Abstract. This study aims to understand understanding the dynamics of passion in youth
entrepreneurs when running a business. By understanding the dynamics of passion in
running a business, youth entrepreneurs can understand the importance of passion's role
to his business so as to avoid failure. In order to achieve these objectives, a
phenomenological study was conducted on purposively selected participants, ie nascent
or new bussiness entrepreneurs who have passion in entrepreneurship aged 18 to 34
years. Data were collected using semi-structured phenomenological interviews, and
analyzed using a phenomenological analysis approach. The results show that the
dynamics of passion play an important role in the three series of areas of entrepreneurial
activity: 1) product creation and development, 2) business establishment, 3) business
development. While also found the aspects of personal, environmental and behaviour that
affect the emergence of entrepreneurial passion on them.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dinamika passion pada pengusaha
muda dalam menjalankan usaha. Dengan memahami dinamika passion dalam
menjalankan usaha, pengusaha muda dapat memahami pentingnya peran passion
terhadap usahanya sehingga dapat terhindar dari kegagalan. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, maka, sebuah penelitian fenomenologis dilakukan terhadap responden
yang dipilih secara purposif, yakni nascent atau new bussiness entrepreneur yang memiliki
passion dalam berwirausaha berusia 18 hingga 34 tahun. Data dikumpulkan
menggunakan wawancara fenomenologis semiterstuktur, dan dianalisis menggunakan
pendekatan analisis fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika
passion berperan penting pada ketiga rangkaian wilayah aktivitas kewirausahaan, yaitu 1)
penciptaan dan pengembangan produk, 2) pendirian usaha, 3) pengembangan usaha.
Adapun ditemukan pula aspek personal, lingkungan dan perilaku responden yang
memengaruhi kemunculan passion berwirausaha pada dirinya.
Pengusaha memiliki peran vital dan akan semakin tinggi (Darwanto, 2012).
mampu menjadi solusi bagi masalah Pengusaha menurut Deniz, Boz dan
pembangunan ekonomi di suatu negara Ertosun (2011) merupakan seseorang
(Darwanto, 2012). Semakin banyak suatu memulai langkahnya dalam melakukan
negara memiliki pengusaha, maka usaha dengan membuat organisasi baru
pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang diidentifikasi dari adanya peluang
atau merevitalisasi organisasi yang sudah
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat di- berkembang.
lakukan melalui petra.merieska@mail.ugm.ac.id
2 Atau melalui smeiyanto@ugm.ac.id
Van Praag dan Versloot (2007) Rate mengukur persentase dari populasi
menyebutkan beberapa hal terkait yang berusia 18 - 64 tahun yang sudah
pentingnya kegiatan berwirausaha yang menjalani usaha selama lebih dari tiga
dilakukan oleh pengusaha seperti bulan tetapi kurang dari tiga setengah
menciptakan lapangan kerja, kemajuan tahun. Established Entrepreneurship Rate
ekonomi dan sosial negara serta inovasi. mengukur persentase dari populasi
Kew, Herrington, Litovsky dan Gale berusia antara 18 – 64 tahun yang saat ini
(2013) menyebutkan sebanyak 73 juta telah memiliki dan mengelola usaha yang
orang muda diperkirakan menjadi sedang berjalan dan telah membayar
pengangguran dan studi yang dilakukan upah, gaji, atau pembayaran lainnya
oleh International Labour Organization (ILO) kepada pemilik lebih dari 42 bulan.
menunjukkan bahwa kaum muda tiga kali Aktivitas pengusaha di Indonesia
lebih mungkin menjadi pengangguran memiliki tingkat yang relatif tinggi pada
dibandingkan orang dewasa. Maka, Total Early-stage Entrepreneurial Activity
sebaiknya ada pilihan alternatif seperti di yang selanjutnya disebut TEA (GEM,
bidang kewirausahaan yang me- 2013). Pengusaha yang termasuk dalam
mungkinkan generasi muda tetap dapat TEA adalah kelompok nascent
bekerja dan mempromosikan penciptaan entrepreneurship dan new business
lapangan kerja. ownership. Keduanya adalah kelompok
Darwanto (2012) selanjutnya me- usaha yang tergolong berada pada tahap
nyampaikan untuk dapat meningkatkan awal. Tingkat persentase TEA di Indonesia
pertumbuhan ekonomi dan terciptanya sendiri mencapai 25,5%.
