pemula sampai pada organisasi kompleks yang sudah mapan, perlu mengambil
gagasan segar untuk mengevaluasi tujuan organisasinya kembali. Seorang pakar
dalam praktik kepemimpinan dan manajemen spiritual menjelaskan bahwa doa dan
meditasi merupakan obat untuk membersihkan arteri yang tersumbat pada jiwa kita.
Tentu saja kebutuhan setiap individu ataupun tim kerja berbeda-beda, seumpama
selera akan makanan dan minuman yang bervariasi. Setiap orang memiliki kehidupan
serta fenomena dan isu-isu yang berbeda, namun terdapat satu hal yang
menyatukan kita terutama ketika kita berada di tempat kerja - yaitu bahwa semua
orang bersedia memberikan kontribusi yang terbaik dengan menghargai segala
kontribusi mereka, dengan rasa saling menghargai dan menghormati, sehingga akan
menciptakan dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup dan ditempati. Pada
akhirnya, kepuasan di tempat kerja akan dibesarkan oleh rasa pemenuhan spiritual,
sebagai entitas yang sangat berharga.

Dampak dari spiritualitas terhadap individu adalah terbentuknya mentalitas baru


yang bercirikan orientasi yang lebih holistik, altruistik, pelayanan kepada manusia,
komitmen pada kebenaran, dan bentuk-bentuk perilaku luhur lainnya, serta
kesadaran diri (self awareness). Pengendalian diri, optimisme, dorongan berbuat
yang terbaik, dan prakarsa, kesemuanya ini terkait dengan self leadership and
management, yang juga adalah dampak lain dari spiritualitas. Mentalitas semacam
itu sangat penting bagi akselerasi perubahan organisasi bisnis. Sesungguhnya tidak
ada peningkatan produktivitas jika tidak ada perbaikan dalam self-awareness
ataupun self-leadership and management.
Produktivitas merupakan fungsi dari social-management. Sebelum bisa efektif
mengelola transaksi dan/atau interaksi antar individu dan tim kerja secara timbal
balik, diperlukan terlebih dahulu manajemen diri sendiri yang efektif (self-leadership
and management). Dengan demikian, efektivitas sosial kepemimpinan dan
manajemen memerlukan efektivitas dalam self-leadership and management. Untuk
memahami self-leadership and management ini dan dampaknya terhadap social-
leadership and management dan produktivitas organisasi, penting terlebih dahulu
untuk difahami kecerdasan spiritual dan kecerdasan emosional secara individual,
yakni dua bentuk kecerdasan selain kecerdasan intelegensi, yang belakangan ini
dipandang menentukan kinerja individu. Dua bentuk kecerdasan ini, selain terkait
satu dengan lainnya, juga sangat penting dalam meningkatkan efektifitas
kepemimpinan dan manajemen diri dan sosial, dan dalam konteks ini adalah
efektivitas dalam mencapai keberhasilan leadership and management organization
itu sendiri, baik pada organisasi bisnis dan bahkan juga pada organisasi publik.

F. MAKNA DAN PRINSIP PRINSIP SPIRITUAL-PRENEUR

SpiritualPreneurship

spiritualpREneurship adalah ilmu baru yang dirumuskan oleh Nasrullah, S.Si (Owner
The Orchid Realty & Trainer spiritualpREneurship) yang semoga menjadi bagian dari
pembuka babak baru era spiritual menggantikan era kapitalisme dalam dunia bisnis.
Semangat Nasrullah semakin terpicu dengan penelitian paling mutakhir tentang
masa depan kepemimpinan bisnis dunia. Silahkan anda baca paparan Nasrullah
tentang spiritualpREneurship berikut ini :

