Anda di halaman 1dari 5

IX.

Hasil Evaluasi Sediaan

No. Evaluasi sediaan Hasil


1. Uji kebocoran Tidak bocor
2. Warna Bening (Jernih)
3. pH 4,5
4. Volume Terpindahkan 100%

X. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dibuat sediaan Infus Amonium Klorida 0,5%
dengan zat eksipien WFI sebagai pembawa, Dekstrosa sebagai zat pengisotonis
dan Na EDTA sebagai agen pegkelat.

Infus merupakan sediaan parental. Sediaan parental (menurut British


Pharmacopoea 2009 Volume III dalam Parental Preparation, hal. 1) merupakan
sediaan steril yang dimaksudkan untuk pemberian secara injeksi, infus atau
implan pada tubuh manusia atau hewan. Sedangkan Infus (menurut British
Pharmacopoea 2009 Volume III dalam Parental Preparation, hal. 4) adalah
sediaan steril berupa larutan atau emulsi menggunakan air sebagai pelarut.
Biasanya dibuat isotonis terhadap darah, pada prinsipnya ditunjukkan untuk
pemberian volume besar. Infus tidak mengandung zat tambahan pengawet.

Amonium Klorida infus mempunyai efek farmakologi sebagai pengasam


urin dan memperbaiki alkalosis metabolis, pembuatan sediaan ini menggunakan
teknik sterilisasi akhir dikarenakan zat aktif tahan terhadap pemanasan.

Dalam praktikum pembuatan sediaan steril alat-alat yang akan


digunakan harus disterilisasikan terlebih dahulu, bahan yang tahan pemanasan
dan bukan untuk mengukur disterilisasikan menggunakan metode sterilisasi
panas kering dengan menggunakan alat oven pada suhu 160C. Alat yang tidak
tahan panas atau alat yang digunakan untuk mengukur disterilisasikan
menggunakan metode panas basah dengan alat autoklaf pada suhi 121C selama
15 menit.

Digunakan WFI (Water for Injection) sebagai pembawa, sebelumnya


WFI harus dilakukan depirogenasi dengan menggunakan karbon absorben. Cara
kerja karbon absorben dengan menyerap pirogen yang ada dalam WFI.

Karena dalam aturan sediaan infus tidak boleh menggunakan zat dapar dan
bahan pengawet maka, eksipien yang digunakan hanya Dekstrosa dan Na
EDTA. Dekstosa berfungsi sebagai zat pengisotonis, perlunya ditambahkan zat
pengisotonis agar tonisitas sediaan isononis terhadap cairan yang ada pada
tubuh manusia. Tonisitas sediaan setara dengan 0,9% NaCl dimana 1 gram
dekstrosa sama dengan 0,16 gram NaCl maka, ditambahkan 1,58 % dekstrosa.
Zat aktif bersifat higroskopis maka perlu ditambahkan agen pengkelat untuk
mencegah kekeruhan pada sediaan, agen pengkelat yang digunakan adalah Na
EDTA sebanyak 0,2 %.

Pembuatan dengan sterilisasi akhir pada tahap sterilisasi,penimbangan,


pemcampuran bahan dilakukan, pemasangan etiket, evaluasi dan pemasangan
kemasan. Pada saat bahan-bahan yang telah ditimbang dibawa cawan harus
ditutup dengan menggunakan aluminum foil. Pada saat pencampuran bahan
harus memperhatikan prosedur kerja yang baik agar terhindar dari kontaminan
terhadap sediaan.

Sediaan yang telah distelisasikan dilakukan evaluasi. Evaluasi yang


dilakukan pada sediaan infus meliputi volume terpindahkan, kejernihan, uji
kebocoran dan pengecekan pH.

Prinsip dari uji kejernihan yaitu Membandingkan kejernihan larutan


dengan larutan amonium klorida pada penerangan yang cukup, maka hasil yang
didapat sediaan lolos uji, larutan jernih dan tidak keruh ataupun berubah warna.

Prinsip dari penetapan pH adalah dengan menggunakan alat pengukur


pH, maka hasil dari uji ini adalah lolos uji dikarenakan pengujian menunjukkan
pH 4,5 dan pH target sediaan adalah pH 4,5. Hal ini dikarenakan stabilitas
bahan aktif pada pH 4,5 sampai 6,0. Sehingga hal ini sesuai dengan literatur
Tadeus (2013) yang menyatakan stabilias bahan aktif ammonium klorida
berkisar pada pH 4 - 6,0.
Prinsip dari pengujian kebocoran yaitu membalikkan 90 wadah sediaan,
dilihat apakah terjadi kebocoran melalui tutup botol atau tidak, maka didapat
hasil yaitu lolos uji karena tidak terjadi kebocoran pada tutup botol. Hal ini
dinyatakan pada literatur widyatama (2012) uji kebocoran dilakukan dengan
membalikkan wadah 90 dan tidak mengalami kebocoran pada penutup wadah.

Prinsip dari pengukuran volume sediaan yaitu mengukur volume isi


sediaan pada gelas ukur, maka didapat hasil uji lolos karena volume total
terpindahkan sebesar volume total ditambah penambahan lebih dari 5%. Hasil
yang diperoleh sesuai dengan literatur dimana volume terpindahkan tidak
kurang dari 100% (FI IV, 1995).
XI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa sediaan
parenteral yaitu infus didapatkan volume terpindahkan yaitu 100% dengan pH
yaitu 4,5 berwarna bening dan tidak adanya kebocoran.

Anda mungkin juga menyukai