Anda di halaman 1dari 10

Prosiding PPI Standardisasi 2008, 25 November 2008

STANDARDISASI GERGAJI RANTAI UNTUK PENEBANGAN POHON

Oleh

Sukanda dan Wesman Endom1

Copyright @ Puslitbang BSN, salinan artikel ini dibuat oleh Puslitbang untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengembangan standar
Abstrak
Penebangan pohon merupakan salah satu bagian dari kegiatan penjarangan dan pemanenan
hutan. Gergaji rantai adalah alat utama dalam penebangan pohon yang dipakai juga untuk

Copyright @ R&D of BSN, this copy issued by R&D for research, education and standard development
melakukan pembagian batang dan pemotongan cabang. Terdapat belasan macam gergaji rantai
yang dapat digolongkan menjadi tiga kelas yaitu ringan, sedang dan berat. Penggolongan ini
berhubungan juga dengan berat dan panjang gergaji rantai. Pemilihan macam gergaji rantai yang
akan dipakai tergantung pada diameter pohon yang akan ditebang. Pada kegiatan penjarangan
dipakai gergaji rantai kelas ringan, sedangkan pada kegiatan pemanenan kayu kebanyakan
dipakai gergaji rantai kelas sedang. Selain itu dalam standar gergaji rantai perlu dicantumkan
cara penggunaan dan pemeliharaan gergaji rantai.

Kata kunci: gergaji rantai, tiga kelas, penebangan pohon

1
Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor

1
Prosiding PPI Standardisasi 2008, 25 November 2008

I. PENDAHULUAN

Copyright @ Puslitbang BSN, salinan artikel ini dibuat oleh Puslitbang untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengembangan standar
Berdasarkan peralatan yang digunakan dalam penebangan pohon, jenis alat tebang
dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu sistem manual dan mekanis. Kegiatan
penebangan secara mekanis menggunakan gergaji rantai (chainsaw), sedang
penebangan dengan sistem manual dilakukan menggunakan kapak dan gergaji tangan.
Menebang dengan gergaji rantai mempunyai beberapa keuntungan, antara lain

Copyright @ R&D of BSN, this copy issued by R&D for research, education and standard development
penebangan dapat dilakukan dengan cepat tetapi pemakaiannya memerlukan operator
yang terampil, sehat dan kuat.
Penebangan pohon merupakan salah satu bagian dari kegiatan penjarangan dan
pemanenan hutan. Gergaji rantai adalah alat utama dalam penebangan pohon yang
dipakai juga untuk melakukan pembagian batang dan pemotongan cabang setelah
pohon ditebang.
Gergaji rantai merupakan alat mekanis yang mahal dan berbahaya jika
dipergunakan tidak dengan semestinya, karena itu teknik penebangan dan cara
mempergunakan gergaji rantai yang tepat harus betul-betul dikuasai agar tidak terjadi
kesalahan. Kesalahan ini dapat mengakibatkan kecelakaan, seperti penebang tertimpa
pohon yang roboh akibat salah menentukan arah rebah, kecelakaan dalam penggunaan
gergaji rantai disebabkan pengetahuan cara penggunaan alat yang kurang.
Berhubung belum ada standar gergaji rantai untuk penebangan pohon, maka perlu
dilakukan penelaahan mengenai kemungkinan pembuatan standar tersebut. Pada
tulisan ini dikemukakan hasil penelaahan dimaksud disesuaikan dengan pengalaman di
lapangan.

II. METODE

Langkah pertama yang dilakukan ialah penelaahan pustaka mengenai gergaji rantai
berupa brosur yang dikeluarkan oleh perusahaan pembuat gergaji rantai dan pustaka
mengenai gergaji rantai. Kemudian juga menelaah hasil penelitian mengenai
penggunaan gergaji rantai.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Umum
Beberapa kelebihan gergaji rantai antara lain: (1) Alat cukup kuat dan mudah digunakan;
(2) Mudah dihidupkan dan dioperasikan, serta proses untuk menghasilkan pemotongan
sesuai tujuan dengan cepat, (3) Dapat dipakai pada berbagai posisi pemotongan, (4)
Alat cukup tahan lama dan serbaguna dan (5) Berkekuatan besar serta menghemat
tenaga manusia. Sedang kelemahannya ialah mahal, untuk dapat dioperasikan perlu
operator yang terampil, diperlukan penyediaan bahan bakar dan pelumas agar mesin

2
Prosiding PPI Standardisasi 2008, 25 November 2008

tetap awet, rantai cukup peka mengalami kerusakan bila menyentuh tanah, dan perlu
ada persediaan rantai agar selalu siap dapat dioperasikan. Bagian kelengkapan gergaji
rantai disajikan pada Gambar 1.

Copyright @ Puslitbang BSN, salinan artikel ini dibuat oleh Puslitbang untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengembangan standar
Copyright @ R&D of BSN, this copy issued by R&D for research, education and standard development
Gambar 1 Gergaji Rantai dengan Nama Bagian-bagiannya

Keterangan gambar:
1. Keping rantai 12. Tutup tangki pelumas
2. Rantai 13. Penutup starter
3. Pengatur dudukan rantai 14. Tutup tangki bahan bakar
4. Penyaring kotoran/debu 15. Tutup pengaman handle
5. Pelindung tangan 16. Pengatur gas
6. Pegangan 17. Choker
7. Starter 18. Pengencang bar
8. Tutup spark plug 19. Pengatur gas
9. Saringan udara 20. Penstabil dudukan rantai
10. Panel pemberhentian mesin 21. Tutup rantai
11. Pengaman

3.2 Macam Gergaji Rantai


Berdasarkan operator, gergaji rantai dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu gergaji
rantai untuk 2 orang (two men chainsaw) dan gergaji rantai untuk 1 orang (one men
chainsaw) (Staaf & Wiksten, 1984). Gergaji rantai untuk satu orang sering digunakan
untuk menebang pohon, sedangkan gergaji rantai untuk 2 orang digunakan untuk
memotong batang yang diameternya besar.
Berdasarkan berat dan kekuatannya, gergaji rantai dapat dibedakan menjadi tiga
kelas (Tabel 1) yang dikutip dari Standar Jerman (Soenarso, et al, 1972)

Tabel 1 Klasifikasi Gergaji Rantai Berdasarkan Berat dan Kekuatan

3
Prosiding PPI Standardisasi 2008, 25 November 2008

Kelas Berat (kg) Kekuatan PK


Ringan kurang dari 10 kg 2-< 4
Sedang 10-12 kg 4-< 6
Berat 12 kg ke atas 6-8

Copyright @ Puslitbang BSN, salinan artikel ini dibuat oleh Puslitbang untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengembangan standar
Untuk setiap kelas masih dapat dibedakan lagi, selain berdasarkan berat dan
kekuatan juga berdasarkan ukuran. Beberapa contoh akan dikemukakan yang berasal
dari brosur perusahaan pembuat gergaji rantai (Tabel 2, 3 dan 4).

Copyright @ R&D of BSN, this copy issued by R&D for research, education and standard development
Tabel 2 Beberapa Macam Gergaji Rantai Kelas Ringan
Uraian Macam gergaji rantai
1 2 3
Isi silinder (cc) 36 42 53
Tenaga (PK) 2,2 2,9 3,4
Getaran depan/belakang (m/dt) 4,9/7,7 3,6-5,4 4,9/7,2
Panjang keping rantai (cm) 32,5 45 50

Tabel 3 Beberapa Macam Gergaji Rantai Kelas Sedang


Uraian Macam gergaji rantai
1 2 3
Isi silinder (cc) 54 71 81
Tenaga (PK) 4,1 5,3 5,7
Getaran depan/belakang (m/dt) 3,0/4,9 3,1/4,6 7,2/7,3
Panjang keping rantai (cm) 35 50 70

Tabel 4 Beberapa Macam Gergaji Rantai Kelas Berat


Uraian Macam gergaji rantai
1 2 3
Isi silinder (cc) 87 94 119
Tenaga (PK) 6,1 7,1 8,4
Getaran depan/belakang (m/dt) 6,2/8,0 6,5/10,2 7,7/10,6
Panjang keping rantai (cm) 70 90 105

3.3 Penggunaan Gergaji Rantai


Tindakan yang perlu dilakukan sebelum gergaji rantai dipergunakan (Soenarso, et
al,1972 (b), antara lain:
1 Pemasangan keping rantai dan rantai
Untuk memasang keping rantai dan rantainya, tutup pelindung roda rantai perlu
dibuka terlebih dahulu dengan melepas mur pada baud kemudian rantai dipasang

4
Prosiding PPI Standardisasi 2008, 25 November 2008

pada alur keping rantai dengan gigi pengerat pada bagian atas keping rantai
mengarah pada ujung.
2 Pengisian bahan bakar
Bahan bakar yang dipergunakan adalah bensin campur dengan perbandingan satu

Copyright @ Puslitbang BSN, salinan artikel ini dibuat oleh Puslitbang untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengembangan standar
bagian bahan pelumas (SAE 30) dan 25 bagian bensin (Premium). Pada gergaji
rantai yang baru, selama 40 jam pertama digunakan campuran dengan
perbandingan 1:20. Campuran tersebut harus tercampur dengan baik yaitu dengan
mengguncang-guncangkan terlebih dahulu sebelum dimasukan ke dalam tangki.

Copyright @ R&D of BSN, this copy issued by R&D for research, education and standard development
3 Pengisian minyak pelumas rantai
Rantai gergaji harus diberi pelumas agar tidak cepat rusak. Pelumas rantai
digunakan minyak pelumas SAE 30, tidak diperbolehkan mempergunakan minyak
bekas.
4 Menghidupkan dan mematikan mesin
Cara menghidupkan mesin adalah tali starter ditarik perlahan - lahan 3-5 kali agar
masuk campuran bahan bakar dan udara, kemudian baru ditarik sekaligus sampai
mesin hidup (Gambar 2). Cara mematikannya adalah menekan tombol pada posisi
off.

(1) (2)
Gambar 2 (1) Cara Menghidupkan Mesin yang Benar (2) Cara Menghidupkan
Mesin yang Salah

5 Pelumasan rantai
Segera setelah mesin hidup, pelumas dipompa oleh mesin sehingga alur keping
rantai dan rantai gergaji mendapat pelumasan. Untuk jenis gergaji yang sistem
pelumasannya tidak otomatis, minyak dapat mengalir kedalam alur keping rantai
dan rantai gergaji dengan jalan menekan tombol pompa dengan ibu jari. Pelumas

5
Prosiding PPI Standardisasi 2008, 25 November 2008

rantai dapat diperiksa dengan cara meletakkan sehelai kertas dimuka gergaji yang
dihidupkan. Bila pelumasan baik, maka minyak akan memercik pada kertas
tersebut.
Penggunaan gergaji rantai:

Copyright @ Puslitbang BSN, salinan artikel ini dibuat oleh Puslitbang untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengembangan standar
1. Menebang pohon pada kegiatan penjarangan
Penjarangan adalah menebang pohon yang kurang baik untuk memberikan ruang
tumbuh yang lebih baik pada pohon yang lebih baik pertumbuhaannya meningkat.
Menebang pohon pada kegiatan penjarangan tidak terlalu sulit karena pohon yang
akan ditebang telah ditandai terlebih dahulu dan pohon yang ditebang berdiameter

Copyright @ R&D of BSN, this copy issued by R&D for research, education and standard development
kecil (<20 cm) sehingga gergaji rantai yang dipergunakan cukup dengan gergaji
rantai kelas ringan (Gambar 3).

Gambar 3 Gergaji Rantai Kelas Ringan (berat kurang dari 10 kg, kekuatan 2- <4
PK

2. Menebang pohon pada kegiatan pemanenan di hutan tanaman


Untuk menebang pohon pada kegiatan pemanenan di hutan tanaman digunakan
gergaji rantai kelas sedang karena diameter pohon yang ditebang rata-rata 22 cm
(Gambar 4). Penebangan dilakukan oleh regu tebang yang terdiri dari operator
(penebang) dan 4 orang pembantu untuk mengumpulkan kayu. Prestasi kerja satu
regu tebang di hutan tanaman dengan diameter 22 cm menggunakan gergaji rantai
kelas sedang adalah 15 m3 per hari atau 2,14 m3 per jam.(Dulsalam &
Tinambunan, 2006).

Gambar 4 Gergaji Rantai Kelas Sedang (berat 10-12 kg, kekuatan 4- <6 PK)

3. Menebang pohon pada kegiatan pemanenan di hutan alam


Untuk menebang pohon pada kegiatan pemanenan digunakan gergaji rantai kelas
berat (Gambar 5).

