Anda di halaman 1dari 28

MUSYRIK

Pengertian Musyrik
Musyrik adalah orang yang mempersekutukan Allah, mengaku akan adanya Tuhan selain Allah
atau menyamakan sesuatu dengan Allah. Perbuatan itu disebut musyrik.
Firman Allah ; Ingatlah Luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran
kepadanya:Hai anakku!janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar [Qs Luqman:13]

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"

Dengan demikian org musyrik disamping menyembah Allah mengabdikan kepada Allah, juga
mengabdikan dirinya kepada yang selain Allah.JAdi org musyrik itu ialah mereka yg
mempersekutukan Allah baik dalam bentuk Itikad (kepercayaan), ucapan mahupun dalam
bentuk amal perbuatan. Mereka (org musyrik) menjadikan mahkluk yang diciptakan Allah ini
baik yang berupa benda mahupun manusia sebagai Tuhan dan menjadikan sebagai An dad,
Alihah, Thoughut dan Arbab..

i. Alihah ialah suatu kepercayaan terhadap benda dan binatang yang menurut keyakinannya
dapat memberikan manfaat serta dapat menolak bahaya. Misalnya kita memakai cincin merah
delima, dan kita yakin bahawa dengan memakainya dapat menghindarkan bahaya. Adapun
kepercayaan memelihara burung Terkukur dapat memberikan kemajuan dalam bidang
perniagaannya. Dan itulah dinamakan Alihah, yakni menyekutukan Allah dengan binatang dan
benda (Kepada Makhluk).

ii. Andad, sesuatu perkara yang dicintai dan dihormati melebihi daripada cintanya kepada Allah,
sehingga dapat memalingkan seseorang dari melaksanakan ketaatan terhadap Allah dan
RasulNya. Misalnya saja seorang yang senang mencintai kepada benda, keluarga, rumah dan
sebagainya, dimana cintanya melebihi cintai terhadap Allah dan RasulNya, sehingga mereka
melalaikan dalam melaksanakan kewajiban agama, kerana terlalu cintanya terhadap benda
tersebut (makhluk tersebut).

iii. Thoghut ialah orang yang ditakuti dan ditaati seperti takut kepada Allah, bahkan melebihi
rasa takut dan taatnya kepada Allah, walaupun keinginan dan perintahnya itu harus berbuat
derhaka kepadaNya.
iv. Arbab, ialah para pemuka agama (ulama,ustad) yang suka memberikan fatwa, nasihat yang
menyalahi ketentuan (perintah dan Larangan) Allah dan RasulNya, kemudian ditaati oleh para
pengikutnya tanpa diteliti dulu seperti mentaati terhadap Allah dan RasulNya. Para pemuka
agama itu telah menjadikan dirinya dan dijadikan para pengikutnya Arbab (Tuhan selain Allah).

Bentuk musyrik ini menyesatkan terhadap perilaku manusia. Dan dengan memiliki aqidah seperti
itu dapat menghilangkan Keimanan.

Syirik

Pengertian Syirik

Syirik adalah perbuatan menyembah atau menyekutukan sesuatu selai Allah dan ini adalah dosa
besar. Dan berikut ini contoh - contoh Syirik:
a.Menyembah sesuatu selain Allah
Menyembah sesuatu selain Allah adalah termasuk syrik yang paling berat dan tinggi. Mereka ini
menyembah benda-benda, patung, batu, kayu, kubur bahkan manusia dan lain-lainnya. Mereka
percaya bahawa benda-benda (makhluk) tersebut adalah tuhan-tuhan yang dapat mendatangkan
kebaikan dan keburukan. Termasuk dalam tahap syrik seperti ini adalah mengadakan pemujaan
seseorang tokoh pepimpin.

b.Mempersekutukan Allah.
Artinya mempercayai bahawa makhluk selain Allah itu mempunyai sifat-sifat seperti yang ada
pada Allah.
Dalam kategori mempersekutukan Allah ini adalah faham Trinti menurut kepercayaan Kristian,
begitu faham Trimurti menurut kepercayaan agama Hindu, yang mempercayai bahawa Tuhan itu
ada tiga, iaitu Brahman (tuhan menciptakan alam seisinya),Wisnu(Tuhan yang memelihara
Alam) dan Syiwa (Tuhan yang menghancurkan alam).

c.Mempertuhankan Manusia.
Mempertuhankan manusia atau menjadikan manusia sebagai tuhannya adalah termasuk syrik
atau mempersekutukan Allah. Termasuk didalam mengtuhankan manusia itu adalah pemuka-
pemuka agama,ulama, pendita, para auliya,para solehin dan sebagainya.
Dalam ajaran ilmu Tauhid terlalu mengagungkan, mendewakan seseorang itu dinamakan
Ghuluwwun. Ertinya keterlaluan dalam mengagungkan dan meninggikan darjat makhluk
sehingga ditempatkan pada kedudukan yang bukan sepatutnya menempati kedudukan itu kecuali
Allah.

Bahaya Syrik
Firman Allah:
Maka apakah orang kafir (musyrik) menyangka bahawa mereka (dapat) mengambil hamba-
hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka
jahanam tempat tinggal bagi orang-orang kafir(musyrik) [Qs Al Kahfi:102]
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampunkan dosa syrik, dan Dia mengampuni dosa-dosa
selain dari syrik itu bagi siapa yang dikehendakiNya. BArangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya [Qs At
Taubah:113]

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada
Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya),
sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka
jahanam.

Sabda Rasulullah:
Sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kamu sekalian ialah syrik yang paling kecil. Ketika
Nabi SAW ditanya:Apa syrik kecil itu?,Nabi SAW bersabda:Riyak
Imam Muslim meriwayatkan, yang datangnya dari Nabi SAW baginda bersabda:Barangsiapa
yang menjumpai Allah (meninggal dunia) dalam keadaan tidak mempersekutukanNya dengan
sesuatu apapun, dimasuk syurga dan barangsiapa menjumpai Allah keadaan
mempersekutukanNya dengan sesuatu, dia masuk neraka

MUNAFIK
Pengertian Munafik
Munafik adalah orang yang termasuk golongan orang yang tidak mendapat hidayah atau
petunjuk dari Allah, sehingga jalan hidupnya yang ditempuhi tidaklah mengandungi nilai-nilai
ibadah dan segala amal yang dikerjakan tidak mencari keredhaan Allah.
Orang munafik adalah orang yang bermuka dua, mengaku beriman padahal hatinya ingkar.
Perbuatan orang munafik disebut Nifaq. Mereka ini hanya pada mulutnya saja, kemudian dalam
perbuatannya sehari-hari tampak baik, tapi hanya tipu belaka saja.
Artinya segala amal perbuatan yang dikerjakan itu bukan ditegakkan di atas dasar keimanan dan
ketaqwaan terhadap Allah, akan tetapi hanya didasarkan pada perasaan dan hawa nafsunya
semata-mata untuk mencari muka, penampilan, mengambil hati dalam masyarakat dan
pandangan orang belaka. Segala perbuatan baiknya itu hanya dijadikan tempat berlindung untuk
menutupi segala keburukan Itikad dan niatnya.

Tanda-tanda munafik.
a. Ingin menipu daya Allah.
Firman Allah: Dan diantara manusia ada yang mengatakan,aku beriman kepada Allah dan
kepada hari kemudian,padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang yang beriman.Mereka itu
hendak menipu Allah berserta orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya
sendiri,sedang mereka tidak sedar [Qs Al Baqarah: 8-9]

b. Lebih suka memilih orang kafir sebagai pepimpinnya.


Firman Allah maksudnya:
..(iaitu) orang yang mengambil orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan
meninggalkan orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu? Maka
sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah [Qs An Nisa :139]

c. Tidak ingin diajak berhukum dengan hukum Allah dan RasulNya.


Firman Allah:
Apabila dikatakan kepada mereka (org munafik):Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang
Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul, niscaya kamu lihat orang-orang munafik
menghalangi (manusia ) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu [Qs An Nisa:61]

d. Malas menegakkan solat, tapi kalau solat suka menunjuk-nunjuk (riyak)


Firman Allah: Dan bila mereka berdiri untuk melaksanakan solat, mereka berdiri dengan malas.
Mereka bermaksud riyak dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka itu menyebut asma Allah,
kecuali sedikit sekali [Qs An Nisa:142]

e. Berdusta apanbila berkata, menyalahi janji dan khinat (pecah amanah)


Tanda-tanda orang munafik itu ada 3 macam, apabila berkata suka berdusta,apabila berjanji
selalu menyalahi dan apabila diberi kepercayaan (amanah) suka khinat
[Hr muslim dan bukhari]

Pengaruh munafik bagi kehidupan bermasyarakat.


Dalam sejarah telah banyak membuktikan bahawa umat Islam zaman dulu sering diperdaya oleh
orang munafik dan hal itu akan berterus sampai zaman sekarang bahkan zaman yang akan datang
dari generasi ke generasi. Oleh kerana itu kita umat Islam dimana saja berada hendaknya berhati-
hati terhadap orang munafik yang berhasrat mematahkan semangat juang kita umat Islam,
memporak-perandakan kekuatan Islam, memadamkan cahaya Allah ditengah-tengah orang Islam
dan selalu kerosakan dan kekacauan dimana-mana.

Mereka (orang munafik) hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan)
mereka. Dan Allah telah menyempurkan cahayaNya, meskipun orang kafir membenci. [Qs Asy-
Shaf;8]

KAFIR
Pengertian Kafir
Kafir bermakna orang yang ingkar,yang tidak beriman (tidak percaya) atau tidak beragama
Islam. Dengan kata lain orang kafir adalah orang yang tidak mahu memperhatikan serta menolak
terhadap segala hukum Allah atau hukum Islam disampaikan melalui para Rasul (Muhammad
SAW) atau para penyampai dakwah/risalah. Perbuatan yang semacam ini disebut dengan kufur.

Kufur pula bermaksud menutupi dan menyamarkan sesuatu perkara. Sedangkan menurut istilah
ialah menolak terhadap sesuatu perkara yang telah diperjelaskan adanya perkara yang tersebut
dalam Al Quran. Penolakan tersebut baik langsung terhadap kitabnya ataupun menolak terhadap
rasul sebagai pembawanya.

Sesungguhnya orang kafir kepada Allah dan RasulNya, dan bermaksud memperbezakan antara
Allah dan RasulNya seraya (sambil) mengatakan:Kami beriman kepada yang sebahagian (dari
Rasul itu / ayat Al Quran) dan kami kafir (ingkar) terhadap sebahagian yang lain. Serta
bermaksud (dengan perkataanya itu) mengambil jalan lain diantara yang demikian itu (iman dan
kafir). Merekalah orang kafir yang sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk mereka itu
seksaan yang menghinakan [Qs An Nisa, 150-151]

Pembahagian Kafir.
i. Kafir yang sama sekali tidak percaya akan adanya Allah, baik dari segi zahir dan batin seperti
Raja Namrud dan Firaun.

ii. Kafir jumud (ertinya membantah). Orang kafir jumud ini pada hatinya (pemikirannya)
mengakui akan adanya Allah TAPI tidak mengakui dengan lisannya, seperti Iblis dan
sebagainya.

iii. Kafir Inad .Orang kafir Inad ini, adalah mereka pada hati (pemikiran) dan lisannya
(sebutannya) mengakui terhadap kebenaran Allah, TAPI tidak mahu mengamalkannya ,
mengikuti atau mengerjakannya seperti Abu Talib.

iv. Kafir Nifaq yaitu orang yang munafik. Yang mengakui diluarnya,pada lisannya saja terhadap
adanya Allah dan Hukum Allah, bahkan suka mengerjakannya Perintah Allah, TAPI hatinya
(pemikirannya) atau batinnya TIDAK mempercayainya.

Tanda Orang Kafir.


a.Suka pecah belahkan antara perintah dan larangan Allah dengan RasulNya.
b.Kafir (ingkar) perintah dan larangan Allah dan RasulNya.
c.Iman kepada sebahagian perintah dan larangan Allah (dari Ayat Al Quran),tapi menolak
sebahagian daripadanya.
d.Suka berperang dijalan Syaitan (Thoghut).
e.Mengatakan Nabi Isa AL Masihi adalah anak Tuhan.
f.Agama menjadi bahan senda gurau atau permainan .
g.Lebih suka kehidupan duniawi sehingga aktiviti yang dikerjakan hanya mengikut hawa nafsu
mereka, tanpa menghiraukan hukum Allah yang telah diturunkan.
h.Mengingkari adanya hari Akhirat, hari pembalasan dan syurga dan neraka.
i.Menghalangi manusia ke jalan Allah.

Hubungan Orang Kafir.


Berhubungan Muslim dengan Orang kafir adalah tidak dilarang, dicegah bahkan dibolehkan oleh
Islam, KECUALI adanya perhubungan (bertujuan) yang memusuhi Allah dan RasulNya (Hukum
Allah), termasuk merosakkan aqidah Islam.

MURTAD
Perertian Murtad,
Ialah orang Islam yang keluar dari Islam yakni mengingkari semua ajaran Islam, baik dari segi
Keyakinan, ucapan dan/atau perbuatannya Semua amalan orang murtad akan dimusnahkan dan
tidak nilai pada hari akhirat nanti. Apabila ia tidak segera kembali kepada Islam serta bertaubat
bersungguh-sungguh.

NAMIMAH

Pengertian An-Namimah (menebar fitnah)

Namimah adalah menukilkan perkataan dua orang yang bertujuan untuk berbuat kerusakan,
menimbulkan permusuhan dan kebencian kepada sesama mereka, sebagaimana firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala: "Dan janganlah kamu mentaati setiap penyumpah yang hina, yang
banyak mencela dan kian kemari menebar fitnah". (QS. al-Qalam: 10-11)
Contoh dari Namimah ini: ketika si A berkata kepada si B tentang si C; bahwa si C itu orangnya
tamak, rakus, lalu si B tanpa tabayyun (klarifikasi) menyampaikan kepada si C perkataan si A
dengan tujuan agar si C marah dan benci kepada si A, sehingga dengan demikian si B dapat
dikatakan sebagai orang yang berbuat Fitnah (Namimah) yaitu sebagai penyebar fitnah.

Sifat Aniaya (Zalim)


1. Pengertian
Aniaya berasal dan bahasa Arab (dzolama) sifat ini termasuk salah satu sifat yang dikutuk oleh
Allah dan Rasul-Nya, serta dikecam oleh seluruh umat manusia di dunia. Sifat ini berakibat
menjatuhkan martabat diri sendiri dan orang lain. Sifat aniaya/zalim dapat berupa bentuk :
a. Zalim kepada Allah, tidak mau mengikuti perintah dan menjauhi larangan-Nya.
b. Zalim kepada orang lain, artinya memperkosa kehormatan dan harta benda atau berbuat
semena-mena kepada orang lain.
c. Zalim kepada binatang, artinya memperlakukan binatang secara tidak Islam, dengan cara
mengurung, menyembelih dengan pisau tumpul dan sebagainya.
2. Bahaya sifat zalim
a. Akan merugikan kehidupan sendiri baik di dunia maupun di akhirat
b. Akan memperoleh azab/laknat dan Allah (QS. Al Maidah: 78-80).
c. Akan memperoleh siksaan Allah di akhirat (QS. Al Maidah: 33)
d. Amal perbuatannya menjadi sia-sia (QS. Al Kahfi: 103-105)

Dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 44, 45, dan 47 dengan tegas Allah memvonis kafir, zalim,
dan fasik kepada siapa saja yang tidak menghukumi/memutuskan perkara dengan hukum yang
telah Allah turunkan. Sekarang mari kita lihat hukuman apa yang akan Allah berikan kepada
mereka yang kafir, zalim, dan fasik berikut ini.
Hukuman orang kafir:

Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan
mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali
jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah. (QS. An-Nisa: 168-169)

Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan
neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah
melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. (QS. At-Taubah: 68)

Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka bagi mereka azab yang
menghinakan. (QS. Al- Hajj: 57)

Hukuman orang zalim:

Maka pada hari ini sebahagian kamu tidak berkuasa (untuk memberikan) kemanfaatan dan tidak
pula kemudharatan kepada sebahagian yang lain. Dan Kami katakan kepada orang-orang yang
zalim: 'Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu'. (QS. Saba: 42)

Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: 'Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain
daripada Allah', maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami
memberikan pembalasan kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al-Anbiya: 29)

tantangan dan ancaman yang Allah janjikan bagi orang-orang munafik. Tantangan dan Ancaman
Allah SWT kepada orang munafik terdapat dalam surah An-Nisa'; 138- 147

Artinya:
Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih
(138). (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong
dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang
kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah(139). Dan sungguh Allah telah
menurunkan kekuatan kepada kamu di dalam Al Quran bahwa apabila kamu mendengar ayat-
ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu
duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena
sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka.
Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di
dalam Jahannam (140)

Dari ayat 138-140 di atas, maka kita melihat bahwa, Allah memerintahkan kita untuk
memperingati orang-orang kafir tersebut akan siksaan yang amat sangat pedih. lalu siapakah
yang Allah sebut munafik disini? maka perhatikan ayat setelahnya. mereka adalah orang-orang
yang mengambil orang kafir sebagai pemimpin mereka dan meninggalkan umat muslim yang di
sisinya. kemudian di ayat setelahnya Allah melarang kita untuk duduk bersama sama mereka.
menurut ulama tafsir, duduk disini diartikan, berbicara, berteman, bersahabat apa lagi sampai di
calonkan sebagai pemimpin kalian. dan apabila orang beriman mencoba untuk mendukung
mereka, maka mereka (orang yang mencoba mendukung) sama saja seperti orang kafir. dan
Allah akan mengumpulkan orang munafik, dan orang kafir itu di dalam neraka jahannam.

Di ayat selanjutnya Allah menjelaskan mengenai sifat dari orang munafik.


Artinya:

(yaitu) orang-orang yang menunggu-nunggu peristiwa yang akan terjadi pada dirimu. Maka jika
terjadi bagimu kemenangan dari Allah mereka berkata: "Bukankah kami (turut berperang)
beserta kamu?" Dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan) mereka
berkata: "Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang-orang
mukmin?" Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekali-
kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang
beriman(141). Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali
(142). Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk
kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak kepada golongan orang-orang kafir, maka
kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya (143). Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan
meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah?
(144). Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah
dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka (145).

Adapun ciri-ciri orang munafik itu selalu menunggu hal-hal kejadian yang terjadi kepada umat
islam, kemudian apa bila mereka melihat orang munafik itu juga mengaku bagian dari umat
islam dengan mengatakan "bukankah kami bagian dari kalian?" dan apabila orang kafir yang
menang, maka mereka mengatakan "bukankah kami turut memenangkan dulu? dan kami
membela kalian supaya tidak diganggu oleh orang yang beriaman?". Subhanallah, ternyata sifat
yang seperti itu telah Allah sebutkan dalam Al-Quran 1400 yang lalu.

Di ayat selanjutnya, Allah menyebutkan ciri-ciri yang lain bagi kaum munafik yaitu, apabila
mereka shalat, maka mereka akan malas kalaupun tidak malas, mereka akan riya dengan shalat
mereka. dan ciri-ciri selanjutnya adalah, mereka ragu dan bimbang dengan apa yang mereka
yakini.

Di ayat selanjutnya Allah menantang orang munafik dengan firman-Nya "inginkah kamu
mengadakan alasan yang nyata bagi Allah untuk menyiksamu ?" dengan pertanyaan tersebut,
maka Allah menantang orang kafir dengan siksaan-Nya yang amat sangat pedih. dan mereka
akan kekal diletakkan di dasarnya api neraka

Zalim (Arab: , Dholim) adalah meletakkan sesuatu atau perkara bukan pada tempatnya.
Orang yang berbuat zalim disebut zalimin. Lawan kata zalim adalah adil. Zalim merupakan suatu
sikap menganiaya, menyakiti, menghardik, atau menyiksa orang lain dengan sangat sadis dengan
alas an yang belum jelas keberadaanya.

Zalim dalam Al-Qur'an dan Hadits

Didalam Al-Qur'an zalim memiliki beberapa makna, di antaranya dalam beberapa surah sebagai
berikut:

a. Al Baqarah 165 dan Huud 101, orang-orang yang menyembah selain Allah.
b. Al Maa-idah 47, karena menuruti hawa nafsu dan merugikan orang lain.
c. Al Kahfi 35, zalim pada ayat ini sebuah sifat keangkuhan dan perbuatan kekafirannya.
d. Al-Anbiyaa' 13, Orang yang zalim itu di waktu merasakan azab Allah melarikan diri, lalu
orang-orang yang beriman mengatakan kepada mereka dengan secara cemooh agar mereka tetap
ditempat semula dengan menikmati kelezatan-kelezatan hidup sebagaimana biasa untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan dihadapkan kepada mereka.

e. Al 'Ankabuut 46, yang dimaksud dengan orang-orang yang zalim pada ayat ini adalah
orang-orang yang setelah diberikan kepadanya keterangan-keterangan dan penjelasan-penjelasan
dengan cara yang paling baik, mereka tetap membantah dan membangkang dan tetap
menyatakan permusuhan.
Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Sirin, Muhammad pernah mengatakan
bahwa, "Di antara bentuk kezaliman seseorang terhadap saudaranya adalah apabila ia
menyebutkan keburukan yang ia ketahui dari saudaranya dan menyembunyikan kebaikan-
kebaikannya."

Dari kisah Abu Dzar Al-Ghifari dari Rasulullah sebagaimana ia mendapat wahyu
dari Allah bahwa Allah berfirman: "Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan
kezaliman atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian,
maka janganlah kalian saling berlaku zalim."

Dalam hadits lain Muhammad bersabda, "Takutlah kalian akan kezhaliman karena
kezhaliman adalah kegelapan pada hari Kiamat."

Kategori

Kezaliman dibagi menjadi 2 kategori, menzalimi diri sendiri (dosa dan maksiat) dan orang
lain (menyia-siakan atau tidak menunaikan hak orang lain yang wajib ditunaikan). Kezaliman itu
ada tiga macamnya di antaranya adalah:

a. Kezaliman yang tidak diampunkan Allah, yaitu syirik.


b. Kezaliman yang dapat diampunkan Allah, perbuatan seseorang hamba terhadap dirinya sendiri
di
dalam hubungan dia terhadap Allah.
c. Kezaliman yang tidak dibiarkan oleh Allah, perbuatan hamba-hamba-Nya di antara sesama
mereka, karena pasti dituntut pada Hari Akhir oleh mereka yang dizalimi.

Ciri-ciri dzalim:
a. Fasik f. Melanggar hukum Allah
b. Munkar g. Tamak
c. Berdusta h. Suka berpaling dari perintah Allah
d. Ingkar dari kebenaran i. Sering mengabaikan amanat
e. Suka menghina

Allah berfirman: Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah
diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa
yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di
atas qolbu mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan
di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak
akan mendapat petunjuk selama-lamanya. (QS 18 : 57)

Dalam ayat tersebut, Allah menyebut ciri-ciri orang yang zalim, yaitu : (1) orang
yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhan, lalu dia berpaling, (2) orang yang melupakan
apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya, (3) orang yang telah ditutup qolbunya oleh Allah
dan (4) orang yang telah disumbat pendengarannya.
Contoh-contoh Dzalim

Zalim dalam hubungannya terhadap Allah SWT (perbuatan ini termasuk dalam
dosaSyirik, merupakan dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT) Masuk dalam kategori ini
adalah segala sesuatu yang bersifat tidak mengEsakan Allah, misalnya:
a. Mengambil Tuhan lain selain Allah, misalnya Menyembah Patung, Menyembah Dewa,
Menyembah Manusia yang dianggap sebagai Tuhan, yang ringkasnya menyembah kepada
selain Allah.
b. Menganggap Allah mempunyai Ibu dan Bapak seperti Mahluk lainnya.
c. Menyerupakan Allah seperti manusia.
d. Mempercayai perkataan peramal.
e. Memuja benda-benda gaib.

Zalim terhadap diri sendiri, masuk dalam kategori ini adalah segala sesuatu yang
keluar dari tuntunan Al Qur'an dan Hadit's, misalnya:
a. Bunuh diri, ini kategori Zalim terhadap diri sendiri dan orang lain yang InsyaAllah tidak
dapat
diampuni, dikarenakan tidak mempunyai kesempatan untuk bertobat lagi.

b. Homoseksual, perilaku ini jelas jelas sangat dibenci oleh Allah, karena melawan kodrat yang
telah ditetapkan, hal ini tercermin dalam kisah Sodom pada jaman Nabi Luth As.

c. Berlebihan dalam segala sesuatu, misalnya makan berlebihan, belanja berlebihan dan menyia
nyiakan harta. yang intinya adalah menuruti Hawa Nafsu untuk kesenangan diri sendiri.

d. Minum minuman keras, Narkoba, merokok (bila dilakukan sendiri maka hanya termasuk
Zalim
terhadap diri sendiri, bila merokok dilakukan dikeramaian maka selain men Zalimi diri
sendiri,
ia juga men Zalimi orang lain yang terkena asap rokoknya itu).

Zalim terhadap orang lain, masuk dalam kategori ini adalah segala sesuatu yang merugikan
orang lain atau membuat orang lain tidak nyaman, atau membuat orang lain menerima akibat
yang buruk, atau mengambil Hak orang lain, misalnya:
a. Mengobarkan Peperangan, Membunuh, merampok, mencuri, mencopet, memfitnah,
berbohong, sumpah
palsu, menipu, mengejek, gibah (membicarakan kejelekan orang lain).
b. Merusak Lingkungan.
c. Merokok dikeramaian.

Bahaya Zalim
a. Dapat merugikan diri sendiri maupun orang yang kita zalimi.
b. Dapat menimbulkan kasus yang dapat dibawa ke meja hukum.
c. Mendapatkan siksa di dunia maupun di akhirat.
d. Mendapatkan kucilan dari masyarakat.
Ancaman bagi orang yang zalim
Menurut syariat Islam, orang yang tidak berbuat zalim bisa saja terkena siksaan,
keyakinan ini berdasarkan dalam salah satu ayat. Allah berfirman:





Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang
zalim saja di antara kamu dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.
(Al-Anfaal 8:25)

Ayat tersebut berisi peringatan untuk berhati-hati (hadzr) akan azab yang tidak hanya
menimpa yang zalim saja, tetapi menimpa secara umum baik yang zalim maupun yang tidak
zalim. Karena itu secara syari, wajib hukumnya bagi orang yang melihat kezaliman/kemunkaran
dan mempunyai kesanggupan, untuk menghilangkan kemunkaran itu.

Cara Menghindari Zalim


a. Selalu bersifat sabar.
b. Memperkuat ilmu moral agam dan rajin beribadah.
c. Membiasakan diri untuk saling menghormati satu sama lain.
d. Sadar bahwa zalim akan menghasilkan dosa yang sangat berat.

Cara menghadapi orang dzalim

Al Quran telah memberi petunjuk kepada kita dalam menghadapi orang-orang yang telah
mendzalimi kita:
a. Tolaklah kejahatan itu dengan kebaikan.
Jika ada orang yang berbuat jahat, balaslah dengan kebaikan.

b. Jika ada orang yang jahat kepada kita dengan perbuatannya dengan perkataannya atau
dengan
sesuatu yang lain maka balaslah hal itu dengan kebaikan.

c. Jika ia memutus hubungan persaudaraan atau pertemanan denganmu, cobalah jalin hubungan
baik dengannya. Jika ia mendzalimimu maka maafkanlah ia.

d. Jika berbicara tentang kamu janganlah engkau hiraukan.

Pengertian Munafik
Munafik adalah orang yang memiliki sifat nifak. Nifak artinya menampakkan yang baik
dan menyembunyikan yang buruk. Nifak sangat dibenci oleh Allah sehingga orang yang munafik
diancam oleh-Nya dengan siksa yang amat pedih, di neraka yang paling dasar.
Allah memberi ancaman sangat keras karena nifak merupakan sifat yang sangat berbahaya.
Dalam peribahasa, kamu tentu pernah mendengar istilah ular berkepala dua, bermuka dua
dan lain di mulut lain di hati. Semuanya itu menggambarkan sifat nifak yang sangat dibenci
oleh semua orang. Seorang munafik bisa sangat berbahaya karena kepandaiannya
menyembunyikan kebenaran. Ia sangat pandai bermanis muka, bahkan kepada orang yang ia
musuhi dan hendak ia celakai.
Dalam sejarah Islam, kelihaian orang munafik telah menyebabkan Nabi Muhammad saw.
dan pasukan muslimin menderita kerugian. Gara-gara tindakan munafik, sebagian tentara Islam
membelot sehingga kaum muslimin mengalami kekalahan dalam Perang Uhud.
Banyak sekali ayat Al-Quran yang berbicara tentang sifat munafik. Di antaranya terdapat dalam
empat ayat Al-Quran sebagai berikut. Orang munafik merasa berhasil dengan tipuannya, tetapi
dibantah oleh Allah.

Artinya: Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu
mereka. Apabila mereka berdiri untuk salat mereka lakukan dengan malas.
Mereka bermaksud riya (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah
kecuali sedikit sekali. (Q.S. an-Nisa [4]: 142)
Dalam ayat lain Allah berfirman:

Artinya: (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam
hatinya berkata, Mereka itu (orang mukmin) ditipu agamanya. (Allah berfirman), Barang
siapa bertawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Q.S. al-
Anfa-l [8]: 49)
Atas kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang munafik, Allah mengancam akan menempatkan
mereka di api neraka.

Artinya: Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari
neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S. an-Nisa [4]:
145)
Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk bersikap hati-hati tehadap orang munafik. Kita harus
mengecek kebenaran berita yang mereka sampaikan.

2. Ciri-Ciri Munafik
Bagaimana perasaanmu jika dikhianati oleh orang lain? Pasti kamu sedih, kecewa, dongkol,
marah campur aduk menjadi satu. Apalagi jika kita dikhianati oleh teman sendiri. Oleh karena
itu,
kita perlu mengetahui ciri-ciri orang munafik. Ciri-ciri orang munafik dapat kamu temukan
dalam hadis Rasulullah yang disampaikan Abu Hurairah berikut ini.

Artinya: Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu: 1) jika berbicara ia berdusta, 2) jika
berjanji ia ingkar, dan 3) jika dipercaya ia berkhianat. (H.R. al-Bukha-ri)
Sifat nifak akan mendatangkan akibat-akibat negatif yang sangat membahayakan, baik bagi
pelakunya maupun orang lain.
Di antara akibat-akibat negatif tersebut, sebagai berikut.
a. Perilaku nifak sangat merugikan orang lain, baik secara moril maupun materiil.
b. Orang yang berlaku nifak telah merugikan dirinya sendiri. Ia tidak akan lagi dipercaya karena
kebiasaannya berbohong,berkhianat, dan ingkar janji.
c. Perilaku nifak dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat karena setiap individu menaruh
curiga terhadap individu lain.
d. Perilaku nifak dapat menyeret pelakunya ke dasar neraka yang paling dalam.
Dengan kita mengingat bahaya dan sifat nifak, sudah sepantasnya jika kita berusaha untuk
menghindari sifat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menghindari Sifat Munafik


a. Menghindari Perilaku Munafik di Lingkungan Rumah
Sifat munafik harus kita jauhkan dari lingkungan rumah. Terhadap anggota keluarga lain
harus membiasakan untuk berlaku dan berkata jujur. Sekali kita berbohong, kita akan terus
berbohong untuk menutupi kebohongan yang telah kita lakukan. Selain itu, jika kita
mengucapkan janji kepada anggota keluarga atau terhadap sesuatu, harus kita tepati janji
tersebut.
Jika kita mendapat suatu kepercayaan dari anggota keluarga kita, kita harus menjaga
kepercayaan tersebut dengan sebaik-baiknya. Misalnya, bapak dan ibu hendak pergi ke luar kota
dan kamu mendapat kepercayaan untuk menjaga rumah, kamu harus menjaga rumah dengan
sebaikbaiknya.
b. Menghindari Perilaku Munafik di Lingkungan Sekolah
Selain di lingkungan keluarga, kamu harus menghindarkan perilaku munafik dari lingkungan
sekolahmu. Jika di rumah kamu telah berlaku jujur, di sekolah kamu juga harus berlaku dan
berkata jujur. Tidak menyontek waktu ulangan atau perbuatan yang lain. Jika kamu memiliki
janji dengan teman atau gurumu, kamu harus menepatinya. Seseorang yang berjanji dan tidak
menepatinya, jika suatu saat ia berjanji dengan orang yang sama, orang tersebut tidak akan
percaya lagi. Dengan demikian, jika kamu berjanji, tepatilah janji tersebut dengan cara apa pun.
Di sekolah biasanya ada sebuah organisasi. Jika suatu saat kamu dipercaya untuk memegang
jabatan dalam organisasi tersebut, pergunakanlah kepercayaan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Untuk mendapatkan kepercayaan itu susah, tetapi menjaga kepercayaan jauh lebih susah. Oleh
karena itu, pergunakan kepercayaan yang telah kamu dapat dengan sebaik-baiknya.
c. Menghindari Perilaku Munafik di Lingkungan Masyarakat
Dengan kita memperhatikan hadis tentang ciri-ciri orang munafik di depan, tampaknya kita
harus sangat hati-hati dalam segala ucapan dan tindakan. Ketika kamu berbicara, berhati-hatilah.
Jangan sampai kata-kata yang kamu ucapkan dusta, sebab dusta itu termasuk ciri-ciri nifak.
Begitu juga jika kamu berjanji, berhati-hatilah. Jangan sampai kamu mengingkarinya karena
ingkar janji juga dapat menjerumuskanmu ke jurang kemunafikan. Berhati-hatilah juga dalam
menjaga kepercayaan orang lain. Jangan sekali-kali kamu berbuat curang atau berkhianat
sehingga tidak dipercaya lagi oleh orang lain.
Perilaku munafik tersebut harus kita hindari saat menjalin hubungan dengan orang lain di
tengah masyarakat. Dengan menjauhi perilaku munafik, hubungan silaturahmi bersama
masyarakat akan terjalin kukuh. Kita akan terhindar dari kesalahpahaman yang bisa
menyebabkan kesatuan dan persatuan di antara kita terganggu.

Pengertian Kafir

Kafir ( bahasa Arab: kafir; Jamak kuffar ) Kafir berasal dari kata kufur yang berarti
ingkar, menolak atau menutup, menyembunyikan sesuatu, atau menyembunyikan kebaikan yang
telah diterima atau mengingkari kebenaran. Dalam al-Quran, kata kafir dengan berbagai bentuk
kata disebut sebanyak 525 kali. Kata kafir digunakan dalam al-quran berkaitan dengan perbuatan
yang berhubungan dengan Tuhan, seperti : Mengingkari nikmat Tuhan dan tidak berterima kasih
kepada-Nya (QS.16:55, QS. 30:34), Lari dari tanggung jawab (QS.14:22), Menolak hukum Allah
(QS. 5;44), Meninggalkan amal soleh yang diperintahkan Allah (QS.30:44).
Ditinjau dari segi bahasa, kata kafir tidak selamanya berarti non muslim, karena ada
penggunaan kata kafir atau pecahan dari kata kafir seperti kufur, yang bermakna inkar saja,
tidak sampai mengeluarkan seseorang dari keislaman. Contohnya kufur nikmat, yaitu orang
yang tidak pandai/mensyukuri nikmat Tuhan, atau dalam istilah lain disebut sebagai
kufrun duna kufrin (kekufuran yang tidak sampai membawa pelakunya kafir/keluar dari islam).

Secara istilah, kafir adalah orang yang menentang,dan menolak kebenaran dari Allah Swt yang di
sampaikan oleh RasulNya. atau secara singkat kafir adalah kebalikan dari iman. kalau dilihat dari sisi
istilah, bisa dikatakan bahwa kafir sama dengan non muslim, yaitu
orang yang tidak mengimani Allah dan rasul-rasul-Nya serta ajarannya. Kafir adalah Lawan dari Iman.

Kata Kafir Dalam AL-QURAN

Di dalam Al-Quran, kata kafir dan variasinya digunakan dalam beberapa penggunaan yang
berbeda, diantaranya :

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu
beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. (Al-Baqarah ayat 6)

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (la takfurun). (Al-Baqarah :
152)

Baca Juga Pengertian dan Hukum Puasa Wishal

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: Sesungguhnya kami berlepas
diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran)mu (kafarna bikum) (Al-Mumtahanahayat 4)

Mengingkari sesuatu maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka
lalu ingkar (kafaru) kepadanya. (Al-Baqarah ayat 89)
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani
(kuffar). (Al-Hadid 20)

Macam Macam Kafir

Dalam Kitab Syarah Safinatun Najah dijelaskan :

Kafir itu ada empat macam :

1. Kafir inkar yaitu orang yang tidak mengenal Allah sama sekali dan tidak mau mengakui-Nya.
2. Kafir Juhud yaitu orang yang mengenal Allah dengan hatinya, namun tidak mau mengakui /
mengikrarkannya dengan lidahnya seperti kufurnya Iblis dan Yahudi.
3. Kafir Nifaq yaitu orang yang mau berikrar dengan lisan namun tidak mempercayai-Nya dalam
hatinya.
4. Kafir Inad yaitu orang yang mengenal Allah SWT dalam hatinya, dan mengakui dengan lidah-
Nya, namun tidak mau melaksanakan ajaran-Nya, seperti Abu Thalib.

Merujuk kepada makna bahasa dan beragam makna kafir dalam ayat al-Quran, Kafir terbagi
menjadi
beberapa golongan, berikut ini adalah kenis-jenis kafir :

1. KAFIR HARBI

Yaitu orang kafir yang memerangi Allah danRasulullah dengan berbuat makar diatas muka
bumi.
(QS. Muhammad : 4)

2. KAFIR DZIMMI

Yaitu orang kafir yang tunduk pada penguasa islam dan membayar jizyah/upeti
(QS. At Taubah :29)

3. KAFIR MUAHAD

Yaitu orang kafir yang tinggal di Negara kafir, yang ada perjanjian damai dengan Negara islam.
(QS. Al Anfal : 58)

Sabda Rasulullah saw, Barangsiapa yang membunuh seorang muahid maka tidak akan mencium
bau surga (HR. Bukhori)

4. KAFIR MUSTAMAN

Yaitu orang kafir yang masuk ke Negara islam,dan mendapatkan jaminan keamanan dari
pemerintah.
(QS. At-Taubah : 6)
Penyebutan kata-kata kafir, tidak selamanya mempunyai konotasi berakhlak buruk, jahat, dan
sifat-
sifat kotor lainnya. dan tidak juga pelecehan nilai-nilai kemanusiaan, karena semua manusia
adalah ciptaan Allah. dan dari segi humaniti semua manusia adalah saudara. Akan tetapi
penyebutan kata kafir lebih kepada masalah keimanan, dimana mereka tidak mau mengimani
Allah Swt sebagai Tuhan, dan Muhammad Saw sebagai RasulNya serta mengingkari ajaran-
ajarannya.

Baca Juga Pengertian, Proses, dan Hukum Inseminasi Buatan

Sebenarnya jika mereka memahami arti dan konsekuensi dari kata non muslim, sebenarnya tanpa
disadari mereka rela dipanggil kafir dari perspektif islam, Hanya mungkin kedengarannya lebih
halus, ketimbang disebut sebagai kafir. Orang-orang kafir ternyata berakhlak mulia ? Bisa saja
orang-orang kafir berakhlak baik, seperti jujur, tidak korupsi, tidak berzina, berbuat baik dengan
tetangga, menyantuni orang miskin, dll. Namun akhlak baik itu tidak cukup untuk
menghapuskan status dia dari katagori orang kafir, manakala mereka tetap ingkar kepada Allah,
atau ingkar kepada rasul-rasulnya termasuk Nabi Muhammad dan ajarannya.

Dalam al-Quran surat almaidah ayat 5: dihalalkan bagi kalian..perempuan-perempuan yang


terjaga
kehormatannya dari ahli kitab (yahudi / nasrani). Artinya ada dari kalangan mereka yang secara
manusiawi melakukan akhlak atau perilaku yang baik. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak
seharusnya seorang muslim memanggil orang kafir dengan sebutan kafir (wahai orang kafir),
meskipun seorang muslim wajib yakin bahwa orang selain islam adalah kafir karena Al- Quran
telah jelas menyatakan hal itu.

Rasulullah Saw dalam berinteraksi dengan orang-orang yahudi, atau orang musyrik, kafir
quraisy, yang mana mereka adalah golongan orang-orang kafir, Rasulullah tidak memanggil
dengan sebutan ya kafir. Tapi beliau menyebut misalnya orang yahudi, nasrani, quraish,
bahkan ketika mengirim surat ke raja romawi menggunakan kata-kata ya adhimu rum.

Kfir (bahasa Arab: kfir; plural kuffr) secara harfiah berarti orang yang
menyembunyikan atau mengingkari kebenaran. Dalam terminologi kultural kata ini digunakan
dalam agama Islam untuk merujuk kepada orang-orang yang mengingkari nikmat Allah (sebagai
lawan dari kata syakir, yang berarti orang yang bersyukur). Kfir berasal dari kata kufur yang
berarti ingkar, menolak atau menutup.

Pada zaman sebelum Agama Islam, istilah tersebut digunakan untuk para petani yang sedang
menanam benih di ladang, menutup/mengubur dengan tanah. Sehingga kalimat kfir bisa
dimplikasikan menjadi "seseorang yang bersembunyi atau menutup diri".

Jadi menurut syariat Islam, manusia kfir yaitu: Mengingkari Allah sebagai satu-satunya yang
berhak disembah dan mengingkari Rasul Muhammad SAW sebagai utusan-Nya.

Di dalam Al-Qur'an, kitab suci agama Islam, kata kafir dan variasinya digunakan dalam beberapa
penggunaan yang berbeda:

1. Kufur at-tauhid (Menolak tauhid): Dialamatkan kepada mereka yang menolak bahwa Tuhan
itu satu.

Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu
beri peringatan, mereka tidak akan beriman. (Al-Baqarah ayat 6)

2. Kufur al-ni`mah (mengingkari nikmat): Dialamatkan kepada mereka yang tidak mau
bersyukur kepada Tuhan

Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (la takfurun). (Al-Baqarah ayat 152)

3. Kufur at-tabarri (melepaskan diri)

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami
berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran)mu (kafarna bikum)..." (Al-Mumtahanah ayat 4)

4. Kufur al-juhud: Mengingkari sesuatu

..maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar
(kafaru) kepadanya. (Al-Baqarah ayat 89)

5. Kufur at-taghtiyah: (menanam/mengubur sesuatu)

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani
(kuffar). (Al-Hadid 20)

KAFIR juga merupakan sebutan yang ditujukan kepada orang-orang kufur, yakni mereka yang
menolak mengimani atau mengakui rukun Iman sebagaimana diajarkan oleh Allah dalam Islam.
Lalu, apakah yang dimaksud dengan rukun iman dalam Islam itu?

Rukun iman dalam islam terdiri atas 6 (enam) perkara yaitu:

1. Beriman kepada Allah SWT


2. Beriman kepada Malaikat-Malaikat Allah
3. Beriman kepada kitab-kitab wahyu Allah
4. Beriman kepada Nabi dan Rasul-Rasul Allah
5. Beriman kepada Hari Kiamat
6. Beriman kepada Qada dan Qadar atau takdir dari Allah.

Dalam syariat Islam, yang dimaksud dengan orang kafir sebenarnya dibedakan menjadi empat
kelompok:

1. Kafir Dzimmy, yaitu orang kafir yang membayar jizyah (upeti) yang dipungut tiap tahun
sebagai imbalan bolehnya mereka tinggal di negeri kaum muslimin. Kafir seperti ini tidak boleh
"diganggu" selama ia masih menaati peraturan-peraturan yang dikenakan kepada mereka.
Banyak dalil yang menunjukkan hal tersebut diantaranya firman Allah Al-Aziz Al-Hakim:

Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-
Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang
diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang
mereka dalam keadaan shogirun (hina, rendah, patuh). (QS. At-Taubah: 29).

Dan dalam hadits Buraidah riwayat Muslim Rasulullah shollallahu alaihi wa alihi wa salllam
bersabda:

Adalah Rasulullah shollallahu alaihi wa alihi wa salllam apabila beliau mengangkat


amir/pimpinan pasukan beliau memberikan wasiat khusus untuknya supaya bertakwa kepada
Allah dan (wasiat pada) orang-orang yang bersamanya dengan kebaikan. Kemudian beliau
berkata : Berperanglah kalian di jalan Allah dengan nama Allah, bunuhlah siapa yang kafir
kepada Allah, berperanglah kalian dan jangan mencuri harta rampasan perang dan janganlah
mengkhianati janji dan janganlah melakukan tamtsil (mencincang atau merusak mayat) dan
janganlah membunuh anak kecil dan apabila engkau berjumpa dengan musuhmu dari kaum
musyrikin dakwailah mereka kepada tiga perkara, apa saja yang mereka jawab dari tiga perkara
itu maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka ; serulah mereka kepada
Islam apabila mereka menerima maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap
mereka, apabila mereka menolak maka mintalah jizyah (upeti) dari mereka dan apabila mereka
memberi maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila mereka
menolak maka mintalah pertolongan kepada Allah kemudian perangi mereka.

Dan dalam hadits Al-Mughiroh bin Syubah riwayat Bukhary beliau berkata:

Kami diperintah oleh Rasul Rabb kami shollallahu alaihi wa alihi wa sallam untuk memerangi
kalian sampai kalian menyembah Allah satu-satunya atau kalian membayar Jizyah.

2. Kafir Muahad, yaitu orang-orang kafir yang telah terjadi kesepakatan antara mereka dan
kaum muslimin untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang telah disepakati. Dan kafir
seperti ini juga tidak boleh diganggu sepanjang mereka menjalankan kesepakatan yang telah
dibuat. Allah Jalla Dzikruhu berfirman:

Maka selama mereka berlaku istiqomah terhadap kalian, hendaklah kalian berlaku istiqomah
(pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (QS. At-
Taubah : 7).

Kecuali orang-orang musyrikin yang kalian telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan
mereka tidak mengurangi dari kalian sesuatu pun (dari isi perjanjian) dan tidak (pula) mereka
membantu seseorang yang memusuhi kalian, maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya
sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (QS. At-
Taubah : 4).

dan Allah Jallat Azhomatuhu menegaskan dalam firman-Nya:

Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca
agama kalian, maka perangilah pemimpin-pemimpin kekafiran itu, karena sesungguhnya mereka
itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka
berhenti. (QS. At-Taubah : 12).

Dan Rasulullah shollallahu alaihi wa alihi wa sallam bersabda dalam hadits Abdullah bin Amr
riwayat Bukhary:

Siapa yang membunuh kafir Muahad ia tidak akan mencium bau surga dan sesungguhnya bau
surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun.

3. Kafir Mustaman, yaitu orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari kaum muslimin
atau sebagian kaum muslimin. Kafir jenis ini juga tidak boleh "diganggu" sepanjang masih
berada dalam jaminan keamanan.

Allah Subhanahu Wa Taala berfirman:

Dan jika seorang di antara kaum musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka
lindungilah ia agar ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang
aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui. (QS. At-Taubah
: 6).
Dan dalam hadits Ali bin Abi Tholib radhiyallahu anhu, Rasulullah shollallahu alaihi wa alihi
wa sallam menegaskan:

Dzimmah (janji, jaminan keamanan dan tanggung jawab) kaum muslimin itu satu, diusahakan
oleh orang yang paling bawah (sekalipun). [HR. Bukhary-Muslim].

Berkata Imam An-Nawawy rahimahullah : Yang diinginkan dengan Dzimmah di sini adalah
Aman (jaminam keamanan). Maknanya bahwa Aman kaum muslimin kepada orang kafir itu
adalah sah (diakui), maka siapa yang diberikan kepadanya Aman dari seorang muslim maka
haram atas (muslim) yang lainnya mengganggunya sepanjang ia masih berada dalam Amannya.

Dan dalam hadits Ummu Hani` riwayat Bukhary beliau berkata:

Wahai Rasulullah anak ibuku (yaitu Ali bin Abi Tholib-pen.) menyangka bahwa ia boleh
membunuh orang yang telah saya lindungi (yaitu) si Fulan bin Hubairah. Maka Rasulullah
shollallahu alaihi wa alihi wa salllam bersabda : Kami telah lindungi orang yang engkau
lindungi wahai Ummu Hani`.

4. Kafir Harby, yaitu kafir yang secara terang-terangan (atau sembunyi-sembunyi) memusuhi
Islam, melakukan kejahatan-kejahatan melawan Islam dan tindakan-tindakan lain yang patut
dianggap "menyerang" Islam. Jika kepada 3 kelompok kafir di atas Allah memerintahkan setiap
Muslim untuk senantiasa menunjukkan rasa hormat, bahkan ikut melindungi kerselamatan
mereka, maka kafir jenis yang terakhir inilah yang wajib diperangi menurut ketentuan yang telah
digariskan dalam syariat Islam.

Demikianlah pembagian orang kafir menurut para ulama seperti syeikh Muqbil bin Hadi Al-
Wadiiy, syeikh Ibnu Utsaimin, Abdullah Al-Bassam dan lain-lainnya. Wallahul Mustaan.

Ciri-ciri Orang Kafir

1. Dusta Hadith Rasulullah yang diriwayatkan Imam Ahmad Musnad dengan sanad Jayid: "Celaka
baginya, celaka baginya, celaka baginya. Yaitu seseorang yang berdusta agar orang-orang
tertawa." Di dalam kitab Shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim), Rasulullah SAW bersabda:
"Tanda orang munafik ada tiga, salah satunya adalah jika berbicara dia dusta."

2. Khianat Sabda Rasulullah SAW: "Dan apabila berjanji, dia berkhianat." Barangsiapa
memberikan janji kepada seseorang, atau kepada isterinya, anaknya, sahabatnya, atau
kepada seseorang dengan mudah kemudian dia mengkhianati janji tersebut tanpa ada sebab
uzur syar'i maka telah melekat pada dirinya salah satu tanda kemunafikan.

3. Fujur Dalam Pertikaian Sabda Rasulullah SAW: "Dan apabila bertengkar (bertikai), dia
melampau batas.
Ingkar Janji
Sabda Rasulullah SAW: "Tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia dusta, jika berjanji
dia ingkar, dan jika dipercaya (diberi amanat) dia berkhianat." (HR. Bukhari Muslim)

5. Malas Beribadah
Firman Allah SWT: "Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas."
(An-Nisa': 142) . Jika orang munafik pergi ke masjid atau surau, dia menyeret kakinya seakan-
akan terbelenggu rantai. Oleh kerana itu, ketika sampai di dalam masjid atau surau dia
memilih duduk di shaf yang paling akhir. Dia tidak mengetahui apa yang dibaca imam dalam
sholat, apalagi untuk menyemak dan menghayatinya.

6. Riya
Di hadapan manusia dia sholat dengan khusyuk tetapi ketika seorang diri, dia
mempercepatkan sholatnya. apabila bersama orang lain dalam suatu majlis, dia tampak
zuhud dan berakhlak baik, demikian juga pembicaraannya. Namun, jika dia seorang diri, dia
akan melanggar hal-hal yang diharamkan oleh Allah SWT.

7. Sedikit Berzikir
Firman Allah SWT: "Dan apabila mereka berdiri untuk sholat, mereka berdiri dengan malas.
Mereka bermaksud riya' (dengan sholat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah SWT kecuali sedikit sekali." (An-Nisa': 142) .

8. Mempercepat Sholat
Mereka (orang-orang munafik) adalah orang yang mempercepatkan sholat tanpa ada rasa
khusyuk sedikit pun. Tidak ada ketenangan dalam mengerjakannya, dan hanya sedikit
mengingat Allah SWT di dalamnya. Fikiran dan hatinya tidak menyatu. Dia tidak
menghadirkan keagungan, kehebatan, dan kebesaran Allah SWT dalam sholatnya. Hadith Nabi
SAW: "Itulah sholat orang munafik, ... lalu mempercepat empat rakaat (sholatnya)"

9. Mencela Orang-Orang Yang Taat Dan Soleh


Mereka memperlekehkan orang-orang yang Taat dengan ungkapan yang mengandung
cemuhan dan celaan. Oleh kerananya, dalam setiap majlis pertemuan sering kali kita temui
orang munafik yang hanya memperbincangkan sepak terjang orang-orang soleh dan orang-
orang yang konsisten terhadap Al-Quran dan As-Sunnah. Baginya seakan-akan tidak ada yang
lebih penting dan menarik selain memperolok-olok orang-orang yang Taat kepada Allah SWT

10. Mengolok-Olok Al-Quran, As-Sunnah, Dan Rasulullah SAW


Termasuk dalam kategori Istihzaa' (berolok-olok) adalah memperolok-olok hal-hal yang
disunnah Rasulullah SAW dan amalan-amalan lainnya. Orang yang suka memperolok-olok
dengan sengaja hal-hal seperti itu, jatuh Kafir. Firman Allah SWT: "Katakanlah, Apakah dengan
Allah SWT, Ayat-Ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta
maaf, kerana kamu kafir sesudah beriman." (At-Taubah: 65-66)

11. Bersumpah Palsu


Firman Allah SWT: "Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai." (Al-
Munafiqun: 2 & Al-Mujadilah: 16). Jika seseorang menanyakan kepada orang munafik tentang
sesuatu, dia langsung bersumpah. Apa yang diucapkan orang munafik semata-mata untuk
menutupi kedustaannya. Dia selalu mengumpat dan memfitnah orang lain. Maka jika
seseorang itu menegurnya, dia segera mengelak dengan sumpahnya: "Demi Allah, sebenarnya
kamu adalah orang yang paling aku sukai. Demi Allah, sesungguhnya kamu adalah
sahabatku."

12. Enggan Berinfak


Orang-orang munafik memang selalu menghindari hal-hal yang menuntut pengorbanan, baik
berupa harta maupun jiwa. Apabila menjumpai mereka berinfak, bersedekah, dan
mendermakan hartanya, mereka lakukan kerana riya' dan sum'ah. Mereka enggan
bersedekah, kerana pada hakikatnya, mereka tidak menghendaki pengorbanan harta, apalagi
jiwa.

13. Tidak Menghiraukan Nasib Sesama Kaum Muslimin


Mereka selalu menciptakan kelemahan-kelemahan dalam barisan muslimin. Inilah yang
disebut At Takhdzil. iaitu, sikap meremehkan, menakut-nakuti, dan membiarkan kaum
muslimin. Orang munafik berpendapat bahawa orang-orang kafir lebih kuat daripada kaum
muslimin.

14. Suka Menyebarkan Khabar Dusta


Orang munafik senang memperbesar peristiwa atau kejadian. Jika ada orang yang tergelincir
lisannya secara tidak sengaja, maka datanglah si munafik dan memperbesarkannya dalam
majelis-majelis pertemuan. "Apa kalian tidak mendengar apa yang telah dikatakan si fulan
itu?" Lalu, dia pun menirukan kesalahan tersebut. Padahal, dia sendiri mengetahui bahawa
orang itu mempunyai banyak kebaikan dan keutamaan, akan tetapi si munafik itu tidak akan
mahu mengungkapkannya kepada masyarakat.

15. Mengingkari Takdir


Orang munafik selalu membantah dan tidak redha dengan takdir Allah SWT. Oleh kerananya,
apabila ditimpa musibah, dia mengatakan: "Bagaimana ini. Seandainya saya berbuat begini,
niscaya akan menjadi begini." Dia pun selalu mengeluh kepada sesama manusia. Sungguh, dia
telah mengkufuri dan mengingkari Qadha dan Takdir.

16. Mencaci Maki Kehormatan Orang-Orang Soleh


Apabila orang munafik membelakangi orang-orang soleh, dia akan mencaci maki, menjelek-
jelekkan, mengumpat, dan menjatuhkan kehormatan mereka di majlis-majlis pertemuan.
Firman Allah SWT: "Mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil
untuk berbuat kebaikan." (Al-Ahzab: 19)

17. Sering Meninggalkan Sholat Berjamaah


Apabila seseorang itu segar, kuat, mempunyai waktu luang, dan tidak memiliki uzur say'i,
namun tidak mahu mendatangi masjid/surau ketika mendengar panggilan azan, maka
saksikanlah dia sebagai orang munafik.

18. Membuat Kerusakan Di Muka Bumi Dengan Dalih Mengadakan Perbaikan


Firman Allah SWT: "Dan apabila dikatakan kepada mereka: janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan kebaikan.' Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat
kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (Al-Baqarah: 11-12).

19. Tidak Sesuai Antara Zahir Dengan Bathin


Secara Zahir mereka membenarkan bahawa Nabi Muhammad SAW adalah Rasul Allah, tetapi
di dalam hati mereka, Allah telah mendustakan kesaksian mereka. Sesungguhnya, kesaksian
yang tampak benar secara Zahir itulah yang menyebabkan Mereka masuk ke dalam Neraka.
Penampilan zahirnya bagus dan mempesona, tetapi di dalam batinnya terselubung niat busuk
dan menghancurkan. Di luar dia menampakkan kekhusyukan, sedangkan di dalam hatinya ia
main-main.

20. Takut Terhadap Kejadian Apa Saja


Orang-orang munafik selalu diliputi rasa takut. Jiwanya selalu tidak tenang, keinginannya
hanya selalu mendambakan kehidupan yang tenang dan damai tanpa disibukkan oleh
persoalan-persoalan hidup apapun. Dia selalu berharap: "Tinggalkan dan biarkanlah kami
dengan keadaan kami ini, semoga Allah memberikan nikmat ini kepada kami. Kami tidak ingin
keadaan kami berubah." Padahal, keadaannya tidaklah lebih baik.

21. Beruzur Dengan Dalih Dusta


Firman Allah SWT: "Di antara mereka ada orang yang berkata: 'Berilah saya izin (tidak pergi
berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.' Ketahuilah
bahawa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Neraka Jahanam itu
benar-benar meliputi orang-orang yang kafir." (At-Taubah: 49)

22. Menyuruh Kemungkaran Dan Mencegah Kemakrufan


Mereka (orang munafik) menginginkan agar perbuatan keji tersiar di kalangan orang-orang
beriman. Mereka menggembar-gemburkan tentang kemerdekaan wanita, persamaan hak,
penanggalan hijab/jilbab. Mereka juga berusaha memasyarakatkan nyanyian dan konsert,
menyebarkan majalah-majalah porno (semi-porno) dan narkotik.
23. Bakhil
Orang-orang munafik sangat bakhil dalam masalah-masalah kebajikan. Mereka menggenggam
tangan mereka dan tidak mahu bersedekah atau menginfakkan sebahagian harta mereka
untuk kebaikan, padahal mereka orang yang mampu dan berkecukupan.

24. Lupa Kepada Allah SWT


Segala sesuatu selalu mereka ingat, kecuali Allah SWT. Oleh sebab itu, mereka senantiasa
ingat kepada keluarganya, anak-anaknya, lagu-lagu, berbagai keinginan, dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan duniawi. Dalam fikiran dan batin mereka tidak pernah terlintas
untuk mengingat (dzikir) Allah SWT, kecuali sebagai tipuan semata-mata.

25. Mendustakan Janji Allah SWT Dan Rasul-Nya


Firman Allah SWT: "Dan (ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang
berpenyakit dalam hatinya berkata: 'Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami
selain tipu daya." (Al-Ahzab: 12).

26. Lebih Memperhatikan Zahir, Mengabaikan Bathin


Orang munafik lebih mementingkan zahir dengan mengabaikan yang batin, tidak menegakkan
sholat, tidak merasa diawasi Allah SWT, dan tidak mengenal zikir. Pada zahirnya, pakaian
mereka demikian bagus menarik, tetapi batin mereka kosong, rusak dan lain sebaginya.

27. Sombong Dalam Berbicara


Orang-orang munafik selalu sombong dan angkuh dalam berbicara. Mereka banyak omomg
dan suka memfasih-fasihkan ucapan. Setiap kali berbicara, mereka akan selalu mengawalinya
dengan ungkapan menakjubkan yang meyakinkan agar tampak seperti orang hebat, mulia,
berwawasan luas, mengerti, berakal, dan berpendidikan. Padahal, pada hakikatnya dia tidak
memiliki kemampuan apapun. Sama sekali tidak memiliki ilmu bahkan bodoh.

28. Tidak Memahami Ad Din


Di antara "keistimewaan" orang-orang munafik adalah: mereka sama sekali tidak memahami
masalah-masalah agama. Dia tahu bagaimana mengenderai mobil dan mengerti perihal
mesinnya. Dia juga mengetahui hal-hal remeh dan pengetahuan-pengetahuan yang tidak
pernah memberi manfaat kepadanya meski juga tidak mendatangkan mudharat baginya.
Akan tetapi, apabila menghadapi untuk berdialog (bertanya tentang persoalan-persoalan Ad
Din (Islam)), dia sama sekali tidak boleh menjawab.

29. Bersembunyi Dari Manusia Dan Menentang Allah Dengan Perbuatan Dosa
Orang munafik menganggap ringan perkara-perkara terhadap Allah SWT, menentang-Nya
dengan melakukan berbagai kemungkaran dan kemaksiatan secara sembunyi-sembunyi. Akan
tetapi, ketika dia berada di tengah-tengah manusia dia menunjukkan sebaliknya: berpura-
pura taat.
Firman Allah SWT: "Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari
Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan
keputusan rahsia yang Allah tidak ridhoi." (An-Nisa': 108)

30. Senang Melihat Orang Lain Susah, Susah Bila Melihat Orang lain Senang
Orang munafik apabila mendengar berita bahawa seorang ulama yang soleh tertimpa suatu
musibah, dia pun menyebarluaskan berita duka itu kepada masyarakat sambil menampakkan
kesedihannya dan berkata: "Hanya Allahlah tempat memohon pertolongan. Kami telah
mendengar bahawa si fulan telah tertimpa musibah begini dan begitu. Semoga Allah memberi
kesabaran kepada kami dan beliau." Padahal, di dalam hatinya dia merasa senang dan bangga
akan musibah itu

Anda mungkin juga menyukai