Gay Hendrick, seorang profesor di Universitas Colorado dan Kate Ludeman,


seorang doktor di bidang psikologi, menulis sebuah buku berjudul The Corporate
Mystic. Sebuah buku yang dihasilkan dari ribuan jam wawancara dengan ratusan
eksekutif kelas dunia selama hampir 25 tahun. Mereka menyatakan dalam bukunya,
Kemungkinan besar kita akan menemukan para spiritualis sejati di ruang rapat
perusahaan-perusahaan besar bukan di tempat-tempat ibadah. Para spiritualis ini
mengamalkan nilai-nilai spiritual yang mereka ajarkan di perusahaannya kata
mereka. Keduanya meramalkan bahwa para pengusaha yang sukses pada abad 21
akan menjadi pemimpin spiritual. (ESQ Power, hal 9)

Spiritual yang saya maksudkan dalam spiritualpREneurship merujuk pada nilai-nilai


murni yang bersumber dari Allah SWT yang menurunkan syariatnya berupa agama
Islam. Nilai inilah yang telah mampu membuat umat Islam memimpin dunia selama 7
abad lamanya. Dengan prinsip spiritual inilah para sahabat dan ulama Islam
memperoleh kekayaannya.

Preneurship merujuk pada sifat gigih, tangguh yang biasa dipraktekkan oleh para
entrepreneur (pengusaha). Namun, ilmu ini bukan hanya kepada para pengusaha
saja, namun juga para karyawan yang merintis karirnya dengan kesungguhan dan
kegigihan, merekalah para Intrapreneur.

Dua huruf RE selalu saya besarkan dan memiliki warna berbeda dengan maksud
spiritualpREneurship memiliki visi mengembalikan (RE dalam bahasa inggris artinya
kembali) kekayaan umat manusia sebagaimana pada zaman sahabat dengan cara
yang paling santun dan hikmah (RE dalam bahasa jepang artinya santun). RE bisa
juga berarti Real Estate.

Maka, secara sederhana spiritualpREneurship adalah prinsip membangun kekayaan


dan financial freedom dengan prinsip-prinsip Ketuhanan (Ilahiyyah).

Sayapun memiliki definisi sendiri tentang Islamic Financial Freedom, yaitu:


Suatu kondisi AMAN dari KEUANGAN sebagai hasil dari proses INVESTASI yang
HALAL dan berkelanjutan sehingga mampu menjamin DIRI dan KELUARGA untuk
menjalankan tugas hidup di dunia sebagai KHALIFAH ALLAH dan BERIBADAH kepada-
Nya tanpa rasa TAKUT dan CEMAS, selama-lamanya sampai bertemu dengan
KEMATIAN dan mampu MEWARISKAN harta terbaik bagi kelangsungan hidup
GENERASI KEMUDIAN Nasrullah

Jazakumullah Khoiron Katsiro.

G. STRATERGI MEMBANGUN BUDAYA SPIRITUAL-PRENEUR

Mungkin saat ini Anda yang menjadi karyawan melakukan pekerjaan dengan
berangkat di pagi hari dan pulang diwaktu sore atau malam hari untuk mencari uang,
begitu juga dengan Anda yang membuka usaha atau pengusaha yang membangun
bisnis juga untuk mencari uang, dimana dengan uang tersebut harapannya hidup
akan menjadi lebih baik dan dapat meraih kekayaan.

Terus apa yang salah ? mungkin Anda berpikiran seperti itu...TIDAK, tidak ada yang
salah, hanya kurang tepat strateginya.

Terdapat perbedaan antara mencari uang dengan membangun kekayaan. Uang


tidaklah sama dengan kekayaan.
Jika Anda seorang pegawai, dan gaji Anda distop hari ini karena diberhentikan atau
keluar dari pekerjaan, maka yang tersisa itu adalah kekayaan Anda. Jika jawabannya
tidak ada, itulah level kekayaan Anda.
Begitu juga dengan para pengusaha, jika usahanya mengalami kebangkrutan sampai
titik nol atau malah meninggalkan sisa hutang, maka itu juga merupakan
kekayaannya.

Uang mempunyai sifat sementara, cepat habis, dan tidak berkembang.


Ketersediaannya pun terbatas. Sementara kekayaan memiliki sifat yang permanen,
bertambah, dan berkembang. Ketersediaan kekayaan melimpah dan cukup untuk
semua orang. Jika kita mengejar uang, belum tentu kekayaan akan kita dapatkan.
Namun, jika kita membangun kekayaan, uang pasti akan datang.

Banyak waktu yang dihabiskan oleh kita dalam mencari uang. Karena sifat uang yang
terbatas, maka perselisihan, persaingan, bahkan perang saudara terjadi diantara kita
memperebutkan uang. Tidak percaya bahwa kekayaan Allah, Tuhan Yang Maha Kaya,
sangat banyak dan melimpah. Maka kita harus mengubah strateginya, dari strategi
mencari uang, menjadi strategi membangun kekayaan.

Ilmu Spiritualpreneurship memberikan panduan strategi membangun kekayaan,


bukan sekedar strategi mencari uang, dimana didalamnya dijelaskan lebih dalam
dengan menggunakan perumpamaan metafora kupu-kupu dan taman. Membangun
kekayaan sekaligus meraih kebahagiaan.
Jadi, dengan strategi membangun kekayaan, Anda yang menjadi karyawan dan
pengusaha atau siapapun, akan mempunyai kekayaan tangible (terukur dan terlihat)
serta kekayaan intangible (tak terlihat), sehingga tidak khawatir dengan putusnya
pekerjaan atau bangkrutnya usaha. Karena dengan strategi membangun kekayaan
ini, dapat memperoleh kembali penghasilan atau mendirikan usaha kembali.

Bagaimana pendapat Anda ?

H. PERILAKU YANG MUNCUL DALAM SPIRITUAL-PRENEUR

Seperti halnya gerakan beladiri, ternyata kita juga bisa belajar jurus
wirausaha dari gerakan dan perilaku binatang di sekitar kita. Bukankah semua hal
yang disediakan Alloh di alam ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kita
termasuk belajar ? Jadi, sekarang mari kita belajar beberapa jurus-jurus wirausaha
tersebut.
Jurus wirausaha inspired by nature

Jurus Zebra.
Alkisah, binatang yang pertama kali membantu manusia dalam bidang transportasi
adalah keledai. Keledai sangat bangga karena ialah yang paling tua dan terdahulu.
Namun kemudian datanglah kuda yang lebih kuat dan lebih gesit. Manusia pun
berpaling kepada kuda. Betapa bangganya kuda menjadi pilihan manusia
menggantikan keledai. Namun tak lama kemudian datanglah zebra. Meski bentuk,
ukuran tubuh dan kekuatannya tak jauh berbeda dengan kuda, zebra berhasil
menarik perhatian manusia. Hal ini karena corak warna tubuhnya yang menarik dan
indah. Dalam ber wirausaha, berusahalah untuk tidak menjalankan roda bisnis
dengan biasa-biasa atau standar-standar saja. Ciptakanlah kreatifitas yang membuat
kita lebih mudah dikenali oleh konsumen kita. Jika kita tidak bisa menjadi yang
pertama, jadilah yang paling berbeda, paling unik. Milikilah ciri khas yang membuat
usaha kita lebih mudah dikenal dan dikenang oleh konsumen. Jurus wirausaha ini
kita sebut jurus zebra.

Jurus Elang.
Seekor elang, meski dari jarak yang sangat jauh mampu mendeteksi apakah benda
kecil yang bergerak-gerak itu seekor tikus atau bukan. Seorang pengusaha harus
senantiasa melatih instingnya untuk mampu melihat segala peluang yang muncul.
Seeorang pengusaha harus jeli dalam melihat peluang ada.

