Anda di halaman 1dari 48

Laporan Kasus

Space Occupying Lesion


(SOL)

Disusun Oleh:
Mauliza Resky Nisa

Pembimbing
dr. Susanto Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN NEUROLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 
2016
STATUS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Cianjur
Agama : Islam
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : IRT
Tanggal Masuk RS : 19 Mei 2013
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Nyeri kepala

• Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala diseluruh bagian
kepala. Rasa nyeri timbul sejak 3 bulan yang lalu. Nyeri
dirasakan semakin bertambah saat berubah posisi dari duduk
ke berdiri. Telinga sebelah kanan juga dirasakan berdenging.
Os mengeluhkan pengelihatan berkurang. Os juga
mengeluhkan sering pingsang dalam 3 bulan ini dan tidak
kuat berdiri lama karena nyeri kepala akan timbul kembali.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien belum pernah menderita keluhan seperti ini
sebelumnya.
• Riwayat hipertensi ada ± 2 tahun 180 paling tinggi.
• Riwayat trauma ada.
• Riwayat DM tidak ada.
• Riwayat infeksi di telinga, hidung dan tenggorokan tidak ada.
• Riwayat terpapar radiasi tidak ada.
• Riwayat penurunan berat badan secara drastis disangkal.
• Riwayat menderita tumor 4 tahun lalu di daerah mammae
sebelah kiri.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat
penyakit yang sama.
• Tidak ada riwayat tumor dalam keluarga.
PEMERIKSAAN
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Tekanan darah :120/90 mmHg
• Denyut nadi :80 x/menit reguler, kuat angkat, isi cukup
• Jantung :HR : 80 x/mnt, irama teratur
• Paru :
Respirasi : 20x/mnt
Tipe : torakoabdominal
• Suhu :36,5o
• Keadaan Gizi :Kesan gizi baik
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Kepala : normocephal, tidak tampak ada trauma
• Mata : anemis -/-, ikterik -/-, funduskopi: papil edem
bilateral
• Hidung: normonasi, deviasi septum (-), sekret (-)
• Mulut: mukosa bibir kering (-), sianosis (-), lidah di tengah
• Telinga: normotia, sekret (-), tinitus (+)
• Leher: Pembesaran KGB (-), JVP meningkat (-)
• Thorax
– Jantung: ictus cordis tidak terlihat, gallop (-), murmur (-), irama teratur
– Paru: sonor kedua lapang paru, suara nafas vesikuler, vocal fremitus
tidak ada yang tertinggal
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen:
– Inspeksi: bentuk datar
– Perkusi : timpani
– Palpasi: NT epigastrium (-), lien dan hepar tidak
teraba
– Auskultasi: Bising usus normal 7x/menit
• Ekstremitas:
– Atas : Baik
– Bawah: hemiparese kanan
Status Neurologik
• Kesadaran: Composmentis
• Kontak : Baik
• Rangsang Meningeal:
– Kaku kuduk (-)
– Kuduk kaku (-)
– Laseigue dan kernig tidak terbatas
– Brudzinski I/II/III (-)
– Openheim (-)
– Gordon (-)
• N. I Olfaktorius

Hidung Kanan Hidung Kiri

Daya Pembauan
Normosmia Normosmia

• N.II (Opticus)
Mata kanan Mata kiri
Visus 0 0
Lapang Pandang - -
Funduskopi
1:3 1:3
a. Arteri : vena
Bentuk: Bulat Bentuk: bulat
b. Papil
Batas : tidak tegas Batas: tidak tegas
Warna : Abu-abu Warna: Abu-abu
• N.III (Oculomotorius)
Mata kanan Mata kiri
Ptosis (-) (-)
Pupil
Bulat Bulat
a. Bentuk
>3 mm >3mm
b. Diameter
c. Reflex Cahaya
(-) (-)
Direk
(-) (-)
Indirek

Gerak bola mata


Baik Baik
a. Atas
Baik Baik
b. Bawah
Baik Baik
c. Medial
Baik Baik
d. Medial atas
• N. IV (Throklearis)

