Chapter III-VI PDF
Chapter III-VI PDF
Tingkat
pengetahuan wanita
premenopause
- Osteoporosis
- Asupan kalsium
Sikap
Sedangkan dalam penentuan kategori penelitian dinilai dengan menggunakan metode presentasi
skoring sebagai berikut:
1. Baik bila >80 % pertanyaan dijawab benar oleh responden.
METODE PENELITIAN
Besar sampel data nominal pada sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi dihitung
dengan rumus:
N = (Z)2pq
d2
Keterangan rumus:
N = jumlah/besar sampel
= tingkat kemaknaan. Dalam penelitian ini, tingkat kemaknaan yang digunakan ialah =
0,05, sehingga Z yaitu kesalahan tipe I penelitian ini sebesar 1,96.
q = 1-p = 0,5
d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki. Dalam penelitian ini, ditetapkan d = 0,10
= 96
= 100
Teknik sampling yang dipakai adalah Consecutive Sampling dimana wanita- wanita
premenopause yang memenuhi kriteria inklusi yang ditemui dipilih sebagai sampel sehingga
mencapai 100 orang.
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket
berupa kuisioner yang dibagikan kepada reasponden.
Data primer adalah data yang berasal dari sampel penelitian . Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan instrument kuisioner.
Menurut Notoatmodjo sebelum kuesioner itu dignakan perlu diuji validitasnya. Uji
validitas aka dilakukan pada 10 orang responan yang memiliki karakteristik yang mirip dengan
sampel. Kemudian akan diuji korelasi antara skor tiap tiap pertanyaan dengan skor total
kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment.
Rumusnya adalah:
R = ( N ( XY) ( XY )
{NX (X)}{NY(Y)}
Table 4.1
Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk tiap pertanyaan dalam angket
Pertanyaan Correlation
Data diperoleh dari penilaian jawaban kuisioner responden. Pengolahan data dilakukan
dengan menggunakan program komputar yaitu Statistical Product and Service Solution,
( SPSS). Pada penelitian ini, variable pengetahuan merupakan data kuantitatif yaitu score
hasil pengisian kuesioner. Data ini kemudian akan diubah menjadi kualitatif yaitu, baik ,
sedang dan kurang melalui induktif .
Benar Salah
f % f %
Tabel 5.2
Pengetahuan F %
Baik 87 87
Sedang 13 13
Kurang 0 0
Dari tabel tersebut dapt dilihat bahwa tingkat pengetahuan osteoporosis dengan
kategori kurang memiliki persentase 0% iaitu tidak ada , tingkat pengetahuan yang
dikategorikan sedang sebanyak 13% dan tingkat pengetahuan osteoporosis yang paling besar
adalah kategori baik iaitu sebesar 87%.
Benar Salah
f % f %
11. Kalsium adalah mineral yang tidak penting bagi 92 92,0 8 8,0
wanita menjelang menopause.
12. Kalsium membantu dalam pembentukan tulang. 100 100 0 0,0
13. Kalsium tidak berperanan dalam memperkuatkan 93 93,0 7 7,0
tulang
14. Wanita premenopause memerlukan lebih kurang 91 91,0 9 9,0
1000 mg kalsium prehari.
15. Susu dan makan yang diperbuat dari susu tidak di 92 92,0 8 8,0
perkaya dengan kalsium
16. Ikan dan sayuran hijau kaya dengan kalsium 90 90,0 10 10,0
17. Garam merupakan penyebab tubuh kekurangan 62 62,0 38 38,0
kalsium.
Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik , sedang
dan kurang. Seorang responden akan dikatakan baik bila menjawab 6 7 pertanyaan
Tabel 5.4
Pengetahuan F %
Baik 84 84
Sedang 15 15
Kurang 1 1
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan mengenai kalsium dengan
kategori kurang memiliki persentase 1% iaitu hampir tidak ada , tingkat pengetahuan yang
dikategorikan sedang sebanyak 15% dan tingkat pengetahuan osteoporosis yang paling besar
adalah kategori baik iaitu sebesar 84%.
Ya Tidak
f % f %
Berdasarkan table 5.5 di atas pada pertanyaan pertanyaan sikap terhadap asupan
kalsium yang paling banyak dijawab dengan ya (benar) yaitu pertanyaan pada nomor 20
dan 23 yaitu sebesar 96% dan 97%. Sedangkan petanyaan yang paling banyak di jawab
tidak (salah) adalah petanyaan nomor 19 yaitu sebesar 91%.
Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini dibedakan menjadi 3 yaitu baik , sedang
dan kurang. Seorang responden akan dikatakan sikap baik bila menjawab 5 6
pertanyaan sikap terhadap asupan kalsium dengan benar sedangkan seorang responden
dikatakan sikap sedang bila menjawab 3 4 pertanyaan pengetahuan dengan benar dan
dikatakan sikap kurang bila hanya menjawab lebih kecil sama dengan 2 dari pertanyaan
pengetahuan kalsium dengan benar. Berdasarkan hasil uji tersebut maka tingkat sikap
Tabel 5.6
Sikap F %
Baik 16 16
Sedang 76 76
Kurang 8 8
Dari tabel 5.6. dapat dilihat bahwa sikap yang dikategorikan sedang memiliki persentase yang
paling besar yaitu 76% sedangkan sikap dengan kategori baik sebesar 16 % dan sikap dengan
kategori kurang hanya 8%.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi malalui
pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
( Notoatmodjo, 2003). Dalam penelitian ini telah dilakukan pembagian pertanyaan yang
telah valid untuk mengukur pengetahuan dan sikap responden pada tingkat pengetahuan
yang pertama, yaitu tahu.
Dari hasil penelitian diperolehi sebanyak 98 responden (98%) telah memiliki
pengetahuan yang baik bahwa osteoporosis adalah penyakit keroposnya tulang yang
merupakan penyakit skeletal sistemik yang ditandai dengan massa tulang yang rendah
dan kerusakan mikroarsitektur jaringan tulang, yang mengakibatkan meningkatnya
fragilitas tulang sehingga tulang cenderung untuk mengalami fraktur spontan atau akibat
5.2.2. Sikap
Dalam penelitian sikap, pengukuran juga dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden terhadap
asupan kalsium. Dari hasil penelitian diketahui bahwa hanya 23 responden (23 %) yang
menjawab ya bahwa mereka mengkonsumsi susu setiap pagi, 9 responden (9 %)
menyatakan bahwa mereka mengkonsumsi suplemen tambahan kalsium dan 96
responden (96%) menyatakan mereka mengkonsumsi sayuran hijau dan ikan atau tahu
tempe setiap hari. Sedangkan didapati 87 responden (87%) mengatakan mereka
membatasi jumlah garam dalam makanan mereka seharian , hanya 28 responden (28%)
menyatakan bahwa mereka sering makan makanan sereal, dan 97 responden (97%)
menyatakan mereka makan makanan yang bergizi kaya dengan kalsium setiap hari
supaya sehat.
Dari hasil analisa secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sikap wanita wanita
premenopause terhadap asupan kalsium berada pada kategori sedang (76%). Bila dilihat
dari pengetahuan responden yang baik, maka hal ini bertolak belakang dengan teori yang
dikemukan oleh Notoadmodjo (2003). Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan yang
6.1. Kesimpulan
Dari penelitian yang dijalankan ini, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
tentang osteoporosis dan kalsium wanita wanita premenopause dalam lingkungan 40
45 tahun di Kecamatan Medan Selayang II berada dalam kategori baik yaitu masing
masing 87 % dan 84 %. Manakala kategori sedang pula sebanyak 13 % dan 15 %. Jadi
jika diberi lebih banyak menekanan didalam meningkatkan tahap pengetahuan mereka,
kita dapat mengurangkan lagi persentase tersebut. Penelitian ini juga menunjukan bahwa
tahap sikap wanita wanita premenopause di Kecamatan Medan Selayang II masing
berada di tingkat sedang yaitu sebesar 76 %. Ini mungkin adalah disebabkan masih
terdapat banyak wanita wanita premenopause yang tidak perhatin terhadap kesehatan
mereka walaupun pengetahuan mereka berada dalam kategori baik.
6.2. Saran
Dari hasil penelitian yang didapat, maka muncul beberapa saran dari peneliti, yaitu :
a. Orang dewasa perlu makan makanan yang kaya kalsium
(1000 1200 mg perhari) untuk mencegah osteoporosis. The National Institutes
of Helath menganjurkan bahkan lebih banyak kalsium sampai 1500 mg perhari
untuk yang berumur diatas 40- 45 tahun. Makanan yang kaya kalsium adalah
susu, yogurt, keju, ikan salmon, dan brokoli.satu gelas susu mengandungi sekitar
300 mg kalsium.
b. Disarankan juga melakukan pemeriksaan rutin. Jika berisiko terkena osteoporosis
diambil suplemen tambahan kalsium yang dianjurkan dokter.
c. Sering beraktivitas luar kerana vitamin D adalah penting dan ia boleh didapati
dari sinar matahari pagi hari.
d. Disarankan juga, berolahraga.
e. Selain itu edukasi adalah sangat penting, jadi pihak yang berkuasa perlu sering
member input kepada masyarakat melalui koran, seminar , dan sebagainya
supaya masyarakat lebih memahami apa itu osteoporosis.