Diagnosis Malaria Dengan Pemeriksaan Parasit
Diagnosis Malaria Dengan Pemeriksaan Parasit
Oleh
NIM : B 0903002
POLITEKNIK BANJARNEGARA
2012
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : B 0903002
Pembimbing Akademik
NUP. 080290039
2
IDENTITAS PEMAGANG
Data Personal
Nama : Aditya Candra Nugraha
NIM : B0903002
Jumlah SKS yang telah lulus : 110
Tahun Akademik : 2011/2012
Data Institusi Magang
Nama Institusi : Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Unit Kerja : Penelitian dan Pengembangan Penyakit
Bersumber Binatang
Alamat : Balai Litbang P2B2 Banjarnegara Jl. Selamanik
No. 16A, Banjarnegaara, Jawa tengah, Tlp/Fax
(0286) 594972
Pembimbing Magang
Pembimbing Lapangan : Sunaryo, SKM, M.Sc
Pembimbing Akademis : Eny Sofiyatun, S.Si, M.Si
Mengetahui,
Ka. Tim Pengelola Magang
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
dengan waktu yang telah ditentukan tanpa ada halangan suatu apapun dengan
P2B2 Banjarnegara.
Laporan magang ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Penulisan dan penyusunan laporan magang ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
pendidikan.
3. Ibu Dwi Atin Faidah, SKM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi
4. Bapak Joko Malis Sunarno, S. Si, M. Si, Med selaku sekretaris Program
4
5. Ibu Eny sofiyatun,S.Si,M.Si selaku Pembimbing Akademik magang
Banjarnegara.
6. Bapak Budi santoso, SKM, M.Kes selaku kepala Balai Litbang P2B2
Banjarnegara.
8. Pegawai dan staff yang ada Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang telah
10. Teman-teman (Ade saputro, Aji Nurokhim, Bangkit Wahyu, Barkah F, Feri
kesempurnaan. Kritik dan saran dari pembaca akan sangat bermanfaat bagi
penulis dan semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis,
5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar belakang.................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan................................................................................................. 4
1. Tujuan umum................................................................................. 4
2. Tujuan khusus................................................................................ 4
D. Manfaat............................................................................................... 4
1. Bagi mahasiswa............................................................................ 4
2. Bagi instansi magang.................................................................... 5
MASALAH...................................................................................... 29
A. Identifikasi Masalah .......................................................................... 29
B. Perumusan Masalah............................................................................ 30
C. Prioritas Masalah................................................................................ 30
6
BAB V. PEMBAHASAN.............................................................................. 31
A. Pembuatan Preparat Sediaan Darah.................................................... 32
B. Pewarnaan Sediaan Darah.................................................................. 38
C. Pemeriksaan Parasit Malaria secara Mikroskopis.............................. 46
BAB VI. PENUTUP........................................................................................ 52
A. Kesimpulan......................................................................................... 52
B. Saran................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Hasil pemeriksaan secara mikroskopis pada sediaan darah ............. 48
7
DAFTAR GAMBAR
8
DAFTAR LAMPIRAN
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Malaria dalam buku The World Malaria Report 2005, Badan Kesehatan Dunia
tahun 2005 malaria masih menjadi masalah kesehatan utama di 107 negara di
berada di ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut, dan
bebas malaria.
0,77 pada tahun 2004 dan 0,13 pada tahun 2005 sebesar 0,22, tahun
1
2
2006 sebesar 0,37; tahun 2007 sebesar 0,23, tahun 2008 sebesar
Development Bank (ICDC-ADB) yang dimulai pada tahun 1998, yaitu suatu
penyakit Malaria, ISPA, TBC dan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
3
Binatang (P2B2).
malaria sediaan darah tipis dan tebal, Pembuatan preparat malaria dengan
malaria dengan rapid test dan Menghitung densitas (human malaria) pada
malaria secara tepat dan cepat dengan mempelajari pembuatan sediaan darah
4
yang baik, pewarnaan yang baik dari berbagai konsentrasi Giemsa dan
mikroskopis.
B. Perumusan Masalah
Dalam upaya pengendalian malaria salah satu yang harus dilakukan adalah
pemeriksaan penderita dengan cara diagnosis cepat dan tepat. Diagnosis cepat
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
magang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah daerah sekitar gurun Sahara, sebagian Amerika Tengah dan Selatan
sedang, dimana nyamuk Anopheles hidup. Penularan juga dapat terjadi secara
1999).
Penyebaran penyakit malaria ditentukan oleh faktor yang disebut host,
6
7
cell anaemia.