Mata kanan Mata kiri


Posisi bola mata
(-) (-)
Strabismus/divergen
Gerakan bola mata
Baik Baik
Medial bawah
N.V (Trigeminus)

Kanan Kiri
Motorik
Baik Baik
Mengunyah
Membuka Mulut

Sensibilitas
Baik Baik
a. Cabang oftalmikus
Baik Baik
b. Cabang maksila
Baik Baik
c. Cabang mandibula

Reflex
(+) (+)
a. Kornea
(+) (+)
b. Bersin
(+) (+)
c. Jaw Jerk
N. VI (Abdusens)

Mata kanan Mata kiri


Posisi bola mata
(-) (-)
Strabismus konvergen
Gerakan bola mata ke arah Baik Baik
lateral

Kanan Kiri
N.VII (Facial)
Motorik
(-) (+)
a. Mengangkat alis
(-) (+)
b. Menyeringai

Sensorik
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
a. Daya kecap lidah
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2/3 depan
b. Sekresi air mata
N.VIII (Vestibulokoklearis)

Kanan Kiri
Pendengaran
(+) (+)
a. Test bisik
(+) (+)
b. Test Rinne
Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi
c. Test Weber
Normal Normal
d. Test Swabach

Keseimbangan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
a. Test Romberg
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
b. Test telunjuk-
hidung
N.IX (Glosofaringeus) dan N.X (Vagus)

Arkus faring Simteris kanan kiri


a. Pasif Baik
b. Gerakan aktif Baik

Uvula di tengah
Baik
a. Pasif
Baik
b. Gerakan aktif

Reflex muntah Tidak dilakukan


N. XI (Assesorius)

Kanan Kiri
Memalingkan kepala Baik Baik
Mengangkat bahu Baik Baik

N.XII (Hypoglosus)

Posisi lidah Lidah ditengah


Papil lidah Normal
Atrofi otot lidah -
Fasikulasi lidah -
MOTORIK

5 5
Kekuatan
0 5

Baik Baik

Tonus
Menurun Baik

Atropi - -

- -

Klonus
Kaki : -/-
Patella : -/-
Klonus
Kaki : -/-
Patella : -/-

 
SENSORIK
Nyeri : Ekstremitas Atas : normoalgesia
Ekstremitas Bawah : normoalgesia
Raba : Ekstremitas Atas : normostesia
Ekstremitas Bawah : hipestesia dextra
Suhu : Ekstremitas Atas : thermonormostesia
Ekstremitas Bawah: thermonormostesia
REFLEKS

Kanan Kiri Keterangan


Fisiologis
Biseps (+) (+) Refleks fisiologis DBN
Triseps (+) (+)
KPR (+) (+)
APR (+) (+)

Patologis
Babinski (+) (+) Refleks patologis Babinski
Chaddock (-) (-) positif ekstremitas kanan
dan kiri

Reflek primitif :
Palmomental (-) (-) Refleks primitif tidak ada
Snout (-) (-)
FUNGSI VEGETATIF
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
 
FUNGSI LUHUR
Tidak dilakukan

PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN
Laseque : tidak terbatas
Kernig : tidak terbatas
Patrick : -/-
Kontrapatrick : -/-
Bragard : -/-

 
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
– Pemeriksaan laboratorium darah rutin : Hb, Ht,
Leuko, trombosit
– Pemeriksaan laboratorium kimia darah dan
elektrolit
– Head CT Scan
Hasil Laboratorium
Kamis
19/05/16 Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Hematologi lengkap
- Hemoglobin 13,7 12-16 g/dL
- Hematokrit 40,5 37-47 %
- Eritrosit 4,98 4,2-5,4 10^6/μL
- Leukosit 6,2 4,8-10,8 10^3/μL
- Trombosit 374 150-450 10^3/μL
- MCV 81,4 80-94 fL
- MCH 27,5 27-31 pg
- MCHC 33,8 33-37 %
- RDW-SD 42,2 37-54 fL
- PDW 15,2 9-14 fL
- MPV 6,5 8-12 fL
Differential
- LYM% 16,7 26-36 %
- MXD% 2,1 0-11 %
- NEU% 80,6 40-70 %
Absolut
- LYM# 1,04 1,00-1,43 10^3/μL
- MXD# 0,12 0-1,2 10^3/μL
- NEU# 5,00 1,8-7,6 10^3/μL
- EOS# 0,02 0,02-0,05 10^3/μL
- BAS# 0,02 0,00-0,10 10^3/μL
Kimia Klinik
- Glukosa Rapid
91 <180 mg/dL
sewaktu
Elektrolit
- Natrium (Na) 140,4 135-148 mEq/L
- Kalium (K) 4,44 3,50-5,30 mEq/L
- Calcium ion 1,16 1,15-1,29 mmol/L
Senin
23/05/16
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Kimia Klinik
Glukosa Darah
mg%
- Glukosa Darah Puasa 131 70-110
Lemak
- Cholesterol Total 187 <200 mg/dL
- Cholesterol HDL 44,9 >50 mg%
- Cholesterol LDL 102,1 <130 mg%
- Trigliserida 200 <150 mg%
Fungsi Hati
- AST (SGOT) 26 15-37 U/L
- ALT (SGPT) 58 14-59 U/L
Fungsi Ginjal
- Ureum 30,9 10-50 mg%
- Kreatinin 0,7 0,5-1,0 mg%
- Asam Urat 3,70 2,4-5,7 mg%
DIAGNOSIS KERJA

• DIAGNOSIS KLINIS : SOL, Cephalgia


• DIAGNOSA BANDING :
• Pseudotumor cerebri
• Brain metastase
 DASAR DIAGNOSIS
• Dasar Diagnosis Klinis
– Pada pasien didapatkan gambaran klinis peningkatan tekanan intra
kranial berupa cephalgia dan kelemahan pada ekstremitas
unilateral.
• Dasar Diagnosis Banding
– Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan
tekanan intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang
progresif.
– Setiap proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di
atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan
beberapa hal berikut :
• Pseudotumor serebri
• Brain metastase
Dasar Usulan Pemeriksaan Penunjang
– CT Scan dengan kontras
– MRI
– Biopsi jaringan
– EEG
PENATALAKSANAAN
a. Umum
– Kontrol tanda vital
– Bed rest
– Pemberian nutrisi peroral sesuai kebutuhan kalori pasien
– Simptomatis
b. Khusus
– IVFD RL 20 tpm
– Inj. Dexametason 4 x 2 amp IV
– Inj. Ranitidin 50 mg 3 x 1 amp IV
Resume Anamnesis
• Ny. N, usia 40 tahun, datang dengan keluhan nyeri kepala
diseluruh bagian kepala. Rasa nyeri timbul sejak 3 bulan
yang lalu. Nyeri dirasakan semakin bertambah saat
berubah posisi dari duduk ke berdiri. Telinga sebelah
kanan juga dirasakan berdenging. Os mengeluhkan
pengelihatan berkurang. Os juga mengeluhkan sering
pingsang dalam 3 bulan ini dan tidak kuat berdiri lama
karena nyeri kepala akan timbul kembali. Os mengatakan
pernah menjalani mastektomi 4 tahun yang lalu. Riwayat
HT ±2 tahun. Riwayat DM disangkal
RESUME PEMERIKSAAN
STATUS GENERALIS
• Keadaan umum : baik
• Kontak : baik
• Kesadaran : Composmentis
• Tekanan darah : 110/80 mmHg
• Fungsi luhur : Normal
• Rangsang meningeal : Kaku kuduk (-), L/K (-/-), B I/II/III (-), P (-/-), KP (-/-)
• Saraf otak : papil edem (+) bilateral
• 5 5
• Motorik: 0 5

• Sensorik : hipestesi ektremitas bawah dextra


• Koordinasi : normal
• Vegetatif : normal
• Refleks fisiologis : normal
Refleks patologis : Refleks Babinski (+/+)
Follow Up
Hari/Tgl S O A P
Sabtu • Tidak dapat KU: Sakit sedang Suspect IVFD RL 20 tpm,
21/05/16 melihat Kesadaran: CM SOL + dexametason 4 x 2
•Tidak bisa tidur Kontak: Baik Hipertensi IV
•Nyeri kepala TD: 160/110 tidak Ranitidin 3 x 1 IV
seperti ditekan mmHg terkontrol
•Mata sebelah N: 84x/menit
kanan burem RR: 24x/menit
•Sulit BAB S: 36,40C
RM: KK(-), L/K
tidak terbatas,
SO: pupil bulat
isokor diameter
>3mm, RCL -/-,
RCTL -/-, GBM
baik ke segala
arah, wajah
simetris, lidah di
tengah
Hari/Tgl S O A P
Sabtu M:
21/05/16 5 5

S/V/FL: 0 5
Hipestesi
extremitas
bawah sinistra/
baik/ sulit dinilai
RF: BTR +/+, KPR
+/+, APR +/+
RP: Babinski -/-,
Chaddock -/-
Pemeriksaan
funduskopi
didapatkan papil
edema bilateral
Hari/Tgl S O A P
Senin •Tidak dapat KU: Baik Suspect IVFD RL 20 tpm,
23/05/16 melihat Kesadaran: SOL + dexametason 4 x 2
•Tidak bisa tidur Awake, CM Hipertensi IV
•Mual (+) Kontak: Baik tidak Ranitidin 3 x 1 IV
•Sulit BAB TD: 160/100 terkontrol
mmHg
N: 74x/menit
RR: 19x/menit
S: 36,20C
RM: KK(-), L/K
tidak terbatas,
SO: pupil bulat
isokor diameter
>3mm, RCL -/-,
RCTL -/-, GBM
baik ke segala
arah, wajah
simetris, lidah di
tengah.
Hari/Tgl S O A P
M:
5 5

S/V/FL: 3 5
Hipestesi
extremitas
bawah sinistra/
baik/ sulit dinilai
RF: BTR +/+, KPR
+/+, APR +/+
RP: Babinski -/-,
Chaddock -/-
Pemeriksaan
funduskopi
didapatkan papil
edema bilateral .
Hari/Tgl S O A P
Rabu •Tidak dapat KU: Sakit sedang Suspect IVFD RL 20 tpm,
25/05/16 melihat Kesadaran: CM SOL + dexametason 4 x 2
•Tidak bisa tidur Kontak: Baik Hipertensi Ranitidin 3 x 1 IV
•Nyeri kepala pada TD: 160/110 tidak Cefotaxime 3 x 1 IV
bagian belakang mmHg terkontrol
seperti ditekan N: 84x/menit
•Telinga RR: 24x/menit
berdenging S: 36,40C
•Mata sebelah RM: KK(-), L/K
kanan burem tidak terbatas,
•Sulit BAB SO: pupil bulat
isokor diameter
>3mm, RCL -/+,
RCTL -/-, GBM
baik ke segala
arah, wajah
simetris, lidah di
tengah.
Hari/Tgl S O A P
M:
5 5

S/V/FL: 3 5
Hipestesi
extremitas
bawah sinistra/
baik/ sulit dinilai
RF: BTR +/+, KPR
+/+, APR +/+
RP: Babinski -/-,
Chaddock -/-
Pemeriksaan
funduskopi
didapatkan papil
edema bilateral .
Kamis
26/05/16

Pasien di Rujuk ke RSHS


Analisis Masalah
1. Mengapa pada pasien ini di diagnosa SOL?
2. Apa saja faktor risiko terjadinya tumor?
3. Mengapa bisa terjadi papil edem?
4. Bagaimana penatalaksanaannya?
Pembahasan Masalah
Definisi

Tumor otak dalam pengertian umum berarti


benjolan, dalam istilah radiologisnya disebut lesi
desak ruang/ Space Occupying Lesion (SOL).

Neoplasma sistem saraf pusat umumnya menyebabkan suatu


evaluasi progresif disfungsi neurologis.

Gejala yang disebabkan oleh tumor yang pertumbuhannya


lambat akan memberikan gejala yang perlahan munculnya,
sedangkan tumor yang terletak pada posisi yang vital akan
memberikan gejala yang muncul dengan cepat.
ETIOLOGI
Sering terjadi akibat
peningkatan umum
cairan di otak
diakibatkan oleh
vasodilatasi atau
Diffuse edema yang
kemudian
meningkatan
Terjadi akibataliran
abses
darah di serebrum.
serebral, hematoma,
Etiologi atau neoplasma. Lesi
Space Occupying Lesion menyebar ekstrinsik
seperti hematoma
subdural dan
meningioma juga
Fokal
meningkatkan
tekanan pada kavitas
otak dan disebut
sebagai space-
occupying lesion.
FAKTOR RISIKO

1. Riwayat trauma kepala


2. Usia
3. Jenis kelamin
4. Faktor genetik
Faktor Risiko 5. Paparan zat kimia yang
bersifat karsinogenik
(merokok, minum alkohol)
6. Virus tertentu
7. Defisiensi imunologi
8. Kongenital
•Jinak
KLASIFIKASI • Acoustic neuroma
• Meningioma
• Pituitary adenoma
• Astrocytoma (grade
Jenis 1)
•Malignan
• Astrocytoma (grade
•Tumor Intradural
2,3,4)
Klasifikasi Tumor • Oligodendroglioma
Ekstramedular
• Apendymoma
Meningioma
• Medullublastoma
Intramedural
• Apendimoma
Lokasi • Astrocytoma
• Oligodendroglioma
• Hemangioblastoma
•Tumor Ekstradural
merupakan metastase
dari lesi pertama
Gejala Klinis
GEJALA KLINIS TERBAGI MENJADI 3:

Gejala klinis
umum

Gejala klinis lokal

False localizing
sign
Patofisiologi Papil Edema
Papiledema adalah pembengkakan papil
saraf optik akibat dari peningkatan tekanan
intrakranial.
Grade I Grade II
Fundus Normal
Rongga subarakhnoid otak berhubungan dengan saraf
optik. Oleh sebab itu bila terjadi peningkatan tekanan
Papil edema terbagi
intrakranial,
menjadipenigkatan
4 tahap: tersebut akan diteruskan ke
saraf optik sebagai torniquet mengganggu transportasi
aksoplasmik.

Grade III
Grade IV
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksaan pada Space-occupying lesion (SOL) adalah
untuk mengobati penyebab atau etiologi lesi, menurunkan
tekanan intrakranial, mengurangi gejala-gejala dan mengurangi
komplikasi penyakit.

•Pemberian antikonvulsi
Simptomatik •Pemberian Steroid

Etiologik •Complete removal


(pembedahan) •Partial removal
Daftar Pustaka
1. Wahjeopramono, EJ. Tumor Otak. Jakarta : FK Pelita Harapan, 2006.
2. Ropper, AH dan Brown, RH. Intracranial Neoplasm and Paraneoplastic Disorder in Adam;s
and Victor's Principles of Neurology 8th edition. Intracranial Neoplasm and Paraneoplastic
Disorder in Adam;s and Victor's Principles of Neurology 8th edition. USA : Mc Graw Hill,
2005.
3. Kleinberg, LR. Brain Metastasis A Multidiciplinary Approach. New York : Demos Medical.
4. Wilkinson, I dan Lennox, G. Brain Tumor in Essential neurology 4th edition. USA :
Blackwell Publishing, 2005.
5. Sindroma Foster Kennedy. Indraswati, Erni dan Suhartono, Gatot. No. 2, Surabaya : Jurnal
Oftamologi Indonesia, 2008, Vol. Vol. 6. 1693-2587.
6. Butt, ME, et al. Intracranial Space Occupying Lesion. India : Neurosurgery, 2005.
7. Management of Intracranial Hypertension. Castillo, LR, Gopinath, S dan Robertson, CS.
s.l. : Neurol Clin, 2008.
8. Manaya, Dr. Andal. www.news-medical.net/health/Brain-cancer-diagnosis-
(Indonesian).aspx. www.news-medical.net. [Online] 22 May 2012. [Dikutip: 31 May 2016.]
9. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengemabangan Kesehatan
Kemeterian Kesehatan RI, 2013.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai