Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

Comprehensive Geriatri Assessment

Disusun oleh :
Mauliza Resky Nisa
2012730061

Pembimbing :
dr. Herawaty S. Purba, Sp. PD

Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUD Sekarwangi


Fakultas Kedokteran Dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.
Tugas ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas referat Comprehensive Geriatri
Assessment pada Stase Ilmu Penyakit Dalam Badan Layanan Umum Daerah Sekarwangi
Cibadak. Bahan-bahan dalam pembuatan tugas ini didapat dari buku-buku yang membahas
mengenai Manajemen pada Lansia, internet, dan beberapa sumber lainnya.
Terima kasih kepada dokter pembimbing di Badan Layanan Umum Daerah
Sekarwangi Cibadak dr. Herawaty S. Purba, Sp. PD yang telah membantu dalam
terselesainya tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk para pembaca.

Sekarwangi, Juli 2017

Pernulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
BAB I ................................................................................................................................................. 4
BAB II ................................................................................................................................................ 5
2.1 Definisi .................................................................................................................................... 5
2.2 Tujuan ...................................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.4 Komponen Komprehensif Geriatric Assessment ..................... Error! Bookmark not defined.
2.5 Efektivitas Komprehensif Geriatric Assessment ...................... Error! Bookmark not defined.
2.6 Penerapan Komprehensif Geriatric Assessment untuk Clinical Oncology ... Error! Bookmark
not defined.
BAB III .............................................................................................................................................19
Kesimpulan .................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

Penilaian geriatri adalah multidimensi, alat diagnostik multidisiplin yang dirancang


untuk mengumpulkan data tentang kemampuan medis, psikososial dan fungsional dan
keterbatasan pasien usia lanjut. Berbagai praktisi geriatric menggunakan informasi yang
dihasilkan untuk mengembangkan pengobatan dan jangka panjang tindak lanjut rencana,
mengatur layanan perawatan dan rehabilitatif primer, mengatur dan memfasilitasi proses
manajemen kasus yang rumit, menentukan kebutuhan perawatan jangka panjang dan
penempatan optimal, dan membuat penggunaan terbaik dari sumber daya kesehatan.

Penilaian geriatri berbeda dari evaluasi medis standar dalam tiga cara umum: (1)
berfokus pada individu lansia dengan masalah yang kompleks, (2) menekankan status
fungsional dan kualitas hidup, dan (3) sering mengambil keuntungan dari tim
interdisipliner penyedia. Sedangkan evaluasi medis standar bekerja cukup baik di sebagian
besar populasi lain, ia cenderung untuk melewatkan beberapa masalah yang paling umum
yang dihadapi oleh pasien tua. Tantangan-tantangan ini, sering disebut sebagai "Lima I dari
Geriatrics", termasuk gangguan Intelektual, Imobilitas, ketidakstabilan (Instability),
Inkontinensia dan gangguan Iatrogenik. Penilaian geriatri efektif membahas ini dan banyak
perawatan geriatri yang penting untuk keberhasilan perawatan dan pencegahan penyakit
dan kecacatan pada orang tua.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penilaian Komprehensif Geriatri


Definisi
Pengkajian komprehensif geriatri (CGA) adalah, proses diagnostik interdisipliner
multidimensional untuk mengevaluasi kemampuan yang berhubungan dengan kesehatan
fisik, kognitif, dan kesehatan mental serta kemampuan bersosialisasi pada lansia. Hal ini
biasanya dimulai saat dokter menemukan masalah yang berkaitan. Elemen tertentu yang
dinilai oleh para dokter adalah status gizi, pengelihatan, pendengaran, masalah buang air
besar dan buang air kecil, serta keseimbangan. Alat bantu penilaian geriatric ini meliputi
diagnosis dari kondisi medis, perkembangan dari pengobatan dan rencana follow-up,
kordinasi manajemen perawatan, dan evaluasi jangka panjang perawatan yang dibutuhkan
serta penempatan yang optimal.

