Zainul Arif PDF
Zainul Arif PDF
ISBN: 978-602-72658-1-3
Abstract Mineral magnetik, magnetit, pirotit, ilmenit didistribusikan secara luas melalui kerak bumi.
Pengukuran-pengukuran medan magnetik yang diambil dalam daerah formasi-formasi geologi
tersebut akan menunjukkan medan anomali magnetik. Anomali-anomali tersebut bisa besar atau
kecil bergantung pada tingkat magnetisasi dan reaksi formasi pada medan bumi pada daerah itu.
Dalam studi kasus ini, digunakan metode geomagnetik mengunakan proton preccession
magnetometer untuk survei magnetik daerah Pelaihari dan data magnetik hasil survei tersebut
dikoreksi untuk mendapatkan medan anomali magnetik. Kemudian medan anomaali magnetik
diproses menggunakan filter reduce to pole dengan tujuan memperjelas anomali di daerah
tersebut. Dari analisis dapat disimpulkan daerah yang memiliki prospek bijih besi berada pada tiga
2 2 2
daerah yang memiliki prospek bijih besi dengan luas 3.286M , 2.070M , 2.834 M , Total luasan
2
derah yang prospek bijih besi 8.190 M
Pendahuluan
Secara geologi indonesia memiliki digunakan untuk survei pendahuluan dalam
potensi sumber kekayaan mineral yang eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan,
cukup besar dan belum semuanya mineral, maupun sebagai monitoring
dimanfaatkan secara optimal. Sumberdaya kegiatan vulkanisme
mineral adalah semua bahan galian yang Tujuan penelitian ini adalah Menentukan
terdapat di bumi yang dapat dipakai untuk daerah yang memiliki prospek bijih besi
kebutuhan hidup manusia. Sumber daya dengan mengunakan metode geomagnetik di
mineral merupakan modal nasional yang daerah Pelaihari, Kab Tanah Laut,
perlu dikembangkan dan dimanfaatkan Kalimantan Selatan
secara optimal untuk menunjang
pembangunan. Namun, pemanfaatan Teori
sumberdaya mineral tersebut harus Batuan di dalam bumi mengandung
memperhatikan konservasi dan upaya untuk mineral-mineral yang sebagian juga memiliki
kelestarian fungsi ekosistem(Onisan, 2013). sifat kemagnetan. Mineral tersebut
Bumi memiliki suatu medan magnet terinduksi medan magnet bumi dan
yang disebabkan oleh sumber yang berasal menimbulkan medan magnet sekunder
dari dalam inti bumi. Bumi berlaku sepeti (Bakrie, 2008). Hal inilah yang menjadi dasar
sebuah magnet sferis yang sangat besar metode geomagnet. Metode geomagnet
dengan suatu medan magnet yang didasarkan pada pengukuran variasi
mengelilinginya. Sumbu dipole ini bergeser intensitas magnetik di permukaan bumi yang
0
sekitar 11 dari sumbu rotasi bumi, yang disebabkan adanya
berarti kutub utara geografis bumi tidak anomali benda termagnetisasi di bawah
terletak pada tempat yang sama dengan permukaan bumi.
kutub selatan magnetik bumi. Menurut
IGRF(2000), melalui perhitungan posisi Gaya magnetik
simetris dimana dipole magnetik memotong Charles Augustin de Coulomb (1785)
permukaan bumi, letak kutub utara magnet menyatakan bahwa gaya magnetik
bumi adalah 79,3 N, 71,5 W dan 79,3 S, berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak
108,5 E untuk kutub selatan (Blakely, 1995). antara dua muatan magnetik, yang
Metode geomagnetik merupakan salah persamaannya mirip seperti hukum gaya
satu metode dalam geofisika yang gravitasi Newton. Dengan demikian, apabila
memanfaatkan medan magnet bumi untuk dua buah kutub M1 dan M2 dari monopole
mendeteksi sesuatu yang ada dibawah magnetik yang berlainan terpisah pada jarak
permukaan bumi. Metode ini sering
450
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-72658-1-3
451
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-72658-1-3
Reduksi ke Kutub
Metode reduksi ke kutub (reduce to
pole) magnetik bumi dapat mengurangi salah
satu tahap yang rumit dari proses
interpretasi, dimana anomali medan
magnetik menunjukkan langsung posisi
bendanya sebagaimana dapat dilihat pada
gambar 5 Reduksi ini dilakukan dengan cara
mengubahsudut inklinasi dan deklinasi
Gambar 2. Elemen medan magnet bumi 0 0.
menjadi 90 dan 0
(Blakely, 1995)
Pada koordinat kartesian ketiga
komponen tersebut dinyatakan X, Y, Z.
Elemen-elemen isinya adalah :
1. Deklinasi (D) adalah sudut utara
magnet bumi dengan komponen
horisontal yang dihitung dari utara
menuju timur (sudut antara utara
geomagnetic dan utara geografis). Gambar 3. Anomali magnetik dan anomali
2. Inklinasi (I) adalah sudut antara hasil reduksi ke kutub (Blakely, 1995).
medan magnet total dengan bidang
horisontal yang dihitung dari Baranov dan Naudy (1964) telah
horisontal menuju ke bidang vertikal mengembangkan metode transformasi ke
ke bawah (sudut antara bidang kutub untuk menyederhanakan interpretasi
horizontal dan vektor medan total). data medan magnetik pada daerah-daerah
3. Intensitas horisontal (H) adalah berlintang rendah dan menengah. Metode
magnitudo dari mean magnet total reduksi ke kutub magnetik bumi dapat
pada arah horisontal mengurangi salah satu tahap yang rumit dari
4. Medan magnet total adalah proses interpretasi, dimana anomali medan
magnitudo dari medan vektor magnet magnetik menunjukkan langsung posisi
total bendanya.
Hubungan antara komponen-
komponen medan magnet tersebut adalah :
H= (8)
F= (9)
452
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-72658-1-3
453
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-72658-1-3
9573200
Hasil peta kontur anomali magnetik
yang dihasilkan oleh filter reduce to pole ini
lebih memperjelas penyebab anomali yang
9573100 berasal dari benda itu sendiri karena
magnetisasi yang dilakukan tepat di atas
benda (magnetisasi asimetri dan efek medan
9573000
anomali magnetik yang lain dihilangkan)
sehingga peta kontur anomali magnetik ini
9572900 yang digunakan dalam menentukan daerah
prospek bijih besi. Dengan nilai medan
anomali magnetik yang tinggi dengan
9572800
rentang 400 nT hingga 750 nT pada
koordinat lintang 253305 hingga 253329 dan
9572700
koordinat bujur 9572690 hingga 9572788,
maka di daerah koordinat inilah diduga
daerah prospek bijih besi.
9572600
253300 253400 253500
454
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul
Periode Maret 2016, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-72658-1-3
http://geophysics.ou.edu/solid_earth/no
tes/mag_earth/earth.htm.
[5] Nuha, Dafiqiy yalu ulin.2012.
pemodelan Struktur Bawah permukaan
daerah sumber air panas songgoriti
kota batu berdasarkan data
geomagnetik. (online), dalam jurnal
Neutrino Vol.4. No.2 april 2012.
[6] Onisan. 2013. Application geomagnetic
method to identification chromit
minerals in sukorejo village, kalidawir
district, Tulungagung regency.
Universitas malang.
[7] Rosanti, Dian Farida. 2012. Korelasi
antar suseptibilitas magnetik dengan
unsur logam berat pada sekuensi
tanah di pujon malang. Skripsi:
Universitas negeri Malang.
455