1-60
Hasanuddin
Dosen Prodi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh
Korespondensi: letfan93@yahoo.co.id
ABSTRAK: Salah satu objek kajian pada matakuliah Morfologi Tumbuhan adalah pola percabangan
batang. Pola percabangan batang akan membentuk model arsitektur percabangan tumbuhan. Penelitian
ini bertujuan mengetahui model arsitektur percabangan tumbuhan yang terdapat di Hutan Kota Banda
Aceh, yang selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai media dalam kegiatan praktikum Morfologi
Tumbuhan. Penelitian menggunakan metode Survey. Hasil penelitian diperoleh 10 model arsitektur
pohon dari 74 jenis tumbuhan yaitu model Troll 29 jenis, model Aubreville 2 jenis, model Koriba 2 jenis,
model Champagnat 10 jenis, model Leeuwenberg 3 jenis, model Corner 8 jenis, model Raux 7 jenis,
model Rauh 9 jenis, model Tomlinson 1 jenis dan model Massart 2 jenis. Penelitian ini dapat disimpulkan
dengan memanfaatkan model arsitektur percabangan tumbuhan yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh
dalam bentuk Modul Praktikum. Modul ini sebagai referensi tambahan untuk praktikum Matakuliah
Morfologi Tumbuhan.
39 Hasanuddin
Tabel 1. Model ArsitekturPohon di Hutan Kota Banda Aceh
No. Familia Nama Ilmiah Nama Daerah Model Arsitektur Pohon
1. Fabaceae 1. Acasia mangium Akasia TROLL
2. Delonix regia Flamboyan TROLL
3. Samanea saman Trembesi TROLL
4. Tamarindus indica Asam jawa TROLL
5. Sesbania grandiflora Turi TROLL
6. Bauhinia temontesa Daun kupu-kupu TROLL
7. Erythrina variegate Dadap TROLL
8. Leccaena leucocephala Lamtoro TROLL
9. Pterocarpus indicus Angsana TROLL
10. Senna siamea Johar TROLL
2. Caesalphiniaceae 11. Caesalphinia pulcerrima Kembang merak CHAMPAGNAT
3. Casuarinaceae 12. Casuarina equisetifolia Cemara laut RAUH
4. Moraceae 13. Ficus benyamina Beringin hijau RAUH
14. Ficus carica Tin CHCAMPAGNAT
15. Artocarpus communis Sukun RAUH
16. Ficus lyrata Biola cantik LEEUWENBERG
17. Artocarpus heterophyllus Nangka TROLL
5. Combretaceae 18. Terminalia catappa Ketapang AUBREVILLE
19. Terminalia mentally Ketapang kencana AUBREVILLE
6. Lythraceae 20. Lagerstroemia speciosa Bungur Laut TROLL
7. Myrtaceae 21. Eugenia aquea Jambu air TROLL
22. Syzygium malaccense Jambu bol TROLL
23. Syzygium aromaticum Cengkeh MASSART
24. Syzygium poyanthum Salam MASSART
8. Thymelaeceae 25. Aqiularia moluccensis Gaharu RAUX
9. Puniaceae 26. Punica granatum Delima mekah TROLL
10. Guttiferae 27. Calophylllum inophyllum Nyamplung LEEUWENBERG
28. Garcinia mangostana Manggis TROLL
11. Verbenales 29. Vitex pinnata Kayu laban TROLL
12. Lamiaceae 30. Tectona grandis Jati emas TROLL
13. Anacardiaceae 31. Linnea grandis Kuda-kuda KORIBA
32. Mangifera indica Mangga RAUH
33. Mangifera odorata Kuweni RAUH
34. Anacardium occidentale Jambu mete TROLL
14. Sapindaceae 35. Filicium decipiens Kiara payung TROLL
15. Meliacea 36. Sandroricum koetjape Pohon Sentul TROLL
37. Azadirachta indica Pohon Sentang RAUX
38. Swietania mahagoni Pohon Mahoni RAUH
39. Azadirachta indica Mimba RAUX
16. Rutaceae 40. Limonia acidissima Pohon Kinca CHAMPAGNAT
41. Citrus grandis Jeruk Bali CHAMPAGNAT
42. Triphasia trifolia Jeruk Kingkit TROLL
43. Citrus aurantifolia Jeruk nipis CHAMPAGNAT
17. Sapotaceae 44. Mimossups elengi Tanjung TROLL
45. Manilkara zapota Sawo TROLL
18. Bignoniacea 46. Spathodea campanulata Kembang kecrutan TROLL
19. Nygtaginaceae 47. Baugainvilla spectabilis Kembang kertas CHAMPAGNAT
20. Apocynaceae 48. Plumeria acuminata Kamboja LEEUWENBERG
49. Alstonia scholaris Pulai KORIBA
21. Arecaceae (Palmae) 50. Areca catechu Pinang CORNER
51. Areca vestiaria Pinang merah CORNER
52. Salacca zalacca Salak CORNER
53. Cocos nucifera Kelapa CORNER
54. Chrysalidacarpus-lutescens Palem kuning CORNER
55. Borassus flabellifer Lontar CORNER
56. Arenga pinnata Nira/Aren CORNER
22. Poaecea 57. Bambusa sp Bambu CORNER
23. Oxalidaceae 58. Averrhoa carambola Belimbing Manis TROLL
24. Elaeocarpaceae 59. Mutingia calabura Pohon Seri TROLL
25. Malvaceae 60. Hibiscus rosasinensis Kembang sepatu CHAMPAGNAT
61. Hibiscus tiliaceus Waru CHAMPAGNAT
26. Sterculaceae 62. Pterospermum javanicum Pohon Bayur RAUH
Model arsitektur pohon tertentu memperoleh plagiotrop sejak dini. Pohon berbunga setelah dewasa,
transformasi air hujan menjadi laju aliran batang, air daun cenderung berhadapan. Sumbu pertama bersifat
tembus tajuk, infiltrasi dan laju aliran permukaan pada ortrotop, sumbu berikutnya mulai berdiferensiasi ke arah
suatu area yang terkait dengan peranan vegetasi dalam horizontal secara bertahap dan Pohon berbunga setelah
mengurangi laju erosi permukaan tanah dan erosi bencana dewasa Pembentukkan batang yang tegak terjadi setelah
banjir. Perbedaan model arsitektur pohon dengan daun gugur. Contoh tumbuhan Model Arsitektur Troll
sendirinya akan memberikan dampak bagi variasi yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh disajikan pada
persentasi curah hujan yang ditransformasikan menjadi Gambar 1.
aliran batang, curahan tajuk, atau intersepsi selama hujan
berlangsung (Arrijani, 2006).
Arsitektur pohon merupakan khas bagi setiap
spesies untuk yang menunjukkan dikontrol oleh genetik.
Meskipun demikian juga dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan seperti cahaya, temperatur, kelembaban, dan
ketersediaan nutrient (Reinhardt & Kuhlemeie, 2002).
Model arsitektur suatu pohon mempengaruhi nilai
aliran batang (stemflow ) dan curah tajuk (through
fall), selanjutnya aliran batang dan curah tajuk
menentukan besarnya nilai aliran permukaan dan erosi
tanah yang akan menimbulkan kerusakan pada tanah
tempat tersebut. Erosi tanah, sejauh ini merupakan Gambar 1. Akasia Lampion (Acacia mangium)
bentuk yang paling luas dari degradasi tanah
(Oldeman, 1994). Pada daerah tropis seperti Indonesia, Model Aubreville
air merupakan penyebab terjadinya erosi (Arsyad, Model Aubreville merupakan model arsitektur
2006). Oleh karena itu, model arsitektur pohon memiliki pohon dengan ciri batang monopodium yang tumbuh
peranan yang sangat penting terkait dengan keberadaan ritmis, sehingga mengakibatkan cabang plagoitrop
pohon tersebut dalam konservasi tanah dan air pada suatu tersusun dalam lapisan terpisah. Contoh tumbuhan Model
ekositem di daerah tropis. Peraturan Menteri Pekerjaan arsitektur Aubreville yang terdapat di Hutan Kota Banda
Umum tahun 2008 tentang Pedoman penyediaan dan Aceh disajikan pada Gambar 2.
pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan,
kriteria vegetasi untuk RTH pada sumber air baku/mata
air yaitu relatif tahan terhadap penggenangan air; daya
transpirasi rendah; memiliki sistem perakaran yang kuat
dan dalam, sehingga dapat menahan erosi dan
meningkatkan infiltasi (resapan) air. Vegetasi ideal yang
ditanam pada Hutan Kota pengaman sumber air
merupakan vegetasi yang tidak mengkonsumsi banyak air
atau yang memiliki daya transpirasi yang rendah (Manan,
1976 dan Kurniawan, 1993).
Model Troll
Model Troll merupakan model arsitektur pohon
dengan ciri batang simpodium. Semua sumbu berarah Gambar 2. Ketapang (Terminalia catappa)
41 Hasanuddin
Model Koriba
Model Koriba merupakan model arsitektur pohon
yang memiliki ciri batang simpodium. Kuncup terminal
terhenti karena jaringan meristem apeks berdiferensiasi
menjadi parenkim. Kuncup aksilar yang berkembang
dekat di bawahnya, membentuk koulomner yang semula
identik namun terjadi perbedaan. Satu menjadi koulomner
batang dan yang lain menjadi koulomner cabang. Contoh
tumbuhan Model arsitektur Koriba yang terdapat di
Hutan Kota Banda Aceh disajikan pada Gambar 3.
Model Corner
Model Corner merupakan model arsitektur pohon
yang memiliki ciri batang monopodium dengan
perbungaan lateral dan tidak bercabang, karena posisi
perbungaannya yang lateral maka meristem apical dapat
tumbuh terus. Contoh tumbuhan Model arsitektur Corner
yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh disajikan pada
Gambar 6.
Gambar 3. Pulai (Alstonia scholaris)
Model Champagnat
Model Champagnat merupakan model yang
memiliki ciri batang berupa simpodium, setiap koulomner
melengkung karena terlalu berat dan tidak mendukung
oleh jaringan penyokong yang cukup. Filotaksis spiral
terdapat pada sumbu yang tidak banyak berbeda
morfologi ujung dan pangkalnya. Contoh tumbuhan
Model arsitektur Champagnat yang terdapat di Hutan
Kota Banda Aceh disajikan pada Gambar 4.
Model Raux
Model Raux merupakan model arsitektur yang
memiliki cirri batang monopodium ortrotop dan
simpodium namun lebih sering monopodium. Cabang
kontinu atau tersebar dan filotaksis batang adalah spiral.
yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh disajikan pada
Gambar 7.
Model Leeuwenberg
Model Leeuwenberg merupakan model arsitektur
yang memiliki ciri batang berupa simpodium, namun
setiap koulomner menghasilkan lebih dari satu koulomner
anak di ujungnya yang menempati ruang yang ada.
Contoh tumbuhan dengan Model arsitektur
Leeuwenberg. yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh
disajikan pada Gambar 5.
Gambar 7. Glodokan Tiang (Polyalthia longifolia)
43 Hasanuddin
mahasiswa tidak hanya menerima apa yang ada dalam 10 model arsitektur pohon tumbuhan di Hutan Kota
teori, namun dapat dibuktikannya di laboratorium atau Banda Aceh dari 74 jenis tumbuhan yang ditanam, yaitu:
alam sekitar. Manfaat modul praktikum dapat dijadikan Model Troll (29 jenis), Model Aubreville (2 jenis),
sebagai sarana komunikasi yang digunakan dalam Model Koriba (2 jenis), Model Champagnat (10 jenis),
pengembangan pada praktikum matakuliah Morfologi Model Leeuwwenberg (3 jenis), Model Corner (8 jenis),
Tumbuhan. Model Raux (7 jenis), Model Rauh (9 jenis) dan Model
Tomlinson (1 jenis), dan Model Massart (2 jenis); dan
SIMPULAN (b) Hutan kota Banda Aceh dapat dijadikan sebagai
laboratorium alami bagi mahasiswa yang mempelajari
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, Morfologi Tumbuhan.
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (a) Terdapat
DAFTAR RUJUKAN
Alif, A, 2000. Pengaruh Arsitektur Pohon Model Hidayat, E. B, Morfologi Tumbuhan Bandung ; jurusan
Massartd dan Rauh Terhadap Aliran Batang, Biologi ITB , 1992.
Curah Tajuk, Aliran Permukaan dan Erosi di Marina,S.U. 2011. Korelasi Arsitektur Pohon Terhadap
Hutan Pendidikan Gunung Walat Sukabumi, Konservasi Tanah dan air di Area PHBM
Bogor ; IPB. Gambung KPH Bandung Selatan, Bogor; IPB.
Arrijani, 2006. Model arsitektur pohon pada Hulu DAS Oldeman, LR, 1994. The Global Extent of Soil
Cianjur Zona Sub-Montana Taman Nasional Degradation. In: Soil Resilience and Sustainable
gunung Gede Pangrango, Disertasi. Bogor: Land Use, Greenland, D.J. and I. Szabolcs
Institut Pertanian Bogor. (Eds.). CAB International, Wallingford, UK., pp:
Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB 99-118.
Press. Pemerintah RI. 1999. Undang Undang Nomor 41
Data luas komponen RTH Kota Banda Aceh Dinas Tahun 1999 tentang Kehutanan.
Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh 24 Profil Hutan Kota Banda Aceh ; Tibang.
Oktober 2012. Reinhardt D, Kuhlemeier C. 2002. Plant Architecture.
Halle, F. dan R.A.A. Oldeman. 1975. An Essay on the EMBO Reports 3:9. 846- 851.
Architecture and Dynamics of Growth of Sibarani,J.P., 2003. Potensi Kampus Universitas
Tropical Trees. Penerbit University Malaya, Sumater Utara sebagai salah satu Hutan Kota di
Kuala Lumpur Malaysia. Kota Medan. Medan: Fak. Pertanian USU.
Hasanuddin. Morfologi Tumbuhan, Banda Aceh: Ar- Tjitrosoepomo,G. 2007. Morfologi Tumbuhan,
Raniry Press, 2004. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.