Metode Tambang Bawah Tanah
Metode Tambang Bawah Tanah
1
Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti memastikan agar
semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas beracun yang ditimbulkan
oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk memaksa agar udara mengalir ke
terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa dengan berbagai ukuran dan teknik
pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-penyangga
terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah dikembangkan.
Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan kinerja dan juga keselamatan
semua pekerja.
2
a. pembuatan jalan masuk utama (main acces pada primary development)
b. pembuatan lubang-lubang sekunder dan tersier (secondary development dan
tertiary development)
3. Kegiatan eksploitasi: breaking (loosening) dengan pemboran dan peledakan,
pemuatan(loading), pengangkutan (hauling, tranporting)
4. Penanganan dan operasi pendukung: penyanggaan, penerangan, ventilasi, penirisan,
keselamatan kerja, dll).
3
Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu
dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa:
Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah
menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan
kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.
Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju
cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat
difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit
atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
5
Metode Glory Hole Methode merupakan sistem penambangan dengan cara
bebas membuat lubang bukaan, dikarenakan baik batuan induk maupun endapan
bijih relatif kuat. mempunyai ciri-ciri:
Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relatif sedikit.
Lebar endapan antara 1 5 m, tetapi dengan arah memanjang ke bawah
berbentuk bulat atau elips.
Endapan bijih dan batuan induk kuat.
c. Shrinkage Stoping
6
Sublevel Stoping adalah penambangan bawah tanah dengan cara membuat
level-level, kemudian dibagi menjadi sublevel-sublevel. Sedangkan syarat-
syaratnya sebagai berikut:
Ketebalan cebakan antara 1 20 m.
Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30o.
Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras.
Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-retak
ketika dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi dilusi
atau pencampuran dua material. Dalam hal ini pencampuran endapan bijih
dengan batuan induk.
Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.
2. Supported Stope Methode
Supported Stope Methode adalah metode penambangan bawah tanah yang
menggunakan penyangga dalam proses penambangannya. Secara umum ciri-ciri
Supported Stope Methode antara lain:
Cocok untuk endapan bijih serta batuan induk yang lunak.
Cara penambangannya secara sistematis.
Supported Stope Methode dibedakan menjadi:
a. Shrink and Fill Stoping
7
Merupakan metode penambangan dengan cara membuat level-level, dimana
level-level tersebut merupakan endapan bijih yang ditambang. Di dalam level-
level tersebut dibuat Stope-stope atau ruangan-ruangan. Setelah selesai
menambang dalam satu level, maka level tersebut diisi kembali dengan material
lalu dilanjutkan dengan membuat level baru. Arah tambang pada metode ini relatif
horizontal.
b. Cut and Fill Stoping
9
Bijih cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung disangga, tapi batuan induk
mudah pecah menjadi bongkahan-bongkahan.
Kemiringan endapan bijih tidak terlalu berpengaruh.
Ketebalan endapan bijih antara 1 5 m.
Bijih harus bernilai tinggi.
Recovery harus tinggi dan looses factor harus rendah, mengingat biaya yang
dibutuhkan untuk penyangga sangat mahal.
3. Caving method
10
Untuk menghindari bahaya dan mengurangi keselamatan kerja, proses
ambrukan sebaiknya dibuat secara pelan-pelan agar tidak runtuh dalam skala besar.
Keuntungan Top Slicing :
Jika batuan samping tidak terlalu lemah, maka pengotoran jarang
terjadi.
Dapat mengadakan pengambilan conto batuan (sampling) didalam
lombong secara teratur untuk mengetahui batas endapan yang pasti.
Dapat menghasilkan produksi yang besar.
Jika endapan bijih teratur dan jelas batas-batasnya, maka perolehan
tambangnya sangat tinggi (90-95).
Kerugian Top Slicing :
Pada saat hujan, air masuk melalui retakan-retakan.
Dapat menyebabkan amblesan yang merusak topografi dan tata
lingkungan
Ventilasi lombong menjadi sukar, sehingga perlu peralatan khusus.
Membutuhkan persiapan kerja yang lama dan banyak
Banyak menggunakan penyangga kayu sehingga dapat menyebabkan
kebakaran dan menimbulkan gas-gas beracun dari proses pembusukan
kayu penyangga.
b. Sub Level Caving
Sub Level Caving merupakan suatu cara penambangan yang mirip top
slicing tetapi penambangan dari sub level, artinya penambangan dari atas ke bawah
dan setiap penambangan pada suatu level dilakukan lateral atau meliputi seluruh
ketebalan bijih. Endapan bijih antara dua sub level ditambang dengan cara
diruntuhkan atau diambrukkan. Suata tumpukan bekas penyangga (timber mat)
akan dibentuk di bagian atas dari ambrukan, sehingga akan memisahkan endapan
bijih yang pecah dari lapisan penutup di atasnya.
Metode ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki sifat sebagai
berikut :
Bentuk endapan tidak homogen.
Kekuatan batuan samping lemah dan dapat pecah menjadi bongkahan-
bongkahan dan akan menjadi penyangga batuan terhadap timber
dibawahnya.
11
Kekuatan bijih lemah tetapi batuan dapat bertahan untuk tidak runtuh
selama beberapa waktu bengan penyanggahan biasa walaupun tetap
akan runtuh bila penyanggahan ini diambil.
Sub Level Caving merupakan salah satu metode penambangan untuk
tambang bawah tanah yang berproduksi besar, tetapi cukup berbahaya. Umumnya
kecelakaan yang terjadi adalah tertimpa penyangga.
Keuntungan Sub Level Caving :
Cara penambangannya agak murah
Tidak ada pillar yang ditinggalkan
Kemungkinan terjadinya kebakaran kecil, karena penggunaan
penyangga kayu sedikit, kecuali pada endapan-endapan sulfida.
Ventilasi agak lebih baik dibandingkan dengan top slicing.
Bias mengadakan pencampuran dengan memilih penambangan dari
berbagai lombong yang berbeda kadarnya.
Pekerjaan persiapan sebagian besar dilakukan pada badan bijih,
sehingga sekaligus dapat berproduksi.
Kerugian Sub Level Caving :
Sukar untuk mengadakan tambang pilih (selektif mining), karena tak
dapat ditambang bagian demi bagian
Perolehan tambang tidak terlalu tinggi
Dillution sering terjadi sampai 10%. Bila dillution harus rendah maka
mining recoverynya juga menurun.
Merupakan cara penambangan yang kurang luwes karena terlalu banyak
syarat yang harus dipenuhi dan tidak mudah diubah ke metode lain.
H. Penyanggaan Dalam Tambang
Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua, antara lain:
1. Penyangga Alamiah
Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan material yang berada
atau dihasilkan dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga alamiah dibagi
menjadi:
Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang.
12
Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan bijih ini
ditinggalkan sebagai penyangga.
Waste ( batuan samping ), atau mineral lain yang tidak ditambang.
2. Penyangga Buatan (Artificial Support)
Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam tamang
bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut juga Material
Filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan.
Cara pemasangan penyangga dibedakan menjadi:
Raise set merupakan cara pemasangan penyangga dari bawah ke atas.
Lead set merupakan cara pemasangan penyangga maju, searah dengan
penambangan endapan bijih.
Corner set merupakan cara pemasangna penyangga ke arah samping atau juga
menyudut.
13
Losses adalah kehilangan bijih pada penambangan bawah tanah karena
keterbatasan atau kendala inheren pada metode yang diterapkan
Permissible explossive adalah bahan peledak yang menghasilkan gas-gas tidak
beracun, dan dikhususkan pemakaiannya pada tambang bawah tanah.
Smoke adalah gas-gas yang tidak beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak
yang meledak, terdiri dari gas-gas H2O, CO2, dan N2 bebas
Fumes adalah gas-gas yang beracun sebagai hasil reaksi kimia bahan peledak yang
meledak, terdiri dari gas-gas CO dan NOX.
14
4. PT. Aneka Tambang di Cikidang, bijih emas epithermal, metode underhand stull
stoping
5. PT. Kitadin, batubara, metode longwall.
6. Tambang emas rakyat di Tasikmalaya, metode coyoting (lubang tikus)
Catatan:
Rate of Return (ROR) secara umum diartikan sebagai tingkat pengembalian modal
yang dinyatakan dalam prosen. Investasi dinyatakan menguntungkan apabila mempunyai
ROR diatas tingkat bunga bank saat itu.
Cut-off grade:
1. Kadar rata-rata minimum suatu logam yang terdapat dalam bijih supaya dapat
ditambang secara menguntungkan berdasarkan ekonomi dan teknologi saat itu
maupun lingkungan.
2. Kadar minimum suatu logam yang terdapat dalam bijih supaya dapat ditambang
secara menguntungkan berdasarkan ekonomi dan teknologi saat itu maupun
lingkungan.
Stripping Ratio (SR) adalah perbandingan antara volume over burden (tanah
penutup) dalam Bank Cubic Meter (BCM) yang harus digali untuk dapat menambang satu
ton bijih. Pada tambang terbuka, penggalian yang semakin dalam akan menghasilkan nilai
SR yang semakin besar.
Satu round adalah urut-urutan atau siklus eksploitasi tambang bawah tanah yang
terdiri dari kegiatan pemboran dan pengisian bahan peledak, peledakan, smoke
clearing, roof controlling, scalling, supporting, loading, hauling.
Metode room and pillar pada batubara dahulu kala menjadi metode utama, tetapi
saat ini sudah ditinggalkan, karena:
1. berkembangnya teknologi penyanggaan
15
2. nilai batubara yang semakin meningkat
3. semakin berkurangnya endapan batubara
4. meningkatnya kebutuhan batubara.
DAFTAR PUSTAKA
http://dynosidiq.blogspot.com/p/tambang-bawah-tanah.html
http://infotambang.com/tambang-bawah-tanah-ii-p331-86.htm
http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/03/metode-tambang-bawah-tanah.html
http://waiiand-miner.blogspot.com/2012/06/tambang-bawah-tanah.html
http://www.najibpanjah.com/2011/02/tambang-bawah-tanah-underground-mine.html
16