Laporan Fisiologi BBI
Laporan Fisiologi BBI
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Air membentuk dua pertiga berat tubuh. Air sangat penting bagi
kesehatan, dan kekuranga air lebih cepat menjadi parah daripada
kekurangan bahan makanan lain. Merupakan bagian yang besar dari
jaringan. Yang melarutkan berbagai zat dan dengan demikian
membantu perubahan kimiawi di dalam alat pencernaan.
Mempertahankan konsentrasi normal garam dalam jaringan, dan
dengan demikian mengatur berbagai proses dalam tubuh dan
memungkinkan terjadinya proses osmosis. (evelin c. pearce,2009:205).
B. Tujuan percobaan
METODOLOGI PERCOBAAN
B. Cara kerja
RUMUS
A. Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
Analisis Data
BBN = Tinggi badan 100
IMT = BB
Sedangkan
TB2
Orang coba berbadan kurus
1. Sulfiyanti ( TB = 155 cm, BB = 37 kg)
o BBN = Tinggi badan 100
= 155 100
= 55kg
o IMT = BB/TB2
= 37/(1,55)2 = 15,4
o IMT = 50/(1,61)2
= 19,2
(> 18,5 25,0 = normal)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Berat badan ideal adalah berat badan yang normal dimana
terjadi keseimbangan antara tinggi badan dan berat badan yang
diperoleh dengan mengonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air secara
teratur dan baik. Berat ideal adalah jumlah tinggi dalam cm
dikurangi dengan 100 dan kurangi % dari jumlah itu.
2. Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran
antropomentris dengan cara mengukur berat badan dan fungsi
tubuh seseorang.
3. Berat badan yang berada dibawah batas minimum dinyatakan
sebagai over weight atau kegemukan.
4. Pada orang coba berdan normal terdapat kesasuaian antara
pengamatandengan perhitungan BBInya. Ketiganya memiliki
berat badan yang terletak pada rentang antara nilai minimum
dan maksimum BBInya. Dan nilai IMTnya > 18,5 - 22,9
sehingga dinyatakan memiliki berat badan yang normal.
5. Pada orang coba berbadan kurus terdapat kesusahan antara
pengamatan dan perhitungan BBInya. Dimana diketahui ketiga
orang coba memiliki berat badan dibawah batas minimum dan
IMTnya < 18,5 sehingga dinyatakan underweight.
6. Pada orang coba berbadan gemuk tidak terdapat kesusahan
antara pengamatan dan perhitungan BBInya. Keduanya
memiliki berat badan yang terletak pada rentang antara nilai
minimum dan maksimum dan nilai IMTnya > 18,5 - 22,6,
sehingga dinyatakan memiliki berat badan yang normal.
7. Pada orang coba, diketahui tidak ada yang mengalami obesitas-
obesitas adalah kelebihan berat badan 20% diatas standar berat
badan normal. Obesitas merupakan refleksi ketidak seimbangan
antara konsumsi energi.
B. SARAN
1) Sebaiknya alat-alat yang digunakan dalam praktikum lebih
dilengkapi agar proses praktiukm tidak mengalami hambatan,
dan jika alat-alatnya ada sebaiknya disiapkan sebelum
menjalankan praktikum.
2) Dalam pelaksanaan praktikum fisiologi sebaiknya dilaksanakn
lebih tertib dan disiplin, dimulai dari mahasiswanya maupun
dari pembimbing praktikumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian obesitas
a) Indeks broca
Cara ini paling sederhana. Di Indonesia, pada umumnya
memakai cara ini untuk menentukan berat badan normal dan
ideal.
b) Indeks masa tubuh
Indek ini merupakan parameter yang digunakan secara luas
untuk menentukan tingkat obesitas seseorang yaitu:
Berat badan (kg)
Indeks masa tubuh=tinggi badan (m)
B.Kebutuhan energi
D.keseimbangan energi
Berat badan ideal ini bergantung pula pada besar kerangka dan
komposisi tubuh dalam halo tot dan lemak. Seorang yang berkerangka
besar atau mempunyai komposisi otot relatif lebih besar mempunyai
berat badan ideal yang lebih besar. Untuk hal ini diberi kelonggaran
lebih kurang 10-20%
OBESITY
GTT