Anda di halaman 1dari 7

Jurnal EduBio Tropika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm.

1-60

Hasanuddin
Dosen Prodi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh

Korespondensi: letfan93@yahoo.co.id

MODEL ARSITEKTUR POHON HUTAN KOTA BANDA ACEH SEBAGAI PENUNJANG


PRAKTIKUM MORFOLOGI TUMBUHAN

ABSTRAK: Salah satu objek kajian pada matakuliah Morfologi Tumbuhan adalah pola percabangan
batang. Pola percabangan batang akan membentuk model arsitektur percabangan tumbuhan. Penelitian
ini bertujuan mengetahui model arsitektur percabangan tumbuhan yang terdapat di Hutan Kota Banda
Aceh, yang selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai media dalam kegiatan praktikum Morfologi
Tumbuhan. Penelitian menggunakan metode Survey. Hasil penelitian diperoleh 10 model arsitektur
pohon dari 74 jenis tumbuhan yaitu model Troll 29 jenis, model Aubreville 2 jenis, model Koriba 2 jenis,
model Champagnat 10 jenis, model Leeuwenberg 3 jenis, model Corner 8 jenis, model Raux 7 jenis,
model Rauh 9 jenis, model Tomlinson 1 jenis dan model Massart 2 jenis. Penelitian ini dapat disimpulkan
dengan memanfaatkan model arsitektur percabangan tumbuhan yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh
dalam bentuk Modul Praktikum. Modul ini sebagai referensi tambahan untuk praktikum Matakuliah
Morfologi Tumbuhan.

Kata Kunci: pola percabangan, model arsitektur pohon, morfologi tumbuhan

TREE ARCHITECTURE MODEL FOREST BANDA ACEH CITY AS SUPPORTING


PRACTICAL OF PLANT MORPHOLOGY
ABSTRACT: One object of study on the subject of Plant Morphology is the branching pattern of the
stem. Branching pattern of the stem will form a model of branching architecture of plants . This study was
designed to determine the model of branching architecture of plants found in the forests of Banda Aceh,
which would then be used as a medium in Plant Morphology practicum course. The study was conducted
using survey methods. The result showed 10 of the 74 models of tree architecture that is a model plant
species Troll 29 types, models Aubreville 2 types, models Koriba 2 types, Champagnat 10 kinds of
models, models Leeuwenberg 3 types, models Corner 8 types, models Raux 7 types, models Rauh 9 type,
model type and model of Tomlinson 1 Massart 2 types. It can be concluded by utilizing plant branching
architecture models contained in Banda Aceh Forest in the form of practicum module. This module as an
additional reference for Plant Morphology lab subjects.

Keywords: branch model, tree architecture model, plant morphology

PENDAHULUAN suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon


Kota Banda Aceh merupakan salah satu kota, yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan,
sekaligus ibu kota Provinsi Aceh. Kota Banda Aceh baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang
memiliki luas wilayah 61,36 km2, terdiri 9 Kecamatan ditetapkan sebagai Hutan Kota oleh pejabat yang
dan 90 Desa. Rancangan Qanun Kota Banda Aceh berwenang dengan tujuan untuk kelestarian,
tahun 2009 pasal 53 ayat (2) huruf f telah diatur tentang keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan
Ruang Terbuka Hijau. Kota Banda Aceh memiliki yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya.
55.000 ha Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dimiliki Selanjutnya, pada Bab I Pasal 3 disebutkan fungsi
pemerintah atau sekitar 10% dari total kebutuhan RTH Hutan Kota adalah memperbaiki dan menjaga iklim
(130.000 ha). Kekurangan RTH yang tersebar dalam 90 mikro dan nilai estetika, meresapkan air, menciptakan
desa sekitar 75.000 ha atau 833,3 ha per desa. Langkah- keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota dan
langkah yang telah diambil pemerintah Kota Banda mendukung pelestarian keanekaragaman hayati
Aceh untuk memenuhi kebutuhan RTH antara lain Indonesia. Kawasan hutan kota dapat merupakan areal
mensosialisasi penggunaan lahan untuk mendirikan pelestarian di luar kawasan konservasi. Pada areal ini
bangunan dengan perbandingan 60% untuk bangunan dapat dilestarikan flora guna meningkatkan peranan
dan 40% untuk RTH atau dengan konsep komunitas hutan, terutama yang berkaitan dengan
Pembangunan secara Vertikal. konservasi tanah dan air, serta pengendalian lingkungan
Hutan kota diartikan sebagai jenis tanaman fisik seperti pencemaran udara, air, tanah dan
keras atau pohon yang banyak tumbuh di sekeliling lingkungan. Selain itu juga berfungsi untuk menambah
pemukiman dan sengaja ditanam. Peraturan Pemerintah nilai estetika dan keasrian kota sehingga berdampak
Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002 dalam pasal positif terhadap kualitas lingkungan dan kehidupan
1 ayat (2) disebutkan pengertian Hutan Kota sebagai masyarakat (Sibarani, 2003).

Model Arsitektur Pohon Hutan Kota Banda Aceh 38


Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia penelitian ini dapat dijadikan sebagai media dalam
No.71/Menhut/2009 tentang penyelenggaraan pedoman mempelajari matakuliah tersebut. Lebih jauh juga
Hutan Kota, Pasal 15 ayat 2 disebutkan tipe Hutan Kota diharapkan, hutan kota dapat dijadikan sebagai
yaitu: tipe kawasan permukiman, tipe kawasan industri, laboratorium alam dalam mempelajari berbagai aspek
tipe rekreasi, tipe pelestarian plasma nutfah, tipe biologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perlindungan, dan tipe pengamanan. Pasal 39 ayat 1 model arsitektur pohon yang terdapat di Hutan Kota
juga diatur tentang pemanfaatan Hutan Kota untuk Banda Aceh, yang selanjutnya akan dimanfaatkan
keperluan pariwisata alam, rekreasi dan olah raga; sebagai media untuk praktikum matakuliah Morfologi
penelitian dan pengembangan; pendidikan; pelestarian Tumbuhan.
plasma nutfah; dan atau budidaya hasil hutan bukan
kayu. Hal tersebut juga disebutkan dalam PP No. 63 METODE
Tahun 2002 Pasal 27, hutan kota dapat dimanfaatkan
untuk keperluan: 1) parawisata alam, rekreasi, dan atau Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kota Banda
olah raga; 2) penelitian dan pengembangan; 3) Aceh, yaitu: Hutan Kota BNI, Huta Kota Taman Sari,
pendidikan; 4) pelestarian plasma nutfah; dan 5) Hutan Kota Taman Putroe Phang, Hutan Kota Ratu Sri
budidaya hasil hutan bukan kayu. Safiatuddin dan Hutan Kota Mesjid Raya
Hutan kota dengan aneka vegetasi yang Baiturrahman. Pengumpulan data dilakukan pada
mengandung nilai-nilai ilmiah dapat dijadikan bulan Maret 2013.
laboratorium terbuka untuk sarana pendidikan dan Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
penelitian mahasiswa, tertutama dalam mempelajari jelajah (survey) dan pengamatan secara langsung
pola percabangan pohon pada matakuliah morfologi terhadap model arsitektur percabangan batang pada
tumbuhan. Percabangan pohon merupakan diferensiasi tumbuhan yang terdapat di lokasi penelitian.
morfologi pada sumbu vegetatif dan arsitektur Identifikasi model arsitektur pohon menggunakan buku
khusus untuk klasifikasi dan interpretasi bentuk karangan F. Halle & R.A.A.Oldeman, yaitu: An Essay
tumbuhan. Batang suatu tumbuhan ada yang On The Architecture and Dynamics of Growth of
bercabang ada yang tidak. Tumbuhan yang tidak Tropical Trees,. Setiap pohon diamati dan difoto,
bercabang kebanyakan dari golongan tumbuhan yang sebagai dokumentasi penelitian.
berbiji tunggal (Monocotyledoneae) (Hidayat, 1992).
Pola percabangan batang tumbuhan dibedakan atas tiga HASIL DAN PEMBAHASAN
