Entrepreneur 2
Seri 2 untuk Smester 4
Dibuat sebagai Buku Pegangan dan panduan selama menjalankan Perkuliahan
Mata Kuliah Smart Entrepreneur 2 pada perkuliahan Semester 4 di Poiliteknik
LP3I Bandung
PERTEMUAN 1 DAN 2
MANAJEMEN DAN ORGANISASI : 4
A. BENTUK USAHA DAN KEPEMILIKAN BISNIS 4
B. MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN BISNIS 7
C. STRATEGI MENYUSUN TIM KERJA INTI 8
D. STRATEGI DALAM PENGEMBANGAN USAHA 10
PERTEMUAN 3 DAN 4
ETIKA BISNIS : 30
A. PENGERTIAN DAN ANALISA ARTI ETIKA 30
B. PERKEMBANGAN DAN PENGERTIAN ETIKA BISNIS 31
C. MASALAH DALAM ETIKA 33
D. MENGAPA ETIKA BISNIS DIPERLUKAN 34
PERTEMUAN 5 DAN 6
PENGELOLAAN DAN PERSAINGAN USAHA : 45
A. SASARAN DAN STRATEGI USAHA 45
B. MACAM MACAM STRATEGI 52
C. MENETAPKAN SASARAN USAHA 60
D. TARGET SASARAN 62
E. PERUMUSAN STRATEGI XX
F. MANAJEMEN BISNIS XX
G. KREATIFITAS DALAM USAHA XX
H. PERSAINGAN BISNIS LOKAL XX
PERTEMUAN 7 DAN 8
PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENINGKATAN DAYA SAING 66
A. POTENSI ENTREPRENEURSHIP DI DAERAH 66
B. POTENSI DAYA SAING INDONESIA 70
C. PERANAN ASOSIASI USAHA DAN PENGUSAHA DALAM PENGEMBANGAN BISNIS
PERTEMUAN KE 9 DAN 10
TEKNIK NEGOSIASI 75
A. TEKNIK NEGOSIASI 75
PERTEMUAN 11 DAN 12
STRATEGI PENERAPAN SPIRITUAL-PRENEURSHIP : 86
A. MAKNA SPIRITUAL 87
B. KECERDASAN DAN SUMBER SUMBER SPIRITUAL 89
C. KEUNTUNGAN SPIRITUAL BAGI PRIBADI XX
D. MANFAAT MENERAPKAN SPIRITUAL COMPANY (PERUSAHAAN) XX
E. FASILITAS UNTUK PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS XX
F. MAKNA DAN PRINSIP PRINSIP SPIRITUAL-PRENEUR XX
G. STRATERGI MEMBANGUN BUDAYA SPIRITUAL-PRENEUR XX
H. PERILAKU YANG MUNCUL DALAM SPIRITUAL-PRENEUR XX
Kata Pengantar
Benarkah para sarjana tidak bisa berbisnis yang sama hebatnya dengan para saudagar yang tidak
sekolah tinggi ?
Pendapat ini marak beredar dimana mana di negeri ini, seakan akan semakin tinggi sekolah yang
ditempuh , semakin tumpul keberanian untuk memilih profesi sebagai pengusaha karena dianggap
semakin tumpul juga tingkat kreativitas yang dibutuhkan.
Tentu saja pendapat ini tidak 100 % benar , karena di mana mana kita bisa melihat sarjana sarjana
yang kreatif dan mampu membangun usaha berskala besar, namun benar jumlah mereka masih
sangat sedikit dan kalah jumlah dengan para wirausahawan yang tidak bersekolah. Padahal kalau
jiwa dan mental kewirausahaan digerakkan sedikit saja, sarjana sarjana kita bisa menjadi pengusaha
yang lebih sukses dan lebih baik .
Oleh karena itu mari kita tumbuh kembangkan bakat dan potensi yang pada diri mahasiswa dan
mahaiswi kita yang mempunyai minat dan memilih untuk menjadi pengusaha dalam pilihan jalan
hidupnya, yang pada dasarnya bisa dimiliki oleh setiap orang.
Modul ini disusun dengan maksud dapat memberikan pencerahan dan panduan bagi insan insan
mahasiswa kita yang mempunyai minat dan pilihan untuk menjadi pengusaha pengusaha baru
Indonesia yang sukses.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penyusunan modul ini,
Khususnya kepada Pimpinan Lembaga Pendidikan Politeknik LP3I Seluruh Indonesia, Direktur
Politeknik LP3I Cabang Bandung serta Kaprodi Administrasi Bisnis Politeknik LP3I Cabang Bandung,
saya ucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya sehingga modul ini dapat diselesaikan
sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.
Semoga Modul ini dapat dijadikan acuan dan sumber ilmu yang bermanfaat bagi kesuk sesan para
mahasiswa kita yang memilih karier hidupnya sebagai pengusaha dan dapat menciptakan lapangan
kerja yang sangat dibutuhkan oleh Rakyat dan bangsa Indonesia saat ini dan dimasa depan.
Semoga Allah SWT , memberikan Berkah dan Hidayah Nya untuk terlaksana nya program
perkuliahan mata kuliah Entrepreneurship ini untuk menjadi salah satu program perkuliahan yang
mampu menuntun insan insan kita dalam meraih kesuksesan dalam hidup mereka kelak , Amin !
Hormat Kami.
Penyusun
PERTEMUAN 1 DAN 2
MANAJEMEN DAN ORGANISASI.
Masalah pemilihan bentuk perusahaan harus ditetapkan pada saat perusahaan akan didirikan atau
mulai melaksanakan operasinya. Dalam hal ini terdapat beberapa pertimbangan apabila kita memilih
bentuk perusahaan. Pertimbangan tersebut antara lain :
1. Perusahaan perseorangan
2. Firma (Fa)
3. Perseroan Comanditer (CV)
4. Perseroan Terbatas (PT)
5. Perseroan Terbatas Negara (PERSERO)
6. Perusahaan Negara Umum (PERUM)
7. Perusahaan Negara Jawatan (PERJAN)
8. Perusahaan Daerah (PD)
9. Koperasi
10. Bentuk-bentuk perusahaan yang lain :
a. Joint Venture
b. Trust
c. Holding Company
d. Sindikat
e. Kartel
f. Yayasan
g. Perusahaan Asuransi
h. Leasing
PERUSAHAAN PERSEORANGAN.
Usaha ini dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab penuh
terhadap semua resiko dan aktivitas perusahaan. Dalam hal ijin usaha secara relatif dapat
dikatakan lebih ringan dan lebih sederhana persyaratannya dibandingkan dengan jenis
perusahaan lainnya. Pemisahaan modal dari kekayaan pribadi pada perusahaan
perseorangan dalam liquidasi tidak ada artinya, sebab semua harta kekayaan menjadi
jaminan dari semua utang perusahaan.
FIRMA :
Firma merupakan suatu persekutuan antara dua orang atau lebih dengan nama bersama
untuk menjalankan usaha, dimana tanggung jawab masing masing anggota firma (Firman)
tidak terbatas, sedangkan laba yang akan diperoleh dari usaha tersebut akan di bagi bersama
sama, demikian pula jika menderita kerugian, akan dipikul bersama.
Kebaikan Firma :
1. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para
anggota.
2. Pendiri Firma realtif lebih mudah karena tidak memerlukan Akte Pendirian.
Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi, lebih mudah memperoleh kredit karena
mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar.
Keburukan Firma :
1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas terhadap seluruh hutang perusahaan, kekayaan
pribadi menjadi jaminan bagi hutang hutang Firma.
2. Kerugian yang diakibatkan oleh seorang anggota harus ditanggung bersama oleh
anggota lain.
3. Kelangsungan perusahaan tidak menentu, sebab jika salah seorang anggota
membatalkan perjanjian untuk menjalankan usaha bersama secara otomatois Firma
menjadi bubar.
Keanggotaan dalam CV
PERSEROAN TERBATAS
Perseroan terbatas atau sering juga disebut dengan Naamloze Vennootschap (NV), adalah suatu
persekutuan untuk menjalankan perusahaan yang mempunyai modal usaha yang terbagi atas
beberapa saham, dimana setiap sekutu /pesero turut mengambil bagian sebanyak satu ata lebih
saham. Disini para pemegang saham bertanggung jawab terbatas terhadap hutang hutang
perusahaan sebesar modal yang disetorkan.Kekayaan PT terpisah dari kekayaan pribadi, masing
masing pemegang saham. Kepada para pemegang saham hanya dibayarkan deviden jika PT
mendapatkan laba. Untuk mendirikan suatu PT diperlukan adanya Akte Notaris yang memuat antara
lain : Nama PT, Modal PT dan sebagainya.
Jenis Saham :
- Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ini mempunyai kekuasaan tertinggi dalam PT.
- Rapat ini diadakan paling sedikit satu kali dalam satu tahun dan selambat lambatnya 6
(enam) bulan sesudah tahun buku yang bersangkutan.
- Keputusan rapat diambil dengan suara yang terbanyak.
- Jika seorang pemegang saham tidak hadir dalam RUPS , maka ia dapat menyerahkan hak
suaranya kepada orang lain, hal ini disebut PROXY.
Dewan Komisaris :
Tugas Dewan Komisaris ialah mengawasi segala tindakan Direksi dan menjaga agar tindakan Direksi
tidak merugikan Perusahaan atau agar direksi melaksanakan semua keputusan RUPS. Disini Dewan
Komisaris berhak memberhentikan Direksi apabila tindakannya merugikan perusahaan.
DEWAN DIREKTUR
1. Adanya tanggung jawab yang terbatas dari pemegang saham terhadap hutang hutang
perusahaan.
2. Mudah mendapatkan tambahan dana/modal, misalkan dengan mengeluarkan saham baru.
3. Kelangsungan hidup PT lebih terjamin, sebab pemiliknya dapat berganti ganti.
4. Terdapat efisiensi pengelolaan sumber dana dan efisiensi pimpinan, krena pimpinan yang
kurang cakap dapat diganti dengan yang lebih cakap.
1. PT merupakan subyek pajak tersendiri , dan deviden yang diterima oleh para pemegang
saham dikenakan pajak lagi sebagai pajak pendapatan dari pemegang saham tersebut.
2. Mendirikan suatu PT tidak lah mudah atau lebih rumit. Memerlukan Akte Notaris dan Ijin
khusus untuk usaha tertentu yang kesemuanya itu memerlukan biaya yang besar.
3. Kurang terjaminnya rahasia perusahaan, karena semua kegiatan harus dilaporkan kepada
pemegang saham, terutama yang menyangkut laba perusahaan.
Jenis jenis Perseroan Terbatas :
PT Tertutup :
Di dalam PT ini saham sahamnya hanya dimiliki oleh orang orang tertentu, tidak setiap orang dapat
ikut serta dalam modalnya. Seringkali pemegang saham berasal dari famili/keluarga sendiri dan surat
sahamnya ditulis atas nama. Tujuan dari hal itu adalah agar harta benda yang digunakan untuk usaha
lebih terpelihara dan terjamin keamanannya.
PT Terbuka :
Disini saham sahamnya boleh dimiliki oleh setiap orang , Saham disini biasanya bukan atas nama ,
melainkan Atas Unjuk sehingga mudah untuk dipindah tangankan, yaitu dengan menjualnya
kepada orang lain.
PT Kosong :
Adalah suatu PT yang sudah tidak menjalankan kegiatannya lagi, tinggal namanya saja. Hal ini
disebabkan karena tidak dapat melunasi hutang tanpa harus menjual semua sahamnya.
PT Asing :
Merupakan suatu PT yang didirikan di luar negeri, menurut hukum yang berlaku disana dan
berkedudukan diluar negeri pula. Pasal 3 Undang undang Penanaman Modal Asing (UUPMA),
menyatakan bahwa perusahaan yang akan melakukan investasi di Indonesia, harus berbentuk
Perseroan Terbatas yang didirikan dan berlokasi di Indonesia sesuai dengan hukum yang berlaku di
Indonesia.
Menurut Instruksi Presiden RI no 17 , disebutkan bahwa ciri ciri pokok persero ialah :
Selanjutnya Pearturan Pemerintah RI no. 12 tahun 1969 menyatakan bahwa, bentuk Perusahaan
Negara dapat dialihkan menjadi PERSERO jika telah memenuhi syarat syarat :
1. Telah melakukan penyehatan sedemikian rupa sehingga perbandingan antara faktor faktor
produksi menunjukan perbandingan yang rasional
2. Telah menyusun Neraca dan Perkiraan Rugi/Laba sampai saat dijadikan PERSERO dengan
ketentuan bahwa Neraca Likuidasinya diperiksa oleh Direktorat Akuntan Negara dan di
syahkan oleh Menteri yang bersangkutan.
3. Telah melunasi semua hutang hutangnya kepada Kas Umum Negara.
4. Ada harapan baik untuk mengembangkan usaha.
Tujuan dari PERUM juga mencari keuntungan , tetapi kesejahteraan masyarakat tidak boleh
diabaikan . PERUM diatur dalam Instruksi Presiden RI no 17 tanggal 28 Desember 1967, yang
menyatakan bahwa kegiatan usaha dari PERUM terutama ditujukan untuk melayani kepentingan
umum : bidang usahanya biasanya disebut jasa jasa vital (Public Utilities). Pihak swasta
diperbolehkan menanamkan modalnya pada PERUM meskipun seluruh modal PERUM dimiliki oleh
pemerintah , PERUM dipimpin oleh suatu DIREKSI yang bertanggung jawabatas segala hubungan
hukum dengan pihak lain dan diatur menurut Hukum Perdata.
Kegiatan usaha PERJAN ditunjukan terutama untuk pelayanan kepada masyarakat atau untuk
kesejahteran umum (Public Service) dengan memperhatikan pula segi efisiensinya. PERJAN dapat
memiliki fasilitas fasilitas negara, sebab merupakan bagian dari Departemen/Direktorat Jenderal.
Seluruh karyawannya berstatus pegawai negeri. PERJAN mempunyai hubungan hukum publik , yaitu
apabila terjadi persengketaan maka PERJAN berkedudukan sebagai Pemerintah.
Perusahaan Daerah adalah perushaan yang modal sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah ,
dimana kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara . Tujuan PD ini adalah mencari
keuntungan yang nantinya akan digunakan untuk membangun derahnya. Kepengurusan PD tidak lagi
dilakukan oleh Badan Pimpinan Perusahaan-Perusahaaan Daerah (BAPIPPDA), akan tetapi
diserahkan kepada Gubernur /Kepala Daerah. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Dalam
Negeri no. 18 / 1969
B. Trust
Terbentuknya Trust ialah dari gabungan beberapa perusahaaan (merger) menjadi satu dan
masing masing perusahaan yang tergabung telah meleburkan diri (mengadakan fusi) ,
sehingga gabungan dari perusahaan tersebut merupakan sebuah perusahaan yang besar.
Seluruh kekayaan perusahaan lama dipindahkan ke perusahaan yang baru dan trust dapat
mengeluarkan saham atau obligasi. Tanggung jawab anggota/pengurus adalah sebatas
modal tertanam/yang ditanamkan. Anggota/pengurus ini dapat berganti-ganti , begitu pula
sahamnya dapat dipindahkan.
C. Holding Company
Holding Company terjadi apabila ada suatu perusahaan dalam kondisi yang kuat finansialnya
kemudian membeli saham saham dari suatu perusahaan lain, atau dengan kata lain , disini
terjadi pengambil alihan kekuasaan dan kekayaan dari suatu perusahaan ke Holding
Company.
D. Sindikat
Yaitu suatu kerja sama antara beberapa orang untuk melaksanakan proyek khusus di bawah
satu perjanjian . Dalam sindikat, masing masing anggota dapat menjual barang hasil
produksinya kepada para anggota lainnya.
Perjanjian Sindikat terdiri atas :
a. Perjanjian yang dibuat bersama sama dengan perusahaan yang sahamnya akan dibeli
oleh sindikat . Tujuan sindikat membeli surat berharga itu adalah untuk dijual lagi
apabila menguntungkan.
b. Perjanjian yang menyebutkan tentang keanggotaan dan cara cara mendapatkan laba
atau menanggung rugi, disesuaikan dengan modal yang mereka tanamkan. Jika
tanggung jawabnya terbatas, tiap anggota cukup membayar besarnya perbedaan antara
harga beli dengan harga jula surat berharga yang tidak laku, dimana surat berharga itu
sudah disetujui untuk dibeli. Tetapi apabila tanggung jawabnya tak terbatas , maka tiap
tiap anggota harus membayar harga beli dari seluruh surat berharga yang disetujuinya
tanpa mengingat laku ataupun tidak laku.
E. Kartel
Merupakan bentuk persekutuan antara beberapa perusahaan sejenis dibawah suatu
perjanjian tertentu. Disini masing masing perusahaan tetap berdiri sendiri, mempunyai
kedudukan sama dan setiap waktu dapat membatalkan perjanjian yang telah dibuat.
Ada beberapa jenis Kartel sesuai dengan macam perjanjiannya :
- Kartel Daerah : Disini masing masing perusahaan mengadakan perjanjian untuk
membagi daerah pemasarannya sendiri sendiri. Diantara anggota tidak boleh merebut
daerah pemasaran anggota lainnya.
- Kartel Produksi : Dalam hal ini diadakan perjanjian untuk menentukan luas produksi
masing masing perusahaan.
- Kartel Kondisi : Disini yang diatur adalah mengenai syarat syarat penjualan, termasuk
syarat penyerahan barang dan tempat penjualan serta masalah pemberian potongan
harga/potongan kuantitas.
- Kartel Harga : Kartel ini mengatur tentang penetapan harga minimum dari barang yang
dijual, Bentuk kartel ini untuk mengurangi adanya persaingan harga diantara anggota.
- Kartel Pembagian Laba : Perjanjian dalam kartel ini menentukan cara pembagian laba
untuk masing masing anggota. Hal ini dapat didasarkan atas besarnya volume penjualan
yang dicapai tiap tiap anggota
F. YAYASAN
Pada Umumnya tujuan Yayasan adalah tidak mencari keuntungan , melainkan untuk usaha
usaha yang bersifat sosial. Kekayaan Yaysan terpisah dari kekayaan masing masing anggota.
Contoh : panti asuhan, Rumah Sakit, Sekolah dan sebagainya. Dapat dikatakan bahwa
Yayasan ini kegiatannya jauh dari adanya persaingan usaha.
G. PERUSAHAAN ASURANSI
Bisnis Asuransi dapat dimiliki oleh pemerintah maupun oleh swasta. Perusahaan asuransi
bisa berbentuk perusahaan terbatas, Firma, atau Penanggung Perseroan.
Definisi Asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang undang Hukum Perniagaan :
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri pada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi , untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang
tidak tertentu
Jadi, Operasi yang aman dari prinsip asuransi tergantung pada besarnya jumlah peserta yang
didapatkan oleh kebanyakan perusahaan asuransi melalui perwakilan penjualan yang
dikenal sebagai tenaga lapangan yang digaji atau menerima komisi. Perusahaan asuransi
terutama mengurus soal dokumen hukum yang disebut kontrak yang merumuskan
keadaan dimana perusahaan asuransi akan membayar yang ditanggung dan jumlah yang
akan dibayarkan . Keputusan mengenai tarip dan pembatasan pembatasan dalam asuransi
harus dibuat oleh tenaga tenaga ahli seperti insinyur, dokter, ekonom.
Oleh Karena bisnis asuransi itu menyangkut kepentingan masyarakat , maka Pemerintah
turut mengawasi dan hmpir semua aspek bisnis termasuk organisasi dan likuidasi nya diatur
dan ditetapkan oleh pemerintah. Misalnya mengenai ketentuan Polis, Tarip, Pembatasan
Biaya, Penilaian aktiva aktiva, Investasi dana dana serta syarat syarat bagi perwakilan
penjualan, hal ini dilakukan agar pertumbuhan asuransi di Indonesia menjadi sehat dan
dapat berperan dalam memajukan perekonomian di Indonesia.
a. Auransi Jiwa :
Auransi Jiwa menyediakan uang pada waktu meninggalnya tertanggung untuk biaya
pemakaman dan untuk melanjutkan penghasilan bagi para ahli warisnya. Kemudian
dalam asuransi jiwa ini terdapat Annuitet , yaitu kebalikan dari asuransi jiwa dalam hal
dicairkannya suatu kekayaan menurut suatu pengaturan dimana Anuitant (pemegang
annuitet) dijamin memperoleh penghasilan selama ia masih hidup. Asuransi kesehatan
juga termasuk dalam kategori asuransi jiwa. Dalam asuransi kesehatan disediakan uang
untuk membayar ongkos ongkos pengobatan dan rumah sakit yang timbul karena
kecelakaan atau penyakit dan melindungi tertanggung terhadap kerugian penghasilan
karena cacat.
b. Asuransi Harta :
Sebenarnya semua asuransi merupakan asuransi harta.
Asuransi harta dimaksud untuk mengelompokan , bila kerugian timbul karena sebab
sebab yang bukan jiwa, cacat atau kematian, haruslah diasuransikan pada perusahaan
asuransi harta.
Terdapat 4 jenis asuransi harta :
1. Asuransi kerusakan barang : yaitu untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian
/ kerusakan terhadap hartanya sendiri, contoh : asuransi kebakaran, dan pencurian.
2. Asuransi Tanggung Jawab : Dimaksudkan untuk melindungi tertanggung terhadap
tagihan (claim) pihak ketiga terhadapnya karena luka tubuh atau kerusakkan harta
yang terjadi karena kelalaiannya atau karena penerapan hukum atau kontrak,
contoh : asuransi tanggung jawab mobil, kompensasi pekerja.
3. Asuransi Kesehatan : yaitu untuk melindungi tertanggung terhadap beban ongkos
pengobatan dan perawatan rumah sakit dan kerugian pendapatan karena
kecelakaan atau sakit, contoh : Kecelakaan, sakit, rawat inap di rumah sakit.
4. Asuransi jaminan : yaitu merupakan alat satu pihak dengan menawarkan kepada
pihak lain suatu jaminan keuangan atas kejujurannya atau prestasinya dibawah
suatu kontrak atau perjanjian, contoh : asuransi kesetiaan, konstruksi dan ikatan
jaminan
ASURANSI PEMERINTAH
Menanggung Resiko
- Resiko Spekulatif : Resiko ini merupakan kejadian yang bisa menyimpang ke arah dua
kemungkinan yaitu : kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan dan
penyimpangan yang merugikan. Misalnya untuk perdagangan.
- Resiko Murni : apabila kemungkinan penyimpangan itu hanya ada satu yaitu kerugian,
maka dinamakan resiko murni, contoh dengan membeli mobil kemungkinan resikonya
tabrakan.
Timbulnya resiko dapat disebabkan karena adanya bahaya yang muncul pada suatu
peristiwa, semakin berbahaya semakin besar kemungkinan terjadinya kerugian. Terdapat
tiga macam bahaya :
- Bahaya Fisik : yaitu aspek fisik dari harta yang terbuka terhadap resiko , misalkan lokasi
gedung yang tidak tepat atau konstruksi yang tidak kuat, akan dapat menimbulkan
bahaya fisik yang akhirnya akan menyebabkan timbulnya resiko kerugian .
- Bahaya Moral : Seseorang yang kurang jujur dapat menyebabkan timbulnya kerugian ,
misal : misalnya seseorang tertanggung dengan sengaja membakar kantor atau
rumahnya sendiri atau merampok tokonya sendiri agar dapat penggantian dari asuransi.
- Bahaya Morale : Bahaya ini tidak menyangkut dengan ketidak jujuran, akan tetapi
menyangkut sikap kurang hati hati yang memungkinkan timbulnya kerugian. Misalnya
membuang puntung rokok yang masih menyala yang mengakibatkan terjadinya
kebakaran
1. Menghindari resiko : meskipun seseorang itu mungkin tidak dapat menghindari seluruh
resiko , tetapi masih dapat menghindari resiko tertentu, misalkan seseorang tidak
memiliki tempat yang cukup aman untuk menempatkan mobil (garasi) , maka bisa
menghindari resiko kecurian mobil dengan jalan tidak usah membeli mobil, tetapi cukup
dengan menyewa saja jika ada keperluan.
2. Mencegah dan mengendalikan resiko.
Tujuan mencegah dan mengendalikan resiko adalah untuk menghilangkan segala
kerugian atau mengurangi segala kerugian sampai sekecil mungkin , misalkan dalam
secontoh (1) di atas, jika terpaksa harus membeli mobil pada hal tempatnya kurang
kurang aman, maka bisa dipasang alarm pada pintu mobil dibuka orang lain.
3. Menahan Resiko
Maksud dari menahan resiko adalah sama dengan memikul resiko kemungkinan
kerugian . Hal ini bisa terjadi karena orang tersebut tidak atau kurang menyadari adanya
kemungkinan timbul resiko itu. Biasanya cara memikul bahan kerugian ini adalah
menganggapnya sebagai biaya operasi perusahaan, atau perusahaan telah menyediakan
dana untuk membayar kerugian tersebut.
4. Memindahkan resiko
Untuk memindahkan resiko maka dapat dilakukan dengan asuransi. Disini seseorang
atau perusahaan dapat memindahkan resiko tertentu yang mungkin akan dipikulnya
kepada perusahaan asuransi dengan jalan membayar premi.
Asuransi tercipta bila seseorang atau suatu perusahan memindahkan resikonya pada
penanggung. Dalam hal ini perusahaan asuransi yang bertindak sebagai penaggung resiko
harus lebih mampu meramalkan kerugian kerugian daripada masing-masing tertanggung
1. Kerugian potensial cukup besar, tetapi probabilitasnya tidak tinggi, sehingga membuat
asuransi terhadapnya secara ekonomis mungkin (kelayakan ekonomis)
2. Probabilitas kerugian dapat diperhitungkan.
3. Terdapat sejumlah besar unit yang terbuka terhadap resiko yang sama (massal dan
homogen)
4. Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan.
5. Kerugian tertentu.
- Suatu bentuk asuransi hendaknya legal atau tidak bertentangan dengan kebijkasanaan
suatu negara. Keadaan tidak legal terjadi jika pihak yang ditanggung tidak mempunyai
kepantingan yang dapat diasuransikan dalam obyek yang diasuransikan itu. Obyek
asuransi itu harus dapat dinilai dengan uang, dapat ditimpa bermacam macam bahaya
dan tidak dilarang oleh Undang Unadang.
- Penawaran dan penerimaan akan menjadi dasar terjadinya kontrak asuransiyang
berkelanjutan dengan penerimanaan polis dan rekening premi
- Suatu kontrak akan sah jika masing masing pihak memberikan nilai atau memikul
kewajiban terhadap pihak lainnya. Janji akan membayar (premi0 dari pihak tertanggung
merupakan imbalan dan pihak perusahaan asuransi juga memberikan imblan yang
berupa janji akan melakukan pembayaran apabila terjadi peristiwa tertentu yang telah
ditetapkan
- Suatu kontrak hanya sah bila dilakukan oleh pihak pihak yang kompeten (mampu) , pihak
yang tidak kompeten adalah anak yang belum dewasa, orang yang secara mental tidak
mampu dan wanita bersuami.
1. Polis Asuransi : Adalah dokumen yang memuat kontrak antara pihak yang ditanggung
dengan penanggung atau perusahaan asuransi dan berisi hak serta kewajiban dari pihak
pihak yang membuat kontrak.
2. Klaim (Claim) : adalah tuntutan kerugian dari pihak tertanggung kepada penanggung,
sehubungan dengan tanggung jawab penanggung untuk mengganti kerugian yang diderita
tertanggung akibat suatu kejadian . Jumlah dan sebab kerugian sesuai dengan syarat
pertanggungan yang tercantum di dalam polis.
3. Nota Penutupan (Cover Note) : yaitu suatu nota penutupan yang dibuat dan dikeluarkan
oleh penanggung , sementara menunggu selesainya pembuatan polis.
4. Pihak-pihak (Parties) : pihak yang diasuransikan = tertanggung , yaitu orang yang jiwa atau
kekayaannyadilindungi.
5. Premi (Premium) : Adalah pembayaran uang tetap yang dilakukan oleh tertanggung
terhadap perusahaan penanggung.
6. Penerima (Beneficiary) : Yaitu orang yang dibayarkan kepada penerima.
7. Penyelesaian (Settlement) : Ialah jumlah uang yang dibayarkan kepada penerima.
8. Pendapatan (Proceeds) : Ialah Jumlah uang yang dibayarkan kepada penerima.
Prinsip-prinsip operasi kantor Asuransi tidak berbeda dengan prinsip-prinsip perusahaan lainnya.
Tanggung jawab dan wewenang juga harus dirumuskan dengan jelas. Pola organisasinya biasanya
merupakan campuran dari struktur organisasi garis, organisasi garis dan staf maupun organisasi
fungsional. Wewenang bergerak dari atas ke bawah dan tanggung jawab bergerak dari bawah ke
atas. Para pemegang saham merupakan sumber utama wewenang perusahaan , juga para pemegang
polis dalam perusahaan asuransi bersama (Mutual Insurance Company). Wewenang ini dilimpahkan
kepada Dewan Komisaris lagi kepada pemegang eksekutif perusahaan.
Dewan komisaris ini biasanya dibagi dalam panitia panitia : eksekutif, keuangan, auditing dan
underwriting. Sistem pengawasan secara umum dilakukan oleh Presiden Direktur (Direktur Utama) .
Kemudian mengenai catatan korespondensi , pengeluaran polis dan catatan catatan hasil rapat
dilakukan oleh sekretaris Perusahaan, disamping itu pada perusahaan asuransi dapat ditambahkan
pejabat lainnya misalkan bendaharawan, penaehat umum maupun pengawas.
Didalam suatu perusahaan asuransi yang cukup besar , terdapat beberapaa departemen seperti :
- Departemen Keagenan : Bagian ini mengurus segala sesuatu mengenai urusan lapangan,
termasuk publisitas , rapat penjualan, penerangan dan lain lain.
- Depertamen Underwriting : Departemen ini bertugas mengadakan seleksi, memutuskan
pelamar serta dapat pula membatalkan polis.
- Departemen Hukum : Bagian ini mengurus perihal pengaduan pengaduan yang diajukan
oleh para komisioner asuransi ; juga menyelesaikan semua masalah yang berkaitan
dengan hukum.
- Departemen Investasi : Bertugas mengelola dana dan investasi yang ada.
- Departemen Claim : Bertugas menyelesaikan dan mengelola klaim . Departemen ini
dalam tugasnya bisa bekerja sama dengan Polisi, dokter atau tim penyelidik khusus
untuk mengurangi kemungkinan timbulnya kerugian.
- Departemen Aktuaris dan Statistik : Tugasnya adalah menentukan Tarip Premi, deviden,
cadangan dan skala komisi. Sedangkan kumpulan, klasifikasi dan laporan data bisnis
untuk keperluan penetapan Premi, under writing serta akunting di tangani oleh
departemen statistik.
- Departemen Akunting : Melaksanakan tugas tugas keuangan, transaksi sehari hari,
sekaligus membuat laporan keuangannya.
- Departemen Teknik : Ikut membantu dapat penetapan premi dan membantu
mengurangi resiko kerugian perusahaan.
Dalam jangka waktu sepuluh tahun , mayoritas pemilikan saham berada di tangan Warga
Negara Indonesia.
Ketentuan lain :
a. Perusahaan Leasing dilarang menerima simpanan uang dalam bentuk giro, deposito,
tabungan maupun memberikan kredit, mengeluarkan jaminan bagi pihak ketiga atau
usaha usaha perbankan lainnya.
b. Perusahaan Leasing yang tidak berkedudukan di Indonesia dilarang melakukan Leasing di
Indonesia.
Bidang usaha yang dapat dibiayai dengan Sewa Guna Usaha (Leasing) :
- Pengangkutan
- Manufaktur
- Percetakan
- Komunikasi
- Perdagangan
- Konstruksi
- Pertambangan
- Pertanian dan perkebunan
- Periakanan dan Peternakan
- Peralatan kantor
- Perbengkelan
- Kesehatan
- Pariwisata
- Perhubungan
- Kehutanan
- Berbagai Pelayanan Jasa
Tujuan Perusahaan
Perusahaan didirikan tentu mempunyai tujuan yang telah ditentukan, sebab tujuan
merupakan titik tolak bagi segala pemikiran dalam perusahaan dan tujuan juga memberikan
arah bagi kegiatan dan cara untuk mengukur efektifitas kegiatan perusahaan.
Sering dikatakan bahwa , tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memuaskan
kebutuhan konsumen dengan nilai nilai tertentu. Sebetulnya, pertimbangan terakhir
mengenal barang atau jasa apa yang harus dibuat oleh perusahaan adalah terletak pada
konsumen. Konsumen akan memberikan pertimbangan mengenai seberapa jauh
kebutuhannya telah dapat dipenuhi dengan pembelian barang dan jasa tersebut.
Tujuan Kolateral Sosial bersifat lebih luas untuk kepentingan masyarakat , misalkan :
membayar pajak meskipun perusahaan bukan kantor pemerintah, pemberian bea siswa
meskipun perusahaan bukan lembaga pendidikan.
Untuk dapat mencapai beberapa tujuan yang telah diuraikan diatas , maka perusahaan
harus pandai dalam mengelola faktor faktor produksi atau sumber daya yang ada di
dalam perusahaan
Faktor faktor produksi tersebut adalah 5 M (Men, Material, Machines, Methods,
Money) atau Tenaga Kerja, Bahan baku, Mesin/peralatan dengan teknologi,
metode/konsep, dan uang/ modal yang saat ini ditambah dengan Market dan Sitem
Informasi. Faktor faktor tersebut harus dikembangkan semaksimal mungkin oleh
pengelola perusahaan (manajer) dengan menggunakan fungsi atau aspek aspek
manajemen yaitu :
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Pengarahan
- Pengkoordinasian
- Pengendalian
Saat ini kelima faktor produksi tersebut ditambah dengan satu hal yaitu Market (pasar) dan
dengan semakin berkembangnya persaingan saat ini faktor Sistem Informasi memegang
peranan yang sangat penting.
Pengertian Manajemen :
Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas kegiatan-kegiatan
perencanaan, pengorganiosasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran sasaran melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber daya lain.
Sehubungan dengan pengertian di atas, maka terdapat aktivitas aktivitas khusus dalam
manajemen yang merupakan suatu proses untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Didalam mencapai tujuannya, manajemen melibatkan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya yang ada di perusahaan, disamping itu manajemen juga menggunakan metode
ilmiah dan seni dalam setiap pendekatan atau penyelesaian masalah . Metode ilmiah ini
pada hakekatnya meliputi urutan kegiatan sebagai berikut.
Fungsi
PERENCANA PENGORGA PENGARAH PENGKOOR PENGENDAL
AN NISASIAN AN DINASIAN IAN
DITERAPKAN PADA
Kelompok Orang
Faktor Produksi
TENAGA MATERIAL MESIN METODE MONEY PASAR
KERJA UANG MARKET
UNTUK MENCAPAI
PENGOR
PRODUKSI
GANISASI
AN
KEGIATAN FUNGSI
PERUSAH PEMBE PENGARA
PERUSAHA MANAJE
AAN LANJAAN HAN
AN MEN TUJUAN
PENGKO
PERSONA ORDI
LIA NASIAN
ADMINIS
TRASI PENGEN
AKUNT DALIAN
TANSI
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa dalam melaksanakan fungsi fungsi manajemen tersebut
dibutuhkan kecakapan dan keterampilan merencanakan , mengorganisasi, mengarahkan dan
melakukan pengendalian semua kegiatan perusahaan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
Dalam hal ini manajemen berpedoman pada sistem pemikiran yang menetapkan suatu hubungan
logis antara konsepsi konsepsi yang menyangkut tujuan perusahaan dengan prinsip , fungsi, dan
faktor yang dipergunakan untuk tujuan tersebut.
Oleh sebab itu manajemen sangat berpengaruh terhadap pemikiran eksekutif dalam mengambil
kebijakan dan keputusan untuk menentukan tujuan yang diinginkan , memilih prioritas kegiatan
yang dilakukan, menyelesaikan masalah masalah yang dihadapi serta pendayagunaan pekerjaan
eksekutif.
Keyakinan keyakinan itu dapat dituangkan menjadi pedoman kerja manajer dalam
mengambil keputusan. Kemudian selain menetapkan konsepsi nilai , manajemen jkuga
menunjukan faktor faktor pokok yang ada dilingkungan perusahaan, sehingga perlu
dipertimbangkan , diperhitungkan dan dikembangkan. Hal ini dapat digambarkan sperti :
KEPENTINGAN UMUM
TUJUAN PERUSAHAAN
KEPEMIMPINAN EXECUTIF
FUNGSI PERUSAHAAN
FAKTOR POKOK
FAKTOR TURUNAN
STRUKTUR ORGANISASI
PROSEDUR PERUSAHAAN
SEMANGAT PEKERJA
KEGIATAN OPERATIF
C. STRATEGI MENYUSUN TIM KERJA INTI
Perencanaan
Fungsi ini merupakan langkah awal dari pada fungsi manajemen yang lain, dengan perencanaan
ini semua kegiatan akan mempunyai suatu pedoman pelaksanaan kerja.
Perencanaan mempunyai bentuk bentuk :
a. Sasaran
Dalam kurun waktu tertentu tentu perusahaan mempunyai suatu sasaran atau tujuan yang
hendak dicapai . Misalnya akan mengadakan pengurangan biaya produksi sebanyak 6%
dalam waktu 2 tahun atau mengurangi kerusakan barang sebanyak 8% dan sebagainya. Jadi
semua kegiatan akan diarahkan pada sasaran ini.
b. Kebijakan
Hal ini merupakan petunujk umum bagi perusahaan. Misalkan kebijakan seorang perancang
pakaian adalah , hanya membuat atau merancang pakaian berseleran tinggin dengan bahan
yang pilihan
c. Strategi
Strategi merupakan program yang luas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu
bagaimana perusahaan akan melaksanakan misinya. Suatu strategi akan menetapkan arah
yang terjadi dari berbagai tujuan dan membimbing penggunaan sumber daya yang
diperlukan. Ketepatan waktu pelaksanaan adalah masalah yang perlu diperhatikan dalam
strategi ini.
d. Prosedur
Merupakan rangkaian tindakan yang akan dijalankan untuk mempermudah pelaksanaan
kegiatan perusahaan.
e. Aturan
Yaitu merupakan bagian dari prosedur dan merupakan tindakan yang spesifik. Beberapa
aturan yang sejenis dapat dikelompokan menjadi suatu prosedur
f. Merupakan kombinasi antara kebijakan, prosedur aturan dan pemberian tugas yang disertai
dengan anggaran atau budget.
Di dalam menyusun suatu perencanaan perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut :
- Supaya diingat meskipun kadangkala waktu dan kesempatan untuk membuat
perencanaan itu terbatas, tetapi hendaknya dapat dibuat suatu rencana yang terperinci
dan realistis, sehingga pelaksanaannya medah dan tidak banyak penyimpangan.
- Biasanya rencana sudah dibuat agar fleksibel , mudah mengikuti perubahan, oleh karena
itu perlu diimbangi adanya tindak lanjut apabila rencana tersebut mengalami hambatan.
- Jika perusahaan akan membuat suatu rencana , maka perlu disesuaikan jumlah dana
yang tersedia untuk itu, sebab diperlukan biaya biaya misalnya untuk penelitian pasar,
sebagai dasar perencanaan penjualan dan lain lain.
PERENCANAAN STRATEGIS
Manajemen dengan sasaran (MBO) merupakan suatu program yang terdiri atas seperangkat
prosedur formal atau semi formal yang dimulai dengan penetapan sasaran sasaran ssmpai
dengan peninjauan kembali setelah pelaksanaan.
- MBO dapat digunakan untuk memperbaiki motivasi karyawan dan untuk pengendalian.
Dalam hal ini MBO memusatkan perhatian pada hasil hasil dan bukan pada perilaku yang
diperlihatkan oleh seorang karyawan. Asumsi yang digunakan ialah bahwa , hasil hasil
yang dihasilkan oleh manajer dan karyawan merupakan hal yang penting , bukan
kesibukan mereka.
Di dalam sistem MBO terdapat unsur unsur :
a. Keterikatan pada program.
Disini antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi diusahakan untuk terkait, hal ini
dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara manaajer dengan karyawan
untuk menetapkan sasaran dan pencapaiannya.
b. Penetapan sasaran tingkat puncak
Sasaran pendahuluan ditetapkan oleh manajer puncak, kemudian dirundingkan
dengan anggota organisasi yang lain.
c. Sasaran sasaran individu
Dari sasaran umum kemudian dijabarkan kedalam sasaran sasaran yang lebih
rendah sampai ke tingkat sasaran individu.
d. Peran serta dari karyawan dan manajer.
Secara umum diperlukan adanya saling berperan serta antara manajer dan karyawan
sehingga sasaran akan semakin mudah dicapai
e. Pengkajian kembali hasil pelaksanaan
Manajer dan karyawan mengkaji kembali kemampuan dalam mencapai sasaran.
Mereka memutuskan persolan persoalan apa yang ada dan bagaimana pemecahan
dan hasilnya.
PENGORGANISASIAN
Dalam suatu organisasi terdapat hubungan informal dan hubungan formal, hubungan informal
menyangkut hubungan manusiawi diluar dinas atau bersifat tidak resmi , sedangkan hubungan
formal merupakan bentuk hubungan yang disengaja , secara resmi (kedinasan), biasanya
ditunjukan dengan suatu bagan organisasi . ada 3 hubungan dasar dalam hubungan formal itu
:
- Tanggung jawab
Hal ini merupakan kewajiban individu untuk melaksanakan tugas tugasnya, barangkali bisa
diarahkan terjadi spesialisasi dalam bekerja
- Wewenang
Maksudnya adalah hak untuk mengambil keputusan mengenai apa yang harus dijalankan oleh
seseorang dan merupakan hak untuk meminta kepada orang lain untuk melakukan sesuatu.
Sebaiknya wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab yang dipikulnya
- Pertanggungjawaban
Apabila wewenang berasal dari pimpinan yaitu aliran nya atas ke bawah, maka
pertanggungjawaban ini berasal dari bawah ke atas. Disini pertanggung jawaban merupakan
laporan hasil kerja dari bawahan kepada yang berwenang (atasan)
Berikut ini dapat kita gambarkan hubungan antar komponen organisasi di mana tujuan
merupakan titik tolak untuk melaksanakan fungsi fungsi organisasi dan antar tujuan , fungsi,
tanggung jawab, wewenang dan pertanggung jawabanmempunyai hubungan yang sangat
erat.
TANGGUNG PERTANGGUNG
TUJUAN FUNGSI WEWENANG
JAWAB JAWABAN
1. Dapat terjalin pola hubungan yang baik antar organisasi, antar anggota organisasinya
serta antar anggota organisasi dengan organisasi, sehingga akan mempermudah
pencapaian tujuan organisasi
2. Setiap anggota organisasi dapat mengetahui dengan jelas tugas dan kewajiban serta
tanggung jawabnya. Karena disini terjadi pendelegasian wewenang secara tegas
Organisasi
Pada hakekatnya antara organisasi dengan manajemen tidak dapat dipisahkan. Organisasi
merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuannya. Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan orang untuk mencapai suatu tujuan bersama .
1. Dalam arti badan, organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Dalam arti struktur, organisasi ialah gambaran secara skematis tentang hubungan
kerjasama orang orang yang terdapat dalam suatu badan dalam rangka usaha mencapai
suatu tujuan
3. Dalam arti dinamis, organisasi adalah suatu proses penetapan dan pembagian
pekerjaan, pembatasan, tugas dan tanggung jawab serta penetapan hubungan antara
unsur unsur organisasi sehingga memungkinkan orang dapat bekerja sama secara efektif
untuk mencapai tujuan.
4. Secara pendek dapat dikatakan, organisasi adalah suatu pelaksanaan diferensiasi tugas
tugas.
Tujuan mengorganisasi
Salah satu tujuan utama mengorganisasi adalah untuk mempermudah dalam melaksanakan
tugas : membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatann kegiatannyang lebih kecil.
Disamping itu juga untuk mempermudah pimpinan dalam melakukan tugas pengawasan.
Dengan mengorganisasi dapat ditentukan orang yang dibutuhkan untuk memangku tugas
tugas yang telah dibagi bagi itu.
PENGARAHAN
Didalam aspek pengarahan ini akan timbul hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang
mengikat bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara lebih
berdaya guna untuk mencapai tujuan.
Arti dari pengarahan itu sendiri adalah tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
organisasi melakukan kegiatan yang sudah ditentukan ke arah tercapainya tujuan, oleh
karena itu manajer atau pimpinan dituntut untuk dapat berkomunikasi memberikan
petunjuk / nasehat , berfikir kreatif , berinisiatif meningkatkan kualitas serta memberikan
stimulasi kepada para karyawan, dengan demikian kegiatan pengarahan ini banyak
menyangkut masalah pemberian Motivasi kepada para anggota organisasi , kepemimpinan
serta Pengembangan Komunikasi.
Apabila para pekerja menyukai pekerjaan mereka , menganggap bahwa tugas mereka penuh
tantangan dan mereka menyukai lingkungan kerja secara umum, maka biasanya mereka
akan berusaha secara maksimal untuk melaksanakan pekerjaan mereka dengan
bersemangat dan penuh dedikasi.
1. Motivasi Positif : Yaitu merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan
promosi, tambahan penghasilan , menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan lain
sebagainya.
2. Motivasi Negatif : Yaitu merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
menakut nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara terpaksa ,
misalnya memberi gambaran akan diturunkan pangkatnya, dipotong gajinya atau
dipecat dari jabataannya.
Sebaiknya pimpinan menggunakan baik motivasi positif maupun negatif dalam memberikan
dorongan kepada bawahan. Mengenai proporsi dari keduanya tidaklah menjadi persoalan
atau terserah kebijakan manajer.
Teory X adalah asumsi yang didasari oleh pandangan tradisionil bahwa manusia (Human
Being) bersedia/mau bekerja apabila sesuatu harus dikerjakan untuk kehidupannya,
oleh karena itu mereka akan berusaha menghindari pekerjaan apabila memungkinkan.
Secara lebih terperinci Teori X adalah sebagaai berikut :
- Manusia rata-rata tidak suka bekerja dan berusaha menghindari pekerjaan bila
mungkin.
- Karena karakternya tidak menyukai bekerja, maka kebanyakan orang, harus dipaksa ,
diawasi, diarahkan/dibimbing, diancam dengan hukuman-hukuman/sanksi-sanksi
agar mereka mau berusaha menuju ke tujuan organisasi.
- Manusia rata-rata lebih suka diarahkan , cenderung atau ingin menghindari
tanggung jawab, mempunyai ambisi yang kecil dan menginginkan kepastian atau
lebih mementingkan keamana dirinya.
Berdasarkan uraian diatas , maka di dalam menghadapi manusia bertipe teori X ini ,
manajer /pimpinan harus bersikap Keras (Strict) atau otoriter, sebab bila tidak
demikian maka karyawan akan seenaknya dalam bekerja.
Penyesuaian aspirasi
Individu dengan
Tujuan Organisasi
Kebutuhan
Tidak
Individu
Langsung Penciptaan situasi
Dalam organisasi
Yang menunjang
Untukberprestasi
Motivasi dari
Dalam Diri Dorongan Peningkatan
Motivasi Karyawan Kerja Produktivitas
Material
Langsung Insentif
Kepentingan
Non Material Individu
Hubungan antar pemberian Motivasi dengan Peningkatan Produktivitas
Kepemimpinan
Yaitu proses pengarahan yang dapat memotivasi orang lain untuk bekerja ke arah pencapaian
tujuan tertentu. Jadi dalam kepemimpinan ini melibatkan kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain. Disini motivasi itu harus dapat diterima oleh orang lain (bawahan)
dan menjadi pendorong untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pemimpin dengan kekuasaan (Power) dapat mengarahkan dan mempengaruhi bawahan agar
bersedia melaksanakan tugas tugasnya
Kekuasaan atau power merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
sehingga aktivitas orang tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh orang yang memiliki
kekuasaan tersebut. Dengan adanya kekuasaan ini lah bawahan mau tunduk pada
pemimpinnya (atasannya).
1. Kekuasaan Legitimasi (Legitimate Power) : Kekuasaan ini bersumber pada jabatan yang
dipegang oleh pemimpin. Secara formal , semakin tinggi posisi seseorang pemimpin maka
semakinbesar kekuasaan legitimasinya.
2. Kekuasaan keahlian (Expert Power) : Kekuasaan ini bersumber pada keahlian , kecakapan atau
pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang diwujudkan lewat rasa hormat dan
pengaruhnya kepada orang lain .Seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan dan keahliannya ini
, kelihatannya mempunyai keahlian untuk memberikan fasilitas terhadap perilaku kerja orang
lain.
3. Kekuasaan Referensi (Referent Power) : Kekuasaan ini bersumber pada sifat sifat pribadi dari
seorang pemimpin , seorang pemimpin yang tinggi kekuasaan referensinya ini pada umumnya
disenangi dan dikagumi oleh orang lain karena kepribadiannya.
4. Kekuasaan Penghargaan (Reward Power) : Kekuasaan ini bersumber pada kemampuan untuk
menyediakan penghargaan atau hadian untuk orang lain, seperti gaji, promosi, atau
penghargaan jasa.
5. Kekuasaan Paksaan ( Coercive Power) : Kekuasaan ini berdasarkan atas rasa takut dan ini
menjadi sumber dari kekuasaan paksaan ini. Pemimpin yang memiliki kekuasaan jenis ini
mempunyai kemampuan untuk mengenakan hukuman dan pemecatan.
6. Kekuasaan Informasi (Information Power) : Kekuasaan ini berdasarkan karena adanya akses
informasi yang dimiliki oleh pemimpin yang dinilai sangat berharga oleh pengikutnya.
7. Kekuasaan Hubungan (Connection Power) : Kekuasaan ini bersumber pada hubungan yang
dijalin oleh pimpinan dengan orang orang penting dan berpengaruh baik di luar atau di dalam
organisasi.
Model kepemimpinan Kontijensi berisi tentang hubungsn antara gaya kepemimpinan dengaan
situasi yang menyenangkan. Adapun situasi yang menyenangkan itu diterangkan oleh Fielder
dalam hubungannya dengan dimensi dimensi empiris seperti berikut :
- Hubungan pemimpin angggota (pemimpin diterima oleh para pengikutnya)
- Derajat dari struktur tugas (tugas ditentukan secara jelas)
- Posisi kekuasaan pemimpin yang dicapai lewat wewenang formal .
- Manakala terjadi hal yang sebaliknya , maka menurut Fielder akan tercipta situasi yang tidak
menyenangkan bagi pimpinan
Perlu ditekankan disini bahwa seorang pemimpin yang baik adalah seseorang yang tidak
melaksanakan sendiri kegiatan atau tindakan yang bersifat operasional , tetapi
mengambil keputusan, menentukan kebijakan dan menggerakan orang lain untuk
melaksanakan keputusan yang telah diambil sesuai dengan kebijaksanaan yang telah
digariskan itu
KARAKTERISTIK BAWAHAN
KEKUATAN LINGKUNGAN
- KARAKTERISTIK TUGAS
- SISTEM WEWENANG
FORMAL
- KERJA UTAMA GROUP
Tugas setiap manajmen adalah meliputi baik tugas teknis maupun tugas manajerial. Dalam
melaksanakan tugas teknis , setiap manajer memerlukan kecakapan teknis , sedang dalam
melaksanakan tugas manajerial diperlukan kecakapan manajeria. Dalil yang biasa berlaku adalah :
Semakin tinggi kedudukan seseorang di dalam organisasi , semakin kurang ia memerlukan
keterampilan teknis (technical skills) dan semakin banyak ia memerlukan keterampilan manajerial
(manajerial skills) dan sebaliknya.
Selain itu semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi semakin abstrak tugasnya dan ia
harus semakin menjadi seorang generalis , sedang semakin rendah kedudukan dalam organisasi,
semakin konrit , disamping itu semakin tinggi kedudukan seseorang , maka iamempunyai
tanggung jawab mental, sebaliknya yang menjadi tanggung jawab lebih berifat fisik
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut :
Pengembangan Komunikasi .
Komunikasi merupakan kegiatan untuk saling memberi keterangan dan ide secara timbal balik,
yang diperlukan dalam setiap usaha kerja sama manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
PENGKOORDINASIAN
Dalam suatu organisasi sering terjadi tujuan dari masing masing anggota organisasi itu
berbeda satu sama lain. Padahal suatu organisasi disusun untuk mencapai satu tujuan
bersama. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan pendapatyang akhirnya dapat
mempengaruhi keputusan keputusan yang akan diambil oleh manajemen. Oleh karena itu
berbagai macam pendapat itu perlu dipadukan supaya harmonis dalam suatu tidakan
koordinasi yaang akan menuju ke suatu tujuan organisasi.
KOORDINASI
Adalah suatu proses pengintegrasian tujuan dan aktivitas unit unit yang terpisah
(departemen/bidang fungsional) dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Jadi dalam pengkoordinasian diupayakan adanya keselarasan aktivitas aktivitas pada satuan
organisasi atau keselarasan di antara pejabatnya.
Untuk berhasilnya tugas koordinasi ini diperlukan juga fakta penunjang lainnya yaitu
peraturan dan prosedur kerja organisasi yang jelas dan tegas , sebab karyawan pada
umumnya akan lebih bergairah dalam bekerja apabila mempunyai sesuatu yang ingin dicapai
di masa yang akan datang. Hal itu akan mempermudah pelaksanaan koordinasi kerja
organisasi
Dengan adanya fungsi koordinasi maka akan diperoleh manfaat :
1. Terjadi efisiensi di semua bidang karena terjadi koordinasi antar bagian
2. Adanya suasana yang tenteram karena terjadi keseimbagan tugas dan hak setiap
anggota organisasi
3. Terdapat kesatuan tujuan dari masing masing individu dalam organisasi
4. Menghindarkan adanya konflik dan perebutan sumber/fasilitas dalam organisasi
5. Menjamin adanya kesatuan sikap , tindakan, kebijakan, dan pelaksanaan dalam
pekerjaan.
PENGENDALIAN
Fungsi terakhir dari manajemen yang harus dilaksanakan oleh manajer adalah fungsi
pengendalian, pengendalian merupakan aktivitas untuk menemukan , mengoreksi adanya
penyimpangan penyimpangan dari hasil yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana
kerja yang telah ditetapkan.
Pada setiap tahap kegiatan perlu dilakukan pengendalian, sebab bila terjadi penyimpangan
akan lebih cepat diadakan tindakan koreksi.
Proses pengendalian mencatat perkembangan ke arah tujuan pokok dan sasaran serta
metode pencapaian nya dalam organisasi yang memungkinkan manajer melihat lebih awal
adanya penyimpangan. Oleh karenanya pengendalian berkaitan erat dengan perencanaan.
Dalam hal ini, perencanaan mengidentifikasi komitmen komitmen terhadap tindakan yang
ditujukan untuk hasil hasil dimasa yang akan datang.
APAKAH MENGAMBIL
STANDAR DAN MENGUKUR PRESTASI
METODE YANG PRESTASI MEMENUHI TINDAKAN
DITETAPKAN UNTUK KERJA STANDAR KOREKTIF
MENGUKUR PRESTASI
TIDAK
MELAKUKAN
TINDAKAN
KOREKTIF
LUASNYA PENGENDALIAN
1. Akurat : maksudnya setiap data dari sistem pengendalian harus akurat sebab jika tidak
maka akan mengakibatkan organisasi tidak tepat dalam mengambil keputusan untuk
mengkoreksi suatu penyimpangan.
2. Tepat Waktu : Yaitu informasi segera dikumpulkan , diarahkan dan segera dievaluasi jika
hendak mengambil tindakan yang tepat pada waktunya untuk perbaikan.
3. Obyektif dan komprehensif : Disini informasi dalam sistem pengendalian harus dapat
dipahami dan dianggap obyektif oleh Individu yang menggunakannya.
4. Dipusatkan pada titik pengendalian strategis : Sistem pengendalian sebaiknya
dipusatkan pada daerah yang paling banyak kemungkinan akan terjadi penyimpangan
dari standar.
5. Ekonomis : maksidnya biaya untuk implementasi sistem pengendalian sebaiknya lebih
kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari sistem itu.
6. Fleksibel : yaitu untuk semua organisasi sistem pengendalian itu harus fleksibel sehingga
organisasi akan lebih mudah bertindak untuk mengatasi perubahan yang kurang
menguntungkan atau memanfaatkan kesempatan kesempatan baru.
7. Dapat diterima oleh seluruh anggota organisasi : Idealnya ialah jika sistem pengendalian
itu dapat menghasilkan prestasi kerja yang tinggi diantara para anggota organisasi
dengan membangkitkan perasaan bahwa, mereka memiliki otonomi, tanggung jawab
dan kesempatan untuk mencapai kemajuan.
8. Dapat dikoordinasikan dengan arus pekerjaan organisasi . Hal ini disebebkan oleh hal :
o Setiap langkah dalam proses pekerjaan dapat mempengaruhi keberhasilan atau
kegagalan seluruh operasi.
o Informasi pengendalian harus sampai kepada semua orang yang perlu
menerimanya.
Pentingnya pengendalian
Berdasarkan hal diatas, maka skala usaha ekonomi (economic of scale) terjadi apabila perluasan
usaha atau peningkatan output menaikan biaya jangka panjang. Skala usaha tidak ekonomis
(Diseconomics of scale) terjadi apabila perluasan usaha atau peningkatan output menaikan biaya
jangka panjang. Oleh karena itu, apabila terjadi skala usaha yang tidak ekonomis , wirausaha dapat
meningkatkan usahanya dengan memperluas cakupan usaha (economics of scoope). Oleh karena
skala ekonomis menunjukan pengurangan biaya perusahaan akibat kenaikan arus input , maka kurva
pengalaman atau kurva belajar menunjukan pengurangan biaya yang muncul sebagai akibat adanya
kenaikan volume secara kumulatif. Misalkan ada penurunan biaya dari 10 hingga 30 persen, sebagai
akibat dari adanya kenaikan output kumulatif dua kali lipat.
Cara ini bisa dilakukan dengan cara menambah jenis usaha baru, produk dan jasa baru yang berbeda
dari yang sekarang diproduksi (Diversifikasi), serta dengan teknologi berbeda, misalkan usaha jasa
angkutan kota diperluas dengan usaha jasa bus pariwisata , usaha jasa pendidikan diperluas dengan
jasa pelatihan, dan kursus kursus. Dengan demikian lingkup usaha ekonomis (economics of scope)
dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh biaya produksi
total bersama (Joint Total Production Cost) dalam memproduk dua atau lebih jenis produk secara
bersama sama adalah lebih kecil dari pada penjumlahan biaya produksi dari masing masing produk
itu , apabila diproduksi secara terpisah. Perluasan cakupan usaha ini bisa dilakukan apabila
wirausaha memiliki permodalan yang cukup.
Sebaliknya lingkup usaha tidak ekonomis (diseconomics of scope) dapat didefinisikan sebagai suatu
difersifikasi usaha yang tidak ekonomis , dimana biaya produksi total bersama (joint total
production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama sama adalah lebih
besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing masing produk itu daripada penjumlahan
biaya produksi dari masing masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah
Sebagai contoh :
Seorang wirausaha yang telah memproduksi barang X dengan biaya sebesar C(X) . Ingin memperluas
usahanya dengan cara mengakuisisi (menggabungkan) perusahaan yang menghasilkan barang Y
dengan biaya C(Y). Dengan demikian pada tingkat produksi yang sama diperlukan biaya produksi
total bersama sebesar C(XY). Dalam kasus ini lingkup usaha ekonopmis (economics of scope) terjadi
apabila biaya bersama lebih rendah dari pada jumlah biaya apabila produk dihasilkan masing masing
atau C(XY) < C(X)+C(Y), dengan derajat lingkup usaha ekonomis DE (Derajat Ekonomis)
Semakin rendah biaya produksi total bersama, C(X,Y), maka perlu semakin tinggi derajat
ekonomisnya (DE) sehingga lingkup usaha dikatakan ekonomis. Atau suatu lingkup usaha dikatakan
ekonomis apabila C(X,Y) < C(X) + C(Y) dan DE bernilai positif (DE > 0) sebaliknya suatu lingkup usaha
dikatakan tidak ekonomis (diseconomics of scope) apabila C(X,Y) > C(X) + C(Y) dan DE negatif (DE<0).
Untuk memperluas skala ekonomi atau lingkup ekonomi, bila pengetahuan usaha dan permodalan
yang cukup, wirausaha bisa melakukan kerja sama dengan perusahaan lain melalui usaha patungan
(joint venture) atau kerja sama manajemen melalui sistem kemitraan.
Franchising
Franchising merupakan cara memasuki dunia usaha yang sangat populer diseluruh dunia,
produk2 franchising telah menjadi produk global
Format bisnis franchising telah memberikan fasilitas jasa yang luas bagi para dealer
(Franchisee) seperti pemasaran periklanan, pelatihan, standar produksi, dan pengerjaan
manual serta bimbingan pengawasan kualitas.
Logo2 dari usaha franchising terlihat di pusat2 perdagangan.
Franchising merupakan kerja sama manajemen yang biasanya berkembang dalam
perusahaan eceran
Franchise adalah suatu persetujuan lisensi menurut hukum antara suatu perusahaan
penyelenggara dengan penyalur atau perusahaan lain untuk melaksanakan usaha.
Perusahaan yang diberi lisensi disebut FRANCHISOR
Perusahaan yang memberi lisensi disebut FRANCHISEE.
Dalam Franchising perusahaan yang diberi hak monopoli menyelenggarakan perusahaaan
seolah olah merupakan bagian dari perusahaan pemberi lisensi yang dilengkapi dengan
nama produk, merk dagang, dan prosedur penyelenggaraannya secara standar
Perusahaan induk (franchisor) mengizinkan franchisee untuk menggunakan nama,
tempat/daerah, bimbingan, latihan karyawan, periklanan, dan
perbekalan material berlanjut,
Dukungan awal meliputi aspek2 berikut
a) Pemilihan Tempat
b) Rencana Bangunan
c) Pembelian Peralatan
d) Pola Arus Kerja
e) Pemilihan Karyawan
f) Periklanan
g) Grafik
h) bantuan Pada Acara Pembuakaan
i) Pola arus kerja
j) Pemilihan Karyawan
k) Periklanan
l) Grafik
m) Bantuan Pada acara Pembukaan
Selain dukungan awal , bantuan lain yang berlanjut dapat pula meliputi faktor2 :
a) Pencatatan dan Akuntansi
b) Konsultasi
c) Pemeriksaan dan standarisasi
d) Promosi
e) Pengendalian Kualitas
f) Nasihat Hukum
g) Riset
h) material lainnya
Dalam menghadapi krisis ekonomi nasional seperti sekarang ini, baik teori Dynamic
Strateggy maupun teori Resource Based Strategy sangat relevan bila khusus diterapkan
dalam pemberdayaan usaha kecil nasional dewasa ini.
Perhatian utama harus ditekankan pada penciptaan nilai tambah untuk meraih keunggulan
daya saing (Competitive Advantage) melalui pengembangan kapabilitas khusus
(kewirausahaan) sehingga perusahaan kecil tidak lagi mengandalkan strategi kekuatan pasar
(market power) melalui monopoli dan fasilitas pemerintah
Dalam strategi ini perusahaan kecil harus mengarah pada skill khusus secara internal yang
bisa menciptakan CORE PRODUCT yang unggul untuk memperbesar MANUFACTURING
SHARE (Produk yang memiliki komponen penting yang sama)
Strategi tersebut lebih murah dan ampuh dalam memberdayakan usaha kecil karena
perusahaan kecil bisa memanfaatkan sumber daya lokalnya.
Secara spesifik agar perusahaan kecil berhasil take off, maka harus ada usaha2 yang khusus
yang diarahkan untuk :
Survival Consolidation Control Planning Expectation
Dalam tahapan ini diperlukan penguasaan manajemen yaitu dengan mengubah pemilik
sebagai pengusaha (Owner As Business Man) yang merekrut tenaga yang diberi wewenang
secara jelas.
Di bidang pemasaran harus diubah dari Getting Customer menjadi Improve Competitive
Situation
Di bidang keuangan , dari tahap Cash Flow berubah menjadi tahap Tighten Financial
Control, Improve Margin, and Control Cost
PERTEMUAN 3 DAN 4
ETIKA BISNIS
Ada banyak definisi etika yang dikemukakan oleh para ahli, namun semuanya mengacu kepada
moralitas, sehingga etika dapat diterjemahkan sebagai bentuk tindakan dengan mendasarkan
moral sebagai ukurannya. Moral dan ukurannya dapat dilihat dari berbagai segi, seperti agama,
hati nurani dan aturan aturan yang tertulis maupun tidak tertulis, dimana semua itu dijadikan
sebagai pendangan dalam memahami lebih dalam tentang etika.
Bisnis dianggap sebagai salah satu jalan yang bisa mendorong manusia untuk mempercepat
memperoleh semua itu, disisi lain bisnis memiliki aturan yang harus dipatuhi dan aturan dalam
bisnis dilahirkan atas kesepakatan kesepakatan di wilayah mana bisnis itu berada.
Mc David dan Harari (dalam Jalaludin Rakhmat, 2001) mengelompkan empat teori psikologis
dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sebagai berikut :
1. Psikoanalisis : yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh keinginan
keinginan terpendam (homo volensi). Tokoh tokoh aliran ini antara lain : Freud, Jung.
Abraham, Horney dan Bion.
2. Behaviorisme : yang menganggap[ manusia yang digerakan semuanya oleh lingkungan
(homo mechanicus). Teori ini menyangkut manusia sebagai mesin (homo machanicus)
karena perilaku manusia sepenuhnya ditentukan /dibentuk oleh lingkungan.Teori ini disebut
juga sebagai teori belajar karena menurut mereka seluruh perilaku manusia kecuali Insting
adalah hasil belajar (dari lingkungan).
3. Kognitif : Yang menganggap manusia sebagai makhluk berpikir yang aktif mengorganisasikan
dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homo sapiens). Manusia tidak lagi dianggap
sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungannya.
4. Humanisme : yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya (homo ludens) Disini diperkenalkan hubungan subyek
dengan subyek, buakn subyek dengan obyek.
Ruang lingkup Ilmu Etika Bisnis
Adapun ruang lingkup yang menjadi pembahasan dalam bidang ilmu etika bisnis ini adalah :
a. Tindakan dan keputusan perusahaan yang dilihat dari segi etika bisnis
b. Kondisi kondisi suatu perusahaan yang dianggap melanggar ketentuanetika bisnis dan
sangsi sangsi yang akan diterima akibat perbuatan tersebut.
c. Ukuran yang dipergunakan oleh suatu perusahaan dalam bidang etika bisnis.
d. Peraturan dan ketentuan dalam bidang etika bisnis yang ditetapkan oleh lembaga terkait.
Ada beberpa permasalahan umum yang terjadi dalam bidang etika bisnis saat ini yaitu :
a. Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh pihak pihak yang mengerti dan paham tentang etika
bisnis, naumn itu dialkukan dengan sengaja karena faktor ingin mengejar keuntungan dan
menghindari kewajiban kewajiban yang selayaknya harus dipatuhi.
b. Keputusan bisnis sering dilakukan dengan mengesampingkan norma norma dan aturan
aturan yang berlaku, sehingga keputusan bisnis sering mengedepankan materi atau
mengejar target perolehan keuntungan semata, terutama keuntungan yang bersifat jangka
pendek, dengan kata lain etika berbisnis diabaikan.
c. Kepuasan bisnis dibuat secara sepihak tanpa memperhatikan ketentuan etik yang disahkan
oleh lembaga yang berkompeten termasuk peraturan negara.
d. Kondisi dan situasi realita menunjukan kontrol dari pihak berwenang dalam menegakkan
etika bisnis masih dianggap lemah. Sehingga peluang ini diambil oleh pihak tertentu untuk
memanfaatkan kondisi demi keuntungan pribadi atau sekelompok orang.
Teori Keutamaan
Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan mana yang tidak etis. Bila ini
ditanyakan pada penganut paham egoisme, maka jawabannya adalah ; suatu tindakan disebut
etis bila mampu memenuhi kepentingan individu (self-intrest) dan suatu tindakan disebut tidak
etis bila tidak mampu memenuhi kepentingan individu yang bersangkutan.
Pada teori ini konsep kepuasan menjadi dominan untuk dibahas, karena setiap orang merasa
ingin diutamakan dalam memenuhi kepentingan yang diinginkan. Usaha untuk memenihi
kepentingan seseorang sering menimbulkan atau tumbuhnya sikap egoisme pada individu yang
bersangkutan
Teori Relatif
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif, Masalah yang timbul dalam praktiknya
adalah self centred (egois), fokus pada diri manusia individu mengabaikan interasksi dengan
pihak luar sistem dan pembuat keputusan tidak berfikir panjang , semua tergantung kriterianya
sendiri. Jika kita menyimak teori relatif ini maka jelas jika pendangan dan pendapat seseorang
bersifat sangat subyektif, artinya jika si A berfikir ini yang terbaik belum tentu si B memiliki
pendapat yang sama, dan begitu seterusnya. Ini dikarenakan pandangan dan pemikiran setiap
orang bisa berbeda beda.
1. Definisi moralitas
Moralitas adalah istilah yang dipakai untuk mencakup praktik dan kegiatan yang
membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, aturan aturan yang mengendalikan
kegiatan itu dan nilai nilai yang tersimbol di dalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran
oleh kegiatan dan praktik tersebut
Istilah Moral berasal dari kata latin MOS (Moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, tata
cara kehidupan. Seseorang yang bermoral tercermin dari perbuatan yang dialkukan, karena
perbuatan adalah bahagian dari tindakan moralitas seseorang. Jadi tingkah laku dikatakan
bermoral apabila tingkah laku itu sesuai dengan nilai nilai moral yang berlaku dalam
kelompok sosial dimana anak itu hidup
2. Moralitas dan Etika Bisnis
Situasi dan kondisi bisnis saat ini memiliki tingkat kompleksitas yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan masa lalu. Dipakainya sarana teknologi sebagai perangkat pendukung
dalam mempercepat berbagai urusan bisnis telah menimbulkan berbagai efek, baik positif
dan negatif. Secara positif ini mempercepat berbagai urusan serta mempersingkat
penggunaan waktu dan tenaga.
Dalam konsep moralitas dijelaskan secara umum bahwa seseorang dalam menjalankan
pekerjaan sangat memperhatikan aturan aturan yang berlaku dan menghindari setiap
perbuatan yang tidak boleh dilakukan karena melanggar prinsip moralitas pada dirinya
sendiri.
Moral bisa bertindak sebagai pengontrol atau lebih jauh lagi sebagai tameng yang membuat
seseorang berpikir dua kali atau lebih untuk melakukannya. Ketika moral dikedepankan
maka ia menganggap kejahatan adalah tidak sesuai dengan hati nurani , maka yang
bersangkutan tidak melakukan kejahatan tersebut.
Pelanggaran Etika sering terjadi di saat moral tidak lagi berfungsi secara utuh. Dan
merosotnya moral terjadi di saat kebanggaan pada prinsip prinsip moralitas terabaikan dan
diabaikan oleh yang bersangkutan.
Lahirnya berbagai keputusan dengan mengedepankan prinsip prinsip etika (ethic principle)
terbentuk di saat mereka yang membuat keputusan tersebut memiliki nilai nilai moralitas
yang tinggi, artinya pembentukan peraturan dengan mengedepankan prinsip moralitas
memiliki maksud tersendiri yaitu ingin pihak pihak yang memakai aturan tersebut tetap
mempertahankan moralitas yang mereka miliki.
3. Penyebab Pergeseran Moralitas di Masyarakat.
Kondisi masyarakat yang heterogen telah menyebabkan pandangan dan pemikiran terjadi
dalam berbagai segi. Pandangan pro dan kontra pada saat ini dianggap biasa. Di satu sisi
masyarakat menganggap ini sebagai kemajuan , namun di sisi lain masyarakat menganggap
ini sebagai demokrasi yang tidak terkontrol atau melewati batas.
Kondisi ini juga terjadi dalam dunia bisnis, bahwa setiap perusahaan yang memiliki produk
dan berkeinginan untuk meraih keuntungan yang semakin tinggi harus siap menerima
berbagai informasi yang diterima tersebut selanjutnya harus disaring untuk dilakukan
pemilahan dan pangalokasian sesuai dengan tempatnya dengan tujuan dapat diketahui
mana informasi yang layak untuk diterapkan dan mana yang tidak layak.
Dalam konteks moral dan etika sebuah bisnis yang baik adalah yang mengedepankan etika
dan menunjang nilai nilai moral. Sangat berbahaya jika bisnis dijalankan hanya berlandaskan
keinginan untuk meraih keuntungan semata, dan menghiraukan moral serta etika. Jika hal
itu dilakukan artinya bisnis yang dilakukan hanya mengejar keuntungan semata tanpa
memikirkan posisinya sebagai Agent Of development (agen pembangunan). Padahal yang
dimaksud dengan pembangunan adalah termasuk pembangunan dalam membentuk
manusia yang beretika dan bermoral tinggi, atau lebih jauh membentuk manusia yang
seutuhnya.
4. Moralitas dan bisnis.
Bisnis tidak boleh dibangun hanya berlandaskan pada keinginan mendapatkan material
semata, atau mengejar kekayaan saja, Bisnis dan moralitas pada prinsipnya memiliki
hubungan yang kuat. Keputusan membangun bisnis didasarkan pada moralitas , ingin
memiliki hidup yang lebih layak , serta mampu mempekerjakan orang lain dan memberik gaji
yang layak.
Dalam bisnis dikenal untung dan rugi, , setiap keputusan bisnis ditekankan seklali pada
perolehan keuntungan yang maksimal, termasuk memberi kepuasan kepada para pemegang
saham. Pemegang saham adalah mereka yang disebut dengan Pemilik (owner) perusahaan.
Dan manajemen perusahaan adalah mereka yang bekerja untuk memberi kepuasan
maksimal kepada para pemegang saham.
Dengan kata lain manajemen perusahaan bertugas untuk mencapai target target yang
diinginkan oleh para pemegang saham, dimana salah satu terget yang paling dominan untuk
dicapai dalam bentuk kemampuan meningkatkan perolehan keuntungan dalam bentuk
penerimaan deviden yang diterima secara stabil terus meningkat. Disisi lain manajemen lain
perusahaan juga memiliki tanggung jawab moralitas dalam menjalankan perusahaan.
Karena jika moralitas diabaikan banyak perusahaan yang akan meraih keuntungan , namun
dampak kerusakan lingkungan akan semakin terasa.
Setiap manajer di berbagai perusahaan berkeinginan untuk tampil sebagai seorang yang
profesional , artinya menghasilkan pekerjaan dengan kualitas profesional. Mereka yang
disebut profesional umumnya memiliki keahlian tinggi dalam bidangnya. Namun kita perlu
mempertanyakan seseorang yang memiliki tingkat profesionalime dengan tingkat moralitas
yang tinggi pula. Sebab ada hubungan yang kuat antara profesoionalisme denga tingkat
moralitas .
Seseorang bisa disebut tdak profesional jika ia mengabaikan nilai nilai moralitas dalam
melaksanakan pekerjaan, bukan berarti manajer yang profesional adalah semata mata yang
hanya mampu memberikan dan menaikan profit bagi perusahaan.
Tidak bisa dipungkiri jika karakter dari para pebisnis memiliki peran tinggi dalam mendorong
tinggi dan rendahnya moralitas seseorang. Mereka yang memiliki karakteristik menghargai
prosess dan sabar dalam menjalankan kehidupan dianggap sebagai salah satu tanda mereka
yang memiliki karakteristik menempatkan nilai nilai moral dalam dirinya secara kuat.
Artinya ia tidak gegabah dalam mengambil berbagai sikap dalam hidupnya, termasuk
mensyukuri berbagai rezeki yang diperoleh selama ini sebagai pemberian dari Yang Maha
Kuasa . Pada saat ia menempatkan Yang Maha Kuasa dalam dirinya maka artinya prinsip
prinsip moralitas menjadi sesuatu yang dihargai dengan tinggi
Artinya penyelesian kasus seperti itu jika diselesaikan harus dikaji juga dari segi pendekatan
etika bisnis, jia keputusan dibuat hanya didasarkan atas pertimbangan untuk memberi
kepuasan kepada manajemen perusahaan dan mengesampingkan kepuasan di pihak
karyawan maka itu dianggap sebagai satu kesalahan. Karena keputusan yang memiliki etika
bisnis adalah yang bisa menyeimbangkan berbagai pihak, serta mampu membuat pekerjaan
dapat kembali terlaksana dan selesai hingga batas waktu yang telah ditetapkan.
Disis lain Simon (1960) mengatakan ,pengambilan keputusan berlangsung melalui empat
tahap, yaitu ;
Intelligence
Design
Choise dan
Implementasi
Secara lebih dalam beliau menegaskan bahwa, Intelegence adalah proses pengumpulan
informasi yang bertujuan mengidentifikasi permasalahan. Design adalah tahap perancangan
solusi terhadap masalah. Biasanya pada tahap ini dikaji berbagai macam alternatif
pemecahan masalah. Choise adalah tahap mengkaji kelebihan dan kekurangan dari berbagai
macam alternatif yang ada dan memilih yang terbaik. Implementasi adalah tahap
pengambilan keputusan dan melaksanakannya.
Untuk memahami secara lebih dalam 4 bentuk pendekatan ini dapat kita lihat dibawah ini :
Definisi Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani ETHOS, yang dalam bentuk jamaknya (ta etha) berarti adat
istiadat atau kebiasaan. Perpanjangan dari adat membangun suatu aturan kuat di
masyarakat, yaitu bagaimana setiap tindak dan tanduk mengikuti aturan aturan dan aturan
aturan tersebut ternyata telah membentuk moral masyarakat dalam menghargai adat istiadat
yang berlaku.
Ada banyak definisi etika yang dikemukakan oleh para ahli, namun semuanya mengacu kepada
moralitas, sehingga etika dapat diterjemahkan sebagai bentuk tindakan dengan mendasarkan
moral sebagai ukurannya. Moral dan ukurannya dapat dilihat dari berbagai segi, seperti agama,
hati nurani dan aturan aturan yang tertulis maupun tidak tertulis, dimana semua itu dijadikan
sebagai pendangan dalam memahami lebih dalam tentang etika.
1. Psikoanalisis : yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakan oleh keinginan
keinginan terpendam (homo volensi). Tokoh tokoh aliran ini antara lain : Freud, Jung.
Abraham, Horney dan Bion.
2. Behaviorisme : yang menganggap[ manusia yang digerakan semuanya oleh lingkungan
(homo mechanicus). Teori ini menyangkut manusia sebagai mesin (homo machanicus)
karena perilaku manusia sepenuhnya ditentukan /dibentuk oleh lingkungan.Teori ini disebut
juga sebagai teori belajar karena menurut mereka seluruh perilaku manusia kecuali Insting
adalah hasil belajar (dari lingkungan).
3. Kognitif : Yang menganggap manusia sebagai makhluk berpikir yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homo sapiens). Manusia tidak
lagi dianggap sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif terhadap lingkungannya.
4. Humanisme : yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi
transaksional dengan lingkungannya (homo ludens) Disini diperkenalkan hubungan subyek
dengan subyek, buakn subyek dengan obyek.
a. Pelanggaran etika bisnis dilakukan oleh pihak pihak yang mengerti dan paham tentang etika
bisnis, naumn itu dialkukan dengan sengaja karena faktor ingin mengejar keuntungan dan
menghindari kewajiban kewajiban yang selayaknya harus dipatuhi.
b. Keputusan bisnis sering dilakukan dengan mengesampingkan norma norma dan aturan
aturan yang berlaku, sehingga keputusan bisnis sering mengedepankan materi atau
mengejar target perolehan keuntungan semata, terutama keuntungan yang bersifat jangka
pendek, dengan kata lain etika berbisnis diabaikan.
c. Kepuasan bisnis dibuat secara sepihak tanpa memperhatikan ketentuan etik yang disahkan
oleh lembaga yang berkompeten termasuk peraturan negara.
d. Kondisi dan situasi realita menunjukan kontrol dari pihak berwenang dalam menegakkan
etika bisnis masih dianggap lemah. Sehingga peluang ini diambil oleh pihak tertentu untuk
memanfaatkan kondisi demi keuntungan pribadi atau sekelompok orang.
Pada teori ini jelas melihat pada kewajiban yang harus dilakukan oleh seseorang , dimana
kewajiban tersebut layak untuk dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab yang telah
diperintahkan kepadanya. Dalam dunia bisnis jika kewajiban yang dibebabnkan pada seseorang
maka yang bersangkutan layak untuk mengerjakannya, terutama jika ia tidak ingin
mengecewakan pihak konsumen. Karena konsumen selalu menginginkan kepuasan pada saat ia
berhubungan dengan suatu produk.
Yang memberi pendasaran filosofis kepada teori dontologi adalah filsuf besar dari jerman.
Immanuel Kant (1724 1804) Mengapa suatu perbuatan disebut baik ? Menurut Kant Suatu
perbuatan adalah baik jika dilakukan karena harus dilakukan atau dengan kata lain Jika
dilakukan karena kewajiban, Kant mengatakan juga . Suatu perbuatan adalah baik jika dilakukan
berdasarkan Imperatif Kategories (mewajibkan kita begitu saja , tak bergantung dari syarat
apapun)
Teori Keutamaan
Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan mana yang tidak etis. Bila ini
ditanyakan pada penganut paham egoisme, maka jawabannya adalah ; suatu tindakan disebut
etis bila mampu memenuhi kepentingan individu (self-intrest) dan suatu tindakan disebut tidak
etis bila tidak mampu memenuhi kepentingan individu yang bersangkutan.
Pada teori ini konsep kepuasan menjadi dominan untuk dibahas, karena setiap orang merasa
ingin diutamakan dalam memenuhi kepentingan yang diinginkan. Usaha untuk memenihi
kepentingan seseorang sering menimbulkan atau tumbuhnya sikap egoisme pada individu yang
bersangkutan
Teori Relatif
Teori ini berpendapat bahwa etika itu bersifat relatif, Masalah yang timbul dalam praktiknya
adalah self centred (egois), fokus pada diri manusia individu mengabaikan interasksi dengan
pihak luar sistem dan pembuat keputusan tidak berfikir panjang , semua tergantung kriterianya
sendiri. Jika kita menyimak teori relatif ini maka jelas jika pendangan dan pendapat seseorang
bersifat sangat subyektif, artinya jika si A berfikir ini yang terbaik belum tentu si B memiliki
pendapat yang sama, dan begitu seterusnya. Ini dikarenakan pandangan dan pemikiran setiap
orang bisa berbeda beda.
Moralitas dianggap sebagai salah satu alasan yang mendasari dan mendorong seseorang
bertindak secara beretika. Moral bagian dari jiwa manusia yang tumbuh dan berdiam dalam diri
secara kuat, karena setiap orang dianggap pasti memiliki moral. Dan karena moral pula setiap
orang bisa mengerti akan makna kehidupan, serta bagaimana memperlakukan hidup secara
lebih bermakna.
1. Definisi moralitas
Moralitas adalah istilah yang dipakai untuk mencakup praktik dan kegiatan yang
membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, aturan aturan yang mengendalikan
kegiatan itu dan nilai nilai yang tersimbol di dalamnya yang dipelihara atau dijadikan sasaran
oleh kegiatan dan praktik tersebut
Istilah Moral berasal dari kata latin MOS (Moris) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, tata
cara kehidupan. Seseorang yang bermoral tercermin dari perbuatan yang dialkukan, karena
perbuatan adalah bahagian dari tindakan moralitas seseorang. Jadi tingkah laku dikatakan
bermoral apabila tingkah laku itu sesuai dengan nilai nilai moral yang berlaku dalam
kelompok sosial dimana anak itu hidup
2. Moralitas dan Etika Bisnis
Situasi dan kondisi bisnis saat ini memiliki tingkat kompleksitas yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan masa lalu. Dipakainya sarana teknologi sebagai perangkat pendukung
dalam mempercepat berbagai urusan bisnis telah menimbulkan berbagai efek, baik positif
dan negatif. Secara positif ini mempercepat berbagai urusan serta mempersingkat
penggunaan waktu dan tenaga.
Dalam konsep moralitas dijelaskan secara umum bahwa seseorang dalam menjalankan
pekerjaan sangat memperhatikan aturan aturan yang berlaku dan menghindari setiap
perbuatan yang tidak boleh dilakukan karena melanggar prinsip moralitas pada dirinya
sendiri.
Moral bisa bertindak sebagai pengontrol atau lebih jauh lagi sebagai tameng yang membuat
seseorang berpikir dua kali atau lebih untuk melakukannya. Ketika moral dikedepankan
maka ia menganggap kejahatan adalah tidak sesuai dengan hati nurani , maka yang
bersangkutan tidak melakukan kejahatan tersebut.
Pelanggaran Etika sering terjadi di saat moral tidak lagi berfungsi secara utuh. Dan
merosotnya moral terjadi di saat kebanggaan pada prinsip prinsip moralitas terabaikan dan
diabaikan oleh yang bersangkutan.
Lahirnya berbagai keputusan dengan mengedepankan prinsip prinsip etika (ethic principle)
terbentuk di saat mereka yang membuat keputusan tersebut memiliki nilai nilai moralitas
yang tinggi, artinya pembentukan peraturan dengan mengedepankan prinsip moralitas
memiliki maksud tersendiri yaitu ingin pihak pihak yang memakai aturan tersebut tetap
mempertahankan moralitas yang mereka miliki.
3. Penyebab Pergeseran Moralitas di Masyarakat.
Kondisi masyarakat yang heterogen telah menyebabkan pandangan dan pemikiran terjadi
dalam berbagai segi. Pandangan pro dan kontra pada saat ini dianggap biasa. Di satu sisi
masyarakat menganggap ini sebagai kemajuan , namun di sisi lain masyarakat menganggap
ini sebagai demokrasi yang tidak terkontrol atau melewati batas.
Kondisi ini juga terjadi dalam dunia bisnis, bahwa setiap perusahaan yang memiliki produk
dan berkeinginan untuk meraih keuntungan yang semakin tinggi harus siap menerima
berbagai informasi yang diterima tersebut selanjutnya harus disaring untuk dilakukan
pemilahan dan pangalokasian sesuai dengan tempatnya dengan tujuan dapat diketahui
mana informasi yang layak untuk diterapkan dan mana yang tidak layak.
Dalam konteks moral dan etika sebuah bisnis yang baik adalah yang mengedepankan etika
dan menunjang nilai nilai moral. Sangat berbahaya jika bisnis dijalankan hanya berlandaskan
keinginan untuk meraih keuntungan semata, dan menghiraukan moral serta etika. Jika hal
itu dilakukan artinya bisnis yang dilakukan hanya mengejar keuntungan semata tanpa
memikirkan posisinya sebagai Agent Of development (agen pembangunan). Padahal yang
dimaksud dengan pembangunan adalah termasuk pembangunan dalam membentuk
manusia yang beretika dan bermoral tinggi, atau lebih jauh membentuk manusia yang
seutuhnya.
4. Moralitas dan bisnis.
Bisnis tidak boleh dibangun hanya berlandaskan pada keinginan mendapatkan material
semata, atau mengejar kekayaan saja, Bisnis dan moralitas pada prinsipnya memiliki
hubungan yang kuat. Keputusan membangun bisnis didasarkan pada moralitas , ingin
memiliki hidup yang lebih layak , serta mampu mempekerjakan orang lain dan memberik gaji
yang layak.
Dalam bisnis dikenal untung dan rugi, , setiap keputusan bisnis ditekankan seklali pada
perolehan keuntungan yang maksimal, termasuk memberi kepuasan kepada para pemegang
saham. Pemegang saham adalah mereka yang disebut dengan Pemilik (owner) perusahaan.
Dan manajemen perusahaan adalah mereka yang bekerja untuk memberi kepuasan
maksimal kepada para pemegang saham.
Dengan kata lain manajemen perusahaan bertugas untuk mencapai target target yang
diinginkan oleh para pemegang saham, dimana salah satu terget yang paling dominan untuk
dicapai dalam bentuk kemampuan meningkatkan perolehan keuntungan dalam bentuk
penerimaan deviden yang diterima secara stabil terus meningkat. Disisi lain manajemen lain
perusahaan juga memiliki tanggung jawab moralitas dalam menjalankan perusahaan.
Karena jika moralitas diabaikan banyak perusahaan yang akan meraih keuntungan , namun
dampak kerusakan lingkungan akan semakin terasa.
Setiap manajer di berbagai perusahaan berkeinginan untuk tampil sebagai seorang yang
profesional , artinya menghasilkan pekerjaan dengan kualitas profesional. Mereka yang
disebut profesional umumnya memiliki keahlian tinggi dalam bidangnya. Namun kita perlu
mempertanyakan seseorang yang memiliki tingkat profesionalime dengan tingkat moralitas
yang tinggi pula. Sebab ada hubungan yang kuat antara profesoionalisme denga tingkat
moralitas .
Seseorang bisa disebut tdak profesional jika ia mengabaikan nilai nilai moralitas dalam
melaksanakan pekerjaan, bukan berarti manajer yang profesional adalah semata mata yang
hanya mampu memberikan dan menaikan profit bagi perusahaan.
Tidak bisa dipungkiri jika karakter dari para pebisnis memiliki peran tinggi dalam mendorong
tinggi dan rendahnya moralitas seseorang. Mereka yang memiliki karakteristik menghargai
prosess dan sabar dalam menjalankan kehidupan dianggap sebagai salah satu tanda mereka
yang memiliki karakteristik menempatkan nilai nilai moral dalam dirinya secara kuat.
Artinya ia tidak gegabah dalam mengambil berbagai sikap dalam hidupnya, termasuk
mensyukuri berbagai rezeki yang diperoleh selama ini sebagai pemberian dari Yang Maha
Kuasa . Pada saat ia menempatkan Yang Maha Kuasa dalam dirinya maka artinya prinsip
prinsip moralitas menjadi sesuatu yang dihargai dengan tinggi
Pengantar
Di dalam manajemen usaha, salah satu faktor yang menentukan adalah kemampuan
mengorganisasikan atau mengelola usaha dengan baik dancermat. Indonesia merupakan anggota
ASEAN yang telah ikut menandatangani perjanjian CAFTA (China-ASEAN Free Trade Agreement).Mau
tidak mau Indonesia memerlukan energi positif tambahan yang ekstra.
2. Macam-Macam Strategi
Dalam mengelola usaha, seorang entrepreneur melakukan beberapastrategi untuk mencapai tujuan
dari usaha yang dijalaninya. Adapunmacam-macam strategi itu, adalah sebagai berikut :
Strategi Korporasi
(Corporate Strategy)
Adalah strategi untuk menentukan keseluruhan sikap langkahperusahaan terhadap pertumbuhan
dan cara perusahaan mengelolausaha atau lini produknya, seperti meningkatkan
aktivitas/investasi,termasuk penghematan.
Strategi Bisnis
(Business/Competitive Strategy)
Strategi yang diambil pada level unit-unit usaha/lini produk yangdifokuskan pada peningkatan posisi
saing perusahaan denganperusahaan yang lain.
Strategi Fungsional
(Functional Strategy)
Para manajer dalam bidang khusus hanya memutuskan cara terbaik mencapaoi tujuan perusahaan
dengan meningkatkan hasil semaksimalmungkin.
4. Target Sasaran
Tujuan tiap-tiap perusahaan berbeda-beda, bergantung pada maksud danmisinya. Terlepas dari hal
tersebut, setiap perusahaan memiliki sasaran :
a.Jangka Panjang
Tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang relatif panjang,secara umum biasanya 5 tahun
atau lebih di masa yang akan datang.
b.Jangka Menengah
Tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek,secara umum biasanya 1-5
tahun.
c.Jangka Pendek
Tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang relatif pendek,secara umum biasanya kurang
dari 1 tahun.
5. Perumusan Strategi
Adalah penciptaan program yang luas untuk menetapkan dan mencapaisasaran organisasi. Langkah-
langkah perumusan strategi :Menetapkan Sasaran Strategis.Sasaran strategis adalah sasaran jangka
panjang yang langsung berasal daripernyataan misi perusahaan. Setelah sasaran strategis
ditetapkan, biasanyaperusahaan menempuh proses yang disebut analis SWOT
(Strength Weakness, Opportunity and Threat).
SWOT adalah proses identifikasi dananalisis kekuatan dan kelemahan organisasi serta peluang dan
ancamanlingkungan sebagai bagian dari perumusan strategi.
Menganalisis usaha dan lingkungannya
Analisis lingkungan adalah proses analisis terhadap lingkungan usaha dariancaman dan
kesempatannya. Analisis organisasi adalah proses analisis kekuatandan kelemahan perusahaan.
Menyesuaikan organisasi dan lingkungannya
Menyesuaikan ancaman dan kesempatannya terhadap kekuatan dan kelemahanperusahaan adalah
inti perumusan strategi.
Perencanaan Strategis
Perencanaan Taktis
Perencanaan Operasional
Pengendalian
Adalah proses manajemen yang memonitor kinerja organisasi usahauntuk memastikan sesuai
dengan upaya-upaya pencapaian tujuanorganisasi.
Manajer Puncak
Manajer Menangah
Manajer Informasi
Manajer Keuangan
Manajer Operasi
Manajer Pemasaran
Ketrampilan teknis
Ketrampilan konseptual
6. Manajemen Bisnis
Manajemen yaitu bagian yang merencanakan, mengelola, dan menjalankan bisnis.
Produk atau layanan adalah komponen yang dijual atau ditawarkan kepadapasar.Partner yaitu pihak
yang ikut membantu dalam menjalankan bisnis.Pelanggan yaitu pihak yang akan menerima tawaran
atau membeli produk dan layanan yang ditawarkan.
6.1. Manajemen
Manajemen perusahaan adalah nyawa perusahaan. Terkadang adabeberapa kendala atau
halangan yang tidak dapat dihindari misalnyatertipu rekan kerja dan tertimpa bencana serta
kendala-kendala lainnya.Beberapa prinsip dan standarisasi yang diharapkan mampu
mendukungkemajuan dan perkembangan suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
1.Bersikap terbuka
2.Berani mencoba
3.Menyukai tantangan
4.Mengolah
5.Imajinatif
6.Menyukai variasi
7.Bergairah
8. Persaingan Bisnis
Seringkali literatur bisnis memuat
mission statement
dan jugamengidentifikasi produk atau jasa spesifik mereka. James W. Hart, seorangpakar marketing
memberikan tips analisis persaingan usaha yang meliputilangkah-langkah sebagai berikut :
Strategistrategi Offensive
Dua faktor penting yang menentukan keberhasilan sebuah bisnis adalah pasar (yang paling
sering dibicarakan adalah kemampuan bersaing) dan produk (baik produk berbentuk fisik maupun
produk yang bersifat intangible, jasa). Untuk memudahkan pemahaman, cobalah perhatikan matriks
kombinasi antara pasar dan produk yang terdapat di slide ke23 pada materi pokok. Istilah yang
dipakai pada materi pokok adalah Strategi Pertumbuhan. Ada empat macam kemungkinan strategi
yang dapat dipilih berdasarkan kondisikondisi pada matriks.
Penetration Strategy
Kondisi yang terjadi adalah pasar yang memang sudah exist serta produk/jasa yang ditawarkan juga
memang sudah exist. Salah satu alasan paling utama dipilihnya strategi penetrasi ini adalah ketika
perusahaan tersebut merasakan dan meyakini pasar yang sekarang ini telah exist akan dapat
bertumbuh lagi (demand pada pasar existing tersebut akan terus bertambah). Untuk mengantisipasi
kondisi tersebut, yang umum dilakukan adalah penambahan jumlah sales force dan intensifikasi
promosi. Salah satu contohnya: Persaingan industri telekomunikasi selular di Indonesia. Kita dapat
melihat bahwa hampir semua operator selular melakukan intensifikasi promosi baik secara above
the line maupun below the line campaign. Hal ini diyakini bahwa pasar selular Indonesia masih akan
terus tumbuh, demandnya akan terus meningkat. Produkproduk utama yang mereka
tawarkan
bukanlah produkproduk yang benarbenar memiliki nilai yang baru, pasar dimana mereka berusaha
melakukan penetrasi secara intensif juga adalah pasar yang secara umum sudah mereka kuasai.
Bagaimana menjadi penguasa market share terbesar dalam pasar yang diyakini demandnya masih
akan terus meningkat adalah menjadi fokus utama dipilihnya strategi penetrasi pasar ini.
Diversification Strategies
Secara umum, strategistrategi diversifikasi dapat kita bagi menjadi dua macam strategi, yaitu:
1. Integration Strategies.
Beberapa tujuan utama dalam memilih strategistrategi integrasi ini antara lain untuk bisa
mendapatkan market share lebih besar dan cepat atau mengintegrasikan produk/jasanya
dari hulu sampai hilir.
Strategistrategi integrasi dapat kita bagi menjadi tiga, yaitu:
a. Forward integration
Kondisi yang terjadi adalah dimana sebuah perusahaan mengakuisisi (dapat juga
membentuk) perusahaan lain yang masih terdapat dalam rantai pasokan
barang/jasa yang sama yang mana akan membawa posisi akhir kepada semakin
dekatnya perusahaan tersebut kepada pengguna akhir barang/jasa tersebut.
Sebagai contohcontohnya: Toyota Astra Motor memasarkan produkproduknya
melalui anak usahanya Auto 2000 serta Apple dalam memasarkan produknya
melalui istorenya dan masih banyak lagi. Selain motif mendapatkan keuntungan
yang lebih banyak, salah satu motif utama dilakukannya forward integration adalah
untuk meyakinkan bahwa konsumen akhir memang mendapatkan informasi penuh
dari produk/jasa yang diberikan. Hal ini tercermin dengan pihakpihak yang
menerapkan strategi ini banyak yang merupakan perusahaanperusahaan yang
bergerak dibidang teknologi atau mereka yang bergerak pada niche market. Mereka
mau meyakinkan diri bahwa jalur distribusi yang dipakai memang dapat
mengkomunikasikan dengan baik dan detail kemampuan teknis produkproduk yang
mereka hasilkan dan kelebihannya dibandingkan dengan kompetitor serta
memastikan pelayanan purna jual yang prima, tidak sematamata jalur distribusi
yang menitikberatkan kepada penjualan seperti layaknya menjual komoditas yang
mana fungsi dan featurenya sudah diketahui secara umum.
b. Backward integration
Kondisi yang terjadi dimana sebuah perusahaan mengakuisisi (dapat juga
membentuk) perusahaan lain yang masih terdapat dalam rantai pasokan
barang/jasa yang sama yang mana akan membawa posisi akhir kepada semakin
dekatnya perusahaan tersebut kepada bahan dasar produk yang dihasilkan. Sebagai
contohcontohnya: Olympic ketika mengakuisisi salah satu supplier penghasil kayu
lapisnya sebagai bahan dasar pembuatan furniturenya. Adhi Karya sebagai salah
satu kontraktor BUMN saat ini telah memiliki anak usaha Adhi Mix yang bergerak
dibidang penyediaan ready mix concrete. Salah satu alasan utama dipilihnya
backward integration adalah ketika perusahaan yang mengkonsumsi bahan baku
tersebut merasakan bahwa perusahaan tersebut sudah merupakan salah satu
konsumen terbesar dari suppliernya saat ini dan profit yang diraih oleh suppliernya
tersebut sangat memadai untuk dilakukannya backward integration. Pengakuisisian
kapasitas produksi juga merupakan motif yang umum terjadi, dimana keuntungan
tambahan akan merupakan milik perusahaan pengakuisisi tersebut.
c. Horizontal integration
Kondisi yang terjadi dimana sebuah perusahaan mengakuisisi (dapat juga
membentuk) perusahaan lain yang terdapat dalam rantai pasokan barang/jasa yang
sama dan juga berada dilevel yang sama dalam rantai pasokan barang/jasa tersebut.
Sebagai salah satu contohnya: TransTV mengakuisisi TV7 yang sekarang menjadi
Trans7. Salah satu tujuan utama dipilihnya strategi ini adalah untuk meningkatkan
porsi market share yang saat ini sudah diraih, disamping juga dimaksudkan agar
mampu melayani segmen pasar yang lebih luas daripada yang sudah dikuasai
sekarang ini.
2. Conglomeration Strategy
Dari namanya, tentu kita sudah jelas apa yang dimaksud dengan strategi konglomerasi.
Strategi offensive yang satu ini tidak akan membatasi diri pada industri mana yang
sebelumnya mereka kuasai, tanpa membatasi diri kepada pada posisi mana sebelumnya
mereka berada dalam sebuah mata rantai pasokan, dan seterusnya dan seterusnya. Strategi
yang satu ini sangat popular pada era 80an. Banyak sekali contoh dalam strategi ini, antar
lain: Grup Bakrie, Grup Salim dan sebagainya. Para penganut kapitalisme sejati ini
memfokuskan pada kesempatan yang tersedia dan akan merealisasikan kesempatan
kesempatan tersebut berdasarkan intuisi dan juga memaksimalkan segala sumber daya yang
mereka miliki.
Strategistrategi Defensive
Setelah kita membicarakan strategistrategi offensive, strategistrategi defensive juga tidak
kalah menariknya. Kondisikondisi yang sangat volatile sekarang ini menuntut kedinamisan dalam
mereview strategistrategi yang telah ditentukan. Situasi ekonomi, yang merupakan bagian dari
kondisi eksternal dalam SWOT analisis, dapat berubah arah dengan cepat. Sebagai contoh, tahun
1997 yang dikenal sebagai krisis Asia dimana pasar Asia, khususnya Asia Tenggara, sangat lesu waktu
itu. Siapa yang dapat menyangka bahwa 10 tahun kemudian justru krisis melanda negaranegara
maju yang seharusnya secara text book mampu belajar dari krisis Asia 1997 tersebut?
Kita juga dapat melihat bagaimana teknologi dapat merubah situasi yang telah kita kenal
dengan baik. Saat ini beberapa negara tengah melakukan penelitian mengenai energi terbarukan
seperti energi matahari dan energi angin yang teknologinya masih jauh dari sempurna sampai saat
ini. Dapat kita bayangkan apabila aplikasi teknologi yang saat ini hanya mampu menyerap antara 15
20% dari tenaga surya dimasa depan mampu menyerap jauh lebih signifikan. Demikian pula apabila
aplikasi teknologi energi angin dapat jauh lebih matang daripada saat ini, tentu kehidupan akan
sangat berbeda, asalkan tidak terganjal oleh masalah jangka waktu HAKI (jangan sampai penguasaan
terhadap teknologi strategis semacam ini diberikan jangka waktu yang tidak terbatas). Oleh sebab
itu dapat kita simpulkan bahwa bukan hanya faktor ekonomi dan teknologi yang dapat membawa
dampak perubahan, namun juga faktorfaktor seperti sosial budaya, kondisi pasar, maupun kondisi
politik dapat membawa perubahan yang mungkin tidak diperhitungkan sebelumnya.
Pandanganpandang makro semacam itu dapat kita bawa kepada tingkatan yang lebih
mikro. Apakah lanskap kondisi persaingan dalam sebuah industri akan tetap selamanya? Mari kita
ambil dua contoh lanskap industri yang telah berubah secara radikal dalam 10 tahun terakhir ini.
Yang pertama, industri penerbangan komersial. Industri yang tadinya diyakini adalah industri padat
modal dan hanya bergerak pada segmen pasar premium, ternyata berubah secara total ketika
RyanAir dan easyJet mampu merombaknya. Komisi penjualan tiket kepada agenagen perjalanan
dipangkas habis dengan memanfaatkan teknologi internet. Biayabiaya pendaratan yang tinggi pada
bandarabandara udara kelas satu dipangkas secara signifikan dengan memakai bandarabandara
udara kelas dua yang jaraknya masih dapat ditoleransi para konsumen. Pemberian kenyamanan
seperti makanan juga dipangkas habis.
Contoh berikutnya adalah industri wine yang kental dengan tradisi untuk memperoleh wine
premium. Saat ini, perkebunan wine tidak hanya terletak dibenua Eropa atau Prancis tepatnya.
Australia, USA, Chili, Afrika Selatan, China, India, Maroko, dan Bali sudah banyak terdapat
perkebunan wine. Walaupun para pecinta fanatik wine tradisional mengatakan bahwa
produksi
masal wine sangat buruk hasilnya, memproduksi wine layaknya CocaCola, toh lebih banyak
konsumen ternyata tidak mengeluh dengan hasil wine yang diproduksi dengan basis teknologi
tersebut. Proses yang menggunakan gentonggentong yang terbuat dari serbuk oaks jelas lebih
murah dibandingkan penggunaan gentonggentong dengan kayu gelondongan asli oaks. Penggunaan
sistem freezer juga lebih memberikan kepastian dibandingkan penantian akan musim dingin dalam
memproduksi ice wine. Masih banyak inovasiinovasi yang telah dilakukan didalam bidang proses
produksi untuk industri wine saat ini. Dengan pemanfaatan aplikasi teknologi terkini, produksi wine
tentu saja meningkat pesat, bahkan saat ini total hasil produksi wine Eropa ternyata kurang dari
setengah total produksi wine secara global. Sekali lagi lanskap persaingan telah berubah.
Masih banyak contohcontoh lanskap persaingan yang telah berubah. Bagaimana
perusahaanperusahaan yang memang sudah ada sebelumnya dalam menyikapi hal ini? Dengan
mengaplikasikan strategistrategi offensive? Seperti layaknya permainan sepakbola, permainan
offensive sepanjang waktu terkadang tidak bijaksana. Ada waktunya bagi perusahaan untuk
melakukan konsolidasi dan juga memperkuat pertahanan. Secara garis besar, ada dua macam
strategi defensive, yaitu retrenchment dan liquidation.
yaitu dengan melakukan telemarketing
pada prospek dan menanyakan apakah mereka mengenalkompetitor Anda, pernah menjalin
hubungan bisnis dengan mereka, danlain-lain.
Macam-macam sasaran:
Tujuan tiap perusahaan berbeda tergantung pada maksud dan misinya, terlepas dari
hal tersebut, setiap perusahaan memiliki sasaran:
a. Jangka Panjang
Adalah tujuan yang ingin dicapai dalamjangka waktuyang relatif panjang,secara
umum biasanya 5 tahun atau lebih dimasa yang akan datang.
b. Jangka Menengah
Adalah tujuan yang ingin dicapai dalamjangka waktu yang relatif lebih pendek,
secara umum biasanya 1-5 tahun.
Jangka Pendek
Adalah tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu yang relatif pendek,secara
umum biasanya kurang dari 1 tahun.
PERUMUSAN STRATEGI
Adalah penciptaan program yang luas untuk menetapkan dan mencapai sasaran
organisasi. Langkah langkah perumusan strategi:
Menetapkan Sasaran Strategis.
Sasaran strategis adalah sasaran jangka panjang yang langsung berasal dari
pernyataan misi perusahaan. Setelah sasaran strategis ditetapkan biasanya
perusahaan menempuh proses yang disebut analisis SWOT (Strenght, Weakness,
Opportunity and Threat). SWOT adalah proses Identifikasi dan analisis kekuatan dan
kelemahan organisasi serta peluang dan ancaman lingkungan sebagai bagian dari
perumusan strategi.
Menganalisis organisasi dan lingkungannya.
Analisis lingkungan adalah proses analisis terhadap lingkungan usaha dari ancaman
dan kesempatan organisasi. Analisis organisasi adalah proses analisis kekuatan dan
kelemahan perusahaan.
TINGKATAN PERENCANAAN
I. Perencanaan Strategis
Merefleksikan keputusan-keputusan tentang alokasi sumberdaya, prioritas
perusahaan dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapaitujuan-tujuan
strategis tersebut.
Biasanya dibuat oleh Dewan Direksi dan Manager Puncak.
TIPE-TIPE MANAJER
Tingkatan Manajer:
Manajer Puncak
Manajer yang bertanggung jawab pada dewan direksi dan pemegang saham atas
keseluruhan kinerja dan aktivitas perusahaan.
Manajer Menengah
Manajer yang bertanggung jawab pada pengimplementasian strategi kebijakan dan
keputusan yang dibuat oleh manajer puncak.
Manajer Lini Pertama
Manajer yang bertanggung jawab langsung atas pekerjaan karyawan (supervisi)
Bidang-Bidang Manajemen
Kesemua tingkatan manajemen di atas bekerja pada berbagai bidang dalam suatu
perusahaan, meliputi: Sumber daya Manusia, Informasi dan Keuangan, Operasional,
Pemasaran.
1. Manajer Sumber Daya Manusia bertugas: Rekruitmen, Pelatihan, Evaluasi kinerja,
dan Penentukan besarnya kompensasi bagi karyawan.
2. Manajer Informasi bertugas dan bertanggung jawab terkait: Perancangan dan
Penerapan Sistem untuk menggabungkan, mengorganisasikan, dan mendistribusikan
informasi.
3. Manajer Keuangan : Merencanakan dan mengawasi fungsi akuntansi dan sumber-
sumber keuangan.
4. Manajer Operasi terkait dengan tugas-tugas dan tanggung jawab pada sistem yang
digunakan oleh perusahaan dalam produksi, persediaan, dan pengawasan kualitas
dari barang dan jasa yang dihasilkan.
5. Manajer Pemasaran bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan yang mencakup
pengembangan, penetapan harga, promosi dan distribusi barang dan jasa dari
produsen kepada konsumen.
Menetapkan tujuan bisnis merupakan bagian penting dari memilih bisnis yang tepat
untuk Anda. Jika bisnis Anda tidak memiliki tujuan pribadi, Anda mungkin tidak akan
senang bangun setiap pagi dan mencoba untuk membuat bisnis lebih sukses. Cepat
atau lambat, Anda akan berhenti melakukan upaya yang diperlukan untuk membuat
konsep bisnis Anda. Perhatikan hal berikut ini ketika menetapkan tujuan untuk bisnis
Anda:
Bisnis Anda akan mendapatkan kesempatan yang lebih baik untuk berhasil jika Anda
memiliki goal/ tujuan yang spesifik. "Meningkatkan modal bisnis" bukanlah sebuah
goal yang spesifik, Anda bisa lebih spesifik dengan menentukan goal, misalnya
"Meningkatkan modal bisnis sebesar Rp 200 juta pada akhir Mei 2013".
2. Selalu Optimis
Ketika Anda sudah menentukan goal bisnis maka Anda harus berpikir positif tentang
goal itu. Membuat tujuan dengan motivasi yang inspirasional akan membuat Anda
semakin terpacu untuk maju. Misalnya "Harus mampu mencapai goal agar mampu
membayar tagihan", ini bukanlah sebuah goal yang inspirasional, "mencapai financial
security" adalah tujuan yang lebih positif dan menambah motivasi Anda untuk
mencapainya.
3. Berpikir Realistis
Jika Anda menetapkan tujuan bisnis Anda akan mendapatkan penghasilan sebesar
Rp 500.000.000,-/ bulan padahal Anda belum pernah mendapatkan hasil sebanyak
itu di dalam satu tahun maka bisa dibilang tujuan itu tidak realistis. Akan lebih baik
bila kita melakukan langkah-langkah kecil yang dapat meningkatkan penghasilan
bulanan, misalnya meningkatkan penghasilan bulanan sebesar 25%. Setelah goal
pertama Anda tercapai, Anda bisa membuat target yang lebih besar, dan seterusnya.
Biasanya tujuan jangka pendek untuk periode satu minggu hingga satu tahun. Tujuan
jangka panjang dibuat untuk periode 5 tahun, 10 tahun, hingga 20 tahun. Tujaun
jangka panjang harus dibuat lebih besar dibanding tujuan jangka pendek namun
tetap harus realistis.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan
tujuan bisnis Anda:
Aturan yang paling penting dari evaluasi diri dan penetapan tujuan bisnis adalah
kejujuran. Masuklah ke dunia bisnis dengan mata terbuka lebar tentang kekuatan
dan kelemahan Anda. Sesuatu yang Anda suka dan tidak suka dalam tujuan utama
bisnis memungkinkan Anda untuk menghadapi keputusan yang akan dihadapi
dengan keyakinan dan kesempatan yang lebih besar untuk sukses.
Benar, terlebih lagi banyak orang berbisnis hanya melihat keuntungan saja tetapi
tidak merencanakan solusi jika mengalami masalah
Menetapkan tujuan bisnis merupakan bagian penting dari memilih bisnis yang tepat
untuk Anda. Jika bisnis Anda tidak memiliki tujuan pribadi, Anda mungkin tidak akan
senang bangun setiap pagi dan mencoba untuk membuat bisnis lebih sukses. Cepat
atau lambat, Anda akan berhenti melakukan upaya yang diperlukan untuk membuat
konsep bisnis Anda. Perhatikan hal berikut ini ketika menetapkan tujuan untuk bisnis
Anda:
1. Goal Anda Harus Spesifik Bisnis Anda akan mendapatkan kesempatan yang lebih
baik untuk berhasil jika Anda memiliki goal/ tujuan yang spesifik. "Meningkatkan
modal bisnis" bukanlah sebuah goal yang spesifik, Anda bisa lebih spesifik dengan
menentukan goal, misalnya "Meningkatkan modal bisnis sebesar Rp 200 juta pada
akhir Mei 2013".
2. Selalu Optimis Ketika Anda sudah menentukan goal bisnis maka Anda harus
berpikir positif tentang goal itu. Membuat tujuan dengan motivasi yang inspirasional
akan membuat Anda semakin terpacu untuk maju. Misalnya "Harus mampu
mencapai goal agar mampu membayar tagihan", ini bukanlah sebuah goal yang
inspirasional, "mencapai financial security" adalah tujuan yang lebih positif dan
menambah motivasi Anda untuk mencapainya.
3. Berpikir Realistis Jika Anda menetapkan tujuan bisnis Anda akan mendapatkan
penghasilan sebesar Rp 500.000.000,-/ bulan padahal Anda belum pernah
mendapatkan hasil sebanyak itu di dalam satu tahun maka bisa dibilang tujuan itu
tidak realistis. Akan lebih baik bila kita melakukan langkah-langkah kecil yang dapat
meningkatkan penghasilan bulanan, misalnya meningkatkan penghasilan bulanan
sebesar 25%. Setelah goal pertama Anda tercapai, Anda bisa membuat target yang
lebih besar, dan seterusnya.
4. Pikirkan Jangka Pendek dan Jangka Panjang Biasanya tujuan jangka pendek bisnis
sampingan untuk periode satu minggu hingga satu tahun. Tujuan jangka panjang
dibuat untuk periode 5 tahun, 10 tahun, hingga 20 tahun. Tujaun jangka panjang
harus dibuat lebih besar dibanding tujuan jangka pendek namun tetap harus
realistis.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menetapkan
tujuan bisnis Anda:
1. Penghasilan Yang Anda Inginkan Banyak pengusaha masuk ke dunia bisnis untuk
mendapatkan keamanan finansial. Pertimbangkan berapa banyak uang yang Anda
ingin dapatkan selama tahun pertama operasi bisnis Anda dan setiap tahun
sesudahnya, hingga lima tahun.
2. Gaya Hidup Anda Ini mencakup pada perjalanan, jam kerja, investasi aset pribadi
dan lokasi geografis. Apakah Anda bersedia untuk bepergian atau pindah? Berapa
jam Anda bersedia untuk bekerja dalam seminggu? Aset Anda yang mana memiliki
resiko?
3. Jenis Pekerjaan Yang Anda sukai Ketika menetapkan tujuan untuk jenis pekerjaan,
Anda perlu menentukan apakah Anda suka bekerja di luar rumah, di kantor, dengan
komputer, di telepon, dengan banyak orang, dengan anak-anak, dan sebagainya.
Melakukan bisnis yang Anda sukai akan membuat pekerjaan Anda jauh lebih mudah
dan kemungkinan berhasilnya akan semakin besar.
4. Ego Gratifikasi Yang Anda Miliki Hadapilah: Banyak orang masuk ke dunia bisnis
untuk memenuhi ego mereka. Memiliki bisnis bisa sangat memuaskan ego, terutama
jika Anda berada dalam bisnis yang dianggap glamor atau menarik. Anda perlu
memutuskan seberapa penting kepuasan ego Anda dan bisnis apa yang terbaik
memenuhi kebutuhan itu. Aturan yang paling penting dari evaluasi diri dan
penetapan tujuan bisnis adalah kejujuran. Masuklah ke dunia bisnis dengan mata
terbuka lebar tentang kekuatan dan kelemahan Anda. Sesuatu yang Anda suka dan
tidak suka dalam tujuan utama bisnis memungkinkan Anda untuk menghadapi
keputusan yang akan dihadapi dengan keyakinan dan kesempatan yang lebih besar
untuk sukses.
PERTEMUAN 7 DAN 8
PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENINGKATAN DAYA SAING
A. POTENSI ENTREPRENEURSHIP DI DAERAH
B. POTENSI DAYA SAING INDONESIA
C. PERANAN ASOSIASI USAHA DAN PENGUSAHA DALAM PENGEMBANGAN BISNIS
Peningkatan daya saing sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Hal
ini berimplikasi pada pentingnya upaya lokal atau daerah untuk mengembangkan
keunggulannya dengan bertumpu pada potensi-potensi terbaik setempat. Berdasarkan Pasal
27 UU No. 32 tahun 2004 yang menyatakan bahwa kepala daerah dan wakil kepala daerah
mempunyai kewajiban memajukan dan mengembangkan daya saing daerah. Dalam hal ini,
daya saing daerah ditentukan oleh kemampuan memanfaatkan modal SDM melalui inovasi.
Sistem inovasi pada dasarnya merupakan sistem yang terdiri dari sehimpunan aktor,
kelembagaan, jaringan, kemitraan, hubungan interaksi dan proses produktif yang
memengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi termasuk juga proses
implementasinya. Dengan demikian sistem inovasi tersebut terkait dengan IPTEK, aktivitas
nilai tambah bagi pemenuhan kebutuhan bisnis, dan pemanfaatan dalam masyarakat serta
proses pembelajaran yang berkembang.
Stratregi inovasi daerah berfokus pada potensi terbaik setempat dan terbuka pada ide-ide
kreatif yang bermanfaat bagi kemajuan daerah. Selain itu, tujuan yang jelas dan capaian
yang rasional juga ditetapkan dalam pengembangan sistem inovasi daerah.
Inovasi daerah bertumpu pada pemanfaatan potensi daerah yang terdapat pada daerah
tersebut. Salah satu peran yang dapat memaksimalkan pemanfaatan potensi daerah adalah
pelaku usaha atau enterpreneur. Enterpreneur menjadi salah satu indikator kualitas SDM
pada negara maju dan makmur. Negara yang maju dan makmur merupakan salah satu ciri
utamanya memiliki jumlah entrepreneur sedikitnya 2% dari jumlah penduduknya.
Sedangkan, Indonesia hanya sebesar 0,18%.
Kualitas SDM dan kemampuan iptek menjadi dasar penciptaan berbagai kreativitas dan
inovasi (kapasitas inovatif ) di daerah menjadi unsur penting penciptaan nilai tambah di
berbagai sektor dan mewujudkan kesejahteraan yang inklusif dalam koridor ekonomi. (RAP)
Sejak zaman orde baru hampir semua pemerintah daerah berupaya menarik investor
sebanyak mungkin ke daerah mereka. Mereka membangun berbagai prasarana transportasi,
merancang wilayah industri, menawarkan berbagai kemudahan ijin, dan insentif
pajak.tawaran semacam ini diharapkan akan menarik para investor datang berinvestasi ke
wilayah mereka. Upaya menarik investor bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada wilayah yang
sudah melakukan berbagai kebijakan tapi tidak mampu menggaet minat investor. Namun di
lain pihak ada wilayah tertentu mengalami krisis lahan karena banyaknya investor yang
berminat.
Layaknya negara, sebuah wilayah harus secara aktif melakukan hubungan ekonomi dengan
wilayah lain untuk meningkatkan kemakmuran. Setiap wilayah perlu memperhatikan surplus
neraca perdagangan. Wilayah yang kompetitif cenderung mempunyai surplus perdagangan
sedang wilayah yang kurang kompetitif sering mengalami defisit neraca perdagangan.
Analisis semacam ini masih belum banyak karena data statistik perdagangan di daerah
belum tersedia secara memadai. Memang analisis perdagangan wilayah cukup rumit karena
selain proses perdagangan berlangsung antar satu wilayah dengan wilayah lain dalam negara
yang sama, tidak tertutup kemungkinan proses perdagangan berlangsung antar satu wilayah
dengan luar negeri (amstrong 1993).
Biasanya data perdagangan antar wilayah jarang tersedia, bahkan dalam banyak hal
dianggap tidak terlalu penting. Banyak daerah hanya mengumpulkan data sekedar memnuhi
tuntutan administrasi pusat dan belum melihat manfaat pengadaan data. Sebenarnya data
perdagangan dari suatu wilayah dengan wilayah lain akan sangat membantu pengambil
kebijakan memetakan tujuan pasar ekspor produk lokal.
Pemerintah daerah dapat mendorong tumbuhnya entrepreneur melalui kebijakan mikro dan
budaya. Kebijakan mikro yaitu melalui pemberian bantuan kepada usaha perorangan.
Misalnya, jika ada pengusaha yang kekurangan modal maka pemerintah bisa membantu
dengan memberi kredit yang telah disubsidi. Diharapkan dengan subsidi tersebut pengusaha
kecil akan mempunyai margin yang cukup besar untuk pengembangan usaha lebih lanjut.
Terlepas dari kedua kebijakan di atas, kebijakan makro harus mendapat perhatian khusus
pemerintah. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan pemerintah:
Pemerintah menjamin agar sistem pasar bisa bekerja dengan baik. Menjamin sistem pasar
artinya pemerintah sedapat mungkin tidak terlibat terlalu jauh dalam aktivitas ekonomi.
Keterlibatan pemerintah terlalu jauh bisa fatal bagi pembangunan ekonomi wilayah karena
kecenderungan terjadinya moral hazard. Pengusaha yang potensial bisa saja tersingkir
karena favoritisme pemerintah,
Memang ada keraguan terhadap kemampuan usaha kecil menengah melakukan inovasi.
Untuk melakukan inovasi dibutuhkan dana yang cukup besar dan pasar yang luas. Usaha
kecil menengah tampaknya sulit memenuhi dua kondisi di atas. Namun demikian usaha kecil
menengah dapat memainkan peran menjadi pemasok perusahan besar melalui sub-
contracting. Dengan kerja sama seperti ini otomatis akan terjadi proses pemerataan karena
adanya efek menetes ke bawah.
Dalam rangka pembentukan dan pengembangan usaha kecil maka dibutuhkan kebijakan
kewirausahaan. Pengalaman selama ini ada 3 strategi yang ditempuh pengambil kebijakan
mendorong usaha kecil:
Menarik usaha baru dari luar wilayah. Hal ini dilakukan jika stok entrepreneur lokal belum
mencukupi sehingga banyak wilayah yang belum terlayani;
Mendorong pembentukan usaha baru. Pemerintah mengambil langkah ini jika pemerintah
merasakan minat masyarakat lokal masuk ke sektor entrepreneurial masih kurang.
Kebijakan pemerintah di atas perlu ditunjang pula dengan kebijakan kelembagaan. Ada 4 hal
yang biasanya menjadi perhatian pemerintah:
Membuat aturan yang mendukung dunia usaha. Peraturan yang dibuat harus
memperhatikan apakah dunia usaha dimungkinkan berkembang baik atau tidak. Sering
terjadi aturan pemerintah daerah justru mematikan usaha kecil dan menengah.
Kebijakan insentif pajak. Pemerintah juga dapat membuat kebijakan insentif pajak dengan
mengurangi atau bebas pajak untuk jangka waktu tertentu. Kebijakan ini dimaksudkan agar
usaha kecil menengah mempunyai margin usaha yang lebih besar yang nantinya dapat
dipakai sebagai perluasan usaha.
Bantuan keuangan langsung. Pemerintah dapat memberi bantuan langsung dalam bentuk
menyiapkan tempat usaha atau bantan kredit lunak. Khusus untuk bantuan kredit masih
menjadi perdebatan, karena dianggap tidak mendidik para pengusaha menjadi mandiri.
Membuat lembaga konseling bagi usaha baru. Dalam rangka mendirikan lembaga konseling,
pemerintah dapat menjalin bekerja sama dengan pusat pengembangan usaha kecil dan
menengah, jaringan bisnis, dan inkubator yang menawarkan program bantuan manajemen
dan teknis yang dapat meningkatkan kesadaran kewirausahaan dan bantuan lain tentang
bagaimana suatu usaha dijalankan.
Bantuan fasilitas. Pemerintah dapat mendirikan inkubator dalam rangka memberi dukungan
terhadap usaha yang baru tumbuh agar menjadi dewasa. Dukungan yang dimaksud adalah
pengembangan manajemen.
Pembentukan modal. Pada akhirnya sebuah usaha membutuhkan modal uang dalam
rangka membangun dan mengembangkan usaha.
Demikian juga konsumen dapat menikmati berbagai produk yang tidak dihasilkan oleh
produsen lokal.Keunggulan komparatif mungkin saja merupakan inti dari teori perdagangan
dan spesialisasi, tetapi tidak selalu berhubungan erat dengan diskusi mengenai daya saing
yang terjadi di dunia nyata. Contoh nyata adalah fenomena. Kemakmuran suatu negara
haruslah diusahakan. Michael E. Porter dalam bukunya yang berjudul The Competitive
Advantage of Nations (1990) juga menegaskan bahwa kemakmuran negara bukanlah
merupakan sebuah warisan. Kemakmuran tidak bergantung dari melimpahnya sumber daya
alam, tenaga kerja, tingkat suku bunga, ataupun nilai tukar mata uang asing, seperti
halnya yang diutarakan kaum ekonom klasik yang mengagungkan pentingnya perdagangan.
Daya saing negara bergantung dari kapasitas industri negara tersebut untuk terus berinovasi
dan berkembang. Oleh karena itu, meskipun diyakini memberi banyak manfaat, sebagian
orang berpandangan skeptis tentang manfaat yang didapatkan melalui perdagangan,
khususnya perdagangan internasional. Perdagangan internasional juga membuat khawatir
produsen dalam negeri atas keberadaan pasar dari barang yang diproduksinya, oleh karena
itu sejak zaman klasik sampai sekarang masih saja ada kesangsian, tidakkah lebih baik kalau
penduduk dari negara tertentu membeli produk yang dihasilkan negaranya sendiri karena
akan menciptakan lapangan kerja.
Murahnya produk Cina tidak hanya karena biaya input (terutama upah tenaga kerja) yang
rendah, namun China juga memberlakukan nilai tukar yang tetap rendah (undervaluation of
Yuan) terhadap mata uang dolar AS sebagaimana yang dituding oleh negara Amerika Serikat.
Selain itu, pemberlakuan tax duty juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya
produk-produk ekspor Cina. Menurut hasil studi ASEANChina Working Group on Economic
Cooperation, FTA ASEANCina diperkirakan dapat memberi keuntungan bagi kedua belah
pihak. Ekspor ASEAN ke Cina akan meningkat sebesar 48 persen dan ekspor Cina ke ASEAN
akan meningkat 55,1 persen. GDP riil ASEAN diperkirakan bertambah sebesar US$5,4 miliar
(0.9 persen) dan GDP riil Cina akan meningkat sebesar US$ 2,2 miliar (0,3 persen). Kenaikan
GDP anggota ASEAN terbesar akan dinikmati oleh Vietnam (2,15 persen), sedangkan
Indonesia (1,12 persen) sedikit lebih rendah dari Malaysia (1,17 persen).
Melihat kondisi yang ada, Indonesia perlu segera mempertajam orientasi kebijakan
pembangunan industri, agar lebih searah dengan tantangan persaingan ke depan. Tanpa
daya saing, potensi pasar Indonesiayang kini menduduki ranking 15 dunia hanya akan
dinikmati produk asing.
Dengan jumlah penduduk yang besar dan terus bertambah, Indonesia sangat membutuhkan
keberadaan industri yang kuat, berdaya saing di pasar dalam negeri maupun global. Industri
adalah kunci bagi peningkatan kualitas hidup bangsa, sekaligus kunci bagi ketahanan
perekonomian nasional. Perlu kebijakan yang didukung seluruh pemangku kepentingan,
untuk menempatkan pasar dalam negeri sebagai basis pengembangan industri dalam
negeri.Oleh sebab itu dalam menghadapi diberlakukannya sistem Perdagangan
Bebas/Liberalisasi Pasar Global (tidak hanya ACFTA), pemerintah diharapkan melihat
masalah yang dihadapi industri nasional dalam sudut pandang yang lebih luas. Jangan hanya
sekadar dengan langkah defensif/protektif, namun kita harus berpikir bahwa pertahanan
paling baik adalah dengan kebijakan ofensif.
Dalam Roadmap Industri 2010-2015 yang diserahkan Kadin kepada pemerintah belum lama
ini, disebutkan sejumlah rekomendasi tentang tindakan yang perlu ditempuh pemerintah
bersama dunia usaha sebagai guideline. Ini diperlukan untuk menjaga dan menciptakan
persaingan yang sehat, serta melakukan pengawasan lebih ketat terhadap peredaran barang
di pasar domestik.Sesungguhnya banyak di antara produk industri nasional yang berdaya
saing cukup bagus, bahkan mampu menembus pasar negara maju. Namun, mereka sering
kehilangan daya saing di pasar dalam negeri sendiri akibat iklim persaingan tidak sehat, baik
akibat peredaran produk ilegal maupun karena tak adanya standarisasi produk. Produk
domestik harus didorong agar dapat bersaing dengan barang impor. Untuk itu, program
insentif industri harus terus dilanjutkan, seperti kebijakan pembatasan pelabuhan impor
untuk produk/ komoditas tertentu. Di sisi lain, perlu larangan ekspor segala jenis bahan baku
mentah agar industri lokal tercukupi kebutuhannya. Pengembangan industri hilir
(pengolahan) juga harus dilanjutkan. Insentif pengembangan industri tertentu dan di daerah
tertentu harus diperluas, termasuk memperkenalkan tax holiday (pembebasan pajak).Perlu
terobosan percepatan proses dan penerapan standar nasional Indonesia (SNI), termasuk
konsistensi pengawasan barang beredar. Menurut data Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri Departemen Perindustrian, per Januari 2009 hanya 84 produk
industri yang menerapkan standar nasional Indonesia (SNI), dari sekitar 4.000 produk
manufaktur yang beredar. Dari 84 SNI itu, hanya 39 produk yang telah diberlakukan SNI
wajib dan sudah dinoti-fikasi ke WTO.Terobosan percepatan implementasi harmonisasi tarif
dan berbagai kebijakan fiskalpun diperlukan. Dalam hal ini, berbagai instrumen fiskal yang
memungkinkan untuk menekan biaya produksi dan biaya usaha perlu dimanfaatkan untuk
meningkatkan daya saing produk industri nasional. Misalnya, fasilitas pajak pertambahan
nilai (PPN) serta bea masuk (BM) bahan baku dan bahan baku penolong.
Untuk menghadapi Perdagangan Bebas, kita juga perlu mengoptimalkan berbagai kerja
sama ekonomi bilateral seperti Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (U-EPA),
khususnya untuk memperkuat Struktur Industri.. Dalam IJ-EPA a.l. disebutkan adanya
keharusan Jepang untuk membantu capacity building sektor industri. Ini perlu dimanfaatkan
secara optimal untuk meningkatkan daya saing industri domestik.
Pemerintah juga perlu memperkuat peran dan fungsi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI),
karena selama ini komite ini kurang optimal. Padahal, perannya sangat penting agar
Indonesia bisa menerapkan bea masuk antidumping (BMAD), guna membentengi pasar dari
persaingan tidak sehat berupa dumping (harga jual ekspor lebih murah dibanding ke pasar
dalam negeri). Peran KADI kian penting karena sangat mungkin di tengah arus perdagangan
bebas, banyak negara yang memberi insentif, baik secara langsung maupun tidak langsung,
kepada industrinya, melalui berbagai kebijakan di dalam negerinya.
Selain itu perlu kemudahan akses pembiayaan bagi industri (untuk permodalan revitalisasi
permesinan/pabrik) meski tingkat bunga kredit kecil kemungkinan dapat serendah di negara
kompetitor. Perhatian perbankan terhadap sektor industri tergolong minim sehinggga
pembiayaan untuk revitalisasi permesinan/pabrik sangat sulit diperoleh. Padahal revitalisasi
sangat penting dilakukan untuk meningkat daya saing karena banyak diantara industri
nasional yang mesin-mesinnya sudah tua.
Ke depan, mungkin dapat diusulkan pendirian bank khusus industri (contohnya seperti BEI
untuk pembiayaan ekspor), yang diharapkan bisa memahami risiko dan kondisi industri.
Dengan demikian, ada kesamaan persepsi antara perbankan dan pelaku industri.Selain itu
juga perlu sinkronisasi pengembangan riset dan teknologi dengan industri agar kebijakannya
sejalan dan fokus. Dalam hal ini harus ada insentif bagi industri yang melakukan
pengembangan riset dan teknologi guna menarik investasi dengan teknologi yang lebih
maju.
Dari sedemikian kompleksnya permasalahan yang di hadapi sektor industri manufaktur, hal
yang paling mendesak diselesaikan segera adalah pembenahan masalah infrastruktur,
termasuk jaminan pasokan energi. Pemerintah harus menjamin kecukupan pasokan energi
(termasuk gas alam) dan memberi insentif terhadap setiap upaya diversifikasi energi yang
lebih ramah lingkungan. Di sisi lain, percepatan realisasi infrastruktur lainnya yang sempat
tertunda, terutama akses jalan dari/ke pelabuhan dan kawasan industri, juga harus
diselesaikan. Dalam hal ini, sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah perlu ditingkatkan. Ini
dilakukan agar bisa terwujud percepatan pembangunan infrastruktur dan jaminan pasokan
energi seperti listrik. Yang juga tak kalah penting, seharusnya ekonomi biaya tinggi harus
bisa dihilangkan, jika industri kita diharapkan bisa bersaing .
and policy makers. Praktek social entrepreneur ini juga berkembang pada tahun 200 ,
dengan persentase !,!" dari populasi penduduk di #nggris yang terlibat dalam beberapa jenis
kegiatan yang berfokus pada masyarakat atau tujuan sosial, baik itu sebagai start$up
venture or as owner$managers of that venture. %elain itu, terdapat penghargaan bagi
praktisi, seperti %koll &oundation's (ward for %ocial )ntrepreneurship and
Fast Company
maga*ine's %ocial +apitalist (wards.Meskipun meningkatnya minat dalam social
entrepreneur, namun definisi social entrepreuner telah banyak dikembangkan di sejumlah
bidang yang berbeda, mulai dari tidak untuk profit, untuk profit, sektor publik, dan
kombinasi dari ketiganya. al ini menghalangi penelitian$ penelitian empiris untuk
mengkaji social entrepreneur itu secara mendalam. Misalnya, kegagalan untuk mengukur
dan membandingkan konsistensi kinerja dari social entreprenuer, yang pada akhirnya
membatasi kemampuan kita untuk memahami unsur$unsur yang dipercaya dapat
menumbuhkan kewirausahaan sosial.-ntuk menjembatani kesenjangan antara pemahaman
kita tentang kewirausahaan sosial dan peningkatan pengetahuan yang bisa membantu
dalam meneliti dan mengembangkan bidang ini, maka artikel ini yang pertama muncul untuk
menganalisa keadaan saat pertukaran intelektual di kalangan pemikir$pemikir teoritis dan
menyoroti potensi daerah perbaikan.
Tema investasi terus di dengungkan oleh Pemkab Banyumas sebagai bagian dari upaya
meningkatkan kesejahteraan rakyat Banyumas. Tema investasi tidak hanya sebatas
ketersajian peta potensi yang sudah dilakukan oleh Pemkab Banyumas dengan sungguh-
sungguh, tetapi memerlukan respon positif dari kalangan dunia usaha untuk
menindaklanjutinya ke dalam dataran optimalisasi potensi menjadi karya berimplikasi luas,
khususnya dalam peningkatan kualitas perekonomian masyarakat.
Sinkronisasi antara Pemda dan Dunia Usaha menjadi suatu keharusan, sehingga targetan-
targetan pembangunan menjadi tepat sasaran. Untuk itu, komunikasi antara pemerintah
dan pelaku usaha perlu di intensifkan sehingga kedua nya bisa berjalan seiring sejalan,
saling mendukung dan bahu membahu dalam satu judul yang sama; membangun
Banyumas.
Untuk itu, pelaku usaha harus mengambil inisiatif dan memperkuat diri lewat
menumbuhkembangkan organisasi. Hal ini menjadi penting, apalagi dikaitkan dengan
perkembangan global yang menegaskan batas-batas wilayah dan bahkan negara. Di era
informasi yang demikian maju, segenap pelaku dunia usaha dipaksa keadaan untuk
menyesuaikan diri .
Data lapangan menunjukkan bahwa hingga 2012 ada 27 (dua puluh tujuh) asosiasi di
lingkungan Kab.Banyumas dan yang terekam di Kadin Banyumas baru 13 (tiga belas)
Assosiasi. Ironisnya, sebagian pelaku usaha masih menilai peran asosiasi-asosiasi yang ada
dalam naungan Kadin Banyumas ini belum menjalankan fungsinya secara optimal. Hal ini
menimbulkan satu pertanyaan; apa yang menjadi penyebab utamanya???.
Ini memerlukan solusi integratif mengingat tingkat urgensi eksistensi asosiasi, khususnya bila
dikaitkan dengan geliat usaha di lingkungan Kabupaten Banyumas. Tak bijak menyalahkan
siapapun, tetapi yang terbaik saat ini adalah menumbuhkan gairah dan spirit baru untuk
menyemangati kembali asosiasi-asosiasi yang ada. Upaya ini bisa dilakukan secara bottom-
up maupun dengan menggunakan metode top down. Ini hanya masalah pilihan metode saja
yang kesemuanya mengarah pada satu tujuan yang sama, yaitu: semakin semaraknya dunia
usaha. Satu hal yang menjadi catatan, kesemarakan dunia usaha pasti akan berpengaruh
pada tingkat kehidupan perekonomian masyarakat Banyumas.
Untuk itu, sebagai wadah bersatunya para pelaku usaha, asosiasi harus berinisiatif
mencerahkan kembali perwajahannya. Nilai-nilai kebaikan dan implikasi positif dari
solidnya asosiasi selayaknya dijadikan jargon untuk membangun kesadaran dan sekaligus
meningkatkan keinginan segenap pelaku usaha untuk bergabung dan berpartisipasi aktif di
dalamnya. Korelasi peningkatan eksistensi asosiasi dengan peningkatan kapasitas usaha dari
anggotanya harus terbangun di setiap asosiasi. Aplikasi ragam pendekatan harus
dikembangkan untuk membentuk kembali semangat korsa di tiap-tiap assosiasi. Dengan
demikian assosiasi akan menjadi sumber inspirasi bagi anggotanya untuk mengembangkan
usahanya masing-masing.
Sebagai illustrasi, pengingat dan sekaligus penyemangat, berikut ini disadur beberapa
kebermanfaatan dari ber-asosiasi, antara lain :
1. Sumber informasi. Fakta menunjukkan bahwa kemajuan teknologi telah membuat
informasi semakin terbuka dan bahkan menembus batas-batas kewilayahan bahkan negara.
Perkembangan informasi yang begitu cepat perlu di ketahui dan sekaligus disikapi dengan
arif. Untuk itu, asosiasi perlu menyajikan ragam informasi berkaitan dengan profesi yang
sedang dijalankan oleh anggotanya.
2. Media pemberdayaan anggota. Persaingan yang tak mengenal batas kewilayahan
memaksa pelaku usaha untuk memberdayakan diri lewat peningkatan kapasitas untuk
menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan di back up oleh manajemen yang
tangguh. Lewat asosiasi, bisa dilakukan ragam aktivitas peningkatan kapasitas yang
berujung pada peningkatan daya saing.
3. Media strategis membentuk jaringan antaranggota. Jaringan adalah cara
memperkuat diri. Terkadang, pada satu titik tertentu, seorang pengusaha memiliki peluang,
tetapi disisi lain punya keterbatasan menindaklanjutinya. Pada titik inilah jaringan
mutualisme sebagai jembatan untuk meraih kesuksesan bersama.
4. Media penghubung anggota pada harapan yang lebih luas. Hal ini bisa berbentuk
perkembangan market, peningkatan modal dan lain sebagainya.
5. Media perjuangan penyampaian aspirasi dan idealisme. Setiap jenis usaha memiliki
tensi dan idealisme nya sendiri-sendiri. Dalam hal ini, asosiasi memegang peranan penting
dalam mengakomodir segala gagasan dan pemikiran serta mengembangkan nilai-nilai
perjuangan.
6. Media Diskusi dan konsultasi. Dinamika usaha sering tak tertebak sehingga
situasinya sering menjadi tidak terkendali. Goncangan sering datang dan berakibat pada in-
stabilitas usaha itu sendiri. Lewat asosiasi, anggota bisa berbagi cerita dan bukan tidak
mungkin tertemukan solusi atas ragam permasalahan yang sedang dihadapi seorang
anggota.
7. Sebagai media pelindung. Setiap usaha mengidamkan stabilitas. Namun demikian,
perjalanan usaha terkadang memerlukan perlindungan yang lebih. Pada fase inilah
diperlukan assosiasi untuk melindungi dan memberikan rasa aman dan nyaman bagi
anggotanya dalam menjalankan usaha.
8. Sebagai media pembentukan iklim persaingan sehat. Asosiasi pengusaha biasanya
terbentuk dari keseragaman aktivitas, sehingga persaingan adalah bagian yang tidak
terhindarkan diantara anggota asosiasi itu sendiri. Namun demikian, terbentuknya ikatan
moral yang kuat diantara sesama anggota asosiasi, secara otomatis akan terbentuk nuansa
persaingan yang sehat.
9. dan lain sebagainya
Sebagai sebuah stimulan, salah satu upaya menekan tingginya angka pengangguran adalah
menumbuhkembangkan dunia usaha. Untuk itu, lahir dan tumbuh kembangnya para
wirausahawan sangat diharapkan banyak pihak. Hal ini bisa difahami sebab implikasi dari
pengangguran bisa menjadi sumber keresahan sosial yang menyesakkan.
Atas cara baca itu, pengembangan usaha para wirausahawan hendaknya tidak hanya
difahami sebagai upaya memupuk pertumbuhan modal, tetapi juga sebagai upaya
meningkatkan kebermanfaatan bagi banyak orang. Dengan demikian, pada saat para
pengusaha mengembangkan karyanya, pada saat yang sama pengusaha tersebut juga
sedang meningkatkan kemuliaannya dipandangan Sang Pencipta.
F. Penghujung.
Demikian pemikiran sederhana tentang urgensi membangun kembali eksistensi asosiasi
dengan segala implikasi positifnya dalam makna luas. Semoga bisa menginspirasi kebaikan,
khususnya dalam meningkatkan geliat dunia usaha di wilayah Kab. Banyumas. Selamat
Mengembangkan Karya dan sekaligus meningkatkan kemuliaan dipandangan-Nya....!!!!!
PERTEMUAN KE 9 DAN 10
TEKNIK NEGOSIASI
Teknik-teknik Bernegosiasi
Negosiasi adalah sebuah kemampuan yang sangat penting, baik untuk kehidupan pribadi maupun
bisnis.
Semua orang sebenarnya bisa menjadi negosiator ulung. Yang perlukan hanyalah kemampuan untuk
mengetahui: kapan sebuah situasi siap untuk dinegosiasikan, siapa dari pihak lawan yang punya
kekuasaan untuk mengambil keputusan, dan tahu teknik-teknik negosiasi.
Berikut ini taktik-taktik negosiasi yang akan membuat anda menjadi seorang negosiator yang efektif.
Posisi anda dalam negosiasi akan meningkat jika anda sudah tahu alternatif terbaik anda. Alternatif
terbaik adalah hasil kesepakatan yang lebih anda sukai dibanding yang diusulkan oleh pihak lain.
Jika anda sudah mendefenisikan sejak awal, maka kecil kemungkinannya anda untuk menyetujui
sesuatu selama diskusi yang emosional dan setelah itu menyesalinya.
Anda akan memiliki sebuah keunggulan dan berada dalam posisi yang bisa menghasilkan
kesepatakan lebih baik jika anda memahami apa yang menjadi motivasi pihak lain, dan alasan
"tersembunyi" apa yang yang berada dibelakang posisi mereka.
Sebagai contoh, seseorang yang terpaksa harus menjual rumah karena perusahannya telah
memindahkannya ke daerah lain, mungkin tidak akan mau mengurangi harga yang dimintanya,
sebab dia tahu bahwa perusahaannya telah setuju untuk membeli rumah tersebut jika dia tidak bisa
menjualnya.
Ini adalah sesuatu yang penting untuk diketahui, karena jka perusahaan tidak menyediakan
keuntungan dari relokasi, maka dia mungkin terpaksa harus menerima harga yang lebih murah agar
bisa pindah.
Jika anda adalah pihak yang menawar rumah, maka mengetahui keputusan apa yang melandasi sang
penjual akan menjadi suatu keuntungan bagi anda.
Jadi, persiapkan negosiasi dengan cara mengontrol setting agar bisa menguntungkan anda, dan
bukan menguntungkan pihak lain.
Jika anda merasa bahwa pihak lain lebih tahu dibanding anda, maka sepertinya anda jadi tidak
menyukai mereka dan bertahan, dari pada memberikan mereka "keuntungan." Ini bisa menghambat
kesepatakan dan pada akhirnya merugikan anda.
Persiapkan negosiasi dengan memiliki pihak luar yang berwenang untuk mengukur atau menimbang
posisi dari masing-masing pihak, berdasarkan kriteria yang objektif.
Begitu kedua belah pihak sepakat mengenai semua masalah yang akan dinegosiasikan, maka anda
seharusnya mengelompokkan beberapa item dalam daftar tersebut menjadi sebuah "paket" dan
mulai menegosiasikannya untuk mendapatkan solusi yang sama-sama menguntungkan.
Strategi ini bisa digunakan untuk membangun rasa saling percaya dalam proses bernegosiasi.
Tuntutan anda seharusnya cukup tinggi untuk memberikan ruang agar bisa berkompromi, tapi juga
tidak terlalu tinggi sehingga membuat pihak lain membatalkan negosiasi.
Realistislah, dan kemudian nilailah tuntutan tersebut dari sudut pandang pihak lawan. Jika anda
mengangap bahwa tuntutan anda itu menggelikan, maka sepertinya pihak lawan juga akan
mempunyai anggapan yang sama.
Taktik 8: Rutinitas Good Guy/Bad Guy.
Rutinitas "good guy/bad guy" itu sangat berguna.
Salah satu anggota team anda akan bersikap bersahabat pada orang-orang dari pihak lawan
(menjadi good guy) agar mendapat kepercayaan dan support dari mereka.
Sementara itu, anggota team yang lain akan bersikap menyulitkan, maran, mengancam, dan lain-
lain, (menjadi bad guy) dan menyiratkan bahwa dia akan mempertahankan tuntutannya.
Maka, pihak lawan akan berusaha untuk menghindari konfrontasi dan memusuhi sang "bad guy,"
sehingga mereka sepertinya akan lebih memilih untuk bekerja sama dengan anda.
Hal-hal positif ini adalah bagian dari target dan tujuan anda. Kemukakan hal ini semenjak awal
negosiasi dan gunakan hal ini sebagai rujukan selama proses negosiasi berjalan, terutama saat situasi
sepertinya tidak berjalan lancar. Sebelum memulai, anda harus benar-benar jelas mengenai apa
yang anda berdua miliki sebagai kesamaan.
Deadline juga bisa ditentukan oleh kedua belah pihak saat mereka ingin memberikan tekanan pada
diri masing-masing agar bisa menghasilkan kesapakatan secepat mungkin. Sebuah deadline bisa
membantu anda untuk menghasilkan kesepakatan yang sebaik mungkin dalam waktu yang sesingkat
mungkin, tapi juga bisa menjadi musuh anda jika anda menetapkan deadline yang tidak realistis atau
gagal membuat rencana untuk menepatinya.
Kesepakatan itu mengindikasikan pada pihak lain bahwa anda adalah seorang negosiator yang layak,
dan bahwa anda memasuki arena negosiasi dengan niat untuk mencapai kata sepakat.
Coba pertimbangkan untuk memulai negosiasi dengan memberikan penawaran yang anda yakin
bahwa pihak lain akan segera menyetujuinya tanpa lebih dulu berargumentasi. Anda juga bisa
berusaha untuk menyetujui sesuatu yang ditawarkan oleh pihak lain diawal negosiasi, tanpa
menyarankan untuk melakukan perubahan atau modifikasi.
Tampilkan kesan bahwa posisi dan tuntutan anda adalah satu-satunya hal yang logis, dan abaikan
atau tolak semua kelemahan yang ada didalamnya. (Setelah proses negosiasi berjalan, anda mungkin
akan harus memodifikasi sikap anda jika ingin mencapai kesepakatan.)
Selama masa bersikap, carilah indikasi dari pihak lain mengenai apa yang dia percayai sebagai posisi
terbaiknya. Bersikap memang sebenarnya hanyalah "akting," tapi itu jua asalah sebuah sumber
informasi berharga yang bisa membantu melancarkan proses negosiasi untuk mencapai
kesepakatan.
Penawaran yang terburuk adalah penawaran yang terlalu tinggi sehingga pihak lain akan segera
menerimanya, atau dikenal juga sebagai "Kutukan Pememang." (Anda memenangkan posisi anda,
tapi anda merasa dikutuk karena telah memberikan terlalu banyak, dan tidak bisa mengurungkan
niat tanpa merusak kesepakatan.)
1. Biarkan pihak lain yang pertama kali memberikan penawaran (ini berarti
bahwa anda harus memberikan peluang untuk menjadi pengendali dari proses
negosiasi, yang sebenarnya bisa sangat bermanfaat);
2. Mulailah dengan sebuah angka lama, misalnya harga tahun lalu; atau
3. Berikan penawaran yang tidak realistis (misalnya menawarkan harga 150
juta untuk rumah yang tiga tahun yang lalu terjual dengan harga 185 juta).
Pihak lain mungkin juga akan membalas dengan penawaran yang menggelikan,
sehingga akan membutuhkan kelonggaran yang besar dari masing-masing pihak.
Hindari untuk memberikan terlalu banyak. Pikirkan dulu semuanya sebelum anda membuat atau
menerima penawaran pertama.
A. MAKNA SPIRITUAL
B. KECERDASAN DAN SUMBER SUMBER SPIRITUAL
C. KEUNTUNGAN SPIRITUAL BAGI PRIBADI
D. MANFAAT MENERAPKAN SPIRITUAL COMPANY (PERUSAHAAN)
E. FASILITAS UNTUK PENGEMBANGAN SPIRITUALITAS
F. MAKNA DAN PRINSIP PRINSIP SPIRITUAL-PRENEUR
G. STRATERGI MEMBANGUN BUDAYA SPIRITUAL-PRENEUR
H. PERILAKU YANG MUNCUL DALAM SPIRITUAL-PRENEUR
A. MAKNA SPIRITUAL
Bersyukur (gratitude) diajarkan di hampir semua agama dan merupakan suatu hal
yang dominan dalam bidang motivasi dan pengembangan diri. Sebetulnya apa sih
bersyukur itu dan kekuatan apa yang ada didalamnya?
Di dalam literatur Barat mengenai kekayaan dan kesuksesan, selalu terdapat syukur
didalamnya.
Dalam bukunya "The Secret" karangan Rhonda Byrne yang terkenal dengan prinsip
"Law of Attraction" atau hukum tarik menarik, poin intinya adalah bersyukur.
"Melalui semua yang telah saya baca dan alami dalam hidup dengan menggunakan
rahasia ini, kekuatan syukur lebih menonjol dibandingkan yang lain" - Rhonda Byrne
"Syukur adalah jalan yang mutlak untuk mendatangkan lebih banyak kebaikan ke
dalam hidup anda" - Marci Shimoff
Dalam bukunya Joe Vitale "The Attractor Factor", Hukum Ketertarikan untuk
menciptakan apapun yang Anda inginkan dalam hidup, kunci utamanya adalah
bersyukur.
Begitu juga dengan buku kesuksesan klasik karya Wallace D. Wattles, "The Science of
Getting Rich" yang menjadi acuan pemikiran dari pengarang Barat dalam bidang
kesuksesan dan pengembangan diri, juga berfokus pada rasa syukur (gratitude).
Pembahasan penting dari rasa syukur juga mendasari pemikiran Erbe Sentanu
(Quantum Ikhlas), Ary Ginanjar (ESQ), dan Ust. Yusuf Mansur (Kekuatan Infaq) serta
lebih jauh lagi di dalam agama Islam, terdapat kalimat syukur yang berulang-ulang
dalam Al-Qur'an.
Rasa syukur mendasari dan diaplikasikan dalam semua ibadah dalam Islam : melalui
do'a, dzikir, sholat dan zakat merupakan perwujudan dari rasa syukur dan jalan
bertaqwa kepada Allah SWT.
Berkah adalah hadiah dari Yang Maha Kuasa, bersyukur adalah tindakan sadar untuk
mengambil hadiah tersebut.
Jadi, sudahkah kita bersyukur ?
Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan
seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan,
memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit,
mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan
hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri
dan membuat seseorang mengerti akan makna hidupnya.
Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall (2001) dan Sinetar (2001), kecerdasan spiritual
memiliki tujuh ciri:
1. Mempunyai kesadaran diri mendalam, sehingga bisa menyadari situasi dan kondisi yang
datang dan menanggapinya dengan positif.
2. Mempunyai visi dan memahami tujuan hidup, sehingga kualitas hidupnya diilhami oleh
visi dan nilai-nilai kebaikan yang dianutnya.
3. Mampu bersikap fleksibel secara spontan dan aktif untuk mencapai hasil yang baik,
berpandangan yang pragmatis (sesuai kegunaan) dan efisien tentang realitas.
6. Mampu menjadi sumber inspirasi bagi orang lain, mempunyai gagasan-gagasan yang
segar, unik dan spektakuler.
7. Mampu melakukan refleksi diri dan memilah-milah mana yang menjadi prioritas dalam
hidupnya.
Dr. H. Arief Racman, M.Pd. menggambarkan SQ sebagai kecerdasan yang terdiri dari lima
komponen:
1. Kecerdasan meyakini Tuhan sebagai Penguasa, Pelindung dan Pemaaf, dan kita percaya
kehadiran Yang Maha Kuasa serta penyertaan-Nya di dalam kehidupan kita.
2. Kemampuan untuk bekerja keras, minta bimbingan Tuhan, yang mendorong seseorang
memiliki etos kerja yang tinggi dan berusaha sungguh sungguh melakukan berbagai
aktivitasnya.
3. Kemampuan dan kemauan untuk kokoh untuk melakukan ibadah setiap hari kepada Sang
Khalik secara disiplin, taat dan berkesinambungan.
4. Kemampuan untuk sabar dan bertahan dalam berihktiar supaya tidak mudah putus asa
dan menyerah dalam menghadapi kesulitan demi kesulitan.
5. Menerima keputusan terakhir dari Tuhan, segala sesuatu yang terjadi atas seizin dan
sepengetahuan Tuhan, sehingga hal ini mendatangkan ketenangan hidup.
Dengan lima komponen itu akan terbentuk manusia yang bermental pemenang, mau
bekerja keras dan tak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan, namun tepat
menempatkan diri dalam posisi sebagai hamba yang tunduk dan patuh kepada Tuhan. Orang
yang memiliki kualitas kecerdasan spiritual yang tinggi tidak hanya mengandalkan rasio dan
emosi saja saat menghadapi persoalan hidup, ia akan merujuk kepada hal-hal yang spiritual,
seperti ayat-ayat Kitab Suci, perkataan orang saleh maupun nasihat-nasihat yang baik. (Herry
P. Jonathan)
Ada tujuh cara meningkatkan kecerdasan spiritual (SQ) dalam kehidupan kita, yaitu:
1. Seringlah melakukan mawas diri dan perenungan tentang diri sendiri, kaitan
hubungan dengan orang lain, dan peristiwa yang dihadapi untuk memahami
makna dari setiap peristiwa yang terjadi.
2. Kenali tujuan hidup, tanggung jawab, dan kewajiban dalam hidup kita. Jika
segalanya mudah, lancar dan membahagiakan, berarti tujuan hidup tersebut
cocok. Sebaliknya, bila banyak rintangan dan kegagalan, berarti tidak cocok.
3. Tumbuhkan kepedulian, kasih sayang dan kedamaian.
4. Pekakan diri terhadap bisikan, inspirasi, dan intuisi. Inilah proses channelling
dengan Tuhan. Datangnya sering bersifat simbolik, terkadang tidak linear.
5. Ambil hikmah dari segala perubahan maupun penderitaan sebagai jalan
untuk peningkatan mutu kehidupan kita.
6. Kembangkan tim kerja dan kemitraan, yang saling asah, saling asih dan saling
asuh.
7. Belajarlah melayani dengan sikap rendah hati di hadapan Tuhan dan sesama.
Jangan menyerah pada kesulitan! SQ mampu mentransformasikan kesulitan
menjadi suatu medan penyempurnaan dan pendidikan spiritual yang
bermakna. SQ yang tinggi mampu memajukan seseorang karena belajar dari
kesulitan dan kepekaan terhadap hati nuraninya.
C. KEUNTUNGAN SPIRITUAL BAGI PRIBADI
Allah SWT berfirman, "... Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan
kamu pemakmurnya." (QS Hud *11+: 61).
Kini, semakin banyak perusahaan yang menyandarkan aktivitasnya pada aspek spiritualitas
(menjadi spiritual company). Berkebalikan dengan perusahaan yang mengabaikan faktor
spiritual dalam operasionalnya, perusahaan-perusahaan yang melandaskan aktivitasnya
pada nilai-nilai spiritual terbukti mampu bertahan dan berkembang secara baik.
Secara umum, diidentifikasikan ada enam manfaat yang didapat perusahaan dengan
menyandarkan bisnisnya pada aspek spiritualitas.
Spirit ibadah kepada Allah menjadi landasan bisnis yang sangat kokoh. Karena, setiap
aktivitas mendapatkan keuntungan yang selalu berkait erat kepada Sang Pencipta (Creator).
Itulah sebabnya tatanan kerja yang terbangun menjadi lebih sakral dibanding sekadar
mendapatkan keuntungan finansial semata. Kekuatan inilah yang menjadi turbin penggerak
semangat berjuang para penganutnya (man). Karena, setiap langkah perjuangan menjadikan
catatan sejarah kehidupan yang abadi.
Yang pasti, landasan peribadahan dalam perjuangan di lahan bisnis harus menuju pada
terciptanya dan terbaginya kemakmuran secara adil (creation) kepada semua pihak yang
terlibat. Yaitu, crew (karyawan), customer (pelanggan), capital provider (pemilik modal), dan
community (masyarakat).
Secara sadar, perusahaan diposisikan sebagai sebuah organisme yang berdiri di atas akar
rumput dan menyandang misi spiritualitas. Kehadirannya bukan hanya sekadar untuk
mendapatkan keuntungan bagi pribadi-pribadi semata. Lebih dari itu, keberadaannya
bertujuan untuk mengangkat marwah manusia secara keseluruhan. Pendekatannya bukan
hanya pragmatis semata. Jauh dari itu, paradigma yang dibentuk adalah membangun
peradaban.
Jika Anda diberi pilihan bekerja di spiritual company atau bukan, manakah yang dipilih?.atau
jika Anda memiliki dan memimpin perusahaan apakah Anda memilih menerapkan spiritual
leadership atau tidak?
Warren Bennis (1994) mengatakan: Seorang leader mampu mencetak leaders berikutnya
untuk menjamin kelangsungan legacy nya.
Pada era industrialisasi untuk menciptakan keunggulan bersaing cukup dengan berpatokan
pada keunggulan manajemen melalui pengetahuan dan keterampilan. Era informasi
menekankan akses dan kecepatan. Memasuki abad ke-21 dirasakan baik keunggulan
pengetahuan maupun informasi tidak cukup untuk kelanggengan hidup perusahaan;
diperlukan wisdom. Muncullah model kepemimpinan baru spiritual leadership.
Paradigma dan model kepemimpinan bisnis tentu saja tidak muncul demikian saja tetapi
seiring dengan munculnya dan kebutuhan yang muncul sumber kekuatan kepemimpinan itu
sendiri. Setiap upaya, proses, dan hasil dilandasi dengan sumber dayanya masing-masing.
Profesor John Zhuang Yang (2007) menjelaskan perkembangan di China melalui proses
transformasi ekonomi, kultural, dan sosial. Keberhasilan reformasi ekonomi China telah
menghasilkan pembangunan kekayaan dan material capital meliputi kekayaan materi,
reputasi, dan sumber daya aset.
Sumber daya manusia (human capital) juga berkembang seiring dengan perkembangan
material capital melalui proses penempaan SDM untuk mengimbangi material capital. Hal ini
seperti dikatakan Gary Becker (1993) bahwa peningkatan kualitas human capital dapat
diperoleh melalui investasi pendidikan formal sekolah, training, dan perawatan kesehatan.
Namun, social capital tidak berkembang baik di China. Fukuyama (1995) mengatakan
perbedaan yang mendasar antara pembentukan human capital dan social capital adalah
human capital lebih mudah dikembangkan.
Tidak demikian dengan social capital yang menentukan tingkat trust antarmanusia yang
lebih berhubungan dengan kultur, warisan sejarah, kebiasaan sosial, latar belakang agama,
dan tradisi.
Dengan meminjam istilah dalam ilmu pasti vektor yaitu adalah besaran yang mempunyai
arah. Material capital, human capital, dan social capital tidak berkembang dengan besaran
dan arah yang sama; terjadi ketimpangan.
Bagaimana mengintegrasikan material capital, human capital, dan social capital? Di sinilah
munculnya konsep spiritual capital. Social capital sulit berkembang jika berangkat dari latar
belakang ras, suku, golongan, dan kepercayaan agama yang berbeda-beda, maka tidak
demikian dengan spiritual capital yang menerima, mengakui pebedaan tetapi tidak
mempermasalahkannya.
Spiritual berasal dari bahasa latin spiritus yang berarti memberikan hidup atau vitalitas
kepada sistem. Spiritual capital menambah dimensi peranan makna dan nilai dari tujuan
yang mendasar makna dari kehidupan manusia (Zohar Marshall, .).
Jadi jelas bahwa spiritual leadership bukanlah kepemimpinan bisnis berbasis agama. Spritual
leadership mengintegrasikan kebutuhan spiritual manusia dengan tiga kebutuhan lainnya,
yaitu fisik (material), mental (human capital), dan sosial.
Dengan demikian, spiritual leadership tetap mementingkan kinerja bisnis dan keuangan
perusahaan, kualitas SDM dan inovasinya, serta kepentingan stakeholders. Masih
ditambahkan spiritus yang merangkum semuanya itu ke dalam tujuan makna hidup
sesungguhnya menjadi seorang manusia.
Tichy & Bennis (2007) dalam bukunya Judgment How Winning Leaders Make Great Call
mengelaborasi bagaimana pemilihan hasil dari keputusan penting bisa membalikkan arah
kinerja perusahaan.
Ada tiga domain manusia, strategi, dan waktu yang kritis. Kemudian ada konstituen,
pengetahuan, kekuatan SDM, fasilitas transformasi kekuatan kepada seluruh jajaran
organisasi. Terakhir pemahaman konteks dan kemampuan melihat pemasalahan dari skala
yang jauh lebih luas dan jauh ke depan. Dengan demikian, kualitas sebuah keputusan tidak
dapat dilepaskan dari kekuatan wisdom yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
Ada makna yang terkandung di dalamnya bahwa melakukan bisnis adalah bagian dari tujuan
yang lebih besar menjadi manusia spiritual seutuhnya bukan hanya jasmani dan mental saja.
Implikasinya adalah rasa kebersamaan melalui pengakuan, penerimaan, dan penghormatan
atas berbagai latar belakang yang berbeda.
Apakah para direksi, eksekutif, staf dan seluruh karyawan secara mayoritas menyukai dan
menikmati pekerjaan dan lingkungannya. Apakah mereka merasa aman dan nyaman bekerja
dan menjalani hidupnya.
Tugas seorang spiritual leader adalah memastikan proses penghidupkan spirit dalam
organisasinya menjadi milik bersama, dirasakan, dan saling dibagikan oleh seluruh dan
kepada anggota organisasi bisnis.
Jadi semestinya bekerja pada spiritual company atau menerapkan spiritual leadership dalam
memimpin perusahaan akan mendatangkan suasana bekerja nyaman, aman, percaya, dan
menyenangkan ada suasana gairah berprestasi di seluruh tingkatan organisasi.
Pendidikan tinggi sudah terlalu lama berkutat dengan knowledge, meskipun belakangan
mulai merambah kepada skill melalui adaptasi kurikulum dan program pelatihan untuk
berperan dalam pengembangan material capital dan human capital. Namun, model spiritual
capital untuk menyelaraskan material capital, human capital, dan social capital belum
banyak disentuh.
Business spiritual leaders mengembangkan spiritual capital sendirian, jumlahnya sedikit, dan
tidak didukung oleh program pendidikan tinggi yang menekankan atau memberikan
pencerahan mengenai pentingnya spiritual capital.
Tidak heran jika kita melihat pengelolaan perusahaan yang tidak etis dan terjadi
penyelewengan di sana sini.
"Spiritualitas juga sangat erat berkaitan dengan konsep jiwa, sehingga menentukan
suatu prinsip bahwa esensi hidup ini bukanlah materi belaka. Maka spiritualitas
tanpa jiwa tidak masuk akal...."
Masih banyak orang yang belum faham betul tentang apa yang dimaksud dengan
spiritualitas. Menurut kamus Merriam Webster spiritualitas memiliki pengertian
tentang sesuatu yang sangat religius, atau sesuatu yang berkaitan dengan semangat
dan hal-hal sakral. Tentu saja melalui pencarian dan pengalaman hidup, seseorang
memiliki kebebasan untuk memaknai tentang pengertian spiritual ini. Pengertian
spiritual ini juga sering dikaitkan dengan agama, terutama yang berkaitan dengan
pertanyaan: apakah agama itu merupakan tujuan dari spiritualitas, atau sebaliknya
bahwa agama adalah sarana dan/atau prasarana untuk mencapai tujuan spiritual?
Spiritualitas juga sangat erat berkaitan dengan konsep jiwa, sehingga menentukan
suatu prinsip bahwa esensi hidup ini bukanlah materi belaka. Maka spiritualitas
tanpa jiwa tidak masuk akal. Konsep jiwa digunakan untuk membedakan antara
manusia dengan hewan. Tentu saja dalam dunia hewan kita tidak akan berbicara
tentang nilai-nilai kemanusiaan, kontemplasi, belas kasih dan hati nurani, atau
diwakili dalam satu kata disebut jiwa.
Namun manusia sebagai mahluk material-biologis tidak terlepas dari sifat hewaniah,
secara faktual manusia memiliki sisi naluri hewaniah sehingga berlomba mengejar
kepentingan material. Bahkan adanya sifat hewaniah ini menjadi sejarah dan evolusi
tentang kisah kemanusiaan. Sebaliknya, tidak diragukan lagi - bagi mereka yang
bukan penganut faham atheis - bahwa kita semua mengakui berasal dari Tuhan. Jika
kita gagal untuk memahami hal ini, kita tidak akan berhubungan dengan sejarah kita
sendiri dan karena itu akan terasing dari jiwa kita sendiri. Oleh karena itu bagaimana
pertamakali kita menjadi manusia? Para evolusionis akan berkata bahwa hal itu telah
terjadi melalui seleksi alam. Para kreasionis akan mengatakan bahwa kita telah
diciptakan sebagai model atau representasi ideal dari Tuhan. Tulisan suci Weda
mengkonfirmasi bahwa representasi ideal bukanlah wujud atau bentuk tertentu.
Dalam kepercayaan Hindu, Tuhan dapat direpresentasikan dalam simbol ikan
(Matsya) atau babi hutan (Varaha), dan bisa juga berupa matahari, bulan dan langit.
Begitu juga bisa memiliki bentuk manusia atau bentuk spiritual seperti Vishnu
dengan empat lengan. Dengan demikian kita diciptakan bukan dalam konsep bentuk,
akan tetapi sebagai konsep ruhaniah. Dengan adanya model atau representasi
tersebut, tidak lain untuk mencerahkan esensi spiritualitas kita yang ideal. Jika
pertanyaannya bagaimana roh ideal kita dihadirkan, maka jawaban yang jauh lebih
mudah adalah dari penderitaan kita di dunia material.
Semangat dan cita-cita yang dibentuk akan menjadi apa yang ada pada kita sekarang.
Dan kini dunia tengah bingung dan tidak pasti tentang kelangsungan hidup dan masa
depan budaya. Apakah kita akan mengalami degradasi atau kita akan bangkit dari
abu pengalaman peperangan yang mengerikan dan segala pembusukan sosial?
Banyak yang skeptis tentang pertanyaan esensi jiwa, tentang cita-cita dan nilai-nilai
kemanusiaan, bahwa hal tersebut masih bisa diharapkan. Dewasa ini orang lebih
suka berpegang pada simplifikasi dari pandangan evolusi Darwinisme, dengan
semboyan survival of the fittest sambil mengenakan dasi dan mobil mentereng . Kita
kembali harus mendefinisikan jiwa kita yang menjamin nilai-nilai kemanusiaan kita:
melebarnya konflik tentang nilai-nilai kemanusiaan dapat mengaburkan visi yang
jelas tentang masa depan. Hanya dari kejelasan demikian, kita bisa berbicara tentang
spiritualitas tercerahkan dan jiwa masyarakat yang terbebaskan.
Sejauh ini, di seluruh dunia, hampir semua konsep telah diambil dari nilai-nilai
sekuler dan materialistik yang telah berkembang dalam dunia komersial kompetitif.
Manajemen tak sekadar berkaitan dengan dunia bisnis dan industri, akan tetapi juga
melingkupi semua aspek usaha atau kerja manusia. Oleh karena itu, sudah saatnya
bahwa para ilmuwan manajemen menengok kembali pada esensi spiritualis manusia,
baik yang melandasi kebijakannya, cita-citanya maupun ide dari konsep spiritual dan
filosofinya. Hal ini menjadi penting karena planet ini dan penghuninya harus
diselamatkan dari kecenderungan memburuk yang hadir hampir di semua lapisan
masyarakat, yang bahkan dapat membahayakan kehidupan planet ini. Kita harus
mulai mengkritisi kembali tentang konsep kepemimpinan yang berasaskan pada
kebijakan konvensional, yang ditransmisikan melalui lembaga pendidikan dan
pelatihan, yang mengajarkan pengetahuan tingkat rendah yang hanya berdasarkan
pada alat indera, akal dan pikiran. Pengembangan harus ditingkatkan ke arah
pengetahuan tingkat tinggi yang membungkam pikiran dan membuka spiritualitas.
Para tokoh bijak telah menemukan misteri alam mikro dan makro kosmos - tanpa
peralatan apapun, seperti evolusi, kecepatan cahaya, gerakan planet, gravitasi, dan
usia bumi.
Dewasa ini para sarjana dan ilmuwan dari seluruh dunia tengah mencari solusi untuk
masalah yang menimpa planet, hewan dan manusia. Konsep kebijakan,
kepemimpinan, manajemen, administrasi dan lain sebagainya, dewasa ini tidak
mampu menangkap tren memburuk yang terjadi di segala sektor. Suatu era dimana
setiap tindakan, transaksi dan/atau interaksi lebih bersifat komersial, hampir semua
motivasi didasarkan pada kepentingan diri sendiri, yang akhirnya bermuara pada
eksploitasi manusia, dan hal ini sedang berlaku di seluruh dunia. Dalam segala
sektor, kepemimpinan cenderung untuk menghancurkan umat manusia daripada
mengangkatnya ke derajat dan martabat yang lebih tinggi. Paul Sweezy, seorang
pemikir sosialis dengan sarkasme telah menulis bahwa "Para pengusaha telah
menciptakan korporasi, sedangkan para manajer diciptakan oleh korporasi. Para
pengusaha mencuri dari korporasi sedangkan manajer mencuri untuk kepentingan
korporasi ". Secara jujur harus diakui, bahwa bukti dari fenomena ini dapat terlihat
pada setiap sektor dan bidang kegiatan manusia. Skandal dan manipulasi baik
secara laten atau manifes telah umum berlangsung di beberapa organisasi. Korupsi
misalnya, telah menjadi rangkaian cerita sehari-hari. Fundamentalisme dan
ekstremisme telah melahirkan terorisme dan militansi. Kecenderungan radikalisme
ini tidak dapat ditampung oleh konsep-konsep kepemimpinan dan manajemen
konvensional.
Mao Tse Tung adalah termasuk seorang pemimpin politik yang dikagumi jutaan umat
manusia, yang tidak hanya melakukan misi membebaskan Cina dari penindasan
asing, akan tetapi juga membantu dalam membangun kembali negara Cina. Salah
satu contoh pengaruh kepemimpinannya adalah berkenaan dengan kunjungan Nixon
ke negara Cina. Mao diberitahu bahwa kunjungan Nixon ke Cina harus ditunda
karena mereka sulit menyingkirkan salju di jalan-jalan Peking. Mao pergi ke Radio
Peking dan meminta warga untuk membersihkan salju dari jalan. Maka jutaan warga
bergerak dalam upaya menyingkirkan salju tersebut. Dalam arena politik masa kini -
termasuk di Indonesia - hampir tidak ada lagi orang yang mampu menginspirasi
orang lain. Sebagian besar reputasi para pemimpin di tingkat legislatif kita
didominasi oleh catatan pelanggaran moral. Sebagian dari mereka adalah korup, dan
dalih dari korupsi tersebut adalah dampak dari sistem ekonomi-politik yang tidak
pantas dari para aparatur birokrasi negara. Kurangnya kepemimpinan etik telah
membuat pemerintah mengembangbiakan parasit yang meggerogoti wibawa
pemerintahan itu sendiri.
Dalam era globalisasi seperti saat ini, seluruh transaksi dan/atau interaksi telah
dikomersialisasikan. Hal ini didukung oleh media, dengan mengelu-elukan bintang
film dan selebritis yang memiliki penggemar besar. Bahkan partai politik
memanfaatkan mereka sebagai ikon untuk mengumpulkan suara mereka. Para
pemilih dalam pilkada disuap dengan uang, dan dengan bujukan hedonisme lainnya.
Dengan demikian kurang ada kesempatan lagi bagi para pemimpin politik tulen yang
bakal muncul di negara kita. Para politisi membeli dan mempengaruhi media untuk
mempengaruhi sikap dan nilai-nilai masyarakat.
Pertimbangan komersial telah menjadi motivasi dominan di kalangan pelaku media.
Oleh karena itu, kepemimpinan yang tulus dalam melayani rakyat sulit untuk muncul
di bidang politik dan media. Meski tengah muncul fenomena baru di luar prediksi
masyarakat tentang kepemimpinan gaya Jokowi di Indonesia yang memberikan
harapan akan perubahan. Seorang pemimpin harus memiliki banyak kualitas mulia,
seperti kejujuran, integritas, kerendahan hati, tidak mementingkan diri sendiri,
dedikasi, komitmen, patriotisme, pelayanan tanpa pamrih, dan penuh pengorbanan,
yang seharusnya sektor pendidikan tinggilah yang dapat menghasilkan pemimpin
mulia seperti demikian. Dalam tradisi budaya kita terdahulu, ulama dan guru masih
dianggap sebagai orang yang patut dihormati diatas rata-rata orang pada umumnya.
Dalam tradisi masa lalu seorang ulama atau pendeta adalah penasehat raja atau
kaisar, dan mereka adalah orang yang sangat berpengetahuan dan bijaksana, benar-
benar tanpa pamrih, diberkahi dengan cita-cita luhur, memiliki integritas dan
kejujuran, serta meninggalkan kesenangan duniawiah untuk melayani umat manusia.
Banyak risalah yang ditulis oleh para orang bijak dan filsuf, yang mendedikasikan
hidup mereka untuk kesejahteraan umat manusia, lingkungan dan alam. Mereka
adalah orang yang menjaga diri dari kehidupan duniawiah, dengan tinggal terpencil
di pelosok desa - dengan memimpin pesantren, gereja dan pure - berlatih spiritual
untuk mencapai tingkat tertinggi berkenaan dengan pengetahuan tentang kosmos.
Kontribusi mereka terhadap umat manusia terasa ke seluruh dunia, dan diantara
kalangan pemikir demikian adalah antara lain Ibnu Al-Arabi, Al Ghazali, Ibnu Sinna,
Arnold Toynbee, Will Durant, Laotze, Confusius, Soekarno, Hatta, Sidharta Gautama,
Thoreau, Emerson, Frawley, Rolland dan Basham. Ratusan penemuan di bidang sains
dan matematika yang sering dikaitkan dengan ilmuwan barat, sumbernya ditemukan
oleh orang bijak kuno dan orang-orang suci.
Dalam 100 tahun terakhir, telah ada pertumbuhan spektakuler dalam sains dan
teknologi yang membawa kemakmuran bagi sekitar sepertiga penduduk dunia.
Namun secara bersamaan, planet bumi ini telah dijarah dan dirampok oleh
sekelompok manusia. Hutan telah menghilang, tanah menjadi gersang dan tidak
subur, serta pemanasan global dapat membawa malapetaka ke seluruh penjuru
dunia. Polusi telah melampaui batas toleransi. Jutaan hewan mengalami penderitaan
yang tak terbayangkan, sebagian lagi digunakan untuk makanan, pekerjaan,
eksperimentasi dan hiburan. Manusia sendiri telah menjadi sakit. Disamping
terjangkit HIV, manusia telah menjadi kesepian dan terasing. Keluarga telah
terfragmentasi.
Sayangnya, yang terjadi justeru sebaliknya. Kesemua peralatan dan gadget tersebut
sebagian malah telah digunakan untuk mendistorsi pikiran dan menyesatkan umat
manusia. Kepemimpinan dan manajemen spiritual dan etika sebaiknya mampu
menangkap tren yang memburuk ini, bahkan harus mampu membalikkan situasi
tersebut. Untuk tujuan ini, kepemimpinan dan manajemen spiritual dan etika perlu
meresapi dan menyerap setiap aktivitas, sikap dan perilaku manusia, dalam
kaitannya dengan transaksi dan/atau interaksi dalam konteks organisasi dan
administrasi. Kita harus mencari solusi untuk masalah yang melanda umat manusia.
Indonesia bersama negara lain perlu mempelopori kepemimpinan spiritual dan
inspiratif bagi seantero dunia, sekaligus merombak semua sektor dan segmen
masyarakat - baik dibidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan,
budaya, bisnis dan administrasi publik - dan kesemuanya perlu menyerap konsep
kearifan lokal yang mungkin belakangan ini sudah dianggap konservatif dan
ketinggalan jaman sebagai sumber pencerahan.
Pada sisi yang lain, bahwa dewasa ini tengah terjadi perkembangan positif yang
berlangsung di arena dunia bisnis. Istilah spiritual seperti "semangat tim," "semangat
kompetitif," "semangat kerjasama," dan "esprit de corps" telah menjadi tema
menarik di beberapa organisasi, baik bisnis maupun publik. Begitu juga pola pikir
kewirausahaan mulai dijelaskan dengan melibatkan dimensi metafisik, sehingga
muncul idiom semangat kewirausahaan, suatu praktek inovatif dan energik untuk
mengidentifikasi atau menciptakan kesempatan dan mengambil tindakan yang
ditujukan untuk mewujudkan keberhasilan. Spiritualitas di tempat kerja sebetulnya
telah berkembang selama bertahun-tahun di dalam organisasi bisnis. Disadari,
semangat para pekerja memiliki pengaruh langsung pada produktivitas, sehingga
organisasi bersedia menghabiskan dana dalam jumlah besar untuk menciptakan
lingkungan kerja yang nyaman, menyenangkan, dan bahkan mewah. Ketika
ketulusan dan motif yang murni digabungkan kedalam keterampilan kepemimpinan
dan manajemen, serta dibarengi dengan pengambilan keputusan secara konsisten,
hasilnya adalah sebuah organisasi yang kuat dan sangat termotivasi.
Dalam mencari solusi bisnis, seseorang harus inovatif agar berdampak positif tidak
hanya terhadap para pekerja, akan tetapi juga terhadap rekan kerja. Spiritualitas di
tempat kerja tidak lagi sekedar sebuah konsep, akan tetapi telah menjadi metode
praktis untuk mencapai kesuksesan bisnis. Apalagi dewasa ini sejumlah fakta
semakin membuktikan bahwa ada hubungan yang relatif kuat antara pikiran dan
tubuh. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa berapa banyak orang yang memiliki
penyakit, seperti penyakit jantung atau kanker, sekaligus juga adalah penderita
depresi sebagai bagian dari suatu lingkaran setan. Suatu penyakit fisik dapat
berakibat pada depresi emosional, yang pada gilirannya menghasilkan stres yang
memperburuk kondisi fisik yang mendasarinya. Yang lebih menarik adalah temuan
ilmu pengetahuan modern yang menunjukkan fakta sebaliknya, dimana kebiasaan
dan sikap positif dapat meningkatkan kesehatan fisik manusia, yang pada gilirannya
berdampak pada umur yang panjang. Dari pengamatan ilmiah dan berbagai
percobaan telah menunjukkan bahwa teknik pengobatan alternatif, seperti meditasi,
ritual, dan bahkan doa dapat mengubah perjalanan penyakit terminal, mengurangi
ketergantungan pada perawatan medis, dan bahkan meminimalkan kunjungan ke
rumah sakit. Pendek kata, spiritualitas dan semua yang berkaitan dengannya sangat
penting untuk menciptakan kesehatan jasmani dan rohani yang baik.
Jika kita termasuk orang yang menganut konsep bahwa "Semua materi memiliki
Pencipta" maka logikanya bahwa, yang merupakan sumber dari segala ciptaan
adalah kekuatan yang lebih tinggi yang memancarkan energi positif, ketimbang
kekuatan energi negatif. Dengan demikian, kita perlu mengembangkan cara untuk
menarik dan menghubungkan energi yang lebih tinggi sebagai bahan bakar untuk
kebugaran fisik, pikiran , jiwa, dan rohani yang positif.
Sebagai para pelaku bisnis yang tengah mencari kesuksesan, kita harus
mempertimbangkan metode dan teknik yang terhubung dengan daya yang lebih
tinggi tersebut. Organisasi yang mempraktekkan psikologi positif dan telah
berinvestasi untuk program motivasi para pekerja telah terbukti berhasil menuai
manfaat dalam bentuk peningkatan kinerja yang dilaporkan sendiri melalui
pengukuran kepuasan kerja. Hasil ini umumnya diterjemahkan ke dalam peningkatan
rasio penjualan (ROS), pengembalian aset (ROA) dan pengembalian investasi (ROI).
Landasan filosofi ini telah menjadi bagian dari budaya di sejumlah organisasi bisnis,
dimana hasil positif dapat ditunjukkan melalui tolok ukur keuangan dan non
keuangan. Para manajer dan staf mereka yang terlibat dalam praktik "spiritualitas di
tempat kerja" telah memancarkan nilai-nilai kerja dan etika moral yang kuat.
Para manajer tidak boleh mengabaikan kebutuhan akan rasa keadilan yang dituntut
oleh para pekerja ketika mereka didorong untuk memaksimalkan keuntungan.
Artinya semua keputusan harus menjamin keadilan dan kesetaraan yang akan
meningkatkan tingkat kepercayaan dan meningkatkan transaksi dan/atau interaksi
antara manajer dan para pekerja. Jika rasa saling menghormati dan cinta
ditingkatkan, maka transaksi dan/atau interaksi antara manajer dan para pekerja
akan menghasilkan kolaborasi yang sukses. Apabila situasi dan kondisi tersebut
berhasil diciptakan, maka para pemimpin dan manajer tidak perlu lagi menghabiskan
waktu yang berharga untuk mempertanyakan dan mengevaluasi lagi ketulusan motif
supervisor dan tim kerja mereka. Waktu bisa dialokasikan untuk memberi
kesempatan yang lebih luas bagi tumbuhnya kreativitas, inovasi, dan produktivitas
yang lebih tinggi dengan sukses besar. Tempat kerja dapat dijadikan ruang sosial-
ekonomi dan susila. Jika seseorang pekerja tiba di tempat kerja dengan pikiran
bahwa dia akan dipergunakan sebagai alat dan bukan sebagai kontributor untuk
kemajuan organisasi , tentu hasilnya akan sulit ditebak. Seorang pekerja yang merasa
kinerja mereka memiliki dampak pada pembentukan organisasi dan bermanfaat bagi
komunitas yang lebih besar, akan memancarkan kepercayaan dan kebanggaan diri
yang membuatnya merasa berkontribusi kepada organisasi secara tak ternilai.
Organisasi yang memberdayakan para pekerja dengan memberikan rasa keadilan,
pemerataan, dan rasa hormat, dalam jangka panjang akan memiliki keuntungan yang
sangat besar, ketimbang organisasi yang membatasi para pekerjanya dan menuntut
kinerja terbaik agar mereka pantas diberi keadilan, pemerataan, dan kehormatan.
Para pemimpin dan manajer di perusahaan dewasa ini, mulai dari tingkat organisasi
pemula sampai pada organisasi kompleks yang sudah mapan, perlu mengambil
gagasan segar untuk mengevaluasi tujuan organisasinya kembali. Seorang pakar
dalam praktik kepemimpinan dan manajemen spiritual menjelaskan bahwa doa dan
meditasi merupakan obat untuk membersihkan arteri yang tersumbat pada jiwa kita.
Tentu saja kebutuhan setiap individu ataupun tim kerja berbeda-beda, seumpama
selera akan makanan dan minuman yang bervariasi. Setiap orang memiliki kehidupan
serta fenomena dan isu-isu yang berbeda, namun terdapat satu hal yang
menyatukan kita terutama ketika kita berada di tempat kerja - yaitu bahwa semua
orang bersedia memberikan kontribusi yang terbaik dengan menghargai segala
kontribusi mereka, dengan rasa saling menghargai dan menghormati, sehingga akan
menciptakan dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup dan ditempati. Pada
akhirnya, kepuasan di tempat kerja akan dibesarkan oleh rasa pemenuhan spiritual,
sebagai entitas yang sangat berharga.
SpiritualPreneurship
spiritualpREneurship adalah ilmu baru yang dirumuskan oleh Nasrullah, S.Si (Owner
The Orchid Realty & Trainer spiritualpREneurship) yang semoga menjadi bagian dari
pembuka babak baru era spiritual menggantikan era kapitalisme dalam dunia bisnis.
Semangat Nasrullah semakin terpicu dengan penelitian paling mutakhir tentang
masa depan kepemimpinan bisnis dunia. Silahkan anda baca paparan Nasrullah
tentang spiritualpREneurship berikut ini :
Preneurship merujuk pada sifat gigih, tangguh yang biasa dipraktekkan oleh para
entrepreneur (pengusaha). Namun, ilmu ini bukan hanya kepada para pengusaha
saja, namun juga para karyawan yang merintis karirnya dengan kesungguhan dan
kegigihan, merekalah para Intrapreneur.
Dua huruf RE selalu saya besarkan dan memiliki warna berbeda dengan maksud
spiritualpREneurship memiliki visi mengembalikan (RE dalam bahasa inggris artinya
kembali) kekayaan umat manusia sebagaimana pada zaman sahabat dengan cara
yang paling santun dan hikmah (RE dalam bahasa jepang artinya santun). RE bisa
juga berarti Real Estate.
Mungkin saat ini Anda yang menjadi karyawan melakukan pekerjaan dengan
berangkat di pagi hari dan pulang diwaktu sore atau malam hari untuk mencari uang,
begitu juga dengan Anda yang membuka usaha atau pengusaha yang membangun
bisnis juga untuk mencari uang, dimana dengan uang tersebut harapannya hidup
akan menjadi lebih baik dan dapat meraih kekayaan.
Terus apa yang salah ? mungkin Anda berpikiran seperti itu...TIDAK, tidak ada yang
salah, hanya kurang tepat strateginya.
Banyak waktu yang dihabiskan oleh kita dalam mencari uang. Karena sifat uang yang
terbatas, maka perselisihan, persaingan, bahkan perang saudara terjadi diantara kita
memperebutkan uang. Tidak percaya bahwa kekayaan Allah, Tuhan Yang Maha Kaya,
sangat banyak dan melimpah. Maka kita harus mengubah strateginya, dari strategi
mencari uang, menjadi strategi membangun kekayaan.
Seperti halnya gerakan beladiri, ternyata kita juga bisa belajar jurus
wirausaha dari gerakan dan perilaku binatang di sekitar kita. Bukankah semua hal
yang disediakan Alloh di alam ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kita
termasuk belajar ? Jadi, sekarang mari kita belajar beberapa jurus-jurus wirausaha
tersebut.
Jurus wirausaha inspired by nature
Jurus Zebra.
Alkisah, binatang yang pertama kali membantu manusia dalam bidang transportasi
adalah keledai. Keledai sangat bangga karena ialah yang paling tua dan terdahulu.
Namun kemudian datanglah kuda yang lebih kuat dan lebih gesit. Manusia pun
berpaling kepada kuda. Betapa bangganya kuda menjadi pilihan manusia
menggantikan keledai. Namun tak lama kemudian datanglah zebra. Meski bentuk,
ukuran tubuh dan kekuatannya tak jauh berbeda dengan kuda, zebra berhasil
menarik perhatian manusia. Hal ini karena corak warna tubuhnya yang menarik dan
indah. Dalam ber wirausaha, berusahalah untuk tidak menjalankan roda bisnis
dengan biasa-biasa atau standar-standar saja. Ciptakanlah kreatifitas yang membuat
kita lebih mudah dikenali oleh konsumen kita. Jika kita tidak bisa menjadi yang
pertama, jadilah yang paling berbeda, paling unik. Milikilah ciri khas yang membuat
usaha kita lebih mudah dikenal dan dikenang oleh konsumen. Jurus wirausaha ini
kita sebut jurus zebra.
Jurus Elang.
Seekor elang, meski dari jarak yang sangat jauh mampu mendeteksi apakah benda
kecil yang bergerak-gerak itu seekor tikus atau bukan. Seorang pengusaha harus
senantiasa melatih instingnya untuk mampu melihat segala peluang yang muncul.
Seeorang pengusaha harus jeli dalam melihat peluang ada.
Jurus Kuda.
Seperti halnya cerita diatas, kuda adalah binatang yang kuat dan memiliki stamina
luar biasa. Pun demikian dalam wirausaha, seorang pengusaha haruslah melatih
dirinya untuk tidak cepat menyerah dan putus asa. Wirausaha adalah sebuah
perjalanan pembelajaran hidup. Siapkanlah diri secara fisik dan mental untuk
melaluinya. Menikmati jatuh bangunnya usaha yang kita bangun adalah cara terbaik
untuk menjalaninya.
Jurus Semut.
Semut adalah binatang yang hidup secara berkelompok atau koloni. Semut mampu
mengangkat beban yang 100 kali lebih berat dari tubuhnya. Semut juga mampu
melakukan perjalanan yang sangat jauh bila dibanding dengan ukuran tubuhnya
yang kecil. Hal tersebut terjadi karena semut adalah binatang yang sangat pandai
dalam berorganisasi, berkomunikasi dan berkoordinasi.
Dalam ber wirausaha ada baiknya juga kita menyatukan kekuatan bersama para
pelaku-pelaku bisnis yang sama dengan kita. Kita bisa membentuk wadah atau
organisasi untuk saling berbagi ide dan informasi. Organisasi tersebut juga
bermanfaat untuk mengatur agar jangan sampai terjadi monopoli oleh salah satu
pihak. Bersama-sama kita akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat terhadap pihak
lain. Misalnya, kita akan mampu melakukan pembelian bahan baku produk usaha
dalam jumlah besar dengan harga yang tentu saja lebih murah karena dilakukan
secara berkelompok, dibanding jika kita membeli sendiri-sendiri.
Jurus Onta
Seperti halnya onta yang pandai dalam menyimpan cadangan makanan / minuman,
seorang pengusaha juga harus pandai dalam menyisihkan sebagian keuntungan yang
diperolehnya dalam bentuk investasi dan atau tabungan. Hal ini bertujuan jika terjadi
sesuatu hal yang merugikan usahanya, ia akan lebih cepat pulih dan bangkit dalam
usaha karena masih memiliki cadangan modal atau tabungan.
Jurus Cicak
Untuk menyelamatkan dirinya, seekor cicak rela mengorbankan ekornya dengan
memutuskannya. Seorang pengusaha, bilamana diperlukan haruslah memiliki
keberanian menempuh resiko guna meraih hasil yang lebih besar.
Jurus Lipan
Lipan adalah binatang yang berkaki banyak, sehingga jika 1 atau 2 kakinya sakit tidak
akan berpengaruh karena ia tetap bisa berjalan. Dalam ber wirausaha semampu kita
cobalah untuk tidak hanya memiliki satu usaha saja. Lakukanlah diversifikasi atau
pembukaan cabang sebanyak semampu kita. Sehingga jika terjadi sesuatu hal
terhadap salah satu cabang bisnis kita maka tidak akan begitu berpengaruh terhadap
jalannya bisnis kita secara keseluruhan.
Jurus Kucing
Kucing adalah binatang yang sangat piawai dalam menerkam mangsanya. Seorang
pengusaha juga harus belajar bagaimana cara mengeksekusi peluang yang ada
dengan cepat dan tepat. Bila tidak peluang tersebut hanya akan melayang sia-sia
jurus wirausaha
Ternyata dalam kajian tentang Rasulullah, ada saat yang kurang di bahas oleh
kebanyakan orang. Kebanyakan kita bahas adalah mulai dari umur 17 tahun sampai
20 tahun. Kita tahu mengenai beliau ketika umur 25 tahun tetapi dengan imej yang
kurang sedap yaitu seorang pemuda menikahi jandakaya raya. Padahal, sebagian
besar kehidupan Muhammad sebelum menjadi utusan Allah adalah sebagai
pengusaha sukses. Tepatnya, seorang pedagang.
Dalam buku Super leader Super Menejer karya Bapak Muhammad Syafii Antonio, di
situ beliau menceritakan bahwa Muhammad saw merintis karir dagangannya ketika
berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri ketika berumur 17 tahun.
Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau menerima wahyu (beliau
berusia sekitar 37 tahun). Dengan demikin Muhammmad saw telah berprofesi
sebagai pedagang selama 25 tahun ketika beliau menerima wahyu. Angka ini sedikit
lebih lama dari masa kerasulan beliau yang berlangsung selama sekitar 23 tahun.
Aspek bisnis Muhammad saw ini juga luput dari perhatian kebanyakan perhatian
orientalis. Mungkin dianggap kontroversial dan tidak menarik dalam perdebatan
teologis. Sebagian mereka juga sering melancarkan serangan terhadap pribadi
Muhammad saw tetapi jarang sekali yang mengkaji secara mendalam perilaku bisnis
beliau.
Perhatian terhadap aspek bisnis Muhammad saw ini mulai mengemuka seiring
dengan munculnya kembali konsep ekonomi Islam. Selain membangun kerangka
teori ekonomi Islam dan berbagai aspeknya, dan dicari tokoh yang dapat dijadikan
teladan dalam pengelolaan sumber-sumber ekonomi. Muhammad saw adalah figur
sangat tepat sebagai teladan dalam bisnis dan perilaku ekonomi yang baik. Beliau
tidak hanya memberikan tuntunan dan pengarahan tentang bagaimana kegiatan
ekonomi dilaksanakan, tetapi beliau mengalami sendiri menjadi seorang pengelola
bisnis atau wirausaha.
Kewirausahaan (entrepreneurship) tidak terjadi begitu saja tetapi hasil dari suatu
proses yang panjang sejak beliau masih kecil. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Collin dan Moores (1964) dan Zeleznik (1976) yang menyatakan berkesimpulan
bahwa The act of entrepreneurship is an act patterned after modes of coping with
early childhood experience. Pendapat ini diamini oleh kebanyakan guru leadership.
Mereka sepakat bahwa apa yang terjadi pada tahun-tahun pertama kehidupan kita
akan membuat perbedaan yang berarti dalam kehidupan berikutnya.
Mungkin sebagian besar dari kita melihat sosok Nabi Muhammad sebagai seorang
tokoh besar dunia yang hidup seadanya, tidak kaya dan tidak sukses dalam bisnis.
Namun tahukah Anda, bahwa sesungguhnya beliau adalah pedagang yang handal
yang dengan kemampuan berdagangnya bisa mendapatkan keuntungan dengan
modal nominal nol?
Dalam konteks Muhammad saw, beliau mempunyai pengalaman yang pahit
dilahirkan dalam keadaan yatim, ketika ayahnya sudah tiada. Pada usia enam tahun,
dalam perjalanan kembali dari Yatsrib sesudah menengok makam ayahnya,
Muhammad kembali kehilangan orangtua karena saat itu ibunya pun wafat. Bisa
dibayangkan dalam usia enam tahun Muhammad sudah menjadi yatim piatu. Sampai
usia delapan tahun 2 bulan beliau dibina dan dididik oleh kakeknya, Abdul Muthalib,
seorang yang terpandang waktu itu. Usia itu sepeninggal kakeknya, diasuh oleh
pamannya, Abu Thalib. Mulai saat itulah pemuda kecil Muhammad mulai mencari
nafkah sendiri dengan menggembala kambing.
Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak oleh pamannya berdagang ke Syiria yang
berjarak ribuan kilometer dari kota makkah. Perjalanan yang begitu jauh yang
ditempuh oleh seorang anak berusia 12 tahun tampa menggunakan mobil ataupun
pesawat sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang. Sepulang
dari Syiria, Muhammad sangat sering mengadakan bisnis sampai beliau dikenal di
Jazirah Arab sebagai seorang pengusaha Muda yang sukses.
Di usia 25 tahun, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dengan mahar 100 ekor
unta muda. Saya kira, di Indonesia saat ini masih sulit kita dapati pemuda yang
berani memberi mahar sebanyak atau setara dengan itu. Dalam buku Muhammad
sebagai seorang Pedagang diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW Adalah
seorang profesional, namun itulah yang amat jarang kita bahas, yaitu bagaimana
beliau menjadi seorang profesional dan bagaimana etos kerja beliau? Padahal beliau
memulai usaha tanpa modal sepeserpun.
Jadi kalau ada yang mengeluh karena terlahir dari orang miskin maka bandingkan
dengan Muhammad yang terlahir tanpa ayah di sisinya. Ketika pendidikan rendah
menjadi alasan, bandingkan dengan Muhammad yang tidak pernah sekolah. Dan
ketika ketiadaan modal menjadi halangan, bandingkan dengan Muhammad yang
tidak berbekal modal materi. Dengan begitu tidak ada satu alasan pun bagi kita
untuk mengeluh.
Sikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain adalah salah satu sikap yang
harus dimiliki oleh seorang entrepreneur sejati. Kecerdasan emosional yang dimiliki
Rasulullah juga sangat baik dalam membangun sebuah jaringan. Tidak tanggung-
tanggung, rekanan bisnis Rasulullah adalah para pembesar-pembesar kaum Quraisy,
yang juga merupakan teman kakeknya, Abdul Muthalib. Jaringan yang dipupuknya
dengan kepercayaan. Kepercayaan yang bibitnya adalah kejujuran. Buahnya lebih
hebat lagi. Saudagar wanita yang cantik lagi sukses, bernama Siti Khadijah, terpesona
akan sikapnya yang kemudian menjadi istrinya.
Kehidupan masa kecil Muhammad yang langsung dididik oleh alam, membuatnya
lebih luas dalam melihat peluang. Lebih berani dalam mencoba. Dan lebih tahan
banting. Sifat kepemimpinannya dilatih melalui pekerjaannya sebagai penggembala
domba. Namun begitu, semuanya didasarkan atas ridha Sang Ilahi.
Ada dua prinsip utama yang patut kita contoh dari perjalanan bisnis Rasulullah saw.
Pertama, uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, modal utama dalam usaha
adalah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya (al-amin). money is not
number one capital in business, the number one capital is trust . Kedua, kompetensi
dan kemampuan teknis yang terkait dengan usaha. Beliau mengenal dengan baik
pasar-pasar dan tempat-tempat perdagangan di Jazirah Arab. Beliau juga
mengetahui seluk beluk aktifitas perdagangan dan bahayanya riba sehingga beliau
menganjurkan jual beli dan mehapuskan sistem riba.
Sikap-sikap Rasulullah tersebut hendaknya dapat memberikan gambaran bagi kita,
bagaimana sebenarnya sebuah bisnis seharusnya dimulai dan dikelola. Tidak
mungkin tidak sukses apabila kita menerapkan apa-apa yang telah Rasulullah
contohkan, kecuali Allah Swt yang menghendakinya.