6
Prosiding PPI Standardisasi 2008, 25 November 2008

Copyright @ Puslitbang BSN, salinan artikel ini dibuat oleh Puslitbang untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengembangan standar
Gambar 5 Gergaji Rantai Kelas Berat (berat >12 kg, kekuatan 6-8 PK)

Copyright @ R&D of BSN, this copy issued by R&D for research, education and standard development
Penebangan dilakukan oleh regu tebang yang terdiri dari operator (penebang) dan
pembantu. Produktivitas kerja satu regu tebang di hutan alam untuk menebang pohon
diameter 80 cm menggunakan gergaji rantai kelas berat disajikan pada Tabel 5
(Soenarso dan Simarmata, 1974).

Tabel 5 Produktivitas Beberapa Macam Gergaji Rantai


Gergaji Kekuatan Panjang keping Jam kerja Produksi Produktivitas
rantai (PK) rantai (cm) (jam/hari) (m3/hari) (m3/jam)
1 8 90 5,8 109,70 18,96
2 8 90 5,2 83,96 16,15
3 10 90 5,8 106,15 18,35
4 8 90 8,1 204,96 25,15
5 10 90 5,2 101,47 19,44

3.4 Pemeliharaan Gergaji Rantai


Pemeliharaan gergaji rantai yang baik dan teratur akan mempengaruhi kelancaran
penggunaan dan umur pemakaian sehingga produktivitas tidak menurun (Soenarso et
al, 1972 (a)).
1. Keping rantai
Alur dan lubang minyak pelumas pada keping rantai harus dibersihkan setiap
gergaji selesai dipergunakan. Serbuk gergaji yang melekat harus dibersihkan
dengan kuas dan bensin. Untuk mendapatkan keausan yang merata, posisi
pemakaian keping rantai harus digilir.
2. Rantai
Untuk kelancaran pekerjaan perlu disediakan dua buah rantai untuk setiap gergaji.
Selama rantai yang satu dipakai, rantai yang lain direndam dalam minyak pelumas.
Rantai dikatakan baik apabila semua giginya mempunyai panjang, ketajaman,
sudut dan tinggi yang sama.

7
Prosiding PPI Standardisasi 2008, 25 November 2008

Rantai yang tumpul perlu ditajamkan dengan kikir bundar yang sesuai dengan
ukuran gigi rantai. Pada akhir pengikiran 1/10 -1/5 diameter kikir harus berada di atas
gigi pengerat. Setiap gigi cukup ditajamkan dengan 2-3 kali gesekan ke muka (satu
arah).

Copyright @ Puslitbang BSN, salinan artikel ini dibuat oleh Puslitbang untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengembangan standar
Yang perlu diperhatikan pada waktu penajaman ialah:
a. Panjang gigi pengerat harus sama. Untuk menyamakan panjang gigi tersebut,
yang dijadikan patokan adalah gigi terpendek (Gambar 6).
b. Panjang gigi pengerat bagian luar dan dalam berbeda 2 mm.
c. Semua gigi memiliki sudut tajam sebesar 35o(Gambar 7)

Copyright @ R&D of BSN, this copy issued by R&D for research, education and standard development
d. Semua gigi memiliki sudut dada sebesar 90o.(Gambar 8)
e. Perbedaan tinggi gigi pengatur dengan puncak gigi pengerat adalak 0,7 mm untuk
pemotongan kayu keras dan untuk pemotongan kayu lunak1,0 mm (Gambar 9).

Gambar 6 Perbedaan Tinggi Kikir dan Puncak Gigi Pengerat

Gambar 7 Mengukur Panjang Gigi Pengerat

Gambar 7 Sudut Tajam Gigi

8
Prosiding PPI Standardisasi 2008, 25 November 2008

Copyright @ Puslitbang BSN, salinan artikel ini dibuat oleh Puslitbang untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengembangan standar
Gambar 8 Sudut Dada Gigi

Copyright @ R&D of BSN, this copy issued by R&D for research, education and standard development
Gambar 9 Perbedaan Tinggi Antara Puncak Gigi Pengerat dan Gigi Pengatur

3. Saringan udara
Saringan udara harus sering dibersihkan setiap hari dengan mempergunakan
kwas. Sebelum saringan itu diambil, choke harus ditutup supaya tidak ada kotoran
yang masuk ke karburator.
4. Karburator
Untuk mendapatkan suara motor yang bersih dan rata maka sekrup pengatur
disetel serendah mungkin sehingga kopling tidak selip dan rantai tidak berputar.

5. Busi
Kotoran sisa pembakaran yang melekat pada busi perlu dibersihkan dengan
menggunakan sikat dan bensin. Renggang elektroda harus dipertahankan pada
0,5 mm dan diukur dengan alat feeler.
6. Tali starter
Tali starter jangan ditarik sampai habis untuk menjaga supaya tali dan per tidak
putus. Pengembaliannya tidak boleh dilakukan sekaligus, melainkan harus dengan
perlahan-lahan sampai tali tergulung kembali dengan rapi.
7. Saringan bahan bakar
Saringan bahan bakar yang ada dalam tangki bahan bakar harus sering
dibersihkan.
8. Pompa minyak pelumas
Sistem pelumasan rantai ada yang otomatis di mana minyak pelumasnya mengalir
sendiri dan ada yang harus dibantu dengan pompa yang digerakkan dengan ibu
jari. Minyak pelumas harus bersih agar tidak mengganggu kelancaran pelumasan.

9
Prosiding PPI Standardisasi 2008, 25 November 2008

9. Kopling
Untuk mencegah kopling tidak selip hendaknya diusahakan supaya rantai sudah
berjalan sebelum pemotongan. Selama pemotongan sebaiknya dipergunakan
kecepatan penuh.

Copyright @ Puslitbang BSN, salinan artikel ini dibuat oleh Puslitbang untuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan pengembangan standar
10. Roda rantai
Gigi roda rantai harus dijaga supaya tetap dalam keadaan baik (tidak longgar). Jika
giginya sudah aus maka perlu diganti dengan roda rantai yang baru supaya
kecepatan perputaran rantai dan tenaga gergaji tetap baik.

Copyright @ R&D of BSN, this copy issued by R&D for research, education and standard development
IV. KESIMPULAN

1 Gergaji rantai adalah alat utama dalam penebangan pohon yang dipakai juga
untuk melakukan pembagian batang dan pemotongan cabang. Terdapat belasan
macam gergaji rantai yang dapat digolongkan menjadi tiga kelas yaitu ringan,
sedang dan berat.
2 Gergaji rantai yang dipergunakan untuk penjarangan adalah gergaji rantai kelas
ringan, gergaji rantai yang dipergunakan untuk penebangan pohon di hutan
tanaman adalah gergaji rantai kelas sedang dan gergaji rantai yang dipergunakan
untuk penebangan pohon di hutan alam adalah gergaji rantai kelas berat.
3 Perlu dilakukan pemeliharaan secara teratur untuk meningkatkan umur pakai
sehingga produktivitas tidak menurun.

V. DAFTAR PUSTAKA

1. Dulsalam dan D.Tinambunan. 2006. Produktivitas dan Biaya Pemanenan Hutan


Tanaman: Studi Kasus di PT. Musi Hutan Persada, Sumatera Selatan. Jurnal
Penelitian Hasil Hutan 24(3):251-266. Bogor
2. Sastrodimedjo, R.S dan S.R Simarmata. 1974. Produktivitas dan Biaya Eksploitasi
Mekanis Kayu Meranti di Kalimantan. Laporan (Report). No. 47. Lembaga
Penelitian Hasil Hutan. Bogor

3. Soenarso, R, Soewito, I, Sumantri dan Widodo. 1972. (a) Penuntun Pemeliharaan


Gergaji Mesin. Publikasi Khusus No 10. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor
4. Soenarso, R, Soewito, I, Sumantri dan Widodo. 1972. (b) Penuntun Penggunaan
Gergaji Mesin. Publikasi Khusus No 9. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Bogor
5. Srihardiono,U.I. 2005. Pemanenan Hutan Tanaman Pengalaman di PT. Musi
Hutan Persada Sumatera Selatan. PT Musi Hutan Persada. Palembang
6. Staaf, K.A.G dan N.A. Wiksten. 1984. Tree harvesting techniques
7. ______________________, Martinus Ninhoff Publisher
Zier, L. 1965. Werzeugkunde fur die waldarbeid. Bayerischer Landwirscafsverlag.
Munchen Basel Wien

10

Anda mungkin juga menyukai