AMDAL-Jalan Tol
AMDAL-Jalan Tol
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis mengenai dampak lingkungan , yang sering disingkat dengan
AMDAL , lahir dengan diundangkannya undan-undang tntang lingkungan
hidup di Amerika Serikat pada tahu 1969. National Environmental Policy Act
(NEPA) 1969 merupakan suatureaksiterhadap kerusakan lingkungan oleh
aktivitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan
oleh pestisida serta limbah industri dan transpor,rusaknya habitat tumbuhan
dan hewan langka, serta menurunya nilai estetika alam.
Andal bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan
bagian dari proses Andal yang lebih besar danlebih penting sehingga andal
dapat dikatakan dan merupakan bagian dari pengelolaan lingkungan,
pemantauan lingkungan, pengelolaan proyek, pengambilan keputusan,
dokumen yang penting dan lain sebagainya.
Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila telah
dapat disusun rencana pengelolaan lingkungan apabila telah diketahui
dampak lingkungan yang akan terjadi akibat proyek-proyek pembangunan
yang akan dibangun seperti pembangunan jalan tol.
Pendugaan dampak lingkungan yang digunakan sebagai dasar
pengelolaan dapat berbeda dengan kenyataan dampak yang terjadi setelah
proyek berjalan, sehingga program lingkungan sudah tidak sesuai atau
mungkin tak mampu menghindarkan dari rusak lingkungan. Maka, pada
makalah ini akan membahas mengenai dampak-dampak yang akan muncul
akibat adanya suatu kegiatan pembangunan jalan tol.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen-komponen kegiatan dari pembangunan Jalan tol ?
2. Apa saja dampak penting dan isu utama yang ditimbulkan dari
pembangunan jalan tol ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Kegunaan Skoping
Pembatas study amdal terutama adalah waktu dan biaya, biasanya waktu
yang tersedia hanya berkisar antara 6-12 bulan. Jarang sekali Amdal yang
dilakukan lebih dari 1 tahun walaupun ada juga suatu proyek yang amdalnya
memerlukan beberapa tahun. Begitu pula halnya dengan biaya Amdal
biasanya juga sangat terbatas, sehingga tidak mungkin tim Amdal meneliti
terlalu banyak komponen dan sistem hubungan tiap komponen dalam
lingkungan. Berhubung adanya pembatas waktu dan biaya tersebut maka
perlu diadakan seleksi komponen yang akan diteliti, yaitu hanya, komponen-
komponen lingkungan yang akan mendapat dampak yang nyata atau penting.
Pemilihan atau seleksi komponen tersebut dilakukan dengan mengadakan
skoping, sehingga kegunaan dari skoping tersebut dapat dirumus sebagai
berikut :
1. Identifikasi dampak penting atau masalah utama (main Issue) dari suatu
proyek.
2. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang akan terkena dampak
nyata.
3. Menetapkan strategi penelitian pada komponen lingkungan yang akan
terkena dampak.
4. Menetapkan parameter dan indikator dari komponen lingkungan yang akan
diukur.
5. Efisiensi waktu study ambal.
6. Efisiensi biaya study Amdal
7. Komponen-komponen lingkungan yang ditetapkan sedikit atau sama sekali
tidak akan terkena dampak tidak akan dievaluasi lagi.
Dapat disimpulkan pula bahwa dengan skoping waktu, biaya dan tugas
untuk study Amdal dapat lebih efisien, tanpa banyak terbuang untuk
komponen lingkungan yang hanya sedikit atau tidak akan terkena dampak
sama sekali.
C. Macam skoping
Beanlands dan Duinker (1983) memberikan pengertian untuk dua macam
skoping yaitu skoping sosial (social scoping) dan skoping ekologis
(Ecological Scoping). Kemudian Sontak (1983) memperkenalkan satu macam
lagi yang disebut sebagai skoping kebijaksanaan dan perencanaan.Arti dan
perbedaan dari ketiga skoping tersebut adalah sebagai berikut :
1. Skoping sosial: adalah proses dari skoping yang menetapkan dampak
penting berdasarkan pandangan dan penilaian masyarakat. Setiap
komponen dan sistem dari lingkungan yang ada dinilai dari berdasarkan
kepentingan bagi masyarakat baik secara lokal, nasional maupun
internasional yang ditinjau dari aspek sosial ekonomi, sosial budaya
maupun estetika.
2. Skoping ekologis: adalah proses dari skoping yang menetapkan dampak
penting berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau peranannya didalam
ekologi.
Dari dua kedua macam skoping tersebut dinilai bahwa skoping sosial akan
lebih cocok didalam menguraikan ataupun menyajikan dalam laporan
mengenai dampak dari suatu proyek, sedang skoping ekologi hasilnya akan
sesuai sebagai dasar dati penelitian yang lebih mendetail mengenai komponen
yang akan terkena dampak.
Didalam diskusi dan pembahasan penyusunan amdal, biasanya kedua
pendekatan tersebut dilakukan bersama-sama dan setiap komponen
lingkungan yang dihasilkan dari skoping mempunyai nilai koma yaitu nilai
sosial ekonomi dan nilai ekologi. Komponen lingkungan yang dinilai akan
terkena dampak penting mungkin mempunyai nilai sosial ekonomi dan
ekologi yang penting. Nilai penting bagi masyarakat banyak digali dari
penilaian masyarakat sedang nilai ekologi diberikan oleh tim amdal, karena
masyarakat belum tentu tahu mengenai nilai ekologinya
3. Skoping kebijaksanaan dan perencanaan: adalah proses skoping untuk
menetapkan secara cepat pilihan dari suatu pembangunan proyek,
menganalisis masalah-masalah yang akan timbul sejak awal dan juga akan
menghasilkan saran-saran strategis didalam menjalankan atau
membatalkan suatu proyek. Proses skoping ini akan dapat menghindarkan
pemborosan biaya, tenaga dan waktu yang tidak perlu pada langkah-
langkah selanjutnya yang seharusnya tidak perlu dilakukan, karena
dengan skoping kebijaksanaan dan perencanaan ini langkah yang tidak
perlu tersebut telah dapat diputuskan untuk tidak dilanjutkan. Hasil dari
skoping kebijaksanaan dan perencenaan ini adalah
a. Merumuskan garis besar dampak awal
b. Merumuskan ketidakjelasan
c. Menetapkan masalah-masalah yang akan timbul
d. Konsensus secara terpadu akan ditetapka antara instansi-instansi
pembangunan.
Skoping yang ketiga ini bukan skoping yang dilakukan oleh tim
amdal dan tidak akan atau belum melibatkan masyarakat, tetapi baru
dilakukan antara instansi0instansi pemerintah, ilmuwan dan pemrakarsa
proyek. Hasil dari skoping bukan untuk merencanakan penelitian yang
lebih detail seperti kedua skoping sebelumnya, tetapi untuk menetapkan
kebijaksanaan dan perencanaan dari pemerintah. Proses yang terjadi
didalam skoping ini bersifat penyampaian pemikiran-pemikiran dan
pendapat-pendapat seperti dalam brandstorming
Untuk dapat menyajikan perumusan dari berbagai pemikiran dan
pendapat dengan cepat akan disusun dalam bentuk skenario-skenario dari
hasil suatu simulasi didalam rapat kerja dengan memanfaatkan pertanyaan:
apa yang akan terjadi kalau .......
BAB III
PEMBAHASAN
A. Studi Kasus
Pembangunan jalan tol Trans Jawa, selain akan memboroskan
penggunaan BBM untuk kendaraan pribadi, akan menimbulkan bencana yang
lebih besar lagi berupa kerusakan lingkungan, mengganggu swasembada
pangan, dan proses pemiskinan yang massif. Ambil contoh jalan tol
Semarang-Solo dan Ngawi-Solo. Kedua jalan tol itu akan melintasi daerah
pertanian yang subur, yang selama ini menjadi salah satu andalan penghasil
padi di daerah masing-masing. Jalan tol Semarang-Solo akan menghancurkan
beberapa situs dan menggusur tiga pabrik. Sedangkan tol Solo-Ngawi akan
menggusur lahan pertanian dan beberapa sekolah dasar. Bila tanah-tanah yang
subur itu digilas untuk jalan tol, demikian pula pabrik yang menampung
ribuan tenaga kerja itu digusur untuk jalan tol, jelas itu akan mengurangi
jumlah produksi padi di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta akan melahirkan
angka pengangguran dan kemiskinan baru.
Pembangunan jalan tol Trans Jawa ini memang suatu ironi besar, karena
Jawa memiliki jaringan rel kereta api yang bagus dan belum dimanfaatkan
secara optimal, hanya berfungsi pada malam hari dan pada siang hari lebih
banyak kosongnya. Bila kebutuhan pemerintah adalah memperlancar lalu
lintas, termasuk lalu lintas barang, tidak perlu membangun jalan tol Trans
Jawa, tapi cukup mengoptimalkan penggunaan jaringan rel kereta api yang
sudah ada saja. Optimalisasi jaringan rel di Jawa itu dapat meningkatkan
produktivitas PT Kereta Api, mengerem penggunaan BBM dalam sektor
transportasi, tidak merusak lingkungan, tidak menciptakan proses pemiskinan
baru di masyarakat, serta tidak
memerlukan investasi yang besar. Pemerintah tinggal berinvestasi untuk
perbaikan jaringan rel yang rusak serta menambah gerbang dan lokomotif
baru. Ini bila kepentingan membangun tol Trans Jawa itu adalah untuk
memperlancar lalu lintas orang maupun barang.
Tapi bila kepentingannya adalah bisnis jalan tol, pembangunan tol Trans
Jawa merupakan suatu keharusan untuk dilaksanakan karena sangat
menguntungkan. Pangsa pasarnya sudah jelas, kendaraan pribadi dan
angkutan barang. Tapi janganlah memakai kedok kepentingan masyarakat
untuk mendapatkan keuntungan besar tersebut. Sebab, yang terjadi
sesungguhnya adalah masyarakat akan dirugikan oleh adanya pembangunan
jalan tol Trans Jawa tersebut.
B. Pembahasan
1. Komponen Kegiatan
a. Kegiatan Pra Konstruksi
Kegaiatan pra konstruksi meliputi kegiatan :
1) pembebasan lahan yang dapat berupa lahan pertanian maupun
karangan sebagai tempat tinggal.
2) Perizinan
3) pemindahan pemukiman penduduk.
4) Pendataan dan pengukuran wilayah jalan Tol
5) Survey lapangan pembuatan jalan Tol
b. Kegiatan Konstruksi
Kegiatan konstruksi meliputi :
1) Pembukaan lahan
2) Pengurukan tanah
3) Pembangunan gorong-gorong
4) Pembetonan
5) Pelapisan aspal
6) Pembuatan loket tol dan marka jalan
c. Kegiatan operasi
Kegiatan operasi meliputi kegiatan lalu lintas.
d. Kegiatan Pasca Operasi
Kegiatan pasca operasi berupa perawatan secara berkala dan
perbaikan jalan tol apabila terdapat kerusakan pada saat operasi.
2. Analisis Dampak Lingkungan dan Dampak Penting
Komponen Komponen Kegiatan
Pra Konstruksi Operasi Pasca
Lingkungan
Konstruksi Operasi
Biologi
Fisik Kimia
Sosial Ekonomi
Kesehatan
Masyarakat
3. Dampak Penting
a. Biologi
- menggangu habitat flora dan fauna
- pencemaran udara yang dapat merugikan flora dan fauna.
b. Fisik kimia
- Debu dan emisi kendaraan (kualitas udara)
- Kebisingan lalu lintas
c. Sosial ekonomi
- Persepsi negatif masyarakat
- Perekonomian masyarakat yang terhambat
d. Kesehatan masyarakat
- Penularan penyakit
- Kejadian kecelakaan lalu lintas meningkat
4. Isu Utama
a. Penurunan kualitas udara
b. Perubahan lingkungan fisik kimia
c. Peningkatan kejadian penyakit
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Komponen-komponen pembuatan dalam pembuatan jalan tol ialah
fisik kimia, biologi, sosial ekonomi, dan kesehatan masyarakat.
2. Dampak pentingnya terdiri dari aspek biologi yang meliputi
menggangu habitat flora dan fauna pencemaran udara yang dapat
merugikan flora dan fauna, aspek kimia yang meliputi debu dan emisi
kendaraan (kualitas udara) dan kebisingan lalu lintas, aspek sosial
ekonomi yang meliputi persepsi negatif masyarakat dan perekonomian
masyarakat yang terhambat, dan aspek kesehatan masyarakat meliputi
penularan penyakit dan kejadian kecelakaan lalu lintas meningkat. Isu
utama dari pembangunan jalan tol ini yaitu penurunan kualitas udara,
perubahan lingkungan fisik kimia dan peningkatan kejadian penyakit.
B. Saran
Sebaiknya pembangunan jalan tol yang akan dibuat sebisa mungkin
menimbulkan dampak yang seminimalkan mungkin bagi masyarakat seperti
menghindari salah persepsi dari masyarakat dan tidak ada masyarakat yang
merasa dirugikan.