Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep :

Berdasarkan tujuan penelitian diatas , kerangka konsep gambaran tingkat


pengetahuan dan sikap terhadap osteoporosis dan asupan kalsium pada wanita
premenopause di Kecamatan Medan Selayang II diuraikan seperti berikut :

Tingkat
pengetahuan wanita
premenopause

- Osteoporosis
- Asupan kalsium

Sikap

Gambar 2: Kerangka konsep gambaran tingkat pengetahuan dan sikap wanita


premenopause di Kecamatan Medan Selayang II

Universitas Sumatera Utara


3.2 Variable dan Definisi Operasional

a. Pengetahuan adalah segala suatu yang diketahui oleh wanita premenopause


tentang osteoporosis dan asupan kalsium.
b. Sikap adalah tindakan atau reaksi wanita wanita premenopause dalam mencegah
osteoporosis dan dalam pengambilan asupan kalsium mencukupi.
c. Premenopause adalah dimana wanita wanita yang masih tidak terpotong
kitaran haidnya.
d. Digunakan kuesioner untuk mengetahui sejauhmanakah tingkat pengetahuan
wanita wanita premenopause de Kecamatan Medan Selayang II.
e. Kriteria dalam memilih responden adalah wanita diantara umur 40 45 tahun
yang dianggap sudah mecapai fase premenopause.
f. Digunakan skala ukur Guttman , iaitu pertanyaan Ya atau Tidak yang di beri
score 1 bagi jawapan benar dan score 0 bagi jawapan yang salah.

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

Variable Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur


-Tingkat - Osteoporosis Kuesioner - Baik Guttman
pengetahuan - Asupan - Sedang
wanita kalsium - Kurang
premenopause
- Sikap

Sedangkan dalam penentuan kategori penelitian dinilai dengan menggunakan metode presentasi
skoring sebagai berikut:
1. Baik bila >80 % pertanyaan dijawab benar oleh responden.

2. Sedang bila 40 80 % pertanyaan dijawab benar oleh responden.

3. Kurang bila <40 % pertanyaan dijawab benar oleh responden

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat
deskriptif, yaitu suatu penelitaian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi sebanyak
banyaknya mengenai pengetahuan osteoporosis dan sikap terhadap asupan kalsium
dikalangan ibu ibu di Kecamatan Medan Selayang II.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional yaitu pengamatan


dilakukan sekali ( pada saat penelitian itu dilaksanakan ).

4.2 Lokasi dan waktu penelitian


Penelitian ini akan dilakukan dilakukan di Kecamatan Medan Selayang II bulan
Juli hingga Agustus.

4.3 Populasi dan Sampel


4.3.1 Populasi
Populasi penelitian adalah wanita premenopause yang menjelang usia 40 45 tahun di
Kecamatan Medan Selayang II. Penentuan usia 40 tahun keatas ini berdasarkan pertimbangan
bahwa pada rentang usia tersebut diperkirakan seorang wanita seharusnya sudah menjelang
premenopause dan gejala gejala premenopause sudah mula tampak.

Universitas Sumatera Utara


4.3.2 Sampel

Besar sampel data nominal pada sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi dihitung
dengan rumus:

N = (Z)2pq

d2

Keterangan rumus:

N = jumlah/besar sampel

= tingkat kemaknaan. Dalam penelitian ini, tingkat kemaknaan yang digunakan ialah =
0,05, sehingga Z yaitu kesalahan tipe I penelitian ini sebesar 1,96.

p = proporsi keadaan yang akan dicari = 0,5

q = 1-p = 0,5

d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki. Dalam penelitian ini, ditetapkan d = 0,10

Angka-angka yang di atas dimasukkan kembali ke rumus besar sampel :

N = (1,96) 2 (0,5)(0,5) / (0.10) 2

= 96

= 100

Teknik sampling yang dipakai adalah Consecutive Sampling dimana wanita- wanita
premenopause yang memenuhi kriteria inklusi yang ditemui dipilih sebagai sampel sehingga
mencapai 100 orang.

Universitas Sumatera Utara


Kriteria inklusi subjek penelitian termasuk wanita wanita premenopause dengan wanita
wanita 40 45 tahun yang sanggup berkerjasama dalam penelitian. Kriteria eksklusi subjek pula
ialah yang kuestionernya tidak lengkap.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket
berupa kuisioner yang dibagikan kepada reasponden.

4.4.1 Data primer

Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian . Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan instrument kuisioner.

4.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Notoatmodjo sebelum kuesioner itu dignakan perlu diuji validitasnya. Uji
validitas aka dilakukan pada 10 orang responan yang memiliki karakteristik yang mirip dengan
sampel. Kemudian akan diuji korelasi antara skor tiap tiap pertanyaan dengan skor total
kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment.

Rumusnya adalah:

R = ( N ( XY) ( XY )

{NX (X)}{NY(Y)}

Keterangan : X = skor tiap responden untuk pertanyaan nomor n

Y = skor total tiap responden untuk semua pertanyaan

XY = skor pertanyaan nomor n dikali skor total pada tiap responden

Universitas Sumatera Utara


Untuk memastikan bahawa kuesioner dapat dipercayai, akan dilakkan uji reliabilitas
dengan teknik tes tes ulang. (Notoatmodjo, 2007 )

Table 4.1

Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk tiap pertanyaan dalam angket

Variable Nomor Total Pearson Status Alpha Status

Pertanyaan Correlation

Pengetahuan 1 0.832 Valid 0.649 Reliabel


Tentang 2 0.740 Valid Reliabel
Osteoporosis 3 0.509 Valid Reliabel

4 0.899 Valid Reliabel


5 0.509 Valid Reliabel
6 0.509 Valid Reliabel
7 0.740 Valid Reliabel
8 0.509 Valid Reliabel
9 0.509 Valid Reliabel
10 0.740 Valid Reliabel

Pengetahuan 1 0.509 Valid 0.686 Reliabel


Tentang 2 0.683 Valid Reliabel

Kalsium 3 0.857 Valid Reliabel


4 0.827 Valid Reliabel
5 0.726 Valid Reliabel

6 0.612 Valid Reliabel

7 0.573 Valid Reliabel

Universitas Sumatera Utara


Variable Nomor Total Pearson Status Alpha Status
Pertanyaan Correlation

Sikap 1 0.655 Valid 0.664 Reliabel


Terhadap 2 0.509 Valid Reliabel
Osteoporosis 3 0.868 Valid Reliabel
4 0.612 Valid Reliabel
5 0.726 Valid Reliabel

6 0.612 Valid Reliabel

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Data diperoleh dari penilaian jawaban kuisioner responden. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan program komputar yaitu Statistical Product and Service Solution,
( SPSS). Pada penelitian ini, variable pengetahuan merupakan data kuantitatif yaitu score
hasil pengisian kuesioner. Data ini kemudian akan diubah menjadi kualitatif yaitu, baik ,
sedang dan kurang melalui induktif .

Universitas Sumatera Utara


BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian


Proses pengambilan data untuk penelitan ini telah dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang telah diisi oleh responden di tempat tanpa dibawa pulang
ke rumah. Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat
disimpulkan hasil penelitian dalam paparan di bawah ini.

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian ini di lakukan di Kecamatan Medan Selayang II. Kecamatan ini bertempat di
Pasar 4, Padang Bulan. Penduduknya, rata rata adalah pertani, tukang beca dan suri rumah bagi
yang wanita. Boleh dilihat banyak sawah padi sekitar Kecamatan ini, yang menunjukan kegiatan
utama penduduk di sini.

5.1.2 Deskripsi Sampel


Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah wanita wanita
premenopause iaitu dalam umur 40 45 tahun di Kecamatan Medan Selayang II. Jumlah
responden yang terlibat dalam studi ini adalah sebesar 100 responden. Semua data
responden diambil dari data primer , yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

5.1.3 Hasil Analisa Data


5.1.3.1 Pengetahuan wanita premenopause terhadap Osteoporosis
Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 10 petanyaan mengenai
pengetahuan terhadap Osteoporosis. Pertanyaan pertanyaan yang didalam kuesioner
tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan pertanyaan
tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap Osteoporosis. Data lengkap
distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat
pada tabel 5.1 dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara


Table 5.1
Distribusi Frekuensi Jawaban Respnden pada Variabel Pengetahuan Osteoporosis

No Pertanyaan / Pernyataan Jawaban Responden

Benar Salah

f % f %

1. Osteoporosis adalah penyakit keroposnya tulang. 98 98,0 2 2


2. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang menular. 98 98,0 2 2
3. Pengeroposan tulang banyak berlaku pada pria. 96 96,0 4 4,0
4. Usia yang paling beresiko untuk mendapat 95 95,0 5 5,0
osteoporosis adalah pada usia 51 75 tahun. 77 77,0 23 23,0
5. Pertumbuhan tulang yang mencapai masa
puncaknya sekitar umur 20 30 tahun
6. Tulang yang keropos mengakibatkan tulang rapuh 96 96,0 4 4,0
dan tidak mudah patah.
7. Semakin kita tua mencapai fase menopause , 100 100 0 0
tulang kita semakin rapuh.
8. Pengeroposan tulang banyak terjadi pada wanita 92 92,0 8 8,0
menopause.
9. Orang yan mengalami osteoporosis kelihatan tinggi. 98 98,0 2 2,0
10. Dikatakan osteoporosis cepat menimbulkan efek. 24 24,0 76 76,0

Berdasarkan table 5.1 di atas pada pertanyaan pertanyaan pengetahuan osteoporosis


yang paling banyak dijawab dengan benar (ya) yaitu pertanyaan pada nomor 1 , 2 , 7 dan 9
yaitu sebesar 98% , 98% , 100% dan 98%. Sedangkan petanyaan yang paling banyak di
jawab salah (tidak) adalah pertanyaan nomor 10 yaitu sebesar 76%.

Universitas Sumatera Utara


Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik , sedang
dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawb 8 10 pertanyaan
pengetahuan dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan berpengetahuan sedang
bila menjawab 4 7 pertanyaan pengetahuan dengan benar dan dikatakan berpengetahuan
kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 3 dari pertanyaan pengetahuan
osteoporosis dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat pengetahuan wanita
wanita premenopause 40 45 tahun di Kecamatan Medan Selayang II dapat dikategorikan
pada table 5.2.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan Osteoporosis

Pengetahuan F %

Baik 87 87

Sedang 13 13

Kurang 0 0

Total 100 100

Dari tabel tersebut dapt dilihat bahwa tingkat pengetahuan osteoporosis dengan
kategori kurang memiliki persentase 0% iaitu tidak ada , tingkat pengetahuan yang
dikategorikan sedang sebanyak 13% dan tingkat pengetahuan osteoporosis yang paling besar
adalah kategori baik iaitu sebesar 87%.

5.1.3.2 Pengetahuan wanita premenopause terhadap Kalsium


Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 7 petanyaan mengenai
pengetahuan terhadap Osteoporosis. Pertanyaan pertanyaan yang didalam kuesioner
tersebut telah di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan pertanyaan
tersebut dapat mewakili pengetahuan responden terhadap kalsium. Data lengkap

Universitas Sumatera Utara


distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat
pada tabel 5.3 dibawah ini :
Table 5.3
Distribusi Frekuensi Jawaban Respnden pada Variabel Pengetahuan Kalsium

No Pertanyaan / Pernyataan Jawaban Responden

Benar Salah

f % f %

11. Kalsium adalah mineral yang tidak penting bagi 92 92,0 8 8,0
wanita menjelang menopause.
12. Kalsium membantu dalam pembentukan tulang. 100 100 0 0,0
13. Kalsium tidak berperanan dalam memperkuatkan 93 93,0 7 7,0
tulang
14. Wanita premenopause memerlukan lebih kurang 91 91,0 9 9,0
1000 mg kalsium prehari.
15. Susu dan makan yang diperbuat dari susu tidak di 92 92,0 8 8,0
perkaya dengan kalsium
16. Ikan dan sayuran hijau kaya dengan kalsium 90 90,0 10 10,0
17. Garam merupakan penyebab tubuh kekurangan 62 62,0 38 38,0
kalsium.

