Anda di halaman 1dari 12

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

1. Berdasarkan lingkup penelitian termasuk penelitian inferensial

2. Berdasarkan tempat penelitian termasuk jenis penelitian klinik

3. Berdasarkan waktu pengumpulan data termasuk jenis penelitian rancangan

cross sectional

4. Berdasarkan ada tidaknya perlakuan termasuk jenis ex post facto

5. Berdasarkan cara pengumpulan data termasuk jenis penelitian

observasional

6. Berdasarkan tujuan penelitian termasuk jenis penelitian analitik korelasi

7. Berdasarkan sumber data termasuk jenis data sekunder

4.2 Populasi, sampel, besar sampel dan teknik pengambilan sampel

penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin pada bulan Mei-

Juli 2015 di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya sebanyak 79 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu bersalin

di Rumah Sakit Islam Surabaya

4.2.3 Besar sampel

Besar sampel adalah banyaknya anggota yang akan dijadikan sampel

Nursalam (2003). Besar sampel dihitung menggunakan rumus :

37
38

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat signifikansi (0,05)

Perhitungan besar sampel :

Diketahui :

N = 79 orang

d = 0,05 %

Ditanya : n…..?

Jawab :

Jadi besar sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 71 orang.

4.2.4 Pengambilan sampel

Dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling. Dan cara

pengumpulan data secara observasional. Sehingga untuk teknik pengambilan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling.
39

4.3 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

4.3.1 Variabel penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

variabel Bebas (Independen) dalam penelitian ini adalah paritas dan status gizi

dan Variabel Terikat (Dependen) dalam penelitian ini adalah kejadian ketuban

pecah dini.

4.3.2 Definisi Operasional

Adapun perumusan definisi operasional dalam penelitian ini dapat

diuraikan dalam tabel berikut ini :

Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Kriteria

Independen : Paritas yaitu frekuensi Jumlah anak Check list Ordinal 1. Primipara
Paritas kehamilan dan persalinan 2. Multipara
yang pernah dialami oleh 3. Grandemultipara
ibu, yang tercatat dalam
kartu yang diukur
menggunakan data
sekunder.
Independen : Status gizi yaitu ukuran LILA Check list Ordinal 1. KEK
Status gizi keberhasilan dalam 2. Normal
pemenuhan nutrisi untuk ibu
hamil yang dapat dilihat
dari berat bayinya saat lahir.
Yang diukur menggunakan
data sekunder
Dependen : Ketuban pecah dini yaitu Ketuban pecah Check list Ordinal 1. Tidak KPD
Ketuban pecah pecahnya selaput ketuban ≥ 12 jam 2. KPD
dini secara spontan pada saat
belum inpartu, bila diikuti
satu jam kemudian tidak
timbul tanda-tanda awal
persalinan yang diukur
menggunakan data sekunder

Tabel 4.3 Definisi Operasional “Hubungan antara paritas dan status gizi dengan
kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di Rumah Sakit Islam
Jemursari Surabaya 2015”.

4.4 Bahan penelitian


40

Dalam penelitian ini, bahan penelitian yang digunakan yaitu register

persalinan dan alat tulis.

4.5 Instrumen Penelitian

4.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah lembar check

list.

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.6.1 Lokasi penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.

4.6.2 Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Desember 2015.

4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data

4.7.1 Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan

data dengan cara :

1. Mendapatkan surat izin penelitian dari Program Studi Ilmu Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kadiri untuk melakukan

penelitian. Menyerahkan surat izin penelitian dari Program Studi Ilmu

Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas kadiri yang digunakan

untuk penelitian ke Direktur Rumah Islam Jemursari Surabaya.

2. Mengambil surat balasan izin melakukan penelitian di Rumah Sakit

Islam Jemursari Surabaya.

3. Menjelaskan maksud dan tujuan peneliti.


41

4. Melakukan penelitian pada ibu bersalin di Rumah Sakit Islam

Jemursari Surabaya dengan data sekunder dari buku persalinan.

4.7.2 Analisa Data

1. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan memeriksa data hasil jawaban dari

kuesioner yang diberikan kepada responden kemudian dilakukan koreksi

apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan

sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.

2. Coding

a. Data Umum

1) Usia

a) Kode 1 = < 20 tahun

b) Kode 2 = 20-35 tahun

c) Kode 3 = > 35 tahun

2) Riwayat Kehamilan

a) Kode 1 = Tidak Pernah KPD

b) Kode 2 = Pernah KPD

3) Berat Badan

a) Kode 1 = Naik

b) Kode 2 = Tidak Naik

4) Letak/ Posisi Janin Saat Hamil

a) Kode 1 = Kepala

b) Kode 2 = Letak Sungsang

c) Kode 3 = Letak Lintang


42

5) Mengkonsumsi Vitamin Hamil

a) Kode 1 = Ya

b) Kode 2 = Tidak

b. Data Khusus

1) Paritas

a) Kode 1 = Primipara

b) Kode 2 = Multipara

c) Kode 3 = Grandemultipara

2) Status Gizi

a) Kode 1= Normal

b) Kode 2 = KEK

3) Ketuban Pecah Dini

a) Kode 1 = Tidak KPD

b) Kode 2 = KPD

3. Entry

Entry data yaitu kegiatan memadukan data yang sudah

dikumpulkan dan diiberikan kode dimasukkan dalam kmputer.

4. Clenning

Clenning data yaitu apabila semua selesai dimasukkan perlu dicek

kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan kode dan sebagainya. Kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.


43

4.8 Cara Analisis Data

4.8.1 Univariat

Analisa univariat adalah analisa yang bertujuan untuk mendeskripsikan

masing- masing variabel penelitian (Notoadmodjo, 2010). Analisa univariat pada

penelitian ini adalah variabel independen yang berisi tentang paritas dan status

gizi serta variabel dependen yang berisi tentang kejadian ketuban pecah dini.

Hasil analisa dalam bentuk distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel distribusi

frekuensi dan prosentase dengan rumus :

Keterangan :

P = Penilaian

SP = Skoryang diperoleh

SM = Skor max yang diharapkan

Setelah dilakukan sampai pada hasil presentase kemudian di

interprestasikan dengan menggunakan skala kuantitatif yaitu :

1) 100% : seluruhnya

2) 76 – 99% : hampir seluruhnya

3) 51 – 75% : sebagian besar

4) 50% : setengahnya

5) 26 – 49% : hampir setengahnya

6) 1 – 25% : sebagian kecil

7) 0% : tidak satupun

(Arikunto, 2006)
44

4.8.2 Bivariat

- Hubungan antara paritas dengan kejadian ketuban pecah dini

Uji statistik yang digunakan adalah adalah Korelasi Sperman Rank.

1) Interpretasi korelasi spearman

Interpretasi koefisien korelasi akan menghasilkan makna kekuatan,

signifikasi dan arah hubungan variabel yang diteliti. Untuk melihat

kekuatan koefisien korelasi didasarkan pada jarak yang berkisar antara 0 –

1. Untuk melihat signifikasi hubungan digunakan angka signifikasi/

probabilitas/ alpha. Untuk melihat arah korelasi dilihat dari angka

koefisien korelasi yang menunjukkan positif atau negatif.

2) Kekuatan korelasi spearman

Jika angka koefisien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel

tidak mempunyai hubungan. Jika angka koefisien korelasi mendekati 1,

maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat. Jika angka

koefisien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai

hubungan semakin lemah. Jika angka koefisien korelasi sama dengan 1,

maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif. Jika

angka koefisien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai

hubungan linier sempurna negatif. Signifikasi hubungan dua variabel

dengan didasarkan pada angka signifikasi yang dihasilkan dari perhitungan

dengan ketentuan kekuatan korelasi.

Kekuatan hubungan antara variabel ditunjukkan melalui nilai

korelasi. Menurut Agus Eko (2009) nilai korelasi adalah sebagai berikut :
45

1. 1,00 = Sempurna

2. 0,91 - 0,99 = Sangat kuat sekali

3. 0,71 - 0,90 = Sangat kuat

4. 0,41 – 0,70 = Kuat

5. 0,21 – 0,40 = Lemah

6. 0,00 – 0,20 = Sangat lemah atau tidak berkorelasi

3) Arah korelasi spearman

Arah korelasi dilihat dari angka koefisien korelasi. Jika nilai

koefisien korelasi mendekati +1 (positif satu), maka pasangan data

variabel X1 dan variabel Y memiliki korelasi linear positif yang kuat/ erat

dan berarti hubungan kedua variabel searah. Searah artinya jika variabel

X1 nilainya tinggi, maka variabel Y juga tinggi. Jika variabel X 1 rendah,

maka variabel Y rendah.

Jika nilai koefisien korelasi mendekati -1 (negatif satu), maka

pasangan data variabel X1 dan variabel Y memiliki korelasi linear negatif

yang kuat/ erat dan berarti hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak

searah artinya jika variabel X1 nilainya tinggi, maka variabel Y akan

rendah. Jika variabel X1 nilainya rendah, maka variabel Y akan tinggi.

- Hubungan antara status gizi dengan kejadian ketuban pecah dini

Uji statistik yang digunakan adalah adalah Korelasi Sperman Rank.

1) Interpretasi korelasi spearman

Interpretasi koefisien korelasi akan menghasilkan makna kekuatan,

signifikasi dan arah hubungan variabel yang diteliti. Untuk melihat

kekuatan koefisien korelasi didasarkan pada jarak yang berkisar antara 0 –


46

1. Untuk melihat signifikasi hubungan digunakan angka signifikasi/

probabilitas/ alpha. Untuk melihat arah korelasi dilihat dari angka

koefisien korelasi yang menunjukkan positif atau negatif.

2) Kekuatan korelasi spearman

Jika angka koefisien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel

tidak mempunyai hubungan. Jika angka koefisien korelasi mendekati 1,

maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat. Jika angka

koefisien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai

hubungan semakin lemah. Jika angka koefisien korelasi sama dengan 1,

maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif. Jika

angka koefisien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai

hubungan linier sempurna negatif. Signifikasi hubungan dua variabel

dengan didasarkan pada angka signifikasi yang dihasilkan dari perhitungan

dengan ketentuan kekuatan korelasi.

Kekuatan hubungan antara variabel ditunjukkan melalui nilai

korelasi. Menurut Agus Eko (2009) nilai korelasi adalah sebagai berikut :

1. 1,00 = Sempurna

2. 0,91 - 0,99 = Sangat kuat sekali

3. 0,71 - 0,90 = Sangat kuat

4. 0,41 – 0,70 = Kuat

5. 0,21 – 0,40 = Lemah

6. 0,00 – 0,20 = Sangat lemah atau tidak berkorelasi


47

3) Arah korelasi spearman

Arah korelasi dilihat dari angka koefisien korelasi. Jika nilai

koefisien korelasi mendekati +1 (positif satu), maka pasangan data

variabel X2 dan variabel Y memiliki korelasi linear positif yang kuat/ erat

dan berarti hubungan kedua variabel searah. Searah artinya jika variabel

X2 nilainya tinggi, maka variabel Y juga tinggi. Jika variabel X 2 rendah,

maka variabel Y rendah.

Jika nilai koefisien korelasi mendekati -1 (negatif satu), maka

pasangan data variabel X2 dan variabel Y memiliki korelasi linear negatif

yang kuat/ erat dan berarti hubungan kedua variabel tidak searah. Tidak

searah artinya jika variabel X2 nilainya tinggi, maka variabel Y akan

rendah. Jika variabel X2 nilainya rendah, maka variabel Y akan tinggi.

Kriteria Pengujian Hipotesis ρ hitung adalah H0 diterima bila

harga ρ hitung lebih besar dari taraf kesehatan yang ditetapkan dengan

nilai α 0,05. Jika ρ hitung > ρ tabel maka H₁ ditolak atau H0 diterima

artinya tidak ada hubungan antara paritas dengan kejadian ketuban pecah

dini dan tidak ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ketuban

pecah dini pada ibu bersalin di RSI Jemursari Surabaya Tahun 2015. Jika

ρ hitung < ρ tabel maka H₁ diterima atau H0 ditolak artinya ada hubungan

antara paritas dengan kejadian ketuban pecah dini dan ada hubungan

antara status gizi dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di

RSI Jemursari Surabaya Tahun 2015


48

Uji korelasi Spearman rank (Rho) tersebut caranya :

1. Membuat hipotesis

2. Membuat tabel penolong untuk menghitung ranking

3. Membuat rs hitung dengan rumus

Rumus rs hitung :

rs =

Kerterangan :

rs = Nilai korelasi Spearman rank (Rho)

d2 = Selisih setiap pasangan rank

n = Jumlah pasangan rank untuk spearman (5<n<30)

4. Menentukan nilai rs tabel spearman

5. Menentukan z hitung dengan rumus

Rumus z hitung :

Z hitung =

Anda mungkin juga menyukai