Anda di halaman 1dari 9

PRASASTI TURRYAN

MENENGOK BENDUNGAN JAMAN KUNO DI TUREN


(Suatu Kajian IPS Terpadu Peninggalah Sejarah)

Sinyamin1

Abstrak
Mengungkap fungsi dan peranan geografi, berguna untuk (1) menumbuhkan sikap kesadaran dan kepedulian
terhadap lingkungan hidup serta sumber daya. (2) Meningkatkan Toleransi terhadap kesadaran sosio budaya bagi
masyarakat. Peninggalan sejarah merupakan wahana yang cocok untuk mewujudkannya. Turen, kota kuno di
Indonesia memiliki sejarah daerah yang harus tetap mempertahankan jati diri, menjaga lingkungan hidup,
sumberdaya alam, sejarah, dan manusia. Kekayaan budaya perlu dipupuk seiring tetap tepeliharanya kelestarian
lingkungan dan budaya. Potensi Geografi memungkinkan wilayah Turen mengembangkan wilayah untuk
meningkat kesejahteraan masyarakat melalui peninggalan sejarah dan kemungkinan pengembangannya.
Katakunci: Geografi, Sejarah, Peninggalan budaya, Lingkungan Hidup, Sumber daya.

Abstract
Uncovering the function and role of geography, is useful to (1) cultivate an attitude of awareness and concern for
the environment and resources. (2) Increasing Tolerance to socio-cultural awareness for the community. Historical
heritage is a vehicle that is suited to make it happen. Turen, ancient city in Indonesia has a history of the area
should retain identity, safeguard the environment, natural resources, history, and human. Cultural property need
to be cultivated as fixed tepeliharanya environmental sustainability and culture. Potential Geography enables Turen
region to develop the area to increase the welfare of society through historical heritage and the possibility of
development.
Keywords: Geography, History, cultural legacy, Environment, Resources.

1
nyaminsi@gmail.com _ SMPN 2 Dampit Kabupaten Malang

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 53


Vol.1 No.2 Oktober 2016
P ISSN 2503 1201, E ISSN 2503 5347
1. Letak Geografis b. Kitab Pararaton, yang menjelaskan nama
Menelusuri sejarah kuno di Turen tidak tempat pelarian Ken Arok yaitu Turyyan-
lepas dari sumber sejarah yang ada, yaitu topodo dan Taloka. Turyyantopodo diiden-
Prasasti Turryyan. Prasasti ini terletak di desa tifikasi dengan Turen, sedangkan Taloka
Tanggung, Kecamatan Turen. Untuk menuju diidentifikasikan dengan Talok, salah satu
lokasi prasasti ini dapat ditempuh lewat dua desa di kecamatan Turen.
jalan. Pertama dari Pasar Turen, menuju arah c. Pada Masa Majaphit, Raja Wikrama-
barat (belakang pasar) menuju desa Tanggung wardhana, terdapat prasasti yang menyebut
1 km. Kedua, dari arah jalan Raya Turen nama Turen, dalam Prasasti Malang 1395,
Gondanglegi, masuk ke arah utara pada menyebutkan Bahwa para Pacatanda yang
pertigaan paling timur, megikuti jalan desa berkuasa di Turen hendaknya meneruskan
hingga sampai ke Lapangan Desa, pada perintah raja kepada Pejabat bawahannya
pertigaan di sudut utara langsung belok kanan seperti: Juru, Buyut. .
lurus akan sampai di lokasi prasasti Turyyan.
Letak Prasasti ini berada di tepian sungai 3. Tinjauan Geohistoris Isi Prasasti
Jaruman, yang menurut tinjauan geohistori Turyyan
sangat mendukung isi prasastinya. Prasasti ini Permohonan Dang Atu Pu Sahitya untuk
masih berada ditempat semula, dan tidak memperoleh sebidang tanah bagi pembuatan
menunjukkan tanda-tanda ada perubahan bangunan suci. Permohonan itu dikabulkan
tempat. raja dan diambilkan sebidang tanah di desa
Turyyan yang menghasilkan pajak 3 swarna
Tidak jauh dari tempat ini, dengan menyu-
emas. Pajak yang dihasilkan desa Turyyan
suri sungai Jaruman, atau ketika masuk dari setahun ialah 1 kati . Dan 1 swarna emas.
arah pasar Turen ke Barat, terdapat sisa-sisa Yang 3 swarna emas itulah yang dianu-
bangunan yang memang menunjukkan ciri gerahkan kepada Dang Atu. Ditambah lagi
bangunan besar. Bangunan ini oleh masyarakat dengan sebidang dengan sebidang tanah
disebut Brugan, tidak lain adalah sisa ba- tegalan di sebelah barat sungai dan disebelah
ngunan Bendungan yang membendung sungai utara pasar desa Turyyan. Tanah di sebelah
Jaruman untuk tanah Pertanian di sekitar barat sungai ini untuk tempat mendirikan
prasasti/wilayah Turen. tempat suci; dan penduduk hendaknya
bekerja bakti membuat bendungan sungai
tadi mulai dari air luah; sedang tanah
2. Tinjauan Historis
disebelah utara pasar untuk kamulan dan
Turen memiliki sejarah yang tua. Setidaknya pajak yang 3 swarna itu sebagai beaya pe-
dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa meliharaan tempat suci. Selebihnya di-
telah ada aktivitas politik, ekonomi dan jadikan sawah untuk sawah sima bagi
keagamaan sejak masa pemerintahan Mpu bangunan suci .
Sindok. Tentu ini bukan berarti sebelum itu
tidak terdapat aktivitas yang berarti. Berdasarkan acuan buku sumber yang ada,
Pada tahun 929 Mpu Sindok memindahkan pernah dicoba dilakukan penelusuran terhadap
pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tegah ke tinjauan Geohistori yang dilakukan oleh Drs.
Jawa Timur, sehingga di Jawa Timur mulai ada Supratignyo dan Drs. Kasimanunddin, pada
dinasti baru yaitu dinasti Isyana. Wilayah ini tahun 1988, telah direkam dalam Geohistori
diberi nama Medang. Selama pemerintahannya Prasasti Turyyan sbb:
telah meninggalkan 30 prasasti, dan terbanyak
terdapat di daerah Malang, termasuk prasasti Seperti halnya penelitian Kualitatif historis,
Turyyan. langkah yang ditempuh antara lain:
Prasasti Turyyan berangka tahun 851 Caka pengumpulan fakta, pengukian fakta, in-
atau 929 Masehi. Huruf yang dipakai adalah terpretasi fakta dan terakhir kesimpu-
Jawa Kuno (Kawi) dengan bahasa Sanskerta. lan/penulisan hasil penelitian. Fakta yang
diperoleh, berupa keadaan alam, tempat ke-
Mengenai pentingnya wilayah Turen dalam
ramat, legenda, bekas bangunan, informasi
sejarah Kuno Indonesia Kuno dapat terungkap sesepuh/tokoh masyarakat, dan sebagainya.
dari berbagai sumber, a.l:
a. Prasasti Turyyan yang berasal dari masa
Mpu Sindok.

