Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Manusia demi kehidupannya sangat ditentukan oleh


berlangsungnya atau bergeraknya proses-proses dalam tubuhnya,
seperti berlangsungnya proses peredaran/sirkulasi darah, denyut
jantung, pernapasan, pencernaan, proses-proses fisiologi lainnya,
selanjutnya bergerak melakukan berbagai kegiatan atau melakukan
pekerjaan fisik, untuk itu semua diperlukan energy.(Bambang
mursito,2007:16)

Energy dalam tubuh manusia dapat timbul dikarenakan adanya


pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, dengan demikian agar
manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat
makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang
makan akan lemah baik dayat kegiatan, pekerjaan-pekerjaan fisik
maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat-zat makanan yang
diterima tubuhnya yang dapat menghasilkan energy. (Bambang
mursito,2007:16)

Protein dibangun atas kombinasi asam amino dan dalam proses


pencernaan setiap protein, dipecah oleh enzim-enzim dalam berabagai
asam amino yaitu bentuk asalnya. Dan hanya dalam keadaan ini
protein dapat digunakan oleh jaringan tubuh. Delapan puluh sampai
seratus gram protein dibutuhkan dalam susunan makanan normal stiap
hari, 50 garam harus berupa protein kelas A. daging, ikan, telur, dan
keju adalah sumber yang kaya akan hal tersebut. (evelin c.
pearce,2009:203)

Air membentuk dua pertiga berat tubuh. Air sangat penting bagi
kesehatan, dan kekuranga air lebih cepat menjadi parah daripada
kekurangan bahan makanan lain. Merupakan bagian yang besar dari
jaringan. Yang melarutkan berbagai zat dan dengan demikian
membantu perubahan kimiawi di dalam alat pencernaan.
Mempertahankan konsentrasi normal garam dalam jaringan, dan
dengan demikian mengatur berbagai proses dalam tubuh dan
memungkinkan terjadinya proses osmosis. (evelin c. pearce,2009:205).

B. Tujuan percobaan

Mengetahui cara pengukuran berat badan ideal dengan mengukur


berat badan dan tinggi badan serta interprestasinya.
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A.Alat dan bahan

1. Timbanga berat badan (kg)


2. Alat pengukuran tinggi badan (cm)

B. Cara kerja

a) Menentukan orang coba yang kurus, normal, dan gemuk. Masin-


masing 3 orang lalu ukur berat badan dan tinggi badan orang coba
b) Menghitung berat badan normal (BBN), barat badan ideal (BBI),
dan indeks masa tubuh(IMT) orang coba serta interprestasinya.

RUMUS

BERAT BADAN NORMAL (BBN)


BBN= Tinggi badan - 100
BERAT BADAN IDEAL (BBI)
BBI= BBN-10% BBN
INDEX MASSA TUBUH (IMT)
IMT (kg/m2)=Berat badan (kg)
Tinggi badan (m)
Interprestasi :

IMT Kurang (<18,5)


Normal (18,5-22,9)
Over weight (23,0 24,9)
Obesitas tingkat I (25,0 -29,9)
Obesitas tingkat II (> 30,0)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel Pengamatan

Nama orang coba BB (kg) TB (cm)


Badan kurus : Sulfiyanti 37 155

Badan normal : Ika Nirmala 53 161

Badan gemuk : Wa ode Tuty 53 150,4


Mardiasih

Analisis Data
BBN = Tinggi badan 100

BBI = BBN 10 % BBN

IMT = BB
Sedangkan
TB2
Orang coba berbadan kurus
1. Sulfiyanti ( TB = 155 cm, BB = 37 kg)
o BBN = Tinggi badan 100
= 155 100
= 55kg

o BBI = BBN 10% BBN


= 55 10% 55
= 49.5 kg

BB orang coba = 37 kg ( < nilai min.) Underweight


(kurus)

o IMT = BB/TB2
= 37/(1,55)2 = 15,4

( < 17,0 = kekurangan berat badan tingkat berat [kurus])

Orang coba berbadan normal


1. Ika Nirmala (TB = 161 cm, BB = 50 kg)

o BBN = Tinggi badan 100


= 161 100
= 61kg

o BBI = BBN 10% BBN


= 61 10% 61
= 54,9 kg

BB = 50 kg (di antara nilai min. & max ) normal weight

o IMT = 50/(1,61)2
= 19,2
(> 18,5 25,0 = normal)

Orang coba berbadan gemuk


1. Wa ode Tuty Mardiasih (TB = 150 cm, BB = 53 kg)

o BBN = Tinggi badan 100


= 150 100
= 50kg

o BBI = BBN 10% BBN


= 50 10% 50
= 45 kg

BB = 53 kg (diantara nilai min. & max) normal weight


o IMT = 53/(1,5)2
= 53/2.25
=23,56
(23,0 24,9 = Over weight)
B. Pembahasan

Orang coba pada percobaan ini ada 3 orang, masing-masing


dengan kondisi yang berbeda. Masing-masing orang kurus, gemuk,
dan normal menurut penglihatan praktikan.

1. Orang coba yang kurus


Prosedur yang dilakukan untuk tiap-tiap perlakuan pada
orang coba yang berbeda tetap sama. Tinggi badan orang coba
diukur dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua
tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada
dinding, dan pandangan diarahkan ke depan. Kedua lengan
tergantung relaks disamping badan. Potongan kayu (atau
logam), bagian dari alat pengukur tinggi yang dapat digeser,
kemudian diturunkan hingga menyentuh bagian atas (vertex)
kepala. Sentuhan harus diperkuat jika subyek berambut tebal.
Dan berat badan orang coba diukur dengan menggunakan
timbangan berat badan.
Dari hasil pengukuran, orang coba I (Sulfi) diperoleh tinggi
badannya (TB) = 155 cm dan berat badan (BB) = 37 kg. Dari
itu, ditentukan berat badan idealnya (BBI) dengan mengunakan
rumus berdasarkan tinggi badan orang coba, seperti pada
analisis data. BBI Sulfi = 49,5 kg, Seperti diketahui dari hasil
pengukuran bahwa berat badan Sulfi = 37 kg. Hal ini berarti,
berat badannya di bawah nilai minimum. Menurut teori bahwa
berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan
sebagai under weight atau kekurusan.

Kekurusan disebabkan oleh kurang tersedianya makanan,


juga kelainan psikogenik dan hipotalamus keduanya kadang-
kadang dapat menyebabkan keinginan makan yang sangat
berkurang. Asupan makanan harus selalu cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme.

2. Orang coba yang normal


Pada percobaan selanjutnya, dilakukan pada orang coba
yang terlihat berbadan normal. Orang coba I (Ika), diketahui
berat badannya (BB) = 50 kg, TB = 161 cm. Dan BBI = 54,9 kg
dengan batas nilai minimumnya = 48,8 kg dan nilai
maksimumnya = 67,1 kg. Dari berat badan (BB) yang dimiliki =
50 kg, diketahui bahwa Ika memiliki berat badan normal
(normal weight) karena berat badannya berada di rentang batas
nilai minimum dan nilai maksimum.
3. Orang coba yang gemuk
Dari hasil pengukuran, diketahui orang coba (Arsih)
memiliki TB = 150 cm, BB = 53 kg. Dengan nilai BBI = 51,3
kg, nilai batas minimum = 45,6 kg dan nilai batas maksimum =
62,7 kg. Berat badannya (55 kg) berada diantara batas nilai
minimum dan maksimum, sehingga dinyatakan bahwa Arsih
memiliki berat badan yang normal (over weight).
Kegemukan (obesitas) adalah kelebihan bobot badan 20 %
di atas standar berat badan normal. Obesitas merupakan refleksi
ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran
energi. Penyebab obesitas ada yang bersifat exogenous, yaitu
konsumsi energi yang berlebihan, dan penyebab endogenous
yang berarti adanya gangguan metabolic dalam tubuh.
Di mana kategori ambang batas IMT (Indeks Massa Tubuh)
untuk gemuk, yaitu > 25,0 27,0 (kelebihan berat badan
tingkat ringan) dan > 27,0 (kelebihan berat badan tingkat berat).
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Berat badan ideal adalah berat badan yang normal dimana
terjadi keseimbangan antara tinggi badan dan berat badan yang
diperoleh dengan mengonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air secara
teratur dan baik. Berat ideal adalah jumlah tinggi dalam cm
dikurangi dengan 100 dan kurangi % dari jumlah itu.
2. Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan pengukuran
antropomentris dengan cara mengukur berat badan dan fungsi
tubuh seseorang.
3. Berat badan yang berada dibawah batas minimum dinyatakan
sebagai over weight atau kegemukan.
4. Pada orang coba berdan normal terdapat kesasuaian antara
pengamatandengan perhitungan BBInya. Ketiganya memiliki
berat badan yang terletak pada rentang antara nilai minimum
dan maksimum BBInya. Dan nilai IMTnya > 18,5 - 22,9
sehingga dinyatakan memiliki berat badan yang normal.
5. Pada orang coba berbadan kurus terdapat kesusahan antara
pengamatan dan perhitungan BBInya. Dimana diketahui ketiga
orang coba memiliki berat badan dibawah batas minimum dan
IMTnya < 18,5 sehingga dinyatakan underweight.
6. Pada orang coba berbadan gemuk tidak terdapat kesusahan
antara pengamatan dan perhitungan BBInya. Keduanya
memiliki berat badan yang terletak pada rentang antara nilai
minimum dan maksimum dan nilai IMTnya > 18,5 - 22,6,
sehingga dinyatakan memiliki berat badan yang normal.
7. Pada orang coba, diketahui tidak ada yang mengalami obesitas-
obesitas adalah kelebihan berat badan 20% diatas standar berat
badan normal. Obesitas merupakan refleksi ketidak seimbangan
antara konsumsi energi.

B. SARAN
1) Sebaiknya alat-alat yang digunakan dalam praktikum lebih
dilengkapi agar proses praktiukm tidak mengalami hambatan,
dan jika alat-alatnya ada sebaiknya disiapkan sebelum
menjalankan praktikum.
2) Dalam pelaksanaan praktikum fisiologi sebaiknya dilaksanakn
lebih tertib dan disiplin, dimulai dari mahasiswanya maupun
dari pembimbing praktikumnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Pengertian obesitas

Obesitas merupakan keadaan dimana bobot badan seseorang


lebih dari 20% di atas rata-rata orang sehat , dengan tinggi badan,
rangka, usia, dan jenis kelamin yang sama. Yang dimaksud dengan
kelebihan bobot badan adalah bobot badan diantara obesitas dan yang
normal (antara 10%- 20% melebihi normal). Diperkirakan bahwa
sekitar 25%populasi manusia (Amerika)ntermasuk kategori obese
(gemuk). (Retno Sri Iswari,2010:139).

Obesitas bersifat reversibel (dapat kembali normal) apabila


segera di sadari dan segera mendapatkan penanganan yang sesuai
dengan adekuat. Pada prinsipnya, obesitas disebabkan kelebihan intake
(masuknya) kalori baik disertai maupun tidak disertai penurunan
penggunaan energi. (Misnadiarly,2007:27)

Beberpa cara menentukan berat badan:

a) Indeks broca
Cara ini paling sederhana. Di Indonesia, pada umumnya
memakai cara ini untuk menentukan berat badan normal dan
ideal.
b) Indeks masa tubuh
Indek ini merupakan parameter yang digunakan secara luas
untuk menentukan tingkat obesitas seseorang yaitu:
Berat badan (kg)
Indeks masa tubuh=tinggi badan (m)

Dikatakan obes apabila indeks lebih besar dari 30.

B.Kebutuhan energi

Kebutuhan energi seseorang menurut FAO/WHO (1985) adalah


konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk
menutupi pengeluaran energi seseorang bila ia mempunyai ukuran dan
posisi tubuh dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan
jangka panjang dan yang memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik
yang dibutuhkan secara social dan ekonomi. Pada anak-anak, ibu
hamil, dan ibu menyusukan kebutuhan energi termasuk kebutuhan
untuk pembentukan jaringan-jaringan baru atau untuk sekresi ASI
yang sesuai dengan kebutuhan. (Sunita almatsier,2009,136).

C.Kebutuhan energi untuk aktivitas fisik

Aktivitas fisik memerlukan energi di luar kebutuhan untuk


metabolism basal. Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh
otot tubuh dan system penunjangan. Selama aktivitas fisik, otot
membutuhkan energi diluar metabolism untuk bergerak,sedangkan
jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk
mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen keseluruh tubuh dan untuk
mengeluarkan sisa-sisa dari dalam tubuh. Banyaknya energi yang
dibutuhkan bergantung pada berapa banyak otot yang bergerak, berapa
lama dan berapa berat pekerjaan yang dilakukan. Seorang yang gemuk
menggunakan lebih banyak energi untuk melakukan suatu pekerjaan
daripada seorang yang kurus , karena orang gemuk membutuhkan
usaha lebih besar untuk menggerakan berat badan tambahan. Faktor
lain yang berpengaruh adalah efisiensi melakukan pekerjaan tersebut.
(Sunita almatsier,2009,144).

CARA MENAKSIRKA KEBUTUHAN ENERGI

Kebuthan energi seorang sehari ditaksirkan dari kebutuhan energi


untuk komponen-komponen sebagai berikut:

1) Angka metabolism basal/AMB (kebutuhan sedang istirahat)


2) Aktivitas fisik
3) Pengaruh dinamik khusus makanan/SDA

Ketiga komponen ini berbeda untuk tiap orang menurut umur,jenis


kelamin,ukuran tubuh, tingkat kesehatan, dan factor lain. Guna
menaksir nilai AMB cukup digunakan indeks berat badan sebagai
peubah yang berpengaruh. Banyak percobaan yang menunjukan bahwa
peubah ukuran tubuh dan tinggi badan tidak memberika perbedaan
yang nyata.

D.keseimbangan energi

Keseimbangan energi dicapai bila energi yang masuk ke dalam


tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan.
Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/normal. Cara mudah
untuk menentukan berat badan ideal orang dewasa adalah dengan
mengukur tinggi badannya.

Berat Badan I deal (kg)= tinggi badan (cm) -100)- 10%

Berat badan ideal ini bergantung pula pada besar kerangka dan
komposisi tubuh dalam halo tot dan lemak. Seorang yang berkerangka
besar atau mempunyai komposisi otot relatif lebih besar mempunyai
berat badan ideal yang lebih besar. Untuk hal ini diberi kelonggaran
lebih kurang 10-20%

Cara lain adalah dengan menentukan indeks masa tubuh/IMT (


body massa index/BMI):

IMT =berat badan (kg)

Tinggi badan (m)

IMT yang dihubungkan dengan risiko paling rendah terhadap


kesehatan adalah antara 22 dan 25.
Ada dua penyebab akibatnya kekurangan energi yaitu:

1) Akibat kekurangan energi


Kekurangan ini bila mengonsumsi energi melalui makanan kurang
dari energi yang dikeluarkan. Tubuh akan mengalami
keseimbangan energi negatif. Akibatnya berat badan kurang dari
berat badan seharusnya (ideal). Bila terjadi pada bayi dan anak-
anak akan menghambat pertumbuhan dan pada orang dewasa
penurunan berat badan dn kerusakan jaringan tubuh. Gejala yang
ditimbulkan adalah kurang perhatian, gelisah, lemah,cengeng
kurang bersemangat dan penurunan daya tahan terhadap penyakit
infeksi. Akibat berat pada bayi dinamakn marmus dan bila disertai
kekurangan protein kwashiorkor. Di indonesia akibat berat ini
hingga sekarang masih ada.

2) Akibat kelebihan energi


Kelebihan energi terjadi bila konsumsi energi melalui makana
melebihi energi yang dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan
diubah akan menjadi lemak tubuh. Akibatnya, terjdi berat badn
lebih atau kegemukan .kegemukan bisa disebabkan oleh
kebanyakan makan, dalam hal karbohidrat, lemak maupun protein,
tetapi juga Karen akurang bergerak. Kegemukan dapat
menyebabkan gangguan dalam fungsi tubuh, merupakan resiko
untuk menderita penyakit kronis, seperti diabetes mellitus
hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit kanker dan dapat
memperpendek harapan hidup.(Suniati Almatsier,2009:150).

OBESITY

More than 129 million adults (64,5%)are overweight or obese.


Obesity is the second leading cause of preventable deaths in the united
states, and is associated with comorbid condition such as heart disease,
type 2 diabetes, stroke, sleep apnea, asthma, depression, and breast and
color cancers. (Lucinda K.lysen, 2006:118)
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, sunita. 2009. Prinsip dasra ilmu gizi. Jakarta: EGC

Iswari, retno sri. 2010. Biokimia dan fisiologi lipid. Bandung:


karya putra darmawati

Lysen, Lucinda K. 2006. Quick reference to clinical dietestics. Landon:

jone and Bartlett publishers

Misnadiarly. 2007. Obesitas sebagai factor resiko beberapa penyakit.

Jakarta: salemba medika

Mursito,bambang Drs. 2007. Ramuan tradisional untuk pelangsing tubuh.

Yogyakarta: seri agrisehat

Pearce, everlyn c. 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta:

GTT

Anda mungkin juga menyukai