Documents - Tips - 275321414 LP Perforasi Gaster Repaireddoc
Documents - Tips - 275321414 LP Perforasi Gaster Repaireddoc
Disusun Oleh :
M. Fikri Rusnianto
14.401.12.060
Hematomesis
Anemis
Sianosis
F. Prognosis
Apabila tindakan operasi dan pemberian antibiotik berspektrum luas cepat dilakukan
maka prognosisnya dubia ad bonam. Sedangkan bila diagnosis, tindakan, dan pemberian
antibiotik terlambat dilakukan maka prognosisnya menjadi dubia ad malam.
Hasil terapi meningkat dengan diagnosis dan penatalaksanaan dini. Faktor-faktor berikut
akan meningkatkan resiko kematian :
Usia lanjut
Adanya penyakit yang mendasari sebelumnya
Malnutrisi
Timbulnya komplikasi
G. Penatalaksanaan
Penderita yang lambungnya mengalami perforasi harus diperbaiki keadaan
umumnya sebelum operasi. Pemberian cairan dan koreksi elektrolit, pemasangan pipa
nasogastrik, dan pemberian antibiotik mutlak diberikan. Jika gejala dan tanda-tanda
peritonitis umum tidak ada, kebijakan nonoperatif mungkin digunakan dengan terapi
antibiotik langsung terhadap bakteri gram-negatif dan anaerob.
H. Komplikasi
1. Infeksi Luka, angka kejadian infeksi berkaitan dengan muatan bakteri pada gaster
2. Kegagalan luka operasi
Kegagalan luka operasi (kerusakan parsial atau total pada setiap lapisan luka
operasi) dapat terjadi segera atau lambat
j. Sistem muskuluskeletal
I :Biasanya pada perforasi gaster akut pasien masih mampu untuk
melakukan aktivitas dan tidak terlihat kekuatan otot menurun namun pada
perforasi gaster kronis hal itu dapat terjadi
k. Integumen
I :Turgor kulit menurun akibat dehidrasi
3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan perlukaan pada lambung.
b. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi
tidak adekut.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
d. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan.
4. Intervensi
a. Nyeri berhubungan dengan adanya perlukaan di lambung.
Tujuan :Setelah dilakukkan tindakan selama 3 24 jam diharapkan
terdapat penurunan respon nyeri / nyeri hilang.
Kriteria hasil :Tingkat kenyamanan, (perasaan senang) tingkat persepsi positif
terhadap kemudahan fisik dan psikologis, tindakan individu untuk
mengendalikan nyeri, keparahan nyeri dapat diamati / dilaporkan,
jumlah nyeri yang dilaporkan.
Intervensi Keperawatan:
1) Gunakan laporan dari pasien sendiri pilihan pertama.
Rasional: Guna mengumpulkan informasi pengkajian.
2) Minta pasien untuk menilai nyeri.
Rasional: Membantu menilai nyeri atau ketidaknyamanan.
3) Gunakan lembar alur nyeri.
Rasional: Memantau pengurangan nyeri dari analgetik dan efek
sampingnya.
4) Lakukan pengkjian nyeri (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
keparahan nyeri, faktor presipitasi).
Rasional: Membantu membedakan nyeri.
5) Dalam mengkaji pasien gunakan kata kata yang konsisten dengan usia
dan tingkat perkembangan pasien.
Rasional: Membantu membangun suasana terapiutik.
6) Instruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat jika
peredaran nyeri tidak dapat dicapai.
Rasional: Nyeri yang berkelanjutan dicurigai adanya komplikasi.
7) Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi.
Rasional: Teknik distraksi relaksasi meminimalkan tingkatan rasa nyeri.
8) Observasi vital sign.
Rasional: Nadi dapat meningkat secara dini karena tingkatan nyeri
b. Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi tidak adekut, anaroxia.
Tujuan :Setelah dilakukkan tindakan selama 3 24 jam diharapkan
terjadi peningkatan asupan dalam pemenuhan nutrisi.
Kriteria hasil :Klien secara subjektif termotivasi untuk melakukan pemenuhan
ntrisi sesuai anjuran, asupan meningkat pada porsi makan yang
disediakan, mempertahankan berat badan, menoleransi diet yang
dianjurkan, mengungkapkan tekat untuk mematuhi diet.
Intervensi keperawatan:
1) Anjurkan agar klien memakan makanan yang disediakan di rumah
sakit.
Rasional: Untuk menghindari makanan yang justru dapat mengganggu
proses penyembuhan klien.
2) Beri makanan dalm keadaan hangat dan porsi kecil serta diet TKTP.
Rasional: Untuk meningkatkan selera dan mencegah mual,
mempercepat perbaikan kondisi.
