Amitriptilin
Amitriptilin
PENDAHULUAN
Depresi merupakan gangguan psikiatri yang banyak ditemukan, terjadi pada sekitar
14 juta orang dewasa di Amerika Serikat setiap tahunnya. Prevalensi depresi di Amerika
Serikat diperkirakan sebesar 16 % pada orang dewasa (21% wanita, 13% pria), atau lebih
dari 32 juta orang. Gejala utama depresi yaitu afek depresif, kehilangan minat dan
kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
dan menurunnya aktivitas. Sedangkan Gejala lainnya berupa konsentrasi dan perhatian
berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
berguna, dan pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan terganggu.Ppdgj. Gejala-
gejala depresi adalah perasaan kesedihan yang berlebihan, putus asa, dan keputusasaan,
serta ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas seperti biasa, perubahan pola tidur dan nafsu
makan, kehilangan energi, dan pikiran untuk bunuh diri.
PEMBAHASAN
2.3 AMITRIPTYLINE
2.4 FARMAKOKINETIK
Efek jangka pendek obat trisiklik dan tetrasiklik adalah untuk menurunkan
ambilan kembali norepinefrin dan serotonin dan menghambat reseptor asetilkolin
muskarinik dan histamin. Trisiklik dan tetrasiklik adalah bervariasi dalam hal efek
farmakodinamiknya. Amoxapine, nortriptyline, desipramine, dan maprotiline memiliki
aktivitas antikolinergik yang paling kecil; doxepine memiliki aktivitas antihistaminergik
yang paling besar; clomipramine adalah trisiklik dan tetrasiklik yang paling selektif
serotonin dan seringkali dimasukkan dengan inhibitor ambilan kembali spesifik serotonin
(SSRI) seperti fluoxetine (Prozac).
Pemberian jangka panjang obat risiklik dan tetrasiklik menyebabkan penurunan jumlah
reseptor adrenergik- dan, kemungkinan, penurunan yang serupaa dalam jumlah reseptor
serotonin tipe 2 (5-HT2).
2.5 FARMAKODINAMIK
2.7 INDIKASI
Pemberian TCA dimulai dengan dosis rendah yang ditingkatkan secara bertahap setelah 7-10
hari tidak ada reaksi. Bila setelah 2 minggu masih tidak ada reaksi, dosis boleh ditingkatkan lagi. Reaksi
klinik mungkin terlambat dan dicapai setelah 4 minggu pemberian. Pada usia lanjut dan pasien dengan
gagal ginjal dan hepar, berikan dalam dosis kecil dan titrasi yang lebih bertahap untuk
meminimalkan toksisitas. Penghentian obat secara mendadak dapat menyebabkan fenomena rebound
pada efek samping kolinergik, oleh karena itu turunkan dosis secara bertahap sebanyak 25-50 mg
setiap 3-7 hari. puskes
PENGATURAN DOSIS :
Dalam pengaturan dosis perludipertimbangkan. Onset efek Primer : sekitar 2-4
minggu.Onset efek sekunder : sekitar 12-24 jam.Waktu paruh : 12 48 jam (pemberian 1-
2 x/hari.
Ada 5 proses dalam pengaturan dosis :
1. .Initiating Dosage (test dose) untuk mencapai dosis anjuran selamaMinggu I.
Misalnya, Amitriptyline 25 mg/hari 1 dan 250 mg/h = hari 3 dan 4100 mg/h =
hari 5 dan hari 6 .
2. Titrating Dosage (optimal dose) mulai dosis anjuran sampai mencapaidosis
efektif dosis optimal.
Misalnya Amitriptyline 150 mg/hari 7 s/d14 (minggu II). Minggu III : 200 mg/h
minggu IV : 300 mg/h3.
3. Stabilizing Dosage (stabilization dose) dosis optimal yangdipertahankan selama
2-3 bulan.
Misalnya Amitriptyline 300 mg/h dosisoptimal selama 2-3 bulan diturunkan
sampai dosis pemeliharaan.
4. Maintaining Dosage (maintainance dose) selama 3-6 bulan. Biasanya dosis
pemeliharaan dosis optimal.
Misalnya, Amitriptyline 150 mg/h selama 3-6 bulan
5. Tapering Dosage (tapering dose) selama 1 bulan. Kebalikan dariproses
initating dosage
Misalnya, Amitriptyline 150 mg/h100 mg/h (1minggu)75 mg/h (1 minggu), 75
mg/h 50 mg/h (1 minggu), 50 mg//h25 mg/h (1 minggu)
Lama Pemberian :
Pemberian Obat Anti-Depresi dapat dilakukan dalam jangka panjang oleh karena
addiction potentialnya sangat minimal.
Perhatian khusus :
Kegagalan terapi obat anti-depresi pada umumnya disebabkan :
Kepatuhan pasien menggunakan obat (compliance), yang dapat hilangoleh karena
adanya efek samping, perlu diberikan edukasi dan informasi
Pengaturan dosis obat belum adekuat
Tidak cukup lama mempertahankan dosis optimal
Dalam menilai efek obat terpengaruh oleh persepsi pasien yang tendensinegatif,
Sehingga penilaian menjadi bias
.
.
BAB III
KESIMPULAN
Sindrom depresi disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik
neurotransmitter (noreadrenaline, serotonin, dopamine) pada sinaps neuron di susunan saraf
pusat (khususnya pada sistem limbik).
3. Gunawan SG, Setabudy R, Nafrialdi, dan Elysabeth. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-
lima. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2007. hal. 171-7
5. Elvira SdD dan Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2010. hal.
356-60.
6. Puri BK, Laking PJ, dan Treasaden IH. Buku ajar psikiatri. Edisi ke-dua. Jakarta:
EGC. 2011. hal. 37
7. Maslim R. Panduan praktis penggunaan klinis obat psikotropik. Jakarta. 2007. Hal.22-8.
8. Maslim R. Buku saku diagnosis gangguan jiwa. Jakarta: Nuh jaya. 2003. hal.64.
9. Hollister LE. Obat antidepresan. Dalam: Farmakologi dasar dan klinik. Katzung BG.
Edisi ke-enam.1998. Jakarta: EGC. hal. 467-77.