Anda di halaman 1dari 4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tinggi badan adalah penjumlahan dari panjang tulang-tulang

panjang dan tulang-tulang pelengkap yang dipengaruhi oleh faktor genetik

dan faktor lingkungan (Patel, 2007). Tinggi badan merupakan salah satu

komponen untuk menentukan status gizi, dimana penilaian status gizi yang

sering dilakukan adalah penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang

diukur berdasarkan rasio berat badan (dalam kilogram) dan kuadrat tinggi

badan (dalam meter) (Madden et al., 2011). Pengukuran antropometri

dapat digunakan sebagai parameter dari pertumbuhan dan kesehatan

manusia, maka itu diperlukan pengukuran tinggi badan secara akurat

(Murbawani et al., 2012). Cara pengukuran tinggi badan yang biasa

digunakan adalah mengukur dari puncak kepala (vertex) hingga bagian

ujung tumit pada posisi berdiri tegak atau disebut sebagai stature

(Duquet dan Carter, 2009). Jika tinggi badan tidak dapat diukur dengan

cara biasa, maka diperlukan teknik lain salah satunya adalah menggunakan

estimasi tinggi badan (Amalia, 2015).

Estimasi tinggi badan adalah prediksi dalam menentukan tinggi

badan yang penting untuk keperluan medikolegal, dimana penentuan

tinggi badan merupakan salah satu langkah dalam proses identifikasi


commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id

subyek ketika hanya sebagian tubuh saja yang ditemukan (Patel, 2007).

Penentuan identitas individu dari sebagian tubuh yang ditemukan menjadi

sangat penting saat ini terutama seiring dengan meningkatnya frekuensi

kejadian bencana alam dan musibah buatan manusia seperti serangan

teroris, ledakan bom, kecelakaan masal, mutilasi, dimana kebanyakan

korban tidak dapat diidentifikasi lagi (Bagali, 2013; Oladunni, 2013).

Perkiraan atau estimasi tinggi badan dapat dilakukan dengan manusia yang

masih hidup secara perkutan maupun radiografi. Salah satu teknik estimasi

tinggi badan adalah dengan menggunakan tulang-tulang panjang, dimana

pertumbuhan tulang-tulang panjang mempunyai hubungan yang

berbanding lurus dengan pertumbuhan tinggi badan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa panjang tulang tertentu dapat digunakan merumuskan

suatu formulasi untuk memperkirakan tinggi badan (Maulana, 2013).

Estimasi tinggi badan berdasarkan tulang-tulang panjang memberikan

hasil yang bermakna (Jasuja dan Singh, 2004). Terdapat beberapa rumus

baku yang menggunakan panjang dari tulang-tulang panjang, seperti

rumus Karl Pearson, Trotter dan Gleser, Dupertuis dan Hadden, dan rumus

Antropologi Ragawi UGM (Kusuma dan Yudianto dalam Amalia, 2015).

Penggunaan rumus regresi linier untuk menentukan estimasi tinggi badan

berdasarkan tulang panjang merupakan cara yang lebih akurat

(Trotter dan Glasser, 1952).

Salah satu pengukuran tinggi badan menggunakan tulang panjang

adalah menggunakan panjang tulang humerus. Di Indonesia penelitian


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id

tentang hubungan panjang tulang humerus dengan tinggi badan sudah

pernah dilakukan oleh Kuntoadi (2008) dan Amalia (2015). Pada

penelitian tersebut panjang tulang humerus memiliki hubungan yang

berbanding lurus dengan tinggi badan. Kedua penelitian tersebut memiliki

perbedaan target populasi. Penelitian Kuntoadi (2008) dilakukan pada

populasi Suku lampung dan penelitian Amalia (2015) dilakukan pada

populasi dengan jenis kelamin laki-laki di Suku Jawa dan Lampung.

Penelitian tentang estimasi atau perkiraan tinggi badan berdasarkan

panjang tulang humerus masih jarang dilakukan di Indonesia.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mencari hubungan antara

panjang tulang humerus dengan tinggi badan. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui adakah hubungan antara panjang tulang humerus kiri

dan kanan dengan tinggi badan, dan mencari formulasi perkiraan tinggi

badan berdasarkan panjang tulang humerus kiri dan kanan.

B. Rumusan Masalah

1. Adakah hubungan antara panjang tulang humerus kiri dengan tinggi

badan?

2. Adakah hubungan antara panjang tulang humerus kanan dengan tinggi

badan?

3. Bagaimana formulasi perkiraan tinggi badan menggunakan panjang

tulang humerus kiri?

4. Bagaimana formulasi perkiraan tinggi badan menggunakan panjang

tulang humerus kanan?


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara panjang tulang humerus

kiri dengan tinggi badan.

2. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara panjang tulang humerus

kanan dengan tinggi badan.

3. Mendapatkan formulasi untuk perkiraan tinggi badan menggunakan

panjang tulang humerus kiri.

4. Mendapatkan formulasi untuk perkiraan tinggi badan menggunakan

panjang tulang humerus kanan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan informasi ilmiah tentang hubungan antara panjang tulang

humerus dengan tinggi badan.

2. Manfaat Aplikatif

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu cara

untuk mengetahui hubungan dan memperkirakan tinggi badan melalui

pengukuran panjang tulang humerus, terutama pada kondisi tertentu

dimana pengukuran tinggi badan tidak bisa dilakukan secara langsung.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai