BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. Etiologi
Belum diketahui pasti. Ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi
makanan, dan genetik. Yang paling cocok adalah Acosta Sison, yaitu
defisiensi protein. Faktor resiko terdapat pada golongan sosioekonomi rendah,
uasia dibawah 20 tahun (Mansfoer, 1999 : 265).
wanita yang berumur lebih dari 45 tahun, kehamilan mola 10 kali lebih besar
di bandingkan dengan gravidae antara 20-40 tahun .(Mochtar, 1998 :238).
3. Patofisiologi
Poliferasi trofoblast
hCG
Pembengkakan hidroponik
Blighted Ovum
Mola Hidatidosa
6. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi
1). Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan
perbaiki keadaan umum penderita dengan pemberian cairan dan
transfusi darah. Tindakan pertama adalah melakukan manual digital
untuk pengeluaran sebanyak mungkin jaringan dan bekuan darah
barulah dengan tenang dan hati-hati evakuasi sisanya dengan kuretasi.
2). Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil.
a). Pasang beberapa gagang laminaria untuk memperlebar pembukaan
selama 12 jam.
b). Setelah itu pasang infus dextrose 5 % yang berisi 50 satuan
oxotosin (pitosin dan sintosinon), cabut laminoria, kemudian
setelah ini dilakukan evakuasi isi kavum uteri dengan hati-hati.
Pada kuretasi pertama ini, keluarlah jaringan sebanyak mungkin,
tidak usah terlalu bersih.
6
1. Pengkajian
a. Anamnesa/Keluhan
1) Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata
dari kehamilan biasa
2) Kadang ada tanda toksemia gravidarum
3) Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak,teratur, warna
kecoklatan seperti bumbu rujak.
4) Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) daripada umur kehamilan
seharusnya.
5) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu
ada), ini merupakan diagnosa pasti
b. Inspeksi
1) Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan,
yang disebut muka mola (mola face)
2) Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas.
c. Palpasi
1) Uterus membesar tidak sesuai dengan umur kehamilan, terasa lembek.
2) Tidak teraba bagian-bagian janin, juga gerakan janin.
3) Adanya fenomena harmonik ; darah dan gelembung mola keluar , dan
fundus uteri turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru.
d. Auskultasi
1). Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
2). Terdengar bunyi bising dan bunyi khas
e. Riwayat sosial ekonomi
Ekonomi rendah, dapat mengalami riwayat hubungan penyiksaan, kurang
sistem pendukung.
2. Diagnosa Keperawatan
8
3. Perencanaan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervagina,
muntah berlebihan.
Interventasi mandiri :
1). Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi).
2). Observasi terhadap kehilangan darah yang berlebihan
3). Catat intake dan output
4). Ukur suhu setiap 4 jam sesuai indikasi
5). Kaji turgor kulit, kekeringan kulit dan mukosa mulut
kolaborasi :
1). Beri obat homeostatikum sesuai dengan program dokter.
2). Pantau Hb dan Ht
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anorexia, mualdan muntah yang berlebihan.
Intervensi mandiri :
1). Kaji penyebab perubahan nutrisi
2). Kaji status nutrisi klien
3). Anjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering
4). Anjurkan klien untuk melakukan oral hygjene
Kolaborasi :
9
4). Gunakan sentuhan selamam interaksi, bila dapat diterima klien dan
pertahankan kontak fundus uteri turun, lalu naik lagi karena
terkumpulnya darah baru
4. Evaluasi
Diagnosa a
a. Tekanan darah klien diatas 100/60 mmHg, nadi antara 70-100 x/menit dan
Hb lebih dari 11 mg/dl
b. Perdarahan dan muntah tidak ada/berkurang
Diagnosa b
a. Nafsu makan baik baik muntah berkurang/tidak ada
b. Berat badan ideal
c. Klien tidak sianosis, konjungtiva tidak anemis
Diagnosa c
a. Klien akan mengekspresikan rasa nyeri dengan isyarat muka/mengatakan
secara langsung
b. Klien akan mengikuti aturan pengobatan yang ditentukan
c. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi
Diagnosa d
a. Klien dapat mengungkapkan informasi akurat tentang diagnosa dan
pengobatan
b. Klien akan melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan
c. Klien mampu mengindentifikasi/menggunakan sumber yang tersedia
dengan tepat
Diagnosa e
a. Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerima diri
dalam situasi
b. Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah
secara efektif.