3) Cara Hidup
Cara hidup sangat berpengaruh terhadap penularan malaria.
ini diperoleh dari luar tubuh anak. Kekebalan dapat bersifat aktif,
sementara.
b. Host Defenitive (Nyamuk Anopheles)
Hanya nyamuk Anopheles betina yang menghisap darah, darah ini
seksual (pembiakan melalui kawin) dan hidup dalam tubuh manusia pada
Seorang penderita dapat ditulari oleh lebih dari satu jenis Plasmodium,
Tapi umumnya hanya dua jenis parasit yaitu campuran antara Plasmodium
3. Environment (Lingkungan)
An. sundaicus ditemukan pula dalam air tawar. An. letifer dapat hidup
ternak besar seperti sapi dan kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan
kelambu, kawat kasa pada rumah dan penggunaan zat penolak nyamuk
lagi menjadi penyakit yang berbahaya atau penyakit biasa dan bahkan
spesies dan 16 spesies telah dibuktikan sebagai vektor malaria, yang berbeda-
beda dari satu daerah dengan daerah lain tergantung dari beberapa faktor
Malaria diambil dari dua kata bahasa Italia, yaitu mal (buruk) dan area
(udara) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-rawa
pada beberapa organ misalnya otak, hati dan ginjal. Berat ringannya kelainan
darah ini tergantung pada : (1) spesies parasit; (2) jumlah parasit yang masuk
dalam tubuh; (3) lamanya infeksi, dan (4) respons daripada hospes.
Budiawan (2004) menerangkan bahwa, Plasmodium mempunyai siklus
hidup sebagian dalam tubuh manusia (aseksual) dan sebagian lagi dalam tubuh
yang berpindah dari vektor nyamuk ke manusia dan kembali ke nyamuk lagi.
Anopheles dan siklus aseksual yang berlangsung pada manusia yang terdiri
dari fase eritrosit dan fase yang berlangsung di dalam parenkim sel hepar.
Khusus pada P.vivax dan P.ovale, sebagian tropozoid hati tidak langsung
pada suatu saat (bila kekebalan tubuh menurun) dapat mengalami aktivasi
darah apusan darah tepi (tetes tebal dan tipis) yang merupakan standar emas
(gold standard). Terdapat juga cara deteksi antigen Plasmodium dengan cepat
laboratorium. Pada daerah yang tidak tersedia fasilitas dan tenaga untuk
hanya berdasarkan gejala dan tanda klinis disebut kasus tersangka malaria
atau malaria klinis. Sampai saat ini diagnosis pasti malaria berdasarkan
dapat dilakukan dengan membuat sediaan darah hapus tipis dan darah tebal
eritrosit yang mengandung parasit per 1.000 sel darah merah, dan pewarnaan
cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena tetesan darah cukup
banyak dibandingkan preparat darah tipis. Hitung parasit pada sediaan darah
tebal dapat dilakukan dengan menghitung jumlah parasit per 200 leukosit.
Pemeriksaan satu kali dengan hasil negatif tidak mengenyampingkan
diagnosa malaria. Pemeriksaan darah tepi 3 kali dan hasil negatif maka
13
darah, baik darah tebal dengan pengecatan Giemsa setiap 8-12 jam dalam
sedangkan sediaan darah tipis untuk menentukan jenis Plasmodium dan jenis
Giemsa yang dikembangkan oleh Ross sejak tahun 1903. Ada 2 macam
preparat, yaitu :
1. Preparat darah tebal menggunakan 3 tetes darah dan dengan preparat ini
2. Preparat darah tipis, lebih tepat untuk konfirmasi jenis spesies parasit.
Selain itu juga dapat melihat perubahan bentuk eritrosit, sehingga dapat
2004).
14
sediaan darah malaria dengan zat warna Giemsa pada konsentrasi tertentu
untuk mendapatkan warna yang baik dan sesuai dengan standar teknis agar
mengambil darah dari jari tangan dan membuat sediaan darah tebal dan tipis
preparat darah tebal dan tipis dilakukan untuk melihat keberadaan parasit
dalam darah tepi. Seperti tropozoid yang berbentuk cincin (Mansjoer, 2002).
malaria. Oleh sebab itu ketepatan dan kebenaran pemeriksaan sediaan darah
594972.
2. Sejarah Singkat Instansi
16
17
(IPPM) yang meliputi penyakit Malaria, ISPA, TBC dan Penyakit yang
orang kepala dan 3 pejabat struktural yaitu Ka Subbag Tata Usaha, Kasi
bersumber binatang
b. Misi
1) Menghimpun, mengkaji, mengembangkan, dan menyebarkan
Bersumber Binatang.
d. Fungsi
1) Penyusunan rencana dan program penelitian dan pengembangan
binatang
4) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pengendalian
binatang
6) Pengembangan metode dan teknik pengendalian penyakit
bersumber binatang
20
teknologi kesehatan
9) Pelaksanaan diseminasi dan promosi hasil-hasil penelitian dan
b. Struktur Organisasi
21
5. Kemampuan
Dalam melaksanakan fungsinya Balai Litbang P2B2 banjarnegara
didukung oleh :
a. Sumber Daya Manusia
SDM BALAI
LITBANG P2B2
BANJARNEGARA
b. Sarana dan Prasarana
22
elektronik
6) Personal komputer 23 unit dan 5 buah komputer notebook
7) Sarana presentasi (Camera digital, Camera manual SLR,
VCD tutorial)
14) Green House (Tanaman pengusir nyamuk)
15) Musholla
16) Kandang ternak untuk umpan nyamuk peliharaan
c. Kemampuan dan Rencana Laboratorium
1) Laboratorium Entomologi
a) Mampu mengidentifikasi nyamuk dewasa
b) Mampu mengidentifikasi telur dan jentik nyamuk
c) Mampu mengidentifikasi pinjal pada tikus
d) Mampu mengidentifikasi ixodidae pada tikus
e) Mampu mengidentifikasi anoplura pada tikus
f) Mampu mengidentifikasi trombiculidae secara mikroskopis
g) Mampu mengidentifikasi sibling spesies nyamuk malaria
h) Mampu menghitung siklus gonotropik
i) Mampu mendeteksi kejadian transovari pada jentik aedes
j) Menghitung umur relatif nyamuk
23
terhadap insektisida
p) Mampu melakukan bioassay pada nyamuk dewasa (IRS,foging)
dan jentik
q) Pembuatan awetan nyamuk (pinning) dan jentik (mounting)
r) Pembuatan replika nyamuk
2) Laboratorium Parasitologi
a) Pembuatan preparat malaria sediaan darah tipis dan tebal
b) Pembuatan preparat malaria dengan pewarnaan acridine orange
dan Giemsa
c) Pemeriksaan parasit malaria secara mikroskopis
d) Pemeriksaan parasit malaria dengan rapid test
e) Melakukan kultur parasit malaria secara in vivo
f) Melakukan kultur parasit malaria secara in vitro
g) Menghitung densitas (human malaria) pada sediaan darah tipis
dan tebal
h) Menghitung parasitemia pada hewan coba
i) Pembuatan preparat filaria dengan pewarnaan Giemsa dan
acridine orange
j) Pemeriksaan parasit filaria secara mikroskopis
k) Pemeriksaan diagnostik filariasis secara serologis (deteksi
anti malaria
o) Melakukan uji parasit (malaria, filaria, helmint) dengan
Protozoa)
3) Laboratorium Epidemiolgi, GIS & Statistik
a) Telaah Epidemiologi penyakit bersumber binatang
b) Menyiapkan pedoman tool kit penelitian indikasi KLB/KLB
P2B2
c) Memberi masukan dalam menentukan desain penelitian
d) Memberi masukan dalam rencana pengolahan dan analisa data
e) Membantu dalam pengolahan data
f) Membuat analisis secara spasial
4) Laboratorium Rodentologi
a) Taksonomi (inventarisasi spesies dan identifikasi)
b) Berbagai ragam teknik trapping (pengumpulan tikus baik hidup
maupun mati
c) Metode pengawetan spesimen baik basah maupun kering
d) Uji reproduksi
e) Koloni rodent
f) Uji rodentisida
5) Kemampuan kegiatan yang telah dilakukan
a) Pengumpulan Data Dasar Malaria, DBD, Filaria, Leptospirosis,
Pes
b) Survei Entomologi, Rodentologi, Parasitologi
c) Spot Survei Daerah Fokus Tinggi
d) Survei PSP (Pengetahuan, Sikap, Praktek)
e) Survei Pemetaan (GIS)
f) Melakukan Kegiatan Laboratorium (Rearing Nyamuk,
Ilmiah)
j) Penyuluhan P2B2 (Leaflet, Booklet, Banner, VCD, Replika
nyamuk)
k) Melakukan Penelitan Dalam Bidang P2B2
l) Peningkatan Sumber Daya Manusia Bidang Entomologi,
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara, alat dan sarana penunjang di instalasi ini
alat, alat dan bahan pembuatan sediaan darah untuk malaria dan filariasis.
Kepala Instalasi
Rr.Anggun PD,SKM,MPH
Staff:
Novia triastuti
Dwi priyanto,S.Si
Wahyuning nuraeni
Dian indra dewi
antara lain:
5. Menghitung densitas (human malaria) pada sediaan darah tipis dan tebal
26
A. Identifikasi Masalah
Upaya pengendalian malaria adalah dengan memutus siklus penularan
yaitu dengan penemuan atau diagnosis dini, serta pengobatan cepat dan tepat.
dari pada di Rumah Sakit Provinsi (Tuti S, 2010). Tenaga petugas mikroskopis
malaria.
Balai Litbang P2B2 Banjarnegara merupakan suatu instansi Kesehatan
:
1. Pembuatan preparat malaria sediaan darah tipis dan tebal
2. Pembuatan preparat malaria dengan Giemsa
3. Pemeriksaan parasit malaria secara mikroskopis
4. Pemeriksaan parasit malaria dengan rapid test
29
30
tebal
6. Pembuatan preparat filaria dengan pewarnaan Giemsa
7. Pemeriksaan parasit filaria secara mikroskopis
8. Melakukan identifikasi endoparasit pada rodent (cacing dan Protozoa)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan bagaimana diagnosis
Banjarnegara.
C. Prioritas Masalah
diandalkan dan bermutu tinggi, menjadi salah satu misi Gerakan Berantas
sediaan darah tipis dan tebal, 2) Pewarnaan sediaan darah malaria dengan
antimalaria.
Banyak penelitian telah dikembangkan untuk mendapatkan metode
yang sudah ada. Namun sampai saat ini, metode pemeriksaan mikroskopis
terhadap sediaan darah masih menjadi pilihan utama dan merupakan gold
saat ini masih merupakan diagnosis pasti yang tak terbantahkan. Akan
dalam darahnya akan menjadi sukar karena mungkin parasit sedikit sekali
beredar di darah tepi atau dalam jaringan hati atau tidak jarang juga tidak
31
32
malaria sediaan darah tebal dan tipis, Pewarnaan Giemsa sediaan darah
sel darah merah yang melekat pada kaca sediaan yang dibuat sedemikian
sediaan darah dan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria karena
sebagai berikut :
a. Kelebihannya dapat menemukan parasit lebih cepat karena volume
mudah ditemukan.
b. Kelemahan dari sediaan darah tebal bentuk parasit yang kurang
lapisan sel darah merah yang melekat pada kaca sediaan dan digunakan
serta sebagai konfirmasi ulang pada penderita malaria berat yang densitas
Puskesmas dengan fasilitas rawat inap dan atau pada penelitian secara
khusus.
Sediaan darah tipis yang baik yaitu jangan terlalu tebal dan terlalu
tipis, jika sediaan terlalu tebal akan menutupi sel-sel eritrosit satu sama
lain sehingga mempersulit penilaian dan jika sediaan terlalu tipis maka
sedikit.
Berikut langkah pembuatan sediaan darah tebal dan darah tipis,
sebagai berikut :
a. Menyiapkan alat dan bahan (kaca sediaan, lanset, kapas beralkohol,
menghadap ke atas.
c. Memilih jari tengah atau jari manis (pada bayi usia 6-12 bulan darah
diambil dari ujung ibu jari kaki dan bayi < 6 bulan darah diambil
dari tumit).
d. Membersihkan jari dengan kapas beralkohol untuk menghilangkan
dibuat homogen dgn cara memutar ujung kaca sediaan searah jarum
ujungnya pada tetes darah kecil dengan membentuk sudut 450 geser
darah yang telah dibuat agar tidak terjadi kekeliruan dalam diagnosis
darah, yang ditulis menggunakan pensil biasa dengan tulisan yang jelas
terletak paling dekat dengan etiket. Kode pada etiket harus sama dengan
darah (no kecil yang dekat dengan etiket), ini menunjukkan bahwa angka
antara lain :
dilihat.
d. Ujung kaca sediaan kedua bergerigi atau tidak rata sehinga
sediaan darah malaria dengan zat warna Giemsa pada konsentrasi tertentu
untuk mendapatkan warna yang baik dan sesuai dengan standar teknis agar
Giemsa adalah tepung zat warna yang terdiri dari eosin yang memberi
warna merah pada sel darah merah. Eosin yang dicampur dengan methilen
biru akan menghasilkan pulasan berupa sel darah berwarna merah muda, inti
sel darah putih menjadi lembayung tua, protoplasma parasit malaria menjadi
diangkat dan diguyur dengan air yang mengalir sampai semua endapan
jumlahnya banyak.