Jurus Kuda.
Seperti halnya cerita diatas, kuda adalah binatang yang kuat dan memiliki stamina
luar biasa. Pun demikian dalam wirausaha, seorang pengusaha haruslah melatih
dirinya untuk tidak cepat menyerah dan putus asa. Wirausaha adalah sebuah
perjalanan pembelajaran hidup. Siapkanlah diri secara fisik dan mental untuk
melaluinya. Menikmati jatuh bangunnya usaha yang kita bangun adalah cara terbaik
untuk menjalaninya.

Jurus Semut.
Semut adalah binatang yang hidup secara berkelompok atau koloni. Semut mampu
mengangkat beban yang 100 kali lebih berat dari tubuhnya. Semut juga mampu
melakukan perjalanan yang sangat jauh bila dibanding dengan ukuran tubuhnya
yang kecil. Hal tersebut terjadi karena semut adalah binatang yang sangat pandai
dalam berorganisasi, berkomunikasi dan berkoordinasi.

Dalam ber wirausaha ada baiknya juga kita menyatukan kekuatan bersama para
pelaku-pelaku bisnis yang sama dengan kita. Kita bisa membentuk wadah atau
organisasi untuk saling berbagi ide dan informasi. Organisasi tersebut juga
bermanfaat untuk mengatur agar jangan sampai terjadi monopoli oleh salah satu
pihak. Bersama-sama kita akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat terhadap pihak
lain. Misalnya, kita akan mampu melakukan pembelian bahan baku produk usaha
dalam jumlah besar dengan harga yang tentu saja lebih murah karena dilakukan
secara berkelompok, dibanding jika kita membeli sendiri-sendiri.

Jurus Onta
Seperti halnya onta yang pandai dalam menyimpan cadangan makanan / minuman,
seorang pengusaha juga harus pandai dalam menyisihkan sebagian keuntungan yang
diperolehnya dalam bentuk investasi dan atau tabungan. Hal ini bertujuan jika terjadi
sesuatu hal yang merugikan usahanya, ia akan lebih cepat pulih dan bangkit dalam
usaha karena masih memiliki cadangan modal atau tabungan.

Jurus Cicak
Untuk menyelamatkan dirinya, seekor cicak rela mengorbankan ekornya dengan
memutuskannya. Seorang pengusaha, bilamana diperlukan haruslah memiliki
keberanian menempuh resiko guna meraih hasil yang lebih besar.

Jurus Pohon Pisang


Kaderisai. Seperti halnya pohon pisang yang selalu meninggalkan anak ketika ia mati.
Seeorang pengusaha harus mampu untuk mencetak kader atau penerus yang
mampu melanjutkan dan mengembangkan usaha yang dibangunnya. Artinya
seorang pengusaha harus belajar untuk memiliki kemampuan mentransfer dan
menterjemahkan segala pengetahuan tentang usaha yang dibangunnya kepada
generasi penerusnya.

Jurus Lipan
Lipan adalah binatang yang berkaki banyak, sehingga jika 1 atau 2 kakinya sakit tidak
akan berpengaruh karena ia tetap bisa berjalan. Dalam ber wirausaha semampu kita
cobalah untuk tidak hanya memiliki satu usaha saja. Lakukanlah diversifikasi atau
pembukaan cabang sebanyak semampu kita. Sehingga jika terjadi sesuatu hal
terhadap salah satu cabang bisnis kita maka tidak akan begitu berpengaruh terhadap
jalannya bisnis kita secara keseluruhan.

Jurus Kucing
Kucing adalah binatang yang sangat piawai dalam menerkam mangsanya. Seorang
pengusaha juga harus belajar bagaimana cara mengeksekusi peluang yang ada
dengan cepat dan tepat. Bila tidak peluang tersebut hanya akan melayang sia-sia
jurus wirausaha

Ternyata dalam kajian tentang Rasulullah, ada saat yang kurang di bahas oleh
kebanyakan orang. Kebanyakan kita bahas adalah mulai dari umur 17 tahun sampai
20 tahun. Kita tahu mengenai beliau ketika umur 25 tahun tetapi dengan imej yang
kurang sedap yaitu seorang pemuda menikahi jandakaya raya. Padahal, sebagian
besar kehidupan Muhammad sebelum menjadi utusan Allah adalah sebagai
pengusaha sukses. Tepatnya, seorang pedagang.

Dalam buku Super leader Super Menejer karya Bapak Muhammad Syafii Antonio, di
situ beliau menceritakan bahwa Muhammad saw merintis karir dagangannya ketika
berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun.
Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau menerima wahyu (beliau
berusia sekitar 37 tahun). Dengan demikin Muhammmad saw telah berprofesi
sebagai pedagang selama 25 tahun ketika beliau menerima wahyu. Angka ini sedikit
lebih lama dari masa kerasulan beliau yang berlangsung selama sekitar 23 tahun.

Aspek bisnis Muhammad saw ini juga luput dari perhatian kebanyakan perhatian
orientalis. Mungkin dianggap kontroversial dan tidak menarik dalam perdebatan
teologis. Sebagian mereka juga sering melancarkan serangan terhadap pribadi
Muhammad saw tetapi jarang sekali yang mengkaji secara mendalam perilaku bisnis
beliau.

Perhatian terhadap aspek bisnis Muhammad saw ini mulai mengemuka seiring
dengan munculnya kembali konsep ekonomi Islam. Selain membangun kerangka
teori ekonomi Islam dan berbagai aspeknya, dan dicari tokoh yang dapat dijadikan
teladan dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi. Muhammad saw adalah figur
sangat tepat sebagai teladan dalam bisnis dan perilaku ekonomi yang baik. Beliau
tidak hanya memberikan tuntunan dan pengarahan tentang bagaimana kegiatan
ekonomi dilaksanakan, tetapi beliau mengalami sendiri menjadi seorang pengelola
bisnis atau wirausaha.

Kewirausahaan (entrepreneurship) tidak terjadi begitu saja tetapi hasil dari suatu
proses yang panjang sejak beliau masih kecil. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Collin dan Moores (1964) dan Zeleznik (1976) yang menyatakan berkesimpulan
bahwa The act of entrepreneurship is an act patterned after modes of coping with
early childhood experience. Pendapat ini diamini oleh kebanyakan guru leadership.
Mereka sepakat bahwa apa yang terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan kita
akan membuat perbedaan yang berarti dalam kehidupan berikutnya.

Mungkin sebagian besar dari kita melihat sosok Nabi Muhammad sebagai seorang
tokoh besar dunia yang hidup seadanya, tidak kaya dan tidak sukses dalam bisnis.
Namun tahukah Anda, bahwa sesungguhnya beliau adalah pedagang yang handal
yang dengan kemampuan berdagangnya bisa mendapatkan keuntungan dengan
modal nominal nol?
Dalam konteks Muhammad saw, beliau mempunyai pengalaman yang pahit
dilahirkan dalam keadaan yatim, ketika ayahnya sudah tiada. Pada usia enam tahun,
dalam perjalanan kembali dari Yatsrib sesudah menengok makam ayahnya,
Muhammad kembali kehilangan orangtua karena saat itu ibunya pun wafat. Bisa
dibayangkan dalam usia enam tahun Muhammad sudah menjadi yatim piatu. Sampai
usia delapan tahun 2 bulan beliau dibina dan dididik oleh kakeknya, Abdul Muthalib,
seorang yang terpandang waktu itu. Usia itu sepeninggal kakeknya, diasuh oleh
pamannya, Abu Thalib. Mulai saat itulah pemuda kecil Muhammad mulai mencari
nafkah sendiri dengan menggembala kambing.

Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak oleh pamannya berdagang ke Syiria yang
berjarak ribuan kilometer dari kota makkah. Perjalanan yang begitu jauh yang
ditempuh oleh seorang anak berusia 12 tahun tampa menggunakan mobil ataupun
pesawat sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang. Sepulang
dari Syiria, Muhammad sangat sering mengadakan bisnis sampai beliau dikenal di
Jazirah Arab sebagai seorang pengusaha Muda yang sukses.

Pendek kata, sebelum kenabian Rasulullah telah meletakkan prinsip-prinsip dasar


dalam melakukan transaksi bisnis secara adil. Kejujuran dan keterbukaan Rasulullah
dalam melakukan transaksi perdagangan merupakan teladan bagi seorang
pengusaha generasi selanjutnya. Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan
barang dagangan dengan standar kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan
sehingga tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh atau bahkan kecewa.
Reputasi sebagai pelanggan yang benar-benar jujur telah tertanam dengan baik.
Sejak muda, beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawabnya terhadap setiap
transaksi yang dilakukan.

Di usia 25 tahun, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dengan mahar 100 ekor
unta muda. Saya kira, di Indonesia saat ini masih sulit kita dapati pemuda yang
berani memberi mahar sebanyak atau setara dengan itu. Dalam buku Muhammad
sebagai seorang Pedagang diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW Adalah
seorang profesional, namun itulah yang amat jarang kita bahas, yaitu bagaimana
beliau menjadi seorang profesional dan bagaimana etos kerja beliau? Padahal beliau
memulai usaha tanpa modal sepeserpun.

Jadi kalau ada yang mengeluh karena terlahir dari orang miskin maka bandingkan
dengan Muhammad yang terlahir tanpa ayah di sisinya. Ketika pendidikan rendah
menjadi alasan, bandingkan dengan Muhammad yang tidak pernah sekolah. Dan
ketika ketiadaan modal menjadi halangan, bandingkan dengan Muhammad yang
tidak berbekal modal materi. Dengan begitu tidak ada satu alasan pun bagi kita
untuk mengeluh.

Sikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain adalah salah satu sikap yang
harus dimiliki oleh seorang entrepreneur sejati. Kecerdasan emosional yang dimiliki
Rasulullah juga sangat baik dalam membangun sebuah jaringan. Tidak tanggung-
tanggung, rekanan bisnis Rasulullah adalah para pembesar-pembesar kaum Quraisy,
yang juga merupakan teman kakeknya, Abdul Muthalib. Jaringan yang dipupuknya
dengan kepercayaan. Kepercayaan yang bibitnya adalah kejujuran. Buahnya lebih
hebat lagi. Saudagar wanita yang cantik lagi sukses, bernama Siti Khadijah, terpesona
akan sikapnya yang kemudian menjadi istrinya.

Kehidupan masa kecil Muhammad yang langsung dididik oleh alam, membuatnya
lebih luas dalam melihat peluang. Lebih berani dalam mencoba. Dan lebih tahan
banting. Sifat kepemimpinannya dilatih melalui pekerjaannya sebagai penggembala
domba. Namun begitu, semuanya didasarkan atas ridha Sang Ilahi.

Ada dua prinsip utama yang patut kita contoh dari perjalanan bisnis Rasulullah saw.
Pertama, uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, modal utama dalam usaha
adalah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya (al-amin). money is not
number one capital in business, the number one capital is trust . Kedua, kompetensi
dan kemampuan teknis yang terkait dengan usaha. Beliau mengenal dengan baik
pasar-pasar dan tempat-tempat perdagangan di Jazirah Arab. Beliau juga
mengetahui seluk beluk aktifitas perdagangan dan bahayanya riba sehingga beliau
menganjurkan jual beli dan mehapuskan sistem riba.
Sikap-sikap Rasulullah tersebut hendaknya dapat memberikan gambaran bagi kita,
bagaimana sebenarnya sebuah bisnis seharusnya dimulai dan dikelola. Tidak
mungkin tidak sukses apabila kita menerapkan apa-apa yang telah Rasulullah
contohkan, kecuali Allah Swt yang menghendakinya.

Anda mungkin juga menyukai