Tax treaty
UTS = 35%, UAS = 45%, Tugas = 20% (Perorangan dan kelompok), Kehadiran = -
CONTACT =
IBU EKA : ekass86@yahoo.co.id
BANG HENRY : h.d.hutagaol@gmail.com
BANG HARI : hari.hariprasetiyo@gmail.com
Setiap orang yang penghasilannya di bawah PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) tidak harus
membayar pajak.
Primus interpares merupakan ketua kelompok. Negra terbentuk dalam kelompok-kelompok
kecil bergabung bersatu menjadi besar dan kuat sepakat mengadakan perjanjian
masyarakat / le contract sosial.
Struktunya bersifat = sukarela ditentukan dipaksa
Le contract sosial atau perjanjian masyarakat jean jacoues rousseau sebagian dari hak
penduduk diserahkan kepada suatu wadah yang ajan mengurus kepentingan bersama.
Negara memerlukan =
1. Dana pajak, retribusi, sumbangan, dll (denda2)
2. Daya tenaga kerja (terdidik, terlatih, maupun tidak)
3. Sumber alam > kekayaan alam, hutan, laut
Pajak =
Pro : para bangsawan, para penguasa, contoh = louise XIV dari perancis
Kontra : petani, nelayan, pedagang. Oliver Wendell holmes jr. (1841-1935) mengatakan The
taxes are the price we pay for civilization.
Mengapa pajak penting di Indonesia?
1. Peranan pajak sangat dominan dalam penerimaan APBN
2. Penetapan pajak bersifat eksekutorial, yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap
3. Pajak tidak sekedar kewajiban, tetapi juga merupakan hak warga negara untuk ikut
berpartisipasi dalam membangun negara
Definisi Pajak
Pajak belasting (belast on te betalen) = beban yang harus di bayar
Pajak Tax (Compulsory Payment) = pembaran wajib
Fiscal fiscina pundi2/bejana uang fiscus (orang yang memungut pajak)
Unsur2 pajak =
1. Iuran kepada negara2
2. Yang dapat dipaksakan
3. Berdasarkan UU
4. Dengan tidak mendapat imbalan prestasi secara langsung
5. Digunakan untuk membiayai pengeluaran negara
Tujuan pajak =
Menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
Hukum pajak merupakan hukum yang hidup karena senantiasa mengikuti
perkembangan kehidupan sosial dan ekonomi suatu bangsa dan negara karenanya
kebuthan kehidupan bangsa dan negara ditumpukan pada berhasilnya pemungutan
pajak
Hukum pajak bersifat dinamis, mengikuti perkembangan kehidupan sosial
masyarakat
Unsur-unsur Pajak :
1. Iuran kepada negara
2. Yang dapat dipaksakan (kalau tidak dilakukan dikenakan sanksi)
3. Berdasarkan undang-undang
4. Dengan tidak mendapat imbalan prestasi secara langsung
5. Digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan tugas
negara
Pajak Pusat = PPH DAN PPN (Masuk ke pemerintah pusat yaitu ke kemenkeu lewat dirjen
pajak)
Pajak Daerah = PBB (Masuk ke pemerintah daerah (dulu ke pemeritah pusat)) lewat
dispenda
Dinegara maju tidak ada kementrian agama karena : 1). berkaitan dengan unsur pajak nomor
2 slide, karena agama tidak dipaksakan sehingga dana public tidak dimasukkan ke kelompok
agama selain itu pengertian agama dan negara dipisahkan sehingga di negara maju tidak
mau institusi negara memperoleh dana dari sektor agama. 2). Berkaitan dengan unsur pajak
no.3 di slide karena kalau di Indonesia berdasrkan uu kemudian didelegasikan ke
kementrian.
Pajak berbeda dengan demokrasi, kalau demokrasis (voters) sistemnya 1 man 1 vote.
Sedangkan kalau pajak (payers) bukan 1 man 1 coin sistemnya bagi yang bisa bayar lebih
kena pajaknya besar, kalau sedang juga membayarnya sedang, kalau yang tidak mampu tidak
usah bayar pajak.
PPN = 10%
PPH = 5%, 15%, 25%, 30% (Maksimal)
RESUME SENDIRI
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran
rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran
serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban
perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Sesuai falsafah undang-
undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan
hak dari setiap warga Negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap
pembiayaan negara dan pembangunan nasional.
JENIS PAJAK
Penggolongan pajak berdasarkan lembaga pemungutannya di Indonesia dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu Pajak Pusat dan Pajak Daerah.
Pajak Pusat adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Pusat yang dalam hal ini
sebagian besar dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak - Kementerian keuangan.
Sedangkan Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dikelola oleh Pemerintah Daerah baik di
tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota.
Segala pengadministrasian yang berkaitan dengan pajak pusat, akan dilaksanakan di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.
Untuk pengadministrasian yang berhubungan dengan pajak derah, akan dilaksanakan di
Kantor Dinas Pendapatan Daerah atau Kantor Pajak Daerah atau Kantor sejenisnya yang
dibawahi oleh Pemerintah Daerah setempat.
4. Bea Meterai
Bea Meterai adalah pajak yang dikenakan atas pemanfaatan dokumen, seperti surat
perjanjian, akta notaris, serta kwitansi pembayaran, surat berharga, dan efek, yang
memuat jumlah uang atau nominal diatas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan.
Pajak-pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota
adalah sebagai berikut:
a. Pajak Hotel;
b. Pajak Restoran;
c. Pajak Hiburan;
d. Pajak Reklame;
g. Pajak Parkir;
WAJIB PAJAK
Siapa yang digolongkan sebagai Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
MANFAAT PAJAK
Sebagaimana halnya perekonomian dalam suatu rumah tangga atau keluarga, perekonomian
negara juga mengenal sumber-sumber penerimaan dan pos-pos pengeluaran. Pajak
merupakan sumber utama penerimaan negara. Tanpa pajak, sebagian besar kegiatan negara
sulit untuk dapat dilaksanakan. Penggunaan uang pajak meliputi mulai dari belanja pegawai
sampai dengan pembiayaan berbagai proyek pembangunan. Pembangunan sarana umum
seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan
menggunakan uang yang berasal dari pajak.
Uang pajak juga digunakan untuk pembiayaan dalam rangka memberikan rasa aman bagi
seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara mulai saat dilahirkan sampai dengan
meninggal dunia, menikmati fasilitas atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya
dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. Pajak juga digunakan untuk mensubsidi
barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan juga membayar utang negara ke luar
negeri. Pajak juga digunakan untuk membantu UMKM baik dalam hal pembinaan dan
modal. Dengan demikian jelas bahwa peranan penerimaan pajak bagi suatu negara menjadi
sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan dan pembiayaan
pembangunan. Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan) di atas, pajak juga
melaksanakan fungsi redistribusi pendapatan dari masyarakat yang mempunyai kemampuan
ekonomi yang lebih tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya lebih rendah. Oleh
karena itu tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya
secara baik dan benar merupakan syarat mutlak untuk tercapainya fungsi redistribusi
pendapatan. Sehingga pada akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada dalam
masyarakat dapat dikurangi secara maksimal.
Landasan Hukum:
2. Landasan Konstitusional, UUD 1945 pasal 23 A UUD 1945: pajak dan pungutan lain
yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan UU, pasal 27 (1) UUD 1945:
segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecuali.
C. Asas yuridis pajak harus dapat memberikan jaminan hukum yang perlu untuk
menyatakan keadilan
E. Asas finansial pengenaan pajak harus dilakukan pada saat yang tepat
1. Teori Perjanjian Masyarakat (le contrat social). Dikemukakan oleh J.J.Rousseau (1712-
1778). Dalam naskah Leges Fundamentalis penguasa akan melindungi dan mengurus
kepentingan warga masyarakatnya dan masyarakat akan membayar biaya tersebut.
2. Teori Asuransi Menurut teori asuransi, fiskus berhak memungut pajak dari penduduknya
karena negara dianggap sama dengan perusahaan asuransi. Wajib pajak adalah tertanggung
yang wajib membayar premi dalam hal ini pajak. Karena negara melindungi segenap
masyarakat.
3. Teori Kepentingan Penduduk negara mempunyai kepentingan kepada negara. Makin
besar kepentingan penduduk kepada negara , maka makin besar pula perlindungan negara
kepadanya. Contoh : penduduk desa perlu KTP, Penduduk kota KTP, Paspor, surat
keterangan untuk sekolah, SIM, surat nikah, dll.
4. Teori Bakti Penduduk adalah bagian dari suatu negara , penduduk terikat pada
keberadaan negara sehingga penduduk wajib berbakti kepada negara dengan membayar
pajak.
5. Teori Gaya Pikul Pemerintah dalam memungut harus sesuai dengan daya pikul dari
wajib pajak. Wajib pajak hanya membayar pajak sesuai dengan daya pikulnya. Biaya untuk
mempertahankan hidupnya haruslah dikeluarkan terlebih dahulu sebelum dikenakan tarif
pajak. Biaya yang dikeluarkan tersebut disebut penghasilan tidak kena pajak (PTKP) atau
minimum of subsistence. Delangen.
6. Teori Daya Beli Dampak dari pemungutan pajak yaitu positif karena akan tersedia dana
untuk membiayai keperluan umum negara .
7. Teori Pembangunan Dana yang dipungut dari pajak dipergunakan untuk pembangunan
yang akan membuat rakyat menjadi adil, makmur, sejahtera lahir maupun bathin . Jadi
pemerintah diperbolehkan memungut pajak .
Asas Pengenaan Pajak : Asas tempat tinggal, Asas kebangsaan, Asas sumber
- Stelsel campuran
TIMBUL DAN HAPUSNYA HUTANG PAJAK, TARIF PAJAK, DASAR PENGENAAN PAJAK
Jenis pajak:
Pajak obyektif pajak yang kena pajak tanpa melihat subyektifnya jadi tergantung
obyektnya yang dibeli (PPN)
Pembagian pajak:
-Pajak langsung pajak yang dipungut secara langsung dan secara periodic, contoh PPH,
PBB, Pajak Kekayaan
-Pajak Tidak Langsung pajak yang dipungut kalau pada suatu waktu terdapat suatu
peristiwa atau perbuatan seperti penyerahan barang tak gerak, pembuatan suatu akta dsb,
contoh PPN, Bea Materai, perantaranya penjual.
Pembagian pajak:
-Pajak Tertulis Pajak yang pada permulaannya telah tersusun daftar yang berisikan data-
data tertentu dari para wajib pajak contoh
-Pajak Tidak Tertulis Pajak yang umumnya timbul karena suatu kejadian atau perbuatan
tertentu yang tidak diketahui sebelumnya siapa yang melakukaknnya, sehingga tidak
mungkin untuk disusun suatu daftar wajib pajak terlebih dahulu contoh PPN
2. Pendapat formal (deklarator): Hutang pajak timbul karena fiskus menerbitkan surat
ketetapan pajak (SKP) Contoh: PBB
Hapusnya Hutang Pajak:
1. Pembayaran
2. Kompensasi
3. Daluarsa
3. Tarif pajak yang tetap, contoh: bea materai dibawah 1jt atas 250rb (CARI TAHU MASALAH
MATERAI)
4. Tarif pajak degresif, (sudah tidak berlaku lg) ini waktu zaman colonial
Pajak terutang= tariff pajak x dasar pengenaan pajak (ppn=harga barang ynag dijual,
pbb=luas tanah/bangunan dikurangi tariff pajaknya)
Subjek Pajak adalah orang atau badan yang mememni syata2 subjektif (bertempat
tinggal atau berkedudukan di Indonesia)
Pengertian Wajib Pajak: orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan peuu
perjakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungutan pajak
atau pmorotngan pajak tertentu
Wajib Pajak adalah subjek pajak yang memenuhi syarat2 subjektif dan syarat objektif
(menerima atau memperoleh penghasilan kena pajak)
Perbedaan antara subyek pajak dengan wajib pajak, kalau waji pajak ada pertambahan
syarat objektifnya yaitu penghasilan kena pajak
A. 1. Orang pribadi 2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan mengganti yang
berhak (dijerman warisan kena pajak sektiar 7% - 30% kenapa? Karena di sana ada
perbedaan subyek antara si bapak dengan si anak
B. Badan
c. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak
a. orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
melalui bentuk usaha tetap.
b. orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak
lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan
dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha melalui kegiatan bentuk usaha tetap di
Indonesia.
1. Keberadaan
2. Kehendak
3. Ukuran waktu
Adalah Bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia , untuk
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia (psl 2 ayat 5 ).
Bermula menjadi subjek pajak dalam negeri:
c. Pada awal masa ia berada di Indonesia yang melebih 183 hari dalma jangka waktu 12
bulan secara berturut-turut
d. Badan-badan mulai menjadi subjek pajak pada saat badan itu didirikan.
2.Pejabat-pejabat perwakilan diplomat dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara
lain
Objek Pajak
Adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sasaran pajak atau dapat dikenakan pajak baik
berupa keadaan, perbuatan maupun peristiwa. (Dalam bahasa Jerman disebut Taatbestand).
Contoh :
Keadaan : kekayaan seseorang pada saat tertentu, memiliki kendaraan, tanah, rumah.
Peristiwa : segala sesuatu yang terjadi diluar perkiraan manusia, keuntungan secara
mendadak, mendapat anugrah atau penghargaan yang dapat dinilai dengan uang.
3. Objek Pajak berupa Kegiatan dalam Lalulintas Hukum, contoh : PPN, Bea Meterai, BPHTB.
Objek Pajak berupa Kekayaan : adalah harta yang dimiliki seseorang dapat berupa harta
berwujud, tak berwujud, bergerak dan tak gerak dengan ukuran harta tersebut mempunyai
nilai sosial dan nilai ekonomis.
Nilai Sosial: Kekayaan itu mempunyai nilai dalam kehidupan masyarakat. Harta
mempunyai fungsi sosial berarti harta tersebut diperlukan dalam kehidupan sosial.