3) Libatkan keluarga pasien dalam pemenuhan nutrisi tambahan yang
tidak bertentangan dengan penyakitnya.
Rasional: Klien kadang kala mempunyai selera makan yang sudah
terbiasa sejak dirumah. Dengan bantuan keluarga dalam pemenuhan
nutrisi dengan tidak bertentangan dengan pola diet akan meningkatkan
pemenuhan nutrisi.
4) Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan
serta sebelum dan sesudah intervensi pemeriksaan peroral.
Rasional: Hygiene oral yang baik akan meningkatkan nafsu makan
klien.
5) Beri motivasi dan dukungan psikologis.
Rasional: Meningkatkan secara psikologis.
6) Pencegahan dan penanganan diet yang berat dan aktivitas yang
berlebih.
Rasional: Diet yang terlalu keras meningkatkan kerja lambung
7) Timbang pasien dalam interval yang tepat.
Rasional: Membantu mengetahui adanya peningkatan atau penurunan
berat badan klien.
8) Anjurkan untuk makan porsi sedikit dengan interval sering.
Rasional: Mencegah perangsangan yang mendadak pada lambung.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapakan tidak terjadi kekurangan cairan tubuh .
Kriteria hasil :Tidak memiliki konsentrasi urin yang berlebih, tidak
mengalami haus yang tidak normal, memiliki keseimbangan
asupan yang seimbang, menampilkan hidrasi yang baik,
memiliki asupan cairan oral yang adekuat.
Intervensi keperawatan:
1) Observasi output dan input cairan setiap hari terhadap dehidrasi.
Rasional: Out put yang berlebih dapat terjadinya dehidrasi.
2) Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan
turgor kulit, pengisian kapiler lambat.
Rasional: Menunjukkan kehilangan cairan berlebihan / dehidrasi.
3) Kaji tanda tanda vital.
Rasional: Hipotensi, demam, dapat menunjukkan terjadinya
kehilangan cairan.
4) Observasi terhadap kehilangan cairan yang tinggi elektrolit (diare).
Rasional: Untuk mengevalasi kehilangan cairan.
5) Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk ketidaksinambungan cairan.
Rasional: Mengetahui jumlah cairan yang dibutuhkan.
6) Anjurkan keluarga untuk memberi minum klien 6 8 gelas air putih
setiap hari.
Rasional: Mengganti cairan elektrolit yang hilang melalui oral.
d. Kecemasan berhubungan dengan kurang pengetahuan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawan selama 1 x 15 menit
diharapkan klien menunjukkan ansietasnya berkurang.
Kriteria hasil : Ansietas berkurang dibuktikan dengan menunjukkan kontrol
agresi, kontrol ansietas, koping, kontrol implus. Melaporkan
tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik, manifestasi
prilaku akubat kecemasan tidak ada.
Intervensi keperawatan:
1) Beri dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan.
Rasional: Membantu mengeksternalisasikan ansietas.
2) Sediakan informasi faktual menyangkut diagnosis, perawatan dan
prognosis.
Rasional: Meminimalkan ansietas dengan ketidaktauan menyangkup
diagnosis, dan tindakan keperawatan.
3) Intruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi.
Rasional: Belajar cara untuk rileks dapat menbantu menurunkan
ansietas.
4) Dampingi pasien (misalnya selama prosedur).
Rasional: Meningkatkan keamanan dan mengurangi takut.
(Wilkinson. 2007 : 26)
DAFTAR PUSTAKA
Pieter, John, editor : Sjamsuhidajat,R. dan De Jong, Wim, Bab 31 : Lambung dan
Duodenum,
Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, EGC : Jakarta, 2004. Hal. 541-59.
Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 2, editor : Mansjoer, Arif., Suprohalta., Wardhani,
Wahyu Ika., Setiowulan, Wiwiek., Fakultas Kedokteran UI, Media Aesculapius, Jakarta : 2000
Azer, Samy A., Intestinal Perforation emedicine available from,
http://www.emedicine.com/med/topic2822.htm
Medcyclopaedia Gastric rupture, available from
http://www.medcyclopaedia.com/library/topics/volume_vii/g/gastric_rupture
Gharehbaghy, Manizheh M., Rafeey, Mandana., Acute Gastric Perforation in Neonatal
Period, available from http://www.medicaljournal-ias.org/14_2/Gharehbaghy.pdf
Sofi, Amela., Beli, erif., Linceder, Lidija., Vrci, Dunja., Early radiological
diagnostics of gastrointestinal perforation, available from http://www.onko-
i.si/uploads/articles/Radiology_40_2_2.pdf
Hermana, Asep., Awas, Bahaya Jamu Oplosan! Available from http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/2007/072007/05/cakrawala/lainnya