macam, yaitu pola percabangan monopodium, pola
percabangan simpodium, dan pola percabangan Hasil penelitian, diperoleh 10 model arsitektur
menggarpu atau dikotom (Tjitrosoepomo, 2007). pohon dari 74 jenis tumbuhan yaitu model Troll, model
Pola percabangan tumbuhan akan membentuk Corner, model Rauh, model Raux, model Champagnat,
model arsitektur tumbuhan. Arsitektur percabangan model Leeuwenberg, model Tomlinson, model Massart,
merupakan gambaran morfologi pada suatu fase Model Koriba dan model Aubreville (Tabel 1).
tertentu dari suatu rangkaian seri pertumbuhan pohon, Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
nyata dan dapat diamati setiap waktu. Konsep bahwa terdapat beragam model arsitektur pohon di
arsitektur menunjukkan sifatnya yang dinamis karena hutan kota Banda Aceh. Variasi model arsitektur ini
tumbuhan terus berkembang menurut waktu dan ruang. akan memberikan dampak bagi fungsi dan peran pohon
Model arsitektur terlihat pada saat tumbuhan yang tersebut dalam komunitasnya maupun dalam ekosistem
masih muda dan tumbuh dengan baik (Hidayat, 1992). secara keseluruhan. Salah satu aspek yang terkait
Model arsitektur diterapkan untuk tumbuhan dengan peran penting pohon dalam ekosistemnya
berhabitus pohon sebagai gambaran dari salah satu fase adalah mekanisme transportasi air hujan yang
dalam rangkaian pertumbuhan pohon tersebut. Setiap berlangsung pada setiap pohon dalam kawasan hutan
jenis pohon memiliki ciri yang khas dalam rangkaian tersebut.
proses pertumbuhannya yang diwariskan secara genetik Berkaitan dengan penerapan dalam konservasi
pada keturunannya. Oleh karena sifatnya yang tanah dan air, konsep model arsitektur dipandang
konsisten maka model arsitektur pada setiap jenis memiliki peranan penting dalam proses transformasi
pohon dapat dijadikan data tambahan dalam dan translokasi air hujan yang berlangsung pada setiap
membedakannya dengan jenis pohon lain (Arrijani, pohon, terutama dalam kawasan hutan. Peranan
2006). masing-masing pohon dengan model arsitektur beragam
Morfologi Tumbuhan merupakan ilmu yang akan berbeda pula dalam proses transformasi dan
mengkaji bentuk dan susunan tubuh bagian luar translokasi air hujan. Sebagai contoh, vegetasi secara
tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga, dan biji. umum akan mengurangi laju erosi tanah tetapi
Khusus pada batang, salah satu bagian yang dipelajari besarnya penurunan laju erosi tanah tergantung pada
adalah pola percabangan yang selanjutnya akan jenis dan komposisi tumbuhan yang menyusun
membentuk arsitektur pohon. Dengan demikian hasil formasi vegetasi daerah tersebut (Arrijani, 2006).

39 Hasanuddin
Tabel 1. Model ArsitekturPohon di Hutan Kota Banda Aceh
No. Familia Nama Ilmiah Nama Daerah Model Arsitektur Pohon
1. Fabaceae 1. Acasia mangium Akasia TROLL
2. Delonix regia Flamboyan TROLL
3. Samanea saman Trembesi TROLL
4. Tamarindus indica Asam jawa TROLL
5. Sesbania grandiflora Turi TROLL
6. Bauhinia temontesa Daun kupu-kupu TROLL
7. Erythrina variegate Dadap TROLL
8. Leccaena leucocephala Lamtoro TROLL
9. Pterocarpus indicus Angsana TROLL
10. Senna siamea Johar TROLL
2. Caesalphiniaceae 11. Caesalphinia pulcerrima Kembang merak CHAMPAGNAT
3. Casuarinaceae 12. Casuarina equisetifolia Cemara laut RAUH
4. Moraceae 13. Ficus benyamina Beringin hijau RAUH
14. Ficus carica Tin CHCAMPAGNAT
15. Artocarpus communis Sukun RAUH
16. Ficus lyrata Biola cantik LEEUWENBERG
17. Artocarpus heterophyllus Nangka TROLL
5. Combretaceae 18. Terminalia catappa Ketapang AUBREVILLE
19. Terminalia mentally Ketapang kencana AUBREVILLE
6. Lythraceae 20. Lagerstroemia speciosa Bungur Laut TROLL
7. Myrtaceae 21. Eugenia aquea Jambu air TROLL
22. Syzygium malaccense Jambu bol TROLL
23. Syzygium aromaticum Cengkeh MASSART
24. Syzygium poyanthum Salam MASSART
8. Thymelaeceae 25. Aqiularia moluccensis Gaharu RAUX
9. Puniaceae 26. Punica granatum Delima mekah TROLL
10. Guttiferae 27. Calophylllum inophyllum Nyamplung LEEUWENBERG
28. Garcinia mangostana Manggis TROLL
11. Verbenales 29. Vitex pinnata Kayu laban TROLL
12. Lamiaceae 30. Tectona grandis Jati emas TROLL
13. Anacardiaceae 31. Linnea grandis Kuda-kuda KORIBA
32. Mangifera indica Mangga RAUH
33. Mangifera odorata Kuweni RAUH
34. Anacardium occidentale Jambu mete TROLL
14. Sapindaceae 35. Filicium decipiens Kiara payung TROLL
15. Meliacea 36. Sandroricum koetjape Pohon Sentul TROLL
37. Azadirachta indica Pohon Sentang RAUX
38. Swietania mahagoni Pohon Mahoni RAUH
39. Azadirachta indica Mimba RAUX
16. Rutaceae 40. Limonia acidissima Pohon Kinca CHAMPAGNAT
41. Citrus grandis Jeruk Bali CHAMPAGNAT
42. Triphasia trifolia Jeruk Kingkit TROLL
43. Citrus aurantifolia Jeruk nipis CHAMPAGNAT
17. Sapotaceae 44. Mimossups elengi Tanjung TROLL
45. Manilkara zapota Sawo TROLL
18. Bignoniacea 46. Spathodea campanulata Kembang kecrutan TROLL
19. Nygtaginaceae 47. Baugainvilla spectabilis Kembang kertas CHAMPAGNAT
20. Apocynaceae 48. Plumeria acuminata Kamboja LEEUWENBERG
49. Alstonia scholaris Pulai KORIBA
21. Arecaceae (Palmae) 50. Areca catechu Pinang CORNER
51. Areca vestiaria Pinang merah CORNER
52. Salacca zalacca Salak CORNER
53. Cocos nucifera Kelapa CORNER
54. Chrysalidacarpus-lutescens Palem kuning CORNER
55. Borassus flabellifer Lontar CORNER
56. Arenga pinnata Nira/Aren CORNER
22. Poaecea 57. Bambusa sp Bambu CORNER
23. Oxalidaceae 58. Averrhoa carambola Belimbing Manis TROLL
24. Elaeocarpaceae 59. Mutingia calabura Pohon Seri TROLL
25. Malvaceae 60. Hibiscus rosasinensis Kembang sepatu CHAMPAGNAT
61. Hibiscus tiliaceus Waru CHAMPAGNAT
26. Sterculaceae 62. Pterospermum javanicum Pohon Bayur RAUH

Model Arsitektur Pohon Hutan Kota Banda Aceh 40


No. Familia Nama Ilmiah Nama Daerah Model Arsitektur Pohon
27. Annonaceae 63. Polyalthia longifolia Glodokan tiang RAUX
64. Canangium odoratum Kenanga RAUX
65. Annona muricata Sirsak RAUX
66. Annona glabra Serba rasa RAUX
28. Magnoliaceae 67. Michelia Champaca Selanga/Jempa CHAMPAGNAT
29. Moringaceae 68. Moringa oleifera Kelor TROLL
30. Santalaceae 69. Santalum album Cendana TROLL
31. Rubiaceae 70. Mussaenda philippica Nusa Indah RAUH
32. Gnetaceae 71. Gnetum gnemon Melinjo CHAMPAGNAT
33. Pinaceae 72. Pinus merkusii Pinus RAUH
34. Euphorbiaceae 73. Hura crepitans Pohon Roda RAUH
35. Musaceae 74. Musa paradisiacal Pisang TOMLINSON
Sumber: Hasil Penelitian 2013

Model arsitektur pohon tertentu memperoleh plagiotrop sejak dini. Pohon berbunga setelah dewasa,
transformasi air hujan menjadi laju aliran batang, air daun cenderung berhadapan. Sumbu pertama bersifat
tembus tajuk, infiltrasi dan laju aliran permukaan pada ortrotop, sumbu berikutnya mulai berdiferensiasi ke arah
suatu area yang terkait dengan peranan vegetasi dalam horizontal secara bertahap dan Pohon berbunga setelah
mengurangi laju erosi permukaan tanah dan erosi bencana dewasa Pembentukkan batang yang tegak terjadi setelah
banjir. Perbedaan model arsitektur pohon dengan daun gugur. Contoh tumbuhan Model Arsitektur Troll
sendirinya akan memberikan dampak bagi variasi yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh disajikan pada
persentasi curah hujan yang ditransformasikan menjadi Gambar 1.
aliran batang, curahan tajuk, atau intersepsi selama hujan
berlangsung (Arrijani, 2006).
Arsitektur pohon merupakan khas bagi setiap
spesies untuk yang menunjukkan dikontrol oleh genetik.
Meskipun demikian juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan seperti cahaya, temperatur, kelembaban, dan
ketersediaan nutrient (Reinhardt & Kuhlemeie, 2002).
Model arsitektur suatu pohon mempengaruhi nilai
aliran batang (stemflow ) dan curah tajuk (through
fall), selanjutnya aliran batang dan curah tajuk
menentukan besarnya nilai aliran permukaan dan erosi
tanah yang akan menimbulkan kerusakan pada tanah
tempat tersebut. Erosi tanah, sejauh ini merupakan Gambar 1. Akasia Lampion (Acacia mangium)
bentuk yang paling luas dari degradasi tanah
(Oldeman, 1994). Pada daerah tropis seperti Indonesia, Model Aubreville
air merupakan penyebab terjadinya erosi (Arsyad, Model Aubreville merupakan model arsitektur
2006). Oleh karena itu, model arsitektur pohon memiliki pohon dengan ciri batang monopodium yang tumbuh
peranan yang sangat penting terkait dengan keberadaan ritmis, sehingga mengakibatkan cabang plagoitrop
pohon tersebut dalam konservasi tanah dan air pada suatu tersusun dalam lapisan terpisah. Contoh tumbuhan Model
ekositem di daerah tropis. Peraturan Menteri Pekerjaan arsitektur Aubreville yang terdapat di Hutan Kota Banda
Umum tahun 2008 tentang Pedoman penyediaan dan Aceh disajikan pada Gambar 2.
pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan,
kriteria vegetasi untuk RTH pada sumber air baku/mata
air yaitu relatif tahan terhadap penggenangan air; daya
transpirasi rendah; memiliki sistem perakaran yang kuat
dan dalam, sehingga dapat menahan erosi dan
meningkatkan infiltasi (resapan) air. Vegetasi ideal yang
ditanam pada Hutan Kota pengaman sumber air
merupakan vegetasi yang tidak mengkonsumsi banyak air
atau yang memiliki daya transpirasi yang rendah (Manan,
1976 dan Kurniawan, 1993).

Model Troll
Model Troll merupakan model arsitektur pohon
dengan ciri batang simpodium. Semua sumbu berarah Gambar 2. Ketapang (Terminalia catappa)

41 Hasanuddin
Model Koriba
Model Koriba merupakan model arsitektur pohon
yang memiliki ciri batang simpodium. Kuncup terminal
terhenti karena jaringan meristem apeks berdiferensiasi
menjadi parenkim. Kuncup aksilar yang berkembang
dekat di bawahnya, membentuk koulomner yang semula
identik namun terjadi perbedaan. Satu menjadi koulomner
batang dan yang lain menjadi koulomner cabang. Contoh
tumbuhan Model arsitektur Koriba yang terdapat di
Hutan Kota Banda Aceh disajikan pada Gambar 3.

Gambar 5. Nyamplung (Calophyllum inophyllum)

Model Corner
Model Corner merupakan model arsitektur pohon
yang memiliki ciri batang monopodium dengan
perbungaan lateral dan tidak bercabang, karena posisi
perbungaannya yang lateral maka meristem apical dapat
tumbuh terus. Contoh tumbuhan Model arsitektur Corner
yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh disajikan pada
Gambar 6.
Gambar 3. Pulai (Alstonia scholaris)

Model Champagnat
Model Champagnat merupakan model yang
memiliki ciri batang berupa simpodium, setiap koulomner
melengkung karena terlalu berat dan tidak mendukung
oleh jaringan penyokong yang cukup. Filotaksis spiral
terdapat pada sumbu yang tidak banyak berbeda
morfologi ujung dan pangkalnya. Contoh tumbuhan
Model arsitektur Champagnat yang terdapat di Hutan
Kota Banda Aceh disajikan pada Gambar 4.

Gambar 6. Pinang (Areca catechu)

Model Raux
Model Raux merupakan model arsitektur yang
memiliki cirri batang monopodium ortrotop dan
simpodium namun lebih sering monopodium. Cabang
kontinu atau tersebar dan filotaksis batang adalah spiral.
yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh disajikan pada
Gambar 7.

Gambar 4. Tumbuhan Merak (Chaesalpinia pulcerrima)

Model Leeuwenberg
Model Leeuwenberg merupakan model arsitektur
yang memiliki ciri batang berupa simpodium, namun
setiap koulomner menghasilkan lebih dari satu koulomner
anak di ujungnya yang menempati ruang yang ada.
Contoh tumbuhan dengan Model arsitektur
Leeuwenberg. yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh
disajikan pada Gambar 5.
Gambar 7. Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia)

Model Arsitektur Pohon Hutan Kota Banda Aceh 42


Model Rauh
Model rauh merupakan model arsitektur pohon
yang memiliki cirri batang monopodium ortrotp.
Pertumbuhan ritmis mengakibatkan cabang tersusun
dalam karangan, cabang juga bersifat ortotrop sumbu
dapat tumbuh tidak terbatas. Contoh tumbuhan Model
arsitektur Rauh yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh
disajikan pada Gambar 8.

Gambar 10. Salam (Syzygium polyanthum)

Keragaman pola percabangan batang pada model


arsitektur di Hutan Kota Banda Aceh dapat dikatakan
cukup tinggi, ini dikarenakan di lokasi penelitian
terdapat 10 model pola percabangan batang tumbuhan
yang berhasil diidentifikasi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pola percabangan batang tumbuhan di Hutan
Kota Banda Aceh cukup merata pada setiap jenis-jenis
Gambar 8. Pinus (Pinus merkusii) tumbuhan yang ditemukan di lokasi penelitian.
Informasi pola percabangan yang mengarah pada
Model Tomlinson arsitektur pohon juga menjadi dasar dalam
Model Tomlinson merupakan model arsitektur pengembangan terapan pada pengembangan hutan kota,
pohon yang memiliki ciri batang yang bersumbu ortrotop taman kota, dan konservasi air dan tanah di Kota Banda
dan membentuk cabang ortotrop dari kuncup ketiak di Aceh. Pada pengembangan hutan kota, informasi pola
bagian batang di bawah tanah. Contoh tumbuhan Model percabangan batang tumbuhan bermanfaat sebagai dasar
arsitektur Tomlinson yang terdapat di Hutan Kota Banda pertimbangan pemilihan jenis pohon yang cocok
Aceh disajikan pada Gambar 9. ditanam untuk pengembangan hutan kota di Banda Aceh
yang baik. Penerapan konsep pola percabangan batang
pada pengembangan taman kota Banda Aceh untuk
menambah nilai estetika. Penerapan Pola percabangan
batang model arsitektur dalam konservasi tanah dan air
di Banda Aceh yaitu terkait dengan fungsi pohon dalam
mentransformasi air hujan menjadi aliran batang,
curahan tajuk, aliran permukaan, dan erosi.

Pemanfaatan Arsitektur Pohon sebagai Media


Pembelajaran
Hasil penelitian ini memberikan indikasi bahwa
pola arsitektur percabangan batang tumbuhan memiliki
prospek yang baik sebagai topik penelitian karena
keragaman informasi di lapangan cukup tersedia. Selain
Gambar 9. Pisang (Musa paradisiaca)
itu, hasil penelitian seperti ini akan memberikan
Model Massart sumbangsih kepada konsep pencirian tumbuhan pada
Model Massart merupakan model percabangan matakuliah Morfologi Tumbuhan dan Taksonomi
batang yang memiliki ciri batang monopodium ortotrop, Tumbuhan.
pertumbuhan ritmis mengakibatkan cabang tersusun Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh
dalam karangan. Filotaksis pada batang adalah spiral. mahasiswa dalam praktikum Morfologi Tumbuhan.
Cabang bersifat plagiotrop dengan filotaksis distrik atau Praktikum merupakan salah satu kegiatan belajar
cenderung distrik. Cabang dapat bersifat simpodial atau mahasiswa yang dapat berlangsung di dalam ruang
monopodial. Contoh tumbuhan Model percabangan (laboratorium tertutup) maupun di luar ruang
Massart yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh (laboraatorium terbuka). Praktikum bertujuan untuk
disajikan pada Gambar 10. memberikan motivasi bagi mahasiswa untuk melatih
daya ingat, pengetahuan dan keterampilannya. Sehingga

43 Hasanuddin
mahasiswa tidak hanya menerima apa yang ada dalam 10 model arsitektur pohon tumbuhan di Hutan Kota
teori, namun dapat dibuktikannya di laboratorium atau Banda Aceh dari 74 jenis tumbuhan yang ditanam, yaitu:
alam sekitar. Manfaat modul praktikum dapat dijadikan Model Troll (29 jenis), Model Aubreville (2 jenis),
sebagai sarana komunikasi yang digunakan dalam Model Koriba (2 jenis), Model Champagnat (10 jenis),
pengembangan pada praktikum matakuliah Morfologi Model Leeuwwenberg (3 jenis), Model Corner (8 jenis),
Tumbuhan. Model Raux (7 jenis), Model Rauh (9 jenis) dan Model
Tomlinson (1 jenis), dan Model Massart (2 jenis); dan
SIMPULAN (b) Hutan kota Banda Aceh dapat dijadikan sebagai
laboratorium alami bagi mahasiswa yang mempelajari
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Morfologi Tumbuhan.
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (a) Terdapat

DAFTAR RUJUKAN

Alif, A, 2000. Pengaruh Arsitektur Pohon Model Hidayat, E. B, Morfologi Tumbuhan Bandung ; jurusan
Massartd dan Rauh Terhadap Aliran Batang, Biologi ITB , 1992.
Curah Tajuk, Aliran Permukaan dan Erosi di Marina,S.U. 2011. Korelasi Arsitektur Pohon Terhadap
Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Konservasi Tanah dan air di Area PHBM
Bogor ; IPB. Gambung KPH Bandung Selatan, Bogor; IPB.
Arrijani, 2006. Model arsitektur pohon pada Hulu DAS Oldeman, LR, 1994. The Global Extent of Soil
Cianjur Zona Sub-Montana Taman Nasional Degradation. In: Soil Resilience and Sustainable
gunung Gede Pangrango, Disertasi. Bogor: Land Use, Greenland, D.J. and I. Szabolcs
Institut Pertanian Bogor. (Eds.). CAB International, Wallingford, UK., pp:
Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB 99-118.
Press. Pemerintah RI. 1999. Undang Undang Nomor 41
Data luas komponen RTH Kota Banda Aceh Dinas Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh 24 Profil Hutan Kota Banda Aceh ; Tibang.
Oktober 2012. Reinhardt D, Kuhlemeier C. 2002. Plant Architecture.
Halle, F. dan R.A.A. Oldeman. 1975. An Essay on the EMBO Reports 3:9. 846- 851.
Architecture and Dynamics of Growth of Sibarani,J.P., 2003. Potensi Kampus Universitas
Tropical Trees. Penerbit University Malaya, Sumater Utara sebagai salah satu Hutan Kota di
Kuala Lumpur Malaysia. Kota Medan. Medan: Fak. Pertanian USU.
Hasanuddin. Morfologi Tumbuhan, Banda Aceh: Ar- Tjitrosoepomo,G. 2007. Morfologi Tumbuhan,
Raniry Press, 2004. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Model Arsitektur Pohon Hutan Kota Banda Aceh 44

Anda mungkin juga menyukai