lapangan kerja, setidaknya dibutuhkan Kew et al. (2013) dalam laporan
pengusaha sekitar 2% dari total penduduk Youth Business International and Global
Indonesia. Liliyah (2015) menyebutkan Entrepreneurship Monitor selanjutnya
fakta bahwa jumlah keberadaan menyebutkan 80% kaum muda di Asia
pengusaha di Indonesia saat ini hanya Pasifik dan Asia Selatan merupakan
sebanyak 0,43% dari jumlah populasi. pengusaha TEA yang berbisnis dengan
Global Entrepreneurship Monitor yang opportunity driven. Kaum muda ini
selanjutnya disebut dengan GEM me- mengacu pada orang-orang yang berusia
nyampaikan bahwa dari hasil penelitian antara 18 - 34 tahun (Kew et al., 2013).
yang dilakukan terdapat beberapa Beberapa penelitian mengenai
indikator untuk mengukur kegiatan kewi- kewirausahaan telah berbagi sudut
rausahaan di Indonesia. Indikator tersebut pandang mengenai pencapaian dan
yaitu keterlibatan dalam pendirian usaha tantangan dari pengusaha, praktek hingga
baru dan masih pada titik awal (nascent saran untuk menjadi sukses (Katz &
entrepreneurship), kewirausahaan baru (new Green, 2007). Namun, terdapat isu lain
business ownership), dan kewirausahaan yang berkaitan dengan kewirausahaan
yang sudah mapan (established entrepreu- yaitu munculnya sosok pengusaha yang
neurship). mendirikan usaha dengan passion. Passion
Nascent Entrepreneurship Rate merupakan fenomena yang paling diamati
mengukur persentase dari populasi ber- dari proses kewirausahaan (Smilor, 1997;
usia 18 - 64 tahun yang telah memulai Baum & Locke, 2004). Collewaert, Anseel,
suatu usaha baru namun masih sangat Crommelink, Beuckelaer & Vermeire
dini (<3 bulan). New Business Ownership (2016) mengemukakan passion merupakan
bahan utama untuk kesuksesan dalam Baum dan Locke (2004) yang telah lebih
berwirausaha. dahulu meneliti mengenai passion pada
Cardon, Wincent, Singh dan konteks kewirausahaan menyampaikan
Dnorvsek (2009) dalam penelitiannya juga passion merupakan "rasa cinta untuk
telah berusaha untuk memahami pekerjaan" dan hal ini diukur dalam
bagaimana passion dalam berwirausaha “emosi cinta, keterikatan, dan kerinduan".
benar-benar bekerja. Pengusaha yang Emosi yang berkaitan dengan passion
memiliki passion adalah pengusaha yang merujuk pada emosi positif maupun
merasa senang terhadap identitas mereka negatif memiliki efek yang mendalam
sebagai pendiri usaha dan menganggap pada tindakan dan hasil kewirausahaan
bahwa menjadi pendiri merupakan bagian (Baron, 2008; Shepherd, 2003).
penting dari diri mereka. Penelitian Wincent, Cardon, Singh dan
Cardon, Gregoire, Stevens dan Patel (2013) Drnovsek (2008) juga menganggap passion
juga menunjukkan bahwa passion dalam terdiri dari perasaan positif sangat
berwirausaha benar-benar meningkatkan berpengalaman untuk sesuatu yang
kreativitas dan ketekunan pengusaha. penting bagi pengusaha. Passion dalam
Beberapa peneliti mengatakan kegiatan kewirausahaan dialami sebagai
bahwa passion merupakan komponen inti bentuk perasaan positif yang intens terkait
dari proses kewirausahaan (Cardon et al., dengan peran yang penting untuk
2013; Cardon et al., 2009; Chen, Yao & identitas diri sebagai pengusaha (Cardon
Kotha, 2009; Smilor, 1997). Passion et al., 2013).
membentuk keinginan untuk bertindak Pengusaha tahap awal mengem-
dan berperilaku secara kewirausahaan, bangkan ikatan emosional untuk menca-
dan mengikat pengusaha untuk mencapai pai tujuan akhir dari proses menciptakan
tujuan kewirausahaan (Tasnim, Yahya & dan mempertahankan sebuah bisnis
Zainuddin, 2014). Hal ini senada dengan (Baron, 2008; Shepherd, 2003; Cardon et al.,
pendapat para peneliti lainnya bahwa 2012). Hal ini memunculkan anggapan
passion mampu menciptakan keterlibatan bahwa pengusaha tahap awal akan me-
yang kondusif dan berkepanjangan ngembangkan perasaan yang kuat
terhadap kegiatan se-hingga mampu terhadap usaha baru mereka dari waktu
memfasilitasi pencapaian tujuan dan ke waktu (Wicker & Davidson, 2015).
kinerja (Mageau & Vallerand, 2007; Sejalan dengan hal ini terdapat
Vallerand, Salvy, Mageau, Elliot, Denis, penelitian yang menunjukkan bahwa para
Grouzet & Blanchard, 2007). pengusaha memiliki perasaan yang kuat
Vallerand, Mageau, Ratelle, Leonard, terhadap usaha mereka seperti meng-
Blanchard, Koestner dan Gagne (2003) gambarkan sebagai perasaan yang mirip
menjelaskan passion merupakan ke- dengan cinta (Cardon et al., 2012; Baum &
cenderungan yang kuat terhadap suatu Locke, 2004). Teori segitiga cinta milik
aktivitas yang dianggap penting, disukai Sternberg (1986) khususnya mengenai
(bahkan mencintai) di mana mereka akan passion digunakan sebagai kerangka yang
menginvestasikan waktu dan energi yang mendukung karena membantu untuk
dimiliki secara maksimal. Smilor (1997) memahami lebih dekat terkait hal ini.
beranggapan bahwa passion merupakan Dalam sebuah penelitian, Sternberg
keadaan emosional seperti perasaan (1997) mengasosiasikan passion dengan
antusiasme, kegembiraan, dan semangat. perasaan luar biasa seperti “Saya tidak
memulai pengambilan data. Proses wa- meliputi sub aspek ketersediaan peluang
wancara berlangsung secara informal dan dan dukungan relasi sosial. Sedangkan,
menyesuaikan situasi yang memung- aspek perilaku meliputi aspek sikap kerja.
kinkan agar tercipta rasa aman dan “berminat dengan namanya healthly
nyaman pada diri responden terhadap lifestyle” (R3,13)
peneliti. Dokumentasi wawancara dila- “aku seseorang yang mencintai
kukan secara auditif dengan bantuan usahaku dan sebagai seorang
digital recorder. Hasil rekaman wawancara entrepreneur aku juga enjoy ya bisa
kemudian ditranskip secara verbatim agar dibilang aku mencintai pekerjaanku
menjadi dokumentasi tertulis sesuai ini” (R4, 193-199)
dengan penjelasan yang diberikan oleh “ngobrol sama temen-temen
responden. komunitas usaha olahan makanan
mereka bilang eh jamur krispi
Analisis data banyak peminatnya” (R2, 148-149)
Setelah semua data yang dikumpulkan “kalo usaha sendiri tetep harus
dari peserta mencapai tahap kejenuhan, proporsional sesuai dengan
proses berikut adalah proses analisis data. porsinya dan professional “ (R2, 59-
Data yang sudah ditranskip kemudian 61)
dikodekan untuk menghasilkan tema yang
luas. Dalam penelitian ini, peneliti akan Deskripsi dinamika passion
meminjam langkah-langkah dari koding berwirausaha diawali oleh empat sub
yang diusulkan oleh Strauss dan Corbin aspek yaitu ketersediaan peluang, emosi
(1990). positif, latar belakang individu dan
Untuk memahami arti dari konsep dukungan relasi sosial yang memengaruhi
yang dimiliki oleh konteksnya, peneliti kemunculan passion berwirausaha.
akan mengikuti langkah analisis dalam “sekarang orang seneng makan
pendekatan fenomenologi, yaitu yang kayak gitu nah aku melihat peluang
epoche, reduksi fenomenologis, variasi disitu, jogja juga masih dikit banget
imajinatif, dan syntesis (Moustakas, 1994). yang jual makanya aku berani
membuka usaha ini” (R3, 20-25).
Hasil “iya karna ada passion itu tadi jadi
semangat, gak gampang capek, selalu
Berikut adalah temuan dari penelitian penasaran tertantang juga kalo udah
yang didasarkan oleh analisis dan tau sesuatu nih kan nemu hal baru
interpretasi peneliti terhadap hasil makin menggebu-gebu tu
wawancara yang diberikan responden. semangatnya” (R3, 168-171).
Hasil dari penelitian ini sendiri bertujuan “aku adalah anak design arsitektural
untuk menjawab pertanyaan : “bagaimana yang berkaitan dengan grafis
dinamika passion pada wirausahawan muda kemudian dari situ aku punya basic
dalam menjalankan usaha. Hasil temuan mainin komposisi warna dan
menunjukkan bahwa terbentuknya passion layouting” (R1, 88-92)
terdiri dari tiga aspek yaitu personal, “saya izin orang tua mereka
lingkungan dan perilaku. Aspek perilaku mengijinkan ya mana yang terbaik
meliputi sub aspek latar belakang individu buat saya “ (R2, 133-134)
dan emosi positif. Aspek lingkungan
“aku gak akan bisa kepikiran ide konsep diri seorang pengusaha (Hoang &
untuk bikin itu semua kalo gak ada Gimeno, 2010).
passion mbak” (R4, 191-194). Passion berperan pula pada
pengembangan usaha yang mendorong
Diskusi responden untuk membuat usaha semakin
berkembang besar dengan berkompetisi
Berikut adalah temuan dari penelitian dalam persaingan bisnis dan agar dapat
yang didasarkan oleh analisis dan mencapai tujuan usaha. Teori yang
interpretasi peneliti terhadap hasil mendukung passion dalam pengembangan
wawancara yang diberikan responden. usaha ini adalah passion for developing
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditujukan untuk kegiatan yang berkaitan
dinamika passion pada pengusaha muda dengan pemeliharaan, pertumbuhan, dan
memiliki peran terhadap penciptaan dan perluasan usaha setelah diciptakan
pengembangan produk, pendirian usaha (Cardon et al., 2009). Passion disini
dan pengembangan usaha dimana passion dikaitkan dengan pertumbuhan dan
berperan didalamnya. perluasan usaha setelah pendirian
Hal itu sesuai dengan teori Cardon (Cardon et al., 2009). Pengusaha
dan kawan-kawan (2009) yang ber- termotivasi secara sadar untuk tumbuh
pendapat bahwa entrepreneur memiliki dan mengembangkan usaha (Cliff, 1998).
passion untuk penciptaan dan pengem- Pengusaha harus memiliki passion untuk
bangan produk sesuai dengan peran tetap membuat usahanya bertahan
inventing yang melibatkan kegiatan mengatasi hambatan yang sulit bahkan
"mengidentifikasi, menemukan, dan berkesempatan untuk memenangkan
mengeksplorasi peluang baru”, pendirian persaingan (Drnovsek et al., 2009).
usaha seperti founding untuk kegiatan
yang terlibat dalam "membangun usaha
Kesimpulan
untuk mengkomersilkan dan me-
manfaatkan peluang" dan pengembangan
Kesimpulan yang diperoleh dari
usaha mengarah pada tahap developing
penelitian ini adalah dinamika passion
yang melibatkan “memelihara,
ditemukan dalam serangkaian aktivitas
menumbuhkan, dan memperluas usaha
tertentu bagi pengusaha muda. Passion
setelah diciptakan”.
teridentifikasi dalam penciptaan dan
Passion juga memiliki peran penting
pengembangan produk yang melibatkan
dalam keputusan untuk mendirikan usaha
penemuan peluang, penciptaan,
saat ini maupun rencana pendirian usaha-
pengembangan produk atau bentuk
usaha lainnya di masa yang akan datang.
layanan usaha untuk konsumen serta
Hal ini berhubungan dengan teori passion
mencapai tujuan usaha itu sendiri yang
for founding yang menangani perakitan
dapat terealisasi melalui tahap research and
sumber keuangan, manusia, dan sosial
development (R&D).
yang diperlukan untuk menciptakan
Selanjutnya, pendirian usaha yaitu
usaha baru (Cardon et al., 2009). Keinginan
keputusan untuk mendirikan dan
untuk menemukan sebuah organisasi
mempertahankan usaha saat ini dan
merupakan hal penting bagi banyak
pengembangan usaha yang mendorong
pengusaha (Aldrich & Zimmer, 1986) dan
responden untuk membuat usaha semakin
identitas peran sebagai pendiri dapat
berkembang besar dengan melakukan
menjadi kompleks sekaligus penting bagi
ekspansi bisnis untuk meningkatkan hasil pengusaha muda yang sedang mengalami
penjualan serta dapat mencapai tujuan permasalahan dalam usaha mereka bahwa
usaha. Ketiga hal tersebut diketahui sesuai hasil penelitian dapat menjadi bahan
dengan teori yang diajukan oleh Cardon et acuan untuk melakukan refleksi dan
al (2009) mengenai passion dalam evaluasi terhadap cara mereka dalam
berwirausaha yang merujuk pada tiga mengelola passion untuk kepentingan
domain seperti passion for inventing, jalannya usaha mereka, sehingga dapat
founding dan developing. mengambil langkah perbaikan atau
Jika dilihat kondisinya di Indonesia pencegahan yang diperlukan. Hal ini ikut
melalui penelitian ini, peneliti menemukan berperan apabila jumlah pengusaha muda
adanya dukungan, saran atau berdiskusi khususnya yang mengandalkan passion
dengan relasi sosial atau orang terdekat mereka dalam berwirausaha semakin
yaitu orang tua, suami dan komunitas banyak maka dapat membantu menambah
pengusaha yang ikut mendukung passion ketersediaan lapangan kerja.
responden dalam menjalankan usahanya.
Begitu pula halnya dengan peran dari latar Kepustakaan
belakang yang bersifat individual dari
responden seperti minat, latar belakang Aldrich, H. W., Zimmer, C. (1986).
pendidikan, pengetahuan yang dimiliki, Entrepreneurship through social
skill, dan pengalaman riwayat kerja networks. In: Sexton, D., Smilor, R.
muncul untuk membentuk passion (Eds.), The art and science of
berwirausaha tersebut menjadi semakin entrepreneurship. Ballinger:
optimal. Cambridge.
Bandura, A. (1989). Human agency in
Saran social cognitive theory. American
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan Psychologist, 44(9), 1175.
oleh pengusaha muda yang berminat Baron, R. (2008). The role of affect in the
untuk membangun usaha atau telah entrepreneurial process. Academy of
menjalankan usaha. Dengan merujuk Management Review, 33, 328-340.
kepada hasil penelitian, maka individu Baum, J. R., Locke, E. A., & Smith, K. G.
yang berminat membangun usaha dapat (2001). A multidimensional model of
mempersiapkan mengenai passion yang venture growth. Academy of
dimiliki untuk dilibatkan dalam aktivitas Management Journal, 44(2), 292-304.
pendirian usaha. Selanjutnya, bagi yang Baum, J. R., & Locke, E. A. (2004). The
sudah memiliki usaha dan sedang relationship of entrepreneurial traits,
menjalankannya dapat mempergunakan skill, and motivation to subsequent
passion untuk aktivitas “menemukan” venture growth. Journal of Applied
peluang, pengembangan produk dan Psychology, 89(4), 587-598.
layanan yang baru dalam usaha. Brännback, M., Carsrud, A., Elfving, J., &
Sama halnya dengan ketika ingin Krueger, N. K. (2006). Sex, drugs,
mengembangkan usaha, passion mampu and entrepreneurial passion? An
ikut berpengaruh dalam proses pe- exploratory study. Paper presented at
ngembangan usaha untuk pemeliharaan, the Babson College Entrepreneurship
pertumbuhan, dan perluasan usaha se- Research Conference.
telah diciptakan. Begitu pula dengan Cardon, M. S., Zietsma, C., Saparito, P.,
Matherne, B., & Davis, C. (2005). A and business size. Journal of Business
tale of passion: New insights into Venturing 13, 523–542.
entrepreneurship from a parenthood Collewaert, V., Anseel, F., Crommelinck,
metaphor. Journal of Business M., De Beuckelaer, A., Vermeire, J.
Venturing, 20(1), 23-45. (2016). When passion fades:
Cardon, M. S. (2008). Is passion Disentangling the temporal
contagious? The transference of dynamics of entrepreneurial passion
entrepreneurial emotion to for founding. Journal of Management
employees. Human Resource Studies, 53(6), 996-995. doi:
Management Review, 18(2), 77–86. 10.1111/joms.12193
Cardon, M. S., Foo, M. D., Shepherd, D. A., Darwanto (2012). Peran entrepreneurship
& Wiklund, J. (2012). Exploring the dalam mendorong pertumbuhan
heart: Entrepreneurial emotion is a ekonomi dan peningkatan kesejahteraan
hot topic. Entrepreneurship Theory and masyarakat. Diseminasi riset terapan
Practice, 36, 1–10. bidang manajemen & bisnis tingkat
Cardon, M. S., Sudek, R., & Mitteness, C. nasional jurusan administrasi bisnis
(2009). The impact of perceived Politeknik Negeri Semarang
entrepreneurial passion on angel Deniz, N., Boz, I. T., & Ertosun, O. G.,
investing. Frontiers of Entrepreneurship (2011). The relationship between
Research, 29(2), 1.
entrepreneur’s level of perceived
Cardon, M. S., Gregoire, D., & Stevens, C. business-related fear and business
E. (2009). The discriminant validity performance. Procedia Social and
of entrepreneurial passion. Academy Behavioral Sciences, 24, 579–600.
of Management Meetings, Chicago, IL. Drnovsek, M., Cardon, M. S., & Murnieks,
Cardon, M. S., Gregoire, D. A., Stevens, C. C. Y. (2009). Collective passion in
E., & Patel, P. C. (2013). Measuring entrepreneurial teams. A. Carsrud, &
entrepreneurial passion: Conceptual M. Brannback (Eds.), The
foundations and scale validation. entrepreneurial mind (pp. 191-215).
Journal of Business Venturing, 28(3), New York: Springer.
373-396. GEM. (2013). GEM 2013 Global Report.
Cardon, M. S., Wincent, J., Singh. J., & https://www.gemconsortium.org/rep
Drnovsek, M. (2009). The nature and ort. Diakses pada 1 Januari 2017
experience of entrepreneurial pukul 12.00.
passion. Academy of Management Hoang, Ha & Gimeno, Javier. (2010).
Review, 34(3), 511–32. Becoming an entrepreneur: A theory
Chen, X., Yao, X., & Kotha, S. (2009). of entrepreneurial identity. Journal of
Entrepreneur passion and Business Venturing, 2010, vol. 25,
preparedness in business plan issue 1, 41-53.
presentations: A persuasion analysis DOI: 10.1016/j.jbusvent.2008.07.002
of venture capitalists' funding Katz, J. A., & Green, R. P. (2007).
decisions. Academy of Management Entrepreneurial small business. New
Journal, 52(1), 199-214. York: McGraw-Hill.
Cliff, J. E. (1998). Does one size fit all? Kew, J., Herrington, M., Litovsky, Y., &
Exploring the relationship between Gale, H. (2013). Generation
attitudes towards growth, gender, entrepreneur? The state of global
youthship. Youth Business International Sasser, S. L., & Koslow, S. (2012). Passion,
and Global Entrepreneurship Monitor, expertise, politics, and
Newcastle. support. Journal of Advertising, 41(3),
Liliyah, Arie. (2015). Jumlah Wirausaha 5-18.
Indonesia Hanya 0,43% dari Total Sternberg, R. J. (1986). A triangular theory
Populasi. of love. Psychological Review, 93(2),
https://swa.co.id/swa/trends/managem 119.
ent/jumlah-wirausaha-indonesia- Sternberg, R. J. (1997). Construct validation
hanya-043-dari-total-populasi. Diakses of a triangular love scale. European
pada 1 Januari 2017 pukul 12.00.
Journal of Social Psychology, 313-335
Mageau, G. A., & Vallerand, R. J. (2007).
Shepherd, D. A. (2003). Learning from
The moderating effect of passion on
business failure: Propositions of grief
the relation between activity
recovery for the self-
engagement and positive
employed. Academy of Management
affect. Motivation and Emotion, 31(4),
Review, 28(2), 318-328.
312-321.
McMullen, J. S., & Shepherd, D. A. (2006). Smilor, R. W. (1997). Entrepreneurship:
Entrepreneurial action and the role Reflections on a subversive activity.
of uncertainty in the theory of the Journal of Business Venturing, 12(5),
entrepreneur. Academy of 341-346.
Management Review, 31(1), 132–52. Strauss, A., & Corbin, J. (1990). Basics of
Mitteness, C., Sudek, R., & Cardon, M. S. qualitative research: Grounded
(2012). Investor characteristics that theory procedures and techniques.
determine whether perceived Newbury Park : Sage Publications,
passion leads to higher evaluations Inc.
of funding potential. Journal of Tasnim, R., Yahya, S., & Zainuddin, M.N.
Business Venturing, 27, 592–606. (2014). “Im loving it!” What makes
Moustakas, C. (1994). Phenomenological the successful entrepreneur
research methods. Thousand Oaks: affectively committed to
Sage Publication, Inc. entrepreneurial performance? The
Murnieks, C. Y., Mosakowski, E., & Journal of Applied Management and
Cardon, M. S. (2014). Pathways of Entrepreneurship, 19(2), 27-52.
passion identity centrality, passion, Vallerand, R. J., Mageau, G. A., Ratelle, C.,
and behavior among Leonard, M., Blanchard, C., &
entrepreneurs. Journal of Koestner, R., (2003). Les Passions de
Management, 40(6), 1583-1606. l' Ame: On obsessive and
Parastuty, Z., Breitenecker, R. J., Schwarz, harmonious passion. Journal of
E. J., & Harms, R. (2016). Exploring Personality and Social Psychology,
the reasons and ways to exit: The 85(4), 756-767.
entrepreneur perspective. Diedit Van Praag, C. M., & Versloot, P. H. (2007).
oleh D. Bogenhold, J. Bonnet, M. What is the value of
Dejardin, & D. G. P. de Lema , entrepreneurship? A review of
Contemporary Entrepreneurship: recent research. Small Bussiness
Multidisciplinary Perspectives on Economy, 29(4), 351–82.
Vallerand, R. J., Salvy, S. J., Mageau, G. A.,
Innovation and Growth (159–172).
Elliot, A. J., Denis, P. L., Grouzet, F.
New York: Springer.
M., & Blanchard, C. (2007). On the role role of passion and obsession in the
of passion in performance. Journal of entrepreneurial process. (Unpublished
Personality, 75(3), 505-534. doctoral dissertation). University of
Wincent, J., Cardon, M. S., Singh, J., & St. Thomas, St. Paul.
Drnovsek, M. (2008). Entrepreneurial Wicker, C., & Davidsson, P. (2015). The
affect: The distinction between entrepreneurial break-up:
emotion and passion. In Academy of Disengaging from the start-up
Management Conference. Anaheim, CA. phase. Research Handbook of
Winnen, C. J. (2005). To be or not to be: The Entrepreneurial Exit, 197.