Penilaian geriatric ini berbeda dari evaluasi medis biasanya karena pada hal ini
memasukkan domain nonmedis, dengan menekan kapasitas fungsional dan kualitas hiup,
dan seringkali dengan memasukkan tim multidisipliner, biasanya menghasilkan masalah
psikososial yang lebih lengkap dan relevan.

Alat dan instrument survei telah divalidasi untuk mengevaluasi aktivitas kehidupan
sehari-hari seperti pendengaran, kontinuitas buang air besar dan buang air kecil,
keseimbangan dan kognisi merupakan bagian yang penting dari penilaian geriatric. Karena
tuntutan praktik klinis yang sibuk, kebanyakan penilaian geriatric cenderung kurang
komprehensif dan lebih mengarah kepada masalah. Ketika beberapa kekhawatiran
disajikan, penggunaan penilaian dapat bergulir selama beberapa kunjungan harus
dipertimbangkan.

Epidemiologi

Kira-kira setengah dari pasien rawat jalan pada pelayanan primer untuk dewasa
adalah yang berusia leih dari 65 tahun yang disediakan oleh dokter keluarga, dan sekitar
22 persen yang mengunjungi dokter keluarga adalah lansia. Diperkirakan usia pasien yang
lebih tua sebanyak 30 persen adalah pasien rawat jalan di klinik, 60 persen di klinik yang
ada di rumah sakit, dan 95 persen berada di panti jompo atau perwatan di rumah.

Penilaian yang sekiranya lengkap akan dilakukan apabila seorang dokter melihat
adanya masalah yang berpotensi pada lansia seperti, kebingungan, jatuh, imobilitas atau
inkontinensia. Pada pasien lansia, jangan buru-buru menilai dari gerak-geriknya, karena
hal tersebut bertentangan dengan respons dari penyakitnya sendiri. Ada pasien lansia yang
datang dengan kebingungan, bukan berarti pasien tersebut memiliki gangguan pada
neurologisnya, namun ternyata sedang mengalami infeksi.

Manfaat Penilaian Komprehensif Geriatri

Penilaian geriatri ini berbeda dengan evaluasi medis seperti biasanya, dan yang
bukan domain medis, dengan menekan kapasitas fungsional dan kualitas hidup, dan
kebanyakan menggabungkan tim multidisiplin termasuk dokter, ahli gizi, pekerja social,
dan atau terapi okupasi. Jenis-jenis penilaian ini sering menghasilkan daftar masalah yang
lengkap dan lebih relevan seperti masalah fungsional dan masalah psikososial.

Karena tuntutan praktek klinis yang sibuk, kebanyakan penilaian pada pasien
geriatric cenderung menjadi kurang komprehensif dan lebih ke keluhan utama pasien.
Untuk pasien yang lebih tua penggunaan penilaian bergulir pada beberapa kunjungan harus
dipertimbangkan. Pasien yang mengisi kuisioner juga sangat membantu dalam tahap
penilaian tersebut selain menghemat waktu untuk mendiagnosa, memberikan wawasan
yang berguna ke dalam motivasi dan kemampuan kognitif mereka.

Komponen-komponen penilaian komprehensif geriatri

Kemampuan Fungsional

Status fungsional mengacu pada kemampuan seseorang untuk melakukan suatu tugas yang
dibutuhkan untuk hidup. Penilaian geriatri dimulai dari ulasan dua divisi kemampuan
fungsional utama yaitu: kegiatan hidup sehari-hari (ADL) dan instrument kegiatan hidup
sehari-hari (IADL). ADL merupakan aktivitas pribadi yang dilakukan seseorang untuk
melakukan aktivitas sehari-hari (contoh: makan, berpakaian, mandi, berpindah tempat dari
tempat duduk ke kursi, menggunakan toilet, mengendalikan fungsi buang air kecil dan
buang air besar). IADL adalah kegiatan yang dibutuhkan untuk hidup mandiri (contoh:
mengerjakan pekerjaan rumah tangga, menyiapkan makanan, minum obat dengan baik dan
benar, mengelola keuangan, dan menggunakan telepon). Dokter dapat dibutuhkan untuk
informasi yang berguna dengan dilakukan observasi pasien usia lanjut dengan cara
observasi yang sederhana seperti memakai dan melepas kancing, mengambil pulpen dan
menulis kalimat, memakai dan melepas sepatu. Dua instrument untuk menilai ADL dan
IADL termasuk Katz ADL scale dan Lawton IADL scale.
Kesehatan Fisik

Penilaian geriatric menggabungkan semua segi konvensional riwayat medis, termasuk


keluhan utama, penyakit sekarang, dan riwayat masalah medis sekarang dan dahulu,
riwayat penyakit keluarga dan social, data demografi, dan pemeriksaan fisik. Pendekatan
pada riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik, bagaimanapun juga harus spesifik pada
pasien lansia. Khususnya status gizi, pengelihatan, pendengaran, kemampuan buang air
kecil dan buang air besar, keseimbangan dan jatuh, osteoporosis, dan polifarmaka, harus
ikut dievaluasi.
Skrining Penyakit

Pada proses penuaan yang normal, terdapat adanya proses perubahan fungsi fisiologi yang
biasanya tidak berkaitan dengan penyakit. Meskipun begitu, pengobatan diabetes meltus,
hipertensi, dan glaucoma dapat mencegah morbiditas di masa yang akan datang. Skrining
untuk keganasan dapat dilakukan untuk deteksi dini, dan jika ditemukan beberapa dapat
dilakukan pengobatan awal. The Agency for Healthcare Research and Quality telah
mengembangkan alat yang berbasis online untuk mengidentifikasi kemungkinan penyakit-
penyakit yang timbul berdasarkan usia (http://epss.ahrq.gov/ePSS/search.jsp).

Status Gizi

Penilaian status gizi sangat penting, karena inadekuat intake pada pasien lansia merupakan
hal yang paling sering ditemukan. Beberapa keadaan medis berkaitan dengan usia yang
dapat menyebabkan defisiensi vitamin dan mineral. Pada penelitian ditemukan vitamin A,
B, C dan B12, kalsium, zat besi, zinc, dan kandungan mineral lainnya pada lansia biasanya
terjadi defisiensi, dan seringkali tidak menimbulkan gejala pada kondisi anemia atau
malabsorpsi. Terdapat empat komponen spesifik untuk penilaian nutrisi geriatri seperti
riwayat kunjungan ke ahli gizi, daftar makanan yang dikonsumsi dalam waktu 24 jam
terkhir, pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda inadekuat nutrisi atau konsumsi
yang berlebihan, serta tes laboratorium.
Pengelihatan

Penyebab tersering penurunan pengelihatan pada lansia termasuk presbiopi, glaukoma,


retinopati diabetikum, katarak, dan degenerasi makula berdasarkan usia. Pemeriksaan
dengan menggunakan oftalmoskopi perlu dilakukan pada pasien lansia.

Pendengaran

Presbikusis adalah tiga penyakit yang paling sering terjadi pada lansia di Amerika, setelah
hipertensi dan arthritis. Pemeriksaan audioskopi, pemeriksaan otoskopi, dan pemeriksaan
tes bisik diperlukan.
Inkontinensia Urin

Inkontinensia urin memiliki peranan penting yang berkaitan dengan ulkus decubitus,
sepsis, gagal ginjal, infeksi saluran kemih, dan meningkatnya kematian. Implikasi
psikososial pada inkontinensia termasuk hilangnya rasa percaya diri, Batasan terhadap
lingkungan social dan aktivitas seksual serta depresi. Penilaian inkontinensia urin meliputi
evaluasi dari intake cairan, medikasi, fungsi kognitif, mobilitas, dan operasi urologi
sebelumnya.
Keseimbangan dan Jatuh

Faktor risiko jatuh di rumah sakit memiliki kesamaan faktor risiko yang dijumpai
di panti jompo dan di masyarakat, misalnya gangguan keseimbangan atau gaya berjalan,
mobilitas berubah, riwayat jatuh, bertambahnya usia, gangguan kemampuan berpikir,
depresi, pusing/vertigo, hipotensi ortostatik, gangguan pengelihatan dan penggunaan obat
penenang. Kejadian jatuh di Amerika Serikat pada tahun 2002, terjadi pada orang berusia
lebih dari 65 tahun. Tujuan memahami risiko jatuh, pencegahan dan perlindungan adalah
untuk meningkatkan klinis dan kepuasan perawatan. Metode antisipasi lain yang
digunakan untuk memprediksi kondis jatuh dilakukan dengan menggunakan penilaian
risiko jatuh dilakukan dengan menggunakan penilaian risiko jatuh. Skala Hendrich Fall
Scale (HFS) dan Morse Falls Scale (MFS) merupakan bentuk assessment untuk antisipasi
risiko jatuh di rumah sakit pada pasien.
Kognitif dan Kesehatan Mental

Depresi

US preventive services task force (USPSTF) merekomendasikan pada lansia diharaokan


untuk dilakukan pemeriksaan skrining depresi. Beberapa alat untuk skrining depresi adalah
salah satunya dengan menggunakan Geriatric Depression Scale dan Hamilton Depression
Scale yang paling sering digunakan dan dapat diterima secara luas.
Demensia

Diagnosis awal demensia mengizinkan pasien untuk mendapatkan obat tepat waktu dan
membantu keluarga pasien untuk mempersiapkan segala yang akan terjadi di masa
mendatang. Selain itu dapat membantu manajemen dari gejala-gejala lain yang sering
berkaitan dengan derajat awal demensia, seperti depresi dan mudah tersinggung. Berikut
beberapa tes skrining yang ada untuk menilai disfungsi kognitif, meskipun demikian Mini
cognitive assessment instrument merupakan tes yang paling sering digunakan oleh para
dokter di layanan primer karena cepat, mudah, dan akurat.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Uji coba keefektifan biaya penilaian dan manajemen gero-oncologic akan menarik
setelah model layanan terkemuka telah menjadi sangat berpengalaman dan efisien. Praktek
CGA di pusat-pusat tersebut dapat memodifikasi dan memperluas komponen dasar dari
CGA tercantum dalam Tabel 1, mengintegrasikan campuran yang berbeda dari fisiologis,
fungsional, psikososial, dan kualitas kesehatan yang berhubungan dengan indikator hidup
yang sesuai untuk populasi yang ditargetkan. Penjelasan penilaian baru ini dan penerapan
mereka untuk memantau hasil klinis dan fungsional akan berharga. Perkembangan
pengobatan dan manajemen strategi yang efektif untuk populasi ini hanya dapat terjadi
dalam lingkungan penelitian klinis yang diperkaya tersebut.
Daftar Pustaka

1. Comprehensive Geriatric Assessment. Dariel Wieland, MD, MPH and Hirth, Victor, MD, MAH.
South Carolina : Cancer Control, 2003, Vol. 10.

2. http://ocw.tufts.edu/data/42/499797.pdf. http://ocw.tufts.edu. [Online] 2003. [Cited: Juli


21, 2017.]

3. The Geriatric Assessment. Bassem Elsawy, MD and Kim E. Higgins, DO. Texas : American
Family Physician, 2011, Vols. 83, number 1.

4. Penilaian Risiko Jatuh Lansia Menggunakan Pendekatan Hendrich Falls Scale dan Morse
Falls Scale. Dessy, Vivi Armany, Harmayetty and Widyawati, Ika Yuni. Surabaya : Jurnal Ners,
2013, Vol. 8 nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai