Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul

Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

Deliniasi Prospek Bijih Besi Dengan Mengunakan Metode Geomagnetik


(Lokasi Penelitian Pelaihari, Kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan)

Zainul Arif1, Piter Lepong2,


1
Laboratorium Geofisika, Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Mulawarman
2
Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Mulawarman
1 2
*Corresponding Author: zainularif.fisika@gmail.com , pit.lepong@gmail.com

Abstract Mineral magnetik, magnetit, pirotit, ilmenit didistribusikan secara luas melalui kerak bumi.
Pengukuran-pengukuran medan magnetik yang diambil dalam daerah formasi-formasi geologi
tersebut akan menunjukkan medan anomali magnetik. Anomali-anomali tersebut bisa besar atau
kecil bergantung pada tingkat magnetisasi dan reaksi formasi pada medan bumi pada daerah itu.
Dalam studi kasus ini, digunakan metode geomagnetik mengunakan proton preccession
magnetometer untuk survei magnetik daerah Pelaihari dan data magnetik hasil survei tersebut
dikoreksi untuk mendapatkan medan anomali magnetik. Kemudian medan anomaali magnetik
diproses menggunakan filter reduce to pole dengan tujuan memperjelas anomali di daerah
tersebut. Dari analisis dapat disimpulkan daerah yang memiliki prospek bijih besi berada pada tiga
2 2 2
daerah yang memiliki prospek bijih besi dengan luas 3.286M , 2.070M , 2.834 M , Total luasan
2
derah yang prospek bijih besi 8.190 M

Keywords: anomali magnetik, reduce to pole, contour, bijih besi

Pendahuluan
Secara geologi indonesia memiliki digunakan untuk survei pendahuluan dalam
potensi sumber kekayaan mineral yang eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan,
cukup besar dan belum semuanya mineral, maupun sebagai monitoring
dimanfaatkan secara optimal. Sumberdaya kegiatan vulkanisme
mineral adalah semua bahan galian yang Tujuan penelitian ini adalah Menentukan
terdapat di bumi yang dapat dipakai untuk daerah yang memiliki prospek bijih besi
kebutuhan hidup manusia. Sumber daya dengan mengunakan metode geomagnetik di
mineral merupakan modal nasional yang daerah Pelaihari, Kab Tanah Laut,
perlu dikembangkan dan dimanfaatkan Kalimantan Selatan
secara optimal untuk menunjang
pembangunan. Namun, pemanfaatan Teori
sumberdaya mineral tersebut harus Batuan di dalam bumi mengandung
memperhatikan konservasi dan upaya untuk mineral-mineral yang sebagian juga memiliki
kelestarian fungsi ekosistem(Onisan, 2013). sifat kemagnetan. Mineral tersebut
Bumi memiliki suatu medan magnet terinduksi medan magnet bumi dan
yang disebabkan oleh sumber yang berasal menimbulkan medan magnet sekunder
dari dalam inti bumi. Bumi berlaku sepeti (Bakrie, 2008). Hal inilah yang menjadi dasar
sebuah magnet sferis yang sangat besar metode geomagnet. Metode geomagnet
dengan suatu medan magnet yang didasarkan pada pengukuran variasi
mengelilinginya. Sumbu dipole ini bergeser intensitas magnetik di permukaan bumi yang
0
sekitar 11 dari sumbu rotasi bumi, yang disebabkan adanya
berarti kutub utara geografis bumi tidak anomali benda termagnetisasi di bawah
terletak pada tempat yang sama dengan permukaan bumi.
kutub selatan magnetik bumi. Menurut
IGRF(2000), melalui perhitungan posisi Gaya magnetik
simetris dimana dipole magnetik memotong Charles Augustin de Coulomb (1785)
permukaan bumi, letak kutub utara magnet menyatakan bahwa gaya magnetik
bumi adalah 79,3 N, 71,5 W dan 79,3 S, berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak
108,5 E untuk kutub selatan (Blakely, 1995). antara dua muatan magnetik, yang
Metode geomagnetik merupakan salah persamaannya mirip seperti hukum gaya
satu metode dalam geofisika yang gravitasi Newton. Dengan demikian, apabila
memanfaatkan medan magnet bumi untuk dua buah kutub M1 dan M2 dari monopole
mendeteksi sesuatu yang ada dibawah magnetik yang berlainan terpisah pada jarak
permukaan bumi. Metode ini sering

450
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

r, maka persamaan gaya magnetic pergunakan dalam metode magnetik. Harga


dinyatakan seperti berikut, k pada batuan semakin besar apabila dalam
bentuk tersebut semakin banyak dijumpai
mineral mineral yang bersifat magnetik.
(1)
Medan magnet bumi
Medan magnet bumi secara sederhana
Dengan 0
adalah permeabilitas dapat digambarkan sebagai medan magnet
yang ditimbulkan oleh batang magnet
medium dalam ruang hampa, tidak
raksasa yang terletak di dalam inti bumi,
berdimensi dan berharga satu( Rusli, 2007).
namun tidak berimpit dengan garis utara-
selatan geografis Bumi. Sedangkan kuat
Kuat medan magnet
medan magnet sebagian besar berasal
Kuat medan magnet adalah besarnya
daridalam bumi sendiri (98%) atau medan
medan magnet pada sutu titik dalam ruang
magnet dalam (internal field),sedangkan
yang timbul sebagai akibat dari sebuah kutub
sisanya (2%) ditimbulkan oleh induksi
yang berada sejauh r dari titik tersebut. magnetik batuan di kerakbumi maupun dari
Kuat medan H didefinisikan sebagai gaya luar angkasa.. Beberapa alasan sehingga
persatuan kuat kutub magnet, dapat di bumi memiliki medan magnetik, diantaranya;
tuliskan sebagai : 1. Kecepatan rotasi Bumi yang tinggi
2. Proses konveksi mantel dengan inti luar
H= (2)
bumi (bersifat kental).
3. Inti dalam (padat) yang konduktif,
Bila dua buah kutub magnet yang kandungan yang kaya besi.
berlawanan mempunyai kuat kutub magnet Pada Gambar 3 menjelaskan
+p dan -p, keduanya terletak dalam jarak l, mengenai medan magnet dinyatakan
maka momen magnetik M dapat ditulis sebagai besar dan arah (vektor), arahnya
sebagai dinyatakan sebagai deklinasi (penyimpangan
terhadap arah utara-selatan geografis) dan
M pl r1 M r 1
inklinasi (penyimpangan terhadap arah
(3) horisontal kutub utara magnet).
Dengan M adalah vektor dalam arah
unit vekor r1 dari kutub negatif ke kutub
positif (Rosanti, 2012).
Intensitas Magnetik
Beda magnet dapat di pandang sebagai
sekumpulan dari sejumlah momen momen
magnetik. Bila benda magnetik tersebut
diletakkan dalam medan luar, benda tersebut
di letakkan pada medan luar, benda tersebut
menjadi termagnetisasi karena induksi. Oleh
karena itu, itensitas kemagnetan I adalah
Gambar 1. (a) Deklinasi adalah besar sudut
tingkat kemampuan menyearahnya momen-
penyimpangan arah magnet utara terhadap
momen magnetik dalam medan luar, atau
arah utara geografis, (b) Inklinasi adalah
didefinisikan sebagai momen magnet
besar sudut penyimpangan arah
persatuan volume
medanmagnet terhadap arah horisontal
I M V (4) (Batt, Cathy, 2009).

Tingkat suatu benda magnetik untuk


mampu di magnetisasi di tentukan oleh
suseptibilitas kemagnetan atau k , yang di
tuliskan sebagai : Elemen-elemen Medan Magnet Bumi
Komponen medan magnet bumi biasa
I kH (5)
disebut elemen medan magnet bumi,
mempunyai tiga arah utama yaitu komponen
Besaran yang tidak berdimensi ini arah utara, komponen arah timur dan
merupakan parameter dasar yang di komponen ke arah bawah.

451
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

pengukuran rata-rata pada daerah luasan


2
sekitar 1 juta km yang dilakukan dalam
waktu satu tahun.
Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
1. Medan magnet utama (main field)
2. Medan magnet luar (external field)
3. Anomali medan magnetik

Reduksi ke Kutub
Metode reduksi ke kutub (reduce to
pole) magnetik bumi dapat mengurangi salah
satu tahap yang rumit dari proses
interpretasi, dimana anomali medan
magnetik menunjukkan langsung posisi
bendanya sebagaimana dapat dilihat pada
gambar 5 Reduksi ini dilakukan dengan cara
mengubahsudut inklinasi dan deklinasi
Gambar 2. Elemen medan magnet bumi 0 0.
menjadi 90 dan 0
(Blakely, 1995)
Pada koordinat kartesian ketiga
komponen tersebut dinyatakan X, Y, Z.
Elemen-elemen isinya adalah :
1. Deklinasi (D) adalah sudut utara
magnet bumi dengan komponen
horisontal yang dihitung dari utara
menuju timur (sudut antara utara
geomagnetic dan utara geografis). Gambar 3. Anomali magnetik dan anomali
2. Inklinasi (I) adalah sudut antara hasil reduksi ke kutub (Blakely, 1995).
medan magnet total dengan bidang
horisontal yang dihitung dari Baranov dan Naudy (1964) telah
horisontal menuju ke bidang vertikal mengembangkan metode transformasi ke
ke bawah (sudut antara bidang kutub untuk menyederhanakan interpretasi
horizontal dan vektor medan total). data medan magnetik pada daerah-daerah
3. Intensitas horisontal (H) adalah berlintang rendah dan menengah. Metode
magnitudo dari mean magnet total reduksi ke kutub magnetik bumi dapat
pada arah horisontal mengurangi salah satu tahap yang rumit dari
4. Medan magnet total adalah proses interpretasi, dimana anomali medan
magnitudo dari medan vektor magnet magnetik menunjukkan langsung posisi
total bendanya.
Hubungan antara komponen-
komponen medan magnet tersebut adalah :

tanD = sinD = (6) (10)


tan I = sin I = (7)

H= (8)

F= (9)

Medan magnet utama bumi berubah


terhadap waktu. Untuk menyeragamkan
nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat
standar nilai yang disebut International
Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang
diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai
IGRF tersebut diperoleh dari hasil

452
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

daerah prosepek bijih besi di daerah


tersebut.
Hasil dan Pembahasan Survei pendahuluan dilakukan
dengan mengambil data geologi yang
meliputi singkapan batuan dan morfologi
daerah penelitian. Survei pendahuluan
dilakukan untuk menentukan lintasan dan
stasiun pengukuran yang akan digunakan
untuk pengambilan data Proton memory
magnetometer yang berfungsi sebagai base
diletakkan di suatu titik dan dioperasikan
untuk mengambil data magnetik dengan
selang waktu dua menit. Proton memory
magnetometeryang berfungsi sebagai rover
dioperasikan di di lokasi (lintasan dan stasiun
yang telah ditentukan).Selama pengukuran di
titik-titik yang telah ditentukan, dilakukan juga
pengambilan data koordinat pengukuran dan
mencatat informasi yang ada di titik tersebut,
seperti singkapan batuan.
Setelah pengambilan data dengan proton
memory magnetometer, berupa nilai medan
Gambar 4. anomai magnetik total magnetik total hasil pengukuran pada setiap
titik di lintasan dan stasiun pengukuran,
Berdasarkan hasil dari peta anomali maka dilakukan koreksi-koreksi terhadap
magnetik yang berupa original grid medan magnetik total di setiap titik lokasi
selanjutya di lakukan filter reduce to pole atau stasiun pengukuran tersebut dengan
sehingga di dapat kontur sebagai tujuan mendapatkan nilai anomali magnetik.
Koreksi-koreksi tersebut meliputi koreksi
spiking, koreksi harian, koreksi IGRF.
Setelah koreksi yang mencakup
koreksi spiking, koreksi harian, koreksi IGRF
dilakukan pada medan anomali total maka
akan didapatkan medan anomali magnetik
H. Medan anomali H ini selanjutnya diolah
untuk mendapatkan peta anomali magnetik
(original grid) yang memiliki koordinat-
koordinat pengukuran (lintang dan bujur) dan
nilai anomali magnetik dalam satuan
nanotesla berdasarkan skala warna.

Gambar 5. peta anomali magnetik dengan


filter reduce to pole
Dalam studi kasus ini digunakan proton
memory magnetometer untuk survei
magnetik di daerah Pelaihari.Rancangan
penelitian terdiri dari beberapa tahapan, yaitu
survei pendahuluan, pengambilan data,
koreksi data, pengolahan data, dan
interpretasi dengan tujuan mengetahui

453
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

9573200
Hasil peta kontur anomali magnetik
yang dihasilkan oleh filter reduce to pole ini
lebih memperjelas penyebab anomali yang
9573100 berasal dari benda itu sendiri karena
magnetisasi yang dilakukan tepat di atas
benda (magnetisasi asimetri dan efek medan
9573000
anomali magnetik yang lain dihilangkan)
sehingga peta kontur anomali magnetik ini
9572900 yang digunakan dalam menentukan daerah
prospek bijih besi. Dengan nilai medan
anomali magnetik yang tinggi dengan
9572800
rentang 400 nT hingga 750 nT pada
koordinat lintang 253305 hingga 253329 dan
9572700
koordinat bujur 9572690 hingga 9572788,
maka di daerah koordinat inilah diduga
daerah prospek bijih besi.
9572600
253300 253400 253500

Gambar 6.(a) medan anomali tinggi (b)


medan anomali rendah
Pada gambar kontur, nilai magnetik Kesimpulan
diskalakan dalam warna dalam urutan nilai Berdasarkan penelitian yang telah di
medan magnetik terendah ke tertinggi, dari lakukan dapat disimpulkan
hitam (terendah) ke merah (tertinggi). Nilai Daerah prospek bijih besi dengan
medan magnetik berkisar dari -450 nT mengunakan metode geomagnetik di daerah
sampai 400 nT, terletak pada koordinat Pelaihari, Kab Tanah Laut, didapat melalui
lintang (garis horisontal) dari 253300 hingga peta kontur anomali magnetik yang
253500 dan koordinat bujur (garis vertikal) dihasilkan oleh filter reduce to pole diperoleh
dari 9572600 hingga 9573200. Nilai medan 3 daerah yang memiliki prospek bijih besi
2 2 2
magnetik yang tinggi (merah) dengan nilai dengan luas 3.286M , 2.070M , 2.834 M ,
350 nT sampai 400 nT berada pada Total luasan derah yang prospek bijih besi
2
koordinat 253321, 9572650, yang 8.190 M
berdasarkan informasi yang didapat pada
saat pengukuran, permukaannya merupakan Ucapan Terima Kasih
daerah gunung, terdapat kerikil di permukaan Penulis mengucapkan terima kasih
dan 253504, 9573055 daerah Semak belukar kepada Laboratorium Geofisika FMIPA
(dirintis). Terdapat kontras medan anomali Universitsas Mulawarman Samarinda atas
magnetik berwarna biru ke hitam berada fasilitas yang diberikan untuk melakukan
pada koordinat lintang 253400 hingga penelitian ilmiah.
253520 dan koordinat bujur 9572756 hingga
9572870, dengan rentang nilai anomali Daftar Pustaka
magnetik dari -200 nT hingga -450 nT. Nilai
medan anomali magnetik yang paling rendah [1] Batt,Cathy.2009. Archaeomagnetism.
(hitam) dengan nilai -300 nT sampai -450 nT Tanggal akses: 25 november 2015.
berada pada koordinat 253408, 9572844, http://www.brad.ac.uk/archaeomagneti
yang permukaannya merupakan daerah sm/archaeomagneticdating/introduction
lembah. -to-archaeomagnetism/magnetic-field/
Nilai medan anomali magnetik yang [2] Blekely, R.J. 1995. Potential theory in
dihasilkan oleh filter reduce to pole sedikit gravity and magnetic applications.
lebih besar dibanding nilai medan anomali Cambridge Univ Press. New York.
magnetik pada peta kontur original grid [3] Candra , Rotua.2011. Menentukan
karena reduce to pole melakukan Daerah Prospek Bijih Besi
magnetisasi tepat di atas benda dan efek Menggunakan Metode Geolistrik di
medan dari anomali lain dihilangkan. Seperti Daerah C Dengan Data Pendukung
pola anomali magnetik pada peta kontur Geomagnetik. Universitas Indonesia.
original grid, pola anomali magnetik [4] L. Ahern, Judson. 2009. Earth's
cenderung tergabung membentuk suatu pola Magnetic Field. Tanggal akses: 11
anomali magnetik yang besar. november 2015.

454
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia

ISBN: 978-602-72658-1-3

http://geophysics.ou.edu/solid_earth/no
tes/mag_earth/earth.htm.
[5] Nuha, Dafiqiy yalu ulin.2012.
pemodelan Struktur Bawah permukaan
daerah sumber air panas songgoriti
kota batu berdasarkan data
geomagnetik. (online), dalam jurnal
Neutrino Vol.4. No.2 april 2012.
[6] Onisan. 2013. Application geomagnetic
method to identification chromit
minerals in sukorejo village, kalidawir
district, Tulungagung regency.
Universitas malang.
[7] Rosanti, Dian Farida. 2012. Korelasi
antar suseptibilitas magnetik dengan
unsur logam berat pada sekuensi
tanah di pujon malang. Skripsi:
Universitas negeri Malang.

455

Anda mungkin juga menyukai