Jenis Pupuk Dan Kandungannya PDF
Jenis Pupuk Dan Kandungannya PDF
A. Latar Belakang
Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman
dengan tujuan untuk melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal
adalah kotoran hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia
kemudian berkembang seiring dengan ditemukannya deposit garam kalsium di Jerman pada
tahun 1839. Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah dan jenis unsur
hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara pembentuk pupuk tersebut.
Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang menunjukkan jenis dan unsur hara yang
dikandungnya. Kadangkala petunjuk pemakaiannya juga dicantumkan pada kemasan.karena
itu, sangat penting untuk membaca label kandungan pupuk sebelum memutuskan untuk
membelinya. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara aplikasinya
yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan dalam
aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan tanaman. Bahkan unsur hara
yang dikandung oleh pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dari makalah ini adalah apa saja jenis pupuk dan bagaimana
pengaplikasiannya pada sasaran.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui jenis pupuk dan cara
aplikasiannya baik pada tanah maupun pada tanaman.
A. Penggolongan Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk
organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses
pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan
pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal
dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang
lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya,
kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi. Pupuk anorganik atau pupuk buatan
adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia
sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang
dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk
majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam.
Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen.
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan
pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara
dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara
lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan
pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk
daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman
lewat akar dengan cara penebaran di tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan
Dolomit.Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni
pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah dalam
waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh
tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh
tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara
B. Jenis-jenis Pupuk
Hampir seluruh tanaman dapat menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat atau amonium
yang disediakan oleh pupuk. Nitrogen dalam bentuk nitrat lebih cepat tersedia bagi tanaman.
Amonium juga akan diubah menjadi nitrat oleh mikroorganisme tanah, kecuali pada
tembakau dan padi. Tembakau tidak dapat mentoleransi jumlah amonium yang tinggi. Untuk
menyediakan nitrogen pada tembakau, gunakan pupuk berbentuk nitrat (NO3-) dengan
kandungan nitrogen minimal 50%. Pada padi sawah, lebih baik gunakan pupuk berbentuk
amonium (NH4+) karena pada tanah yang tergenang, nitrogen mudah berubah menjadi gas N2.
umumnya pupuk dengan kadar N yang tinggi dapat membakar daun tanaman sehingga
pemakaiannya perlu lebih hati-hati.
Amonium Nitrat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah
panas. Pupuk ini dapat membakar tanaman jika diberikan terlalu dekat dengan akara atau
langsung kontak dengan daun. Ketersediaan bagi tanaman sangat cepat sehingga frekuensi
Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk
menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik.
Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butiran.
Semakin halus butirannya akan semakin baik kualitasnya.
Kapur Kalsit
Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang
berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung 90-99%
Ca. Bersifat lebih cepat larut dalam air.
Paten Kali (Kalium Magnesium Sulfat)
Saat ini kebutuhan pupuk mikro sudah mulai terasa di Indonesia. Beberapa hasil
penelitian melaporkan bahwa tanaman padi sawah dan teh di beberapa daerah di Jawa sudah
memulai membutuhkan tambahan Zn dari pupuk. Pupuk sebagai unsur hara mikro tersedia
dalam dua bentuk, yakni bentuk garam anorganik dan bentuk organik sintesis. Kedua bentuk
ini mudah larut dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam organik adalah Cu, Fe,
Zn dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat. Sebagai sumber boron, umumnya
digunakan sodium tetra borat yang banyak digunakan sebagai pupuk daun. Sumber Mo
umumnya menggunakan sodium atau amonium molibdat. Bentuk organik sintesis ditandai
dengan adanya agen pengikat unsur logam yang disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia
organik yang dapat mengikat ion logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara
mikro yang tersedia dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn. Selain disediakan oleh
Makalah Kesuburan Tanah dan Pupuk 6
kedua jenis pupuk diatas, unsur hara mikro juga disediakan oleh pupuk majemuk yang
beredar di pasaran. Pupuk slow release dan pupuk daun biasanya dilengkapi dengan satu atau
lebih unsur mikro.
