PENDAHULUAN
1
pembagunan dengan memperhatikan tiga pilar utama yakni ekonomi,
lingkungan, dan sosial.
2
1.2. Rumusan Masalah.
3
1.5. Manfaat Dan Kegunaan Penelitian.
a. Studi literatur
Studi literatur berupa studi terhadap daerah penelitian dari
perpustakaan yang ada.
b. Observasi Lapangan
Observasi lapangan ini dilakukan dengan pengamatan terhadap
kondisi dan keadaan dilapangan serta kegiatan lingkungan yang
khususnya yang berhubungan dengan Rencana Pengolahan
lingkungan Hidup (RPL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan
Hidup (RKL).
2. Metode Pengambilan Data.
Pada pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pengamatan dilapangan
langsung.
4
b. Data sekunder, yaitu data pendunkung atau data perlengkapan dalam
proses pengolahan data beserta keadaan geologi, topografi, vegetasi
dan curah hujan.
Rumusan Masalah
a. Bagaimana bentuk rencana pengolahan lingkungan hidup dan bentuk
pemantauan lingkungan hidup terhadap emisi cerobong di PT. PLN
(Persero) Maluku Maluku Utara (MMU) Sektor Pembangkit Maluku PLTU
Tidore Maluku Utara.
b. Bagaimana bentuk rencana pengolahan lingkungan hidup dan bentuk
pemantauan lingkungan hidup terhadap pembokaran dan penimbunan
batubara di PT. PLN (Persero) Maluku Maluku Utara (MMU) Sektor
Pembangkit Maluku PLTU Tidore Maluku Utara.
Data Primer Data Sekunder
Batasan Masalah
Obesrvasi Yang
lapangan 1. Data-data
menjadi perhatian penulis penelitian terdahulu
dalam melakukan
Pengambilan data lapangan
penelitian 2. Peta geologi
Kerja Praktek ini hanya bagaimana regional kota
tidore 5
penangulangan/
terkait RKL & RPL atau pengendalian terhadap emisi
3. Morfologi
Wawancaracerobong dan pembokaran dan penimbunan batubara di
PT. PLN (Persero) Maluku 4. Utara
Maluku Topografi
(MMU) Sektor
Dokumentasi lapangan
Pembangkit Maluku Pengambilan
PLTU Tidore5.Data
Data curah
Maluku Utara.hujan
Pengolahan Data
Analisa Data
Penyusunan laporan
kesimpulan
BAB II
TINJAUAN UMMUM
6
1272316.86 BT. Dengan luas wilayah 13.862,86 Km2 dengan luas laut 4.746
dan luas lautan 9.116, 36 Km2.
Untuk mencapai tempat Kerja Praktek di PT. PLN (Persero) Unit 2 PLTU 2X7
MW Tidore didaerah Rum Balibungga tersebut maka perjalanan dilakukan dari
Ternate tidore dapat ditempu dengan mengunakan kapal fery, motor kayu atau
speed boat dengan waktu tempuh 30 menit dengan mengunakan kapal fery dan
20 menit dengan mengunakan speed boat. Tidore (desa rum) dapat ditempu
dengan jalan darat kendaraan roda dua atau roda empat dapat di tempuh dengan
waktu 10 menit. Peta Adimistrasi Kota Tidore kepulauan dapat disajikan pada
(Gambar2.1.)
7
Lokasi Penelitian
PLTU Tidore
8
2.2. Geologi Regional Pulau Tidore
a. Formasi Dodaga (Kd), batu gamping (Tpel), Formasi Doro Sagu (Tped),
Kolongmerat (Tpec), FormasI Tutuli (Tomt), Konglomerat (Tmpc),
Formasi Tinteng (Tmpt), Formasi Weda (Tmpw), Batu Gamping Terumbu
(Ql).
b. Endapan Permukaan yaitu Aluvium dan Endapan Pantai.
c. Batuan Gunung Api yaitu Formasi Bacan (Tomb), Formasi Kayasa (Qpk)
Tufa (Qht), batuan Gunung Api Holosen (Qhv) dan
d. Batuan Beku yaitu : komplek Batuan Ultarabasa (Ub), Gabro (Gb) dan
Diorit (Di)
9
e. Sedangkan batuan pulau tidore didomenasi oleh Batuan Gunung Api
holosen yang terdiri yang terdiri dari breksi gunung api, lava, tufa, dan abu
gunung api. Breksi gunung api bersusunan desitpiroksen, kelabutua,
kompak dengan masa dasar tufa berbutir halus.
f. Lava bersusun andesit sampai basal, kelabu sampai kelabu kehitaman,
pejal dan sebagian berongga.
g. Tufa, putih kotor, kelabu, getas, berbutir sedang sampai kasar. Abu gunung
api, kelabu, berlapis baik dengan tebal 15-40 cm.
Satuan batuan ini berupa deretan kerucut Gunung Api Gunung Hiri,
Gunung Ternate, Gunung Simunjenge, Gunung Sebela, Gunung Kiematabu,
Gunung Mare, Gunung Moti, Gunung Makian Dan Gunung Tigalalu. Gunung Api
yang masih aktif adalah Gunung Gamalama, Gunung Kiematabu (Pulau Tidore)
Gunung Makian.
10
Sumber :Bakonsurtanal.
11
2.3. Kondisi Topografi dan Geomorfologi.
Dilihat dari tiap topografi tiap pulau maka hanya pulau tidore yang
memeliki topografi yang tajam dibadingkan tiga gugusan pualau terdekatnya
yaitu, berkisaran antara 15-40% dan bahkan sebagian >40% . daerah-daerah yang
memeliki topografi datar sampai landai di Pulau Tidore dapat ditemui dikelurahan
dowora, sebagian dikelurahan indonesiana, rum, ome, dan beberapa kelurahan
yang memeliki topografi datar. Kondisi topografi yang demikian juga dapat
ditemui di pulau maitra dan pulau mare, dimana seluruh kawasan yang
mempunyai topografi datar sampai landai, dimanfaatkan untuk pemukiman
sementara kawasan-kawasan dengan kemiringan 25-40% diperuntukan untuk
lahan perkebunan dan pertanian (kebun, tagalan dan ladang), topografi atau
kemiringan tanah dikota tidore berfariasi antara 0-2%, 2-15% dan 15-40%,
banyak tersebar dipingiran pantai. Kondisi tanah dipulau Tidore Kepulauan
sebagian besar memeliki ciri khas halus sampai sedang sedikit berpasir
memberikan kemanpuan draenase yang cukup baik dilihat dari sifat pori tanah
yang menyerap air. Peta Topografi Tidore Maluku Utara (Gambar 2.3.)
12
pasirnya adalah 29.9 C dan kelembapan pasirnya 50% serta serta berbatu
sediment dan beku dengan kemiringan lereng 65-85.
2.4. Stratigrafi
13
Tersusun oleh batu gamping hablur dan batu gamping pasiran dan sisipan
napal dan batu pasir, berumur akhir meosen- awal pliosen, tebal 600
meter.
600
500
2011 CH
400 2011 HH
2012 CH
300 2012 HH
2013 CH
200 2013 HH
2014 CH
100
2014 HH
0 2015 CH
2015 HH
BAB III
LANDASAN TEORI
14
3.1. Lingkungan.
15
pengolahan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang
dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran / atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemiliharaan, pengawasan dan penegakan hukum
Pengelolaan lingkungan hidup yang diselengarakan dengan asas tangung jawab
negara, asas berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan mewujudkan pembagunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam manusia seutuhnya dan
pembagunan masarakat Indonesia seluruhnya yang beriman yang bertaqwa
terhadap tuhan yang maha esa.
16
timbul dan bagaiamana cara pengelolaanya. Proyek disini bukan hanya
pembagunan fisik saja tetapi mulai dari perencanaan, pembagunan fisik sampai
sampai proyek tersebut dapat berjalan bahkan samapai proyek tersebut berhanti
masa operasinya. Jadi lebih ditekankan pada aktivitas manusia didalamnya.
17
berbagai parameter lingkungan yang akan terkena dampak penting;
lingkup wilayah studi maupun lingkup waktu.
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Dalam proses penyusunan ANDAL langkah-langkah penting yang harus
dilaksanakan oleh penyusunan AMDAL yaitu :
a. Pengumpulan data dan informasi tentang rencana dan kegiatan dan rona
lingkungan awal. Data ini harus sesuai dengan yang tercantum dalam
KA-ANDAL.
b. Proyek perubahan rona lingkungan awal sebagai akibat adanya renca
kegiatan. Seperti diketahui, bahwa kondisi atau kualitas lingkungan
tersebut akan mengalami perubahan menurut waktu dan ruang.
Demekian juga kualitas lingkungan tersebut akan mengalami
perubahan yang lebih besar dengan adanya aktivitas suatuh kegiatan
menurut ruang dan waktu. Perbedaan besarnya perubahan antara
dengan proyek dan tampa proyek inilah yang disebut dengan dampak
lingkungan.
c. Penentuan dampak penting terhadap lingkungan akibat renca kegiatan.
Bersarkan hasil pemikiran dampak yang dilakukan dari dua dampak
tersebut diatas, dapat diketahui berbagai dampak penting yang perlu
dievaluasi.
d. Evaluasi dampak penting terhadap lingkungan. Dampak penting
dievaluasi dari segi sebab akibat dampak terjadi, ciri dan karakteristik
dampaknya, maupun pola dan luas persebaran dampak. Hasil evaluasi
ini menjadi dasar penentuan langkah-langkah pengolahan dan
pemantuan lingkungan nantinya.
18
a. Upaya pencegahan dampak penting yang sekaligus meningkatkan
efiensiensi usaha dan menguragi resiko terhadap manusia dan
lingkungan harus merupakan prioritas utama.
b. Upaya pengelolaan lingkungan harus merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem menejemen organisasi keseluruhan dan harus
terus menerus diintergasikan ke dalam proses produksi, produk
maupun jasa.
c. Upaya pengelolaan lingkungan harus merupakan tangung jawab selurh
menejeman dan karyawan organisasi sesuai dengan tugas dan fungsi
masing-masing.
d. Upaya pengelolaan lingkungan harus membuka ruang yang cukup bagi
masarakat sekitar untuk terlibat dalam pengelolaan lingkungan.
Pengelolaan lingkungan dengan melibatkan masarakat harus
berorentasi pada pengelolaan lingkungan sekaligus kebutuhan
masarakat serta dalam merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan
mengevaluasi program yang akan dilaksanakan bersama-sama dengan
masarakat.
4. Rencan Pemantauan Lingkungan (RPL)
Pemantauan lingkungan merupakan upaya sistematis yang terencana untuk
memperoleh data kondisi lingkungan hidup secara priodik diruangan
tertentu berikut perubahannya menurut waktu. Dokumen ini memuat
rencana pemantauan terhadap berbagai komponen lingkungan hidup yang
sumber dampaknya telah dikelola.
Menurut Soeryo Adiwibowo (2000), pemantauan lingkungan harus
didesain sedemikian rupa agar memberikan masukan atau informasi
priodik mengenai hal-hal berikut :
a. Efektivitas upaya pencegahan dampak penting negatif
b. Perubahan efiesensi usaha
c. Antisipasi sejak dini resiko lingkungan yang akan timbul
d. Efektivitas sistem menejemen yang membagun,
e. Mutu lingkungan.
19
penyusnan AMDAL . Hasil penelaian Komisi terhadap dokumen ada tiga
kemungkinan :
20
yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang di inginkan. Dalam pemanfaatkan
sumber daya alam harus memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan. Daya dukung alam diartikan sebagai kemanpuan alam untuk
mendukung kehidupan manusia. Berkurangnya daya dukung alam akan
menyebabkan kemanpuan alam untuk mendukung kehidupan manusia menjadi
berkurang.
21
Undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Kententuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang selanjutnya direvisi oleh Undang-Undang Nomor 23
Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan.
22
Sejalan hal tersebut konsep yang meningkatkan antara kepentingan,
ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup sering menjadi bahan pembicaraan
bersama yang dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR) sejak
awal tahun 2000, banyak perusahaan swasta mengembangkan program CSR
tersebut. CSR merupakan integrasi antara bisnis dan nilai-nilai dimana
kepentingan Stake holder, Customer , pegawai, investor dan lingkungan tercermin
dalam kebijakan dan tindakan perusahaan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan CSR yaitu bahwa CSR merupakan
tindakan sukarela yang bertujuan mendekatkan perusahaan dengan persoalan
nyata dimasarakat sehingga dapat ditawarkan solusi yang harus dilakukan
perusahaan. Adapun bentuk-bentuk CSR antara lain pengelolaan lingkungan kerja
secara baik, membentuk kemitraan perusahaan bersangkutan dengan masarakat
lokal melalui berbagai kegiatan yang bersifat pemberdayaan. Selain itu CSR
berbentuk community development (pemberdayaan masarakat) dengan
mempersiapkan kemanpuan masarakat lokal. Berkaitan dengan lingkungan CSR
bisa dimulai dari lingkungan perusahaan itu sendiri yang antara lain yang
mencangkup penaganan limbah, pengelolaan industri yang tidak tercemari
lingkungan.
23
yang baik menunjukan dengan perhatian pada isu Hak Asasi Manusia (HAM) ,
etiak bisnis, kebijakan lingkungan, kontribusi perusahaan, pengembangan
masarakat dan masalah terhadap tempat kerja. Perusahaan mengkomonikasikan
kebijakan dan tindakan mengenai dampak yang akan diteriama masarakat,
pekerja, dan lingkungan secara transparan.
24
25
f. Pembiyaan untuk melaksanakan RKL merupakan tugas dan
tangung jawab dari pemerkasa rencana usaha dan/ atau kegiatan
bersangkutan.
g. Pada setiap rencana pengelolaan lingkunga hidup yang dicatumkan
institusi atau kelembagaan yang berurusan, kepentingan, dan
berkaitan dengan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup, sesuai
perundang-undang yang berlaku ditingkat nasional maupun daerah.
26
3.5. Pencemaran Udara.
27
sekitarnya. Kecepatan penyebaran pada suatuh wilayah akan bergantung pada
kondisi topografi serta arah dan kecepatan angin diwilayah tersebut.
Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak
berbau, dan tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-benar
bersih sudah sulit diperoleh, terutama dikota-kota besar yang banyak industrinya
dan padat lalu lintasnya. Terjadi kerusakan lingkungan berarti berkurangnya
28
(rusaknya) daya dukung alam yang selanjutnya akan menguranggi kualitas hidup
manusia.
Udara yang normal mengandung gas yang terdiri dari 78% nitrogen;
20% Oksigen; 0.03% (300 ppm) karbondioksoida dan sisinya terdiri dari Neon,
Heelium, Metan dan Hidrogen. Komposisi ini mendukung kehidupan manusia.
Karbondioksida (CO2), Metana (CH4) Nitrogen Oksida (N2O), merupakan Gas
Rumah Kaca (GRK), yang menyebabkan terjadi Efek Rumah Kaca (ERK), Efek
Rumah Kaca berguna bagi mahluk hidup dibumi. Jika tidak ada gas rumah kaca,
suhu di bumi ratap-rata -18C. Suhu ini terlalu rendah bagi sebagian besar mahluk
hidup, termaksut manusaia. Tetapi dengan adanya efak rumah kaca suhu dibumi
rata-rata 35C lebih tinggi yaitu 15C. Suhu ini sesuai bagi kehidupan mahluk
hidup (Soermarwoto 1991). Karbondioksida merupakan gas rumah kaca yang
paling dominan yang terjadi secara alamiah dan dan sangat berperan dalam sistem
biologis dunia kita
Karbondioksida merupakan gas yang tak berwarna yang terdiri dari satu
atom karbon dan dua atom oksigen. Karbondioksida adalah hasil pembakaran
senyawa organik jika cukup jumlah oksigen yang ada. Karbondioksida merupakan
29
salah satu partikel pencemar udara. Jika karbondioksida udara melebihi batas
normal yang menurunkan kualitas udara sampai pada batas yang mengangu
kehidupan.
30
Sumber : (Intergovermenmental Panel On Climate Change)
31