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 54


Vol.1 No.2 Oktober 2016
P ISSN 2503 1201, E ISSN 2503 5347
Pertama, letak prasasti itu memang di barat jembatan kecil di tempat menurun, agak jauh
sungai Jaruman yang agak tinggi, suatu tanjung dari gundukan dan berada di bawahnya. Jadi
ke arah sungai di tempat sungai jaruman agak dua gundukan kanan kiri itu adalah tangkis
berbelok. Dari tempat ini dapat memandang bendungan dan dibuat manusia sesuai
bebas ke arah selatan, timur dan utara. dengan isi prasasti/perintah raja.
Ketinggian dari dasar sungai Jaruman kira-kira - Di dekat jembatan sekaran dan di tempat
tiga pohon bamboo petubng atau sekitar 50 60 yang agak tinggi dapat diamati adanya bekas
meter dengan kemiringan 45 derajat. Dari lokasi sungai buatan ke arah barat (desa
prasasti atau bagian tepi barat sungai Jaruman Tanggung). Oleh penduduk disebut Kali
mendatar ke arah barat dan letaknya lebih tinggi Lisan atau Kali Mati.
dibandingkan dengan bagian timur sungai.
Dengan demikian bagian barat (desa Tanggung) Ketiga, letak pasar Turyyan dahulu kala,
lebih tinggi dari bagian timur (Kelurahan tidak sama dengan pasar Turen sekarang.
Sedayu dan Turen), berarti desa Tanggung Menurut isi prasasti tanah di sebelah utara
memang sulit pengairannya dibandiung dengan pasar untuk kamulan dan selebihnya untuk
Turen maupun Sedayu. Bila Turen dan Sedayu sawah. Kalau di utara pasar sekarang untuk
kaya akan sawah berkat sungai Sumberwuni sawah tisak mungkin sebab tanahnya meru-
dan Kebonalas, desa Tanggung tak memiliki pakan cekungan dan juga bagian barat areal
sawah, tetapi tanah kering (tegalan) dan Tanah bendungan Turyyan. Jarak antara pasar dengan
ini memerlukan saluran air. sungai Jaruman di barat sekarang ini hanya
Kedua, letak bendungan, di sini agak sulit sekitar 50 meter. Bahkan mungkin pasar ini
dan memerlukan waktu yang lama, baik dahulu juga merupakan bibir bendungan di
pengamatan lapangan, untuk mendeteksi ke- bagian Timur. Legenda menceriterakan bahwa
adaan alamnya maupun menampung informasi pasar dahulu kala terletak disedayu (mungkin
masyarakat lainnya. Langkah yang dilakukan areal Pindad sekarang). Ditinjau dari toponimi,
adalah: dijelaskan pula asal nama Turen; dari kata hantu
- Menyusuri sungai Jaruman sejak jembatan leren (Turen). Di pasar lama (Sedayu) siang
Kedok sampai ke tempat prasasti Turryan, hari para pedagang sering kehilangan
sehingga menemukan cekungan yang amat barangnya dan setelah dipindah ke utara (Pasar
dalam dan lebar dan masyarakat menyebut Turen sekarang) tak ada pencurian atau hanya
tanah mbeg-mbeg. Tanah mbeg-mbeg adalah berhenti (leren) mencuri.
tanah yang selalu berair, berada di kanan dan Keempat, letak apa yang disebut Kamulan.
kiri sungai hanya bisa ditanami padi atau Kamulan dapat berarti istilah untuk tempat/
sayur air/kangkung. Lokasinya berada di desa pertama (mula), bisa juga untuk tempat
belakang pasar Turen sekarang, bahkan keamanan yang magis/keramat. Tujuan untuk
dipakai sebagai tempat pembuangan sampah menjaga tempat yang disucikan dan biasanya
sejak 1950. diletakkan arca Ganesya, selain dewa ilmu
- Diketemukan suatu tempat yang unik berupa pengetahuan juga penjaga/penolak bala (ba-
gundukan tanah yang cukup tinggi dan haya). Bekas Kamulan sekarang disebut Kan-
berada di kanan dan kiri sungai berbentuk dang Bumi, suatu tempat keramat; bahwa siapa
kerucut. Letaknya di bagian selatan tanah pun yang berada di situ akan meninggal/hilang.
mbeg-mbeg atau juga di Brugan, di mana Letaknya berada di belakang SMEA (pen:
mulut sungai mengecil. Artinya jarak antara SMK) Negeri Turen, berada di tengah sawah
tepi sungai menjadi 15 meter di bagian atas. dengan ukuran sekitar 25 meter2 suatu tanah
Kedua gundukan ini berhadapan simetris cekung yang tidak ditanami.
tampaknya dibuat manusia dari campuran Dalam uraian mengenai pengamatannya
tanah dan batu. Tinggi sekitar 20 meter dan terahadap realitas alam di Turen tersebut Drs.
lebar bagian atas 15 meter. Ceritera rakyat, Supratignyo dan Drs. Kasimanuddin juga
dahulu memang ada bendungan dan bila menguraikan analisa sebagai berikut:
orang Turen pergi ke Tanggung atau a. Berdasarkan pengamatan sejak dari tangkis
sebaliknya dapat berjalan di atas tangkis. ke utara (berbelok) sampai di utara Jem-
- Keadaan sekarang berlainan, sebab se- batan besar (Jalan Raya Turen Malang)
karang menghubungkan dua desa itu berupa yang disebut Jembatan kedok, jaraknya 500

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 55


Vol.1 No.2 Oktober 2016
P ISSN 2503 1201, E ISSN 2503 5347
meter. Jadi dengan ketinggian rata-rata 20 sekarang jadi tahunnya tidak mungkin
meter, panjang 200 meter dan lebar sungai salah).
yang ditanah mbeg-mbeg dahulu 100 meter, 4) Pada tahun 1923 ketika pendirian
maka isi bendungan 500 x 100 x 20 = 5 juta pabrik Tapioka juga pernah diren-
meter kubik. Berdasarkan kenampakan canakan membendung sungai Jaruman
geografis di atas dengan membendung su- untuk kepentingan air dan tenaga
ngai Jaruman air yang tertampung naik listrik, rencana ini gagal dan dialihkan
sampai di atas sungai buatan yaitu Sungai ke sungai sumberwuni yang letaknya
Mati, sehingga daerah Tanggung dapai mendatar dengan tanah di
pengairan. sekelilingnya.
b. Sekarang di tanah mbeg-mbeg atau disebut 5) Di tempat ini juga terdapat makam
daerah Brugan kaya akan sumber air Mbah Kambang, di tepi tanah mbeg-
sehingga di situ ada kamar mandi untuk mbeg dan dekat kamar mandi umum di
umum. Terhadap hal ini pernah dilakukan utara pasar Turen sekarang. Cerite-
usaha-usaha mengembalikan bendungan, ranya, beliau adalah penjaga salah
antara lain: seorang penjaga bendungan yang
1) DPRDS Kabupaten Malang pernah meninggal tenggelam saat bendungan
membicarakan untuk dilakukan pemu- bobol karena terjadi banjir besar. Kapan
lihan bendungan, tetapi gagal karena bobolnya sampai sekarang tidak
tanah disekitarnya telah dibuat petak- terdapat sumber sejarahnya. Keya-
petak sawah dan tempat pembuangan kinan masyarakat (lisan) peristiwa
sampah. tersebut terjadi pada tahun 1912.
2) Pada tahun 1976, masyarakat desa c. Terhadap arca Geneca yang terdapat di
Sepanjang pernah mencoba membuat halaman Kantor Kelurahan Turen, dahulu
penampungan air dari sumber di situ, arca ini terdapat di pertigaan Bokor. Pada
tetapi gagal. tahun 1951 arca ini dipindah ke muka pasar
3) Secara kebetulan penulis adalah warga Turen dan pada tahun 1983 pernah hilang
desa Sepanjang, sehingga ketika me- tetapi 3 bulan kemudian diketemukan
lakukan penulisan ini mencoba me- kembali.
lakukan wawancara, ternyata tahun
yang ditulis dalam buku salah, bukan Dapat dipastikan bahwa arca Geneca ini
tahun 1976 tetapi tahun 1967, ada berasal dari Kandang bumi sebagai Kamulan,
kemungkinan kesalahan ketik dari buku penjaga Prasasti Turyyan juga bendungan serta
sumber tersebut. Narasumber adalah pasar. Jarak Kamulan Prasasti Turyyan di-
anak dari Kepala Dusun Krajan yang ambil garis lurus sekitar 300 meter dan Ganeca
kebetulan waktu itu orang tuanya menghadap ke timur (Gunung Semeru). Dengan
sedang memimpin Kerjabakti, kemu- imajinasinya dapat digambarkan Kamulan
dian diberitahukan cucu pertamanya merupakan puncak segitiga, sedang antara
lahir, karena senangnya kakek ini prasasti dengan Kamulan merupakan garis
sampai terjatuh di tempat kerjabakti, tegak. Alasnya adalah Pasar Turyyan dan ben-
kejadian ini masih diingat sampai dungan yang jaraknya 1,5 Km.

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 56


Vol.1 No.2 Oktober 2016
P ISSN 2503 1201, E ISSN 2503 5347

Gambar Lokasi Prasasti Turryan di Kecamatan Turen

4. Peranan Geografis dalam Pelestarian Dari data geografis yang ada, pada lokasi
Sumberdaya Alam bendungan yang ada kenyataannya terdapat
Wilayah Turen memiliki sejarah panjang, banyak sumber air di berbagai sudut. Sekarang
tentu merupakan kebanggaan tersendiri bagi ini sumber air tersebut dimanfaatkan oleh warga
masyarakat Turen. Ini berarti ada semacam sekitar untuk tempat mandi dan cuci, bahwa di
tanggung jawab sosial dan kultural dari sudut utara masyarakat menyebut Preh
masyarakat untuk memahami kembali keja- airnya begitu melimpah sehingga dimanfaatkan
yaan masa lampaunya. masyarakat untuk pertanian dan kegiatan
Pemanfaatan aliran Sungai Jaruman sebagai perumahan terdekat. Sumber air inilah yang
Bendungan merupakan jawaban jaman terhadap dahulu akan dimanfaatkan oleh masyarakat
tantangan geografis. Wilayah Turen merupakan desa Sepanjang untuk menambah debet air dari
wilayah pertanian yang luas, dengan keter- Sumberowo. Saluran yang dipilih adalah
sediaan air yang cukup. Menilik isi prasasti menggunakan saluran lama yang disebut kali
Turryan, bahwa tanah di sebelah barat Sungai mati.
merupakan tanah tegalan. Ini berarti pula bahwa Tanggung jawab sosial yang harus
tanah yang ada di sebelah barat sungai diwujudkan oleh masyarakat adalah dapat
merupakan tanah kering, dan ketersediaan terpeliharanya sumber air tersebut, dengan tetap
airnya kurang. Untuk itu berdasarkan isi mempertahankan kelestarian lingkungan yang
prasasti tersebut rakyat diminta untuk mendukung keberadaan sumber air. Pohon-
bergotong royong mermbangun bendungan dari pohon besar sebagai penopang utama terja-
air luah. minnya sumber air harus dijaga kelestariannya.
Peremajaan terhadap pohon tersebut sangat

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 57


Vol.1 No.2 Oktober 2016
P ISSN 2503 1201, E ISSN 2503 5347
menentukan apakah sumber air yang ada dapat a. Legenda.
bertahan dalam masa mendatang. Kesadaran Konon nama Turen, sangat dekat dengan
untuk menyadari ketergantungan alam dan ceritera yang tumbuh dilingkungan masya-
manusia merupakan sumber inspirasi tetap rakat. Pada suatu waktu, di sebuah pasar sering
terjaganya kelestarian sumber air. terjadi kehilangan barang dagangan. Para pe-
Tanggung jawab kultural yang harus di- dagang menjadi resah, dan saling berusaha
wujudkan oleh masyarakat Turen adalah men- mencari siapakah yang melakukan pencurian
jaga agar kebiasaan-kebiasaan yang selama ini itu. Setelah lama diselidiki ternyata pencurinya
telah dilakukan dalam hubungannnya dengan hantu yang ada di tempat keramat di dekat
pemanfaatan sumber air, harus dapat menjamin pasar. Setelah dilakukan pemindahan pasar ke
kelestarian. Kebiasaan mandi di kolam Preh, utara, maka pencurian yang dilakukan oleh
tidak mengganggu tetap terjaganya lingku- hantu itu berhenti. Sebutan hantu leren
ngan. Dari kondisi yang ada sekarang, tanah di mencuri itu kemudian dikenal masyarakat
sekitar tempat pemandian banyak yang ter- menjadi Turen.
kikis, lonsor atau mengalami pengikisan secara Sekilas ceritera ini perlu dilakukan kritik,
disengaja. Boleh jadi yang dilakukan oleh bahwa ceritera tersebut tidak kontektual.
masyarakat khususnya anak-anak, tidak se- Pasalnya, sebutan makhluk halus bagi masya-
ngaja, atau karena ketidak tahuan mereka rakat jawa dengan istilah hantu tidak lazim,
terhadap usaha menjaga tetap utuh peninggalan mereka sering menyebut makhluk halus yang
budaya. biasa mencuri dan bisa melakukan kegiatan di
Pemanfaatan tanah di sekitar sumber air siang hari dengan istilah Gendruwo.
sebagai lahan pertanian, menggunakan pola Sedangkan sebutan Hantu lazim digunakan
teraa serring, untuk menahan erosi merupakan oleh masyarakat yang sudah mengenal bahasa
usaha positif. Di samping itu juga diman- Indonesia.
faatkan untuk perikanan, sangat tepat karena Ceritera yang lebih masuk akal adalah
persediaan air di sudut utara dan barat legenda setempat, yang berhubungan dengan
melimpah. keberadaan kondisi alam di wilayah ini. Konon
Kalimati, adalah lahan yang selama ini tidak di wilayah yang kemudian disebut Turen
berpenghuni. Sekarang tanah ini dipergunakan banyak terdapat pohon turi. Pohon ini sering
oleh masyarakat, untuk menanam pepohonan ditanam masyarakat di pinggir jalan. Atau
kayu. Sengaja atau tidak ini merupakan usaha dalam kondisi tertentu pohon ini bila dibiarkan
positif menambah plasma nutfah. Di lereng memunyai sifat mudah tumbuh di sekitar po-
sungai banyak ditanami pohon jati, atau jenis hon induk. Memungkinkan suatu daerah atau
tanaman kayu. Di samping untuk menambah kawasan yang banyak ditumbuhi pohon Turi,
produksi oksigen tentu penanaman ini meru- suatu saat menjadi hutan turi. Dalam tradisi
pakan pemanfaatan geografis yang produktif. bahasa Jawa Mengucapkan suatu tempat yang
memiliki kekhususan dengan menyebut ke-
khususannya tersebut, dengan menambah
akhiran an. Sehingga untuk menyebut tem-
pat yang banyak pohon turi-nya dengan
sebutan Turi-an. Pengucapan kata ini dalam
kaidah bahasa Jawa akan berubah menjadi
TUREN. Ini parallel dengan sebutan Pa-
awu-an, menjadi Pawon artinya tempatnya
awu(abu). Pari-an menjadi Paren, berarti
tempatnya Pari (Padi), dsb.
Gambar Pemanfaatan Lereng Tebing Sungai Berdasarkan bukti prasasti, kiranya lebih
berdasar, bahwa dalam prasasti Watu Godeg
5. Tinjauan Kultural Masyarakat terdapat sebutan daerah tanah di desa
Tinjauan budaya yang tumbuh di masya- Turyyan, dan dalam prasasti Katinden, yang
rakat Turen sangat beragam, sehubungan berangka tahun 1395, telah menyebut daerah ini
dengan itu dikemukakan bebara hal: dengan Sebutan Turen. Dengan demikian

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 58


Vol.1 No.2 Oktober 2016
P ISSN 2503 1201, E ISSN 2503 5347
dapat dipastikan bahwa nama Turen sudah ada Bapak? Dia menjawab, bahwa anaknya baru
sejak jaman Majapahit. saja bermain di sekitar Prasasti ini, sepulang
b. Tradisi. di rumah anak tersebut langsung panas,
Tradisi yang tumbuh dilingkungan masya- setelah ditanya ternya anak tersebut
rakat Turen sehubungan dengan peninggalan mengaku pulang dari bermain membawa
budaya ini ada beberapa: batu dari lokasi prasasti. Kemudian
1) Tradisi Lisan tentang Bendungan Jebol dicarinya batu itu, dan dikembalikan oleh
sekitar tahun 1912. Dalam Masyarakat orang tuanya. Bagaimana keadaan panas
berkembang tradisi lisan bahwa Jebolnya putranya tersebut, penulis tidak menelusuri
bendungan ini membawa kurban penjaga lebih lanjut. Dalam pembahasan ini ter-
Bendungan. Setelah ditemukan penjaga ter- ungkap bahwa Masyarakat di sekitar areal
sebut sudah dalam keadaan mati dan Prasasti masih memiliki kepercayaan gaib,
mengambang di atas air, itulah sebabnya yang menghubungkan anatar sakit dengan
penjaga bendungan tersebut kemudian di kekuatan roh halus atau sejenisnya.
kenal dengan nama Mbah Kambang yang
makamnya ada di areal Bendungan, 6. Mungkinkah Wadhuk Berfungsi?
sekarang masih ada. Setelah melakukan pengamatan dan pemi-
2) Tradisi Lisan Kandang Bumi. Konon kiran secara mendalam terhadap geohistoris
tempat ini oleh masyarakat sekarang masih prasasti Turyyan ini, dapat dikemukanan be-
dikeramatkan. Keadaanya sekarang tempat berapa tambahan sebagai bentuk penafsiran
ini berupa areal tanah kosong, dipagar. terhadap isi prasasti melengkapi penafsiran di
Masyarakat atau anak-anak untuk bermain atas, yaitu:
di tempat ini ada keengganan (semacam rasa a. Adanya pembangunan bendungan di
takut) atau tabu. Diperkirakan di sini adalah maksudkan untuk mengairi tanah sawah atau
tempatnya Ganeca, yang sekarang arca ini tegalan di sebelah barat sungai. Apabila
ada di halaman Pendopo Kelurahan Turen, dilakukan penelusuran terhadap aliran Kali
Jl. Stadion Utara (Gunung Ceneng). Menilik Mati yang dimaksudkan dalam tulisan diatas
dari fungsi Ganeca, tempat ini dianggap dapat dilihat bahwa air tersebut sebagian
berbahaya sehingga untuk menetralkan atau besar tidak diperuntukkan untuk persawahan
menjaga dari Bala, harus ditempatkan arca di desa Tanggung saja, melainkan hampir
Ganeca. Umumnya pe-ninggalan sejarah di sebagaian besar untuk persawahan di desa
suatu daerah dalam lokasi yang dekat akan Sepanjang yang memang memiliki sawah
dikumpulkan di satu tempat. Khusus untuk yang luas.
kasus ini masyarakat menganggap tidak Ini berarti bahwa bendungan yang dimak-
mungkin, karena dalam tradisi yang sudkan dalam prasasti Turyyan diper-
berkembang bahwa antara Ganeca yang gunakan untuk mengairi tanah persawahan
berada di sebelah timur Sungai, tidak bisa di yang membentang di wilayah Panjer (Jeru),
satukan dengan Prasasti, yang berada di Tanggung dan Sepanjang.
Barat Sungai. Ceritera yang menguatkan
kepercayaan ini adalah konon arca ganesa
itu pernah hilang selama 3 bulan, tetapi tidak
diketahui dari kemudian arca ini telah ada di
tempatya. Apa kemungkinannya? Jawabnya
diserahkan pada masyarakat, percaya atau
tidak.
3) Ketika Penulis melakukan kunjungan di
Situs Prasasti, tanpa di duga datang seorang
anggota masyarakat. Dia datang ke kami
yang bersamaan dengan Juru Kunci,
kemudian seseorang tersebut menyam- Gambar Pemanfaatan Kali Mati
paikan untuk mengembalikan batu di
tempatnya, yaitu disekitar prasasti Turryan. b. Dalam pengamatan terhadap peta Topografi
Secara spontan penulis bertanya, Kenapa Desa Sepanjang yang dibuat pada Jaman

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 59


Vol.1 No.2 Oktober 2016
P ISSN 2503 1201, E ISSN 2503 5347
Belanda, tercantum sebuah bangunan Wa- Harapan ditumpukan pada Generasi yang
duk (tempat penampungan air). Bangunan menyadari pentingnya sejarah dan kemajuan
ini sekarang masih terlihat sisa-sisanya, masyarakatnya.
meskipun sekarang sudah tidak berfungsi.
Sangat dimungkinkan bahwa waduk ini juga 7. Kesimpulan
ada hubungannya dengan keberadaan Ben- Di akhir pembahasan tentang prasasti
dungan yang dimaksudkan dalam prasasti Turyyan, dikemukakan kesimpulan:
Turyyan. Seperti apa hubungannya sangat a. Tentang sawah dan ladang yang bertambah
sulit dilukiskan karena keterbatasan sumber luas menandakan suatu daerah yang mak-
sejarah. mur. Masyarakat yang agraris dan agamis
b. Kenyataannya meskipun Kali Mati tidak ada kelanjutan masyarakat Kanjuruhan dan masa
airnya, sungai yang mengalir di desa Medang.
Sepanjang tetap mengalir, dan berasal dari b. Sungai Jaruman ada, mengalir dari utara ke
mata air Sumberowo di desa panjer. Sa- selatan yang nantinya bermuara di kali lesti,
ngat dimungkinkan bahwa adanya ba- di desa Banjarejo.
ngunan Bendungan yang kemudian berhu- c. Lokasi dengan prasastinya ada di tempat
bungan dengan sungai ini merupakan upaya yang ideal berupa tanjung ke sungai dan
untuk menambah debet air, sehingga untuk ditempat yang tinggi di sebelah barat sungai
keperluan pertanian airnya menjadi cukup. Jaruman.
c. Ada penemuan yang mungkin sampai d. Bekas bendungan, tangkis bendungan, su-
sekarang belum terungkap secara resmi, ngai buatan (kali mati) ada dan dengan
tetapi masyarakat sudah mengetahui dan imajinasi yang rasional dapat diinte-
maklum bahwa di persawahan desa pretasikan di situlah bendungan berada.
Sepanjang, terdapat peninggalan batu yang Mampu mengisi air lima juta meter kubik.
oleh masyarakat disebut Watu Kenong. Tujuannya waktu itu untuk mengairi daerah
Sekarang ini batu tersebut masih ada di tanggung, sebelah barat sungai Jaruman.
tengah persawahan. Bagi masyarakat e. Bekas tempat Kamulan ada, berupa tanah
Sepanjang, yang 100% adalah muslim, hal kosong agak dalam di tengah persawahan
ini dianggap tidak begitu berarti. Oleh dan terkenal dengan sebutan kandangbumi.
Petani, batu tersebut batu tersebut diteng- Di situlah dahulu arca Ganeca, menjaga
gelamkan di dalam tanah, supaya tidak prasasti, pasar dan bendungan.
mengganggu kepercayaan agama dan kegi- f. Bekas pasar Turen dahulu tidak ada, tetapi
atan pertanian. jelas erada di selatan prasasti, berarti di desa
Menilik keberadaan watu kenong ini, berarti Sedayu sekarang di sebelah timur sungai
kegiatan keagamaan ada di lahan pertanian Jaruman (mungkin di areal Pindad). Le-
ini. Setidak kegiatan upacara yang ber- genda mengatakan memang pasar dipindah
hubungan dengan kegiatan pertanian. Bila ke utara yaitu pasar Turen sekarang, karena
dihubungkan dengan Bendungan, Kali mati, pasar lama banyak pencurinya (hantu).
Waduk, Watu Kenong, maka wilayah dan g. Wilayah kekuasaan desa Turen antara abad
material peninggalan tersebut sesuai, cocok, ke VIII XV, luas sekali setara Kabupaten
bahwa memang berhubungan. Malang bagian selatan sekarang.
Dari uraian di atas, kemudian timbul
pertanyaan besar bagi penulis, Mungkinkah Demikian catatan penulis dengan segala
hubungan yang cocok, dan memang seka- keterbatasan pengamatan, untuk sekedar me-
rang dibutuhkan masyarakat, dapat difung- nambah wawasan mengenai keberadaan Pra-
sikan kembali? Untuk menjawab pertanyaan sasti Turryan dan Bendungannya yang sampai
ini diperlukan koordinasi dan pengorbanan sekarang belum dikenal banyak oleh masya-
yang sangat besar, apalagi setelah melihat di rakat genarasi muda Kabupaten Malang.
lapangan bahwa daerah sekitar bendungan
telah banyak dihuni masyarakat manusia 8. Daftar Pustaka:
dengan segala keinginan, yang tentu saja [1] Soebantardjo, R.M. (1991/1992), direview
sulit dipersatukan. Lalu bagaimanakah nasib Drs. Supratignyo (1996/1997), GEO-
peninggalan sejarah ini? kita biarkan? HISTORI INDONESIA Bahan Penataran

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 60


Vol.1 No.2 Oktober 2016
P ISSN 2503 1201, E ISSN 2503 5347
untuk Guru Sekolah Menengah Umum, [3] Marwati Djoened Pusponegoro, dkk. 1984,
Departemen Pendidikan dan kebudayaan Sejarah Nasional Indonesia, Jilid VI, Balai
Direktorat jendral Pendidikan Dasar dan Pustaka, Jakarta.
menengah Direktorat Pendidikan [4] Soepratignyo, Sejarah Turen, Makalah.
Menengah Umum, 1996/1997. [5] Agus Sunyoto, 2000, Petunjuk Wisata
[2] Habib Moestopo, M., Irwan Darmadi, Sejarah Kabupaten Malang, Lingkaran
1984, Dari Pura Kanjuruhan menuju Studi Kebudayaan.
Kabupaten Malang, Tinjauan Sejarah Hari
Jadi Kabupaten Malang, Pemerintah
Kabupaten Malang.

Jurnal Teori dan Praksis Pembelajaran IPS | 61

Anda mungkin juga menyukai