Pupuk Majemuk
Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besaran butiran yang seragam dan tidak
terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Hampir semua
pupuk majemuk bereaksi asam, kecuali yang telah mendapatkan perlakuan khusus, seperti
penambahan Ca dan Mg. Perbedaan variasinya bisa jadi sangat kecil, misalnya antara
NPK 15.15.15 dan NPK 16.16.16. Variasi analisis pupuk, seperti 15.15.15, 16.16.16, dan
20.20.20 menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk
dengan variasi analisis seperti ini antara lain untuk mempercepat perkembangan bibit;
sebagai pupuk pada awal peneneman; dan sebagai puk susulan saat tanaman memasuki
fase generatif, seperti saat mulai berbunga. Dalam memilih pupuk majemuk perlu
dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain kandungan unsur hara yang tinggi,
kandungan unsur hara mikro dan harga perkilogramnya.contoh cara mempertimbangkan
pemilihan pupuk majemuk, variasi analisis pupuk NPK 20.20.20 memiliki kandungan
hara yang lebih tinggi daripada NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sehingga
mudah sekali menggumpal. Karena itu, variasi analisis pupuk ini sebaiknya tidak dipilih
karena bagian yang menggumpal tidak dapat digunakan.
Pupuk Daun
Daun memiliki mulut yang dukenal dengan nama stomata. Sebagian besar stomata
terletak di bagian bawah daun. Mulut daun ini berfungsi untuk mengatur penguapan air
dari tanaman sehingga air dari akar dapat sampai daun. Saat suhu udara terlalu panas,
stomata akan menutup sehingga tanaman tidak akan mengalami kekeringan. Sebaliknya,
jika udara tidak terlalu panas, stomata akan membuka sehingga air yang ada di permukaan
daun dapat masuk dalam jaringan daun. Dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan
ke permukaan daun juga masuk ke dalam jaringan daun. Sebenarnya, kandungan unsur
hara pada pupuk daun identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk.
Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur mikro.
Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor
Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak. Kualitas
pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara
penampungan pupuk kandang. Pupuk kandang dari ayam atau unggas memiliki unsur
hara yang lebih besar daripada jenis ternak lain. Penyebabnya adalah kotoran padat pada
unggas tercampur dengan kotoran cairnya. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine
selalu lebih tinggi daripada kotoran padat.seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk
kandang perlu mengalami proses penguraian. Dengan demikian kualitas pupuk kandang
juga turut ditentukan oleh C/N rasio. Dalam dunia pupuk kandang, dikenal istilah pupuk
panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya
berlangsung cepat sehingga terbentuk panas. Pupuk dingin terjadi sebaliknya, C/N yang
tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas.
Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya
yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau
menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak
terlihat) dan temperaturnya relatif stabil.
C. Cara Aplikasi
Larikan
Caranya, buat parit kecil disamping barisan tanaman sedalam 6-10 cm. Tempatkan
pupuk di dalam larikan tersebut, kemudian tutup kembali. Cara ini dapat dilakukan pada
satu atau kedua sisi baris tanaman. Pada jenis pepohonan, larikan dapat dibuat melingkar
di sekeliling pohon dengan jari-jari 0,5-1 kali jari-jari tajuk. Pupuk yang tidak mudah
menguap dapat langsung ditempatkan di atas tanah. Setelah itu, larikan tidak perlu ditutup
kembali dengan tanah. Hindari membuat larikan hanya pada salah satu sisi baris tanam
karena menyebabkan perkembangan akar tidak seimbang. Karena itu, aplikasi pupuk
kedua harus ditempatkan pada sisi yang belum mendapatkan pupuk (bergantian).
Biasanya cara ini dilakukan untuk memberikan pupuk susulan. Tanaman dengan
pertumbuhan cepat dan perakaran yang terbatas disarankan untuk menggunakan cara
larikan.
Penebaran Secara Merata di Atas Permukaan Tanah
Cara ini biasanya dilakukan sebelum penanaman. Setelah penebaran pupuk,
lanjutkan dengan pengolahan tanah, seperti pada aplikasi kapur dan pupuk organik. Cara
ini menyebabkan distribusi unsur hara dapat merata sehingga perkembangan akarpun
lebih seimbang. Tidak disarankan untuk menebar pupuk urea karena sangat mudah
menguap.
Pop Up
Caranya, pupuk dimasukkan ke lubang tanam pada saat penanaman benih atau bibit.
Pupuk yang digunakan harus memiliki indeks garam yang rendah agar tidak merusak
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah sangat padat yang
mudah retak pada musim kemarau, sebaiknya diberi pupuk organik dalam jumlah besar
sebelum digunakan untuk bercocok tanam. Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan
pengolahan tanah. Kedua perlakuan tersebut dilakukan supaya sifat fisik tanah membaik dan
pemakaian pupuk kimia menjadi lebih efisien. Kebutuhan dosis pupuk organik yang sangat
besar seringkali menyulitkan proses penebarannya. Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk
organik yang dipadatkan dalam bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk
tersebut lebih mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil. Pupuk
organik seperti ini diantaranya dipasarkan dengan merk dagang Ostindo, OCF, dan Green
Pride. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi pupuk organik adalah penebaran
pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau
penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam;
Makalah Kesuburan Tanah dan Pupuk 12
Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik dari pada dosis banyak
yang diberikan sekaligus; Pada jagung, cabai, tomat, dan beberapa jenis sayuran, pupuk
organik sebaiknya ditempatkan pada lubang tanam satu minggu sebelum bibit ditanam; Pada
media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1:1.
sementara itu, perbandingan pupuk kandang dan tanah yang ideal adalah 1:3; Jika harus
menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi) harus
diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit yakni minimal satu
minggu. Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi pada
tanaman ketika proses penguraian pupuk organik berlangsung.
A. Kesimpulan
Ada tiga hal yang harus dipahami dalam pemupukan tanaman budidaya yaitu tanah,
tanaman dan pupuk. Ketiganya saling berkaitan dan menunjang untuk menghasilkan
tanaman yang benar-benar subur dan produktif. Jenis tanah yang berbeda juga akan
menghendaki kebutuhan pupuk yang berbeda juga.
Sifat fisik, kimia dan biologi tanah harus dianalisis terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil yang optimal dalam pelaksanaan pemupukan. Selain faktor tanah,
efektifitas pemupukan juga tergantung dari jenis pupuk yang digunakan dan cara
aplikasinya.
Jenis pupuk yang meliputi jumlah kandungan unsur hara makro tiap pupuk, asal
pupuk dan bentuk pupuk sering menjadi pertimbangan dalam penentuan pemupukan.
Demikian juga cara aplikasinya baik dengan larikan, ditebar maupun ditugal harus
memperhatikan asas empat tepat (tepat jenis, tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu).
B. Saran
Penambahan pupuk sebaiknya juga diimbangi dengan penambahan pupuk lain yaitu
antara upuk kimia dan organik agar pertumbuhan tanaman menjadi baik dan ketersediaan
unsur hara bisa terpenuhi. Agar mendapatkan hasil yang lebih optimal lagi perlu adanya
pemeliharaan dan perawatan yang baik.
Anonim. 2013. Proses Pembuatan Pupuk Urea.Online (www.pusri.co.id). Diakses pada tanggal
19 Maret 2013.
Dian k. Wardhany, fitry ayunintiyas. 2008. Pengolahan limbah cair pabrik pupuk urea dengan
menggunakan proses gabungan nitrifikasi dinitrifikasi dan microalgae. Online
(www.cheundip.com). Diakses pada tanggal 19 Maret 2013.
Eakosman anwar dan husein suganda. 2002. Pupuk limbah industry. Online
(www.bloger.kebumen.info.com).
Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus Singkat Pertanian. PT Mitratani
Mandiri Perdana. Jakarta.
Sumarnianti usman. 2008. Verifikasi metode pengujian NH3 pada sampel udara ambient.
Makassar : SMAK