Langkah yang harus dipersiapkan antara lain :
larutan untuk satu kaca sediaan dan dapat menutupi seluruh permukaan
kaca sediaan)
2. Menyusun kaca benda (slide) satu persatu pada rak pewarnaan atau
tempat yang datar dan darah harus berada di bagian atas. Kaca benda satu
sampai homogen.
4. Mencat waktu dimulainya pewarnaan atau pasang timer bell.
5. Meneteskan larutan Giemsa dengan pipet tetes pada SD satu persatu
secara teratur, dimulai dari satu arah dan berakhir pada arah yang lain.
bahan pewarnaan yang tidak diperlukan lagi sudah dapat dibersihkan dan
disimpan.
7. Sesudah 45 menit, satu persatu sediaan darah itu dapat dibilas dengan
1. Kualitas dari stok Giemsa yang digunakan memenuhi standar mutu yaitu
stok Giemsa yang belum tercemar air, zat warna pada Giemsa masih aktif
dan pengadaan Giemsa harus dari merek tertentu yang kualitasnya baik.
2. Kualitas dari air pengencer Giemsa harus jernih, tidak berbau, derajat
Giemsa.
4. Lamanya reaksi pewarnaan yaitu dibutuhkan waktu tertentu agar semua
untuk mencapai sediaan darah. Hal tersebut tidak akan terjadi, apabila
diperiksa.
2. Jika umur sediaan darah yang akan diwarnai kurang dari dua hari,
larutan Giemsa.
3. Jika umur sediaan darah lebih dari 2 hari tapi tidak lebih dari 5 hari,
akan dipakai diuji terlebih dahulu agar kualitas dari pewarnaan baik dan
Jika hasil sesuai dengan kriteria yang ada (inti sel darah putih biru
cara :
a) Meletakkan kertas saring di atas gelas supaya bagian tengah
karena gambaran klinis malaria yang bervariasi, seperti infeksi malaria dapat
juga terjadi sebagai akibat transfusi darah dari donor yang terinfeksi. Selain
parasit dari adanya infeksi parasit malaria yaitu P.falciparum dan P.vivax
berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan (mikroskop compound, preparat sediaan
perbesaran 100x
5. Mengatur makro dan mikro pada mikroskop untuk mendapatkan
lembar kerja
45
malaria.
2. Negatif (-) : bila di dalam sediaan darah tidak ditemukan Plasmodium
malaria.
Pemeriksaan mikroskopis Plasmodium malaria pada laporan ini diambil
dari hasil koleksi Balai Litbang P2B2 Banjarnegara yang diambil dari
beberapa daerah KLB di Banjarnegara dan telah didiagnosa secara pasti oleh
penyebab malaria yang paling berbahaya diantara parasit malaria yang lain,
dan sakit kepala, bahkan bisa berlanjut pada radang hati dan gangguan syaraf
otak dengan gejala khas demam berulang setiap 2 hari sekali. Transmisi
daerah tropik.
Penderita yang terinfeksi P.falciparum stadium Gametosit dapat di
interpretasikan bahwa :
1. Penularan atau transmisi malaria baru atau belum lama berlangsung
2. Penemuan penderita terlambat oleh petugas kesehatan sehingga
penderita.
Berikut lapang pandang berdasarkan pemeriksaan mikroskopis
normal.
2. Inti bulat berwarna merah.
3. Sitoplasma / cincin halus berwarna biru.
4. Parasit berbentuk (marginal, appliqu atau accol)
ditemukan pada daerah dengan persebaran vektor yang cukup tinggi sehingga
setiap 3 hari sekali dimulai dari periode dingin, periode panas dan periode
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembuatan sediaan darah merupakan gold standard untuk pemeriksaan
malaria, yaitu dengan pembuatan sediaan darah tebal dan sediaan darah
volume darah.
2. Pewarnaan sebaiknya memperhatikan beberapa hal, antara lain kualitas
52
53
Nurjaya, Igk O. 2004. Status Gizi dan Kepadatan Parasit Malaria pada Anak
Usia Sekolah Dasar di Daerah Endemis Malaria (studi kasus di
Kabupaten Sumba Timur Nusa Tenggara Timur). Fakultas Kedokteran
UNDIP Semarang : 10.
LAMPIRAN 1
Jadwal Kegiatan Magang di Balai Litbang
P2B2 Banjarnegara
Sunaryo,SKM,M.Sc
NIP. 196604131989031001