Nim : C12113503 Tindakan Keperawatan Yang Dilakukan : Pemasangan Selang Nasogastrik (NGT) A. Nama klien: An. Muh. Rivaldy B. Diagnosa Medis: Traumatic brain injury post cranioctomy C. Tanggal Dilakukan: 12 April 2017 D. Diagnosa Keperawatan: defisit perawatan diri: makan berhubungan dengan gangguan neuromuskular (domain 4:aktivitas/istirahat, kelas 5:perawatan diri) E. Tujuan tindakan: 1. Memberikan suplemen cairan nutrisi/makanan ke lambung bagi pasien yang mengalami kesukaran atau gangguan menelan 2. Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya F. Prinsip dan rasional tindakan: 1. Posisi kepala saat selang dimasukkan ke faring adalah fleksi Rasional: untuk memudahkan saat selang akan dimasukkan ke lambung dan mencegah agar selang tidak masuk ke trakea. 2. Pastikan selang berada dilambung Rasional: untuk menghindari nutrisi yang diberikan pada pasien tidak masuk ke paru-paru dan menyebabkan komplikasi. Adapun rasional tindakan dalam pemasangan Naso Gastrik Tube (NGT) menurut Guidlines and Procedures for Management of Enteral Feeding tahun 2015 sebagai berikut. 1) Periksa catatan medis dan keperawatan sebelum prosedur untuk memeriksa apakah pasien memiliki komplikasi, misalnya anatomi menjadi bervariasi karena operasi atau kanker. Rasional: hal ini dapat mempengaruhi tindakan yang diberikan dan dapat mengakibatkan komplikasi lebih lanjut jika tidak diperhatikan. 2) Menilai kebutuhan pasien. Rasional: agar selang yang dimasukkan memenuhi kebutuhan pasien dan kondisi klinisnya serta selang yang digunakan sesuai dan nyaman 3) Jelaskan prosedur kepada pasien (meskipun pasien tampak tidak mengerti). Rasional: untuk memastikan bahwa pasien mengerti dan mampu memberikan persetujuan, juga bekerja sama dengan prosedur. 4) Mengatur sinyal sehingga pasien dapat berkomunikasi dengan perawat selama prosedur misalnya mengangkat tangan. Rasional: membantu untuk meringankan rasa takut pasien serta untuk membuat pasien memiliki kontrol atas selama prosedur. 5) Membantu pasien pada posisi semi fowler. Bantu untuk memfleksikan kepala. Rasional: membantu mencegah penempatan selang di trakea. 6) Periksa lubang hidung yang paten dengan meminta pasien untuk mengendus dengan satu lubang hidung ditutup. Ulangi dengan sisi lainnya. Rasional: membantu mengidentifikasi adanya potensi obstruksi. Mencegah iritasi hidung dan potensi ulserasi. 7) Cuci tangan dan mengenakan sarung tangan non-steril dan celemek. Rasional: meminimalkan infeksi silang 8) Membuka selang dari plastiknya. Pastikan bahwa selang tidak tertekuk. Rasional: mencegah selang terlilit ketika dimasukkan. 9) Letakkan ujung selang di xiphisternum lalu ukur sampai ujung hidung dan kemudian ke cuping telinga. Perhatikan pengukuran pada selang. Rasional: memastikan bahwa panjang selang yang akan masuk ke lambung benar. 10) Melumasi selang. Gunakan lapisan tipis jeli berbasis air. Rasional: mempermudah ketika dimasukkan lewat hidung 11) Masukkan ujung selang ke dalam lubang hidung yang dipilih sampai ke nasofaring dan kemudian orofaring. Rasional: mengikuti anatomi alami dari hidung. 12) Periksa posisi selang. Rasional: untuk memverifikasi posisi selang berada dilambung 13) Memfiksasi selang dihidung. Rasional: Membantu mencegah selang terlepas atau tercabut. 14) Dokumentasi. Rasional: memastikan tindakan telah dilakukan 15) Membuang alat-alat yang terkontaminasi. Rasional: mencegah infeksi nosokomial atau kontaminasi 16) Cuci tangan. Rasional: mengurangi resiko infeksi G. Analisa tindakan yang dilakukan: Pemasangan NGT pada umumnya bertujuan untuk memberikan nutrisi enteral pada pasien dengan ketidakmampuan dalam menelan atau bagi pasien-pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya secara mandiri. Pasien pada tindakan ini mengalami traumatic brain injury post cranioctomy, pasien-pasien yang telah menjalani operasi pembedahan biasanya perlu untuk didukung dalam pemenuhan nutrisinya agar supaya proses penyembuhan luka post op juga segera membaik, pertimbangan lain adalah karena pasien mengalami penurunan kesadaran akibat adanya trauma pada kepala yang menyebabkan pasien tidak mampu untuk mencerna makanannya secara mandiri. Untuk itu agar kebutuhan nutrisi pasien dapat tetap terpenuhi maka dilakukanlah pemasangan NGT ini. Sebagai perawat hal penting yang harus diperhatikan pada prosedur ini adalah memastikan bahwa posisi kepala pasien fleksi saat memasukkan selang NGT dan jika terjadi tahanan saat memasukkannya maka tarik kembali selang perlahan-lahan dan coba kembali. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan saat memasukkan selang NGT adalah perhatikan respon pasien seperti terjadinya distres pernapasan (batuk, gaspingsianosis) itu artinya selang masuk ke trakea pasien sehingga kita harus menarik kembali selang NGT tersebut dan mencobanya kembali setelah keadaan pasien membaik. Namun, hal terpenting lainnya yang harus diperhatikan adalah pada saat mengukur panjang selang NGT yang akan masuk kedalam tubuh pasien (gaster). Ketepatan pengukuran selang menjadi hal penting untuk menghindari kesalahan dalam penempatan selang (tidak menyampai gaster atau sampai di duodenum) H. Kesenjangan: berdasarkan pada Standar Operasional Prosedur (SOP) pada saat dilakukan tindakan pemasangan NGT ini maka sebaiknya posisi pasien adalah semi fowler atau fowler agar memudahkan selang mencapai lambung namun dalam praktik lapangan perubahan posisi ini sering tidak diperhatikan dan dilaksanakan, pasien biasanya hanya berada pada posisi terlentang atau supine saat tindakan dilakukan sehingga pasien kadang kesulitan untuk menekuk atau memfleksikan leher saat selang dimasukkan. Selain itu, hal penting yang sebaiknya wajib dilakukan yaitu pengukuran panjang selang NGT yang akan mencapai gaster terkadang tidak dilakukan saat diruangan, terkadang perawat diruangan mengukur panjang selang NGT hanya dengan memperkirakan, kemungkinan hal tersebut terjadi untuk menghemat waktu oleh karena minimnya jumlah perawat diruangan tersebut jika dibandingkan dengan jumlah pasien yang harus dirawat, namun demikian tentu hal tersebut dapat beresiko besar terhadap kesalahan dalam penempatan selang NGT yang dapat merugikan pasien dan keluarga. Kemudian, pengecekan ketepatan selang NGT di gaster masih menggunakan metode auskultasi yakni dengan memasukkan sejumlah udara lewat spoit ke selang NGT, hal tersebut dapat menyebabkan tertampunya udara pada gaster pasien dan dapat menyebabkan pasien merasa kembung pada abdomennya. Referensi: Allen, M. (2015). Clinical Nutrition Steering Group (CNSG): Guidelines and procedures for management of enteral feeding. East Cheshire, 8-10.
Tim Keperawatan Dasar. (2017). Target kompetensi skill praktik profesi