Abstrak
Darah merupakan salah satu komponen essensial bagi makhluk hidup. Darah
berperan penting dalam tubuh manusia sebagai alat transportasi berbagai bahan dari dan
ke dalam sel. Darah membantu proses metabolisme tubuh bekerja dan memaksimalkan
fungsi dari setiap bagian tubuh. Darah terbagi atas berbagai sel yaitu eritrosit, leukosit,
dan trombosit dengan mekanisme dan fungsi masing-masing membantu darah dalam
melaksanakan fungsi dan kerjanya. Kadar darah dalam tubuh harus sesuai jika tidak
akan menyebabkan suatu kelainan tergantung apakan dalam jumlah yang berlebih atau
jumlah yang kekurangan atau tidak mencukupi.
Abstract
Blood is one of the components of life for living things. Blood plays an
important role in the human body as a means of transportation to and from the
various materials within cells. Blood helps the metabolic processes of the body work
and maximize the function of any part of the body. Blood is divided into various cells
i.e. erythrocytes, leukocytes, and platelets to the mechanism and function of each
help the blood in the discharge of its function and it works. Blood levels in the body
have to match if not going to cause a disorder depending whether the excess amounts
or the amount of the deficiency or insufficient.
Pendahuluan
Darah merupakan salah satu komponen essensial bagi makhluk hidup, Darah
membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total. Darah memiliki fungsi penting dalam
mempertahankan homeostasis sebagai alat transportasi untuk mengangkut bahan ke dan
dari sel, menyangga perubahan pH, membawa kelebihan panas ke permukaan tubuh,
untuk eliminasi, berperan besar dalam sistem pertahanan tubuh dan memperkecil
1
kehilangan darah ketika terjadi kerusakan pembuluh darah.Darah merupakan alat
transportasi masal jarak jauh dimana darah ini terdiri dari cairan kompleks plasma
tempat elemen selular seperti eritrosit, leukosit dan trombosit. Darah mengalir melalui
suatu pembuluh darah yang mengantarkan zat-zat ke seluruh tubuh.
Darah
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata
5 liter pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga jenis elemen seluler
khusus yaitu eritrosi( sel darah merah), leukosit ( sel darah putih) dan trombosit (keping
darah.). Komponen darah memiliki peran masing-masing terdiri dari plasma darah yang
merupakan fase cair dari darah yg terdiri dari 99% air, eritrosit yang terlibat dalam
transportasi O2, leukosit berperan untuk sistem imun nonspesifik, sedangkan monosit
dan limfosit berperan untuk reaksi imun spesifik. Trombosit berperan penting dalam
hemostasis.1
Gambar 1. Darah 2.
Plasma Darah
Merupakan salah satu komponen darah yang bersifat cair yg terdiri dari 99% air
dan terlarut elektrolit, zat makanan, produk metabolisme, vitamin dan protein. Protein
plasma ini berfungsi dalam sistem imun humoral, mempertahankan tekanan koloid
osmotik(onkortik) yang mempertahankan agar volume darah selalu konstan, serta
mentranspor zat yang tidak larut dalam air dan memberi perlindungan pada berbagai zat
terhadap hasil pemecahannya di dalam darah dan pembuangannya melalui ginjal
misalnya heme.1
2
Air plasma berfungsi sebagai medium bagi bahan-bahan yang dibawa oleh
darah. Plasma dapat menyerap panas dan menyebarkan sebagiannya yang dihasilkan
dalam proses metabolisme di dalam jaringan. Pada dasarnya protein plasma merupakan
suatu kelompok konstituen plasma dimana komponen pentingnya dalam keadaan
normal tetap berada dalam plasma. Adapun fungsi protein plasma adalah pertama
terdispersi atau tersebar sebagai koloid, kedua berperan dalam buffer,. Ketiga terdiri
dari komponen protein yaitu albumin globulin dan fibrinogen sebagai sifat fisika dan
kimiawinya. Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak berperan besar
dalam menentukan tekanan osmotik koloid berkat jumlahnya. Secara nonspesifik
berikatan dengan banyak bahan yang kurang larut dalam plasma (misalnya bilirubin,
garam empedu, dan penisilin) untuk transport dalam plasma. Globulin dibedakan
menjadi alfa() berfungsi dalam mengikat bahan-bahan yang kurang larut dalam plasma
untuk transportasi dalam plasma secara spesifik contohnya hormon tiroid dan kolesterol
serta berperan dalam pembekuan darah. Kemudian beta() berperan dalam pembekuan
darah dan gamma() merupakan imunoglobulin(antibodi) yang sangat penting dalam
mekanisme pertahanan tubuh. Serta fibrinogen merupakan faktor utama dalam
pembekuan darah.2
Eritrosit
Eritrosit atau sel darah merah merupakan sel datar berbentuk pigmen yang
mencekung di bagian tengah di kedua sisi seperti donat dengan bagian tengahnya
menggepeng bukan lobang atau sering disebut dengan piringan bikonkaf dengan garis
tengah 8 m, ketebalan 2m di tepi luar dan ketebalan 1 m di bagian tengah. Bentuk
sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel berjalan melewati kapiler. Konsentrasi
Sel darah merah pada pria normalnya adalah 5.200.000 mm3 pada wanita normal
4.700.000 mm3. Eritrosit berperan dengan dua cara dalam menentukan efisiensi sel
3
darah merah melakukan transportasi O2 yaitu bentuk bikonkaf menghasilkan luas
permukaan yang lebih besar untuk difusi O2 menembus membran kemudian tipisnya sel
memungkinka proses difusi menjadi cepat anatara bagian paling dalam dan luar sel.2
Komponen sel darah merah terdiri dari hemoglobin(heme dan globin). Eritrosit
berperan dalam pengangkutan hemoglobin yang selanjutnya mengangkut O2 dari paru-
paru ke jaringan. Kadar hemoglobin dalam darah sekitar 34 gram per 100 mm sel. Bila
pembentukan hemoglobin dalam sumsum tulang berkurang persentase hemoglobin
dalam sel dapat turun sampai dibawah dari kadar tersebut.2,3 Pada dasarnya sel darah
merah tidak dapat membentuk protein untuk memperbaiki sel, tumbuh dan membelah
atau memperbarui enzim-enzimnya. Sel darah merah memiliki usia yang singkat sekitar
120 hari. Seiring berjalannya proses penuaan, membran plasma eritrosit menjadi rapuh
dan mudah pecah. Sebagian besar mengakhiri hidupnya di limpa.1,3,4
Pembentukan Hemoglobin
Gambar 3. Hemoglobin2.
Biosintesis Heme
4
Hemoglobin terdiri dari dua molekul yaitu heme dan globin. Bagian globin
terdiri dari 4 rantai polipeptida yang sangat berlipat-lipat. Heme merupakan molekul
yang terdiri dari 4 gugus non protein yang mengandung besi. Heme dibentuk oleh
porfirin dimana heme ini menjadi gugus prostetik yang terdiri dari hemoglobin sebagai
alat transpor oksigen dalam darah, myoglobin untuk penyimpanan oksigen di otot,
sitokrom terlibat dalam rantai transpor elektron, sitokrom p450 untuk hidroksilasi
xenobiotik, katalase untuk penguraian hidrogen peroksida, triptofan untuk oksidasi
triptopan.,dan NOS(Nitic Oxide Synthase. Heme dibagi menjadi 2 golongan yaitu
golongan eritroid yaitu hemoglobin dan non eritroid yaitu hemoprotein sperti
myoglobin, sitokrom dan lain-lain. Proses sintesis heme kebanyak di hati. Proses
sintesis dimulai pembentukan -aminolevulinic axid synthase(ALA) dikatalis dengan
ALA synthase di mitokondria reaksi ini penting karena sebagai pengendali kecepatan
biosintesis heme.kemudian dilanjutkan dengan pembentuka uroporphyrinogen,
C7,C6,C5-porphyrinogen, Corproporhyrinogen, Protoporphyrinogen, protoporphyrin,
dan terakhir Heme. Berikut adalah gambar proses pembentukan heme.2,4
Eritropoiesis
Pembentukan sel darah merah baru diproduksi di sumsum tulang yaitu jaringan
lunak yang sangat selular yang mengisi rongga internal tulang. Sumsum tulang dalam
keadaan normal menghasilkan sel darah merah barru sutau proses yang dinamai
5
eritropoiesis, dimana kecepatan pembentukan sama cepatnya dengan kecepatan
kerusakan sel tua. Eritrosit mula-mula dibentuk oleh yolk sac dan kemudian oleh hati
dan limpa sampai sumsum tulang terbentuk dan mengambil alih prodksi eritrosit
.seiring pertambahan usia sumsum tulang merah mengisi sebagian besar tulang. Sumsun
tulang tidak hanya membentuk SDM tetapi juga merupakan sumber leukosit dan
trombosit. Di sumsum ini terdapat sel punca pluripoten tak berdiferensiasi dimana sel
ini terus-menerus membelah diri dan berdiferensiasi menghasilkan semua jenis sel
darah. Proses ini dikrontrol oleh hormon eritropoietin dari ginjal dimana hormon ini
menjadi perangsang dalam proses eritropoiesis. Hormon ini bekerja dalam turunan sel
punca yg sudah ditentukan menjadi SDM. Kemudian terjadi proliferasi dan pematangan
sel-sel eritrosit. Peningkatan aktivitas ini akam meningkatkan jumlah SDM sehingga
kapasitas trasportasi O2 meningkat dan penyalurannya menjadi normal. Sehingga
produksi eritrosit dalam keadaan normal dapat selaras dengan kerusakan atau
kehilangan sel. Pada kehilangan SDm berlebihan misalnya pendarahan laju eritropoiesis
dapat meningkat jadi enam kali lipat normal.3-5
6
Gambar 5. Proses eritropoiesis2.
Leukosit
Merupakan suatu sistem khusus untuk melawan berbagai infeksi dari bahan
toksik yang terus menerus terpapar dalam tubuh manusia. Leukosit sebagai suatu unit
sistem perlindungan tubuh yang dapat bergerak. Sel-sel ini dibentuk sumsum tulang dan
kelenjar limfe dan diangkut dalam darah kebagian yang meradang untuk pertahanan
cepat dan kuat terhadap semua agen infeksi. Leukosit pada akhirnya berasal dari sel
punca multipoten tak berdiferensiasi yang juga menghasilkam eritrosit dan trombosit di
sumsum tulang merah.6
Neutrofil(60-70%)
Sebagai spesialis fagositik, serta pertahanan pertama pada invasi bakteri dan responn
peradangan.
Eosinofil(1-4%)
Basofil (0.25-0.5%)
Paling sedikit di leukosit. Secara struktur dan fungsi mirip dengan sel mast tidak
pernah beredar dalam darah tetapi tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh. Basofil
mensintesis dan menyimpan histamin dan heparin yang merupakan bahan kimia
proteinn yang dapat dibebaskan jika terdapat rangsangan yang sesuai. Pelepasan
histamin berperan penting dalam reaksi alergik, sefangkan heparin mempercepat
7
pembersihan partikel lemak dari darah setelah makan makanan berlemak, dan
mencegah pembekuan(koagulasi) sampel darah yang diambil untuk analisis klinis.
Monosit( 2-6%)
Limfosit(25-33%)
Trombosit
Trombosit atau keping darah merupakan fragmen kecil sel(garis tengah sekitar
2-4m yang dilepaskan dari tepi luar sel sumsum tulang yang sangat besa yang dikenal
megakariosit. Trombosit berfungsi rata-rata 10hari. Trombosit disimpan di rongga-
rongga berisi darah di limfa.Trombosit tidak memiliki nukleus tetapi memiliki organel
dan enzim sitosol untuk menghasilkan energi dan membentuk produk sekretorik yang
8
disimpan di banyak granula yang tersebar di seluruh sitosol. Trombosit mengandung
banyak aktin dan miosin sehingga menyebabkan keping darah berkontraksi.
Kemampuan sekretorik dan kontraksi sangat penting dalam proses
hemostasis(pembekuan darah)
Hemostasis
Hemostasis adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh yang amat penting dalam
menghentikan perdarahan pada pembuluh darah yang luka. Mekanisme hemostasis
mempunyai dua fungsi primer yaitu untuk menjamin bahwa sirkulasi darah tetap cair
ketika di dalam pembuluh darah, dan untuk menghentikan perdarahan pada pembuluh
darah yang luka. Hemostasis normal tergantung pada keseimbangan yang baik dan
interaksi yang kompleks, paling sedikit antara 5 komponen-komponen berikut :7
1. Pembuluh darah
2. Trombosit
3. Faktor-faktor koagulasi
4. Inhibitor
5. Sistem fibrinolisis
9
oleh hati menjadi fibrin. Kemudian fibrin dikatalis oleh enzim trombin di tempat
cedera. Serta dikatalisisi dengan faktor XII.5
Sel darah memiliki rentang usia terbatas, dan, sebagai akibatnya, mereka secara
terus menerus diganti di tubuh oleh proses yang disebut hemopoiesis. Pada proses ini,
semua sel darah berasal dari sel induk di sumsum tulang merah (medulla ossium rubra).
Karena sel induk dapat menghasilkan semua jenis sel darah, sel ini disebut sel induk
hemopoietik pluripoten (cellula haematopoietica precursoria pluripotens). Sel induk
pluripoten selanjutnya menghasilkan dua turunan yang membentuk sel induk mieloid
pluripoten dan sel induk limfoid pluripoten. Sebelum pematangan dan pelepasan ke
dalam aliran darah sel induk dari masing-masing garis keturunan mengalami beberapa
kali pembelahan dan tahap intermedia diferensiasi. Sel induk mieloid (cellula
myeloideus precursoria) berkembang di sumsum tulang merah dan menghasilkan
eritrosit (erythrocfius), eosinofil (eosinophilus), neutrofil (neutrophilus), basofil
(basophilus), monosit (monocytus), dan megakariosit (megakaryocytus). Sel induk
limfoid (cellula lymphoideus precursoria) luga berkembang di sumsum tulang merah.
Sebagian sel limfoid tetap berada di sumsum tulang, berproliferasi, mengalami
10
pematangan, dan menjadi limfosit B (lymphocytus n). Sel limfoid lainnya
meninggalkan sumsum tulang dan bermigrasi melalui aliran darah ke limfonodus dan
limpa, tempat sel-sel ini berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi limfosit B. Sel
limfoid tidak berdiferensiasi lainnya bermigrasi ke kelenjar timus, tempat sel-sel
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi Iimfosit T (lymphocytus T) imunokompeten.
Setelah itu, limfosit T masuk ke aliran darah dan bermigrasi ke daerah-daerah spesifik
di organ limfoid perifer. Limfosit B dan T terletak di banyak jaringan limfoid perifer,
limfonodus, dan limpa. Di sini, sel-sel memulai respons imun jika terpajan antigen.
Karena semua sel darah memiliki rentang usia terbatas, sel induk hemopoietik
pluripoten secara terus menerus membelah dan berdiferensiasi untuk menghasilkan
keturunan baru. Ketika sel-sel darah menjadi tua dan mati, sel-sel ini dihancurkan di
berbagai organ limfoid misalnya limpa Sel darah terbentuk dalam sumsum tulang dari
suatu tipe sel yang disebut dengan sel stem hematopoietik pluripoten yang merupakan
asal dari semua sel dalam darah. Proses pembentukan sel-sel darah adalah:6
Gangguan Darah
Kelainan eritrosit
11
menjadi anemia pernisiosa, anemia aplastik, anemi aginjal, anemia pendarahan, anemia
hemolitik dan anemia gizi atau anemia defisiensi besi. 8
Kelainan Leukosit
Kelainan leukosit dapat terjadi jika sel darah putih yang dihasilkan mungkin
terlalu sedikit atau terlalu banyak. Sumsum tulang dapat sangat memperlambat atau
menghentikan prodksi sel darah putih jika terkena bahan kimia toksik tertentu.
Sehingga menyebabkan penurunan fagosit progesional yang menurunkan kemampuan
pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme yang masuk. Jika sumsum tulang
mengalami kegagalan maka satu-satunya pertahanan tubuh yang masih tersedia adalah
kemampuan imun limfosit yang diproduksi oleh organ-organ limfoid.8
Kelainan trombosit
Jika gagal dalam pembekuan darah maka dapat menyebabkan suatu kelainan
seperti pendarahan yang berlebihan yang mengancam nyawa bahkan oleh traumauang
relatif ringan misalnya hemofilia. Hemofilia disebabkan oleh defisiensi salah satu faktor
dalam jenjang pembekuan.8
Kesimpulan
Sebagai komponen esensial dalam tubuh yang sangat berperan penting dalam
transportasi nutrisi ke dalam jaringan darah harus tersedia dalam jumlah cukup tidak
kurang dan tidak lebih agar proses metabolisme tubuh berjalan lancar. Jika kadar darah
tidak sesuai dalam tubuh akan menyebabkan suatu kelainan seperti anemia defisiensi
12
besi pada kasus. Kadar darah sangat berpengaruh dalam proses fisiologis dalam tubuh
manusia.
Daftar Pustaka
13