Anda di halaman 1dari 8

3

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Teoritis Mola Hidatidosa


1. Pengertian
Mola Hidatidosa adalah kelainan pada villi korialis yang terdiri dari
proliferasi trofoblastik dengan derajat yang bervariasi dan edema struma
villus,kadang kadang tumor ini ditemukan dalam tuba falofii dan bahkan
dalam ovarium. ( Cunningham,`1995 : 636 ).

Mola Hidatidosa adalah kehamilan yang berkembang tidak wajar


dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh villi korialis mengalami
perubahan hidropik. Dalam hal demikian disebut Mola Hidatidosa atau
complete mole, sedangkan bila disertai janin atau bagian dari janin disebut
Mola Parsialis atau Partial Mole (Wiknjosastro, 1999 : 342).

Mola Hidatidosa adalah jonjot-jonjot korion ( chorionic villi ) yang


tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung
banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. ( Hamilton,
1995 : 104 ).

2. Etiologi
Belum diketahui pasti. Ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi
makanan, dan genetik. Yang paling cocok adalah Acosta Sison, yaitu
defisiensi protein. Faktor resiko terdapat pada golongan sosioekonomi rendah,
uasia dibawah 20 tahun (Mansfoer, 1999 : 265).

Faktor predisposisi : yaitu kehamilan mola sangat dipengaruhi umur


dan juga oleh status ekonomi sosial. Biasanya lebih sering dujumpai pada
umur reproduktif (15-45 tahun), dan multipaca. Kalau terjadi kehamilan pada
4

wanita yang berumur lebih dari 45 tahun, kehamilan mola 10 kali lebih besar
di bandingkan dengan gravidae antara 20-40 tahun .(Mochtar, 1998 :238).

3. Patofisiologi

Poliferasi trofoblast

Degenerasi hidrofik dari stroma villi

Tidak ditemukan sirkulasi fetal/perkembangannya tidak sempurna

hCG

Edema (cairan tidak dapat diserap)

Pembengkakan hidroponik

Blighted Ovum

Mola Hidatidosa

Gelembung-gelembung mola seperti buah anggur, kistik, berdinding tipis dan


mudah pecah dengan keluarnya cairan jernih.
(Himawan, Sutisna, 1973 :325)

4. Tanda dan Gejala


Tanda pertama adalah perdarahan pervagina, yang cenderung menetap.
Perdarahan ini segera diikuti kontraksi uterus dan pengeluaran material
menyerupai buah anggur. Pada saat ini, pemeriksaan akan menunjukkan
gambaran :
5

a. Uterus biasanya lebih besar daripada yang diharapkan dari usia


kemilannya dan perabaan terasa seperti adonan.
b. Bunyi jantung janin tidak terdengar.
c. Scanning ultrasonik menunjukkan gambaran berbintik-bintik yang jelas.
d. Jika diukur serum hCG, kadarnya sangat tinggi. (Hewellyn, 2001 : 135)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Sonde Uterus
b. Tes Acosta Sison. Dengan tang abortus, gelembung mola dapat
dikeluarkan.
c. Peningkatan kadar hCG darah atau urine.
d. Ultrasonografi menunjukkan gambaran badai salju (Snow Flake Pattern).
e. Foto thoraks ada gambaran emboli udara.
f. Pemeriksaan T3 dan T4 bila ada gejala tirotosikosis.
(Manfsoer, Arif, dkk, 1999 : 266)

6. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi
1). Kalau perdarahan banyak dan keluar jaringan mola, atasi syok dan
perbaiki keadaan umum penderita dengan pemberian cairan dan
transfusi darah. Tindakan pertama adalah melakukan manual digital
untuk pengeluaran sebanyak mungkin jaringan dan bekuan darah
barulah dengan tenang dan hati-hati evakuasi sisanya dengan kuretasi.
2). Jika pembukaan kanalis servikalis masih kecil.
a). Pasang beberapa gagang laminaria untuk memperlebar pembukaan
selama 12 jam.
b). Setelah itu pasang infus dextrose 5 % yang berisi 50 satuan
oxotosin (pitosin dan sintosinon), cabut laminoria, kemudian
setelah ini dilakukan evakuasi isi kavum uteri dengan hati-hati.
Pada kuretasi pertama ini, keluarlah jaringan sebanyak mungkin,
tidak usah terlalu bersih.
6

c) Kalau perdarahan banyak, berikan transfusi darah dan lakukan


tampon utero vaginal selama 24 jam.
3). Bahan jaringan dikirim untuk pemeriksaan histopatologik dalam 2
porsi :
a). Porsi 1 : yang dikeluarkan dengan cunam ovum.
b). Porsi 2 : yang dikeluarkan dengan kuretasi.
4). Berikan obat-obatan : antibiotika, uterus tonika, dan perbaikan
keadaan umum penderita.
5). 7-10 hari sesudah kerokan pertama, dilakukan kerokan kedua untuk
membersihkan sisa-sisa jaringan, dan dikirim lagi hasilnya untuk
pemeriksaan laboratorium.
6). Kalau mola terlalu besar dan takut perforasi bila dilakukan kerokan,
ada beberapa institut yang melakukan histerotomia untuk
mengeluarkan isi rahim (mola).
7). Histerektomi total dilakukan pada mola resiko tinggi, usia lebih dari
30 tahun, paritas 4 atau lebih dan uterus yang sangat besar (mola
besar), yaitu setinggi pusat atau lebih.
b. Periksa Ulang (Follow-up)
Ibu dianjurkan jangan hamil dulu dan dianjurkan kontrasepsi pil
kehamilan, dimana reaksi kehamilan menjadi positif akan menyulitkan
observasi. Juga dinasehatkan untuk mematuhi jadwal periksa ulang selama
2-3 tahun.
1). Setiap minggu selama 2-3 tahun
2). Setiap 2 minggu pada triwulan pertama
3). Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya
4). Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan
Setiap periksa ulang penting diperhatikan :
1). Gejala klinis : perdarahan, keadaan umum dan lain-lain.
2). Lakukan pemeriksaan dalam dan pemeriksaan in spekulo : tentang
keadaan serviks, uterus cepat bertambah kecil atau tidak, kista lutein
bertambah kecil atau tidak.
7

B. Tinjauan Teoritis Keperawatan Mola Hidatidosa

1. Pengkajian
a. Anamnesa/Keluhan
1) Terdapat gejala-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih nyata
dari kehamilan biasa
2) Kadang ada tanda toksemia gravidarum
3) Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak,teratur, warna
kecoklatan seperti bumbu rujak.
4) Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) daripada umur kehamilan
seharusnya.
5) Keluar jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu
ada), ini merupakan diagnosa pasti
b. Inspeksi
1) Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat kekuning-kuningan,
yang disebut muka mola (mola face)
2) Kalau gelembung mola keluar dapat dilihat jelas.
c. Palpasi
1) Uterus membesar tidak sesuai dengan umur kehamilan, terasa lembek.
2) Tidak teraba bagian-bagian janin, juga gerakan janin.
3) Adanya fenomena harmonik ; darah dan gelembung mola keluar , dan
fundus uteri turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru.
d. Auskultasi
1). Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
2). Terdengar bunyi bising dan bunyi khas
e. Riwayat sosial ekonomi
Ekonomi rendah, dapat mengalami riwayat hubungan penyiksaan, kurang
sistem pendukung.

2. Diagnosa Keperawatan
8

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervagina,


muntah berlebihan.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anorexia, mual dan muntah berlebihan.
c. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus sekunder terhadap
pengeluaran material menyerupai buah anggur.
d. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan penanganan
berhubungan dengan kurang informasi.
e. Resiko tinggi gangguan harga diri rendah berhubungan dengan komplikasi
dari Mola Hidatidosa.

3. Perencanaan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan pervagina,
muntah berlebihan.
Interventasi mandiri :
1). Tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi).
2). Observasi terhadap kehilangan darah yang berlebihan
3). Catat intake dan output
4). Ukur suhu setiap 4 jam sesuai indikasi
5). Kaji turgor kulit, kekeringan kulit dan mukosa mulut
kolaborasi :
1). Beri obat homeostatikum sesuai dengan program dokter.
2). Pantau Hb dan Ht
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anorexia, mualdan muntah yang berlebihan.
Intervensi mandiri :
1). Kaji penyebab perubahan nutrisi
2). Kaji status nutrisi klien
3). Anjurkan klien untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering
4). Anjurkan klien untuk melakukan oral hygjene
Kolaborasi :
9

5). Beri vitamin sesuai program medis


c. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus sekunder terhadap
pengeluaran material menyerupai buah anggur.
Interventasi mandiri :
1). Kaji penyebab, frekuensi, durasi, karakteristik, lokasi dan skala nyeri
2). Kaji tanda-tanda vital
3). Ajarkan tekhnik relaksasi dan tekhnik distraksi
4). Atur posisi senyaman mungkin
Kolaborasi :
5). Beri obat analgetik sesuai program medis
d. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan penanganannya
berhubungan dengan kurang informasi.
Intervensi mandiri :
1). Tentukan persepsi klien tentang Mola Hidatidosa dan penanganannya
2). Berikan informasi yang jelas dan akurat tentang Mola Hidatidosa,
penyebab, tanda dan gejala serta penanganannya.
3). Berikan materi tertulis tentang Mola Hidatidosa.
4). Beritahu kebutuhan perawatan khusus dirumah
5). Anjurkan klien meningkatkan masukan cairan serta latihan teratur
e. Resiko tinggi gangguan harga diri rendah berhubungan dengankomplikasi
dari mola hidatidosa.
Intervensi mandiri :
1). Diskusikan dengan klien atau orang terdekat bagaimana diagnosis dan
penanganan/pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi
dirumah dan aktivitas kerjanya.
2). Bantu klien untuk terus melupakan atas kehilangan kehamilannya
(janinnya)
3). Beri dukungan emosi untuk klien atau orang terdekat selama tes
diagnostik dan fase pengobatan..
10

4). Gunakan sentuhan selamam interaksi, bila dapat diterima klien dan
pertahankan kontak fundus uteri turun, lalu naik lagi karena
terkumpulnya darah baru

4. Evaluasi
Diagnosa a
a. Tekanan darah klien diatas 100/60 mmHg, nadi antara 70-100 x/menit dan
Hb lebih dari 11 mg/dl
b. Perdarahan dan muntah tidak ada/berkurang
Diagnosa b
a. Nafsu makan baik baik muntah berkurang/tidak ada
b. Berat badan ideal
c. Klien tidak sianosis, konjungtiva tidak anemis
Diagnosa c
a. Klien akan mengekspresikan rasa nyeri dengan isyarat muka/mengatakan
secara langsung
b. Klien akan mengikuti aturan pengobatan yang ditentukan
c. Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan keterampilan relaksasi
Diagnosa d
a. Klien dapat mengungkapkan informasi akurat tentang diagnosa dan
pengobatan
b. Klien akan melakukan dengan benar prosedur yang diperlukan
c. Klien mampu mengindentifikasi/menggunakan sumber yang tersedia
dengan tepat
Diagnosa e
a. Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerima diri
dalam situasi
b. Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah
secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai