Anda di halaman 1dari 19

RUANG KISI RESIPROK

MAKALAH FISIKA ZAT PADAT


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Matakuliah Pendahuluan Fisika Zat
Padat

Oleh

KELOMPOK IV

1. FITRI PERMATA INDAH (1301667)


2. WELA YULIANDA (1301669)
3. RAHMAD ARIF SYAFRINDO (1301661)
4. YUDHA NUGRAHA (14034024)
5. VARADILA SAHANAYA (1301673)
6. NIZAMULLAH (1201469)
7. RIZALDI PUTRA (1301679)

Dosen Pembimbing : Dr. RAMLI, S.Pd, M.Si

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dari beberapa jenis zat diantaranya zat padat, cair, dan gas ternyata
ada keunikan tersendiri dari susunan zat-zat ini. Disini kita mengkerucut
membahas tentang zat padat, dimana zat padat ini terdiri dari atom-atom, ion
atau molekul yang sangat berdekatan dan menempati kedudukan tertentu
disekitar posisi keseimbangannya. Secara umum zat padat itu memilki sifat
bentuk dan volume yang sukar berubah. Zat padat yang akan kita bahas kali
ini adalah berhubungan dengan Kristal. Di dalam Kristal ini ada beberapa hal
yang dapat kita analisis dan harus kita pahami. Untuk mengetahui lebih jauh
lagi tentang Kristal ini , maka kami membahas materi tentang Kristal dengan
topik Ruang Kisi Resiprok. Dalam membahas ruang kisi resiprok ini akan
dibahas tentang Amplitudo gelombang Terdifraksi dan Daerah Brillouin dan
analisis Fourier pada basis. Dalam membahas amplitudo gelombang
terdifraksi akan dibahas 4 (empat) sub bab pokok yaitu : (1) Analisis Fourier
(2) Vektor Kisi Resiprok (3) Kondisi Difraksi (4) Persamaan Laue.
Sedangkan dalam membahas tentang Daerah Brillouin dan Analisis Fourier
Pada Basis akan dibahas 1 (satu) sub bab pokok bahasan yaitu : (1) Daerah
Brillouin Analisis Fourier Pada Basis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Bagaimana analsis Fourier dalam amplitude gelombang terdifraksi?
2. Bagaimana vektor kisi resiprok dalam gelombang terdifraksi?
3. Bagaimana kondisi difraksi gelombang terdifraksi?
4. Bagaimana persamaan Laue dalam gelombang terdifraksi?
5. Bagaimana menentukan daerah Brillonuim dan analisis Fourier pada
basis?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui anailsis Fourier dalam amplitude gelombang
terdifraksi?
2. Untuk mengetahui vektor kisi resiprok dalam gelombang terdifraksi?
3. Untuk mengetahui kondisi difraksi gelombang terdifraksi?
4. Untuk mengetahui persamaan Laue dalam gelombang terdifraksi?
5. Untuk mengetahui menentukan daerah Brillonuim dan analisis Fourier
pada basis?

1.4 MANFAAT
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat, menambah pengetahuan
tentang ruang kisi resiprok bagi penulis maupun pembaca.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Analisis Fourier


Jumlah kepadatan elektron () adalah fungsi periodik dari , dengan
periode 1, 2, 3 di arah sumbu tiga kristal. Sehingga
( + ) = () (1)

Periodisitas seperti menciptakan situasi yang ideal untuk analisis Fourier.


Sebagian besar sifat kristal dapat dihubungkan dengan komponen Fourier dari
kerapatan elektron. Aspek tiga dimensi pada kecenderungan waktu tertentu tidak
menyebabkan berbagai kesulitan dengan matematikanya, tapi pertama kita
mengingat fungsi () dengan periode pada satu dimensi. Kita kembangkan
() dalam deret Fourier sinus dan kosinus :
2 2
() = 0 + [ cos( ) + sin( )] (2)

>0

dimana adalah bilangan bulat positif dan , adalah konstan real,


disebut koefisien ekspansi Fourier. faktor 2/ dinyatakan sebagai () yang
memiliki periode :
2 2
( + ) = 0 + [ cos ( + 2) + sin ( + 2)]
>0
2 2
= 0 + [ cos ( ) + sin ( )]
>0
= () (3)

kita menyatakan bahwa 2/ adalah titik pada kisi resiprokal ruang


Fourier pada kristal. Dalam satu dimensi titik-titik ini terletak pada satu garis.
Titik-titik kisi resiprokal boleh kita bataskan dalam seri Fourier (4) atau (5). Titik
kisi balik memberitahukan kita bahwa diizikan terminologi dalam deret Fourier.
Terminologi diizinkan jika konsisten dengan periodisitas kristal, seperti pada
gambar 5, titik lainnya pada daerah respirokal tidak diizinkan dalam ekspansi
Fourier pada fungsi periodik.

Gambar 1. Sketsa Dari Monokromator Oleh Refleksi Bragg Yang Melewati


Spektrum Sempit Sinar X-Ray Atau Panjang Gelombang Neutron Dari Peristiwa
Sinar Spektrum Yang Luas, Bagian Atas Gambar Menunjukkan Analisis
(Diperoleh Refleksi Dari Kristal Kedua) Dari Kemurnian 1,16 Sinar Neutron
Dari Monokromator Kristal Kalsium Flouride. Sinar Utama Tidak Direfleksikan
Dari Kristal Kedua (After.G.Bacon)

Gambar 4: Rekaman X-Ray Difraktometer Silikon Bubuk, Menunjukkan


Rekaman Kontra Sinar Difraksi (Courtesy Of W. Parrish)
Gambar 5: fungsi periodik n (x) dari periode, dan istilah 2p/a yang mungkin
muncul dalam Fourier Transform n(x) = exp (i2px/a). Besaran
persyaratan individu tidak diplot.

Persamaan (4) lebih mudah dituliskan dalam bentuk

() = 2/ (4)

di mana p adalah bilangan bulat positif, negatif, dan nol. Koefisien


merupakan bilangan kompleks. Untuk memastikan bahwa () adalah fungsi
real, maka kita memerlukan persamaan,
= (5)

Kemudian jumlah untuk dan adalah bilangan real. Tanda bintang


pada menandakan konjugat kompleks dari . Dengan =
2 / maka jumlahnya adalah :
(cos + sin ) + (cos sin )
= ( + ) cos + ( ) sin )

dimana dalam jumlah untuk fungsi real,


2{ } cos + 2{ } sin )
jika pers.(6) terpenuhi. {} dan 2 {} menunjukkan bagian
real dan imajiner dari . jadi densitas () adalah fungsi riil, seperti yang
diinginkan. Ekspansi dari Analisis Fourier untuk fungsi periodik dalam tiga
dimensi menjadi lebih mudah. Kita temukan kumpulan dari vektor G,

() = . (6)

adalah sama dibawah seluruh translasi kisi T yang meninggalkan kristal yang
sama.

2.2 Inversi Fourier Series


Sekarang kita menunjukkan bahwa koefisien Fourier dalam persamaan
(5) diberikan oleh :

1
2
= () ( ) (7)
0

subtitusi persamaan (5) ke (10) diperoleh,



= 1 exp[2( )/] (8)
0

jika p p nilai dari integral adalah,




( 2( ) 1) = 0
2( )

Karena adalah sebuah integer dan [2()] = 1. Untuk


istilah = integral adalah (0) = 1, dan nilai dari integral adalah , jadi
= 1 , yang mana adalah sebuah identitas, jadi persamaan (7)
adalah sebuah identitas, Sama dengan inversi yang diberikan oleh persamaan (9),

= 01 () exp( ), (12)

dimana Vc adalah volume dari sebuah sel dari Kristal.


2.3 Vector Kisi Resiprok
Hasil lebih jauh dari analisis Fourier dari konsentrasi elektron kita harus
menemukan vektor dari jumlah Fourier ( ) seperti pada
persamaan (12). Disana ada sebuah energi. Sedikit abstrak untuk melakukan
prosedur ini. Bentuk prosedur dasar teoritikal untuk keadaan padat dalam fisika,
dimana analisis Fourier dilakukan pada waktu lainnya.
Konsep dari sumbu vektor 1, dari kisi resiprok :

= ; = ; = ()

faktor 2 tidak digunakan dalam kristalografi tapi cocok untuk keadaan


fisika padat. Jika 1, 2, 3 adalah keadaan vektor dari kisi vektor, lalu 1, 2, 3
keadaan vektor dari kisi Kristal. Masing-masing vektor digambarkan dengan
persamaan (13) adalah orthogonal untuk dua sumbu kisi Kristal. Dengan
demikian 1, 2, 3 mempunyai persamaan :
= 2 (14)

Dimana, ij = 1 jika i = j dan ij = 0 jika i j. Titik pada kisi resiprok dipetakan


dengan kumpulan dari vector,
= 1 1 + 2 2 + 3 3 (15)

Dimana v1, v2, v3 adalah integer. Sebuah vektor G dari bentuk ini adalah sebuah
vector kisi resiprok. Titik-titik dalam kisi balik dipetakan dengan seperangkat
vektor dalam bentuk vektor kisi balik G :
= 1 + 2 + 3

dengan , adalah bilangan bulat . b1, b2 dan b3 disebut dengan vektor


basis balik.
Gambar 1. Relasi vektor basis balik dan vector basis kisi

Vektor 1 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vektor 2 dan 3
Vektor 2 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vector 1 dan 3
Vektor 3 adalah tegak lurus terhadap bidang yang dibuat oleh vector 1 dan 2.

Setiap struktur kristal mempunyai dua kisi yang berhubungan dengan itu,
kisi Kristal dan kisi resiprok. Sebuah pola difraksi dari sebuah Kristal, seperti
yang diperlihatkan pada sebuah peta dari kisi resiprok dari Kristal. Sebuah
gambar mikroskopik, jika bisa dipecahkan dengan sebuah skala yang cukup baik,
yaitu sebuah peta dari struktur Kristal dengan spasi nyata. Dua kisi berkaitan
dengan definisi persamaan (13). Demikian ketika mereka berotasi pada sebuah
pegangan Kristal, kedua kisi berotasi langsung dan kisi resiprok. Vektor kisi
sebenarnya mempunyai dimensi dari [panjang]; vektor pada kisi resiprok
mempunyai dimensi dari [1/]. Kisi resiprok adalah sebuah kisi pada
spasi asosiasi Fourier dengan Kristal. Vektor gelombang selalu tergambar pada
spasi Fourier, jadi setiap posisi pada spasi Fourier mungkin mempunyai sebuah
gambaran dari sebuah gelombang, tapi disana adalah sebuah pertemuan penting
antar titik yang digambarkan dengan kumpulan dari Gs asosiasi dengan struktur
Kristal. Vektor G pada Fourier seri (9) hanya vektor kisi resiprok (15), untuk
kemudian seri fourier direpresentasi dari densitas elektron dengan invarians yang
diinginkan menurut beberapa translasi Kristal = 11 + 22 + 33
seperti yang digambarkan pada (13) dari (9).

( + ) = exp( ) exp( ) (16)


Tapi ( ) = 1, karena,
exp( ) = [(1 1 + 2 2 + 3 3 ) (1 1 + 2 2 + 3 3 )]
= [2(1 1 + 2 2 + 3 3 ) (1 1 + 2 2 + 3 3 )] (17)

Penjelasan dari eksponensial mempunyai bentuk 2 dalam integer,


karena 1 1 + 2 2 + 3 3 adalah sebuah integer, wujud penjumlahan dari
produk integer. Demikian dalam (9) kita mendapatkan variasi yang diinginkan,
( + ) = ().
Ini akibat pembuktian representasi Fourier dari sebuah fungsi periodic
dalam kisi Kristal yang bisa berisi komponen ( ) hanya pada vektor
kisi resiprok G.
a. Kisi Balik Dari Kubus Sederhana (sc = simple cubic)
Vektor basis dari kisi kubus sederhana adalah,

Volume sel adalah 1 . 2 3 = 3 . Vektor basis primitif dari kisi


baliknya adalah Batas-batas daerah Brillouin pertamanya adalah bidang
normal dari ke 6 vektor kisi balik 1 , 2 , 3 , yaitu pada titik tengah
dari vektor kisi balik bersangkutan.
b. Kisi Balik untuk Kubus Berpusat Tubuh (bcc = body center cubic)

Gambar 2. Kisi Balik untuk Kubus Berpusat Tubuh


Vektor basis primitif dari kekisi bcc adalah,

Vektor basis kisi balik dari bcc adalah


2 2 2
1 = ( + ); 2 = ( + ); 3 = ( + )

Volume sel dalam ruang balik terebut adalah,
1 2 3 = 2(2/)
Vektor kisi baliknya dalam bilangan adalah
2
= [( + ) + ( + ) + ( + ) ]

c. Kisi Balik Dari Kubus Berpusat Muka (fcc = face center cubic)

Gambar 3. Vektor basis kisi kubus berpusat-muka (fcc)

Vektor basis primitif untuk kisi fcc adalah,


1 = ( + ); 2 = ( + ); 3 = ( + )
Vektor basis primitif kisi balik untuk kisi fcc adalah,
2 2 2
1 = ( + + ); 2 = ( + ); 3 = ( + )

2.4 Kondisi Difraksi

|| = | | = 2/ Didefinisikan vektor hamburan sedemikian rupa + =


. Inimerupakan ukuran dari perubahan vektor gelombang terhambur. Bila yang
terjadiadalah hamburan yang bersifat elastis, maka tidak ada perubahan besar
vektorgelombang sehingga,
4 sin
=[ ]
| |
Perubahan vektor dalam k adalah tegak lurus terhadap bidang (). Arahnya
adalah searah dengan arah () atau vektor satuan . Maka diperoleh hubunga,
= ( ) = 2 sin ||
2
=
| |
Dapat ditunjukkan bahwa jarak antar bidang () berkaitan dengan besar ()
dalam bentuk,
2 sin
= [ ]

Sehingga dapat diungkapkan bahwa,


=
Jika hukum Bragg terpenuhi maka,
= +
Dengan demikian relasi antara vektor gelombang awal dan akhir refleksi Bragg dari
gelombang partikel dapat ditulis sebagai,
||2 = | |2 + 2 = 0

jika kuantitas sehingga kondisi difraksi dapat ditulis sebagai,


1 = 2 ; 2 = 2 ; 3 = 2

Ini adalah ungkapan bagi kondisi yang diperlukan untuk terjadinya difraksi. Dapat
dibuktikan bahwa,
2 + 2 = 0

Persamaan ini adalah Persamaan Laue, yang mana digunakan dalam pembicaraan
simetri dan struktur kristal.
2.5 Analisis Fourier Dari Basis
Resultan gelombang difraksi oleh keseluruhan atom dalam unit sel (satu
satuan sel) dinyatakan dalam faktor struktur. Bila kondisi difraksi terpenuhi
amplitudo terhambur bagi kristal terdiri dari N sel adalah diungkapkan sebagai,
=
= 1 + 2 + 3

Dimana kuantitas disebut dengan faktor struktur yang didefinisikan sebagai,


= 2( + + )

Dan = . Kemudian, bagi refleksi yang dilabel dengan , , ,

() = exp[2( + + )]

Sehingga faktor struktur S,

() = = cos + sin = +

Amplitudo terhambur sebagai penjumlahan yang bentuk eksponensial,


2 2

|| = ( ) + ( )

Dalam difraksi intensitas adalah terkait dengan amplitude, yaitu besar absolut ||,

= cos 2( + + ) ; = sin 2( + + )

2 2

|| = ( cos 2( + + )) + ( sin 2( + + ))

2.6 Daerah Brillouin
Zona Brilloin ditemui ketika terjadi difraksi Bragg dari sinar-X. Ketika
bidang normal yang membagi dua vektor kisi balik, daerah itu ditutup antara
antara bidang tersebut dari variasi Brillouin Zone. Untuk kristal satu dimensi,
berhimpit dengan sehingga 2 = 2 = 2 , Dengan demikian = + ,
dimana = (2/) adalah vector kisi respirok, dan adalah bilangan bulat.
Sehingga = + = + (/). Difraksi pertama terjadi dan celah energi
pertama terjadi untuk nilai = + (/). daerah antara / dengan /
disebut Daerah Brilloiun zona pertama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penulisan ini adalah:
1. Ekspansi dari anailsis Fourier dalam amplitude gelombang terdifraksi yaitu:

() = . (6)

2. Kisi resiprok adalah sebuah kisi pada spasi asosiasi Fourier dengan Kristal.
Vektor gelombang selalu tergambar pada spasi Fourier, jadi setiap posisi pada
spasi Fourier mungkin mempunyai sebuah gambaran dari sebuah gelombang.
3. Kondisi difraksi dapat ditulis dalam persamaan berikut:
1 = 2 ; 2 = 2 ; 3 = 2
4. Persamaan Laue dalam gelombang terdifraksi yaitu:
2 + 2 = 0
5. Zona Brilloin ditemui ketika terjadi difraksi Bragg dari sinar-X. Ketika bidang
normal yang membagi dua vektor kisi balik, daerah itu ditutup antara antara
bidang tersebut dari variasi Brillouin Zone. Difraksi pertama terjadi dan celah
energi pertama terjadi untuk nilai = + (/). daerah antara / dengan
/ disebut Daerah Brilloiun zona pertama.

B. SARAN
Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah
dan dari segi tutur bahasa dalam membahas isi makalah. Penyusun mengharapkan
kritik yang sifatnya konstruktif dari bapak dosen maupun rekan-rekan mahasiswa
demi kesempurnaan dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Ayu.dkk.2016. FISIKA ZAT PADAT Bab 2: Kisi Respikoral. Unsyiah.


Makalah. Diunduh tanggal 22 Mei 2016.
Edi Istiyono. 2000. Fisika Zat Padat. Yogyakarta: FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta. Ebook. Diunduh tanggal 22 Mei 2016
Fitriyah. 2006. Difraksi Kisi Kristal ; Modul Pendamping 2. FMIPA UM. Ebook.
Diunduh tanggal 22 Mei 2016
Khasanah, Niswatul.2014. Difraksi Kristal dan Kisi Balik. Ebook. Diunduh
tanggal 22 Mei 2016.
Parno.2006. Fisika Zat Padat. Universitas Negeri Malang. HandOut. Diunduh
tanggal 22 Mei 2016.
CONTOH SOAL
1. Sumber radiasi yang dapat digunakan untuk difraksi Kristal adalah :
a. Sinar-x.
b. Sinar-
c. sinar .
d. Berkas foton
e. Berkas phonon
2. Syarat terjadinya difraksi adlalah apabila panjang gelombang berkas sebesar .
a. 1 angstrom
b. 2 angstrom.
c. 3 angstrom
d. 4 angstrom
e. 5 angstrom

1) Menembakan elektron cepat pada logam (anoda) yang berada pada ruang
vakum.
2) berkas elektron tertarik menuju anoda karena adanya beda potensial.
3) Berkas elektron dihasilkan oleh katoda yang dipanaskan dengan filament.
4) Interaksi antara elektron berenergi Ek dengan logam anoda menyebabkan
terjadinya pancaran sinar-X.
3. Urutan proses produksi sinar-X adalah.
a. 1,2,3,4
b. 2,4,3,1
c. 1,3,2,4
d. 3,4,2,1
e. 2,1,3,4
4. Syarat bragg untuk difraksi kisi adalah :
a. 2d sin = n
b. 2d sin =2 n
c. d sin = 2n
d. d sin = (n-1/2)
e. 2d sin = (n-1/2)
5. Apabila sinar-X mengenai kristal sebagai kisi nyata, maka akan dihasilkan pola
difraksi berbentuk.??
a. Kisi nyata
b. Kisi banyak
c. Kisi bravais
d. Kisi Kristal
e. Kisi resiprok
6.

Anda mungkin juga menyukai