Berdasarkan table 5.3 di atas pada pertanyaan pertanyaan pengetahuan kalsium


yang paling banyak dijawab dengan benar ( ya) yaitu pertanyaan pada nomor 12 dan 13
yaitu sebesar 100% dan 93%. Sedangkan petanyaan yang paling banyak di jawab salah
( tidak)adalah petanyaan nomor 17 yaitu sebesar 62%.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik , sedang
dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 6 7 pertanyaan

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan dengan benar sedangkan seorang responden dikatakan berpengetahuan
sedang bila menjawab 3 5 pertanyaan pengetahuan dengan benar dan dikatakan
berpengetahuan kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 2 dari pertanyaan
pengetahuan kalsium dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat
pengetahuan wanita wanita premenopause 40 45 tahun di Kecamatan Medan
Selayang II dapat dikategorikan pada table 5.4.

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pengetahuan Kalsium

Pengetahuan F %

Baik 84 84

Sedang 15 15

Kurang 1 1

Total 100 100

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan mengenai kalsium dengan
kategori kurang memiliki persentase 1% iaitu hampir tidak ada , tingkat pengetahuan yang
dikategorikan sedang sebanyak 15% dan tingkat pengetahuan osteoporosis yang paling besar
adalah kategori baik iaitu sebesar 84%.

5.1.3.4 Sikap Wanita wanita Premenopause Terhadap Asupan Kalsium.


Pada penelitian ini, dalam lembar kuesioner terdapat 6 petanyaan mengenai sikap
terhadap asupan kalsium. Pertanyaan pertanyaan yang didalam kuesioner tersebut telah
di uji validitas dan reliabilitasnya. Sehingga pertanyaan pertanyaan tersebut dapat
mewakili sikap responden terhadap asupan kalsium. Data lengkap distribusi frekuensi
jawaban kuesioner responden pada variabel pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.5
dibawah ini :

Universitas Sumatera Utara


Table 5.5
Distribusi Frekuensi Jawaban Respnden pada Variabel Sikap

No Pertanyaan / Pernyataan Jawaban Responden

Ya Tidak

f % f %

18. Saya mengkonsumsi susu yang kaya dengan 23 23,0 77 77,0


kalsium setiap pagi.
19. Saya mengkonsumsi suplemen tambahan kalsium. 9 9,9 91 91,0
20. Setiap hari makan sayur hijau dan ikan atau tahu 96 96,0 4 4,0
tempe.
21. Saya membatasi jumlah garam yang saya makan. 87 87,0 13 13,0
22. Saya sering makan , makanan sereal 28 28,0 72 72,0
23. Setiap hari saya makan , makanan yang bergizi 97 97,0 3 3,0
kaya dengan kalsium supaya saya sehat.

Berdasarkan table 5.5 di atas pada pertanyaan pertanyaan sikap terhadap asupan
kalsium yang paling banyak dijawab dengan ya (benar) yaitu pertanyaan pada nomor 20
dan 23 yaitu sebesar 96% dan 97%. Sedangkan petanyaan yang paling banyak di jawab
tidak (salah) adalah petanyaan nomor 19 yaitu sebesar 91%.

Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik , sedang
dan kurang. Seorang responden akan dikatakan sikap baik bila menjawab 5 6
pertanyaan sikap terhadap asupan kalsium dengan benar sedangkan seorang responden
dikatakan sikap sedang bila menjawab 3 4 pertanyaan pengetahuan dengan benar dan
dikatakan sikap kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 2 dari pertanyaan
pengetahuan kalsium dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat sikap

Universitas Sumatera Utara


wanita wanita premenopause 40 45 tahun di Kecamatan Medan Selayang II dapat
dikategorikan pada table 5.6.

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Sikap

Sikap F %

Baik 16 16

Sedang 76 76

Kurang 8 8

Total 100 100

Dari tabel 5.6. dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan sedang memiliki persentase yang
paling besar yaitu 76% sedangkan sikap dengan kategori baik sebesar 16 % dan sikap dengan
kategori kurang hanya 8%.

5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi malalui
pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
( Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini telah dilakukan pembagian pertanyaan yang
telah valid untuk mengukur pengetahuan dan sikap responden pada tingkat pengetahuan
yang pertama, yaitu tahu.
Dari hasil penelitian diperolehi sebanyak 98 responden (98%) telah memiliki
pengetahuan yang baik bahwa osteoporosis adalah penyakit keroposnya tulang yang
merupakan penyakit skeletal sistemik yang ditandai dengan massa tulang yang rendah
dan kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang, yang mengakibatkan meningkatnya
fragilitas tulang sehingga tulang cenderung untuk mengalami fraktur spontan atau akibat

Universitas Sumatera Utara


trauma minimal. (Consensus Development Conference, 1993). 98 responden (98%)
menjawab dengan benar bahwa penyakit ini tidak menular dan 96 responden (96%)
mengatakan dengan benar osteoporosis kurang berlaku pada pria tetapi berlaku lebih
tinggi pada wanita menopause yaitu dijawab benar oleh 92 responden (92%).
Sebanyak 77 responden (95%) yang mengetahui pertumbuhan tulang mancapai
masa puncak sekitar umur 20 30 tahun dan 96 responden (96%) jawab dengan benar
bahawa semakin tua mencapai fase menopause , tulang semakin rapuh dan semuanya
tahu iaitu 100 responden (100%) yang tulang rapuh mudah patah. Usia yang paling
beresiko untuk mendapat osteoporosis adalah pada usia 51 75 tahun dan penelitian ini
menunjukkan bahwa 92 responden (92%) mengetahuinya. 98 responden (98%) dan 76
responden (76%) masing masing menjawab dengan benar yaitu seseorang yang
mengalami osteoporosis kelihatan pendek dan osteoporosis tidak menimbulkan efek
dengan cepat.
Semua responden (100%) yang terlibat didalam penelitian ini menjawab dengan
benar bahwa kalsium membantu dalam pembentukan tulang dan kalsium adalah mineral
yang penting bagi wanita menjelang menopause dijawab benar oleh 92 responden (92%).
Ia adalah penting bagi wanita menjelang menopause adalah kerana kalsium ini akan di
simpan bagi kegunaan semasa menopause. Pada menopause produksi estrogen akan
berkurang dalam badan. Estrogen membantu osteoblast dalam proses remodeling tulang
dan juga membantu mengangkut kalsium ke tulang tulang dalam tubuh kita. Pertukaran
kalsium sebesar 1.000 mg/harinya antara tulang dan cairan ekstraseluler dapat bersifat
kinetik melalui fase formasi dan resorpsi tulang yang lambat. Sebanyak 91 responden
(91%) mengetahui bahwa wanita premenopause memerlukan lebih kurang 1000 mg
kalsium prehari. Absorpsi kalsium dari gastrointestinal yang efisien tergantung pada
asupan kalsium harian, status vitamin D dan umur.
Disebabkan oleh keperluan kalsium , asupan makan seharian harus diperkaya
dengan makanan makanan yang di perbuat dari susu. Sebanyak 92 responden
menjawab dengan benar bahwa susu dan bahan makan diperbuat dari susu kaya dengan
kalsium. Disamping itu , 90 responden (90%) mengetahui bahwa ikan dan sayuran hijau
juga diperkaya dengan kalsium. Walaubagaimanapun, kalsium yang dikonsumsi akan

Universitas Sumatera Utara


diganggu absorbsinya dengan kehadiran garam yang berlebihan , hanya 38 responden
(38%) mengetahui hal ini.
Secara keseluruhan diperoleh sebanyak 87 responden (87%) berpengetahuan baik
mengenai osteoporosis, diikuti dengan 13 responden (13%) yang berpengetahuan sedang,
dan tidak dijumpai responden yang berpengetahuan kurang. Manakala bagi pengetahuan
kalsium pula sebanyak 84 responden (84%) berpengetahuan baik , 15 responden
berpengetahuan sedang dan hanya 1 responden (1%) yang berpengetahuan kurang. Dari
hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas pengetahuan tentang osteoporosis dan kalsium
pada wanita wanita premenopause di Kecamatan Medan Selayang II pada tingkat baik.
Menurut asumsi penelita, hal ini mungkin dikarenakan oleh bahan media massa seperti
televisi , koran , dan sebagainya banyak memberi pengetahuan, seperti yang disampaikan
oleh Wied Harry A. (1996) bahwa informasi akan memberikan pengaruh pada
pengetahuan sesorang, sehingga dalam kaitannya dengan hasil yang didapati.

5.2.2. Sikap
Dalam penelitian sikap, pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden terhadap
asupan kalsium. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hanya 23 responden (23 %) yang
menjawab ya bahwa mereka mengkonsumsi susu setiap pagi, 9 responden (9 %)
menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi suplemen tambahan kalsium dan 96
responden (96%) menyatakan mereka mengkonsumsi sayuran hijau dan ikan atau tahu
tempe setiap hari. Sedangkan didapati 87 responden (87%) mengatakan mereka
membatasi jumlah garam dalam makanan mereka seharian , hanya 28 responden (28%)
menyatakan bahwa mereka sering makan makanan sereal, dan 97 responden (97%)
menyatakan mereka makan makanan yang bergizi kaya dengan kalsium setiap hari
supaya sehat.
Dari hasil analisa secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sikap wanita wanita
premenopause terhadap asupan kalsium berada pada kategori sedang (76%). Bila dilihat
dari pengetahuan responden yang baik, maka hal ini bertolak belakang dengan teori yang
dikemukan oleh Notoadmodjo (2003). Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang

Universitas Sumatera Utara


dipeoleh subjek selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap
objek yang telah diketahuinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bila pengetahuan yang
baik akan memiliki sikap yang baik juga. Tetapi dalam penelitian in didapati hasil
pengetahuan dan sikap tidak sejalan, dimana pengetahuan yang diperoleh dalam
penelitian ini berada pada kategori baik ( 87% dan 84% ) sedangkan sikap dalam
penelitian ini berada pada kategori sedang ( 76% ).
Hal ini mungkin disebabkan oleh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sikap
responden sehingga memiliki sikap yang sedang walaupun dengan pengetahuan yang
baik. Menurut Azwar (2005), sikap dapat dipengaruhi oleh faktor faktor lain seperti
lingkungan, kebudayaan, adat istiadat, ataupun pengalaman. Sehingga walaupun dengan
pengetahuan baik , responden hanya memiliki sikap yang sedang.

Universitas Sumatera Utara


BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dijalankan ini, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
tentang osteoporosis dan kalsium wanita wanita premenopause dalam lingkungan 40
45 tahun di Kecamatan Medan Selayang II berada dalam kategori baik yaitu masing
masing 87 % dan 84 %. Manakala kategori sedang pula sebanyak 13 % dan 15 %. Jadi
jika diberi lebih banyak menekanan didalam meningkatkan tahap pengetahuan mereka,
kita dapat mengurangkan lagi persentase tersebut. Penelitian ini juga menunjukan bahwa
tahap sikap wanita wanita premenopause di Kecamatan Medan Selayang II masing
berada di tingkat sedang yaitu sebesar 76 %. Ini mungkin adalah disebabkan masih
terdapat banyak wanita wanita premenopause yang tidak perhatin terhadap kesehatan
mereka walaupun pengetahuan mereka berada dalam kategori baik.
6.2. Saran
Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu :
a. Orang dewasa perlu makan makanan yang kaya kalsium
(1000 1200 mg perhari) untuk mencegah osteoporosis. The National Institutes
of Helath menganjurkan bahkan lebih banyak kalsium sampai 1500 mg perhari
untuk yang berumur diatas 40- 45 tahun. Makanan yang kaya kalsium adalah
susu, yogurt, keju, ikan salmon, dan brokoli.satu gelas susu mengandungi sekitar
300 mg kalsium.
b. Disarankan juga melakukan pemeriksaan rutin. Jika berisiko terkena osteoporosis
diambil suplemen tambahan kalsium yang dianjurkan dokter.
c. Sering beraktivitas luar kerana vitamin D adalah penting dan ia boleh didapati
dari sinar matahari pagi hari.
d. Disarankan juga, berolahraga.
e. Selain itu edukasi adalah sangat penting, jadi pihak yang berkuasa perlu sering
member input kepada masyarakat melalui koran, seminar , dan sebagainya
supaya masyarakat lebih memahami apa itu osteoporosis.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai